DAMPAK TEKNOLOGI TERHADAP LINGKUNGAN Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar Dosen : Indriawan Pratomo, ST
Oleh : Anik Rohmawati
NIM
: 11261443 ST
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD IKIP VETERAN SEMARANG 2012
KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan dan
keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah tentang “Dampak Teknologi terhadap lingkungan” ini dapat terselesaikan. Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya baginda Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Dan Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini. Dalam kesempatan kali ini,penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Indriawan Pratomo, ST. selaku Dosen Ilmu Alamiah Dasar yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. 2. Media massa, dan media lainnya yang artikelnya kami gunakan dalam penulisan Makalah ini 3. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penyusun miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Pati , 15 Juni 2012 Penulis
BAB I PENDAHULUAN
Teknologi secara umum berarti keseluruhan peralatan dan prosedur yang terus mengalami penyempurnaan, baik di lihat dari segi pencapaian tujuan maupun proses pelaksanaannya. Teknologi sebagai budidaya manusia dalam beradaptasi dengan alam sesuai dengan maksud dan tujuan manusia penggunanya. Alhasil teknologi adalah ideide manusia dalam mempermudah aktifitas pencapaian tujuan. Aktifitas manusia yang dinamik dan cenderung berkembang tanpa batas sangat mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Industri yang mengalami laju pertumbuhan relatif cepat merupakan bagian dari teknologi. Teknologi industri sebagai teknologi yang modern memiliki andil besar dalam proses perubahan panas bumi (Global Warming).
Beberapa dampak negatif yang diakibatkan oleh proses industri antara lain, pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Proses industri yang baik harus melakukan upaya meminimalisir pengaruh negatif terhadap lingkungan hidup Undang-Undang No.23 Tahun 1997 mengatur tentang analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan pelaku industri harus dapat memperkirakan dan mencegah kemungkinan timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
Pembangunan memperburuknya
industri
kondisi
dapat
menimbulkan
biografis-kimia.
Sebagai
dampak contoh
negatif Masyarakat
berupa desa
Kembangkuning dan Cibinong (Jawa Barat) merasa terganggu dengan munculnya power plan, industri listrik yang menggunakan batu bara. Gangguan berupa debu pembakaran yang sering mengotori udara dan pekarangan penduduk. Pabrik-pabrik lain di sekitarnya juga kadang membuang limbah ke sungai tanpa ada pengolahan sebelumnya mengakibatkan sungai Cikembang hilang biotanya, karena sungai tempat menerima limbah telah berubah menjadi bersifat asam dan mengandung bahan kimia yang berbahaya.Pembangunan industri yang terus mengalami perkembangan dan memerlukan ruang sementara ruang tidak mengalami perubahan. Akibatnya terjadi benturanan kepentingan, seperti menyusutnya lahan pertanian padahal jumlah penduduk yang butuh pangan semakin bertambah. Berkaitan dengan ketersediaan lokasi yang
terbatas, pemerintah telah menetapkan wilayah-wilayah pusat pertumbuhan serta lokasi bagi pembangunan industri yang sesuai yaitu Pasal 20 UU No Tahun 1984 tentang Perindustrian. Rencana umum tata ruang regional memberikan peranan yang sangat penting dalam upaya pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
Pembangunan industri menimbulkan dampak negatif terhadap sosial, ekonomi dan budaya. Mempengaruhi pada ekonomi tradisional, ketentraman lingkungan dan perubahan budaya akibat interaksi para pelaku industri. Ketika PT. ELEGANT TEXTILE mulai beroperasi di tahun 1973, timbul budaya pergaulan bebas yang sangat mengkhawatirkan di sekitar lokasi industri. Juga timbul berbagai ketidakpuasan masyarakat baik antara masyarakat industri dengan karyawan maupun antara masyarakat industri dengan masyarakat sekitar. Dimana pola hidup baru yang dipengaruhi industri mendorong adat istiadat dan moral sebagai pilar kehidupan menjadi merosot.
