Makalah Bioling Kel.6.docx

  • Uploaded by: Puput Andrianii
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Bioling Kel.6.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,946
  • Pages: 20
BIOLOGI LINGKUNGAN “Konsep Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Islam”

Oleh : Kelompok 6 1. Mianti Andika

(1612220062)

2.

Nadia Putri Utami

(1652220066)

3.

Nia anjelina

(1652220068)

4.

Pidia Lesti

(1652220074)

5.

Puput Andriani

(1652220077)

Kelas : Pendidikan Biologi 2

Dosen Pengampu : Anggun Wicaksono, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2019

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2 C. Tujuan ........................................................................................................................ 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Hidup ..................................................................................................... 3 1. Hubungan Manusia dengan Lingkungan Hidup .................................................. 4 2. Menjaga Keseimbangan Lingkungan Hidup ....................................................... 7 3. Usaha-Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya ............. 8 4. Peran Agama dalam Melestarikan Lingkungan Hidup........................................ 9 B. Wawasan Islam tentang Lingkungan Hidup ............................................................ 13 C. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Menurut Islam .................................................... 14 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................................. 17 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18

i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah lingkungan hidup merupakan masalah global yang semakin disadari sebagai masalah yang kompleks dan serius yang dihadapi oleh umat manusia di dunia. Semakin padatnya jumlah penduduk, terbatasnya sumber daya alam, dan penggunaan teknologi modern untuk mengeksploitasi alam secara semena-mena, membawa kepada semakin menurunnya kualitas lingkungan hidup. Erosi, pengurasan sumber-sumber daya alam, lapisan ozon yang rusak, pengotoran dan perusakan lingkungan, menghasilkan ketidakseimbangan ekologis, yang pada gilirannya akan sangat membahayakan kelangsungan hidup umat manusia. Pendidikan lingkungan telah diajarkan oleh Rasulullah Saw kepada para sahabatnya. Abu Darda ra pernah mengatakan bahwa di tempat belajar yang diasuh oleh Rasulullah Saw telah diajarkan pentingnya bercocok tanam, dan menanam pepohonan, serta pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang disisi Allah SWT dan bekerja untuk memakmurkan bumi merupakan amal ibadah kepada Allah Swt. Pendidikan lingkungan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berdasarkan wahyu, sehingga banyak kita jumpai ayat-ayat ilmiah AlQuran

yang

membahas

tentang

lingkungan.Pesan-pesan

Al-quran

mengenai lingkungan sangat jelas dan prosfektif. Banyaknya bencana alam yang menimpa salah satu Negara kita sendiri yaitu, Indonesia memunculkan banyak asumsi, diantaranya ialah bahwa mutu lingkungan hidup Indonesia sangat jauh dari kata baik. Gundulnya kawasan hutan yang menjadi kawasan penyangga daerah kota, banyaknya kawasan hutang yang diubah peruntukannya untuk lahan

1

perkebunan, dinilai banyak pihak sebagai biang kerok terjadinya bencana alam di mana-mana. Rusaknya ekosistem alam teresbut memunculkan fenomena rusaknya iklim global, seperti pembangunan rumah yang impermeable, tata kota yang amburadul, perusakan alur sungai alamiah, dan pelanggaran undang-undang yang mengamankan kawasan-kawasan tertentu menjadi immediate causes banjir masif. Banyak pihak yang menuding ketidakpedulian manusia terhadap alam, menyebabkan munculnya bencana alam itu. Rakusnya manusia yang mengeksplorasi

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup ? 2. Bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan hidup? 3. Bagaimana menjaga keseimbangan lingkungan hidup? 4. Bagaimana usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dan apa faktor penyebabnya? 5. Bagaimana peran agama terhadap lingkungan hidup? 6. Bagaimana Wawasan Islam tentang Lingkungan Hidup ? 7. Bagaimana Bentuk Pengelolaan Lingkungan Menurut Islam ?

C. Tujuan penulisan Dengan mempelajari tentang lingkungan hidup ini maka kita dapat memahamihubungan manusia dengan lingkungan, menjaga serta usaha-usaha manusia dalam menjaga keseimbangan lingkungan hidup.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Lingkungan Hidup Lingkungan hidup merupakan salah satu sumber daya alam yang memilki peran yang sangat strategis terhadap keberadaan makhluk ciptaan Allah SWT. Manusia sebagai subyek lingkungan hidup memilki peran yang sangat penting demi kelangsungannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur’an Surat AlBaqarah ayat 164 yang berbunyi “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi sungguh terdapat tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan (Istianah, 2015). Lingkungan hidup merupakan dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan, bukan saja terhadap manusia, tetapi juga makhluk hidup lain seperti, hewan dan tumbuhan. Oleh karena seluruh isi alam diperuntukkan bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia maka tumbuhan dan hewan yang dapat mendukung kedua hal tersebut harus tetap terjaga kedalam fungsinya sebagai pendukung kehidupan. Karena lingkungan mempunyai hubungan yang sangat banyak dengan penghuni, banyak interaksi dan korelasinya. Maka perlu diteliti dengan cermat untuk memperoleh pengetahuan lengkap tentang kerumitan yang terdapat dalam lingkungan hidup, agar pengelolaan lingkungan hidup dapat dilaksanakan setepat mungkin (Ilyas, 2008). Adapun fungsi lingkungan hidup bagi manusia yang pertama adalah sebagai tata ruang bagi keberadaannya, yaitu mencakup segi estetika dan fisika yang terbentuk dalam diri manusia sebagai dimensi jasmani, estetika dan fisika yang terbentuk dalam diri manusia sebagai dimensi jasmani, rohani, dan kebudayaan. Manusia sendiri yang mengembangkan kesadaran lingkungan akan

3

tetapi masih sangat sedikit yang kita ketahui tentang seluk beluk tata ruang keberadaan manusia. Bentuk kesadaran itu terutama terungkapnya berbagai perilaku manusia yang meningkatkan tekanan-tekanan terhadap sifat alamiah dari lingkungan hidupnya. Sifat keanekaragaaman isi alam sendiri diganggu, sehingga terjadi kondisi yang monoton, kaku dan tercemar. Hal ini terjadi karena sifat manusia selalu ingin merubah dan memperkembangkan habitatnya. Kedua, lingkungan hidup berfungsi sebagai penyedia (sustenance) berbagai hal yang dibutuhkan manusia. Dalam hal ini manusia memanfaatkan segi produktifitas dari lingkungan secara eksploitatif (meraup). Lingkungan yang terdiri dari materi dan energi itu menghasilkan sumber-sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan manusia guna kepentingan dirinya. Seperti disebutkan diatas lingkungan hidup berproduksi melalui sarana energi yang mengalir lewat ekosistem. Dalam kaitan ini Allah menempatkan manusia dalam posisi pengelolaan alam. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman: “ Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya” (QS. Huud [11]: 61) (Hidayat, 2015). Pada saat ini, ditambah dengan adanya ilmu dan teknologi, kemampuan manusia untuk mengubah lingkungan semakin besar. Semakin tinggi kualitas lingkungan hidup bagi dirinya, jumlahnya pun semakin meningkat. Terlihat populasi manusia yang berkembang dengan pesat ini, didampingi oleh perubahan lingkungan yang terus menerus, akhirnya perlu mendapatkan perhatian dan tindakan bersama dengan terencana dan terkoordinasi sehingga jangan sampai menuju kearah yang dapat membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Allah SWT telah menciptkan alam dan isinya mempunyai sutau tujuan tertentu seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an Surah Ad-Dhukan Ayat 38-39 yang berbunyi : Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dengan bermain-main; kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

1. Hubungan Manusia dengan lingkungan hidup Hubungan manusia dengan alam atau lingkungan hidup bukan merupakan hubungan antara penakluk dan yang ditaklukan atau antara

