MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN OBAT “Simplisia Rhizoma”
DISUSUN OLEH : Yuni mursalim
G 701 16 045
Ditry Rosaline
G 701 16 058
Rinaldi
G 701 16 030
Putri euforia fajrin
G 701 16 037
Dita eka pratiwi
G 701 16 057
Leony Claudy Cornelis
G 701 16 047
Moh.na'im
G 701 16 065
Made Aleksandi Purnawan G 701 16 042 Arif Rahman
G 701 17 194 KELAS B JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan. Melalui makalah ini, kita dapat mengetahui tentang “Simplisia Rhizoma”. Makalah ini kami susun sebagaimana materi yang terdapat dalam mata kuliah Mikrobilogi. Materi ini kami ambil dari berbagai sumber. Dengan demikian, para pembaca bisa memperluas wawasannya, memahami dan mengaplikasikan isi makalah dalam kehidupan sehari-hari. Kami menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari makalah ini. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar makalah ini akan semakin baik sajiannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Palu, 26 Maret 2019
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ DAFTAR ISI .......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... I.1 Latar Belakang ........................................................................................... I.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1.3 Tujuan ....................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN I.1 latar belakang Budidaya tanaman obat adalah suatu kegiatan budidaya berbagai tanaman yang memiliki khasiat obat atau tanaman yang seringkali digunakan sebagai obat untuk mencegah penyakit maupun mengobati penyakit. Rimpang atau Rhizoma sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah,bercabang-cabang dan tumbuh secara horizontal (mendatar), dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat tumbuh menjadi individu baru. Jika tunas di ujung rhizoma dan ketiak tumbuh menjadi tanaman baru, tanaman tersebut tetap bergabung dengan tanaman induknyasehingga membentuk rumpun. Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai beragam spesies tanaman obat yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Sejak zaman dahulu, nenek moyang bangsa Indonesia telah menggunakan tetumbuhan sebagai ramuan obat baik dalam bentuk jamu maupun sebagai bahan tambahan dalam masakan. Dewasa ini, timbul gaya hidup di masyarakat untuk kembali memanfaatkan tanaman obat untuk menjaga kesehatan tubuh maupun untuk keperluan pengobatan. Umumnya masyarakat mendapatkan obat herbal tersebut dari apotek maupun kedai jamu dalam bentuk kapsul maupun simplisia. Masih banyak masyarakat yang belum menyadari dan mengetahui informasi tentang berbagai macam tumbuhan berkhasiat yang ternyata mudah didapatkan di sekitarnya. Sebagai contohnya adalah jahe, lengkuas dan kunyit yang banyak tumbuh di pekarangan rumah.. Makalah ini akan membahas mengenai manfaat dan cara budidaya tanaman jahe, kunyit dan lengkuas.
II.1 Rumusan masalah 1.
Bagaimana klasifikasi tanaman, nama daerah, deskripsi tanaman serta syarat tumbuh dari jahe, lengkuas dan kunyit?
2.
Bagaimana budidaya tanaman, panen dan pasca panen serta kandungan kimia dari jahe, lengkuas dan kunyit?
3.
Bagaimana efek farmakologis dan hasil penelitian serta khasiat dan cara pemakaian dari jahe, lengkuas dan kunyit?
III.1 Tujuan 1.
Mengetahui dan memahami klasifikasi tanaman, nama daerah, deskripsi tanaman serta syarat tumbuh dari jahe, lengkuas dan kunyit?
2.
Mengetahui dan memahami budidaya tanaman, panen dan pasca panen serta kandungan kimia dari jahe, lengkuas dan kunyit?
3.
Mengetahui dan memahami efek farmakologis dan hasil penelitian serta khasiat dan cara pemakaian dari jahe, lengkuas dan kunyit?
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Jahe A. Klasifikasi Jahe (www.plantamor.com) Kingdom : Plantae Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Musales
Family
: Zingiberaceae
Genus
: Zingiber
Spesies
: Zingiber officinale
B. Nama daerah atau asing Nama daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate). Nama asingnya antara lain Ginger / Red Ginger (Inggris), Khan Jiang (China), Gingembre (French), Chiang ( China).
C. Deskripsi tanaman Ciri umum tanaman jahe adalah tumbuh berumpun. Batang semu, tidak bercabang, berbentuk bulat, tegak, tersusun dari lembaran pelepah daun, berwarna hijau pucat dengan warna pangkal batang kemerahan, tinggi dapat
mencapai 1 m. Daun tunggal, terdiri dari upih dan helaian daun, upih daun melekat membungkus batang, helaian daun tumbuh berselang-seling, helaian daun tipis berbentuk lanset, berwarna hijau gelap, tulang daun sangat jelas tersusun sejajar, ujung daun meruncing, dan bagian pangkal membulat. Bunga majemuk, terdiri atas kumpulan bunga yang berbentuk kerucut kecil, warna kelopak putih kekuningan. Buah berbentuk bulat panjang seperti kapsul dengan 3 ruang biji, masing-masing memiliki 7 bakal biji. Biji kecil, warna hitam, berselaput. Rimpang bercabang, kulit berbentuk sisik tersusun melingkar dan berbuku-buku, warna kuning cokelat sampai merah tergantung jenisnya, daging berwarna kuning cerah, berserat, aromatik dan merupakan perubahan bentuk dari batang yang terdapat di dalam tanah. Rimpang jahe mempunyai bau yang sangat spesifik.
D. Syarat Tumbuh
Iklim Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC. Media Tanam Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus.2) Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik.3) Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.5.3. Ketinggian Tempat Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0 2.000 m dpl.2) Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 -600 m dpl.
E. Budidaya tanaman Tanah diolah sedemikian rupa agar gembur dan dibersihkan dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm, dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk. Untuk tanah dengan lapisan olah tipis, pengolahan tanahnya harus hati-hati disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan dicangkul atau digarpu terlalu dalam sehingga tercampur antara lapisan olah dengan lapisan tanah bawah, hal ini dapat mengakibatkan tanaman kurang subur tumbuhnya. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg. Pembentukan bedengan pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk mencegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 2030 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji. Tanah yang memiliki derajat keasaman < 4 (paling asam) dibutuhkan dolomit minimal sebanyak 10 ton/ha. Sedangkan tanah yang memiliki derajat keasaman 5 (asam) dibutuhkan dolomit 5.5 ton/ha; serta yang memiliki derajat keasaman 6 (agak asam) dibutuhkan dolomit 0.8 ton/ha. F. Panen dan pasca panen Panen Panen jahe dilakukan dengan cara membongkar seluruh tanaman menggunakancangkul atau pupuk. Agar rimpang hasil panen tidak lecet dan tidak terpotong, maka perlu kehati-hatian waktu panen karena akan mengurangi mutu jahe. Rimpang dibersihkan dari kotoran dan tanah yang menempel.
Pasca panen a. Pencucian Perlu dilakukan pencucian untuk menghilangkan kotoran seperti tanah dan residu pestisida yang menempel. Pencucian bisa di lakukan dengan cara penyemprotan tapi tidak boleh di gosok untuk menghindari lecet. Berikut cara pencuciannya : o Gunakan air bermutu sesuai standar air minum untuk mencuci guna menghindari kontaminasi produk lain. o Panas lapang di turunkan berfungsi untuk pare cooling. o Keringkan menggunakan alat penirisan (spiner) atau hembusan angin ke arah komoditas yang telah di cuci. b. Grading Grading dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan produk rimpang berdasarkan mutu, ukuran dan berat. Hal ini dapat di lakukan dengan cara manual atau visual dan memperhatikan secara fisik. Dengan begitu dapat menentukan harga produk di pasar. c. Pengepakan Ketika si rimpang jahe telah selesai di proses, maka hal yang seharusnya di lakukan adalah pengepakan pada wadah sepeti peti kayu yang berongga untuk sirkulasi udara lancar. Tapi jika jahe yang di inginkan adalah berbentuk kering atau simplisia maka perlu di adakan perajangan sekitar 1 – 4 mm. Untuk menghasilkan tekstur yang menarik, maka perlu di adakan perebusan rimpang dalam waktu beberapa menit hingga terjadi proses gelatinisasi. Setelah adanya pengirisan atau perajangan, maka rimpang tadi di keringkan menggunakan sinar matahari atau menggunakan oven dengan suhu 36 – 46 derajat celcius. Jika kadar air telah mencapai 8 – 10 persen dan rimpang bisa di patahkan maka pengeringan bisa di anggap cukup. Ada juga jahe gelondongan yang di proses dengan cara di tusuk – tusuk rimpang jahe agar sebagian kadar air keluar baru kemudian di jemur atau di oven hingga kadar air sekitar 8 – 10 %. Setelah selesai rimpang dapat di kemas menggunakan karung, peti dan plastik kedap udara. d. Pengangkutan Saat pengangkutan mulai dari tempat panen hingga ke pemasaran, sangat perlu di perhatikan hal – hal berikut ini :
o
Jahe terhindar dari sinar matahari secara langsung
o
Jahe terhindar dari benturan , gesekan dan tekanan yang dapat mengakibatkan kualitas jahe menurun.
G. Kandungan kimia Secara umum jahe mengandung pati, minyak atsiri, serat, sejumlah kecil protein, vitamin, mineral dan enzim proteolitik yang disebut zingibain. Jahe merah memiliki kandungan pati 52,9%, minyak atsiri 3,9% dan ekstrak yang larut dalam alkohol 9,93% yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jahe lainnya. Jahe merah memiliki ukuran rimpang paling kecil dengan serat yang lebih besar. Rasa pedas jahe merah lebih tinggi sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan dasar jamu dan obat-obatan. Rasa pedas pada jahe berasal dari kelompok senyawa gingerol, yaitu senyawa turunan fenol.
H. Efek farmakologis dan hasil penelitian Menurut Yossi Febriani (2011) : a.
Mampu meredakan nyeri lambung dan memulihkan radang sendi.
b.
Jahe terbukti berkhasiat sebagai karminativum atau dapat merangsang keluarnya gas dari perut sehingga mampu mengobati masuk angin.
c.
Sifatnya yang menghangatkan tubuh juga dipercaya mengurangi rasa mual, batuk dan gejala flu ringan.
d.
Penelitian lain menyebutkan, kandungan enzim proteasedan lipase yang terkandung dalam jahe berfungsi memecah protein dan lemak. Enzim inilah yang membantu mencerna dan menyerap makanan sehingga meningkatkan napsu makan.
e.
Jahe juga melindungi sistem pencernaan dengan menurunkan keasaman lambung. Senyawa aseton dan methanol pada jahe juga mampu menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan. Manfaatnya, nyeri lambung bisa dikurangi dengan mengkonsumsi jahe. Peradangan pada arthritis/radang sendi juga
bisa ditanggulangi dengan banyak mengkonsumsi jahe karena jahe menghambat produksi prostaglandin, hormon dalam tubuh yang dapat memicu peradangan. f.
Merangsang pelepasan hormon adrenalin yang dapat memperlebar pembuluh darah sehingga tubuh menjadi hangat, darah mengalir lebih lancar dan tekanan darah menurun.
g.
Jahe Juga mengandung senyawa cineole dan arginine yang mampu mengatasi ejakulasi dini. Senyawa ini juga merangsang ereksi, mencegah kemandulan dan memperkuat daya tahan sperma.
h.
Pengobatan kanker indung telur, Jahe merupakan salah satu senjata yang efektif dalam pengobatan kanker indung telur.
i.
Mencegah kanker kolon, Karena jahe juga bisa memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker kolorektal.
j.
Penyembuhan mual akibat hamil, Hasil review dari beberapa studi menunjukkan, jahe juga sama efektifnya dengan vitamin B6 dalam mengatasi mual yang dipicuoleh kehamilan.
k.
Meredakan migraine, Penelitian menemukan, jahe bisa meredakan rasa sakit migrain dengan cara menghentikan kerja prostaglandin, penyebab rasa sakit dan peradangansi pembuluh darah.
l.
Meredakan kram, Dalam sistem pengobatan China, jahe juga digunakan untuk mengatasi kram akibat menstruasi.
m. Mencegah rasa sakit akibat diabetes, Sebuah studi yang dilakukan pada tikus penderita diabetes menemukan, tikus yang diberikan jahe mengalami penurunan kejadian rasa sakit akibat diabetes.
I. Khasiat dan cara pemakaian Berdasarkan sebuah studi, berikut manfaat jahe merah yang bisa didapatkan tubuh, antara lain: a.
Memiliki efek laksatif atau pencahar yang baik untuk pencernaan
b. c. d. e. f. g. h. i.
Mengurangi gejala demam dan flu. Memiliki sifat antiemetik yang kuat, yaitu efektif mengurangi rasa mual, muntah dan mengatasi mabuk perjalanan. Mengurangi gejala rematik dan sakit pinggang. Mengurangi radang pada tenggorokan dan bisa menjadi pelega tenggorokan. Mulai diteliti manfaat jahe merah untuk mendukung optimalisasi fungsi paru-paru. Mencegah hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Mencegah penyakit degeneratif pada saraf dan otak. Mengatasi pusing yang disertai mual.
Bentuk jahe dan cara penggunaannya.
Jahe Segar Jahe segar memiliki khasiat paling ampuh dan serbaguna. Jahe bisa direbus dan dibuat wedang, dijadikan bumbu tumisan, dibuat jus, ditambahkan pada smoothie, diisap, bahkan bisa dikeringkan dan dijadikan camilan.
Jahe Bubuk Sama seperti jahe segar, jahe bubuk diseduh seperti teh, ditambahkan ke dalam makanan, atau sebagai penambah rasa pada kue.
Teh Jahe Teh jahe adalah ekstrak jahe yang sudah dikemas di dalam kantung seperti teh celup. Tinggal diseduh, jahe sudah langsung bisa dinikmati. Praktis, bukan?
Permen Jahe Mengunyah permen jahe juga sangat praktis. Namun, periksa lebih dahulu komposisinya. Jangan sampai bahan yang tidak diinginkan ikut masuk ke dalam tubuh.
II.2 Kunyit A. Klasifikasi Kunyit (www.plantamor.com) Kingdom : Plantae Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae Kelas
: Monocotilae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Spesies
: Curcuma domestic
B. Nama daerah atau asing Nama daerah kunyit antara lain hunik (Batak), kunyir (Lamung), temu kuning atau kunir (Jawa), koneng (Sunda), konyet atau temu koneng (Madura), kunidi (Sulawesi Utara), kuminu (Ambon), rame (Papua). Nama asingnya tumeric (inggris).
