Makalah Diagnostik Kl 5.docx

  • Uploaded by: Malinda Fadilah
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Diagnostik Kl 5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,144
  • Pages: 12
MAKALAH Anamnesis dan Pemeriksaan pada Daerah Kelamin Pria dan Wanita Dosen pembimbing: Nurul Laili, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Di susun oleh : Malinda fadlilah

PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PAJARAKAN-PROBOLINGGO 2018

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW. Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul ”Anamnesis Dan pemeriksaan pada daerah kelamin pria dan wanita ” dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren Zainul Hasan Genggong 2. Dr,Nur Hamim ,S.Kep,Ns.,M.Kep sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong 3. Sinta Wahyusari, S.Kep.,Ns.,M.kep.,Sp.Mat. sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan 4. Rizka Yunita ,S.kep.,Ns.,M.kep Sebagai Wali Kelas Prodi S1 Keperawatan 5. Alwin Widiayanto, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai dosen mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan II. Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.

Probolinggo, 6 Oktober 2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang......................................................................................... 1 1.2 RumusanMasalah ................................................................................... 2 1.3 Tujuan ..................................................................................................... 3 1.4 Manfaat ................................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Riwayat kesehatan .................................................................................. 4 2.2 Teknik pemeriksaan fisik pada alat kelamin pria dan wanita ................ 4 2.3 Kelainan pada alat kelamin pria dan wanita ............................................ 5 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 6 3.2 Saran ........................................................................................................ 7 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Pemeriksaan fisik adalah peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis .atau pemeriksaan tubuh klien secara secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, unruk mempeoleh data yang sistematif dan kompherensif , memastikan atau membuktikan hasil Anamnesa , menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien .

1.2.Rumusan masalah 1. Mengidentifikasi riwayat kesehatan ? 2. Apa saja teknik pemeriksaan fisik pada alat kelamin Pria dan wanita ? 3. Apa saja kelainan pada alat kelamin pria dan wanita ? 1.3.Tujuan 1. Untuk mengetahui riwayat kesehatatan 2. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik pada alat kelamin Pria dan wanita 3. Untuk mengetahui kelainan pada alat kelamin pria dan wanita 1.4.Manfaat Menambah wawsan dan mengetahui tentang Anamnesa dan pemeriksaan pada daerah kelamin pria dan wanita

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan adalah ringkasan kondisi kesehaan klien mulai dari waktu lampau hingga alasan mengapa saat ini datang kepusat kesehatan. Riwayat ini meliputi hal-hal sebagai berikut: A. Data demografi B. Keluhan utama C. Persepsi tentang kondisi sakit saat ini D. Riwayat penyakit terdahulu, riwayat pembedahan, riwayat dirawat di rumah sakit. E. Riwayat penyakit keluarga F. Pengobatan yang saat ini sedang dijalani G. Riwayat alergi H. Status perkembangan mental klien I.

Riwayat psokososial

J.

Riwayat sosiokultural

K. Aktifitas harian (activity daily living) 

Nutrisi atau diet harinya dan sesudah sakit



Keyakinan pola ibadah yang dimiliki sebelum dan sesudah sakit



Pola aktivitas seksual yang dilakukan sebelum dan sesudah sakit



yang dilakukan sebelum dan sesudah sakit



Eliminasi BAK –eliminasi urine dan BAB- eliminasi alvi yang dialami sebelum dan sesudah sakit



Pola istirahat dan tidur sebelum dan sesudah sakit



Aktivitas dan rutinitas yang dilakukan tiap hari.

2.2 Teknik pemeriksaan fisik pada alat kelamin pria dan wanita

1. Pemeriksaan fisik kelamin pada pria a) Inspeksi penis dan skrotum Skrotum diperiksa untuk melihat adanya luka atau ruam.lesi telengiektasi kecil, merah tua, agak menonjol pada skrotum lazim ditentukan pada indidvidu di atas 50 tahun. Keadaan ini disebut angiokeratoma dan bersifat jinak. b) Palpasi nodus inguinal Dengan menggerakkan jari secara memutar sepanjang ligamentum inguinal, pemeriksa dapat menentukan adanya adenovapati inguinal. Biasanya nodus nodus limfe berukuran kecil (0,5 cm) dan dapat digerakkan dengan bebas ditemukan di daerah ini. Karena pembuluh limfe dari perineum, tungkai dan kaki bermuara kedalam daerah ini, tidak mengherankan bahwa nodus nodus limfe berukuran kecil sehingga sering dijumpai disini. c) Palpasi penis Palapasi batang mulai dari glen sampai basis penis. Adanya parut, kulkus,atau tanda tanda peradangan harus di catat atau palpasi porporakarvenosa dilakukan dengan memegang penis di antara jari-jari kedua tangan dan memakai jari telunjuk untuk memeriksa durasi. Adanya indurasi yang tidak nyeri tekan atau daerah fibrotic di bawah kulit pbatang penis mengarah ke penyakit peyronie. d) Palpasi uretra Uretra harus dipalpasi mulai dari meatus externus, melalui korpus spongeosus sampai ke pangkalnya, pemeriksa mengangkat penis dengan tangan kiri semetara jari telunjuk tangan menekan skrotum di garis tenngah dan mempalpasi jauh ke pangkal korpus spongeosum. Bantal jari telunjuk kanan harus mempalpasi seluruh korpus spongeosum mulai dari meatus sampai ke pangkalnya. Jika ada secret “pemerahan uretra” dapat menghasilkan setetes secret yang harus di tempatkan di atas gelas objek untuk pemeriksaan mikroskopik. Kulup, jika di retraksi, harus dikembalikan ketempatnya semula. Parafimosis adalah keadaan dimana kulup dapat di retrasikan tetapi tidak dapat di kembalikan ke tempat semula dan tertahan di belakang korona. e) Palpasi testis Tiap testis dipalpasi secara terpisah, pakailah kedua tangan untuk memegang tensis dengan lembut. Sementara tangan kiri memegang kutup superior dan inferior testis, tangan kanan melakuakan palpasi permukaan anterior dan posterior. f) Palpasi epidimis dan vas deferens Selanjutnya, tentukan lokasi dan palpasi epididimis pada aspek posterior testis atau kepala dan ekornya harus di palpasi dengan cermat untuk menentukan adanya nnyeri tekan, dodularitas/massa. 2. Pemeriksaan kelamin pada wanita

a) Inspeksi genetalia eksterna dan rambut Mons veneris diperiksa untuk melihat adanya lesi atau pembengkakan. Rambut pubis di periksa untuk melihat polanya dan adanya kutu pubis. Kulit vulva din periksa untuk melihat adanya kemerahan, eksporiasi, massa atau pikmentasi.setiap lesi harus dipalpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan. b) Inspeksi labia Labia mayora dan minora dibuka terpisah diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan, catatlah setiap lesi peradangan, ulserasi,pengekluaran secret, kutil, trauma, bengkak, perubahan atrofit atau massa yang ditemukan. c) Inspeksi klitoris Klitoris diperiksa untuk melihat ukuran dan adanya lesi. Biasanya klitoris berukuran 3-4 mm. d) Inspeksi meatus uretra Celupkan kapas lidi kedalam secret itu dan oleskan lah pada slide mikroskop untuk pemirsaan lebih lanjut. e) Inspeksi perineum Perineum dan anus diperiksa untuk melihat adanya massa parut,visura atau fistel. Anus harus diperiksa untuk melihat adanya hemoroid, iritasi atau vusura. f) Inspeksi serviks Speculum dimasukkan sejauh mungkin kedalam vagina. Kalua sudah dimasumkkan dengan lengkap, speculum di putar ke posisi transversal, dengan pegangan nya kearah bawah dan di buka dengan perlahan lahan. Dengan daun daun terbuka dinding vagina dan serviks dapat di visualisasikan. g) Palpasi serviks dan korpus uterus Serviks biasanya dapat di gerakkan 2-4 cm dalam segala arah .serviks di dorong ke belakang dan ke atas ke arah tangan yang berada di permukaan perut ketika tangan itu mendorong ke bawah .setiap keterbatasan gerakan atau timbulnya nyeri karena pergerakan itu harus di catat .mendorong serviks keatas dan kebelakang cenderung menggerakkan uterus yang berada dalam posisi anteversi dan antefleksi ke dalam posisi yang lebih mudah di palpasi . h) Palpasi adneksa Setelah memeriksa uterus, palpasilah adneksa kanan dan kiri. Jika pasien sudah mengeluh nyeri pada satu sisi, mulailah pemeriksaan pada sisi lainnya .tangan kanan harus pindah ke forniks lateral kiri sementra tangan kiri ( yang di permukaan perut ) pindah ke kuadran kiri pasien jari jari di dalam vagina mengangkat adneksa kea rah tangan yang di permukaan perut , yang berusaha melakukan palpasi struktur struktur adneksa . adneksa di periksa untuk mengetahui adanya massa,lukiskanlah ukuan , bentuk,konsistensi , dan mobilitas dan juga nyeri tekan struktur struktur adneksa . I.Palpasi septum rektovaginal .

Pemeriksaan rektovaginal menghasilkan pemeriksaan bagian posterior pelvis dan cul-de-sac yang lebih baik di bandingkan pemeriksaan bimanual saja. Dan sering juga dapat mencapai 1-2 cm lebih tinggi ke dalam pelvis dengan pemeriksaan rektovaginal .tangan kanan , masih di dalam vagina , di tarik keluar sedikit sehingga jari tengah kanan dapat di keluarkan dari vagina . pasien di minta untuk mengejan , dan pada saat itu jari tangan di masukkan secara perlahan lahan di masukkan ke dalam rectum . jari telunjuk kanan di letakkan sejauh mungkin ke atas pada permukaan posterior vagina . 2.3 Kelainan pada alat kelamin pria dan wanita  Kelainan pada alat kelamin pria 1.Hipogonadisme Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang di sebabkan oleh gangguan interaksi hormone , seperti hormone androgen dan hormon testosteron.gangguan ini menyebabkan infertilitas , impontensi dan tidak adanya tanda tanda kepriaan .penanganan yang dapat di lakukan dengan cara terapi hormon. 2.kriptokordisme Kriptokordisme adalah kegagalan dari satu atau dua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi . hal tersebut dapat di tangani dengan pemberian hormone human chorionic gonadotropin untuk merangsang testosteron . jika belum turun juga , di lakukan pembedahan . 3.Uretritis Uretritis adlah peradangan pada uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil . organism yang paling sering menyebabkan urethritis adalah chlamydia trachomatis , ureplasma urealytium atau virus herpes . 4.Prostatis Prostatis adlah peradangan prostat.penyebabnya dapat berupa bakteri. Seperti echecrichia coli maupun bakteri lain. 5.Epididimitis Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pada pria . organisme penyebab epididimitis adalah E.coli dan chlamydia 6.Orkitis Orkitis adlah pearadangan pada testis yang di sebabkan oleh virus parotis . jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilisasi.  Kelainan pada Alat kelamin wanita . 1. Endometriosis

2.

3.

4.

5.

6.

Salah satu penyakit pada system reproduksi yang sering kita dengar adalh endometriosis. Kondisi ini terkait kepada gangguan uterus yang merupakan tempat pertumbuhan janin . masalah yang hadir pada uterus ini adlah tumbuhnya suatu jaringan yang seharusnya berada di dalam Rahim, namun justru tumbuh di luarnya. Ovarium,bagian belakang Rahim, usus, atau kandung kemih adalah lokasi yang biasanya menjadi tepat pertumbuhan jaringan tersebut. Fibroid Rahim Penyakit pada system reproduksi lainnya yang beresiko menjangkiti perempuan adalah fibroid Rahim. Kelainan ini berupa pertumbuhan tumor non kanker yang menyerang perempuan pada usia subur. Fibroid biasanya terdiri dari sel sel otot dan jaringan lainnya yang tumbuh di sekitar dinding Rahim dan di dalam Rahim. Meski penyebab fibroid Rahim masih belum di ketahui, namun satu factor risiko telah berhasil di identifikasi. Factor tersebut adalah berat badan berlebih ( OBESITAS ) . Kanker ginekologi Kanker ginekologi merupakan sebutan untuk kanker yang awal pertumbuhannya dari organ reproduksi perempuan . beberapa kanker yang di masukkan ke dalam kelompok kanker ginekologi adalah kanker Rahim, kanker mulut Rahim, kanker ovarium , kanker vagina , dan kanker vulva . Rahim turun , Penyakit pada system reproduksi perempuan yang menimpa Rahim adalah turunnya organ tersebut dari posisi seharsnya hingga ke vagina atau jalan rahim.Rrahim turun ( Prolapsed uteri ) di kategorikan menjadi inkomplit dan komplit . prolapse uteri inkomplit terjadi ketika hanya sebagian dari Rahim yang masuk ke dalam vagina. Sedangkan kondisi parah dari penyakit ini bias mengakibatkan bagian mulut rahim menonjol hingga keluar vagina yang di sebut juga prolaps uteri komplit. Penyakit radang panggul Penyakit radang panggul diakibatkan oleh infeksi yang bias merambat kesaluran reproduksi perempuan.Umumnya,bakteri penyebab infeksi biasanya masuk dan menimbulkan infeksi di dalam vagina terlebih dahulu.Salah satu yang di duga menjadi penyebab hadirnya penyakit radang panggul adalah infeksi gonore.Penyakit raadang panggul dapat menyebabkan komplikasi berupa infertilitas. Interstitial cystitis (IC) Penyakit lain yang bisa menyerang organ reproduksi perempuan adalah interstitial cystitis.Kondisi ini terjadi ketika kandung kemih atau daerah sekitar panggul yang mengalami nyeri kronis sehingga mengakibatkan ketidak nyamanan terus-menerus.

7. Sindrom Ovrium polikistik Sindrom ovarium polikistik juga bisa di ketegorikan sebagai penyakit pada system reproduksi perempuan.Hal ini terjadi ketika ovarium atau kelenjar adrenal menghasilkan hormon laki-laki lebih dari biasanya.Jika hal ini terjadi,maka perempuan rentan terkena diabetes dan penyakit jantung.Adapun gejala-gejala yang muncul adalah infertilitas,nyeri panggul,tumbuh rambut yang berlebihan di tempat yang tidak seharusnya tidak di tumbuhi rambut,kebotakan,jerawat,kulit berminyak,atau ketombe. 8. Penyakit menular seksual (PMS) Penyakit pada system reproduksi yang mungkin muncul lainnya adalah penyakit menular seksual.Seoarang perempuan yang berhubungan seksual dengan seseorang yang menderita penyakit kelamin akan tertular penyakit seksual.Ketika di derita oleh perempuan hamil,maka hal ini bisa turut berdampak serius kepada janin.

BAB III PENUTUP

3.2.Kesimpulan Pemeriksaan fisik adalah peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis. Riwayat kesehatan adalah ringkasan kondisi kesehaan klien mulai dari waktu lampau hingga alasan mengapa saat ini datang kepusat kesehatan Riwayat ini meliputi hal-hal sebagai berikut: Data demografi, Keluhan utama, Persepsi tentang kondisi sakit saat ini, Riwayat penyakit terdahulu, riwayat pembedahan, riwayat dirawat di rumah sakit, Riwayat penyakit keluarga, Pengobatan yang saat ini sedang dijalani, Riwayat alergi, Status perkembangan mental klien, Riwayat psokososial, Riwayat sosiokultural, Aktifitas harian (activity daily living).

3.3.Saran Sebagai seorang perawat harus mengetahui anatomi dan fisiolgi tubuh manusia. Hal ini berguna agar tidak terjadi kesalahan dalam menanganan dan tindakan terhadap klien.

DAFTAR PUSTAKA

SWARTZ,1995, Mark H. Buku ajar fisik(textbook of physical diagnosis), Jakarta EGC.

s

Related Documents

Kl
November 2019 44
Diagnostik Mata.pdf
May 2020 18
Ujian Diagnostik
October 2019 40

More Documents from "Deeya76"