MAKALAH DOKUMENTASI “Data Base Nursing” DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN DOSEN PENGAMPUH : Ns.Asnah, S.Kep, M.Pd
DISUSUN OLEH : 1. Aprilliani Salamatus Sadiyah
P07220117043
2. Della AristaWibawati
P07220117045
3. Hary Handika Pratama
P07220117051
4. Jessyca Dumanauw
P07220117055
5. Tiara Rizki Fitriani
P07220117076
6. Widya Hartati
P07220117078
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN AJARAN 2017/2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, dan karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Dokomentasi keperawatan
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengertahuan kita, mengenai Dokomentasi keperawatan.kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Balikpapan, 01 September 2018
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
Cover KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2 DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3 BAB I .................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4 A.
Latar Belakang......................................................................................................... 4
B.
Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................... 6 PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6 A.
Pengertian Data base ............................................................................................. 6
B.
Kemampuan Yang Harus Dimiliki Perawat.............................................................. 7
C.
Tipe Data ................................................................................................................. 8
D.
Jenis Data ................................................................................................................ 8
E.
Sumber Data ......................................................................................................... 10
F.
Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 12
G.
Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 17
H.
Pengamatan atau Observasi ................................................................................. 22
I.
Pemeriksaan Fisik .................................................................................................. 22
BAB III ................................................................................................................................ 27 PENUTUP ........................................................................................................................... 27 A.
Kesimpulan ............................................................................................................ 27
B.
Saran ..................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 28
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Database merupakan sekumpulan informasi yang saling berkaitan pada suatu subjek tertentu pada tujuan tertentu pula. hasil pengolahan data yang konkrit dan sudah mempunyai arti untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Data sangat
dibutuhkan oleh perawat dalam menegakkan diagnosa. Salah satu definisi basis
data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara
informasi
dan
membuat
informasi
tersedia
saat
dibutuhkan.Secara praktis, basis data dapat dianggap sebagai suatu penyusun data yang terstruktur yang disimpan dalam media pengingat (harddisk) yang tujuannya agar data tersebut dapat diakses dengan mudah dan cepat. Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana sejarah perkembangan komputer sampai dengan sekarang? 2. Bagaimana sejarah perkembangan komputer disetiap generasi?
C. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Agar kita mengetahui sejarah perkembangan komputer sampai sekarang.
4
2. Agar kita mengetahui sejarah perkembangan komputer disetiap generasi.
5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Data base Data base adalah data yang tersimpan dan diatur atau diorganisasikan sehingga data tersebut dapat dicari dengan mudah dan efisien. Database atau sering pula dieja basisdata, adalah kumpulan informasi yang disimpan di
dalam
komputer
secara
sistematik
sehingga
dapat
diperiksa
menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Salah satu definisi basis data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan.Secara praktis, basis data dapat dianggap sebagai suatu penyusun data yang terstruktur yang disimpan dalam media pengingat (harddisk) yang tujuannya agar data tersebut dapat diakses dengan mudah dan cepat. Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data yang dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili denga menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.
6
Tipe data merupakan Dalam ilmu komputer dan pemrograman komputer, tipe data ialah klasifikasi data yang mengenalkan kompilator atau penerjemah bagaimana programmer bermaksud untuk menggunakan data. Sebagian besar bahasa pemrograman mendukung berbagai macam data, sebagai contoh, bilangan riil, integer atau boolean. Sebuah tipe data menyediakan sekumpulan nilai-nilai dari ekspresi (yaitu variabel, fungsi) yang dapat mengambil nilai tersebut.Tipe data ini mendefinisikan operasi yang akan dilakukan pada data, maksud dari data dan jurusan nilai dari tipe tersebut dapat disimpan.