C. Deskripsi tanaman Kunyit termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami peryebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan
tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan
D. Syarat Tumbuh
Tanaman kunyit dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki intensitas cahaya penuh atau sedang, sehingga tanaman ini sangat baik hidup pada tempat-tempat terbuka atau sedikit naungan. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah yang memiliki curah hujan 1000-4000 mm/tahun. Bila ditanam di daerah curah hujan < 1000 mm/tahun, maka system pengairan harus diusahakan cukup dan tertata baik. Tanaman ini dapat dibudidayakan sepanjang tahun. Pertumbuhan yang paling baik adalah pada penanaman awal musim hujan. Suhu udara yang optimum bagi tanaman ini antara 19-30 oC.5.2. Media Tanam2)Kunyit tumbuh subur pada tanah gembur, pada tanah yang dicangkul dengan baik akan menghasilkan umbi yang berlimpah.3)Jenis tanah yang diinginkan adalah tanah ringan dengan bahan organik tinggi, tanah lempung berpasir yang terbebas dari genangan air/sedikit basa.5.3. Ketinggian TempatKunyit tumbuh baik di dataran rendah (mulai < 240 m dpl) sampai dataran tinggi (> 2000 m dpl). Produksi optimal + 12 ton/ha dicapai pada ketinggian 45 m dpl. Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan rimpang, karena lebih mudah tumbuh. Syarat bibit yang baik : berasal dari tanaman yang tumbuh subur, segar, sehat, berdaun banyak dan hijau, kokoh, terhindar dari serangan penyakit; cukup umur/berasal dari rimpang yang telah berumur > 7-12 bulan; bentuk, ukuran, dan warna seragam; memiliki kadar air cukup; benih telah mengalami masa istirahat (dormansi) cukup; terhindar dari bahan asing (biji tanaman lain, kulit, kerikil).
E. Budidaya tanaman Penyiapan lahan Lokasi penanaman dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan. Penyiapan lahan untuk kebun kunyit sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam. Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma dan dicangkul secara manual atau menggunakan alat mekanik guna menggemburkan lapisan top soil dan sub soil juga sekaligus mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul pada kedalaman 20-30 cm kemudian diistirahatkan selama 1-2 minggu agar gas-gas beracun yang ada dalam tanah menguap dan bibit penyakit/hama yang ada mati karena terkena sinar matahari. Lahan kemudian dibedeng dengan lebar 60-100 cm dan tinggi 25-45 cm dengan jarak antar bedengan 30-50 cm. Untuk mempertahankan kegemburan tanah, meningkatkan unsur hara dalam tanah, drainase, dan aerasi yang lancar, dilakukan dengan menaburkan pupuk dasar (pupuk kandang) ke dalam lahan/dalam lubang tanam dan dibiarkan 1 minggu. Tiap lubang tanam membutuhkan pupuk kandang 2,5-3 kg. Teknik penanaman Bibit kunyit yang telah disiapkan kemudian ditanam ke dalam lubang berukuran 5-10 cm dengan arah mata tunas menghadap ke atas. Tanaman kunyit ditanam dengan dua pola, yaitu penanaman di awal musim hujan dengan pemanenan di awal musim kemarau (7-8 bulan) atau penanaman di awal musim hujan dan pemanenan dilakukan dengan dua kali musim kemarau (12-18 bulan). Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan dengan ukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm. Jarak antara lubang adalah 60 x 60 cm. Teknik penanaman dengan perlakuan stek rimpang dalam nitro aromatik sebanyak 1 ml/liter pada media yang diberi mulsa ternyata berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan vegetatif kunyit, sedangkan penggunaan zat pengatur tumbuh IBA (indolebutyric acid) sebanyak 200 mg/liter pada media yang sama berpengaruh nyata terhadap pembentukan rimpang kunyit. Masa tanam kunyit yaitu pada awal musim hujan sama seperti tanaman rimpang-rimpangan lainnya. F. Panen dan pasca panen Panen Cara pemanenan bisa dilakukan dengan membongkar rimpang. Caranya dengan memakai cangkul atau garpu. Sebelum dilakukan pencangkulan, lebih baik batang dan daun dibongkar terlebih dahulu. Setelah
pencangkulan, rimpang dibersihkan dari tanah dan dimasukkan kedalam karung supaya tidak rusak. Lakukan panen secara hati - hati. Pasca panen o Penyortiran basah dan pencucian Sortasi pada bahan segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang
terkandung
didalam
tidak
larut
dalam
air.
Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember. o perajangan Jika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang akan dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya dan taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong. o Pengeringan Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. pengeringan rimpang dilakukan selama 3 - 5 hari, atau setelah kadar airnya dibawah 8%. pengeringan dengan sinar
matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang tidak saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kirakira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50oC - 60oC. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah rimpang yang dihasilkan o Penyortiran kering Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya). o Pengemasan Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi,
nama/alamat
penghasil,
berat
bersih
dan
metode
penyimpanannya. o Penyimpanan Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30oC dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudang.
G. Kandungan kimia Rimpang kunyit diketahui memiliki kandungan berbagai macam mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan mineral pada kunyit antara lain ; seng, aluminium, bismuth, magnesium, kalsium, timbal, besi, mangan, natrium dan kalium. Selain itu pada rimpang kunyit juga terdapat zat-zat lain seperti tannin, arabinosa, glukosa, pati, dammar, dan fruktosa. Kunyit mengandung 2 sampai 5% minyak atsiri yang terdiri dari seskuiterpen dan fenil propana turmeron (aril-turmeron, alpha-turmeron, beta-turmeron), humulen, bisabolen, zingiberin, kurlon kurkumol, seskuifellandren, atlanton, dan aril kurkumen. Warna kuning pada kunyit disebabkan oleh 3 sampai 4% zat warna kurkuminoid yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah senyawa diarilheptanoid
yang
terdiri
dari
curcumin,
dihidrocurcumin,
desmetoksicurcumin dan bisdesmetoksicurcumin.
H. Efek farmakologis dan hasil penelitian New York Times akhir Juli 1999, kanker dapat dicegah dengan kunyit. Zat anti-oksidan
pada
kunyit
berfungsi
mencegah
kerusakan
asam
deoksiribonukleat (senyawa yang menyusun gen), karena kerusakan gen adalah salah satu penyebab terjadinya kanker.Sementara kurkumin bersama feruloyl dan 4-hydroxy-cinnamoyl adalah senyawa anti-inflamasi yang terdapat pada rimpang kunyit.Kesimpulannya, kedua kandungan kurkumin tersebut sangat berperan dalam memerangi kanker, yaitu mencegah kerusakan gen sekaligus mencegah peradangan (inflamasi), karena pada penyakit kanker selalu terjadi inflamasi. Hasil penelitian Dr. Retno S. Sudibyo menyebutkan bahwa Curcuma mangga mengandung protein toksis.Sejenis Ribosome in Activating Protein (RIP).Inilah protein yang mampu menonaktifkan Ribosom, sehingga sintesa protein di dalam sel terganggu.Protein tersebut lebih mudah
melakukan penetrasi ke dalam sel kanker daripada sel sehat. Akibatnya sel kanker tidak dapat berkembang biak. Karena sel kanker memiliki batas umur, maka lama kelamaan akan habis dengan sendirinya.Dari uraian tersebut terlihat tiga manfaat Curcuma mangga dalam memerangi kanker, yaitu RIP memblokade pengembangbiakan sel kanker, sehingga lama-lama akan habis.Antioksidan pada kurkumin mencegah kerusakan gen di mana kerusakan gen adalah salah satu penyebab terjadinya kanker.Zat anti-inflamasi pada kurkumin bermanfaat menghilangkan peradangan padahal kanker selalu disertai peradangan. Seorang ahli lain, dr. Samsuridjal menerangkan bahwa dikalangan pria, umumnya pada usia 45 tahun, terjadi pembesaran prostat secara perlahan-lahan.Curcuma mangga bukanlah obat, tetapi bahan alami yang berkhasiat untuk menghambat laju pengembangbiakan sel kanker, sekaligus bermanfaat untuk mencegah kerusakan gen salah satu penyebab timbulnya kanker. Balitbangkes Departemen Pertanian RI membukukan penelitian kunyit putih dalam Jurnal Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Volume XVI, Nomor 1 Tahun 2006.Jus temu putih atau kunyit putih bersama temu mangga mampu mengatasi berbagai keluhan pada perut seperti sakit perut, diare, mual, sebah, dan kembung.Uji coba ini dilakukan pada tikus putih jantan. Sebuah penelitian terbaru pada tikus percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa kunyit mampu memperlambat penyebaran kanker payudara ke paru-paru dan bagian tubuh lain.Kurkumin juga memiliki khasiat meredakan nyeri.Sebuah penelitian yang dimuat pada bulan November 2006 dalam jurnal Arthritis & Rheumatism menunjukkan efektivitas kurkumin sebagai pereda inflamasi pada sendi.Senyawa ini merupakan penghambat alami enzim COX-2.
I. Khasiat dan cara pemakaian Demam – Rimpang kunyit yang dicuci (20g), diparut, ditambah dengan air matang 100ml, diperas dengan saringan kain. Airnya diminum 2 kali sehari. Diare – Kunyit diiris, direbus dengan air, ditambah 1 sendok teh air kapur sireh, aduk sampai rata. Dinginkan. Saringan airnya diminum 3 kali sehari sehingga sembuh. Borok – Kunyit diparut sebesar ibu jari, ditambah satu sendok teh air kapur sirih, dan perasan 1 air jeruk nipis, aduk sampai rata. Oleskan campuran pada bagian tubuh yang sakit. Gatal (cacar air)– Sepotong kunyit, segenggam daun asam dicuci, diblender hingga halus kayak bubur. Oles pada bagian tubuh gatal. Keputihan – Kunyit tua (15g) dikupas dan diparut. Ditambah 150ml air asam dan gula jawa, aduk rata. Peras dengan kain, dan minum setiap hari. Radang amandel – Setengah jari kunyit diparut, ditambah 2 sendok air minum, aduk sampai rata, peras dan ambil airnya. Tambah 1 kuning telur ayam kampong dan sedikit air kapur sirih. Kocok adunan, minum 1 hingga 2 kali sehari. Radang gusi – Setengah ibu jari kunyit dan 3 potong gambir, diiris. Rebus dalam 2 gelas air sehingga tersisa 1 gelas. Gunakan air itu untuk berkumur 3 hingga 4 kali sehari. Telat haid – Kunyit dan daun sigading (15g) , biji pala dan kapulaga (10g), ketumbar,jinten hitam dan cengkeh (5g). Rebus bahan tersebut dengan 3 gelas air sehingga tersisa 1 gelas. Dingin, saring, bagi menjadi 3 bagian untuk diminum 3 kali sehari.
