Makalah Eor.docx

  • Uploaded by: Chiva
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Eor.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,577
  • Pages: 10
BAB I PENDAHULUAN

Kondisi migas Indonesia pada saat dapat digambarkan sebagai berikut; jumlah cadangan minyak terbukti (proven reserves) sebesar 3.36 juta barrels oil atau 0.2% dari total minyak dunia (1,684 milyar barrel), dan diprediksikan akan habis dalam 11 tahun. Sedangkan cadangan gas terbukti (proven reserves) sebanyak 103 triliun SCF atau 1.6% dari total gas dunia (6,559 TSCF), dan diprediksikan akan habis dalam 40 tahun. Produksi minyak terus menurun dan bahkan jatuh ke titik yang paling rendah sejak tahun 1970. Di tahun 2016, Indonesia hanya memproduksi 55% dari konsumsi minyaknya, dibandingkan dengan surplus minyak di tahun 2002. Sedangkan konsumsi minyak meningkat dua kali, menjadi dua kali lipat selama 20 tahun terakhir. Sementara dalam produksi gas dunia, berkebalikan dengan kondisi ketersediaan minyak, Indonesia menempati peringkat ke 10 dengan cadangan 102 TCF di tahun 2016. Indonesia turun dari exportir LNG (Liquid Natural Gas) terbesar sedunia di tahun 2005. Fasilitas LNG Indonesia saat ini ada di Bontang, Kaltim; Tangguh, Papua Barat dan Donggi Senoro, Sulawesi. Salah satu solusi kelangkaan minyak di Indonesia adalah dengan cara meningkatkan recovery migas. Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan, antara lain untuk jangka waktu pendek dengan melakukan workover dan well services; untuk jangka waktu menengah, dengan metode EOR; sedangkan untuk jangka waktu panjang, melalui cara eksplorasi. Kegiatan eksplorasi tentunya lebih menantang serta lebih mahal. Pada tahapan awal produksi (primary recovery), setidaknya sekitar 1530% minyak di reservoirs yang dapat diproduksikan secara natural flow serta artificial lift, selanjutnya produksi minyak dapat ditingkatkan melalui teknik EOR yang merupakan tertiary recovery dimana produksi dapat ditingkatkan hingga mencapai 40-70%. Menurut Society of Petroleum Engineers, EOR diklasifikasikan antara lain: Thermal (steam, hot water dan insitu combustion), Gas Injection (CO2, Hydrogen dan Nitrogen/Fuel), Chemical (alkaline, surfactant d an polymer) serta metode yang lainnya (microbial, acoustic dan electromagnetic).

1

Menurut data yang diperoleh dari SKK Migas (satuan kerja khusus pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi), metode EOR yang saat ini sedang fokus dikembangkan adalah dengan menggunakan metode injeksi Surfactan, Thermal dan CO2. Dari 136 lapangan tua yang ada di Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 55 BBO unrecoverable minyak, dengan potensi penambahan produksi sebesar 4.6 BBO. Dalam periode 2016 hingga 2015 diperkiraan terdapat 34 lapangan yang diprioritaskan untuk implementasi EOR dengan potensi incremental sebesar 2,7 BBO. Tantangan yang ditemui dalam menerapkan EOR di Indonesia adalah sebagai berikut. 1. Regulasi  Ketidakpastian hukum, ketidakpastian pembaruan kontrak, kesulitan dalam lisensi, perubahan kebijakan dan tidak adanya investasi untuk keamanan  Kurangnya komitmen dari KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) untuk menerapkan EOR  Kurangnya rangsangan untuk membuat EOR lebih menarik 

Kurangnya kerjasama antar sector / departemen  Kurangnya organisasi EOR di dalam SKK Migas, Ditjen Migas dan KKKS 2. Teknis  Kondisi subsurface yang kompleks  Kurangnya material untuk injeksi  Ketiadaan pengalaman dan keahlian dalam EOR  Infrastruktur yang sudah tua  Biaya operasional yang mahal 3. Fiskal  Kredit investasi  Perpanjangan kontrak  Ketiadaan pajak untuk penggunaan fasilitas secara bersama  Tax holiday  DMO holiday  Depresiasi

2



Block Basis Development 4. Supply Chain  Volume besar (chemical)  Patent/customized (biaya tinggi)  Kapasitas nasional  Procurement  Strategi penyediaan CO2 (asal dan infrastruktur / transport