Disamping proses teknologi/industri yang memiliki pengaruh dampak negatif terhadap lingkungan, namun disisi lain juga mempunyai dampak positif diantaranya teknologi dapat untuk menaikkan kuantitas dan kualitas suatu produksi. Semisal dibidang pertanian, ditemukan suatu teknologi sinar radioaktif dapat untuk mendapatkan bibit unggul, dan telah tersedia pula bahan zat untuk memberantas hama / pencegahan terserangnya tanaman yang mana ini juga merupakan hasil suatu teknologi. Dan dalam bidang industry, kita ambil contoh industri minyak kelapa sawit. Penggunaan teknologi yang maju untuk pengolahan minyak kelapa sawit dengan temperature dan tekanan yang telah diatur sesuai dengan alat yang akan digunakan akan dapat memperoleh hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan cara tradisional, karena dengan temperature yang tepat tidak banyak minyak yang terbuang (menguap).1
1
Dr Abdullah Aly dkk , Ilmu Alamiah Dasar (Jakarta : Bumi Aksara : 1991), hlm 136 - 137
Landasan Teori 1. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, yang terkait dengan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif maupun negatif (M. Setiadi, Elly: 2006). 2. Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan rii (A. Hakam, Kama: 2006). 3. Teknologi Dalam Pesatnya perkembangan teknologi terdapat aneka ragam pendapat yang menyatakan bahwa teknologi adalah transformasi (perubahan bentuk) dari alam, teknologi adalah realitas/kenyataan yang diperoleh dari dunia ide, teknologi dalam makna subjektif adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang disempurnakan, sampai pernyataan bahwa teknologi adalah segala hal, dan segala hal adalah teknologi (M Setiadi, Elly: 2006).
BAB II PEMBAHASAN Dampak teknologi terhadap lingkungan
Sering kali kita dengar, pembangunan teknologi dikaitkan dengan keadaan lingkungan, sehingga terkadang terjadi dua kutub yang sangat-sangat bertolak belakang.di satu sisi terkesan para teknolog dak perduli terhadap lingkungan,dan di sisi lain para pecinta lingkungan yang selalu bersikap sinis terhadap kemajuan teknologi yang terus berkembang.
Teknologi sebenarnya adalah cara dan usaha untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia,teknologi adalah alat bantu manusia untuk mengolah alam dengan sebaik-baiknya,mempermudah kegiatan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Setiap aplikasi lingkungan di satu sisi mambaya mamfaat yang besar,tapi di sisi lain juga menimbulkan efek negatif pada manusia dan lingkungan. kendaraan misalnya: pada jaman dahulu manusia menghabiskan waktu berhari-hari untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain untuk segera sampai ke tempat tujuan mereka,tapi seiring berkembangnya teknologi,waktu tempuh perjalanan mereka bisa di tempuh hanya beberapa jam saja.tapi efek negatif yang di timbulkan oleh kendaraan dari waktu ke waktu secara terus-menereus menyebabkan polusi udara yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia serta lingkungan.
contoh lain nuklir misalnya kita tau bahwa nuklir metupakan salah satu energi yang sangat berguna untuk kehidupan manusia,karena nuklir dapat di manfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik yang relatif murah,dalam jangka waktu yang cukup lama.. tetapi kita lihat pada sisi lain nuklir juga dapat menjadi suatu senjata yang sangat mematikan dan tidak berprikemanusiaan,kita lihat nuklir dapat menghancurkan kota hirosima dan nagasaki,radiasi yang di timbulkan oleh nuklir sangat besar,sehingga tidak hanya menyebabkan kematian tetapi juga menyebabkan penderitaan berkepanjangan atau cacat permanen. Tampaknya dari dua sisi yang sangat bertolak belakang tidak dapat
di
pisahkan
untuk
selamanya,,
disinilah
akal
dan
jiwa
manusia
terujikan,kecerdasan akal yang dimiliki manusia yang terus berupaya unuk
meminimalisir dampak negatif teknologi sampai ke taraf yang tidak membahayakan atau lebih tepatnya dapat di terima oleh manusia ataupun alam sekitar.