III.3 Lengkuas A. Klasifikasi Lengkuas (www.plantamor.com) Kingdom : Plantae Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae Kelas
: Monocotilae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Alpinia
Spesies
: Alpinia galangal
B. Nama daerah atau asing Nama Daerah lengkuaas antara lain langkueh (Minang), langkueueh (Aceh), halawas (Batak), lengkueus (Gayo), lakuwe (Nias), laja (Sunda), laos (Jawa), langkuwas (Banjar), langkuwasa (Makasar), aliku (Bugis), lingkuas (manado), likui (Gorontalo). Nama Asing antara lain grotto galanga (Belanda), galangal de l inde (Perancis), groser galgant
(Jerman), java galanga (Inggris),
khulanyan (Arab), kong deng (Kamboja), langkuas (Filipina).
C. Deskripsi tanaman Lengkuas adalah terna tegak yang tingginya 2 m atau lebih. Batangnya yang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Seluruh batangnya ditutupi pelepah daun. Batangnya ini bertipe batang semu. Daunnya tunggal, bertangkai pendek, berbentuk daun lanset memanjang, ujungnya runcing, pangkalnya tumpul, dan tepinya rata. Ukurannya daunnya adalah: 25-50 cm 7-15cm. Pelepah daunnya berukuran 15-30 cm, beralur, dan berwarna hijau. Perbungaannya majemuk dalam tandan yang bertangkai panjang, tegak, dan berkumpul di ujung tangkai. Jumlah bunga di bagian bawah lebih banyak daripada di atas tangkai, dan berbentuk piramida memanjang. Kelopak bunganya berbentuk lonceng, berwarna putih kehijauan. Mahkota bunganya yang masih kuncup pada bagian ujung warnanya putih, dan bawahnya berwarna hijau. Buahnya termasuk buah buni, bulat, keras, dan hijau sewaktu muda, dan coklat, apabila sudah tua. Umbinya berbau harum, ada yang putih, juga ada yang merah. Menurut ukurannya, ada yang besar juga ada yang kecil. Karenanya, dikenal 3 kultivar yang dibedakan berdasarkan warna dan ukuran
rimpangnya. Rimpangnya ini merayap, berdaging, kulitnya mengkilap, beraroma khas, ia berserat kasar, dan pedas jika tua. Untuk mendapatkan rimpang muda yang belum banyak seratnya, panen dilakukan pada saat tanaman berusia 2,5-4 bulan.
D. Syarat Tumbuh Lengkuas dapat hidup di dataran rendah sampai dataran tinggi sekitar 1200 m dpl, curah hujan 2500- 4000 mm.tahun, suhu udara 29- 25º C, kelembapan sedang, dan penyinaran tinggi, Jenis tanah yang cocok untuk tanaman ini adalah latosol merah cokelat, andosol, dan aluvialdengan tekstur lempung berliat, lempung berpasir, lempung merah, dan lateristik. Tanaman lengkuas tumbuh baik ditempat terbuka yang mendapatkan sinar penuh, tetapi memerlukan naungan ringan untuk pertumbuhan yang optimum. Hal ini dapat diamati pada tanaman lengkuas yang ditanam secara monokultur daunnya melipat (menutup pada siang hari). Sekalipun demikian, lengkuas yang ditanam di tempat yang terlindung, justru hanya menghasilkan daun-daun saja. Disamping itu, kesuburan tanahnya harus diperkaya dengan bahan organik, antara lain dengan pemberian pupuk kandang atau kompos. Pada tanah yang kurang subur apalagi becek, pertumbuhan tanaman lengkuas kurang baik, sedikit beranak dan rimpang-rimpangnya banyak yang membusuk.
E. Budidaya tanaman Tanaman dapat diperbanyak dengan rimpang atau biji, namun umumnya lebih mudah diperbanyak dengan menggunakan rimpang. Rimpang yang baik untuk bibit adalah bagian ujungnya. Pengolahan tanah dilakukan dengan menggemburkan tanah dan dibuat guludan-guludan. Pupuk yang digunakan meliputi pupuk kandang, kompos, dan pupuk buatan. Juga diperlukan bahan-bahan kimia untuk pemberantasan gulma. Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 2½ – 3 bulan, dan jangan lebih tua dari umur tersebut, karena rimpang akan mengandung serat kasar yang tidak disukai di pasaran.
Perbanyakan tanaman lengkuas dapat menggunakan potongan rimpang yang sudah tua dan bertunas atau rimpang anakan, kemudian dipecah-pecah menjadi beberapa ruas dengan 2-3 tunas dalam tiap pecahannya atau disesuaikan dengan rencana kebutuhannya. Rimpang tua sebaiknya dipilih yang beratnya 50 gram, dan ukurannya seragam. Rimpang dapat ditunaskan di atas 3- 5 lapisan jerami atau alang-alang alang- alang yang dihamparkan di atas tanah. Penyemaian juga dapat dilakukan di atas rak- rak kayu. Penyiraman selama pembibitan sampai bertunas dilakukan untuk memelihara sebagian besar mata rimpang. Pertunasan dianggap cukup bila semua atau sebagian besar mata rimpang sudah tumbuh 1- 2cm, biasanya berumur 3-4 minggu. Setelah rimpang bertunas atau dipelihara selama 1-2 bulan, bibit yang pertumbuhannya seragam siap ditanam di lahan.
