KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Anak di SD, yang membahas tentang Hakikat Pendidikan di SD dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Siswa SD. Ungkapan terima kasih kami kepada Bapak Rio Erwan Pratama, S.Pd. selaku tutor pembimbing, karena tugas makalah ini bisa selesai tidak terlepas dari bimbingan dan pengarahan beliau. Ungkapan terima kasih kami kepada seluruh teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan kita. Dan bermanfaat bagi siapa saja yang membaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik.
Belitang, 31 Maret 2019
Penulis.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii BAB I................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1 1.3 Tujuan ................................................................................................... 1 BAB II .............................................................................................................. 2 PEMBAHASAN............................................................................................... 2 2.1 Hakikat Pendidikan di SD .................................................................... 2 2.2 Perkembangan kognitif anak usia siswa SD ......................................... 5 BAB III ............................................................................................................. 12 PENUTUP ........................................................................................................ 12 3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 12 3.2 Saran ..................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang khususnya dunia pendidikan, sudah sangat membutuhkan peran psikologi untuk pembelajaran yang efektif. Karena pengetahuan, pemahaman dan pengalaman anda tentang pendidikan di SD senantiasa perlu diperbaharui dan diperkaya, mengingat ilmu dan konsep tentang pendidikan di SD adalah hasil pemikiran manusia yang bersifat dinamis, berubah-ubah pengaruh situasi dan kondisi kehidupan umat manusia pada umumnya. Perkembangan anak terutama pada anak usia Sekolah Dasar sangat mempengaruhi bakat, kreativitas dan kecerdasan intelektualnya. Oleh karena itu, peran guru sangat penting dalam dunia pendidikan untuk mendampingi proses tumbuh kembang seorang anak. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Apa hakikat pendidikan di SD? 2. Bagaimana prinsip-prinsip pendidikan di SD? 3. Apa tahap-tahap perkembangan kognitif anak di SD? 4. Faktor-faktor apa saja yang mepengaruhi bakat dan kreativitas anak usia SD? 1.3 Tujuan Makalah ini dibuat untuk memberi sumbangan pemikiran kepada pendidik. Oleh sebab itu dalam penyajiannya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pendidik tentang Hakikat Pendidikan di SD serta Perkembangan Kognitif Anak Usia SD.
3
BAB II PEMBAHASAN 2.1 HAKIKAT PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR (MODUL 1) KB.1 DEFINISI PENDIDIKAN Menurut
Driyarkara
(1980)
menyatakan
bahwa
pendidikan
adalah
proses
memanusiakan manusia muda. Dalam kamus internasional pendidikan (international Dictionary of Education) memiliki 3 ciri : 1. Proses pengembangan kemampuan,sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana dia hidup. 2. Proses sosial, dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol. 3. Proses pengembangan pribadi atau watak manusia Sedangkan menurut G. Thompson menyatakan bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap di dalam kebiasaan-kebiasaan,pemikiran,sikap-sikap dan tingkah laku. Crow dan crow (1960) mengemukakan : harus diyakini bahwa fungsi utama pendidikan adalah bimbingan terhadap individu dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga dia memperoleh kepuasan dalam seluruh aspek kehidupan pribadi dan kehidupan sosialnya. Ciri atau unsur umum dalam pendidikan yaitu: 1. Pendidikan harus memiliki tujuan, yang pada hakikatnya adalah pengembangan potensi individu yang bermanfaat bagi kehidupan pribadinya maupun bagi warga Negara/warga masyarakat lainnya. 2. Untuk mencapai tujuan pendidik perlu melakukan upaya yang disengaja dan terencana yang meliputi upaya pembimbingan,pengajaran dan pelatihan. 3. Kegiatan tersebut diwujudkan di dalam lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat yang lazim disebut dengan pendidikan formal, informal dan nonformal. Tilaar
(1999:28)
merumuskan
hakikat
pendidikan
sebagai
suatu
proses
menumbuhkembangkan eksistensi peserta-didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal,nasional dan global. Rumusan hakikat pendidikan tersebut memiliki komponen-komponen sebagai berikut : 1. Pendidikan merupakan suatu proses yang berkesinambungan. 2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia. 3. Eksistensi manusia yang memasyarakat.
