Makalah Biorep Kel 7.docx

  • Uploaded by: Neny Kartini
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Biorep Kel 7.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,657
  • Pages: 23
MAKALAH BIOLOGI REPRODUKSI DAN MIKROBIOLOGI

Dosen pembimbing : Dra. Kosma Heryati, M.Kes Disusun oleh : 1. Dora anggilia 2. Maya rumanti 3. Qunita luvia 4. Vonny safa cornela

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2017/2018

1

KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah biologi reproduksi dan mikrobiologi. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bengkulu,23 Agustus 2017

Penulis

2

DAFTAR ISI Kata pengantar.............................................................................................................................i

Daftar isi......................................................................................................................................ii

Bab 1 pendahuluan 1.1 latar belakang..................................................................................................................1 1.2 rumusan masalah.............................................................................................................2 1.3 tujuan penulisan..............................................................................................................2 1.4 metode penulisan ............................................................................................................2 Bab 2 pembahasan 2.1 pengertian neonatus.........................................................................................................3 2.2 pertumbuhan dan perkembangan janin............................................................................3 2.3 pertumbuhan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke ekstra uterus......................4 a. pernapasan ........................................................................................................ 4 b. sirkulasi ...............................................................................................................6 c. traktus digestivus ................................................................................................7 d. kelenjar endoktrin................................................................................................9 e. urat syarap...........................................................................................................13 f.

immunologi.........................................................................................................14

Bab 3 penutup 3.1 kesimpulan.......................................................................................................................16 3.2 saran.................................................................................................................................16

Daftar pusaka...............................................................................................................................15

3

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari dimana

terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim . Pada saat ini terjadi pematangan hampir pada semua sistem. Dalam 1 bulan setelah fertilisasi ovum, karakteristik umum dari semua organ-organ yang berbeda dari fetus telah mulai berkembang dan selama 2 sampai bulan berikutnya sebagian besar bagian-baguan dai organ yang berbeda telah selesai dibentuk lebih dari 4 bulan, organ-organ pada fetus khususnya sama dengan yang terdapat pada neonatus. Akan tetapi, perkembangan selular dari sebagian organ biasanya jauh dari sempurna, dan masih membutuhkan waktu 5 bulan kehamilan untuk menyempurnakan perkembangan tersebut. Bahkan pada saat lahir, struktur – struktur tertentu, terutama sistem saraf, ginjal, dan hati, masih kurang berkembang dengan baik Pematangan janin dan kelangsungan hidup neonatus diatur oleh berbagai jenis hormon. Tujuan dari pengaturan hormon ini adalah agar seorang bayi dapat bertahan hidup baik di dalam rahim maupun di luar rahim. Salah satu hormon yang berperan adalah hormon-hormon yang dihasilkan dari kelenjar endokrin. Kelenjar –kelenjar endokrin pada intra uterin belum bisa berfungsi secara maksimal karena pembentukan belum sempurna dan masih mendapatkan bantuan dari plasenta dan kelenjar endokrin ibunya. Janin dalam kandungan telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, yang dipantau dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamnii tidak sampai masuk ke dalam alveoli paru-paru. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen meningkat hingga melebihi 50% maka terjadi apnoe, tidak tergantung pada konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun, maka pusat pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida. Pusat itu menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen mencapai 25%. Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter (pengaliran darah antara uterus dan plasenta).

4

1.2.

Rumusan Masalah Dari paparan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa hal yang menjadi

pokok pembahasan makalah ini, yaitu: 1. Pernafasan pada perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke esktra uterus ? 2. Sirkulasi pada perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke esktra uterus ? 3. Traktus digestivus pada perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke esktra uterus ? 4.

Kelenjar endokrin pada perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke esktra

uterus ? 5. Urat syaraf pada perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke esktra uterus ? 6. Imnologi pada perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke esktra uterus ?

1.3.

Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini meliputi:

1. Untuk mengetahui pernafasan pada perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke esktra uterus. 2. Untuk mengetahui sirkulasi pada perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke esktra uterus. 3. Untuk mengetahui traktus digestivus pada perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke esktra uterus. 4. Untuk mengetahui kelenjar endokrin pada perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke esktra uterus. 5. Untuk mengetahui urat syaraf pada perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke esktra uterus. 6. Untuk mengetahui imnologi pada perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke esktra uterus.

1.4. Metode Penulisan Dalam penulisan makalah , kami metode kajian pustaka (library researh) dan browsing dari media internet.

5

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian neonatus Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim . Pada saat ini terjadi pematangan hampir pada semua sistem.

2.2. Pertumbuhan dan perkembangan janin Selama 8 minggu pertama , terminology embrio digunakan terhadap perkembangan organisme oleh karena pada masa ini semua organ besar sedang dibentuk. Setelah 8 minggu , terminology janin digunakan oleh karena semua organ besar sudah dibentuk dan telah masuk ke dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan lanjut. Janin dengan berat 500 – 100 gram ( 22 – 23 minggu ) disebut immature. Dari minggu 2 – 36 disebut preterm. Dan janin aterm adalah bila usia kehamilan lebih dari 37 minggu.

