Makalah Ekmen Analisis Risiko.docx

  • Uploaded by: afi
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Ekmen Analisis Risiko.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,987
  • Pages: 17
MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL “ANALISIS RISIKO”

Disusun oleh : Kelas E / Kelompok 4 1. Septa Widya Martana K. 2. Nur Lailatul Jennah 3. Suci Aurellia Tiffany 4. Nanda Indria Dyah S. 5. Nur Aisyah 6. Serly Ayu Ningtias 7. Elsa Alfa Rizi 8. Nur Af’idatul Husna 9. Dinda Ria Zafira 10. Justitia Navia L.

(2017210473) (2017210559) (2017210569) (2017210605) (2017210634) (2017210798) (2017210799) (2017210810) (2017210812) (2017210816)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANALISIS RISIKO”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 20 Maret 2019

Penulis

2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2 DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3 BAB I ........................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4 BAB II ......................................................................................................................... 5 PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5 2.1

Teori Utilitas ................................................................................................ 5

2.2

Penyesuaian Nilai Risiko............................................................................. 6

2.3

Teknik-Teknik Lain .................................................................................... 7

a.

Teori Pengambilan Keputusan - Decision Tree............................................. 7

b.

Simulasi ......................................................................................................... 8

2.4

Ketidakpastian (Uncertainty)...................................................................... 9

2.5

Risiko Nilai Tukar ..................................................................................... 11

2.6

Risiko dan Informasi ................................................................................. 13

1.

Perencanaan ........................................................................................................ 15

2.

Penanganan ......................................................................................................... 15

3.

Monitoring .......................................................................................................... 15

BAB III ...................................................................................................................... 16 PENUTUP ................................................................................................................. 16 3.1

Kesimpulan ................................................................................................ 16

3.2

Pertanyaan Diskusi.................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17

3

BAB I PENDAHULUAN Para ekonom telah banyak mengembangkan beberapa teori yang menjelaskan risk aversion . Teori yang paling memuaskan kemungkinan adalah teorinilai guna (utility theory). Di dalam teori ini, dikenal adanya Hukum Utilitas Marginal yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility). Hukum ini menyatakan bahwa semakin banyak barang yang dikonsumsi oleh individu per periode waktu (diasumsikan konstan), semakin kecil kenaikan utilitas total akibatadanya tambahan konsumsi. Dengan kata lain, utilitas marginal dari unit tambahanyang dikonsumsi akan semakin kecil. Dalam konteks lifetime wealth, nilai marginal $1 pada saat miskin akan lebih tinggi dibandingkan pada saat kaya.Pada perkembangan selanjutnya, penjelasan teori ini tidak relevan jika risikoyang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan dalam skala yang besar dibandingkan dengan skala kecil. Arrow (1971) dalam ”Essays in the Theory of Risk-Bearing” menyatakan bahwa dalam memaksimalkan expected utility, ada batas tertentu dimana individu akan bersikap risk-neutral ketika bertaruh dalam jumlahyang kecil. Sebagian besar ekonom memahami pandangan ini. Namun, sebagian lainnya memprediksi bahwa pendekatan risk-neutrality tidak hanya berlaku untuk taruhan atau spekulasi (investasi dalam konteks pasar modal) dengan risiko dalam jumlah yang sedikit, tapi juga berlaku pada jumlah yang cukup besar. Utilitas marginal dari kekayaan yang terus berkurang bukan penjelasan yangmasuk akal bagi orang-orang yang menghindari risiko pada skala $10, $100, $1.000,atau bahkan lebih. Berdasarkan prediksi di atas, timbul anggapan bahwa paraekonom seringkali membuat kesimpulan menyesatkan dengan menerapkan expected-utility theory untuk menjelaskan risk aversion dalam konteks di mana sebenarnya teori tersebut memprediksi risiko yang netral. Utlitas merupakan preferensi atau nilai guna pengambil keputusan dengan mempertimbangkan faktor risiko berupa angka yang mewakili nilai pay off sebenarnya berdasarkan keputusan. Angka utilitas terbesar mewakili alternative yang paling disukai, sedangkan angka utilitas terkecil menunjukkan alternatif yang paling tidak disukai (Supranto : 2005 : 374).