4

tuan dengan hambanya, tetapi hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah SWT. Karena kemampuan manusia dalam mengelolah bukanlah akibat ketentuan yang dimilikinya, tetapi akibat anugerah dari Allah Swt (Shihab, 1994). Allah SWT menciptakan manusia dan menugaskanya menjadi khalifah. Kekhalifan mengandung tiga unsur pokok disyaratkan dalam AlQuran (Q.S Al Baqarah [2] : 30 ) yaitu, sebagai berikut : 1. Manusia sebagai khalifah 2. Bumi menjadi tempat tinggal manusia 3. Tugas kekhalifahan, yang dibebankan kepadanya oleh Allah Swt. Menurut Thalhah (2008) kekhalifahan menuntut pemeliharaan, bimbingan, pengayoman, dan pengarahan seluruh makhluk hidup agar mencapai

tujuan

penciptaan.Melalui

tugas

kekhalifahan,

Allah

SWT.Memerintahkan manusia membangun ala mini sesuai dengan tujuan yang dikehendaki-nya. Seperti Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah (Q.S Hud [11]: 61 ) dan (Q.S Al-ahqaf [46] : 3 ) sebagai berikut :

Artinya : “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmatNya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)" (Q.S Hud [11] : 61 ).

5

Artinya : “Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka” (Q.S Al-ahqaf [46] : 3 ). Menurut pandangan agama manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang tumbuh, terhadap apa saja yang ada. Etika agama terhadap alam mengatur manusia untuk bertanggung jawab sehingga ia tidak melakukan perusakan dengan demikian, dengan kemampuan yang dimilikinya, manusia juga dituntut untuk dapat memanfaatkan potensi lingkungan untuk lebih mengembangkan kualitas hidupnya. Bagi manusia, selain sebagai tempat tinggalnya, lingkungan hidup juga dapat dimanfaatkan sebagai : 1. Media penghasil bahan kebutuhan pokok 2. Wahana bersosialisasi dan berinteraksi dengan makhluk hidup atau manusia lainnya. 3. Sumber energi 4. Sumber bahan mineral yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelangsungan hidup manusia 5. Media ekosistem dan pelestarian flora dan fauna serta sumber alam lain yang dapat dilindungi untuk dilestarikan Untuk itulah maka setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia itu sendiri. Bukankah Allah SWT telah mengecam sikap perusakan di bumi, sehingga sudah sepantasnya Al-Quran dan hadits dijadikan landasan berpijak guna tercapainya kelestarian lingkungan (Shihab, 1994).

6

2.

Menjaga Keseimbangan Lingkungan Hidup Masyarakat adalah kumpulan sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya dan terikat oleh sesuatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Yang perlu digaris bawahi disini adalah bahwa masyarakat dari manusia-manusia yang kepadanya Allah SWT. Telah menganugerahi beragam aneka potensi, terlepas apakah potensi tersebut cenderung untuk melakukan kebaikan atau keburukan, dan mempunyai sisi kelebihan dan kekurangan masing-masing (Thalhah. 2008). Salah satu tuntunan terpenting islam dalam hubungannya dengan dengan lingkungan hidup adalah bagaimana menjaga keseimbangan lingkungan dan habitat yang ada, tanpa merusaknya. Karena tak diragukan lagi bahwa Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu di ala mini dengan perhitungan tertentu.Dalam surah (Q.S Al Mulk [67]: 3) dan (Q.S Ar-Rahman [55] : 5-9) sebagai berikut :

Artinya : “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (Q.S Al Mulk [67]: 3).

Artinya : “Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Dan bintang bintang dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan

neraca

(keadilan).

Supaya

kamu

jangan

melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah

7

timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu (Q.S Ar-Rahman [55] : 5-9).

Menurut Thalhah (2008) yang menyatakan bahwa Manusia diberikan kesempatan untuk berpikir, tanpa merenungkan keadaan sekitarnya dengan teliti dan bijaksana, seseorang tidak akan pernah melihat kenyataan atau bahkan tidak memikirkan sedikitpun mengapa dunia diciptakan dan siapa yang membuat keteraturan besar ini bergerak dengan ritme begitu sempurna. Karenanya Rasulullah SAW, bersabda; “Janganlah kalian berpikir tentang wujud Tuhan melainkan, berpikirlah tentang apa-apa yang dia ciptakan”. (H.R Ar-Rabi`ibnu Huabaib).

3.

Usaha-Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup. Beberapa kebijkan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut antara lain meliputi hgal-hak berikut ini yaitu, a. Undang-undang No 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. b. Surat keputusan menteri perindustrian No 148/11/SK/4/1985 tentang pengamanaan bahan beracun dan berbahaya di perusahaan Industri . c. Peraturan pemerintah (PP) Indonesia No 29 Tahun 1986 tentang Analisis mengenai dampak Lingkungan Hidup. d. Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991. Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini :

8

a. Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang. b. Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan. c. Melakukan reboisasi pada laham-lahan yang kritis, tandus dan gundul serta melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga. d. Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan e. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.

4.

Peran Agama dalam Melestarikan Lingkungan Hidup Agama islam adalah agama yang dipeluk oleh sebagian besar penduduk bumi. Bisa dibayangkan betapa besarnya dampak kebaikannya kepada lingkungan hidup jika seluruh penganut agama islam memilki kesadaran yang sama untuk memberikan perhatian yang serius terhadap lingkungan hidup. Maka dari itu kiranya saat ini para tokoh Islam sangat perlu menggali lebih jauh unsur-unsur keagamaan mereka, entah itu unsur teologi, fiqih atau unsur-unsur ajaran yang lainnya agar dapat membantu atau memotivasi para penganut yang lain untuk semakin mencintai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup. a. Pendekatan Teologis Disadari bahwa Al Qur-an sedikit sekali berbicara tentang kejadian alam (kosmogoni), Namun bukan berarti bahwa Al Qur-an tidak memberikan perhatian yang serius terhadap lingkungan hidup. Mungkin dengan alasan bahwa saat Al-Qur-an diturunkan masalah lingkungan hidup belumlah menjadi masalah yang mendesak, sehingga

9

permasalahan alam itu bisa terjawab oleh Al-Qur-an, sekarang ini yang terpenting adalah bukan masalah minimnya Al-Qur-an. Dalam bagian tertentu Al Qur-an mengatakan bahwa Allah SWT adalah pemilik yang mutlak dari alam semesta dan penguasa alam semesta yang tak dapat disangkal disamping pemeliharaanya yang maha pengasih. karena kekusaan-nya yang mutlak maka jika Allah hendak menciptakan langit dan bumi, maka dia berkata kepada keduanya : (Q.S Al-fussilat [41]:11) sebagai berikut :

Artinya : “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati" (Q.S Al-fussilat [41]:11) Dari ungkapan tersebut dapat dimaknai secara luas bahwa semestinya manusia dan alam sebagai makhluk ciptaan Allah sudah seharusnya saling mengasihi seperti Allah SWT sendiri mengasihi mereka sebagai ciptaan-nya. Petikan ayat-ayat Al-Quran tentang alam tersebut kiranya dapat dijadikan dasar atau pedoman teologis guna membangun atau memperkokoh, bahwa Al Qur-an secara langsung memberikan tempat terpenting terhadap ciptaan Allah dan unsur-unsur alam. b. Pendekatan fiqih Pendekatan fiqih perlu dalam membahas masalah lingkungan hidup, pertama-tama karena fiqih yang berarti juga sebagai sistem pemikiran hukum islam. Dapat member kepastian bagi mereka yang meyakininya, dengan adanya kepastian tersebut umat islam tidak lagi ragu bahwa masalah lingkungan hidup adalah masalah yang sangat penting untuk diperhatikan. Selanjutnya kepastian tersebut dapat 10

diharapkan menjadi sumber motivasi yang sangat kuat bagi umat islam (Munawar, 1995 ). Melihat situasi modern seperti saat ini yang dengan jelas-jelas ditandai oleh kerusakan lingkungan hidup yang begitu dahsyat, rasanya fiqih tentang lingkungan hidup perlu dikembangkan terus menerus agar dapat menjawab kebutuhan zaman yang semakin menekankan pentingnya perlindungan terhadap lingkungan hidup. Dengan kata lain pengembangan fiqih lingkungan hidup kini bisa menjadi suatu pilihan penting ditengah krisis-krisis ekologis yang secara sistematis disebabkan oleh keserakan manusia dan kecerobohan penggunaan teknologi. Islam sebagai agama secara organic mermerpahatikan manusia dan lingkungannya memiliki potensi amat besar untuk melindungi bumi. Dalam Al-Quran sendiri kata “Bumi” (ardh) disebut sebanyak 485 kali dengan konteks dan arti yang beragam. Dibagian lain komponen-komponen lain dibumi dan lingkungan hidup juga disebut dama Al-Qur’an dan hadits. Sebagai contoh manusia sebagai pusa lingkungan yang disebut sebagai kholifah terdapat dalam (Q.S AlBaqarah [2] : 30 ) yaitu sebagai berikut :

Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan

mensucikan

Engkau?"

Tuhan

berfirman:

"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" (Q.S Al-Baqarah [2] : 30 ).

11

Dalam kerangka pemikiran tersebut, maka melindungi, merawat dan melestarikan lingkungan hidup menjadi semakin jelas sebagai suatu kewajiban setiap muslim, karena menurut ajaran islam sesungguhnya melestarikan lingkungan hidup menjadi semakin jelas sebagai suatu kewajiban setiap muslim, karena menurut ajaran islam sesungguhnya melestarikan lingkungan hidup sama dengan : 1) Menjaga agama, dimana perbuatan dosa yang dapat mencemari lingkungan akan menodai substansi dari keberagamaan yang benar, dan secara tidak langsung meniadakan tujuan eksistensi manusia di permukaan bumi ini. serta menodai fungsi ke kholifahan yang dibebankan pada manusia. 2) Menjaga jiwa maksudnya perlindungan terhadap kehidupan psikis manusia

dan

keselamatan

mereka

sehingga

kasus-kasus

pembunuhan sebagai sebuah dosa besar, begitu pentingnya harga sebuah jiwa, hingga Al-Quran sendiri menegaskam dalam surat Ma’idah ayat 32.

Artinya : “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa

yang memelihara

kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara

kehidupan

manusia

semuanya.

Dan

sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang

12

jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi”. (Q.S Al-Ma’idah [5]:32). 3) Menjaga keturunan, maksudanya adalah keturunan umat islam diatas bumi yaitu menjaga keberlangsungan generasi masa depan dengan menjaga segala bentuk eksploitasi sumber-sumber rezeki yang menjadi hak generasi yang akan datang. 4) Menjaga Akal, dalam pengertian luas mengandung arti menjaga manusia dengan seluruh unsure penciptanya, jasmani,

akal

dan

jiwa.

Maka

upaya

manjaga

keberlangsungan hidup manusia tidak akan berjalan kecuali kalau akalnya di jaga oleh karena-nya mereka berbeda dengan hewan. Pengrusakan lingkungan hidup yang dilakukan manusia selain berakibat pada diri manusia juga dikategorikan sebagai perbuatan gila, karena tidak lagi bisa menjaga keseimbanan dalam berpikir, keseimbangan antara yang maslahat dan yang merusak. 5) Menjaga Harta, harta disini bukan hanya uang, emas dan pemata saja, tetapi bumi da isinya adalah harta ang wajib dilestarikan (Qaradhawi, 2002). Oleh karena itu rasa sangat perlu sekali gagasangagasan yang telah terungkap diatas diintegrasikan dan disosialisasikan kepada segenap umat muslim dan selanjutnya pada masyarakat yang luas dengan cara yang baru.