 Kehamilan 8 minggu  Panjang 2,1 – 2,5 cm  Berat 1 gram  Bagian kepala lebih dari setengah tubuh janin  Dapat dikenali lobus hepar  Ginjal mulai terbentuk  Sel darah merah terdapat pada yolk sac dan hepar

 Kehamilan 12 minggu 

Panjang 7 – 9 cm



Berat 12 – 15 gram



Jari – jari memiliki kuku



Genitalia eksterna sudah dapat dibedakan antara laki –laki dan perempuan



Volume cairan amnion 30 ml



Peristaltic usus sudah terjadi dan memiliki kemampuan menyerap glukosa

 Kehamilan 16 minggu 

Panjang 14 – 17 cm



Berat 100 gram



Terdapat HbF



Pembentukan HbA mulai terjadi

6

 Kehamilan 20 minggu 

Berat 300 gram



Detik jantung dapat terdengar dengan menggunakan stetoskop DeLee



Terasa gerakan janin



Tinggi fundus uteri sekitar umbilicus

 Kehamilan 24 minggu 

Berat 600 gram



Timbunan lemak mulai terjadi



Viabilitas mungkin dapat tercapai meski amat jarang terjadi

 Kehamilan 28 minggu 

Berat 1050 gram panjang 37 cm



Gerak pernafasan mulai terlihat ; surfactan paru masih sangat rendah

 Kehamilan 32 minggu 

Berat 1700 gram ; panjang 42 cm



Persalinan pada periode ini 5 dan 6 neonatus dapat bertahan hidup

 Kehamilan 36 minggu 

berat 2500 gram ; panjang 47 cm



gambara kulit keriput lenyap



kemungkinan hidup besar

 kehamilan 40 minggu 

berat 3200 – 3500 gram ; panjang 50 cm

diameter biparietal 9,5 cm

7

Kehamilan minggu pertama Perhitungan usia kehamilan dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir –sebelum akhirnya menstruasi bisa dikatakan terlambat. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa pada minggu pertama dan kedua, sebenarnya Anda belum mengalami kehamilan. Lalu apa yang terjadi pada minggu ini? Setelah mengalami proses pembuahan, yaitu bertemunya telur dengan sperma, maka akan terbentuk jaringan yang terdiri dari 100 sel yang nantinya akan menjadi cikal bakal janin. Setelah membelah dan memperbanyak sel, calon janin atau embrio tersebut akan menempel pada rahim, yaitu tempat tumbuh kembangnya selama kehamilan terjadi. Kehamilan minggu kedua Memasuki minggu kedua, sel yang dimiliki embrio sebanyak kurang lebih 150 sel yang membentuk tiga lapisan, yaitu endoderm, mesoderm, dan ektoderm. Lapisan-lapisan yang dibentuk oleh sel inilah yang akan menjadi berbagai organ serta bagian tubuh dari bayi, seperti otot, tulang, jantung, sistem pencernaan, sistem reproduksi, dan sistem saraf. Kehamilan minggu ketiga Embrio berhasil menempel dengan sempurna pada rahim. Pada masa ini, embrio masih melakukan pembelahan serta perbanyakan sel, oleh karena itu belum berbentuk seperti embrio atau bayi. Lapisan terluar dari embrio akan membentuk plasenta atau ari-ari. Di tahap ini juga, berbagai organ tubuh mulai dibentuk, seperti otak, tulang belakang, kelenjar tiroid, organ jantung, dan pembuluhpembuluh darah. Ukuran embrio pada minggu ketiga masih sangat kecil, hanya sebesar 1,5 mm. Kehamilan minggu 4 Jantung sudah terbentuk dan mulai berfungsi dan pembuluh-pembuluh darah sudah memiliki aliran darahnya sendiri. Selain itu, sudah mulai membentuk tangan dan kaki. Pada minggu ke-4 ukuran embrionya sebesar 5 mm. Kehamilan minggu 5 Tangan bayi sudah mulai tumbuh, namun masih tidak berbentuk seperti tangan, masih rata tanpa jari-jari. Struktur dasar otak dan sistem saraf pun juga sudah terbentuk, sementara mata, telinga, dan mulut baru akan dibentuk. Ukuran pada minggu ke-5 sebesar 7 mm. Kehamilan minggu 6 Masuk ke minggu ke-6, ukuran embrio sudah sebesar kacang polong atau sekitar 12 mm. Kaki sudah mulai tumbuh walaupun jari-jari kaki belum terbentuk. Sistem pencernaan baru mulai untuk tumbuh. Sementara bibir atas dan langit-langit mulut sudah terbentuk. Kepala dari embrio sudah mulai terlihat namun ukurannya sangat kecil, dan terlihat bahwa telinga dan mata sedang dikembangkan. Kehamilan minggu 7

8

Ukuran embrio ketika memasuki minggu ke-7 adalah sekitar 19 mm. Pada tahap ini, paru-paru baru akan dibentuk, jari-jari sudah mulai terlihat, dan otot serta sistem saraf sudah berfungsi dengan baik. Oleh karena itu pada masa ini, embrio sudah bisa menunjukkan refleksnya kepada ibunya. Kehamilan minggu 8 Di minggu ke-8, embrio sudah bisa disebut janin karena sudah memiliki bentuk serta wajah seperti manusia. Kelopak mata dan hidung mulai terbentuk pada minggu ini. Pada tahap ini, plasenta berkembang dan janin dikelilingi air ketuban yang terbentuk dari pembuluh-pembuluh darah ibu. Air ketuban berfungsi untuk menjaga suhu janin tetap normal, membantu janin bergerak, dan membantu dalam perkembangan jantung janin. Ukuran janin mencapai 3 cm atau sebesar buah plum pada minggu ke-8. Kehamilan minggu 9 Muka pada janin semakin jelas terbentuk. Mata lebih besar dan berwarna, sesuai dengan pigmen yang dimiliki masing-masing janin. Janin sudah mampu untuk membuka mulutnya serta pita suara dan kelenjar air liur mulai terbentuk. Janin yang berusia 9 minggu berukuran sebesar jeruk limo atau sekitar 5,5 cm.