4

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teori Utilitas 1. Risk Averse Risk Averse merupakan individu yang apabila dihadapkan pada dua pilihan yang memberikan tingkat return yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil risiko yang lebih rendah. Sikap penghindar risiko adalah sikap pengambil keputusan dengan menetapkan nilai ekuivalen tetap dari suatu kejadian tidak pasti lebih rendah dari nilai harapan kejadian tersebut. Rr(y) > 0 menunjukkan bahwa individu termasuk risk aversion. Jika utilitas atau pendapatan menurun akibat risiko bisnis maka individu akan menghindari risiko. 2. Risk Neutral Risk Neutral merupakan individu yang akan meminta kenaikan tingkat return yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Tipe ini hanya akan mengambil risiko yang sebanding dengan return yang akan diperolehnya. Sikap netral adalah sikap pengambil keputusan di antara dua keadaan ekstrim penggemar risiko dan penghindar risiko. Sikap ini ditunjukan dengan menetapkan nilai ekuivalen tetap terhadap suatu permasalahan sama dengan nilai ekspektasinya. Rr(y) = 0 menunjukkan bahwa individu termasuk risk neutral. Adanya risiko yang tinggi atau rendah tidak menjadi perhatian bagi individu yang mempunyai perilaku risk neutral.

3. Risk Seeking Risk Seeking merupakan individu yang apabila dihadapkan pada dua pilihan yang memberikan tingkat return yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil risiko yang lebih tinggi. Sikap penggemar risiko adalah sikap pengambil keputusan dengan menetapkan nilai ekuivalen tetapnya atas suatu kejadian tidak pasti akan lebih besar daripada nilai ekspektasi dari suatu kejadian. Rr(y) < 0 menunjukkan bahwa individu termasuk risk averse.

5

Seseorang yang menyukai risiko (risk averse/lover) selalu akan membayar dengannilai yang positif, seorang yang netral terhadap risiko (risk neutral) akan membayar nol, artinya dia belum tentu akan ikut permainan ini. Seorang yang takut dengan Risiko (risk averse) akan meminta uang untuk ikut permainan. Artinya: Seseorang disebut risk averter bila dia tidak bersedia ikut suatu taruhan yang fair.  Seseorang disebut risk neutral bila dia tidak bisa dipengaruhi untuk menolak atau mengikuti suatu permainan taruhan yang fair.  Seseorang disebut risk lover atau risk seeker bila dia akan senang sekali mengikuti suatu permainan taruhan yang fair. Fungsi utility pendapatan dari ketiga kelompok tersebut akan berbeda, hal tersebut dapat dipecahkan dengan teori utilitas harapan (expected utility teory).

2.2 Penyesuaian Nilai Risiko •

Value of the Firm = Net Present Value n

NPV   t 1



t (1  r )t

Risk-Adjusted Discount Rate n

k  r  Risk Premium

NPV   t 1

t (1  k )t

6

2.3 Teknik-Teknik Lain a. Teori Pengambilan Keputusan - Decision Tree Pengertian Pohon KeputusanPohon keputusan adalah pemetaan mengenai alternatif-alternatif pemecahan masalah yangdapat diambil dari masalah tersebut. Pohon tersebut juga memperlihatkan faktor-faktor kemungkinan/probablitas yang akan mempengaruhi alternatif-alternatif keputusan tersebut,disertai dengan estimasi hasil akhir yang akan didapat bila kita mengambil alternatifkeputusan tersebut.Manfaat Pohon KeputusanPohon keputusan adalah salah satu metode klasifikasi yang paling populer karena mudahuntuk diinterpretasi oleh manusia. Pohon keputusan adalah model prediksi menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki. Konsep dari pohon keputusan adalah mengubah datamenjadi pohon keputusan dan aturan-aturan keputusan. Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan adalah kemampuannya untuk mem-break down proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih simpel sehingga pengambil keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan. Pohon Keputusan juga berguna untuk mengeksplorasi data, menemukan hubungan tersembunyi antara sejumlah calon variabel input dengan sebuah variabel target. Pohon keputusan memadukan antara eksplorasi data dan pemodelan, sehingga sangat bagus sebagai langkah awal dalam proses pemodelan bahkan ketika dijadikan sebagai model akhir dari beberapa teknik lain. Kelebihan Pohon KeputusanKelebihan dari metode pohon keputusan : Pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat global, dapat diubah menjadi lebih simpel dan spesifik. Perhitungan perhitungan yang tidak diperlukan, karena ketika menggunakan metode pohon keputusan maka sample diuji hanya berdasarkan kriteria atau kelas tertentu. 7

Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur yang terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain dalam node yang sama.Kefleksibelan metode pohon keputusan ini meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan jika dibandingkan ketika menggunakan metode penghitungan satu tahap yang lebihkonvensional! "alam analisis multivariat, dengan kriteria dan kelas yang jumlahnya sangat banyak,seorang penguji biasanya perlu untuk mengestimasikan baik itu distribusi dimensi tinggiataupun parameter tertentu dari distribusi kelas tersebut. b. Simulasi Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya ( state of affairs ). Aksi melakukan simulasi ini secara umum menggambarkan sifat-sifat karakteristik kunci dari kelakuan sistem fisik atau system yang abstrak tertentu. Mudahnya, simulasi merupakan proses virtual yang menggambarkan bagaimana suatu sistem akan berjalan. Umumnya sebuah sistem diciptakan untuk melayani banyak orang, jadi untuk memberikan sistem yang optimal diperlukan sebuah simulasi. Dengan mencontoh atau menduplikasi keadaan yang sebenarnya ini memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan suatu eksperimen terhadap sistem dan prediksi tingkah laku yang hasilnya berdasarka input berbabagai parameter dan aturannya. Disamping itu, pengambilan keputusan juga dapat menganalisis berbagai performa sistem dan memilih keputusan yang optimal untuk jangka waktu yang panjang. Banyak arti mengenai simulasi, namun pada dasarnya bahwa Simulasi merupakan suatu model pengambilan keputusan dengan mencontoh atau mempergunakan gambaran sebenarnya dari suatu sistem kehidupan dunia nyata tanpa harus mengalaminya pada keadaan yang sesungguhnya. Simulasi digunakan apabila suatu kasus atau masalah nyata model matematikanya tidak dapat dibentuk atau metode atau rumus yang tersedia tidak dapat dipakai. Keuntungan dan kelemahan menggunakan Simulasi Keuntungan : a. Simulasi merupakan salah satu metode yang mampu memberikan perkiraan system yang lebih nyata sesuai kondisi operasional dari kumpulan. b. Desain alat, layout dan sistem transparasi baru dapet diuji tanpa menghadirkan aspek tersebut secara langsung. 8

c. Memudahkan mengontrolan lebih banyak kondisi dari suatu percobaan sehingga dimungkinkan untuk dicoba diterapkan secara nyata pada system d. Dapat mempersingkat waktu investigasi e. Dapat dihentikan dan dijalankan kembali, tanpa menimbulkan permasalahan pada system.

Kelemahan: a. Simulasi tidak akurat, karna teknik ini bukan proses optimisasi dan tidak menghasilkan sebuah jawaban tetapi hanya menghasilkan sekumpulan output dari sistem pada berbagai kondisi yang berbeda. Dalam banyak kasus ketelitiannya sulit diukur. b. Model simulasi yang baik sangat mahal, bahkan sering dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan model yang sesuai. c. Tidak semua situasi dapat dievaluasi dengan simulasi. d. Hasil simulasi terkadang sulit diinterprestasikan e. Pemodalan dan analisis modal simulasi terkadang membutuhkan waktu dan biaya yang besar

2.4 Ketidakpastian (Uncertainty) Ketidakpastian adalah kemungkinan kegagalan yang tidak dapat diprediksikan Contoh:Peternak ayam broiler mengalami kegagalanpanen ayam karena penyebaran penyakit New Castle Disease (tetelo) atau akibat Avian influemza kegagalan usaha ternak sapi perah di Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta akibat Gunung Merapi Meletus  Kriteria Maximin Dalam kriteria maximin, pengambil keputusan diangggap pesimis atau konservatif tentang masa depan.Menurut kriteria ini ,hasil terkecil untuk setiap alternatif dibandingkan dengan alternatif yang menghasilkan nilai maksimal dari hasil-hasil minimal yang dipilih atau memilih alternatif yang minimalnya paling besar. Maximax, pada kriteria ini pengambil keputusan dianggap sangat optimis yaitu dipilihnya hasil-hasil terbesar dari alternatif-alternatif yang memberikan hasil maksimal dalam berbagai keadaan secara alamiah. Kriteria maximax ini adalah kriteria yang tidak valid, karena hanya mempertimbangkan hasil yang paling optimistic dan mengabaikan semua keadaan yang mungkin, pay off, dan probabilitas yang lainnya. Kriteria maximin nilai maksimum dari pay-off minimum yang mungkin. Kriteria ini 9

digunakan oleh pengambil keputusan yang pesimistik, konservatif, penghindar risiko. Ketidakpastian (uncertainty) mengacu pada simulasi di mana terdapat lebith dari satu kemungkinan hasil dari suatu keputusan dan probabilitas kemunculan dari masing-masing hasil tersebut tidak diketahui, apalagi dapat ditafsirkan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurang memadainya informasi masa lalu atau ketidakstabilan dalam struktur variabel. Dałam bentuk-bentuk ketidakpastian yang ekstrem, hasilnya sendiri bahkan tidak diketahui. 