B. Kemampuan Yang Harus Dimiliki Perawat Kemampuan yang harus dimiliki perawat dalam dokumentasi keperawatan yaitu: 1. Pengkajian : mengidentifikasi KDM, hal-hal yang berkaitan dengan status kesehatan. Memliki pengetahuan patofisiolagi, mengidentifikasi system keluarga, mengidentifikasi system lingkungan fisik, budaya, social, ekonomi, politik. Terampil berkomunikasi dengan baik dan benar dalam pengumpulan data. Terampil dalam pemeriksaan fisik klien. 2. Diagnosis : mengidentifikasi masalah, penyebab, dan gejala/tanda masalahtersebut. Merumuskan karakteristik diagnosis keperawatan. Menyusun urutan prioritas masalah keperawatan. Mengidentufikasi hubungan
sebab
akibat
dari
komponen-komponen
diagnosis
keperawatan. 3. Perencanaan : memahami ruang lingkup praktek keperawatan sebagai dasar penyusunan perencanaan keperawatan. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam hal lingkup perencanaan. Memahami kompetensi dari setiap anggota tim kesehatan/tim keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Mengambil keputusan untuk pemecahan
masalah/diagnosis
keperawatan.
Kemampuan
memprediksi kesehatan klien pada masa yang akan datang.
7
untuk
4. Implementasi : memenuhi kebutuhan dasar klien. Menguasai tehniktehnik keperawatan tertentu yang berkaitan dengan kebutuhan klien, misalnyatahnik septic dan aseptic, tehnik pemenuhan O2, dll. Menguasai tehnik penunjang observasi klien, tehnik psikomotor, tehnik kolaborasi penyuluhan/pendidikan kesehatan, dll. Memahami dan mampu melaksanakn etika keperawatan pada setiap tindakan dengan memperhatikan norma-norma yang berlaku pada instusi. 5. Evaluasi : membandingkan hasil tindakan atau proses keperawatan dengan standar yang harus dilakukan dalam menilai perkembangan klien. Memodifikasi rencana dan tindakan sesuai dengan hasil penilaian.
C. Tipe Data 1. Data Subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu. 2. Data Objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.
D. Jenis Data Jenis-jenis data dapat dibagi berdasarkan sifatnya, sumbernya, cara memperolehnya, dan waktu pengumpulannya. Menurut sifatnya, jenisjenis data yaitu: 1. Data Kualitatif: data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka, misalnya: Kuesioner Pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan sebuah rumah sakit atau gaya kepemimpinan, dll.
8
2. Data Kuantitatif:data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, misalnya: harga saham, besarnya pendapatan, dll. Jenis-jenis data menurut sumbernya, antara lain: 1. Data Internal:data intenal adalah data dari dalam suatu organisasi yang menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Contohnya: suatu perusahaan, jumlah karyawannya, jumlah modalnya, atau jumlah produksinya, dll. 2. Data Eksternal:data eksternal adalah data dari luar suatu organisasi yang
dapat
menggambarkan
faktor-faktor
yang
mungkin
mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat mempengaruhi hasil penjualan suatu perusahaan. Jenis-jenis data menurut cara memperolehnya, antara lain: 1. Data Primer (primary data):data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi. 2. Data Sekunder (secondary data): data sekunder adalah data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Jenis-jenis datamenurut waktu pengumpulannya, antara lain: 1. Data cross section,yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut. Misalnya; data penelitian yang menggunakan kuesioner.
9
2. Data berkala (time series data),yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut. Misalnya, perkembangan uang beredar, harga 9 macam bahan pokok penduduk.
E. Sumber Data Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. 1. Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. 2. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya
Menurut Para Ahli : 1. Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui sumbernya dengan melakukan penelitian ke objek yang diteliti (Umar, 2003 : 56). 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku, diperoleh berdasarkan catatan – catatan, diperoleh dari internet yang berhubungan dengan penelitian (Sugiyono, 2005 : 62).
10
Sumber Data Menurut Pengertian Lainnya 1. Sumber data primer Klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.
2. Sumber data sekunder Orang terdekat, informasi dapat diperoleh melalui orang tua, suami atau istri, anak, teman klien, jika klien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang menurun, misalnya klien bayi atau anak-anak, atau klien dalam kondisi tidak sadar.