Kehamilan minggu 10 Janin yang berusia 10 minggu berukuran 7,5 cm, memiliki kepala yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran badannya. Jantung sudah bekerja secara sempurna. Jantung pada janin berdetak 180 kali per menit, dua atau tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan detak jantung normal pada orang dewasa. Sel tulang pertama kali terbentuk, menggantikan tulang rawan yang sebelumnya sudah dibentuk. Kehamilan minggu 11 Tulang wajah mulai terbentuk, kelopak mata masih tertutup dan tidak akan terbuka hingga beberapa minggu ke depan. Kuku juga sudah mulai dibentuk. Pada minggu ini, ternyata janin sudah bisa menelan dan mengeluarkan urin, yang dikeluarkan di dalam air ketuban. Kehamilan minggu 12 Setelah 12 minggu dari terakhir menstruasi Anda, organ-organ dan sistem tubuh yang ada pada orang dewasa sudah dimiliki semua pada janin. Organ, otot, kelenjar, dan tulang, sudah sempurna terbentuk dan mulai berfungsi. Mulai dari minggu ini, akan terjadi perkembangan dan pematangan dari berbagai organ yang telah dibentuk sebelumnya. Tulang belakang janin yang tadinya terbentuk dari tulang rawan, pada minggu ke-12 akan berubah menjadi tulang keras. Kehamilan minggu 13-17

9

Ketika memasuki usia minggu ke 13-17, berat janin sebesar 57-113 gram dan panjangnya sekitar 1013 cm. Janin mengalami mimpi pada tahap ini, ia dapat bangun dan kemudian tidur. Selain itu, mulut janin juga sudah bisa digerakkan, seperti dibuka atau ditutup. Pada minggu ke-16, janin sudah bisa dilihat jenis kelaminnya, apakah ia laki-laki atau perempuan bisa dibantu lihat dengan melakukan USG. Muncul rambut-rambut halus pada kepala, yang disebut sebagai lanugo. Kehamilan minggu 18-22 Ukuran janin sudah mencapai 25 hingga 28 cm dan memiliki berat 227 sampai 454 gram. Pada tahap ini, tulang yang ada dan keras sudah menggantikan tulang-tulan rawan pada janin. Janin mulai bisa mendengar dan memberikan respon gerakan. Oleh karena itu, ibu bisa merasakan tendangan, pukulan dan berbagai gerakan dari janin. Kelenjar minyak pada kulit mulai bekerja. Kehamilan minggu 23-26 Pankreas janin mulai bekerja secara efektif dan paru-paru semakin matang pada tahap ini. Bayi yang lahir ketika memasuki minggu ke 23-26 memiliki lebih besar peluang untuk bertahan hidup, dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya. Bulu mata dan alis pun mulai terlihat. Kehamilan minggu 27- 31 Diperkirakan 91% janin yang lahir di minggu ke 27-31 dapat bertahan hidup walaupun berisiko mengalami berbagai komplikasi seperti cacat lahir dan berat badan lahir rendah. Pada dasarnya, semua organ dan sistem tubuh sudah semakin matang pada usia ini dan akan terus berkembang hingga kelahiran terjadi. Kehamilan minggu 32-36 Gerakan dan tendangan yang dilakukan oleh janin semakin kuat dan semakin terasa. Saat ini, kulit janin berwarna pink dan sangat halus. Janin pada usia ini memiliki berat sebesar 1,814 hingga 2,268 gram dan panjang sekitar 41-43 cm. Kehamilan minggu 37-40 Minggu ini merupakan minggu-minggu terakhir kehamilan. Saat ini berat badan janin sudah mencapai 2,722 hingga 3,639 gram dan panjang badan yaitu sekitar 46 cm. Pada bayi laki-laki, testikel sudah sempurna terbentuk dan dilapisi dengan skrotum. Ketika memasuki minggu ke-40, maka janin siap dilahirkan dan semua organ sudah terbentuk serta berfungsi dengan baik.

2.4. Pertumbuhan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke ekstra uterus a.

pernapasan Janin dalam kandungan telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, yang dipantau

dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamnii tidak sampai masuk ke dalam alveoli paru-paru. Pusat

10

pernapasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen meningkat hingga melebihi 50% maka terjadi apnoe, tidak tergantung pada konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun, maka pusat pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida. Pusat itu menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen mencapai 25%. Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter (pengaliran darah antara uterus dan plasenta). Apabila terdapat gangguan pada sirkulasi utero plasenter sehingga saturasi oksigen lebih menurun, misalnya pada kontraksi uterus yang tidak sempurna, eklampsia,dan sebagainya maka terdapatlah gangguan-gangguan dalam keseimbangan asam dan basa pada janin tersebut, dengan akibat dapat melumpuhkan pusat pernapasan janin. Pada permukaan paru-paru yang telah matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi untuk mengurangi tahanan pada permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas pertama oleh janin. Pengembangan paruparu disebabkan oleh adanya tekanan negatif di dalam dada lebih kurang 40 cm air- karena tekanan paru-paru waktu lahir sewaktu bayi menarik nafas pertama kali. Adanya lipoprotein tersebut di atas, khususnya kadar lesitin yang tinggi, mencerminkan paru-paru itu telah matur. Lesitin adalah bagian utama dari 2 lapisan di permukaan alveoli yang telah matur itu dan terbentuk melalui biosintesis. Pada waktu partus pervaginam, khususnya pada waktu badan melalui jalan lahir, paru-paru seakan-akan tertekan dan diperas, sehingga cairan-cairan yang mungkin ada di jalan pernapasan dikeluarkan secara fisiologik dan mengurangi adanya bagian-bagian paru-paru yang tidak berfungsi segera oleh karena tersumbat. Yang diperlukan pada keadaan bayi baru lahir tanpa atau dengan asfiksia livide ialah membersihkan segera jalan nafas dan memberikan pada bayi tersebut oksigen untuk meningkatkan saturasi oksigen. Hal ini penting dipahami oleh setiap penolong persalinan. Ketika partus, uterus berkontraksi, dalam keadaan ini darah di dalam sirkulasi utero plasenter seolah-olah diperas ke dalam vena umbilikalis dan sirkulasi janin, sehingga jantung janin terutama serambi kanan berdilatasi. Akibatnya, apabila diperhatikan bunyi jantung janin segera setelah kontraksi uterus hilang, akan terdengar melambat. Keadaan ini fisiologik, bukan patologik, dan dikenal sebagai refleks Marey. Ada yang mengemukakan bahwa timbulnya bradikardia pada his disebabkan oleh adanya asfiksia tali pusat dan meningkatnya vena kava inferior pada janin. Hon mempelajari bradikardia pada janin sewaktu ada his dengan fetal heart rate meter. Ia menemukan denyutan 140 per menit dapat menurun sampai 110 – 120 pada multipara, sedangkan pada nullipara kadang-kadang denyutan dapat menurun sampai 60 – 70 per menit, bradikardia ini terjadi segera pada permulaan his dan menghilang beberapa detik sesudah his berhenti. Hon dan kawan-kawannya mengemukakan bahwa bradikardia tersebut di atas tidak disebabkan oleh hipoksia janin, akan tetapi karena tekanan terhadap kepala janin oleh jalan lahir pada waktu ada his. Gejala ini biasanya ditemukan pada pembukaan 4 – 8 cm dan bila pada kepala bayi

11

juga diadakan penekanan seperti pada waktu ada his. 3 Untuk klinik penting diperhatikan frekuensi denyutan jantung ini untuk mengetahui apakah ada gawat janin. Denyutan jantung beberapa detik sesudah his sebanyak 100 per menit atau kurang menunjukkan akan adanya gawat janin. Dalam keadaan normal frekuensi denyut jantung janin berkisar antara 120 – 140 denyutan per menit. Ketika partus denyut jantung ini sebaiknya didengar satu menit setelah his terakhir. Cara menghitung bunyi jantung janin adalah sebagai berikut: kita hitung denyut jantung dalam 5 detik pertama, kemudian 5 detik ketiga, kelima, ketujuh dan seterusnya sampai mencapai satu menit. Dengan cara ini dapat diperoleh kesan apakah denyut jantung janin tersebut teratur atau tidak. Tiap menit mempunyai jumlah tertentu. Jika jumlah permenit berbeda lebih dari 8, maka denyutan jantung itu umumnya tidak teratur jika jumlah denyutan jantung lebih dari 160 per menit, disebut ada takikardia : sedangkan jika kurang dari 120 menit, disebut ada bradikardia. Dengan mengadakan pencatatan denyut jantung janin yang dikaitkan dengan pencatatan his, dapat diramalkan ada atau tidak adanya hipoksia pada janin. Takikardia saja kadang-kadang dapat ditemukan pada ibu yang menderita panas. Dewasa ini pemantauan janin dilaksanakan dengan alat kardiotokograf.

b. sirkulasi Sirkulasi bayi terdiri dari 3 fase , yaitu : 1. Fase intrauterine, dimana janin sangat bergantung pada plasenta. 2. Fase transisi , yang dimulai segera setelah lahir dan tangisan pertama. 3. Fase dewasa, yang umumnya berlangsung secara legkap pada bulan pertama kehidupan. Perubahan mendadak dari kehidupan inteuterin ke ekstrauterin memerlukan penyesuaian sirkulasi neonates berupa : 

Pengalihan aliran darah dari paru.



Penutupan ductus arteriosus bottali dan foramen ovale



Obliterasi ductus venosus arantii dan vasa umbilikalis

Sirkulasi bayi mulai dari fase inrauterin, fase transisi dan fase dewasa Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta, melalui vena umbikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra, melalui foramen yang terletak diantara atrium dekstra dan 4 atrium sinista. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil dari darah atrium kanan mengatur ke ventrikel kanan bersama-sama dan darah yang berasal dari paru-paru yang belum berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang seyogyanya megnalir melalui arteria pulmoralis darah di aorta akan

12

mengalir ke seluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagainya akan dialirkan ke plasenta melalui 2 arteria umbilikalis. Seterusnya diteruskan ke peredaran darah di koteledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus. Ketika janin dilahirkan, segera bayi mengisap udara dan menangis kuat. Dengan dengan demikian, paru-parunya akan berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru. Dengan demikian, duktus botalli tidak berfungsi lagi. Demikian pula, karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutup, sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi. Akan dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus vengsus arantii akan mengalami obiliterasi dengan demikian, setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang diisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna sistem pencernaan sendiri. Dewasa ini, daspat dipantau peredaran darah janin dan denyutan-denyutan di tali pusat.

