Makalah Ekokes 1.docx

  • Uploaded by: Izzatul Mardiah Saini
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Ekokes 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,752
  • Pages: 20
EKONOMI KESEHATAN

PERMINTAAN (DEMAND)

Disusun Oleh : Kelompok 1 A2 Alvi Syahrin

1711213042

Devhani Fitri

1711213022

Indah Tiansy

1711211002

Izzatul Mardiah S.

17112111042

Maisarah Agita S.

1711212036

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARARAKAT UNIVERISTAS ANDALAS TAHUN AKADEMIK 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita sampaikan kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Salawat beriringan salam tak lupa kita sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung dalam pembuatan makalah ini baik secara moril maupun materil. Terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Ekonomi Kesehatan yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini. Segala kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kealpaan. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Padang, 28 Januari 2019

Kelompok 1

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................................ 1 DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................ 2 BAB I...................................................................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN ..................................................................................................................................................... 3 1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................................................................... 3 1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................................ 3 1.3 TUJUAN ..................................................................................................................................................... 3 BAB II..................................................................................................................................................................... 4 PEMBAHASAN ....................................................................................................................................................... 4 2.1 MEKANISME PASAR .................................................................................................................................. 4 2.2 PERMINTAAN ............................................................................................................................................ 4 BAB III.................................................................................................................................................................. 18 PENUTUP ............................................................................................................................................................ 18 3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 18 3.2 SARAN ………………………………………………………………………………………………………………………………………………18 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................... 19

2

BAB I PENDAHULUAN 1.1

LATAR BELAKANG Pada dasarnya Ekonomi merupakan salah satu aspek yang terjadi dalam keseharian manusia. Aspek ini mengakibatkan adanya transaksi antara satu individu dan individu lainnya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan pangan, maka seseorang dapat memperolehnya melalui aspek kegiatan ekonomi ini. Mekanisme pasar merupakan proses yang berjalan atas dasar gaya (kekuatan) tarik

menarik antara konsumen- konsumen (demand) dan produsen-produsen (supply) yang bertemu di pasar. Dari proses tersebut kemudian terbentuklah suatu harga atas barang di pasar barang dan faktor produksi di pasar faktor produksi. Pada prinsipnya harga yang dibentuk oleh mekanisme pasar bergerak secara bebas sesuai hukum permintaan dan penawaran. Jika supply lebih besar dari demand, maka harga akan cenderung rendah. Begitupun jika demand lebih tinggi sementara supply terbatas, maka harga akan cenderung mengalami peningkatan. Mekanisme pasar yang bisa berjalan secara sehat akan dapat membentuk kondisi yang seimbang antara permintaan dan penawaran, yaitu kondisi di mana tidak ada kelebihan ataupun kekurangan stock. Sehingga jumlah barang yang ditawarkan dalam satu periode tertentu sama dengan barang yang diminta. Pada kondisi inilah harga keseimbangan akan terbentuk.

1.2

RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana mekanisme pasar? 2. Bagaimana permintaan dalam ekonomi?

1.3

TUJUAN 1. Untuk mengetahui mekanisme pasar. 2. Untuk mengethaui permintaan dalam ekonomi.

3

BAB II PEMBAHASAN 2.1

MEKANISME PASAR Masalah ekonomi hampir sama tuanya dengan usia peradaban manusia. Namun ilmu ekonomi muncul pada abad ke-18.Adam Smith dikenal sebagai bapak ekonomi modern.Smith memandang perekonomian sebagai sebuah sistem seperti halnya alam sesmesta.Sebagai sistem, perekonomian memiliki kemampuan penstabil otomatis untuk menjaga keseimbangan nya. Masalah ekonomi merupakan gangguan keseimbangan sistem, masalah akan pulih ketika keseimbangan akan dipulihkan . Pemikiran Adam Smith dikembangkan antara lain oleh Jean Baptiste Say, Thomas Malthus, David Richardo, lalu terbentuklah pemikiran tentang pasar. Pasar dalam penelitian ilmu ekonomi adalah pertemuan permintaan dan penawaran.Dalam pengertian ekonomi, pasar bersifat interaktif, bukan fisik. Dalam pengertian ilmu ekonomi modern, yang dimaksud pasar adalah mekanisme pertemuan antara permintaan dan penawaran yang sifatnya interaktif (bukan fisik). Dalam pasar, dikenal juga istilah mekanisme pasar sebagai proses penentuan tingkat harga berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Pengertian mekanisme pasar sendiri adalahproses penentuan tingkat harga berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran.Dari pengertian ini, diketahui bahwa mekanisme pasar terbagi menjadi dua yaitu permintaan dan penawaran. Barang dan jasa dapat memiliki harga atau nilai dikarenakan barang tersebut berguna dan langka. Kegunaan (utility) barang inilah yangakan menimbulkan keinginan, dan kemudian akan membutuhkan permintaan. Sebaliknya, kelangkaan barang mendorong beberapa orang untuk memanfaatkan kelangkaan itu dengan cara menjualnya, sehingga kelangkaan menimbulkan penawaran.