3. Sumber data lainnya
Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya. Catatan kesehatan terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan.
Riwayat penyakit Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana tindakan medis.
Konsultasi Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnosa.
Hasil
pemeriksaan
diagnostic
Seperti
hasil
pemeriksaan
laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan.
11
Perawat lain Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat klien sebelumnya. Hal ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah diberikan.
Kepustakaan.
Untuk
mendapatkan
data
dasar
klien
yang
komprehensif, perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien.Memperoleh literatur sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatat disebut observer yang diamati disebut observer. Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Supardi, 2006 : 88). Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan untuk ditafsirkan secara ilmiah. Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian
kelas
pembelajaran,
yang
tingkah
kelompoknya.Pengamatan
meliputi laku
pengamatan
anak
dapat
dan
dilakukan
kondisi
interaksi
interaksi
anak
dan
secara
bebas
dan
terstruktur.Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.
12
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, perasan.Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Secara umum observasi dapat dilakukan dengan cara yaitu : a. Observasi Partisipan Observasi partisipan adalah apabila observasi (orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau berada dalam keadaan obyek yang diobservas (Supardi, 2006).Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
b. Observasi Non Partisipan Merupakan suatu proses pengamatan observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat (Margono, 2005 : 161-162). Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
13
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dan lain-lain. Observasi diartikan sebagai pengamatan dengan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaaan. Kelebihan dan Kelemahan Observasi Non Partisipan Kelebihan
Kelemahan 1. Peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai
1. Murah dan mudah dilaksanakan.
pengamat dari luar tanpa mengetahui makna
2. Dapat dilakukan secara serempak
yang terkandung di dalam peristiwa.
dengan observer lebih dari satu. 2. Banyak peristiwa psikis yang tidak dapat 3. Observer yang sibuk biasanya tidak diamati, misalnya cinta, simpatik, harapan. keberatan untuk diamati. 3.
Observer dapat sengaja memberikan
kesan yang menyenangkan atau sebaliknya.
2. Metode Wawancara Metode wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Supardi, 2006 : 99). Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu wawancara yang akan mengajukan
14
pertanyaan dan orang yang akan diwawancarai yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang akan diajukan (Moleong, 2005 : 186). Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon. Wawancara harus diperoleh dalam waktu yang sangat singkat serta bahasa yang digunakan harus jelas dan teratur. Dilihat dari prosedur wawancara, metode wawancara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Wawancara bebas Wawancara bebas adalah proses wawancara dimana interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya jawab pada pokok-pokok persoalan dari fokus penelitian dan interviewer orang yang diwawancari (Supardi, 2006 : 100). 2. Wawancara terpimpin Wawancara ini juga disebut dengan interview guide. Ciri pokok wawancara terpimpin adalah bahwa pewawancara terikat oleh suatu fungsi, bukan saja sebagai pengumpul data tetapi relevan dengan maksud penelitian yang telah dipersiapkan, serta data pedoman yang memimpin jalannya tanya jawab (Supardi, 2006 : 100). 3. Wawancara bebas terpimpin Wawancara bebas terpimpin adalah kombinasi antara wawancara bebas dengan terpimpin (Supardi, 2006 :100). Jadi pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi
15
pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia menyimpang. Pada penelitian ini akan digunakan teknik wawancara yang menggunakan petunjuk umum wawancara, dimana sebelum bertemu dengan informan, peneliti akan mempersiapkan berbagai hal yang akan ditanyakan sehingga berbagai hal yang ingin diketahui dapat lebih terfokus. Jenis- jenis wawancara, yaitu : 1. Wawancara Tatap Muka Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
Bisa membaca isyarat non verbal
Bisa memperoleh data yang banyak
Kekurangannya adalah :
Membutuhkan waktu yang lama.
Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah.
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan.
Pewawancara perlu dilatih
Bisa menimbulkan bias pewawancara
Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
2. Wawancara via phone Kelebihan :
16
Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka).