4
4. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi waktu dan ruang. No 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 diyantakan pendidikan sebagai “ .... usaha sadar untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya utuk memiliki kekuatan spiritual,keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya,masyarakat bangsa dan Negara” Jika dikaji lebih mendalam : 1. Pendidikan itu merupakan usaha sadar artinya tindakan mendidik bukan merupakan tindakan yang bersifat refleks atau spontan tanpa tujuan dan rencana yang jelas. 2. Paradigma baru praktek pendidikan yang lebih serampangan atau asal-asalan. 3. Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang efektif menjadi fokus utama proses pendidikan. 4. Anak harus aktif, artinya bukan hanya mendengarkan saja melainkan harus lebih banyak bertanya. 5. Tujuan pendidikan adalah menumbuhkembangkan pribadi-pribadi yang beriman dan bertaqwa, beraklak mulia. Sekolah dasar menurut Waini Rasyidi (1993) pada hakikatnya merupakan satuan atau unit lembaga sosial (social institution) yang diberi amanah atas tugas khusus oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan dasar secara sistematis. Dengan demikian sebutan sekolah dasar merujuk pada satuan lembaga sosial yang diberi amanah spesifik oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan dasar selama 6 tahun untuk dilanjutkan pada sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) selama 3 tahun.
KB2 : TUJUAN PENDIDIKAN Tujuan pendidikan di SD dapat diuraikan seperti berikut : 1. Memberikan bekal kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Menurut Said Hamid Hasan (1989) mengemukakan bahwa keterampilan dasar yang diakui secara universal adalah membaca,menulis dan berhitung. Keterampilan dasar ini diperlukan dan harus sama baiknya untuk seseorang yang akan bekerja maupun untuk mereka yang akan melanjutkan studi. 2. Memberikan kemampuan dan keterampilan dasar (intelektual,sosial,moral dan emosional) yang bermanfaat bagi kehidupan siswa sesuai dengan tingkat perkembanganya. 3. Mempersiapkan anak untuk mengikuti pendidikan di SMP/MTs
5
KB3 : FUNGSI PENDIDIKAN DI SD Para pakar pendidikan bependapat bahwa fungsi pendidikan adalah : 1. Fungsi individualisasi Merujuk pada suatu proses dalam interaksi sosial dimana tingkah laku seseorang diarahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri tanpa menghiraukan kebutuhan dan keberadaan orang lain. 2. Fungsi Sosialisasi Untuk mengembangkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Dengan fungsi ini pendidikan yang diselenggarakan harus selalu mendorong dan mengondisikan anak didik untuk melakukan apa yang disebut dengan belajar sosial. 3. Fungsi Nasionalisasi Bahwa pendidikan harus mendidik anak untuk menjadi warga Negara yang baik, dengan fungsi ini pendidikan harus mengembangkan kesadaran,kecintaan kebanggaan setiap anak didik untuk menjadi warga Negara Kesatuan RI. 4. Fungsi Humanisasi Pendidik berkewajiban untuk menumbuhkembangkan anak untuk menjadi bagian dari umat manusia di dunia tanpa harus rikuh dengan perbedaan suku,ras dan agama. Menurut Umar Tirtarahardja dan La Sula (1995) mengemukakan fungsi pendidikan sebagai berikut : 1. Trasformasi budaya, 2. Pembentukan pribadi, 3. Penyiapan warga masyarakat dan warga Negara, 4. Menyiapkan tenaga kerja.
Fungsi pendidikan di SD adalah: 1. Fungsi pembentukan dan pengembangan dasar kepribadian anak. 2. Fungsi pendidikan di SD adalah menyampaikan warga masyarakat dan warga Negara RI yang baik. 3. Transformasi budaya. 4. Funsi Trasisional
KB 4 : PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN DI SD Sunaryo Kartadinata (1996) menjelaskan prinsip-prinsip perkembangan siswa SD dan kesepadananya dengan prinsip-prinsip pendidikan SD.
6
Prinsip-prinsip perkembangan adalah sebagai berikut: 1. Perkembangan adalah proses yang tak pernah berakhir oleh karena itu pendidikan atau belajar merupakan proses sepanjang hayat. 2. Setiap anak bersifat individual dan berkembang delam percepatan individual. 3. Semua aspek perkembangan saling berkaitan. 4. Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan. Aspek perkembangan sosial-emosional dan moral, prinsip-prinsip praktis yang relevan adalah sebagai berikut : a. Guru perlu mengetahui pentingnya pengembangan hubungan kelompok yang positif serta mengembangkan kesempatan dan dukungan bagi kerja sama kelompok yang tidak sekedar mengembangkan ranah kognitif tetapi juga meningkatkan interaksi sebaya. b. Untuk mengembangkan perasaan mampu (kompeten) ini,anak usia sekolah dasar perlu memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang diakui oleh dasar budayanya sebagai suatu yang penting terutama kecakapan membaca,menulis dan berhitung. c. Guru dan orang tua perlu membantu anak menerima kata hatinya dan memperoleh kemampuan mengendalikan diri.