Kriteria Minimax Regret Kriteria regret diperkenalkan oleh L.J. Savage bersandar pada konsep opportunity loss atau regret. Kriteria regret yaitu memilih nilai minimum dari regret (opportunity loss) yang maksimum. Keputusan dalam ketidakpastian kriteria minimax (regret).

 

Nilai regret (opportunity loss) dari kemungkinan investasi dapat diperoleh. Berdasarkan kriteria minimax, pilih nilai minimum dari regret (opportunity loss) yang maksimum.



Kriteria Laplace Kriteria ini disebut juga kriteria equal likelihood. Menurut kriteria ini, pengambilan keputusan mengasumsikan bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya. Pada kriteria ini, pengambil keputusan tidak dapat mementukan/mengetahui probabilitas terjadinya berbagai hasil, sehingga diasumsikan bahwa semua kejadian mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadinya atau setiap hasil memiliki probabilitas yang sama. Hasil yang dipilih adalah yang memiliki nilai tertimbang tertinggi.



Kriteria Realisme Kriteria realism dikenal juga sebagai kriteria Huewicz, untuk menghormati penemunya Leonid Hurwicz. Kriteria ini merupakan antara maximax dan maxmin, anatara optimis dan pesimis, pengambilan keputasan yang tepat biasanya memperlihatkan suatu campuran antara optimism dan pesimisme.

10

Pada kriteria ini terdapat koefisien optimis, biasanya disimblokan dengan “α”, yaitu skala untuk mengukur tingkat optimism dari pengambilan keputusan. Ukuran Realisme (UR) = (Hasil maksimal x α) + (Hasil minimal x 1-α)

2.5

Risiko Nilai Tukar 1. Kontrak Futures Kontrak futures adalah sebuah perjanjian atau komitmen dua pihak, untuk mengirimkan atau menerima instrumen finansial atau komoditas pada tanggal tertentu di masa datang, dengan harga yang telah ditentukan pada waktu penandatanganan kontrak. Pihak yang telah setuju untuk mengirim sesuatu dinamakan pihak yang menjual kontrak atau “go short”. Sedangkan pihak lain yang setuju untuk menerima dinamakan pihak yang membeli kontrak atau “go long”. Berbeda dengan kontrak opsi dimana individu yang terlibat pada kontrak mempunyai hak, bukan kewajiban, untuk membeli dan menjual aktiva finansial, kontrak futures mengatur bahwa individu yang terlibat kontrak berkewajiban melakukan pengiriman dan penerimaan. Transaksi futures atau forwards juga berbeda dari transaksi “spot” yang mana mewajibkan pihak bertransaksi untuk melakukan pengiriman segera atau delivery “on the spot” pada harga spot. Futures adalah kontrak berjangka panjang yang bersifat mengikat atau memberi kewajiban kepada kedua belah pihak untuk membeli atau menjual underlying asset tertentu (berupa valuta asing, tingkat bunga, ekuitas, atau komoditas) berdasarkan tingkat harga yang ditetapkan saat ini yang penyelesaian transaksinya dilakukan secara cash settelement di masa yang akan datang sesuai dengan expiration date yang ditetapkan di dalam kontrak tersebut. Harga atas underlying assets dibedakan menjadi initial futures price (harga awal) dan terminal future price (harga pada saar kontrak futures di exercise) apabila terminal futures price lebih rendah daripada initial futures ketika dilaksanakan exercise, maka penjual akan mendapat profit. Sebaliknya, jika pada saat dilaksanakan exercise, terminal future price-nya dari underlying assets lebih tinggi dari pada initial futures pricenya, maka penjual yang akan memperoleh keuntungan.Kondisi ini menunjukan bahwa kedua belah pihak di dalam kontrak futures ini memiliki symetric exposure, mengingat adanya potential loss dan profit function yang seimbang antara penjual dan pembeli.Kontrak futures bukan dimaksudkan untuk memiliki underlying assets secara fisik, melainkan lebih merupakan financial instrument yang digunakan untuk meminimalisasi ekspektasi risiko dalam upaya mencapai profit tertentu. 11