F. Panen dan pasca panen Panen Pemanenan dilakuakn dengan cara membnongkar rimpang dengan garpu atau cagkul secara hati-hati agar tidak terluka atau rusak. Tanah yang menempel pada rimpang di bersihkan dengan cara di pukul pelan-pelan sehingga tanah terlepas. Pasca panen o Pencucian Rimpang yang telah di hilangkan batang, daun dan karnya tersebut kemudioan di bawa ke tempat pencucian. Rimpang direndam di dalam bak pencucian selama 2-3 jam. Selanjutnya rimpang di cuci sambil disortasi. Setelah bersih, rimpang segera di tiriskan dalam rak-rak peniris selama satu hari. Penirisan sebaiknya di lakukan dalam ruangan atau ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. o Perajangan Perajangan untuk mempermudah pengeringan rimpang lengkuas. Jika
lengkuas hendak dikonsumsi dalam keadaan segar maka perajangan tidak perlu di lakukan. Dan rimpang dapat segera di manfaatkan setelah di cuci dan ditiriskan. Perajangan dapat menggunakan mesin atau perajang manual. Arah irisan melintng agar sel-sel yang mengandung minyak atsiri tidak pecah. Dan kadarnya tidak menmurun akibat penguapan. Tebal irisan rimpang antara 4-6 mm. Untuk mendapatkan warna dan kualitas lengkus yang bagus, setelah perajangan rimpang lengkuas diuapi dengan uap panas atau di celup dalam air mendidih selama 1 jam sebelum dikeringkan. o
Pengeringan Pengeringan rimpang lengkuas dapat menggunakan matahari langsung, alat pengering beretenaga sinar matahari, di angin-anginkan, atau memakai mesin pengeringan. a. Dengan matahari langsung Pengeringan dilakukan di tempat cahaya matahari langsung. Sistem ini menggunakan waktu yang agak lama tergantung intensitas dan lama penyinaran . b. Penmgeringan dengan alat berenergi cahaya matahari. Masih tergantung pada intensitas cahaya dan lama penyinaran, tetapi waktunya relative lebih singkat. Untuk itu, bahan di hamparkan di atas rak pengering. c. Pengeringan dengan mesin Pengeringan dengan mesin selain lebih cepat juga hasilnya lebih berkualitas. Hal yang perlu di perhatik an dalam pengeringan dengan ,mesin pengering ini adalah suhu pengeringan yang tepat. Untuk rimpang lengkuas sebaiknya di gunakan suhu pengeringan antara 40-60
0c. waktu yang dibutuhkan 3-4 hari. o Pengemasan Setelah rimpang mencapai derajat keekringan yang di inginkan, selanjutnya dapat segera di kemas untuk menghindari penyerapan kembali uap air oleh rimpang.pengemasan dilakukan dengan hati-hati agar rim pang tidak hancur. Simplisia segera di simpan atau diangkut ke pasar.
G. Kandungan kimia Beberapa kandungan kimia yang terkandung dalam lengkuas, di antaranya lasetoksikavikol
asetat;
F-asetoksieugenol
asetat;
kaiofilin
oksida;
kariofillenol; I, II, pentadekana; 7-hetadekana; kuersetln 3-metil eter; isorhamneetin; kaempferida; galangin; galangin 3-metil eter; ramnositrin; dan 7-hldroksi-3,5-dimetoksiflavon, minyak atsiri 1 % dengan kandungan metilsinamat, sineol, kamfer, 8-pinen, gaalangin, eugenol, kamfor, gaalangol, sesuiterpen, kadinena, hidrates, heksahidrokadalene.
H. Efek farmakologis dan hasil penelitian Salah
satu
keanekaragaman
hayati
yang
memiliki
potensi
untuk
dikembangkan sebagai obat tradisional adalah lengkuas (Languas galanga (L.)Stunz.). Rimpang lengkuas sering digunakan sebagai obat tradisional yang bermanfat untuk mengobati penyakit seperti : diare, disentri, panu, kudis, bercak-bercak kulit dan tahi lalat, menghilangkan bau mulut, dan sebagainya. Khasiat obat umumnya disebabkan oleh kandungan metabolit sekundernya, salah satu diantaranya adalah minyak atsiri (Anonim, 2007). Efek farmakologis lengkuas di antaranya menetralkan racun (antitoksik), menurunkan panas (antipiretik), menghilangkan rasa sakit (analgetik),
meluruhkan kentut (carminative), meluruhkan kencing (diuretik), obat jamur, menyegarkan (stimulan), memperkuat lambung, dan meningkatkan nafsu makan (Hariana, 2007). Hasil uji aktivitas antibakteri minyak atsiri dalam etanol absolut dengan konsentrasi 6% dapat menghambat pertumbuhan B. subtilis. Pada konsentrasi 8% dapat menghambat pertumbuhan B. subtilis dan S. aureus (Eryanti, 2002). Ekstrak metanol daun Alpinia galanga [L], Artabotrys uncinatus, Costusigneus dan Hibiscus yang diekstraksi dengan menggunakan sampel 50 gram daun dalam 500 ml metanol dengan alat soxhlet, menunjukkan kandungan saponin, senyawa fenolik, alkaloid, flavonoid, dan glikosida. Senyawa-senyawa ini mempunyai aktivitas antibakteri. Alpinia galanga [L] sudah dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif Staphylococcus aureus, Bacillus megaterium dan Streptococcus lactis dengan daya hambat sebesar 7 mm, 11 mm dan 12 mm, sedangkan untuk bakteri gram negatif dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli, Enterobacter aerogenes dan Klebsiella pneumoniae sebesar 6 mm, 7 mm dan 9 mm (Gothandam et al., 2010). Sehubungan dengan adanya indikasi ekstrak rimpang Languas galanga (L.) Stuntz. mempunyai daya antibakteri, maka untuk membuktikan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas antimikroba dari ekstrak tanaman tersebut. Pada uji aktivitas antibakteri ini, digunakan bakteri Staphylococcus aureus yang merupakan bakteri coccus gram positif (+) dan Escherichia coli sebagai bakteri batang gram negatif (-) (Jawetz. et al., 2005).