2.2

PERMINTAAN Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.Supaya lebih akurat kita memasukkan dimensi geografis.Faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan. 4

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Permintaan : 1. Harga barang itu sendiri Jika suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah.Begitu juga sbealiknya. Seperti hukum permintaan yang berbunyi : “Bila harga suatu barang naik, ceteris paribus, maka jumlah barang itu diminta akan berkurang, dan sebaliknya. 2. Harga barang lain yang terkait Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat subtitusi (pengganti), dan bersifat komplemen.Misalnya subtitusi obat dokter adalah obat herbal. Suatu barang menjadi subtitusi barang lain bila terpenuhi paling tidak salah satu memiliki fungsi yang sama atau kandungan yang sama 3. Tingkat pendapatan perkapita Tingkat pendapatn perkapita dapat mencerminkan daya beli.Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat. 4. Selera atau kebiasaan Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang mencari hand phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan hand phone yang dilengkapi musik dan game akan meningkat.

5. Perkiraan harga pada masa mendatang Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, maka lebih baik kita membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak guna menghemat belanja dimasa yang akan datang.

5

6. Jumlah penduduk Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat. Semakin banyaknya jumlah penduduk makin besar pula barang yang dikonsumsi

dan

makin

naik

permintaan.Penambahan

jumlah

penduduk

mengartikan adanya perubahan struktur umur.Dengan demikian, bertambahnya jumlah penduduk adalah tidak proporsional dengan pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi. 7.

Ditribusi pendapatan Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan buruk.Jika distribusi pendapatan buruk, maka daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.

8.

Usaha produsen meningkatkan penjualan Dalam perekonomian modern, bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali perannya dalam mempengaruhi masyarakat. Contohnya adalah pengiklanan barang semenarik mungkin.

A. Fungsi permintaan Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang memengaruhinya.Dengan fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas (dependent variable) dan variabelvariabel bebas (independent variables). Penjelasan di muka dapat ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat permintaan dengan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan. -

+/- +

+

+ +

+

+

Dx=f(Px, Py, Y/cap, sel, pen, Pp, Ydist, prom)...............................(2.1) 6

Dimana : Dx = f (Px, Py, Y, T, N) dimana : Dx = permintaan akan barang x Px = harga barang x Py = harga barang y Y = pendapatan per kapita T = selera N = jumlah penduduk Dx adalah variabel tidak bebas (dependent variable), karena besar nilainya ditentukan oleh variabel-variabel lain, yaitu yang berada di sisi kanan Persamaan (2.1). Variabel-variabel ini disebut variabel bebas (independent variable), karena besar nilainya tidak tergantung besarnya nilai variabel lain. Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap permintaan barang X. Tanda positif menunjukkan hubungan searah, sedangkan tanda negatif menunjukkan hubungan terbalik. Misalnya, pertambahan jumlah penduduk (pen) akan meningkatkan permintaan barang X. Sementara jika harga X (Px) naik, permintaan barang X turun. Dalam analisis ekonomi tidak semua variabel diperhitungkan.Biasanya yang diperhitungkan adalah yang pengaruhnya besar dan langsung.Dalam hal ini variabel yang dianggap memengaruhi permintaan suatu barang adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain, dan pendapatan. Persaman (2.1) dapat disusun dengan lebih sederhana menjadi Persamaan (2.2). -

+/- +

Dx=f(Px, Py, Y/cap)...............................(2.2) Tanda-tanda positif atau negatif dapat ditulis dalam persamaan matematis ∂Dx/∂Px <0 (jika harga X naik, permintaan barang X turun, atau sebaliknya), ∂Dx/∂Py > 0 (jika harga barang substitusi X naik, perminta barang X naik, begitu sebaliknya). ∂Dx/∂l > 0 (jika pendapatan naik, permintaan barang X naik, dan sebaliknya). Persamaan-persaman di atas menjelaskan hubungan-hubungan antarvariabel dengan asumsi barang normal, Di luar asumsi itu akan terjadi penyimpangan pola hubungan. 7

Dalam kasus barang inferior (inferior goods), ∂Qd/∂1く0; Jika pendapatan naik maka permintaan terhadap barang tersebut menurun.Selain barang inferior, kita juga mengenal barang Gifen (Giffen goods).Barang Giffen adalah juga barang inferior, namun barang inferior belum tentu barang Giffen. Seseorang, misalnya, yang bekerja di Jakarta sedangkan keluarganya tinggal di Bandung, ia akan pulang seminggu sekali (setiap hari Jumat sore). Dengan pendapatan Rp 2 juta per bulan, ia selalu menggunakan bus antarkota bila pulang ke Bandung. Jika penghasilannya naik menjadi Rp 3,5 juta per bulan, ia tidak lantas akan sering pulang ke Bandung (dengan naik bus) melainkan tetap pulang seminggu sekali, tetapi ia kadang-kadang naik kereta api Parahyangan. Kita katakan bahwa bagi orang tadi jasa bus adalah barang inferior dan jasa kereta api Parahyangan (pada saat itu) merupakan barang normal (normal goods). Bila kelak penghasilannya naik lagi, mungkin baginya jasa kereta api Parahyangan menjadi barang inferior, karena kadang-kadang ia akan naik mobil pribadi ke Bandung. Jadi barang inferior tidak berlaku bagi semua (kebanyakan) orang, melainkan hanya berlaku bagi suatu kelompok masyarakat berpenghasilan tertentu saja.Apabila bagi semua orang (atau sebagian besar masyarakat) suatu barang dianggap sebagai barang inferior, maka barang tersebut dinamakan barang Giffen.Contoh barang Giffen adalah beras (nasi). Bagi kebanyakan orang Indonesia, ada kecenderungan bahwa kalau penghasilannya meningkat, konsumsinya terhadap beras akan berkurang, karena mereka akan menambah lauknya (baik secara kuantitas maupun kualitas). Kenyang bagi mereka sudah tidak lagi kenyang secara fisik, melainkan kenyang secara gizi. Anda dapat membuktikan hal ini dengan cara mengamati orang-orang yang makan di Warung Tegal atau Warteg (di dekat proyek pembangunan perumahan, bukan Warteg yang berada di kampus), dan di restoran, misalnya, Kentucky Fried Chicken, serta di restoran yang berada di hotel berbintang lima. Jika Anda perhatikan, porsi nasi bagi konsumen di tiaptiap rumah makan di atas berbeda secara nyata.

B. Skedul dan Kurva Permintaan

8

Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan tingkat permintaan barang tersebut. Misalnya, fungsi permintaan beras di kota Brebes per bulan merupakan fungsi linear berikut ini Qd = 100 – 10p.......................................................2.3 di mana: Qd = permintaan beras (dalam ribu ton) P = harga beras per kilogram (dalam rupiah) Dari Persamaan (2.3) kita menyimpulkan bahwa jika harga beras nol (gratis), permintaan beras tidaklah tak terhingga, melainkan hanya 100.000,00 ton. Permintaan beras akan menjadi nol kalau harga beras Rp10.000,00 atau lebih per kilogram. Kita dapat juga menentukan berapa jumlah permintaan beras pada berbagai tingkat harga antara nol rupiah sampai Rp10.000,00 per kilogram, seperti yang tertera dalam skedul permintaan berikut ini. Harga beras per kilogram (Rp)

Permintaan beras per bulan ( ribu ton )

0

100

2000

80

4000

60

6000

40

8000

20

10.000

0

Selanjutnya skedul permintaan diatas dapat digambarkan dalam bentuk kurva permintaan dua dimensi berikut ini.