B. Wawasan Islam tentang Lingkungan Hidup Dalam pandangan Islam, manusia disamping sebagai salah satu makhluk Tuhan, ia sekaligus sebagai wakil (khalifah) Allah SWT dimuka bumi sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 165 sebagai berikut :

13

Artinya : “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Sebagai wakil Allah, maka manusia harus bisa mempresentasikan peran Allah terhadap alam semesta termasuk bumi dan seisinya antara lain dengan memelihara (al-rab) dan menebarkan rahmat (rahmatan) di alam semesta. Oleh karena itu kewajiban manusia terhadap alam dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT adalah melakukan pemeliharaan terhadap alam, termasuk pemeliharaan diri sendiri (hifdzun nafs) untuk menjaga keberlangsungan kehidupan di alam (Sunata, 2017). C. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Menurut Islam Pengelolaan lingkungan hidup adalah pemanfaatan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup yang dibebankan kepada manusia sebab Allah SWT telah menciptakan manusia dari bumi (tanah) dan menjadikan manusia sebagai pemakmurnya. Amanat Allah SWT yang dibebankan kepada manusia ialah dengan memakmurkan bumi ini dengan kemakmuran yang mencakup segala bidang, mengakkan masyrakat insani yang sehat dan membina peradapan insani yang menyeluruh, mencakup semua segi kehidupan sehingga dapat mewujudkan keadilan hukum ilahi dibumi tanpa paksaan dan kekerasan, tetapi dengan pelajaran dan kesadaran sendiri (Ilyas, 2008). Menurut Rusdiana (2012)

yang menyatakan bahwa

pengelolaan

lingkungan hidup merupakan upaya untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,

14

pemulihan, pengawasan, dan pengendalia lingkungan hidup. Kesempatan berperan serta itu dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut: 1. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan. 2. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat. 3. Menumbuhkan ketanggapan dan kesegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial. 4. Memberikan saran dan pendapat. 5. Menyampaikan informasi dan atau menyampaikan laporan. Dalam pandangan islam, manusia adalah makhluk terbaik di antara semua ciptaan Allah SWT dan berani memegang tanggung jawab mengelola bumi, maka semua yang ada di bumi diserahkan untuk manusia. Oleh karena itu, manusia diangkat menjadi khalifah di muka bumi sebagai makhluk terbaik, manusia diberikan beberapa kelebihan di antara makhluk ciptaan-Nya, yaitu kemuliaan, diberikan fasilitas didaratan maupun di lautan, mendapat rizki dari yang baik-baik, dan kelebihan yang sempurna dibandingkan makhluk lainnya, serta diberikan kekuasaan dan kelebihan atas makhluk lainnya. Bumi dan semua isi yang berada didalamnya diciptakan oleh Allah SWT untuk manusia, segala yang manusia inginkan berupa apa saja yang ada dilangit dan di bumi, daratan, dan lautan serta sungai-sungai, matahari dan bulan, malm dan siang, tanaman dan buah-buahan, binatang melata, dan binatang ternak. sebagai khalifah di bumi, manusia diperintahkan beribadah kepada-Nya, dan diperintah berbuat kebajikan dan dilarang berbuat kerusakan. selain konsep berbuat kebajikan terhadap lingkungan yang disajikan Al-Qur’an seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW memberikan teladan untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. hal ini dapat diperhatikan dari hadist-hadist Nabi, seperti hadist tentang pujian Allah SWT kepada orang yang menyingkirkan duri dijalan, dan bahkan Allah SWT akan mengampuni dosanya, menyingkirkan gangguan dari jalanadalah seedekah, menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sebagian dari iman, dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah perbuatan baik. Disamping itu, Rasulullah melarang merusak lingkungan, mulai dari perbuatan yang sangat kecil dan remeh seperti melarang membuang kotoran (manusia) di bawah pohon yang sedang berbuah dan di alairan sungai, melarang