2.2 PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA SD (MODUL 2) KB1 : KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DI SD A. Perkembangan Kognitif Anak SD Santrock, 2002 perkembangan anak terbagi atas beberapa tahap dengan rentang usianya, seperti : 1.Tahap Sensori Motor (Lahir-2 Tahun) Pada awal tahap sensorimotor gerak anak banyak didominasi oleh gerak atau pola refleks. Pada akhir tahap ini, yaitu 2 tahun pola sensorimotor anak sudah lebih rumit dan memungkinkan anak mulai mengunakan simbol. Tahap sensori motor adalah internalisai dari skema, fungsi mental anak berubah menjadi simbolis dan anak mengembangkan kemampuan untuk menggunkaan simbol pararagraf. 2.Tahap Praoprasional (2-7 Tahun) Perkembangan kognitif diusia ini ditandai dengan perkembangan bahasa yang sistematis. Anak sudah mampu menirukan perilaku yang dilihatnya. Tahap ini terdiri dari 2 subtahapan yaitu :
7
a. Fungsi simbolik (2-4 tahun) anak mencapai kemampuan untuk merepresentasikan secara mental objek yang sesungguhnya tidak ada. Coretan anak dikertas menunjukkan gambar orang,awan,mobil contoh simbolik di usia ini adalah bahasa. Dalam berpikir praoperasional masih egosentris, Artinya masih berdasarkan sudut pandangnya saja tidak bisa berdasarkan sudut pandang orang lain. b. Pemikiran intuitif (4-7 tahun) Anak mulai mengunakan penalaran primitifnya dan ingin mengetahui jawaban dari semua pertanyaan. 3.Tahap Operasioanal Konkret ( 7-11 Tahun) Pada tahap ini anak sudah tidak berpikir egosentris lagi, anak sudah bisa memperhatikan lebih dari satu dimensi. 4.Tahap Formal Opersional (> 11 Tahun) Pemikiran pada tahap ini lebih abstrak. Anak sudah memasuki remaja awal. Berfikir formal operasional mempunyai dua sifat penting yaitu : a. Deduktif-hipotesis: Dalam menyelesaikan masalah anak akan berpikir dulu secara teoritis kemudian menganalisis masalahnya melalui penyelesaian hipotesis yang ada. b. Berpikir kombinatoris: Anak yang berpikir formal operasioanl terlebih dahulu akan membuat berbagai kombinasi atau alteranatif yang memungkinkan penyelesaian masalahnya.
KB 2 : BAKAT DAN KREATIFITAS ANAK USIA SD A. PENGERTIAN BAKAT Utami munandar (1987) bahwa bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Sarwono (1986) bahwa bakat adalah kondisi didalam diri seseorang yang memungkinkan dengan suatu latihan khusus mencapai kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Maka dapat disimpulkan bahwa bakat merupakan potensi yang ada dalam diri seseorang yang perlu dilatih dan dikembangkan karena tanpa latihan dan pengembangan maka bakat yang ada dalam diri seseorang tidak akan terwujud. B. BAKAT SEBAGAI POTENSI YANG DAPAT DIKEMBANGKAN Menurut Utami Munandar (1987) ada beberapa faktor yang menentukan sejauh mana bakat anak dapat terwujud .faktor tersebut adalah : 1. Faktor dalam diri anak 2. Faktor keadaan lingkungan anak
8
C. PENGERTIAN KREATIVITAS Kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru,berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada. D. HUBUNGAN KREATIVITAS DENGAN KECERDASAN Dari penelitian Utami Munandar menunjukkan bahwa hasil studi korelasi dan analisis faktor membuktikan tes kretivitas sebagai dimensi fungsi kognitif yang relatif bersatu, yang dapat dibedakan dari tes intelegensia. E. BELAJAR DAN BERPIKIR KREATIF 1. Menciptakan lingkungan di dalam kelas yang merangsang belajar kreatif a. Memberikan pemanasan b. Pengaturan fisik atau ruang kelas c. Kesibukan didalam kelas d. Guru sebagai fasilitator 2. Mengajukan dan mengundang pertanyaan 3. Memadukan perkembangan kognitif (berpikir) dan Afektif (sikap dan perasaan) a. Ciri kemampuan berpikir kreatif 1) Keterampilan berpikir lancar 2) Keterampilan berpikir luwes 3) Keterampilan berpikir orisinal 4) Keterampilan memerinci 5) Keterampilan menilai. b. Ciri afektif 1) Rasa ingi tahu 2) Bersifat imaginative (membayangkan hal yang belum terjadi) 3) Merasa tertantang oleh kemajemukan 4) Sifat berani mengambil resiko 5) Sifat menghargai c. Menggabungkan pemikiran divergen dan pemikiran konvergen Pemikiran konvergen yang menuntut siswa mencari jawaban tunggal yang paling tepat berdasarkan informasi yang diberikan. Sedangkan pemikiran divergen menuntut siswa untuk mencari jawaban sebanyak mungkin.