c. traktus digestivus Pada kehamilan enam bulan, alat pencernaan ini telah cukup terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga dengan demikian janin membantu pula dalam perputaran air ketuban. Absorbsi air ketuban terjadi melaluimukosa seluruh traktus digestivus. Bahwa janin menelan air ketuban, dapat dibuktikan dengan adanya lanugo, verniks kaseosa 5 dimekonium setelah bayi dilahirkan. Warna hijau tua mekonium disebabkan oleh pemecahan bilirubin. Marconium dapat keluar per anum bila timbul hipoksia berat, sehingga usus-usus mengadakan peristaltik, sedangkan muskulus sfingter ani dalam keadaan lumpuh. Dengan demikian mekonium mencampuri likuor amnii, yang kemudian berwarna kehijau-hijauan. Juga bila ada tekanan di dalam uterus yang meningkat hingga menekan isi abdomen janin, umpamanya pada janin dalam letak sungsang, mekonilum secara mekanik keluar dari anus. Juga obat yang meningkatkan mekanisme peristaltik pada ibu, dapat pula melalui plasenta dan memberi akibat yang sama pada janin. Pada umumnya janin menelan rata-rata 450 ml air ketuban setiap harinya. Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam hemopoesis. Pula dalam metabolisme hidrat arang mulai berperan. Glikogen mulai disimpan dalam hati, yang pada akhir triwulan makin meningkat. Sesudah bayi dilahirkan, simpanan glikogen ini cepat terpakai. Vitamin A dan D disimpan juga dalam hati. Bahwa hepar janin masih imatur dalam fungsinya selama dalam kandungan dan pula sesudah dilahirkan, dinyatakan oleh ketidakmampuannya untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah, plasenta dan hati ibu menyelesaikan ini. Akan tetapi, sebagian kecil bilirubin diolah

13

oleh hepar janin dan disalurkan ke usus melalui saluran empedu dimana dialami oksidasi dijadikan biliverdin. Pigmen inilah yang membuat warna mekonium kehijau-hijauan. Pada umumnya plasenta dapat meniadakan dengan cepat bekas-bekas metabolisme bilirubin. Akan tetapi pada keadaan dimana hemadisit darah terlalu cepat, umpamanya dalam hal eritroblastosis fetalis, mekanisme di plasenta tidak dapat mengetahuinya. Akan timbul hiperbilirubinemia dengan pigmen yang akibatnya dapat ditemukan di dalam air ketuban. Adanya pigmen tersebut dalam likuor amnii dipakai untuk membuat diagnosis dan mengadakan penilaian mengenai kehamilan demikian itu imaturitas hepar yang menyangkut fungsinya dalam sistem enzim ialah mengenai kekurangan enzim glukorunil transferase, yang terjadi hingga dalam masa neonatus dan dalam waktu yang berbeda-beda. Terutama ini terjadi pada bayi prematur yang tidak mudah meniadakan hasil 6 pengolahan hemoglobin melalui heparnya. Timbulnya ikterus neonatorum dalam hal ini agaknya disebabkan oleh hal tersebut di atas. Pankreas telah mulai berfungsi meskipun amat terbatas. Insulin telah dapat ditemukan pada kehamilan 13 minggu dan produksinya meningkat dengan tuanya kehamilan. Pada ibu dengan diabetes mellitus tampak adanya hipertrofi sel-sel longerhons. Akan tetapi, bukti bahwa insulin janin membantu ibunya dalam hal diabetes melitus belum ada.

d.

kelenjar endokrin Sistem endokrin terdiri dari beberapa kelenjar antara lain :

1. Hipofisis interior 2. Neuro hipofisis 3. Hipofisis intermedia janin 4. Tiroid 5. Paratiroid 6. Kelenjar adrenal 7. Gonad

1. Sistem Endokrin Intra Uterin

Kelenjar –kelenjar endokrin pada intra uterin belum bisa berfungsi secara maksimal karena pembentukan belum sempurna dan masih mendapatkan bantuan dari plasenta dan kelenjar endokrin ibunya. Pembentukan kelenjar-kelenjar endokrin dimulai dari trimester I. Kelenjar-kelenjar endokrin pada ekstra uterin sudah bisa berfungsi secara maksimal karena pembentukannya juga sudah muali sempurna jadi neonatus sudah tidak mendapatkan bantuan dari plasenta dan kelenjar endokrin ibunya.

14

Kelenjar-Kelenjar Endokrin a.

Hipofisis Anterior hipofisis anterior janin berdiferensiasi menjadi lima tipe sel, yang mensekresi enam hormon

protein: 1. Laktotrop memproduksi prolaktin (PRL) 2. Somatotrop, memproduksi hormon pertumbuhan (GH) 3. Kortikotrop, memproduksi kortikotropin (ACTH) 4. Tirotrop, memproduksi thyroid-stimulating horomone (TSH) 5. Gonadotrop, memproduksi luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH). ACTH pertama kali dideteksi pada hipofisis janin pada minggu ke-7 kehamilan dan sebelum akhir minggu ke-17, hipofisis janin mampu mensintesis dan menyimpan semua hormon hipofisis. GH, ACTH dan LH telah diidentifikasi pada hipofisis janin manusia pada kehamilan 13 minggu. Lebih jauh, hipofisis janin responsif terhadap hormon-hormon hipofisiotropik dan mampu mensekresi hormon-hormon ini sejak kehamilan dini.

Kadar hormon pertumbuhan hipofisis agak tinggi pada darah tali pusat, meskipun peranan untuk hormon tersebut dalam pertumbuhan dan perkembangan janin tidak jelas. Dekapitasi in utero tidak banyak mengganggu pertumbuhan sisa lainnya pada janin binatang, seperti yang diperlihatkan oleh Bearn (1967) dan lainnya. Lagipula, janin-janin anensefalik manusia dengan jaringan hipofisis kecil tidak banyak berbeda dari janin-janin normal. Hipofisis janin menghasilkan dan melepaskan endorfin-β dengan cara yang berbeda dari kadar plasma ibunya. Lagipula, kadar endorfin-β dan lipotrofin-β darah tali pusat ditemukan menurun sesuai dengan menurunnya pH janin, tetapi berkorelasi dengan cara yang positif dengan PCO2 janin.

b.

