MAKALAH PERDARAHAN POST PARTUM SEKUNDER
OLEH: KELOMPOK VII
SABRIANTI SYAMSURYA
18 3145 301 023
IRA SAFITRI
18 3145 301 024
RISMAWATI
18 3145 301 017
MUSDALIFAH
18 3145 301 018
OLIVIA
18 3145 301 019
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR FAKULTAS KEPERWATAN DAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT karena atas ridho, taufik dan hidayah-Nya penulis masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tak lupa shalawat dan salam hendaknya penulis haturkan kepada Nabi akhir zaman Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabat yang telah membawa kita ke zaman yang penuh rahmat. Makalah yang berjudul “Perdarahan Post Partum Sekunder” ini dibuat untuk membantu
mempermudah
pemahaman
dalam
mendalami
mata
kuliah
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal. Makalah ini tersusun dengan dukungan dan bantuan beberapa pihak yang terkait. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga pada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di masa mendatang. Akhir kata, terima kasih dan Wassalam
Makassar, 15 Maret 2019
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2002). Perdarahan post partum didefinisikan sebagai hilangnya 500 ml atau lebih darah setelah anak lahir. Kondisi dalam persalinan menyebabakan kesulitan untuk menentukan jumlah perdarahan yang terjadi karena tercampur dengan air ketuban dan serapan pakaian atau kain alas tidur. Oleh sebab itu maka batasan operasional untuk periode pascapersalinan adalah setelah bayi lahir. Sedangkan tentang jumlah perdarahan, disebutkan sebagai perdarahan yang lebih dari normal dimana telah menyebabkan perubahan tanda vital (pasien mengeluh lemah, limbung, berkeringat dingin, menggigil, hiperpnea, sistolik <90 mmHg, nadi > 100x/mnt, kadar Hb<8 g%. Perdarahan pasca persalinan adalah sebab penting kematian ibu; ¼ kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan pascapersalinan, placenta previa, solutio plasenta, kehamilan ektopik, abortus, dan ruptura uteri) disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan. Selain itu, pada keadaan dimana perdarahan pascapersalinan
tidak
mengakibatkan
kematian,
kejadian
ini
sangat
mempengaruhi morbiditas nifas karena anemia dapat menurunkan daya tahan
tubuh. Perdarahan pascapersalinan lebih sering terjadi pada ibu-ibu di Indonesia dibandingkan dengan ibu-ibu di luar negeri. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian perdarahan post partum sekunder? 2. Apa saja faktor penyebab perdarahan post partum sekunder? 3. Apa saja gejala klinis pada perdarahan post partum sekunder? 4. Bagaimana patofisiologi Late Hpp perdarahan post partum sekunder? C. Tujuan 1. Untuk Mengetahui Pengertian perdarahan nifas sekunder 2. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Penyebab perdarahan nifas sekunder 3. Untuk Mengetahui Gejala Klinis perdarahan nifas sekunder 4. Untuk Mengetahui Patofisiologi Late Hpp perdarahan nifas sekunder
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perdarahan Post Partum Sekunder Pendarahan pasaca persalinan adalah pendarahan atau hilangnya darah 500 cc atau lebih yang terjadi antara 24 jam – 6 minggu setelah anak lahir. Pendarahan post partum skunder di sebut juga sebagaiLate Post Partum Hemorrhage. B. Patofisiologi Perdarahan Post Partum Sekunder Perdarahan post partum dini jarang disebabkan oleh retensi potongan plasenta yang kecil, tetapi plasenta yang tersisa sering menyebabkan perdarahan pada akhir masa nifas. Kadang-kadang plasenta tidak segera terlepas. Bidang obstetri membuat batas-batas durasi kala tiga secara agak ketat sebagai upaya untuk mendefenisikan retensio plasenta shingga perdarahan akibat terlalu lambatnya pemisahan plasenta dapat dikurangi. Combs dan Laros meneliti 12.275 persalinan pervaginam tunggal dan melaporkan median durasi kala III adalah 6 menit dan 3,3% berlangsung lebih dari 30 menit. Beberapa tindakan untuk mengatasi perdarahan, termasuk kuretase atau transfusi, menigkat pada kala tiga yang mendekati 30 menit atau lebih. Efek perdarahan banyak bergantung pada volume darah pada sebelum hamil dan derajat anemia saat kelahiran. Gambaran perdarahan post partum yang dapat mengecohkan adalah nadi dan tekanan darah yang masih dalam batas normal sampai terjadi kehilangan darah yang sangat banyak.
C. Etiologi Etiologi dari perdarahan post partum berdasarkan klasifikasi dan penyebabnya: Perdarahan postpartum dini 1. Atonia uteri: Keadaan lemahnya tonus/konstraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir. (Merah) Pada atonia uteri uterus terus tidak mengadakan konstraksi dengan baik, dan ini merupakan sebab utama dari perdarahan post partum. Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri adalah: a. Regangan rahim yang berlebihan karena gemeli, polihidroamnion, atau anak terlalu besar. b. Kelelahan karena persalinan lama atau persalinan lama atau persalinan kasep. c. Ibu dengan keadaan umum yang jelek, anemis, atau menderita penyakit menahun. d. Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim. e. Infeksi intrauterin (korioamnionitis). f. Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya. g. Umur yang terlalu muda / tua h. Prioritas sering di jumpai pada multipara dan grande mutipara i. Faktor sosial ekonomi yaitu malnutrisi
Gejala Klinik: a. Perdarahan pervaginam masih aktif b. Konstraksi uterus lemah c. Anemia d. Konsistensi rahim lunak. Penanganan: Banyaknya darah yang hilang akan mempengaruhi keadaan umum pasien. Pasien bisa masih dalam keadaan sadar, sedikit anemis, atau sampai syok berat hipovolemik. Tindakan pertama yang harus dilakukan bergantung pada keadaan kliniknya. BAB III PENUTUP A.
KESIMPULAN
Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. Perdarahan postpartum dapat dibedakan menjadi perdarahan postpartum primer dan perdarahan postpartum sekunder. Perdarahan postpartum dapat disebabkan oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir, retensio plasenta, hematoma dan kelainan pembekuan darah. Karena etiologi dari perdarahan postpartum berbedabeda. Oleh sebab itu, penanganannya juga berbeda-beda. Namun dalam hal ini, sangat perlu diperhatikan manajemen aktif kala II dan III dengan baik. Selain itu, tindakan deteksi dini dan sangat berarti dalam pencegahan terjadinya perdarahan postpartum demi menekan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) akibat perdarahan postpartum.
B.
SARAN
Mahasiswa diharapkan dapat mengenali perdarahan postpartum sehingga dapat melakukan tindakan deteksi, pencegahan serta penanganan terhadap perdarahan postpartum.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Komplikasi
dan
penyakit
dalam
masa
nifas
serta
penangannyahttp://dewdewdheewidheewi.blogspot.com/ 2.
http://aabuhair.blogspot.com/2013/04/pendarahan-postpartum.html
3.
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL DAN PATOLOGI 2013,
DJUHADIAH
SAADONG,
M.Kes
4.
ILMU KEBIDANAN EDISI IV 2012, SARWONO PRAWIROHARDJO
5. Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama Anonim.
2012.
Perdarahan
Post
Partum
Sekunder.
Dalam
http://bundowidiafitri.blogspot.com/2012/05/perdarahan-postpartum-sekunder.html.
: