MAKALAH
“EMOSI DAN KECERDASAN EMOSIONAL”
Mata Kuliah : Pengembangan dan Bimbingan Peserta Didik Dosen Pembimbing
: Dra. Sulistianingsih, M.Pd
Disusun Oleh : KELOMPOK 1 1. Fenti Nur Aini
(20178100036)
2. Jilan Muhadzdzib A.T
(20178100071)
3. Nabilah Septania
(20178100034)
4. Selly Elita Sari
(20178100028)
5. Susi
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KUSUMA NEGARA TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Shalawat dan salam tidak lupa kita sanjungkan untuk Nabi besar Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini untuk hasil laporan penelitian. Kami sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Terutama dosen mata kuliah Pengembangan dan Bimbingan Peserta Didik, ibu Dra. Sulistianingsih, M.Pd yang telah memberikan kami tugas ini. Dalam penyusunan materi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi. Namun, berkat bantuan, bimbingan dosen, dorongan, dan semangat dari temanteman, kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Makalah ini disusun agar para pembaca bisa memperluas ilmu tentang materi yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Namun, dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami bisa lebih baik lagi dalam pengerjaan dan penggunaan kalimat didalamnya sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Jakarta, 3 Maret 2018
Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah........................................................................................................................ 2 C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 3
A. B. C. D. E. F. G.
Pengertian Emosi........................................................................................................ 3 Bentuk-Bentuk Emosi................................................................................................ 4 Mekanisme/Proses Terjadinya Emosi...................................................................... 4 Manfaat Emosi............................................................................................................ 5 Pengertian Kecerdasan Emosional........................................................................... 6 Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional....................................................................... 8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional............................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................................................... 12
A. Kesimpulan................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dulu, semua orang beranggapan bahwa anak yang cerdas adalah mereka yang memiliki IQ tinggi. Namun kenyataannya, angka IQ yang tinggi bukanlah jaminan bagi kesuksesan mereka di masa depan kelak. Sering ditemukan dalam proses belajar mengajar di sekolah, siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi, tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah. Tetapi, ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, ia bisa meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya, taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang. Ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu kecerdasan emosional (EQ).[1] Peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan emosional (EQ) yang lebih baik, cenderung dapat menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan cepat, jarang tertular penyakit, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik dalam berhubungan dengan orang lain, lebih cakap dalam memahami orang lain, dan untuk kerja akademis di sekolah lebih baik. Sehingga dia akan mampu menyeleseikan seluruh beban akademisnya tanpa stress yang berlebihan. Lebih lanjut, Kecerdasan emosional juga menjadikan anak memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri serta tetap bersemangat untuk menghadapi berbagai kesulitan yang mungkin dihadapinya. Menurut Goleman, kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor-faktor kekuatan lain di antaranya adalah kecerdasan emosional (EQ). Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah.
1
B. Rumusan Masalah 1. Apa itu emosi? 2. Sebutkan bentuk-bentuk emosi! 3. Bagaimana mekanisme/proses terjadinya emosi? 4. Apa saja manfaat emosi? 5. Apa itu kecerdasan emosional? 6. Sebutkan aspek-aspek kecerdasan emosional! 7. Apa saja faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional?
C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui penegrtian emosi 2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk emosi 3. Untuk mengetahui mekanisme/proses terjadinya emosi 4. Untuk mengetahui manfaat dari emosi 5. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan emosional 6. Untu kmengetahui aspek-aspek kecerdasan emosional 7. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Emosi Emosi adalah suatu gejolak dalam jiwa yang biasanya diluapkan atau diaplikasikan dalam bentuk pebuatan yang tidak terkendali.
Pengertian Emosi menurut Daniel Goleman adalah setiap kegiatan atau pergolakan perasaan, pikiran, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Daniel juga mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dari serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Menurut Chaplin, Pengertian Emosi ialah suatu keadaan yang terangsang dari organisme yang mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang sifatnya mendalam dari perubahan perilaku tersebut. Chaplin juga membedakan emosi dengan perasaan dan dia mengatakan bahwa perasaan adalah pengalaman yang disadari, yang diaktifkan baik itu oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah. Soergada Poerbakawatja mengemukakan pengertian emosi, Emosi adalah respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus. Respons demikian terjadi baik terhadap perasaan-perasaan eksternal maupun internal. Dengan pengertian emosi menurut Soergada ini terlihat jelas perbedaan antara perasaan dengan emosi, bahkan terlihat jelas bahwa perasaan termasuk ke dalam emosi atau menjadi bagian dari emosi. Menurut Jeane Segal, emosi berasal dari bahasa latin “motere”,/bergerak, yang merangsang ingatan secara efektif tentang suatu kejadian dan memotivasi diri untuk melakukan sesuatu secara cerdas, sehingga memperteguh tekad untuk bersungguhsungguh. Dari pengertian emosi di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan perasaan, pikiran, nafsu serta setiap keadaan mental
yang hebat dan meluap-luap. Emosi juga merujuk kepada pikiran-pikiran yang khas dalam suatu perasaan, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Adapun perasaan (feelings) adalah pengalaman yang disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermancammacam keadaan jasmaniah.
B. Bentuk-Bentuk Emosi Bentuk-bentuk emosi menurut Daniel Goleman, yaitu : (1) Amarah adalah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan dan kebencian patologis. (2) Kesedihan ialah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa dan depresi. (3) Rasa takut merupakan salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik dan fobia. (4) Kenikmatan adalah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang, senang sekali dan mania. (5) Cinta ialah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran dan kasih sayang. (6) Terkejut merupakan salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi terkesiap, takjub dan terpana. (7) Jengkel adalah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka dan mau muntah. (8) Malu merupakan salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib dan hati hancur lebur.
C. Mekanisme/Proses Terjadinya Emosi Menurut Lewis dan Rosenblum, proses terjadinya emosi yang dialami oleh setiap individu,terjadi melalui beberapa tahap, anatar lain yaitu: a. Elicitors, yaitu adanya dorongan berupa situasi atau peristiwa. Misalnya melihat seekor ular. b. Receptors, yaitu aktivitas dipusat system syaraf. Setelah indra pengelihatan/mata meerima rangsangan dari luar dengan melihat ular,maka mata berfungsi sebagai indra penerima stimulus/reseptor awal, kemudian informasi tersebut diteruskan ke otak sebagai pusat system syaraf. c. State, yaitu perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologis. Setelah rangasangan mencapai otak, maka otak menterjemahkan dan mengolah stimulus tersebut serta menyebarkannya kembali stimulus yang telah diterjemahkan ke berbagai tubuh bagian lain yang terkait, sehingga terjadi perubahan fisiologis. Seperti jantng atau tekanan darah yang kuat pada saat marah, dan terjadi perubahan hormon yang lain. d. Expression, yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang diamati, seprti wajah, tubuh, suara atau tindakan yang tedoorng oleh perubahan fisiologis seperti wajah menegang, suara berteriak keras, dan lari kencang menjauh. e. Experience, yaitu persepsi dan interpretasi individu pada kondisi emosionalnya. Dengan pengalaman individu menerjemahkan dan merasakan perasaan sehingga menjadi terkejut, takut, ngeri, pada saat ular terjadi.
D. Manfaat Emosi a. Untuk dapat bertahan hidup, emosi merupakan suatu sistem pemandu internal dalam melayani kebutuhan dasar manusia, dengan memberikan peringatan apabila tidak terpenuhi sehingga selalu siap menghadapi kondisi yang terburuk dalam kehidupan. b. Sebagai pengambilan keputusan, emosi dapat mempermudah dan mempersulit pengambilan keputusan, emosi yang buruk tidak terkoneksi dengan pikiran akan mempersulit pengambilan keputusan, demikian pula sebaliknya. c. Untuk membina hubungan atau ikatan, emosi menyukai atau tidak menyukai orang lain dapat mempererat dan sebaliknya mempersulit hubungan dengan orang lain. Emosi berpengaruh pada keyakinan diri dalam mengekspresikan diri dan dalam menata hubungan dengan orang lain.
d. Untuk komunikasi, emosi membantu dalam berkomunikasi, seperti perasaan simpati terhadap rekan yang mengalami musibah,menghormati serta menyengani pimpinan dan sebagainnya. e. Untuk mempersatukan / unity, emosi merupakan potensi yang dapat mempersatukan orang-orang seagama,satu suku,satu bangsa,dan sebagainnya atau juga dapat memecah belah.
E. Pengertian Kecerdasan Emosional Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan (Yulisubandi, 2009). Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional. Salovey (dalam Goleman, 2009) Menurutnya kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Menurut Cooper dan Sawaf (1999), kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koreksi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Dimana kecerdasan emosi juga merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan untuk membangun produktif dan meraih keberhasilan (Setyawan, 2005).
Menurut Patricia Patton, kecerdasan emosional adalah kemampuan individu dalam menggunakan/mengelola emosinya secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan meraih keberhasilan. Menurut Conny Semiawan, kecerdasan emosional adalah kemampuan membaca pikiran sendiri dan pikiran orang lain oleh karenanya dapat menempatkan diri dalam situasi orang lain dan sekaligus dapat mengendalikan diri sendiri Goleman (2009) mendefinisikan bahwa kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan seseorang yang didalamnya terdiri dari berbagai kemampuan untuk dapat memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan impulsive needs atau dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan maupun kesusahan, mampu mengatur reactive needs, menjaga agar bebas stress, tidak melumpuhkan kemampuan berfikir dan kemampuan untuk berempati pada orang lain, serta adanya prinsip berusaha sambil berdoa. Goleman juga menambahkan kecerdasan emosional merupakan sisi lain dari kecerdasan kognitif yang berperan dalam aktivitas manusia yang meliputi kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri serta empati dan kecakapan sosial. Kecerdasan emosional lebih ditujukan kepada upaya mengenali, memahami dan mewujudkan emosi dalam porsi yang tepat dan upaya untuk mengelola emosi agar terkendali dan dapat memanfaatkan untuk memecahkan masalah kehidupan terutama yang terkait dengan hubungan antar manusia.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari hari, serta merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
F. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional Goleman menggambarkan kecerdasan emosi dalam 5 aspek kemampuan utama, yaitu: a. Mengenali emosi diri Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman, 2000)kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi. b. Mengelola emosi Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita (Goleman, 2009). Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan. c. Memotivasi diri sendiri Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri. d. Mengenali emosi orang lain Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman (2009) kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih
mampumenerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain. e. Membina hubungan Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi (Goleman, 2009). Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain. Orangorang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi (Goleman, 2009). Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya.
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional 1. Faktor Internal a) Hereditas Hereditas merupakan faktor pembawaan atau bakat dan hereditas masuk dalam kategori faktor internal yang mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang. Sejak lahir manusia memiliki bakat atau potensi-potensi yang akan mempengaruhi kehidupannya. Ketika manusia dilahirkan sudah membawa potensi-potensi emosional seperti kepekaan dan perasaan-perasaan lainnya, kemampuan mempelajari emosi dan kemampuan mengelola emosi. Dalam perjalanan hidup seseorang, potensi-potensi ini bisa menjadi lebih berkembang dan bisa juga menjadi hilang sama sekali. Hal itu tergantung pada pengalaman-pengalaman dan hasil pembelajaran emosi orang yang bersangkutan. Hereditas sering disebut pembawaan atau keturunan. Hereditas merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi baik fisik maupun fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan orang tua melalui gen. Faktor
hereditas memang dapat mempengaruhi watak dan perkembangan seseorang termasuk kecerdasan kemampuan intelektualnya.Namun faktor lingkungan dipandang lebih dapat memberikan stimulus untuk perkembangan kecerdasan emosional seseorang.Karena pada dasarnya kecerdasan merupakan sebuah kemampuan yang bisa dipupuk dan dipelajari oleh siapapun. b) Agama Faktor agama memainkan peranan penting dalam mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang.Agama memberi pondasi yang kuat pada diri seseorang agar jiwanya teguh dan tak mudah tergoncang oleh apapun. 2. Faktor Eksternal a) Lingkungan Keluarga Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak.Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Dalam rumah tangga keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang anak sehingga anak akan mampu mencapai tingkat kematangan. Kematangan disini adalah bias dikatakan sebagai seorang individu di mana ia dapat menguasai lingkungannya secara aktif. b) Lingkungan Sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu peserta didik agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, dan emosional maupun sosial. Keberhasilan guru mengembangkan kemampuan peserta didik mengendalikan emosi akan menghasilkan perilaku peserta didik yang baik, terdapat dua keuntungan kalau sekolah berhasil mengembangkan kemampuan siswa dalam mengendalikan emosi. Pertama; emosi yang terkendalikan memberikan dasar bagi otak untuk dapat berfungsi secara optimal.Kedua; emosi yang terkendali akanmenghasilkan perilaku yang baik.Oleh karena itu orang tua dan guru sebagai pendidik haruslah menjadi seorang pendidik yang mempunyai pemahaman yang cukup baik terhadap dasar-dasar kecerdasan emosional.
c) Lingkungan Masyarakat Masyarakat merupakan faktor dari luar yang mempengaruhi kecerdasan emosional, di mana masyarakat yang maju dan kompleks tuntutan hidupnya cenderung mendorong untuk hidup dalam situasi kompetitif, penuh saingan dan individualis dibanding dengan masyarakat sederhana.Faktor masyarakat terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial. Lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, guru dan siswa.Sedangkan lingkungan non sosial meliputi keadaan sekolah, alam sekitar dan lain-lain. Baik lingkungan sosial maupun non sosial, keduanya berpengaruh terhadap kecerdasan emosional siswa dan pada akhirnya akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional adalah keluarga/orang tua dan sekolah serta faktor masyarakat. Keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak, sedangkan sekolah dan masyarakat merupakan faktor lanjutan dariapa yang telah diperoleh anak dari keluarga. Ketiganya sangat berpengaruh terhadap emosional anak dan keluargalah yang mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan sekolah dan masyarakat, karena di dalam keluarga kepribadian anak dapat terbentuk sesuai dengan pola pendidikan orang tua dalam kehidupannya.
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan perasaan, pikiran, nafsu serta setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Emosi juga merujuk kepada pikiran-pikiran yang khas dalam suatu perasaan, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. 2. Bentuk-bentuk emosi menurut Daniel Goleman, yaitu : 1) Amarah
3) Rasa takut
5) Cinta
7) Jengkel
2) Kesedihan
4) Kenikmatan
6) Terkejut
8) Malu
3. Menurut Lewis dan Rosenblum, proses terjadinya emosi yang dialami oleh setiap individu,terjadi melalui beberapa tahap, anatar lain yaitu: 1. Elicitors
3. State
2. Receptors
4. Expression
5. Experience
4. Manfaat emodi yaitu: 1) Untuk dapat bertahan hidup, 2) Sebagai pengambilan keputusan, 3) Untuk membina hubungan atau ikatan, 4) Untuk komunikasi, 5) Untuk mempersatukan/unity 5. Kecerdasan emosional adalah kemampuan menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari hari, serta merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. 6. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional yaitu: 1) Mengenali emosi diri, 2) Mengelola emosi, 3) Memotivasi diri sendiri, 4) Mengenali emosi orang lain, 5) Membina hubungan. 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional yaitu: 1) Faktor internal (Hereditas & Agama), 2) Faktor eksternal (Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat)
DAFTAR PUSTAKA
Goleman, D. (2009). Emotional Intelligence (terjemahan ). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2010. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Dididik). Penerbit PT Bumi Aksara : Jakarta. Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Biografi Publishing, (Yogyakarta: t.pt. 2000). http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-emosi-dan-bentuk-emosi.html http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-kecerdasan-emosi-aspek-dan.html http://www.jejakpendidikan.com/2017/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
https://dimassakini.blogspot.co.id/2016/09/makalah-kecerdasan-emosional.html