Dari sisi-sisi tersebut, mulailah kita liat pada negara-negara maju,banyak perusahaan mobil mengembangkan energi alternatif seperti energi cahaya matahari,yang dapat di gunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak untuk dapat menjalankan kendaraan tersebut,demi kelestariaan lingkungan sekitar. Tetapi terkadang kita di buat kecewa di balik rasa peduli mereka terhadap lingkungan,tidak jarang itu merupakan strategi bisnis untuk memenangkan produknya di pasaran.di sinilah terbukti bahwa kecerdasan akal tidak akan pernah cukup tanpa di sertai kecerdasan jiwa,karena kecerdasan jiwa akan mengontrol manusia agar tetap memelihara sifat-sifat kemanusiaannya,sehingga tidak terjadi penyimpangan yang menyebabkan tega memangsa sesama,oleh karena itu kebutuhan orang-orang yang cerdas akal sangat besar sehingga mampu mendominasi dan memberikan manfaat yang optimal dari aplikasaiaplikasai teknologi dan tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi lingkungan dan alam sekitar secara keseluruhan.
Manusia adalah makhluk yang diciptakan tuhan sebagai pemimpin di dunia ini. Mereka diciptakan dengan segala kesempurnaan yang ada untuk menjaga keseimbangan dankedemaian serta meciptakan keutuhan bumi yangh damai. Namun kesempurnaan tersebut terkadang disalah gunakan oleh manusia itu sendiri untuk memenuhi keinginannya.Padahal tugas mereka diciptakan di bumi ini adalah untuk menjaga keharmonisan yang adadi dunia ini.Kebutuhan manusia yang selalu meningkat seiring dengan kemajuan teknologi yangmembutuhkan kemajuan manusia dalam berfikir. Dengan semakin majunya teknologi terkadang manusia melupakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh teknologi tersebut terhadap lingkungan. Kerusakan yang ditimbulkan seringkali merusak kelangsungan dari ekosistem dan makhluk didalamnya yang dikarenakan seperti pencemaran lingkungan serta pemanfaatan dan pengerukan sumberdaya alam yang berlebihan sehingga merusak keseimbangan ekosistem. Walaupun sebenarnya kemajuan teknologi sangat diperlukan oleh manusia di era kaemajuan sekarang, namun hendaknya tetap memperhatikan kelangsunagn ekosistem dari lingkunag sekitar. Karna ketika terjadinya kerusakan pada sebuah ekosistem, maka
dapat menyebabkan suatu organisme yang ada di lingkungan tersebut yang tudak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya akan dapat merusak kelangsungan rantai makanan dan dapat berakibat dalam jangka panjang terhadap kepunahan suatu kelangsungan ekosistem. Ketika suatu ekosistem terancam punah, akan dapat merusak kehidupan di bumi. Walaupun demikian, keutuhan kelestarian ekosistem dapat dijaga dengan beberapa acra.
Untuk mengatasi pencemaran di udara, maka hendaknya gas buang pada kendaraan di uji emisinya untuk menekan pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotorkarena kendaraan bermotor menyumbang pencemaran udara yang tidak sedikit, bahkan temasuk yang terbesar. Selain pengontrolan terhadap gas buang dari pabrik yang juga menyumbang pencemaran yang besar terhadap udara. Oleh karnanya, perlu pengawasan yang sangat ketat terhadap tingkat pencemaran yang disumbangkan oleh pabrik-pabrik besar.
Pada sektor perairan dan kelautan,pencemaran lingkungan yang terjadi karena limbah yang dibuang oleh perusahaan-perusahhan ke laut yang menimbulkan pencemaran dan pengrusakan ekosistem laut. Pemerintah seharusnya menerapkan peraturan untuk menekan pencemaran di laut. Netralisasi limbah dapat dilakukan sebelum limbah dibuang ke lautan untuk mencegah terjadinya pencemaran yang akan berakibat pada terganggunyaekosistem di laut. Di tanah, sering kali manusia mengabaikan dampak-dampak dari pencemaran yang mereka timbulkan akibat pembuangan limbah sembarangan. Selain itu, penambangan yang dilakukan secara besar-besaran umunya tidak mempedulikan dampaknya terhadap barangtambang itu sendiri dan juga terhadap kelestarian lingkungan sekitar tempat merekamenambang. Seharusnya, para penembang menutup kembali lubang bekas daerah penambangan mereka, dan menanaminya kembali dengan pepohonan agar daerah tambang yang mereka tinggalkan berfungsi kembali seperti sebelum dibukanya pertambangan didaerah tersebut.