Kelemahan :
Isyarat non verbal tidak bisa dibaca.
Wawancara harus diusahakan singkat.
Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel.
G. Metode Pengumpulan Data Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya. Metoda yang digunakan dalam pengumpulan data pada tahap pengkajian adalah Wawancara (interview), pengamatan (observasi), dan pemeriksaan fisik (pshysical assessment).dan studi dokumentasi. 1.
Wawancara Biasa juga disebut dengan anamnesa adalah menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. Dalam berkomunikasi ini perawat mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaannya yang diistilahkan teknik komunikasi terapeutik.Teknik tersebut mencakup keterampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka maupun tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon klien.Teknik non verbal meliputi
17
mendengarkan
secara
aktif,
diam,
sentuhan
dan
kontak
mata.Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang perlu dilatih. Unsur-unsur yang penting dalam mendengarkan secara aktif yaitu : a. Memperhatikan pesan yang disampaikan b. Mengurangi hambatan-hambatan :
Suara yang gaduh (suara radio, tv, pembicaraan di luar)
Kurangnya privasi
Adanya interupsi dari perawat lain
Perasaan terburu-buru
Klien merasa cemas, nyeri, mengantuk
Perawat sedang memikirkan hal lain / tidak fokus ke klien
Klien tidak senang dengan perawat atau sebaliknya
c. Posisi duduk sebaiknya berhadapan, dengan jarak yang sesuai. d. Mendengarkan penuh dengan perasaan terhadap setiap yang dikatakan klien e. Memberikan kesempatan klien istirahat
2. Tujuan Wawancara : a.
Untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien.
b. Untuk
mendapatkan
informasi
yang diperlukan
dalam
mengidentifikasi dan merencanakan tindakan keperawatan. c.
Membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan.
d. Membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian.
18
e.
Meningkatkan hubungan antara perawat dengan klien dalam berkomunikasi. Komunikasi
keperawatan digunakan untuk
memperoleh
riwayat keperawatan.Riwayat keperawatan merupakan data yang khusus dan data ini harus dicatat, sehingga rencana tindakan keperawatan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan klien. Riwayat keperawatan sebaiknya segera didapatkan begitu klien masuk rumah sakit, karena riwayat tersebut akan memudahkan perawat dalam mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan klien, resiko terjadinya gangguan fungsi kesehatan, dan masalah-masalah keperawatan yang aktual maupun potensial.
3. Tahapan Wawancara / Komunikasi : a.
Persiapan Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus
melakukan persiapan dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk terhadap klien, karena akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya
dengan
klien.Jika
klien
belum
bersedia
untuk
berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa, atau memberi kesempatan kapan klien sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
b. Pembukaan atau perkenalan Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi
pokok
pembicaraan.
Perawat
perlu
memberikan
informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan
19
disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.
c.
Isi / tahap kerja
Fokus wawancara adalah klien
Mendengarkan dengan penuh perhatian.
Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya
Jika situasi memungkinkan kita dapat memberikan sentuhan terapeutik, yang bertujuan untuk memberikan dorongan spiritual, merasa diperhatikan.
d. Terminasi Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui kapan wawancara akan berakhir dan tujuan
dari
wawancara
pada
awal
perkenalan,
sehingga
diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan Jadi,
hal-hal
berikutnya. yang
perlu
diperhatikan
dalam
melakukan
wawancara dengan klien adalah :
Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
Memberikan menyampaikan
kesempatan
kepada
klien
untuk
keluhan-keluhannya / pendapatnya secara
bebas
20
Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien
Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Tidak bersifat menggurui
Memperhatikan pesan yang disampaikan
Mengurangi hambatan-hambatan
Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
Menghindari adanya interupsi
Mendengarkan penuh dengan perasaan
Memberikan kesempatan istirahat kepada klien
4. Macam Wawancara : a.
Auto anamnesa : wawancara dengan klien langsung
b.