Neurohipofisis Neurohipofisis janin berkembang dengan baik pada kehamilan 10 sampai 12 minggu dan

sudah dapat ditemukan oksitosin dan arginin vasopresin (AVP). Di samping itu, hormon vasotosin (AVT) terdapat di hipofisis janin dan kelenjar pineal. AVT hanya terdapat pada kehidupan janin manusia. Pada binatang-binatang dewasa, infus AVT meningkatkan tidur dan merangsang pelepasan prolaktin. Ada kemungkinan oksitosin dan AVP berfungsi pada janin untuk menghemat air tetapi aksikasi ini sebagian besar pada tingkat paru dan plasenta dibandingkan pada tingkat ginjal. Pembentukan PGE2 di dalam ginjal janin dapat melemahkan kerja AVP di organ ini.

15

Beberapa peneliti telah menemukan bahwa kadar AVP di plasma tali pusat meningkat secara menyolok dibandingkan dengan kadar yang ditemukan dalam plasma ibu. Di samping itu, AVP dalam darah tali pusat dan darah janin tampak meninggi pada stress janin.

c.

Hipofisis Intermedia Janin Ada lobus intermedie hipofisis yang berkembang baik pada janin manusia. Sel-sel dalam

struktur ini mulai menghilang sebelum cukup bulan dan tidak ada lagi pada hipofisis dewasa. Produk sekresi utaria dari sel-sel lobus intermedia adalah hormon stimulasi α-melanosit (α-MSH) dan βendorfin. Kadar α-MSH janin menurun secara progesif sesuai dengan umur kehamilan.

d.

Tiroid Sistem hipofisis-tiroid mampu berfungsi pada akhir tri trimester pertama (lihat tabel). Tetapi

sampai tengah-tengah kehamilan, sekresi thyroid-stimulating hormone dan hormon tiroid masih rendah. Ada peningkatan yang lumayan besar setelah waktu ini. Mungkin sangat sedikit tirotropin melintasi plasenta dari ibu ke janin sementara stimulatorstimulator. Tiroid berjangka panjang LATS dan LATS-protektor demikian juga, bila terdapat dalam konsentrasi tinggi pada ibunya. Juga, antibody-antibaodi IgG ibu terhadap thyroid-stimulating hormon (TSH) juga dapat melintasi plasenta sehingga mengakibatkan kadar TSH tinggi palsu pada neonatus. Fase-fase pematangan tiroid pada janin dan neonatus manusia 

Embriogenesis sumbu hipofisis-tiroid 2 sampai 12 minggu



Pematangan hypothalamus 10 sampai 35 minggu



Perkembangan pengendalian neuroendorin 20 minggu sampai 4 minggu setelah lahir



Pematangan system monodeyodinasi perifer 30 monggu sampai 4 minggu setelah lahir Plasenta manusia secara aktif mengkonsentrasikan yodida pada sisi janin dan sepanjng

trimester kedua dan ketiga kehamilan, tiroid janin mengkonsentrasikan yodida lebih kuat daripada tiroid ibu. Karena itu, pemberian raip-yodida atau jumlah yodida yang lebih banyak dari biasa, jelas berbahaya bagi janin.

Hormon tiroid yang berasal dari ibu melintasi plasenta pada tingkat yang sangat terbatas dengan triyodotironin lebih mudah lewat darpada tiroksin. Ada aksi terbatas hormon tiroid selama kehidupan janin. Janin manusia yang atiroid tumbuh secara normal pada waktu lahir. Hanya jaringanjaringan tertentu yang mungkin responsive terhadap hormon tiroid, yaitu otak dan paru.

16

e.

Kelenjar Paratiroid Ada bukti yang baik bahwa paratiroid menguraikan parathormon pada akhir trimester pertama

dan kelenjar tersebut tampaknya memberi respon in utero terhadap stimulasi pengaturan. Neonatus dari ibu-ibu dengan hiperparatiroidisme, misalnya dapat menderita tetani hipokalsemik. Kadar kalsium plasma dalam janin, 11 sampai 12 mg per dL, dipertahankan oleh transpor aktif dari darah ibu. Kadar paratiroid dalam darah janin relatif rendah dan kadar kalsitonin tinggi. Pada biri-biri, paratiroidektomi janin menyebabkan turunnya konsentrasi kalsium plasma janin. Nefrektomi juga menyebabkan turunnya kalsium dan 1α-hidroksilasi dari 25-OH-kolekalsiferol terjadi di ginjal janin.

f.

Kelenjar Adrenal Adrenal janin manusia disbanding dengan ukuran badan totalnya jauh lebih besar daripada

perbandingan ukuran tersebut pada orang dewasa, seluruh pembesaran tersebut merupakan bagian dalamnya atau yang disebut zone janin korteks adrenal. Zone janin yang normalnya mengalami hipertrofi tersebut, mengalami involusio dengan cepat setelah lahir. Zone janin tersebut tidak ada dalam

kejadian

yang

jarang,

dimana

hipofisis

janin

secara

kongenital

tidak

ada.

Adrenal janin juga mensintesis aldosteron. Pada satu penelitian, kadar aldosteron di plasma tali pusat mendekati cukup bulan, melebihi kadarnya di plasma ibu, seperti juga rennin dan substrat rennin. Tubulus-tubulus ginjal bayi baru lahir dan barangkali juga janin tampak relatif tidak sensitif terhadap aldosteron.

Perkembangan Adrenal Janin Awal Pada awal kehidupan embrional, adrenal janin tersusun dari sel-sel yang mirip dengan sel-sel zona fetal korteks adrenal janin, sel-sel ini dengan cepat muncul dan berproliferasi sebelum waktu vaskularisasi hipofisis oleh hipotalamus sempurna. Hal ini memberi kesan bahwa perkembangan awal adrenal janin berada di bawah pengaruh-pengaruh trofik yang mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan pengaruh trofik pada orang dewasa. Kemungkinan, ACTH disekresi oleh hipofisis janin tanpa adanya factor corticotropinreleasing factor (CRF) atau ACTH (atau CRF) lain yang timbul dari suatu sumber selain hipofisis janin, misalnya dari ACTH (atau CRF) korionik yang disintesis oleh trofoblas. ACTH tidak menyebrangi plasenta. Tetapi ada kemungkinan lain, ini mencakup kemungkinan bahwa ada suatu agen

selain

ACTH

yang

meningkatkan

replikasi

sel-sel

adrenal

zona

fetal.

Korteks adrenal fetus normal terus menerus berkembang sepanjang kehamilan dan selama 5 sampai 6 minggu kehamilan terakhir, terjadi kenaikan cepat ukuran adrenal fetus manusia. Jelas bahwa laju pertumbuhan adrenal fetus dan sekresi steroid tidak dikendalikan oleh rangsang trofik tunggal (ACTH), tetapi lebih diatur oleh lebih dari satu jenis agen yang menunjang pertumbuhan.

17

g.

Gonad Siiteri dan Wilson (1974) mendemontrasikan sintesis testosteron oleh testis janin dari

progesterone dan pregnenolon pada kehamilan 10 minggu. Lebih lanjut, Leinonen dan Jaffe ( 1985) menemukan bahwa sel-sel Leydig testis janin luput dari desensitisasi yang khas pada testis dewasa, yang diberi tantangan-tantangan hCG berulang. Fenomena dalam testis janin ini mungkin disebabkan oleh:  Tidak adanya reseptor estrogen di dalam testis janin  Stimulasi prolaktin pada reseptor-reseptor hCG/LH pada testis janin

Karena itu, ada hubungan yang erat antara gambaran perkembangan sel-sel Leydig dalam testis janin dan kadar hCG, pembentukan testosteron testis dan kadar hCG, konsentrasi reseptor untuk kadar LH/hCG dan tidak adanya regulasi penurunan reseptor LH/hCG dan sekresi testosteron testikuler janin yang terus menerus pada waktu kadar hCG tinggi. Pembentukan estrogen di ovarium janin telah didemonstrasikan tetapi pembentukan estrogen di ovarium tidak diperlukan untuk perkembangan fenotip perempuan.

Plasenta Sebagai Organ Endokrin

Perubahan-perubahan endokrin yang menyertai kehamilan manusia mungkin adalah yang paling unik dan paling mengherankan yang dicatat pada fisiologi atau patofisiologi mamalia. Kalau diteliti niali-nilai ini, jelas bahwa perubahan-perubahan endokrin pada kehamilan merupakan fenomena. Di samping peningkatan pembentukan hormon steroid seks dan mineralkortikoid ini, juga ada peningkatan menyolok kadar rennin, angiotensinogen dan angiotensin II plasma, bersamaan dengan produksi harian 1 g laktogen plasenta manusia (hPL) dan jumlah gonadotropin koroinik manusia (hCG) dalam jumlah banyak. Plasenta juga memproduksi adrenokortikotropin (ACTH) korionik dan produk-produk lain dari pro-opiomelanokortik, human korionik tirotropin (hCT) dan juga hypothalamic-like releasing dan inhibiting hormon, yaitu thyrotropin-releasing hormone (TRH), gonadotropin-releasing hormone (GnRH) atau luteinizing hormon-releasing hormone (LHRH), corticotropin-releasing factor (CRF) dan somatostatin serta inhibin dan berbagai macam protein yang unik untuk kehamilan (spesifikkehamilan) atau proses-proses neoplastik.

Hormon-Hormon Protein Plasenta

1. Gonadotropin korionik 2. Adrenokortikotropin dan tirotropin korionik

18

3. Hormon-hormon hypothalamic like-releasing dari plasenta 4. Inhibin

2. Sistem Endokrin Ekstra Uterin Sistem endokrin pada neonatus ekstra uterin jelas berbeda daripada ketika berada dalam kandungan. Ketika janin berada dalam kandungan maka masih mendapatkan segala kebutuhannya dari ibu melalui plasenta meskipun dalam perkembangan di dalam kandungan mulai terbentuk organorgan bagi aktivitas hidup. Namun, organ-organ tersebut, misalnya system endokrin masih belum sempurna sempurna untuk dapat hidup mandiri. Setelah janin lahir barulah system endokrin dapat bekerja sehingga bayi dapat hidup diluar rahim ibunya kerena hilangnya ketergantungan dari plasenta dan ibu.

Setelah lahir ada beberapa kelenjar yangmengalami adaptasi agar mampu bekerja misalnya :

a. Kelenjar Tiroid

Segera setelah lahir, kelenjar tiroid mngalami perubahan-perubahan besar funsi dan metabolisnya. Pendinginan atmosfer membangkitkan peningkatan mendadak dan jelas sekresi tirotropsin, yang selanjutnya menyebabkan peningkatan progresif kadar tiroksin serum maksimal 2426 minggu setelah lahir. Ada peningkatan kadar tryiyodotironin serum yang terjadi hampir bersamaan.

b. Kelenjar Timus

Pada bayi baru lahir ukurannya masih sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau sedikit ukurannya ertambah dan pada masa remaja beratnya meningkat 30-40 gram kemudian mengerut lagi.

e. urat syaraf Sistem saraf dan neuronmuskular Ini merupakan sistem yang paling awal dimulai menunjukkan aktifitasnya , yaitu sejak usia 88 – 12 minggu , berupa kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi lokal . sejak usia 9 minggu , janin mampu mengadakan fleksi alat – alat gerak, dengan refleks – refleks dasar yang sangat sederhana ( fleksi satu sisi diikuti juga fleksi sisi lainnya). Terjadi juga berbagai gerakan spontan (

19

spontaneous movement). Namun ukuran janin pada akhir trimester pertama ini masih kecil , sehingga gerakan –gerakan janin belum dapat dirasakan oleh ibunya. Sejak usia 13 – 14 minggu ( awal trimester kedua ) gerakan –gerakan janin baru mulai dapat dirasakan ibunya. Terdapat hubungan antara keadaan emosional ibu dengan tingkat aktifitas janin( misalnya pada keadaan ibu marah atau gembira , gerak janin lebih sering dan kuat , sebaliknya ketika ibu sedih atau depresi atau ketakutan, gerak janin lebih sedikit dan lemah ). Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh variasi kadar hormon adrenalin ibu yang juga ditransfer ke janin melalui sirkulasi plasenta. Sistem saraf sensori khusus / indera

Mata yang terdiri dari lengkung bakal lensa dan bakal bola mata pada awalnya menghadap ke lateral , kemudian berubah letaknya ke permukaan ventral wajah . saraf penglihatan (nervus optikus ) merupakan derivate ectoderm, memasuki bola mata dari bagian posterior. Telinga yang berasal dari vesikel otik bergeser ke sisi lateral kepala , menempati tempatnya yang tetap . telinga luar memperoleh inervasi sensorik dari nervus facialis , telinga dalam ( organ pendengaran dan keseimbangan ) memperoleh inervasi dari derivate ectoderm

nervus

vestibulokoklearis. Hidung yang berasal dari bakal olfaktorik merupakan penebalan ectoderm permukaan di daerah wajah , memperoleh inervasi sensorik dari nervus olfaktorius. Lidah berasal dari lengkung faring dari endoderm , kemudian memperoleh inervasi sensorik dari cabang nervus trigeminus dan nervus facialis , serta inervasi motorik dari nervus hipoglosus dan nervus laryngeus superior.

f. imunologi adalah cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup studi tentang semua aspek dari sistem kekebalan tubuh dalam semua organisme. Pada awal kehamilan kapasitas janin untuk menghasilkan antibody terhadap antigen maternal atau invaksi bakteri sangat buruk. Respon imunologi pada janin diperkirakan mulai terjadi sejak minggu ke – 20 . Respon janin dibantu dengan ttransfer antibody maternal dalam bentuk perlindungan pasif yang menetap sampai beberapa saat pasca persalinan . Terdapat 3 jenis leukosit yang berada dalam darah : a.

Granulosit : granulosit eosinofiik, basofilik dan neutrofilik

b.

Monosit : T- cells ( derivate dari tymus ) dan B-cells ( derivate dari “ Bone

c.

Limfosit : serum globulin yang terdiri dari IgG, IgM, IgA, IgD, dan IgE

Marrow”)

20

Pada neonatus , limpa janin mulai menghasikan IgG dan IgM . Pembentukan IgG semakin meningkat 3 – 4 minggu pasca persalinan . Perbandingan antara IgG dan IgM penting untuk menentukan ada atau tidaknya nfeksi intrauterine . Kadar serum IgG janin aterm sama dengan kadar maternal oleh karena dapat melewati plasenta. IgG merupakan 90 % dari antibody serum janin yang berasal dari ibu. IgM terutama berasal dari janin sehingga dapat digunakan untuk menentukan adanya infeksi intrauterine .

21

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke ekstra melalui beberapa tahap yang perlu dipelajari diantaranya pernapasan, sirkulasi dan trafetus digestivus.

3.2. Saran Dalam pelayanan kebidanan, sangat penting bagi seorang bidan untuk mengetahui perkembangan dan persiapan kehidupan pada neonatus dari segi respirasi , sirkulasi, traktus digestifus, kelenjar endoktrin, urat saraf dan immunoligi. Hal ini berguna agar bidan dapat membedakan normal atau tidaknya keadaan pada neonatus baik intra maupun ekstra.

22

DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/education/makalah-perkembangan-dan-persiapankehidupan-neonatus-dari-intra-ke-ekstra-uterus.html

http://friskillaa24w.blogspot.co.id/2012/09/neonatus-makalah.html

http://chunkymungky.blogspot.co.id/2014/02/12.html

https://dokumen.tips/education/makalah-perkembangan-dan-persiapankehidupan-neonatus-dari-intra-ke-ekstra-uterus.html

http://www.academia.edu/12343765/Perkembangan_dan_Persiapan_Neonatus

http://nandhieb.blogspot.co.id/2012/05/perkembangan-dan-persiapankehudupan.html

23

Related Documents

Makalah Kel. 10.docx
April 2020 3
Makalah Kel 7.docx
July 2020 16
Makalah Kel 1.docx
June 2020 12
Makalah Kel.4.docx
June 2020 26

More Documents from "Adesti Handayani"

Chairani.docx
April 2020 38
Epid K3 B. Epti.docx
December 2019 44
Bella.docx
April 2020 38