Penanaman pepohonan sangat efektif untuk mengurangi pencemaran ditanah dan juga dapat menyediakan oksigen untuk udara dan mengurangi kadar karbondioksida
pada udara. Selain itu, pepohonan juga dapat mencegah terjadinya erosi dan juga banjir.Bayangkan yang terjadi apabila kita tidak mencegah kerusakan yang terjadi terhadaplingkungan kita dan dampak yang akan ditimbulkan kerusakan tersebut terhadap diri kitasendiri.Tanah tempat kita berpijak, tak lagi subur dan menghasilkan untuk kita. Tak ada lagioksigen yang dihasilkan oleh pepohonan. Air tercemar, mencemari air yang kita minum.Air yang kita minum tak lagi alami dan menyehatkan untuk kita. Membawa penyakit untukita. Udara yang kita perlukan untuk bernafas, kini telah tercemar, tidak sehat untuk kitahirup.Apa jadinya bila hal diatas benar-benar terjadi. Apakah yang terjadi terhadap kita??
Pengendalian Dampak Teknologi terhadap Lingkungan dengan Perdagangan Karbon dan Pemanfaatan Teknologi Ramah Lingkungan Dampak kenaikan konsumsi masyarakat
dunia
terhadap
teknologi
semakin
terlihat jelas
seiring
dengan
perkembangannya. Dampak negatif yang telah dirasakan secara nyata adalah kerusakan lingkungan yang semakin parah di berbagai penjuru dunia. Salah satunya, seperti yang telah dipaparkan secara gamblang dalam film dokumenter mantanWakil Presiden AS era Bill Clinton, Algore, “An Inconvenient Truth” adalah terjadinya pemanasan global akibat efek gas rumah kaca (GRK) yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas industri, terutama di Negara-negara maju. AS misalnya,menyumbang 40% dosa emisi dunia.Sebenarnya dampak pemanasan global sudah mulai dicermati sejak sekitar 20 tahun yang lalu.
Ada laporan ilmuwan tahun 1990 tentang perubahan iklim memberi tanda bahayabagi kehidupan umat manusia, dan mendesak agar dibentuk suatu kesepakatan globaluntuk mengatasi perubahan iklim. Pada tahun 1992 disepakati konvensi PBB tentang perubahan iklim (United Nations Frameworks Convention on Climate Change atau UNFCCC) yang tujuan pokoknya menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) pada tingkat yang aman dan tidak mengganggu iklim global.Berbagai pakta diteken setelahnya. Puncaknya adalah pertemuan di Kyoto, Jepangtahun 1997 yang menghasilkan Protokol Kyoto. Perjanjian tersebut mewajibkan Negara-negara industri untuk mengurangi emisi GRK- salah satunya CO2 sebanyak 5,2% di bawahkadar yang mereka lepas pada tahun 1990 dalam kurun waktu 5 tahun (mulai 2008-2012),yang disebut sebagai periode komitmen pertama.Protokol Kyoto
menawarkan tiga mekanisme fleksibel untuk membantu negara-negara industri menekan laju emisi GRK: implementasi Bersama ( joint implementation /JI),Perdagangan Emisi Internasional ( international emission trading /IET) dan MekanismePembangunan Bersih ( clean development mechanism atau CDM).Salah satu solusi menarik yang ditawarkan dalam protokol Kyoto adalah CDM karena begitu sulit memaksa negara-negara tersebut mengurangi emisi karbonnya, akibat begitu besarnya ketergantungan mereka pada konsumsi bahan bakar minyak. Sampai sekarang Amerika Serikat saja masih menolak protokol Kyoto.Melalui mekanisme ini, sebuah proyek penurunan emisi oleh suatu negara atausektor swasta dapat
disertifikasi
oleh
PBB,
sehingga
mendapatkan
Certified
Emissions Reduction (CERs), disebut juga Carbon Credits Mekanisme ini dapat memberi keuntungan finansial, sekaligus mendukung penanaman modal asing, terbukanya peluang usaha dan lapangan kerja baru, alih teknologi serta pembangunan berkelanjutan.Melalui perdagangan karbon, negara-negara industri- sebagai penyumbang terbesaremisi gas CO2, penyebab utama pemanasan global- bisa membayar suatu Negara berkembang yang mampu mengupayakan pengurangan emisi karbon.