9
F.
FAKTOR-FAKTOR
YANG
BERPENGARUH
DAN
SUMBER-SUMBER
KREATIVITAS YANG PERLU DIKEMBANGKAN Arasteh (dalam Hurlock, 1978) mengemukakan adanya masa-masa kritis dalam perkembangan kreativitas. Hal ini perlu diketahui karena dapat menghalangi perkembangan kreativitas anak. Masa-masa kritis tersebut adalah usia 5 sampai 6 tahun, 8 sampai 10 tahun, 13-15 tahun, 17-19 tahun. 1. Usia 5 sampai 6 tahun, Sebelum anak siap masuk sekolah, anak diajarkan untuk menerima apa yang ditetapkan oleh tokoh otoriter,mematuhi aturan dan keputusan orang dewasa dilingkungan rumahnya. 2. Usia 8 sampai 10 tahun. Masa ini merupakan masa dimana ada kebutuhan untuk dapat diterima sebagai anggota dalam kelompok teman sebayanya. Agar bisa diterima kelompoknya.
KB 3 : PERAN KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA ANAK SD A. KECERDASAN INTELEKTUAL Utami munandar (1986) mengemukakan bahwa kecerdasan intelektual dapat dirumuskan sebagai kemampuan untuk: 1. Berpikir abstrak 2. Menangkap hubungan-hubungan dan untuk belajar 3. Menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru 1. Konsep IQ Didunia psikologi, inteligensi seseorang biasanya dinyatakan dalam suatu skor yang dikenal dengan koefisien inteligensi atau IQ (Intelligence quotient) . Pengolongan inteligensi dari Wechsler : IQ
Klasifikasi
% dalam populasi
130 – ke atas
Sang superior
2.2
120 - 129
Superior
6.7
110 – 119
Di atas rata-rata
16.1
90 – 109
Rata-rata
50.0
80 – 89
Dibawah rata-rata
16.1
70 - 79
Perbatasan
6.7
Dibawah 70
Cacat mental
2.2
10
2. Struktur intelektual dari Guilford Guilford (dalam Cohen,1999) mengemukakan suatu model struktur intelektual yang dapat digambarkan sebagai suatu kubus yang terdiri dari 3 dimesi intelektual. Model struktur ini menggambarkan keragaman kemampuan intelektual manusia yang sekaligus dapat mengklasifikasikan dan menjelaskan seluruh aktivitas mental manusia. Aktivitas mental dapat diklasifisikan sebagai berikut: a. Operasi intelektual menunjukkan macam proses pemikiran yang berlangsung. Operasi inteltual meliputi kognisi,ingatan,berpikir divergen, berpikir konvergen dan evaluasi. b. Isi intelektual menunjukkan macam materi yang digunakan. Termasuk didalamnya adalah figural,simbolik,semantik dan perilaku. c. Produk menunjukkan hasil dari operasi (proses) tertentu yang diterapkan pada isi tertentu. Termasuk didalamya unit,kelas,hubungan,sistem, tranformasi, implikasi.
B. KECERDASAN EMOSIONAL 1. Pengertian kecerdasan Emosional. Golemen (1995)
dalam bukunya working with emotional intelligence sebagai
kapasitas untuk mengenal perasaan kita sendiri dan ornag lain, untuk memotivasi diri kita dan untuk mengatur emosi dalam diri kita dalam hubungan kita dengan orang lain. 5 norma dari kecerdasan emosional, sebagaimana yang diringkas oleh Salovey berdasarkan pandangan inteligensi pribadi dari Gardner : a. Pengenalan emosi diri b. Mengendalikan emosi c. Memotivasi diri sendiri d. Mengenali emosi orang lain e. Mengendalikan hubungan dengan orang lain 2. Konsep EQ yang berbeda dari IQ Salovey dan Mayer (dalam Saphiro,1997) menyebutkan EQ ( emotional quotient) sebagai persamaan dari kecerdasan emosional namun hal ini tidak berarti EQ diukur oleh suatu alat ukur sebagaiman halnya IQ, Goleman dan Saphiro mengemukakan bahwa sesungguhnya EQ tidak berlawanan dengan IQ atau kecerdasan kognitif. Saphiro menyatakan perbedaan penting antara IQ dan EQ adalah peran faktor bawaan pada EQ tidak terlalu menonjol.