Sudut

(alfa)

mempunyai derajad kemiringan

(slope) sebesar ∂Qd/∂P

= -10 (minus sepuluh), yang

mempunyai arti jika harga beras berubah 1 unit maka permintaan beras berubah 10 unit dengan arah yang berlawanan. 9

C. Perubahan Jumlah yang Diminta dan Perubahan Permintaan Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama, yaitu perubahan harga dan perubahan faktor ceteris paribus, misalnya pendapatan, selera, dan sebagainya (faktor nonharga). Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta, tetapi perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama. Ini yang disebut pergerakan permintaan sepanjang kurva pemintaan (movement along demand curve).Bila kurva permintaan di atas kita ambil sebagai contoh, berikut ini adalah pergerakan permintaan sepanjang kurva permintaan.

Pada harga beras Rp4.000,00 per kilogram, permintaan beras 60.000 ton per bulan. Jika harga naik menjadi Rp6.000,00 per kilogram, permintaan turun menjadi 40.000 ton per bulan. Seandainya harga beras turun kembali menjadi Rp2.000,00 per kilogram, permintaan beras meningkat kembali menjadi 80.000 ton per bulan. Jika yang berubah adalah faktor ceteris paribus, yaitu pendapatan, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan (shifting). Jika pendapatan meningkat, kurva permintaan bergeser sejajar ke kanan.Jika pendapatan menurun, kurva permintaan bergeser sejajar ke kiri. Jadi, jumlah barang yang diminta akan mengalami perubahan apabila teriadi perubahan harga (barang itu sendiri). Kenaikan harga akan menyebabkan jumlah barang yang diminta berkurang dan bila harganya turun akan menambah jumlah yang diminta. 10

Sedangkan apabila faktor-faktor nonharga yang berubah, akan menyebabkan perubahan dalam permintaan. Perubahan dalam permintaan ini ditunjukkan oleh bergesernya kurva permintaan ke kanan atau ke kiri, yang memberikan makna bahwa perubaharn faktor nonharga (misalnya pendapatan konsumen naik, ceteris paribus) akan menyebabkan perubahan permintaan (menaikkan permintaan), yaitu pada tingkat harga yang tetap jumlah barang yang diminta bertambah

D. Pergeseran Kurva Permintaan Perubahan harga barang lain berpengaruh pada pergeseran kurva permintaan. Kenaikan harga barang substitusi (yang bersifat saling menggantikan) menggeser kurva permintaan komoditi ke kanan, lebih banyak yang dibeli pada setiap tingkat harga. Kenaikan harga barang komplementernya (komoditi yang digunakan secara bersamasama) akan menggeser kurva permintaan ke kiri. Pertumbuhan jumlah populasi atau penduduk menciptakan permintaan baru.Penduduk yang bertambah ini harus memiliki daya beli sebelum permintaan berubah. Peningkatan orang berusia kerja, tentunya akan menciptakan pendapatan baru. Jika ini terjadi, permintaak untuk semua komoditi yang dibeli oleh penghasil pendapatan baru akan meningkat. Kenaikan jumlah penduduk akan menggeser kurva permintaan untuk komoditi ke arah kanan, yang menunjukkan bahwa akan lebih banyak komoditi yang dibeli pada setiap tingkat harga.

Pergeseran kurva permintaan disebabkan oleh berbagai faktor selain harga produk tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan pendapatan dapat mengubah jumlah permintaan akan barang serta dapat menggeser kurva permintaan. 11

E. Kasus Pengecualian Adakalanya hukum permintaan tidak berlaku, yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan terhadap barang tersebut meningkat.Paling tidak ada tiga kelompok barang di mana hukum permintaan tidak berlaku. 1. Barang yang Memiliki Unsur Spekulasi Misalnya saja emas, saham, dan tanah (dí kota). Barang-barang itu dapat menyebabkan orang akan menambah pembeliannya pada saat harganya naik karena ada unsur spekulasi. Mereka mengharapkan harga akan naik lagi pada saat harga barang itu naik, dengan demikian mereka mengharapkan akan memperoleh keuntungan. 2. Barang Prestise Barang-barang yang dapat menambah prestise seseorang yang memilikinya umumnya berharga mahal sekali.Kalau barang tersebut naik harganya, boleh jadi menyebabkan permintaan terhadap barang itu meningkat, karena bagi orang yang membeli berarti gengsinya naik.Contohnya adalah mobil mewah, lukisan dari pelukis terkenal (apalagi pelukisnya sudah meninggal dunia), atau barang-barang antik. 3. Barang Giffen Untuk barang Giffen (Giffen good), apabila harganya turun menyebabkan jumlah barang yang diminta akan berkurang. Hal ini disebabkan efek pendapatan yang negatif dari barang Giffen lebih besar daripada naiknya jumlah barang yang diminta karena berlakunya efek substitusi yang selalu positif.Dalam hal ini, apabila suatu barang harganya turun, ceteris paribus, maka pendapatan nyata (real income) konsumen bertambah.Untuk kasus barang Giffen, kenaikan pendapatan nyata konsumen justru mengakibatkan permintaan terhadap barang tersebut menjadi berkurang.(Pendapatan nyata adalah pendapatan yang berdasarkan daya beli, artinya sudah memperhitungkan faktor kenaikan atau penurunan harga.Pen-dapatan yang belum memperhatikan faktor perubahan harga dinamakan pendapatan nominal atau money income). 12