Setiap upaya penurunan emisi yang setara dengan satu ton karbon (tCO2) akan mendapat satu CER ( certified emission reduction ). Sertifikat yang mirip surat berharga inidikeluarkan oleh Badan Eksekutif CDM di bawah UNFCCC. Negara industri yang sudahmeratifikasi Protokol Kyoto (disebut dengan kelompok Annex-1), atau lembaga non-pemerintah manapun yang merasa berkepentingan, bisa membeli CER ini dari proyek-proyek CDM di negara berkembang (non-Annex-1) yang tidak diwajibkan untuk mengurangi emisi. Istilah “reduksi emisi karbon” bukan hanya berarti pengurangan kadar karbon yang sudah ada saat ini di udara, tetapi merupakan upaya menekan bertambahnya emisi GRK akibat penggunaan bahan bakar fosil. Jadi, angka-angka tersebut pada dasarnya adalah jumlah karbon yang diemisikan jika tanpa proyek CDM.Kelemahan solusi ini adalah keleluasaan negara industri maju untuk tetap mengotoriatmosfer selama masih mampu membeli CER sebagai kompensasi. Tetapi, keuntunganyang dapat diambil oleh negara berkembang adalah peluang membankitkan perekonomiandengan negara dengan usaha konservasi lingkungan yang menjadi bernilai ekonomi, bukan sekedar beban biaya seperti selama ini.
Menurut Agus P.Sari, Direktur Regional AsiaTenggara EcoSecurities ,salah satu pemain besar perdagangan karbon yang bermarkas diOxford, Inggris, dengan adanya CDM, pengelolaan lingkungan juga berarti aset berharga.Namun, pada pelaksanaannya, sejauh ini kebanyakan pihak yang berpartisipasiadalah pihak-pihak yang menghasilkan emisi rendah. FIFA, federasi sepak bola dunia,membeli beberapa kredit karbon sehubungan pelaksanaan Piala Dunia 2006 lalu.Sementara Paramount, studio film Hollywood, juga membeli kredit karbon atas setiap emisiyang mereka keluarkan selama proses pembuatan film tentang pemanasan global An Inconvenient Truth (2006).Setelah meratifikasi Protokol Kyoto melalui UndangUndang Nomor 17 tahun 2004, Indonesia membuka peluang ikut serta dalam arus perdagangan karbon.
Berdasarkan Kajian Strategis Nasional sektor Kehutanan dan Energi (KSNKE) yang dilakukan tahun2001-2001, Indonesia memiliki potensi pengurangan emisi GRK sekitar 23-24 juta ton CO2epertahun. Jika dikonversi ke nilai CER, potensinya menjadi 230 juta dolar AS dalam setahun(sekitar Rp 2,3 T). Sehubungan dengan itu, Pemerintah Indonesia dalam konferensiInternasional PBB tentang perubahan iklim 3-14 Desember 2007 di Bali, akan menawarkan proposal pemeliharaan hutan hujan tropis di Indonesia dan sejumlah negara lain, yang umumnya miskin ke negara maju, terutama Eropa dan Amerika. Biaya pemeliharaan itusebagai bagian dari bentuk tanggung jawab negara maju terhadap perubahan iklim. Karbon(CO2) akan diserap oleh hutan di Indonesia, yang membayarnya nanti adalah sektor swastayang harus mengurangi pencemarannya. Untuk sektor energi, Chevron GeothermalIndonesia (CGI), melalui proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi Darajat Unit III telahmendapat persetujuan, Desember tahun lalu, dengan kapasitas pembangkit 110 MWatt.