15

membuang kotoran (manusia) di tengah jalan atau di tempat orang berteduh. Rasulullah juga sanagt peduli terhadap kelestarian satwa, sebagaimana diceritakan dalam hadist riwayat Abu Daud (Ka'han, 2007). Allah SWT telah menurunkan ayat-ayat peringatan dalam Al-Qur’an tentang praktek manusia dalam pengelolaan dan memanfaatkan lingkungan, dalam Al-Rum ayat 41, Allah SWT telah menjelaskan: “Telah jelas kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan manusia”. Allah SWT telah memberikan berita kerusakan bumi kepada manusia pada 1500 tahun yang lalu, ketika saat itu populasi manusia belum sebanyak sekarang. Allah SWT telah memberikan tanda-tanda kerusakan lingkungan karena ulah manusia. Dalam Al-Qur’an Allah SWT juga telah memberikan perumpamaan hukum yang setimpal kepada manusia yang telah melakukan kerusakan di muka bumi. Dalam surat AlMaidah ayat 33 Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan timbal balik, atau dibuang dari negeri tempat kediamannya”. Penjelasan dari ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah SWT menyetarakan dosa orang yang melakukan kerusakan di muka bumi dengan nyata tersebut sama dengan dosa orang yang melakukan tindakan perlawanan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Pemberian hukuman yang keras di bumi bermaksud untuk membuat efek jera, dan memberikan pembelajaran moral bagi manusia lainnya bahwa penguasa melakukan penegakan hukum yang jelas dan tegas tanpa praktek tebang pilih. Pembelajaran moral tersebut menjelaskan bahwa Al-Qur’an dalam menangani masalah kaedah Iman dan Islam serta lingkungan hidup tidak mengenal hukum abu-abu (Siradj, 2009).

16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Lingkungan hidup merupakan salah satu sumber daya alam yang memilki peran yang sangat strategis terhadap keberadaan makhluk ciptaan Allah SWT. sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 164 yang berbunyi “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi sungguh terdapat tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Inilah alasan Allah SWT yang menyebutkan secara ekplisit dalam Al-Qur’an tentang pentingnya lingkungan hidup dengan cara islami dalam mengelola dunia ini. Ajaran islam sebagai teknologi untuk mengelola dunia jelas merupakan strategis dari Allah SWT untuk diwujudkan dengan sungguh-sungguh oleh setiap manusia.

17

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Ara. 2015. Pendidikan Islam dan Lingkungan Hidup. Jurnal Pendidikan Islam.Vol 4. No. 2. P-ISSN : 2301-9166, E-ISSN : 2356-3877. Diakses pada Tanggal 31 Maret 2019 Pukul 13.45 WIB. Ilyas, Muhtarom. 2008. Lingkungan Hidup dalam Pandangan Islam. Jurnal Sosial Humaniora. Vol. 1. No. 2. Diakses pada Tanggal 31 Maret 2019 Pukul 14.52 WIB. Istianah. 2015. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Islam. Riwayah. Vol. 1 No. 2. Diakses pada Tanggal 01 April 2019 Pukul 15.55 WIB. Ka'han, MS. 2007. Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Islam. Vol. VI. No. 2. Diakses pada Tanggal 01 April 2019 Pukul 16.00 WIB. Munawar, B. 1995. Kotekstualisasi Dokrin Islam dalam Sejarah. Jakarta : Paramadina. Shihab, Q. 1982. Membumukan Al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung : Mizan. Siradj, Said Agil. 2009. Pendekatan Sufistik dan Pelestarian Hidup. Palembang: IAIN Raden Fatah Palembang. Qaradhawi, Y. 2002. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta : Pustaka AlKautsar.

18

Related Documents

Makalah Bioling Kel.6.docx
October 2019 13
Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85

More Documents from ""

Makalah Bioling Kel.6.docx
October 2019 13
Outline.docx
October 2019 52
Barterrr.docx
June 2020 34
Barterrr.docx
June 2020 37