BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang : Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki siswa yang sedang belajar mulai tingkat pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi, yang bertujuan untuk mencapai keterampilanketerampilan berbicara, membaca, menyimak, dan menulis. Dalam menulis karangan deskriptif penulis memindahkann kesan-kesannya, pengamatan, dan perasaanya kepada pembaca. Sasaran yang ingin dicapai penulis deskriptif adalah menciptakan daya khayal atau imajinasi pada pembaca, seolaholah pembaca melihat sendiri objek secara keseluruhan seperti yang dialami secara fisik oleh penulisnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis karangan deskriptif ini, mahasiswa banyak yang masih menyimpang dari arah dan tujuan, itu terlihat ketika menulis idea tau gagasan yang tidak logis dan tidak sistematis, sehingga hasilnya tidak memberikan penjelasan suatu pokok pikiran kepada pembaca.
1.2 .Rumusan Masalah : a. Apa yang dimaksud dengan karangan deskriptif ? b. Sebutkan dan jelaskan ciri – ciri dari karangan deskriptif ! c. Jelaskan tujuan dari karangan deskriptif ! d. Jelaskan manfaat dari karangan deskriptif ! e. Berikan contoh dari karangan deskriptif !
1.3 Tujuan Penulisan : Tujuan penulis dalam membuat makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita tantang karangan deskriptif, dan penulis harapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
i
1.4 .Manfaat Penulisan :
Makalah ini dapat dimanfaatkan untuk panduan dalam menulis karangan deskriptif. Tentunya sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita tantang karangan deskriptif.
ii
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Karangan Deskriptif Karangan deskriptif adalah tulisan yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (seperti orang, tempat, suasana atau hal lain). Atau karangan jenis ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Karangan deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskriptifkan. Menurut Keraf (1982: 2), Deskriptif atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian
dari
objek
yang
dibicarakan,
“Rusyana
(1986:131)
mengemukakan bahwa, deskriptif,lukisan atau pemerian ialah karangan yang melukiskan sesuatu, menyatakan apa yang diindera, melukiskan perasaan dan perilaku jiwa dalam wujud kalimat”. Menurut Rusyana (1984: 136), “terdapat kaitan antara jenis karangan yang satu dengan jenis karangan yang lainnya termasuk antara deskriptif, dengan narasi, eksposisi dan argumentasi. Deskriptif merupakan jenis karangan yang cenderung dipergunakan oleh ketiga jenis karangan laiinnya sebagai alat untuk mengkonkretkan pokok pembahasan. 2.2. Ciri – ciri karangan deskriptif Bersifat informatif, artinya memberikan semua informasi tentang objek secara tepat. Pengarang berupaya agar pembaca dapat mengetahui secara menyeluruhtentang gambaran suatu objek. 2.2.1
.Pembaca diajak menikmati apa yang dinikmati penulis. Pembaca seolah-olah merasakan langsung apa yang dirasakan oleh pengarang di dalam tulisannya.
3
2.2.2
Susunan peristiwatidak menjadi pertimbangan utama,yang utama adalahgambaran tentang objek tersampaikan.
2.2.3
Tulisan didasarkan atas hasil pengamatan. Pengarang dalam menulis karangandeskriptif tidak asal memasukkan suatu gambaran tentang adanya observasi.
2.3. Tujuan karangan deskriptif : Bertujuan imajinasi
untuk
menciptakan
atau
memungkinkan
terciptanya
(daya hayal) pembaca, sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya. 2.4. Manfaat karangan deskriptif : 2.4.1. Menguraikan karakteristik karangan deskriptif dengan merumuskan pengertian, menguraikan ciri-ciri, dan mengidentifikasi jenis karangan deskriptif, penulisan karangan deskriptif, dan menjelaskan langkah-langkah menulis deskriptif. 2.4.2. Membuat karangan deskriptif yang benar dan hasil yang memadai, yakni karangan memenuhi karaketristik karangan deskriptif. 2.5. Langkah – langkah dalam menyusun karangan deskriptif Langkah – Langkah dalam menyusun deskriptif: 2.5.1
Tentukan objek atau tema yang akan dideskriptifkan
2.5.2
Tentukan tujuan
2.5.3
Mengumpulkan
data
dengan
mengamati
objek
yang
akan
dideskriptifkan 2.5.4
Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan)
2.5.5
Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan
2.6. Pengembangan Deskriptif. 4
2.6.1. Pendekatan Realistis Penulis
dituntut
memotret
objek
sesuai
dengan
apa
yang
dilihatnyasehingga benar-benar bisa dirasakan oleh pembaca sebagai sesuatu yang wajar. 2.6.2
Pendekatan Impresionistis Berusaha mengambarkan sesuatu secara subjektif, setiap penulis bebas memberikan pandangan terhadap bagian yang terlihat, dirasakan atau dinikmati serta mampu mengekspresikan setiap peristiwa yang dijumpai.
2.7. Pengembangan dalam karangan deskriptif Ada beberapa teknik yang digunakan dalam teknik pengembangan sebuah karangan deskriptif, diantaranya adalah tempat, dan orang. Teknik pengembangan karangan deskriptif itu diuraikan berikut ini : 2.7.1. Deskriptif tempat Tempat merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari sebuah peristiwa. Semua peristiwa terjadi pada suatu tempat. Sebuah peristiwa akan lebih enak untuk diikuti jika dihubungkan dengan tempat terjadinya peristiwa tersebut. Ada
beberapa
cara
yang
dapat
kita
gunakan
untuk
mendeskriptifkan suatu tempat. 2.7.1.1.Kita bergerak secara teratur menelusuri tempat itu dan mendeskriptifkan apa saja yang kita lihat. 2.7.1.2.Kita dapat memulai dengan menyebutkan kesan umum yang diikuti oleh perincian yang paling menarik perhatian kita. Baru menyusul perincian lain yang kurang penting yang terdapat di sekitarnya 2.7.1.3.Suasana hati. Pengarang harus dapat menetapkan suasana hati yang akan ditonjolkan
untuk dijadikan landasan.Suasana hati itu dipertajam dengan
pengalaman
- pengalaman
sehingga
mempengaruhi
pendeskriptifan
terhadap suatu objek. Disini akan terlihat apakah pengarang menggunakan pendekatan realistis(objektif) atau impresionistis (subjektif). 5
2.7.1.4.Bagian yang relevan. Pengarang deskriptif juga harus mampu memilih detail-detail
yang
relevan(terkait,
bersangkut
paut)
untuk
dapat
menggambarkan suasana hati. 2.7.1.5.Urutan penyajian.Pengarang deskriptif harus mampu menentukan urutan yang paling baik dalam menampilkan detail-detail yang dipilih.
2.7.2. Deskriptif orang Dalam mendeskriptifkan keadaan seseorang pengarang harus meng-etahui secara mendetail keadaan diri seseorang yang akan digambarkan itu, misalnya bentuk tubuh, tingkah laku, dan penampilannya. Berikut ini dikemukakan cara menggambarkan atau mende-skriptifkan seseorang dalam karangan deskriptif : 2.7.2.1.Penggambaran bentuk fisik Bentuk fisik seseorang dideskriptifkan sejelas-jelasnya sehingga tampak lebih objektif. Bentuk tubuhnya yang tinggi, kekar, matanya yang menatap tajam,atau bentuk tubuh yang kurus,bermata sayu, wajah pucat dapat dideskriptifkan dalam karangan deskriptif. 2.7.2.2.Penggambaran tingkah laku atau perbuatan Tingkah laku seseorang dideskriptifkan mendekati keadaan yang sebenarnya seperti perbuatan (apa yang dilakukan),
atau
gerak-gerik
seseorang dari satu tempat tertentu ke tempat lainnya
yang
dilakukan
dan dari suatu waktu
tertentu kewaktu lainnya. 2.7.2.3.Penggambaran keadaan yang ada disekitar seseorang Keadaan disekitar seseorang dapat pula dideskriptifkan misalnya tempat kediamannya, kendaraan yang digunakan, pakaian, dan perhiasan yang digunakan. 2.7.2.4.Penggambaran perasaan Perasaan seseorang agak suka digambarkan akan tetapi hal itu dapat saja dilakukan misalnya dengan memperhatikan gejala fisik seseorang seperti pandangan matanya, gerak-gerik,pancaran wajah, atau tatapan matanya. 2.7.2.5.Penggambaran watak 6
Watak seseorang juga agak sukar digambarkan akan tetapi dapat saja dilakukan misalnya dengan melihat gejala fisik seseorang itu. Perasaan merupakan gejala kejiwaan yang berlangsung sesaat, sedangkan watak merupakan fenomena psikologis yang berlangsung permanen.
2.8 Contoh karangan deskriptif Kilometer Nol, Sebuah Lambang Sebuah tugu di ujung Utara pulau Weh Aceh, berdiri tegak setinggi delapan meter. Landasannya, beton berteratak mirip tangga bersusun lima. Dengan panjang dan lebar sekitar enam meter. Tentu itu terletak di sebuah semak belukar di bilangan Jaboi, kotamadya Sabang. Itulah kilometer nol Indonesia. Berada di tugu itu, terasa sesuatu merayap di kalbu, perasaan keindonesiaan. Lagu patriotik Dari Sabang sampai Marauke seakan-akan tergiang-ngiang di telinga. Kita sedang menginjak setapak tanah di ujung paling Barat Nusantara. Lambang Garuda begitu megah bertenger di puncak tugu. Di bawah kaki Sang Garuda, ada relief yang melukiskan untaian zamrud kepulauan di Indonesia. Memang, sempat timbul tanda tanya, apakah kilometer nol ini benar menjadi ukuran pasti dimulainya bentangan jalan raya dari ujung Barat Indonesia ke Timur. Akan tetapi, berada dititik itu, slogan Sabang-Marauke tiba-tiba menjadi sangat bermakna. Dari titik nol kilometer ini, jalan hanya selebar 3 meter. Itupun hanya permukaan sekitar 2 meter yang kelihatan, selebihnya tertutup semak belukar. Sulit dibayangkan, jika ada kendaraan 2 arah berada di jalur itu. Jarak kilometer nol ke kota Sabang 22,5 Km. Lalu, dari Sabang terbentang lagi jarak 28 mil laut atau hampir 52 Km dan tiga jam perjalanan feri ke ujung utara Sumatra. Jalan menuju kilometer nol hampir tak berbicara sebagai sebuah jalan raya. Kilometer nol pun seakan-akan tak berbicara sebagai tanda kilometer di tempat lain. Bahkan pualam bertuliskan ”KM0” telah dicopot tangan-tangan jahil. Sedangkan tugu-tugu yang kesepian itu tak pernah dihiraukan sebagai tanda kilometer jalan raya. Akan tetapi, dalam keheningan belukar di Jaboi, di bawah 7
bola-bola awan yang keperakan, di sela-sela deburan ombak, tugu itu tetap tegar sebagai sebuah lambang yang berbicara tentang kesatuan Indonesia.
BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan:
Berdasarkan materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, sebagai salah satu jenis karangan deskriptif ditulis untuk mendeskriptifkan atau memerikan, menggambarkan, atau melukiskan suatu objek sehingga pembaca memiliki penghayatan seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. Objek dalam karangan deskriptif itu dapat berupa manusia dan tempat atau suasana.
3.2.Saran:
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak 8
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca.
Daftar Pustaka : 1.Djajasudarma,Fatimah.1993.Metode Linguistik(rancangan metode penelitian dan kajian, Bandung:PT.Eresco
2. Sugihastuti.2000.Bahasa Laporan Penelitian,Yogyakarta:Pustaka Pelajar
3. Masnur, muslidi.2008. Tata bentuk bahasa indonesia (kajian ke arah tata bahasa deskriptif), Jakarta:Bumi Aksara 4. htpp://www.indriwriting.blogspot.com
9