Berdasarkan pada pertimbangan tersebut, sehingga kontrak futures pada umumnya tidak dipertahankan hingga expiration date, melainkan diselesaikan dengan cara closing out the position atau di reserve sebelum berakhirnya masa kontrak. Reverse dilakukan dengan mengambil posisi berlawanan atas kontrak yang sama, yaitu sebagai penjual kontrak futures pada tingkat harga yang lebih tinggi. Contoh perhitungan futures, yaitu : Misalkan, Jika anda ingin membeli kontrak futures pada tanggal 1 april 2008 atas komoditas tomat di Itali sebanyak 20.000 kg dengan initial futures price sebesar $ 0.5 per kg. apabila tingkat harga yang berlaku atas underlying assets-nya pada tanggal 1 Oktober adalah $ 0.9 per kg, maka anda dapat me reserve posisinya pada saat itu dengan menjual kontrak futures yang sama. Untuk itu ia akan memperoleh profit sebesar 20.000 x $0.4 = $8.000 (Bradhitya H.N). Kontrak futures diperdagangkan pada bursa yang telah terorganisasi, sedangkan kontrak forward dilakukan secara langsung antar dua pihak atau menggunakan jasa pihak bank. Tujuan dari kontrak futures pada instrumen keuangan adalah untuk mengalihkan risiko perubahan pada harga sekuritas di masa datang dari satu pihak ke pihak lain dalam kontrak tersebut. Karena itu instrumen futures ini menawarkan suatu cara untuk mangatur tingkat risiko yang ada di pasar finansial.

2. Kontrak Forward Kontrak serah atau yang dalam bahasa asing disebut forward contract adalah suatu persetujuan antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu aset (atau bentuk apapun juga) di suatu waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, tanggal penjualan dan tanggal penyerahan barang dilakukan berbeda. Kontrak serah ini digunakan untuk mengendalikan dan meminimalkan risiko, sebagai contoh risiko perubahan nilai mata uang (contoh:kontrak forward untuk transaksi mata uang) atau transaksi komoditi(contoh: kontrak serah untuk minyak bumi). Satu pihak setuju untuk membeli, pihak lain menjual, untuk suatu harga yang telah disetujui sebelumnya. Saat terjadi transaksi forward, belum terjadi pertukaran/pembayaran uang. Pembayaran dan pengiriman barang dilakukan sesuai dengan jadwal dan aturan yang telah disepakati. Harga forward berbeda dengan harga spot atau harga pada saat asset tersebut berpindah tangan {pada waktu tersebut (spot), biasanya dua hari kerja}.

12

2.6 Risiko dan Informasi 1.

Informasi Asimetri Asimetri informasi merupakan kondisi di mana ada ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya sebagai pengguna informasi (user). Teori asimetri mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak lainnya. Manajer biasanya mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (investor) karena itu bisa dikatakan terjadi asimetri informasi antara manajer dengan infestor. Infestor, yang merasa mempunyai informasi yang lebih sedikit akan berusha menginterpretasikan perilaku manajer. Dengan kata lain, perilaku manajer termasuk dalam perilaku penentuan strktur modal. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan utility bagi dirinya. Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal ini investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan.

2. Seleksi yang merugikan Ketika Anda melakukan bisnis dengan orang-orang Anda akan lebih baik menghindari. Ini adalah salah satu dari dua jenis utama dari kegagalan pasar sering dikaitkan dengan asuransi. Yang lainnya adalah moral hazard. Adverse selection dapat menjadi masalah ketika terdapat informasi asimetris antara penjual asuransi dan pembeli, pada khususnya, asuransi seringkali tidak akan menguntungkan bila pembeli memiliki informasi lebih baik tentang risiko mereka mengklaim daripada penjual. Idealnya, premi asuransi harus diatur sesuai dengan risiko orang yang dipilih secara acak dalam irisan tertanggung penduduk). Dalam prakteknya, ini berarti risiko rata-rata kelompok itu. Ketika ada adverse selection, orang yang tahu bahwa mereka memiliki risiko lebih tinggi daripada rata-rata mengklaim kelompok 13

akan membeli asuransi, sedangkan mereka yang memiliki risiko di bawah rata-rata dapat memutuskan itu terlalu mahal untuk membeli layak. Dalam hal ini, premi diatur sesuai dengan risiko rata-rata tidak akan cukup untuk menutupi klaim yang akhirnya muncul, karena di antara orangorang yang telah membeli kebijakan lebih banyak akan memiliki risiko atas rata-rata dari bawah rata-rata risiko. Memasang premi tidak akan memecahkan masalah ini, karena sebagai premium naik kebijakan asuransi akan menjadi tidak menarik untuk lebih dari orang-orang yang tahu bahwa mereka memiliki risiko lebih rendah mengklaim. Salah satu cara untuk mengurangi adverse selection adalah untuk membuat pembelian asuransi wajib, sehingga mereka yang asuransi untuk risiko harga rata-rata tidak menarik tidak dapat memilih keluar. 3. Moral Hazard Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan besar. Kegiatan yang dilakukan oleh manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan. Metode Mengurangi Bahaya Moral Dalam menjalankan sebuah bisnis, mengelola atau mengetahui potensi sebuah risiko sangat diperlukan agar para pengusaha dapat menghindari kemungkinan terjadinya risiko di masa depan. Manajemen risiko adalah proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, penghindaran, minimalisasi, atau penghapusan risiko yang tidak dapat diterima. Manajemen risiko biasanya dilakukan oleh investor atau manajer keuangan saat melakukan analisis untuk mengukur potensi kerugian dalam investasi. Dalam manajemen risiko dikenal dengan adanya istilah Hazard dan Peril. Kedua istilah tersebut memang memiliki kaitan yang erat, namun memiliki pengertian yang berbeda. Peril disebut juga bencana atau musibah, dan didefinisikan sebagai penyebab terjadinya kerugian. Di mana ketika terjadi peril, maka akan mengalami kerusakan. Jenis musibah yang sering ditemui adalah kebakaran, kecelakaan, ketidakjujuran, atau kecerobohan. Sedangkan hazard didefinisikan sebagai keadaan yang dapat meningkatkan terjadinya kerugian dari suatu musibah (peril). Jalan raya yang rusak, mesin yang tidak terawat, atau pekerjaan yang berbahaya. Di bawah ini akan kita 14

bahas bagaimana cara mengenalikan peril dan hazard melalui manajemen risiko. 1. Perencanaan Proses perencanaan ini dimulai dengan mendaftar risiko yang mungkin terjadi. Kemudian dilanjutkan dengan penilaian risiko mana yang mungkin menimbulkan faktor hazard dan peril, serta bagaimana tingkat keberhasilan mengatasi risiko tersebut. Terakhir menentukan rencana tindakan yang akan diambil. Tujuan perencanaan ini adalah mengidentifikasi risiko utama, memprioritaskan risiko tersebut berdasarkan kecenderungan dan dampak, serta menilai seberapa efektif kendali saat ini pada risiko yang dihadapi. 2. Penanganan Untuk penangan risiko peril dan hazard, Anda bisa menggunakan empat cara yaitu menghindar, mengurangi, memindahkan, dan menerima. Menangani risiko dengan menghindar bisa sangat efektif bila keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan risiko yang akan diterima. Cara yang kedua adalah dengan mengurangi risiko yang diterima. Cara ini bisa dibilang paling umum dan cocok pada rentang risiko yang luas. Kita tetap bisa beraktivitas seperti biasa namun dengan bahaya yang berkurang. Memindahkan risiko ini sering kita gunakan, seperti memindahkan risiko melalui asuransi. Properti, kendaraan, rumah yang memiliki risiko seperti hilang, rusak atau terbakar bisa kita pindahkan risikonya ke perusahaan asuransi dengan asuransi yang kita pilih sehingga menjadi lebih aman. Dalam kasus risiko yang ringan, langkah terbaik yang bisa kita pilih adalah menerimanya. Untuk risiko yang mendapatkan nilai dampak dan kecenderungan yang rendah, solusi sederhana dan murah akan lebih menguntungkan jika kita menerimanya dan melanjutkan bisnis seperti biasa. 3. Monitoring Langkah terakhir yang dilakukan adalah monitoring atau mengontrol sistem yang sudah dibuat. Kontrol ini dilakukan mulai dari proses awal, apakah perlu ada modifikasi pada perencanaan atau yang lainnya. Begitu juga pada penanganan agar tetap berjalan dengan baik. Dengan ketiga langkah ini jalannya manajemen risiko akan lebih efektif. Semua tindakan yang diambil dapat lebih menguntungkan dan minim risiko. Perusahaan pun dapat berkembang dan lebih maju lagi dengan tingkat kerugian yang berkurang. Untuk menyukseskan manajemen risiko dan terhindar dari risiko terjadinya hazard dan peril, perusahaan perlu memiliki manajemen keuangan yang baik melalui pengaturan anggaran atau penyediaan alokasi dana untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut. Bantuan software akuntansi keuangan semacam Jurnal bisa membantu pengaturan keuangan usaha untuk keperluan asuransi maupun investasi, akan sangat diperlukan.