I. Khasiat dan cara pemakaian a. Rheumatik Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari dan 1 butir telur ayam kampung,
Cara membuat: lengkuas diparut dan diperas untuk diambil airnya, telur ayam kampung mentah dipecah untuk diambil kuningnya, kemudian kedua bahan tersebut dioplos sampai merata.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari. b. Membangkitkan nafsu makan Bahan: 1 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 buah mengkudu mentah, 0,5 rimpang kencur sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh bubuk ketumbar, 1 siung bawang putih, 3 mata buah asam jawa yang masak, 1 potong gula merah, jakeling, jalawe dan jarahab.
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 0,5 gelas, pagi dan sore. c. Bronkhitis Bahan: rimpang umbi lengkuas, temulawak dan halia (masing-masing 2 rimpang) sebesar ibu jari, keningar, 1 genggam daun pecut kuda, 0,5 genggam daun iler, daun kayu manis secukupnya.
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. d. Morbili Bahan: 4 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 sendok teh minyak kayu putih, dan 2 sendok teh minyak gandapura.
Cara membuat: umbi lengkuas diparut halus, kemudian dicampur dengan bahan lainnya sampai halus.
Cara menggunakan: dipakai untuk obat luar. e.
Panu Bahan: rimpang umbi lengkuas dan kapur sirih secukupnya. Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus. Cara menggunakan: digosokkan pada bagian yang sakit, pagi dan sore.
f. Sakit kepala, nyeri dada, menguatkan lambung, memperbaiki pencernaan Cara pengobatan: di jadikan bumbu dapur. Cara membuat: Rimpang lengkuas yang di jadikan bumbu dapur di campur dalam masakan sehari-hari. g. Anti jamur kulit Bahan: rimpang umbi lengkuas segar sebanyak satu jari, potong miring, Cara membuat : Campurkan dengan kapur sirih secukupnya,Tumbuk kedua bahan tersebut sampai halus, Cara menggunakan : Gosokkan pada bagian kulit yang belang akibat jamur, 2 X sehari pagi dan sore. h. Obat gosok, pelancar kemih, dan obat penguat empedu Bahan: rimpang lengkuas, Cara Membuat: iris-iris, kemudian rendam dalam alkohol, Cara pengobatan: gosokkan pada perut.
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa: Kunyit, jahe, dan lengkuas merupakan tanaman obat yang merupakan bagian dari tanaman yaitu rhizoma atau rimpang. Ketiga tanaman ini memiliki banyak khasiat salah satunya bersifat antiseptic dan antibakteri, sehingga dapat berperan sebagai desinfektan untuk luka biasa ataupun luka bakar. Yang mana ketiga tanaman ini pertumbuhannya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, struktur tanah, cuaca, juga ketinggian. V.2 Saran Diharapkan
mahasiswa
kedepannya
dapat
meneliti
dan
mengembangkan tanaman obat sebagai pengobatan yang berguna untuk masyarakat dalam kegunaannya untuk menyembuhkan suatu penyakit.
DAFTAR PUSTAKA Febriani, Y. (2011). Kandungan Obat Yang Terdapat Pada Tumbuhan Jahe (Zingiberaceae). Tasikmalaya.
Hapsoh dan Yaya Hasanah, (2011). Budidaya tanaman obat dan rempah. Universitas Sumatera
Utara. Medan
Paramitasari, D. 2011. Budidaya Rimpang jahe, kunyit, lengkuas, kencur, temulawak. Yogyakarta : Cahaya Atma pustaka.
Rahardjo M, Rosita SMD. 2003. Agroekosistem tanaman obat. Jurnal Bahan Alam Indonesia . 2(3):89-95.
Wahid P. 1998. Budidaya dan pemuliaan tanaman obat. Warta Tumbuhan Obat Indonesia . 4(1): 4-8.
www.plantamor.com diakses pada tanggal 26 maret pukul 21.05 WITA