Menurut data CGI, emisi CO2 dari pembangkit listrik geothermal hanya sekitar sepersepuluhdari emisi yang dihembuskan oleh pembangkit konvensional seperti batubara, danseperenam dari bahan bakar diesel dan minyak. Selisih jumlah emisi inilah yang bisadijadikan kredit karbon untuk diperjualbelikan.Memasuki periode tahun 2012, pencemaran yang terjadi akan lebih besar lagisebagai ekses pembangunan. Karena itu, diperlukan modal yang cukup besar selain juga teknologi. Namun, terlepas dari meminta ganti rugi, sebenarnya yang lebih penting adalahmenjaga serta mengendalikan CO2. Di samping solusi yang di atas yang telah berjalan selama
kurun waktu 15 tahun ini,masih terdapat banyak upaya konservasi lingkungan dari dampak teknologi yang terusbergerak maju, bahkan dengan melibatkan teknologi itu sendiri. Salah satu di antaranyaadalah membentuk komitmen bersama negara maju dan berkembang untuk mulai beralihpada pemafaatan teknologi ramah lingkungan menggantikan atau memperbarui teknologikonvensional yang telah banyak mencemari lingkungan, mengganti sumber bahan bakarindustri dari fosil dengan energi terbarukan/alternatif, pengelolaan limbah yang tepat danbertanggung jawab, serta peremajaan bumi dengan reboisasi kawasan hutan penyerapkarbon secara besar-besaran dan berkesinambungan.Langkah konkret yang dapat diambil adalah dengan menciptakan tren opini globallewat media internasional -yang notabene dikuasai negara maju- untuk mengkampanyekan penggantian energi fosil dengan energi terbarukan untuk kelangsungan kehidupan generasimendatang di bumi ini, kemudian mempersiapkan studi kelayakan pemanfaatan sumberenergi terbarukan sesuai potensi wilayah masingmasing.
Bagi negara-negara yang telah menjadikan energi terbarukan sebagai bagian dari aktivitas industrinya, perlu mem-break- down teknologi pemanfaatan energi terbarukan kepada negara yang belum dapat melaksanakannya dalam rangka ikut berpartisipasi aktif menyelamatkan bumi, bukan hanyaberorientasi ekonomi untuk menghemat bahan bakar industrinya. Alih teknologi energy terbarukan merupakan langkah akselerasi untuk menanggulangi bahaya dampak pencemaran lingkungan lebih lanjut. Negara berkembang, terutama yang mempunyai potensi sumber energi terbarukan (tenaga air, angin, surya, panas bumi , arus dan termal laut (OWC dan OTEC), hydrogen(fuel cell), dan biomassa), termasuk Indonesia juga harus segera mengambil langkahstrategis mempersiapkan diri menuju kemandirian energi sehingga tidak bergantung lagidengan impor minyak mentah yang selalu tidak sebanding dengan produksi dalam negeri,apalagi dengan kenaikan harga minyak mentah dunia saat ini hingga level US$90 per barel(19 Oktober 2007) yang menekan neraca ekonomi Indonesia.Persiapan tersebut perlu dilakukan sedini mungkin menuju berakhirnya ProtokolKyoto 2012 mendatang. Sehingga, semua pihak telah siap menghadapi berbagaikemungkinan terburuk akibat pengeluaran emisi GRK selama ini dan berbagai bentukpemanfaatan energi terbarukan dapat siap beroperasi setelah Protokol Kyoto berakhir nanti.
Namun tak dapat dipungkiri, selain beberapa dapak yang ditimbulkan namun Teknologi pastinya mempunyai beberapa dampak positif yang mana diantaranya adalah dapat mempermudah
aktifitas
pencapaian
tujuan,
serta
pengaruh
teknologi
yang
menguntungkan bagi manusia, yaitu:
1. Dapat memunculkan ilmu-ilmu baru, seperti : penggunaan teknik kimia, teknik nuklir, teknik mekanik, teknik penerbangan, dan teknologi hutan. 2. Dapat medatangkan kemudahan hidup, seperti : berkembangnya teknologi tepat guna dan berkembangannya sarana transportasi. 3. Dapat menaikan kuantitas produksi, seperti : pengolahan minyak bumi, industri baja. 4. Pengolahan sumber daya alam yang efektif dan efisien. 5. Mempermudah penyebaran informasi, ilmu dan pengetahuan. 6. Penghematan biaya dengan teknologi pekerjaan menjadi lebih cepat. 7. Dapat memberantas penyakit menular.