15

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam teori utilitas, terdapat 3 sikap individu, yaitu : Risk Averse, Risk Neutral, dan Risk Seekig. Seseorang yang menyukai risiko (risk averse/lover) selalu akan membayar dengannilai yang positif, seorang yang netral terhadap risiko (risk neutral) akan membayar nol, artinya dia belum tentu akan ikut permainan ini. Seorang yang takut dengan Risiko (risk averse) akan meminta uang untuk ikut permainan.Artinya: Seseorang disebut risk averter bila dia tidak bersedia ikut suatu taruhan yang fair. Seseorang disebut risk neutral bila dia tidak bisa dipengaruhi untuk menolak atau mengikuti suatu permainan taruhan yang fair. Seseorang disebut risk lover atau risk seeker bila dia akan senang sekali mengikuti suatu permainan taruhan yang fair. Fungsi utility pendapatan dari ketiga kelompok tersebut akan berbeda, haltersebut dapat dipecahkan dengan teori utilitas harapan (expected utility teory). Teknik lain yang dapat digunakan yaitu Pohon Keputusan dan simulasi. Pengertian Pohon keputusan adalah pemetaan mengenai alternatif-alternatif pemecahan masalah yangdapat diambil dari masalah tersebut. Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya (state of affairs). Aksi melakukan simulasi ini secara umum menggambarkan sifat-sifat karakteristik kunci dari kelakuan sistem fisik atau system yang abstrak tertentu. Mudahnya, simulasi merupakan proses virtual yang menggambarkan bagaimana suatu sistem akan berjalan. Umumnya sebuah sistem diciptakan untuk melayani banyak orang, jadi untuk memberikan sistem yang optimal diperlukan sebuah simulasi.

3.2 Pertanyaan Diskusi Jika suatu perusahaan baru memiliki pemimpin yang bersikap risk seeking, yang mengambil keputusan dengan menetapkan nilai ketidakpastian atas suatu kejadian akan lebih besar daripada nilai ekspektasinya, sedangkan dalam perusahaan juga terdapat informasi asimetri, langkah apa yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut? Serta teknik apa yang cocok untuk digunakan dalam perusahaan tersebut?

16

DAFTAR PUSTAKA DECISION USEFULNESS APPROACH OF ACCOUNTING INFORMATION:. (2010). AKRUAL. Retrieved Maret 27, 2019 Pengambilan Keputusan. (n.d.). Retrieved Maret 27, 2019, from http://niethahandayani.blogspot.com/2014/11/pengambilan-keputusan-dalamkondisi.html Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti. (n.d.). Retrieved Maret 27, 2019, from https://bobby2pm.wordpress.com/2014/11/02/keputusan-pembeliandalam-kondisi-tidak-pasti/ Resiko, Ketidakpastian, dan Pengambilan Keputusan Ekonomi Manajerial. (n.d.). Retrieved Maret 27, 2019, from https://www.pdfcoke.com/doc/172776633/Resiko-Ketidakpastian-danPengambilan-Keputusan-Ekonomi-Manajerial-S5 RISIKO, KETIDAKPASTIAN, DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. (n.d.). Retrieved Maret 27, 2019, from Scribd: https://id.pdfcoke.com/document/360929294/Ekonomi-Manajerial-ResikoKetidakpastian-Dan-Pengambilan-Keputusan Teori Pengambilan Keputusan - Decision Tree. (n.d.). Retrieved Maret 27, 2019, from Academia.edu: https://www.academia.edu/31573613/Teori_Pengambilan_Keputusan_Decision_Tree Teori

Utilitas. (n.d.). Retrieved Maret 27, 2019, http://repository.upi.edu/11601/6/S_MAT_1006534_Chapter3.pdf

from

17

Related Documents


More Documents from ""