3

BAB II TEORI DASAR

Perolehan minyak tahap lanjut (Enhanced Oil Recovery) adalah perolehan minyak yang berasal dari salah satu atau beberapa metode pengurasan yang menggunakan energi luar Reservoir. Perolehan minyak yang berasal dari injeksi tak tercampur, injeksi tercampur, injeksi kimiawi dan injeksi thermal merupakan perolehan minyak tahap lanjut, karena Reservoir minyak memperoleh bantuan energi dari luar pada semua metode tersebut. Jenis energi luar yang dipakai merupakan salah satu atau gabungan dari energi mekanik, energi kimiawi dan energi thermal. Pemakaian istilah primer, sekunder dan tersier yang sering dipakai dalam primary recovery, secondary recovery dan tertiary recovery dihindari, karena istilah-istilah tersebut tidak menunjukkan metode yang dipakai. Metode Enhanced Oil Recovery (EOR) dapat digunakan pada awal produksi suatu Reservoir atau sebelum produksi secara alamiah yang ekonomis berakhir. Penerapan metode EOR yang dipilih harus dapat dibayar oleh kelebihan perolehan minyak dibandingkan dengan perolehan secara alamiah. Suatu metode EOR secara umum dapat saja diterapkan pada semua Reservoir secara acak, tetapi yang menjadi pertanyaan adalah ketersediaan fluida injeksi yang cukup selama masa produksi, kesesuaian fluida injeksi dengan batuan dan fluida Reservoir, hasil yang didapatkan. Semakin baik suatu EOR maka tambahan perolehan yang dihasilkan dibandingkan dengan cara alamiahnya semakin besar.

4

Beberapa faktor yang dirasakan penting dalam menentukan keberhasilan suatu metode EOR adalah Faktor-Faktor Ditinjau Dari Kondisi Reservoir 1.

Kedalaman

2.

Kemiringan

3.

Tingkat homogenitas

4.

Sifat-sifat petrofisik

5.

Mekanisme pendorong

Faktor-Faktor Ditinjau Dari Kondisi Fluida Reservoir 1.

Cadangan minyak sisa

2.

Saturasi minyak sisa

3.

Viskositas minyak

Beberapa hal yang penting yang harus direncanakan dalam pemilihan metoda EOR, untuk melakukan injeksi sebagai berikut : 1.

Lokasi dan pola sumur injeksi-produksi

2.

Kedalaman injeksi

3.

Kerja ulang (work over) dan pemboran

4.

Debit dan tekanan injeksi

5.

Peramalan ulah Reservoir

6.

Peralatan injeksi

7.

Penambahan adiktif

5

BAB III PEMBAHASAN

Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah suatu metode yang digunakan untuk menigkatkan cadangan minyak pada suatu sumur dengan cara mengangkat volume minyak yang sebelumnya tidak dapat diproduksi. Untuk melakukan metode EOR perlu dilakukan serangkaian studi yang bertujuan untuk memilih jenis metode EOR mana yang cocok untuk diterapkan pada suatu sumur produksi. Serangkaian studi tersebut meliputi screening surfactant, screening alkaline, pencampuran alkaline-surfactant, dan juga core flooding. Screening surfactant dilakukan untuk memastikan surfactant yang akan digunakan untuk metode EOR sesuai dengan formasi dari sumur tersebut. Screening alkaline dilakukan untuk memberikan nilai salinity yang optimum bagi surfactant. Dengan demikian diharapkan kombinasi diantara surfactant dan alkaline dapat mengoptimalkan metode EOR jenis injeksi kimia. Selain itu kedalaman, kemiringan, tingkat homogenitas, sifat-sifat petrofisik dan mekanisme pendorong merupakan kondisi Reservoir yang menentukan keberhasilan suatu metode EOR. Kelima faktor tersebut akan dibahas dalam sub bab berikut ini: III.1

Kedalaman Kedalaman Reservoir merupakan faktor yang penting dalam menentukan

keberhasilan suatu EOR dari segi teknik maupun ekonomi. Segi teknik menyatakan bahwa jika kedalaman kecil maka tekanan injeksi yang dapat dikenakan terhadap Reservoir juga kecil, karena tekanan dibatasi oleh tekanan rekah. Segi ekonomi menyatakan bahwa jika kedalaman kecil maka biaya

6

pemboran sumur baru akan kecil, selain itu biaya kompresor akan cukup kecil jika dilakukan injeksi gas. III.2

Kemiringan Faktor kemiringan mempunyai arti yang penting jika perbedaan densitas

antara fluida pendesak dan fluida yang didesak cukup besar, misal pada injeksi gas. Pengaruh kemiringan tidak terlalu besar jika kecepatan pendesakan sangat besar. Air merupakan fluida pendesak yang cenderung untuk maju lebih cepat di bagian bawah, sedangkan gas merupakan fluida pendesak yang cenderung untuk menyusul di bagian atas. III.3

Tingkat Homogenitas Reservoir Tingkat homogenitas Reservoir sangat ditentukan oleh keseragaman

ukuran pori, keseragaman stratigrafi dan jenis batuan, kontinuitas dan efek skin serta pengaruhnya terhadap daya injeksi. Kontinuitas sangat dipengaruhi oleh struktur atau stratigrafi. Efek skin dapat diuji dengan uji tekanan sumur injeksi. III.4

Sifat-Sifat Petrofisik Besaran-besaran petrofisik yang mempengaruhi keberhasilan suatu

metode EOR ialah: 1.

Porositas (  )

2.

Permeabilitas (K)

3.

Permeabilitas relatif sebagai fungsi dari saturasi (Krw dan Kro)

4.

Tekanan kapiler (Pc)

5.

Kebasahan batuan (θ) Porositas yang semakin besar akan menghasilkan cadangan sisa yang

semakin besar pula, hal ini akan membuat prospek EOR lebih baik. Permeabilitas yang besar biasanya lebih menguntungkan untuk dilakukannya suatu metode EOR. Penerapan metode EOR mungkin tidak ekonomis lagi jika harga 7

permeabilitas di atas suatu batas ambang tertentu, karena sebagian besar minyak sudah diproduksikan pada produksi alamiah sebelumnya. Tekanan kapiler dan kebasahan batuan mempengaruhi besarnya saturasi minyak sisa di Reservoir. III.5

Mekanisme Pendorong Peranan mekanisme pendorong sangat penting, misalnya jika suatu

Reservoir mempunyai pendorong air yang sangat kuat (strong water drive), maka penerapan injeksi air atau injeksi kimiawi tidak memberikan dampak yang berarti. Jika ditinjau dari kondisi fluida Reservoir, cadangan minyak sisa, saturasi minyak sisa dan viskositas minyak merupakan kondisi fluida Reservoir yang dapat menentukan keberhasilan suatu metode EOR. Ketiga faktor ini akan dibahas dalam sub bab berikut ini: III.6

Cadangan Minyak Sisa Cadangan minyak sisa suatu Reservoir mempunyai hubungan langsung

dengan nilai ekonomi dari suatu penerapan metode EOR pada Reservoir tersebut. Semakin besar cadangan sisa maka semakin besar kemungkinan bahwa suatu proyek EOR menguntungkan. III.7

Saturasi Minyak Sisa Besarnya saturasi minyak sisa menentukan tingkat kesulitan pendesakan

yang dilakukan oleh fluida injeksi. Semakin kecil harga saturasi minyak sisa maka semakin kecil pula kemungkinan untuk memperoleh keuntungan dari EOR, hal ini disebabkan pendesakan minyak memerlukan metode yang mahal dan jumlah minyak yang harus menanggung biaya EOR semakin kecil.

8

III.8

Viskositas Minyak Viskositas minyak merupakan unsur penting dalam pemilihan metode

EOR yang cocok dan juga dalam penentuan keberhasilan metode EOR tersebut. Besaran yang menentukan efektivitas penyapuan adalah perbandingan mobilitas fluida pendesak (Kd/μd) dengan minyak yang didesak (Ko/μo). Semakin kecil viskositas minyak, maka semakin kecil perbandingan mobilitasnya. Semakin kecil perbandingan mobilitas, maka semakin baik efisiensi penyapuannya.

Berikut ini adalah gambar table yang menunjukan parameter-parameter untuk menentukan suatu metode EOR yang akan digunakan menurut Nageh.

Gambar 3.1 Parameter Screening EOR

9

BAB IV KESIMPULAN

Dari materi Screening EOR yang sudah dibahas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan peroleha minyak jika primary dan secondary recovery telah selesai dilakukan. 2. Terdapat beberapa jenis dari metode EOR, yaitu Injeksi Thermal, Injeksi Kimia, Injeksi Air, Injeksi Miscible, dan juga Microbial Enhanced Oil Recovery. 3. Parameter-parameter yang menjadi faktor dalam Screening Eor adalah kedalaman, kemiringan, tingkat heterogenitas reservoir, cadangan minyak tersisa, saturasi minyak tersisa (Sor), viskositas minyak, mekanisme pendorongan, dan sifat petrofisik batuan. 4. Sifat petrofisik batuan terdiri dari porositas, permeabilitas, permebilitas efektif sebagai fungsi saturasi, tekanan kapiler, dan kebasahan batuan (wettability). 5.

10

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""