F. Aplikasi Teori Permintaan (Demand) dalam Kesehatan Pendekatan yang dapat dilakukan untuk membahas permintaan dalam pelayanan kesehatan yaitu pendekatan

permintaan menurut model Grossman. Grossman

mengemukakan penelitian pentingnya mengenai pelayanan kesehatan di mana dalam penelitiannya itu diungkapkan bahwa demand terhadap layanan kesehatan merupakan derivasi dari demand terhadap kesehatan itu sendiri. Kesehatan menurut Becker (1965) merupakan komoditi yang penting sehingga berdasarkan hal tersebut Grossman menyusun teori tingkah laku konsumen dalam human capital approach di mana arena pemilihannya diperluas hingga menyangkup pemilihan atas status kesehatan. Menurut Grossman, para konsumen memiliki permintaan terhadap pelayanan kesehatan karena dua alasan yaitu: 1.

Pelayanan kesehatan merupakan sebuah komoditi konsumsi, Pelayanan kesehatan sebagai sebuah komoditi konsumsi membuat konsumen sebagai pengguna layanan kesehatan merasa lebih baik.

2.

Pelayanan kesehatan merupakan sebuah komoditi investasi Investasi dalam kesehatan merupakan nilai moneter sebab kesehatan dapat menurunkan jumlah hari sakit.Dengan menurunnya waktu sakit maka akan meningkatkan waktu yang tersedia untuk bekerja maupun adanya waktu luang untuk melakukan aktifitas lainnya.

A. Definisi Derived Demand Derived demand merupakan suatu demand turunan. Yang diinginkan masyarakat atau konsumen adalah kesehatan, bukan pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu pelayanan kesehatan merupakan derived demand sebagai input untuk menghasilkan kesehatan. Dengan demikian, demand untuk pelayanan rumah sakit pada umumnya berbeda dengan demand untuk pelayanan hotel. B. Cara Mengukur DemandDalam Pelayanan Kesehatan Secara garis besar pengukuran demand untuk pelayanan rumah sakit dapat dilakukan melalui analisis pasar atau melakukan peramalan demand. 13