11
C. PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN IQ DAN EQ 1. Menyadari Emosi Anak 2. Mengakui emosi sebagai peluang untuk kedekatan dan mendidik 3. Mendengarkan dengan Empati dan meneguhkan perasaan anak 4. Menolong anak memberi nama Emosi dengan kata-kata 5. Menentukan batas-batas sambil membantu anak memecahkan masalah
D. PERAN IQ DAN EQ DALAM KEBERHASILAN BELAJAR SISWA Pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak yang mempengaruhi reaksi seketika untuk mengatasi masalah. Sehingga emosi yang cerdas akan mempengaruhi tindakan anak dalam mengatasi masalah, mengendalikan diri, semangat, tekun serta mapu memotivasi diri sendiri.
E. CIRI-CIRI SISWA DENGAN KECERDASAN EKSTREM Menurut Wechsler yang dimaksud dengan siswa yang memiliki kecerdasan ekstrem adalah siswa yang memiliki tingkat kecerdasan kurang/rendah, yang biasa dikenal dengan keterbelakangan mental dan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi, yang dikenal dengan berbakat secara intelektual/keberbakatan. Ciri-ciri siswa kecerdasan ektrem antara lain: 1.Keterbelakangan mental Berdasarkan
tingkat
keparahan
masalahnya,
keterbelakangan
mental
dapat
digolongkan dalam 4 klasifikasi berikut ini: Klasifikasi
Rentangan IQ
Ringan
52-67
Menengah
36-51
Berat
20-35
Parah
Di bawah 20
2. Ciri-ciri anak keterbelakangan mental a. Keterbelakan mental ringan sering disebut sebagai mampu didik. Mereka tidak memperlihatkan kelianan fisik yang mencolok walupun perkembangan fisiknya sedikit agak lambat daripada rata-rata anak seusia mereka. b. `Keterbelakangan mental menegah biasanya disebut dengan mampu latih dimana mereka dapat dilatih untuk beberapa ketrampilan tertentu, perkembanganya lambat setara dengan anak prasekolah dan tidak dapat menguasai keterampilan akademik.
12
c. Keterbelakangan mental berat, mereka memperlihatkan banyak masalah d. Keterbelakangan mental parah. Memilik masalah yang serius, baik menyangkut kondisi fisik, inteligensia serta program pendidikan yang tepat bagi mereka.
3. Ciri-ciri anak berbakat a. Kelancaran berbahasa b. Rasa ingin tahu bersifat pengetahuan c. Kemampuan berpikir kritis d. Kemampuan bekerja mandiri e. Ulet f. Rasa tanggung jawab terhadap tugas g. Tingkah laku yang terarah pada tujuan h. Cermat dalam mengamati i. Sering mengungkapkan gagasan j. Senang membuat benda / barang baru.
13
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Pemahaman yang baik tentang hakikat pendidikan di SD akan memperkaya wawasan dan memantapkan kepercayaan diri Anda karena Anda memiliki pegangan yang kuat dalam melakukan berbagai upaya pendidikan di sekolah Anda. Hakikat pendidikan bukan hanya merubah anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, tetapi mendidik dan membangun karakter baik yang ada pada anak tersebut. Perkembangan kognitif anak usia SD sangat mempengaruhi bakat, kreativitas dan kecerdasan intelektualnya. Menurut (Santrock, 2002) perkembangan kognitif anak sebagai berikut: 1. Tahap Sensori Motor (Lahir-2 Tahun) 2. Tahap Praoperasional (2-7 Tahun) 3. Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun) 4. Tahap Formal Operasional (>11 Tahun)
3.2 SARAN Setelah kita mempelajari materi tentang hakikat pendidikan di SD dan perkembangan kognitif anak usia siswa SD, akan memperkaya wawasan dan memantapkan kepercayaan diri kita karena telah memiliki pegangan yang kuat dalam melakukan berbagai upaya pendidikan di sekolah, selain itu kita lebih mampu memahami karakteristik anak sesuai dengan tahapantahapan usia anak sekolah dasar.
14
DAFTAR PUSTAKA
Taufiq, Agus dkk. (2015) Pendidikan Anak di SD. Tangerang Selatan: Universitas terbuka.
15