Untuk dapat melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap masalah pencemaran lingkungan, pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan Undang-Undang No.4 Tahun 1982 yang memuat pedoman pokok tentang analisis dampak lingkungan sebagai realisasi kebijaksanaan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan. Dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) diharapkan dapat diambil suatu keputusan dan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan fisik dan biologis lingkungan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap system kehidupan makhluk yang ada di dalamnya. Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) Sebelum dilakukan AMDAL, terlebih dahulu harus disusun PIL yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah kegiatan AMDAL yang diusulkan akan menimbulkan dampak lingkungan atau tidak. Melalui PIL dapat diketahui secara garis besar dan cepat apakah AMDAL yang diusulkan perlu dilaksanakan segera. Di dalam PIL harus termuat garis besar jenis kegiatan dan macam lingkungan yang akan dianalisis. Laporan PIL secara garis besar berisi :
1. Kegiatan yang diusulkan, 2. Kondisi lingkungan yang akan dianalisis, 3. Dampak lingkungan yang mungkin dapat terjadi akibat kegiatan pembangunan serta tindakan yang
direncanakan untuk mengendalikannya.
Adapun dampak yang penting dan perlu diperhatikan pada umumnya ditentukan oleh: 1. Besarnya jumlah manusia yang akan terkena, 2. Luas wilayah penyebaran dampak, 3. Lamanya dampak akan berlangsung, 4. Kekuatan (intensitas) dampak, 5. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena, 6. Sifat komulatif dampak, 7. Berbalik atau tidaknya dampak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Peraturan Perundang - undangan mengenai AMDAL. Sedangkan untuk masalah yang berkaitan dengan analisis radioaktivitas lingkungan dapat dilihat rekomendasi yang diberikan oleh IAEA dan Peraturan Perundang-undangan Tenaga Atom di Indonesia serta peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal BATAN. Suatu kegiatan dianggap penting apabila menyangkut masalah : 1. Perubahan bentuk lahan dan bentang alam, 2. Eksploitasi sumber daya alam yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui, 3. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati dan teknologi yang digunakan yang diperkirakan akan dapat mempengaruhi lingkungan, 4. Proses atau kegiatan lainnya yang secara potensial dapat merupakan pemborosan dalam hal pemanfaatan sumber daya alam dan energi, 5. Kegiatan yang dalam proses dan hasilnya dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan dan kesejahteraan sosial penduduk.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu studi tentang kemungkingan terjadinya berbagai macam perubahan, baik social ekonomi maupun perubahan sifat biofisik lingkungan sebagai akibat adanya berbagai macam kegiatan yang dilakukan atau diusulkan. AMDAL dapat juga diartikan sebagai suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu AMDAL bertujuan untuk menduga atau memperkirakan dampak yang mungkin timbul sebagai akibat suatu kegiatan atau proyek yang direncanakan.
Untuk dapat melakukan AMDAL, terlebih dahulu harus diketahui rencana kegiatan yang ada serta garis dasarnya. Garis dasar merupakan kondisi lingkungan awal sebelum ada kegiatan. Tanpa mengetahui kegiatan dan garis dasar, sulit untuk dapat memperkirakan dampak yang terjadi. Jadi di dalam AMDAL dibandingkan keadaan lingkungan sebelum ada kegiatan dan sesudah ada kegiatan. Dari hasil perbandingan tersebut barulah dapat disimpulkan apakah telah terjadi suatu dampak lingkungan atau tidak. Apabila terjadi suatu dampak yang negatif, maka keputusan lebih lanjut dapat ditentukan dengan adanya AMDAL.
Didalam pembangunan dan pengoperasian reactor nuklir, masalah AMDAL sangat diutamakan. Dalam hal ini juga dilakukan pembandingan keadaan lingkungan sebelum dan sesudah adanya reactor nuklir. Garis dasar di dalam pembangunan suatu reactor nuklir sering disebut dengan Analisis Keselamatan Reaktor Nuklir. Di dalamnya dicantumkan rencana kegiatan pembangunan dan pengoperasian reactor nuklir yang antara lain memuat :
1.
Letak tempat reactor nuklir yang akan dibangun,
2.
Reaktor nuklir dan fasilitas yang ada di sekitarnya,
3.
Komponen dan peralatan reactor,
4.
Fasilitas iradiasi dan eksperimen pada reactor,
5.
Masalah keselamatan reactor dalam operasi normal,
6.