1. Riset Pasar Tujuan analisis pasar adalah menyediakan informasi mengenai keadaan pasar saat ini dan kemungkinan trend

pasar di masa mendatang. Melalui

informasi yang diperoleh, rumah sakit dapat meningkatkan pelayanan, menetapkan kebijakan pelayanan baru, menetapkan tarif dan strategi promosi. Analisis pasar akan menghasilkan profil pasar yang sebaiknya memuat informasi mengenai konsumen, kinerja (performance) rumah sakit, dan keadaan pasar. Pada profil pasar dalam hal konsumen akan diteliti mengenai jumlah total konsumen, data epidemiologi, distribusi daerah tempat tinggal, pendapatan total, pendapatan per rumah tangga, distribusi pendapatan, selera konsumen, ciri-ciri dan frekuensi penggunaan pelayanan kesehatan oleh konsumen.Profil mengenai keadaan pasar mencakup berbagai hal misalnya data mengenai efek dari kenaikan tarif yang terkait dengan pengukuran elastisitas harga. Adanya data mengenai efek kenaikan atau penurunan pendapatan masyarakat dan pengaruhnya terhadap konsumsi rumah sakit akan menyangkut elastisitas rumah sakit terhadap pendapatan. Data lain adalah keunikan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, identifikasi pelayanan kesehatan, jumlah dan sifat pesaing. Situasi persaingan ini harus dapat dianalisis tidak hanya dalam batas-batas wilayah tetapi juga mencakup ke jangkauan transportasi ataupun kemampuan masyarakat dalam menggunakan rumah sakit. 2. Forecasting Demand Tindakan ini mempunyai pengertian kegiatan peramalan. Data yang ada akan dianalisis untuk mendapatkan peramalan penggunaan rumah sakit di masa mendatang. Masa mendatang ini dapat berupa jangka pendek (setahun) ataupun jangka menengah dan panjang. Perlu diingat bahwa semakin panjang jangka waktu yang diramalkan, maka potensi meleset hasil peramalan menjadi lebih besar. Dalam hal ini terdapat tiga tahap peramalan demand. Tahap 1, penilaian keadaan umum ekonomi nasional dan lokal. Penilaian ini akan memberikan informasi mengenai kebijakan pemerintah dan kemungkinan dampak kebijakan baru terhadap tingkat pendapatan masyarakat, 14

trend kependudukan,

epidemiologi, dan potensi sumber daya masyarakat untuk pelayanan kesehatan. Pada tahap 2, dilakukan penilaian terhadap demand total penduduk terhadap pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit. Berbagai faktor demand yang ada harus diperhatikan dan disusun dalam suatu model. Pada tahap 3, dilakukan penilaian posisi rumah sakit terhadap total demand yang ada. Pada tahap ini dapat diuji coba beberapa tindakan, misalnya merubah tarif untuk menguji pasar atau melakukan kegiatan-kegiatan pemasaran sosial. Cara

peramalan

demand

ini

dapat

menggunakan

ekonometrik

yang

menggabungkan teori ekonomi dengan alat matematik dan statistik (Pappas dan Hirschey, 1993).

G. Faktor yang mempengaruhi Demand Pelayanan Kesehatan Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi permintaan terhadap pelayanan kesehatan. Factor-faktor ini berasal dari pasien juga dari dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan.Faktor yang mempengaruhi permintaan pasien terhadap pelayanan kesehatan antara lain insiden penyakit, provider, karakteristik budaya-demografi dan factor ekonomi. Dua factor pertama berakar dari persepsi keluarga tentang masalah medis dan keyakinan mereka terhadap kemanjuran pelayanan kesehatan yang berpengaruh terhadap

keinginan pelanggan

untuk

pelayanan

kesehatan.Ketika

menerjemahkan keinginan ini menjadi pengeluaran, keluarga dibatasi oleh tingkat sumberdaya yang tersedia. 1.

Insiden penyakit atau penyakit yang dirasakan Awal penyakit dan pemanfaatan rumah sakit adalah kejadian yang tidak diharapkan oleh kebanyakan orang. Sehingga penyakit biasa dianggap sebagai peristiwa random, tapi berkaitan dengan usia dan jenis kelamin populasi secara keseluruhan, penyakit memiliki prediktabilitas yang sama. Seperti usia individu, insiden penyakit meningkat dan pola-pola morbiditas berubah, penyakit kronis menjadi determinan yang lebih penting dari kebutuhan akan pelayanan kesehatan.

2.