Allo anamnesa : wawancara dengan keluarga / orang terdekat.
Teknik Pengumpulan Data Yang Kurang Efektif : a. Pertanyaan
tertutup
:
tidak
ada
kebebasan
dalam
mengemukakan pendapat / keluhan / respon. misalnya : “Apakah Anda makan tiga kali sehari ?“ b. Pertanyaan terarah : secara khas menyebutkan respon yang diinginkan. Misalnya : “……………. Anda setuju bukan?” c. Menyelidiki : mengajukan pertanyaan yang terus-menerus d. Menyetujui / tidak menyetujui.Menyebutkan secara tidak langsung bahwa klien benar atau salah.Misalnya : “Anda tidak bermaksud seperti itu kan?”
21
H. Pengamatan atau Observasi Tahap kedua dalam pengumpulan data adalah pengamatan, dan pada praktiknya kita lebih sering menyebutnya dengan observasi. Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi : a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara rinci kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akan menghitung nafas Bapak dalam satu menit“ kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya. b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien. c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh perawat yang lain. Contoh kegiatan observasi misalnya : terlihat adanya kelainan fisik, adanya perdarahan, ada bagian tubuh yang terbakar, bau alkohol, urin, feses, tekanan darah, heart rate, batuk, menangis, ekspresi nyeri, dan lainlain.
I. Pemeriksaan Fisik Tahap
ketiga
dalam
pengumpulan
data
adalah
pemeriksaan
fisik.Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat keperawatan klien.Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan
bersamaan
dengan
22
wawancara.Fokus
pengkajian
fisik
keperawatan adalah pada kemampuan fungsional klien.Misalnya , klien mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak. Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam keperawatan
adalah
untuk
menentukan
status
kesehatan
klien,
mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan keperawatan. Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu : a.
Inspeksi Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain.
b. Palpasi Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :
Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.
23
c.
Perkusi Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya
(kiri
kanan)
dengan
tujuan
menghasilkan
suara.
Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara. Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :
Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia.
Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar.
Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.
d. Auskultasi Adalah
pemeriksaan
mendengarkan
suara
fisik
yang
yang
dihasilkan
dilakukan oleh
dengan
tubuh.
cara
Biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus. Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafasadalah :
Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluransaluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.
Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.
24
Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.
Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan : a. Head to toe (kepala ke kaki) Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari : keadaan umum, tandatanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas. b. ROS (Review of System / sistem tubuh) Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu : keadaan umum, tanda vital, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal dan integumen, sistem reproduksi. Informasi yang didapat membantu perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu mendapat perhatian khusus. c. Pola fungsi kesehatan Gordon, 1982 Perawat
mengumpulkan
data
secara
sistematis
dengan
mengevaluasi pola fungsi kesehatan dan memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus meliputi : persepsi kesehatan-penatalaksanaan
kesehatan,
nutrisi-pola
metabolisme, pola eliminasi, pola tidur-istirahat, kognitif-pola
25
perseptual, peran-pola berhubungan, aktifitas-pola latihan, seksualitas-pola reproduksi, koping-pola toleransi stress, nilaipola keyakinan. d. DOENGOES (1993) Mencakup : aktivitas / istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makanan dan cairan, hygiene, neurosensori, nyeri / ketidaknyamanan, pernafasan, keamanan, seksualitas, interaksi sosial, penyuluhan / pembelajaran.
26
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA http://heartmindnurse.blogspot.com/2011/02/pengumpulan-data-dalamkeperawatan.html
https://ganjarsayogo.wordpress.com/2015/04/24/data-pengertian-jenis-metodepengumpulan-dan-variabel-penelitian/ https://www.pasmata.com/pemrograman/pengertian-dan-contoh-tipe-datavariabel-dan-konstanta-dalam-ilmu-pemrograman.html http://heartmindnurse.blogspot.com/2011/02/pengumpulan-data-dalamkeperawatan.html https://azharnasri.blogspot.com/2015/04/sumber-data-jenis-data-dan-teknik.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tipe_data
28