Masalah keselamatan reactor dalam keadaan darurat,
7.
Kesimpulan masalah keselamatan reactor.
Untuk mengetahui apakah telah terjadi dampak lingkungan dengan telah beroperasinya suatu reactor nuklir, dilakukanlah Analisa Radioaktivitas Lingkungan yang pada hakikatnya adalah bagian dari AMDAL. Sebagai contoh dari kelengkapan data Analisis Keselamatan Reaktor Nuklir, antara lain disebutkan mengenai : 1. Letak geografis tempat reactor akan dibangun, 2. Keadaan geologis tanah tempat reactor, 3. Populasi penduduk dan keadaan social ekonomi di sekitarnya, 4. Keadaan cuaca sepanjang tahun, 5. Arah angin yang dominan berdasarkan data dari windrose, 6. Kuat gempa dan ramalan kekuatan gempa tertinggi yang mungkin terjadi di tempat reactor akan dibangun, 7. Pengukuran radioaktivitas lingkungan yang diambil dari contoh air, tanah, dan tanaman dengan variasi tempat pengambilan contoh air, tanah, dan tanaman.
Semua data yang diberikan di dalam Analisis Keselamatan Reaktor Nuklir akan sangat membantu pelaksanaan AMDAL, khususnya di dalam hal pengukuran radioaktivitas lingkungan sesudah beroperasinya reactor nuklir.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa AMDAL digunakan untuk segala kegiatan yang direncanakan. Oleh karena itu AMDAL dipakai juga sebagai salah satu kelengkapan di dalam studi kelayakan suatu rencana proyek. Mengingat akan hal tersebut maka AMDAL sering juga diketahui sebagai Pre Audit yang harus dilaksanakan sebelum proyek dimulai. Dengan AMDAL dampak yang mungkin terjadi mudah diperkirakan. Untuk kegiatan yang tidak direncanakan, dampak yang akan terjadi sulit diramalkan karena garis dasar sebagai acuan tidak diketahui. Dengan demikian dampak lingkungan dapat dilihat sebagai perbedaan kondisi awal sebelum ada kegiatan (tanpa ada proyek) dan kondisi yang diramalkan dengan adanya proyek. Untuk kegiatan yang tidak direncanakan sebelumnya, analisis dampak lingkungannya
dilakukan dengan metode lain yang disebut Analisis Manfaat dan Risiko Lingkungan atau AMRIL.
BAB III PENUTUP Kesimpulan 1. Manusia memiliki banyak cara untuk meningkatkan taraf hidupnya, tetapi kesadaran akan itu masih sangat lah kurang dan hendaknya manusia selalu mencari dan memikirkan untuk tidak melakukan hal yang negatif saja. Teknologi misalnya yang akan membawa kesejahteraan umat manusia dan meningkatkan taraf hidup manusia apabila menimbulkan dampak yang positif.
2. Teknologi berperan penting dalam kehidupan manusia dan manusia tidak dapat terlepas dari teknologi, tetapi teknologi tersebut apabila dimanfaatkan dengan baik. Manusia sering tidak sadar akan apa yang dilingkungannya sendiri, sehingga menyebabkan terjadinya dampak yang negatif. Tetapi dari pengalaman hiduplah manusia dapat belajar untuk memperbaiki kehidupan yang akan dijalani nantinya dengan pemanfaatan teknologi, serta pelestarian lingkungan hidupnya.
3. Pengaruh teknologi terhadap lingkungan hidup manusia akan menimbulkan hal yang negatif dan positif, sendiri.
sesuai
dengan
yang
dilakukan
atau
diolah
oleh
manusia
itu
DAFTAR PUSTAKA Aly, Abdullah Dr.dkk. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara http://www.pdfcoke.com/doc/89719189/Dampak-Teknologi-Terhadap-Lingkungan http://kiarapedes2.blogspot.com/2011/01/dampak-teknologi-terhadap-lingkungan.html National Geographic Indonesia Magazine http://green.kompasiana.com/iklim/2010/07/29/pengaruh-teknologi-terhadaplingkungan-hidup-manusia/ http://fisika-bumi.blogspot.com/2011/01/dampak-industri-dan-teknologi-terhadap.html