Peran provider (dokter) dalam permintaan terhadap pelayanan kesehatan 15

Dalam pasar nonmedis, konsumen dengan beragam tingkat pengetahuan memilih barang dan jasa yang ia inginkan. Sedangkan dalam pelayanan kesehatan, pasien tidak memutuskan jenis pengobatan apa yang ia terima, ia lebih memilih dokter yang menentukan pilihan tersebut. Dalam bertindak menurut kepentingan pasien, para dokter menggunakan kesadaran mereka akan sumber keuangan dan kebutuhan medis pasien. Saat memilih komponen-komponen perawatan yang digunakan dalam pengobatan, para dokter tidak hanya dipandu oleh kemampuannya, tapi juga oleh harga relative mereka terhadap pasien.Misalnya, seorang pasien bisa dirawat dengan rawat jalan atau rawat inap.Oleh karena asuransi hanya berlaku untuk pasien rawat inap, maka biaya yang dikeluarkan oleh pasien lebih rendah apabila mereka dimasukkan dalam rawat inap. Bagaimanapun, pilihan jenis pengobatan oleh dokter menurut kepentingan pasien akan menghasilkan harga total pelayanan medis yang lebih tinggi. Dengan adanya pertumbuhan asuransi rumah sakit yang lebih komprehensif, keterbatasan financial menjadi kurang penting dan para dokter mampu menentukan kualitas pelayanan kesehatan terbaik untuk pasiennya.Hal tersebut merupakan perilaku rasional antara pasien dan dokter, karena keuntungan marginal dari perawatan yang terdiri dari uji atau tes tambahan dan pelayanan lainnya, seberapa kecilpun itu, kemungkinan masih lebih besar daripada harga yang dibayar sendiri oleh pasien. Bagaimanapun juga, factor lain mungkin bias mencegah dokter untuk bertindak menurut kepentingan pasien. Beberapa rumah sakit mungkin mempunyai komite peninjau yang meninjau ketepatan administrasi dan lama tinggal pasien. Berhadapan dengan keefektifan komite tersebut, seorang dokter akan menemui kesulitan untuk menentukan perawatan rumah sakit dan atau lama tinggal yang bias memuaskan pasien. Ada alasan yang lebih penting mengapa dokter tidak bertindak semata-mata atas kepentingan pasien. Sebagai salah satu input dalam pengobatan pasien, seorang dokter mempunyai kepentingan ekonomi. Dalam menentukan perawatan untuk pasien, dokter bertindak tidak hanya menurut kepentingan pasien, tapi juga menurut kepentingannya sebagai penyedia pelayanan.Satu contoh jelas`dari dampak peran ganda tersebut yaitu penurunan kunjungan rumah (home visit). 16

Faktor lain yang berasal dari dokter (provider): 1. Dokter sebagai advisor Dokter sebagai penasehat bagi pasien untuk memberi masukan terhadap pelayanan kesehatan pada pasien. Dalam hal ini kemungkinan kecil seorang pasien akan menolak nasehat dari dokter, ini adalah salah satu sifat pelayanan kesehatan yang disebut asymetric knowledge dimana wawasan dokter lebih luas dari pasien. 2. Dokter sebagai supplier pelayanan kesehatan Dokter memberi usulan dan perlakuan atau memberi tindakan medis atau lainnya yang dianggap bermanfaat bagi pasien, misalnya memberikan obat baik oral maupun suntik, merujuk rawat inap, atau bahkan sampai tindakan operasi. Dalam hal ini terkadang dokter memberikan pelayanan kesehatan pada pasiennya tidak berdasarkan kebutuhan pasien. Ini terjadi karena asymetric knowledge di mana antara pasien dan dokter memiliki perbedaan pengetahuan, terkadang dokter melakukan hal ini untuk menambah pendapatannya.

17

BAB III PENUTUP 3.1

KESIMPULAN Mekanisme pasar sendiri adalah proses penentuan tingkat harga berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran.Dari pengertian ini, diketahui bahwa mekanisme pasar terbagi menjadi dua yaitu permintaan dan penawaran. Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.Supaya lebih akurat kita memasukkan dimensi geografis. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Permintaan,yaitu harga barang itu sendiri,harga barang lain yang terkait, selera atau kebiasaan, tingkat pendapatan perkapita, perkiraan harga pada masa mendatang, jumlah penduduk, ditribusi pendapatan, usaha produsen meningkatkan penjualan. Para konsumen memiliki permintaan terhadap pelayanan kesehatan karena dua alasan yaitu, pelayanan kesehatan merupakan sebuah komoditi konsumsi dan pelayanan kesehatan merupakan sebuah komoditi investasi.

3.2

SARAN Pemahan tentang ekonomi diperlukan dalam berbagai bidang aktivitas di kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan. Sehingga kita harus memahami terkait ekonomi untuk bisa diaplikasikan dengan baik dalam kegiatan dan pekerjaan kita.

18

DAFTAR PUSTAKA - Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro: suatu pengantar, Buku Seri Teori Ekonomi, Edisi ketiga, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004. -Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Edisi Ketiga, Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002

19

Related Documents


More Documents from ""

1.docx
May 2020 9
Pencemaran.docx
May 2020 8
Makalah Ekokes 1.docx
April 2020 7
Bisnis Internasional
December 2019 40
Bisnis Internasional
December 2019 36