Maruwah Lembaga & Eksistensi Almamater Dialog Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi (Fekon) Universitas Indonesia Timur (UIT) Zulkarnain Hamson, S.Sos. M.Si.
“Mempertahankan Marwah Kelembagaan Demi Eksistensi Almamater” Pemateri: Zulkarnain Hamson, S.Sos. M.Si.
Scott (2008) dalam konsep New Institutionalism, lembaga terdiri atas 3 hal (normatif, regulatif, dan kultural kognitif). Organisasi adalah aktor, yg hidup dalam lembaga. Lembaga melingkupi organisasi. Organisasi hanyalah aktor sosial. Ia hidup dalam lembaga. Istilah lembaga, menurut Ensiklopedia Sosiologi diistilahkan dengan “institusi” sebagaimana didefinisikan oleh Macmillan, adalah merupakan seperangkat hubungan norma-norma, keyakinan dan nilai-nilai yang nyata, yang terpusat pada kebutuhan sosial dan serangkaian tindakan yang penting dan berulang.
Thomas dan Adelman Kedua ahli sosiologi tersebut memberi definisi lembaga sebagai suatu bentuk interaksi manusia yang terdiri dari minimal 3 tingkatan, diantaranya pertama: Nilai kultural yang digunakan sebagai pijakan bagi lembaga bawahannya. Kedua , Hukum dan peraturan yang harus ditaati. Ketiga, Pengaturan yang bersifat kontraktua.l Tingkatan dalam lembaga tersebut disesuaikan dengan tingkat ruang lingkup lembaga dalam masyarakat. Biasanya, lembaga yang berada di lingkup kecil hanya memiliki peraturan lisan untuk mengatur orang-orang di dalam lembaga dan bagaimana lembaga desa tersebut berjalan. Sementara untuk masyarakat patembayan atau perkotaan, lembaga akan mencapai tingkat paling tinggi dari ketiga tingkat di atas. Bahkan lembaga di daerah
perkotaan
memiliki
aturan
sejak
berdiri
hingga
detail
proses
perjalanannya.
Macmillan Menurutnya,
lembaga
adalah
seperangkat
hubungan
norma-norma,
keyakinan-keyakinan, dan nilai-nilai nyata, yang terpusat pada kebutuhan sosial dan serangkaian tindakan yang penting dan berulang. Baca : Contoh Konflik Sosial dalam Masyarakat
Koentjaraningrat Nama Koentjaraningrat sudah sangat familiar di telinga para pelajar yang mengambil jurusan ilmu-ilmu sosial. Beliau memberikan banyak sumbangsih terhadap perkembangan keilmuan sosial di Indonesia. Dalam pandangan
beliau, lembaga sama dengan pranata yang dibagi ke dalam 8 golongan berdasarkan kebutuhan hidup manusianya.
Baca : Pentingnya Pendidikan
Karakter
Arti lembaga a. Arti: Lembaga berarti asal mula (yang akan menjadi sesuatu); bakal (binatang, manusia, atau tumbuhan) b. Arti: Lembaga berarti bentuk (rupa, wujud) yang asli c. Arti: Lembaga berarti acuan; ikatan (tentang mata cincin dan sebagainya) d. Arti: Lembaga berarti badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha e. Arti: Lembaga berarti kepala suku (di negeri sembilan) f. Arti: Lembaga berarti pola perilaku manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial berstruktur dalam suatu kerangka nilai yang relevan definisikan institusi sebagai suatu bentuk interaksi di antara manusia yang mencakup sekurang-kurangnya tiga tingkatan. Pertama, tingkatan nilai kultural yang menjadi acuan bagi institusi yang lebih rendah tingkatannya. Kedua, mencakup hukum dan peraturan yang mengkhususkan pada apa yang disebut aturan main (the rules of the game). Ketiga, mencakup pengaturan yang bersifat kontraktual yang digunakan dalam proses transaksi. Ketiga tingkatan institusi di atas menunjuk pada hirarki mulai dari yang paling ideal (abstrak) hingga yang paling konkrit, dimana institusi yang lebih rendah berpedoman pada institusi yang lebih tinggi tingkatannya. Pengertian lain dari lembaga adalah “pranata”.
Koentjaraningrat misalnya,
lebih menyukai sebutan pranata, dan mengelompokkannya ke dalam 8 (delapan) golongan, dengan prinsip penggolongan berdasarkan kebutuhan hidup manusia. Kedelapan golongan pranata tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan, yang disebut dengan kinship atau domestic institutions; 2. Pranata-pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, yaitu untuk mata pencaharian, memproduksi, menimbun, mengolah, dan mendistribusi harta dan benda, disebut dengan economic institutions.
Contoh: pertanian, peternakan, pemburuan,
feodalisme, industri, barter, koperasi, penjualan, dan sebagainya; 3. Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan dan pendudukan manusia menjadi anggota masyarakat yang berguna. 4. Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, menyelami alam semesta di sekelilingnya, disebut scientific institutions;
5. Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau dengan alam gaib, disebut religious institutions; 6. Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur
kehidupan
berkelompok
secara
besar-besaran
atau
kehidupan bernegara, disebut political institutions.
Maruah (Marwah) ialah istilah yang digunakan dalam perbincangan kesusilaan, etika, dan politik bagi menunjukkan bahawa sesuatu mempunyai hak terhadap rasa hormat dan layanan beretika. Ia merupakan lanjutan daripada konsep Zaman Kesadaran tentang hak sedia ada dan tak terpisah. Maruah umumnya bersifat peringatan: misalnya dalam politik, ia biasanya digunakan untuk mengkritik layanan kelompok yang tertindas dan kumpulan rentan tetapi pengertiannya juga diperluas untuk merangkumi budaya dan subbudaya, agama, idaman, yang digunakan untuk makanan dan penyelidikan, serta juga tumbuhan. Dalam penggunaan sehari-hari, "maruah" merujuk rasa hormat dan status, dan seringnya digunakan untuk membayangkan bahwa seseorang tidak diberikan rasa hormat yang wajar, atau juga sewaktu seseorang gagal memperlakukan diri dengan hormat sendiri yang wajar. Terdapat juga sejarah panjang penggunaan falsafah khas tentang istilah ini. Bagaimanapun, istilah "maruah" jarang ditakrifkan dengan terus-terang dalam perbincangan politik, undang-undang, dan saintifik.
Eksistensi
berasal dari kata bahasa latin existere yang artinya muncul,
ada, timbul, memiliki keberadaan aktual. Kedua, eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas. Ketiga, eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan
bahwa
sesuatu
itu
ada.
Keempat,
eksistensi
adalah
kesempurnaan.
Almamater
(atau alma mater) adalah istilah dalam bahasa Latin
yang secara arti harfiah bermakna "ibu susuan". Penggunaan istilah ini populer di
kalangan
akademik/pendidikan
untuk
menyebut
perguruan
tempat
seseorang menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Walaupun sering dipakai di kalangan pendidikan tinggi, istilah ini sebetulnya pernah dipakai pada masa Romawi Kuno untuk menyebut dewi ibu. -------------------Materi: Pengantar diskusi, dalam rangka pelantikan BEM & MPM Fak Ekonomi Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar, Rabu 12 September 2018.