Makalah Bahasa Indonesia

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Bahasa Indonesia as PDF for free.

More details

  • Words: 2,586
  • Pages: 10
1 I.

PENDAHULUAN a. Tujuan Pengamatan Mengetahui kemajuan dan perkembangan partai-partai politik di Indonesia menurut jumlahnya. b. Objek Yang Diamati Partai-partai peserta pemilu 2009 dan respon masyarakat terhadapnya.

II.

PEMBAHASAN a. Tak Ada Yang Baru Dari Partai Parpol Baru Akhirnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) meloloskan 34 partai politik. Dengan demikian pada Pemilu 2009 akan ada 34 parpol yang bertarung memperebutkan kursi-kursi di DPR maupun DPRD. Jumlah parpol sebanyak itu ada yang mengatakan masih terlalu banyak. Namun, di pihak lain itu tidak ada masalah, munculnya partai-partai politik baru setiap menjelang pemilu disadari atau tidak, sebenarnya sudah sering kita alami. Setiap menjelang pemilu partai tumbuh bak seperti jamur di musim penghujan. Banyak dan tumbuh dimana-mana. Jadi kita jangan kaget melihat fenomena ini.Lihat saja pada pemilu 1955 tercatat ada 178 peserta pemilu. Kemudian pada Pemilu 1999 ada 48 partai politik dan pada pemilu selanjutnya, tahun 2004, ada 24 partai politik. Bahkan hal ini kita tanggapi secara piositif. Karena ini merupakan sebuah barometer bahwa adanya keinginan maju dari masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses penyelenggaraan Negara selanjutnya. Munculnya banyak partai akan memunculkan persaingan yang ketat. Hasil persaingan itu melahirkan pemimpin yang benar-benar kompeten dan beragam. Namun, apabila jumlah partai politik dibatasi. Seperti di zaman Orde Baru. Kondisi itu hanya akan mematikan dan menimbulkan apatisme masyarakat terhadap masa depan demokrasi dan legitimasi penyelenggara negara. Selain itu penyelenggaran negara orangnya hanya itu-itu saja. Secara tulus dan cita-cita, partai-partai baru, seperti Partai Hanura, NKRI, PDP, PMB, PKNU, Partai Bintang Bulan, dan partai-partai baru lainnya, ingin melakukan perubahan dan perbaikan nasib rakyat, bangsa, dan negara. Cita-cita itu diprogandakan oleh partai-partai baru tentunya agar masyarakat yang kecewa dengan partai-partai yang sudah ada mau berbondong-bondong masuk partainya. Namun, benarkah partai-partai baru itu menawarkan sesuatu yang baru pula? Jawabannya terjawab bila mereka mampu memperoleh jumlah kursi yang siginifikans dan menjadi bagian dari kekuasaan. Akan tetapi bila dilihat dari latar belakang pendiri-pendiri partai-partai baru kita harus hati-hati dan waspada agar kita tidak kesekian kalinya dipencundangi. Kalau kita selusuri siapa-siapa pendiri-pendiri partai baru sebenarnya mereka bukan orang-orang yang baru. Baik muka, cita-cita, maupun ideologi. Lihat saja siapa-siapa pendiri Partai Hanura, PDP, PMB, PKNU, Partai Bintang Bulan. Mereka-mereka adalah sempalan-sempalan kader-kader dari Partai Golkar, PDIP, PAN, PKB, yang tersingkir akibat konflik internal partai

2 atau karena mereka sudah tidak terakomodasi oleh partai sebelumnya. Bisa juga mereka adalah partai yang tidak lolos electoral threshold.Jika demikian latar belakangnya tentu partai politik baru hanya sekedar kendaraan politik atau kamuflase untuk mengakomodasi kepentingan-kepentingan lama mereka. Mereka menggunakan partai politik yang baru untuk tetap memperjuangakan kepentingan dan cita-cita yang lama. Mereka akan tetap ikut pemilu sampai kepentingan dan cita-citanya tercapai. Atau klimaks ketika sudah mengalami manisnya kekuasaan. Bila mereka mampu memperoleh kursi atau kekuasaan yang cukup siginifikans. Tentu mereka akan mengulangi kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian menjamurnya partai politik baru di satu sisi menunjukkan sesuatau yang positif. Tingginya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam demokrasi. Namun, di satu sisi menjamurkan (membiakkan) racun. Mereka menjadi racun sebab Pertama, deklarator atau pendiri-pendiri partai itu adalah orang-orang yang sudah lama berkiprah dan malang melintang dalam dunia politik. Terbukti dalam kiprahnya mereka gagal, mengelak, dan tidak mampu membuktikan apa yang sebelumnya mereka janjikan. Jika mereka terjun dalam dunia politik lagi maka arahnya jelas sudah terbaca yakni hanya mencari kekuasaan semata. Toh, kalaupun mereka nanti mampu memegang kekuasaan pasti kekuasaan bergerak seperti yang dulu. Kedua, ideologi partai yang mereka bentuk atau dirikan tidak baru. Mereka meniru pada partai yang sebelumnya ia aktivi. Partai Hanura sudah tentu akan bercorak Partai Golkar atau cara-cara militer karena di situ selain Wiranto sendiri ada Ary Mardjono dan elite-elite militer. Sementara PDP coraknya akan sama persis dengan PDIP sebab di situ semua pengurus adalah mantan orang PDIP. Demikian juga Partai NKRI, pasti akan sama dengan Partai Demokrat karena Sys NS adalah salah satu pendiri Partai Demokrat. Demikian juga PKNU pasti akan sama persis dengan PKB atau PPP. Karena ideloginya sama, partai-partai baru itu tentu tidak akan mampu memberi solusi terhadap permasalahan bangsa. Idelogi yang sudah ada terbukti tidak mampu membawa perubahan. Kehadiran partai baru hanya akan menambah kejenuhan terhadap wacana demokrasi dan masa depan demokrasi serta ekonomi. Ketiga, partai baru itu hanya menjadi tempat pembuangan (sampah) pengurus dari partai sebelumnya. Mereka mendirikan partai karena di partai sebelumnya mereka tidak terakomodasi. Banyak alasan mengapa mereka tidak terakomodasi di partai sebelumnya, Misalnya karena kalah bersaing dengan yang muda dan cerdas, cacat moral, beda pendapat, tidak punya duit, atau karena sakit hati. b. Rakyat Akan Pilih Partai –Partai Besar Survey telah membuktikan tentang perilaku pemilih Indonesia bahwa dalam Pemilu 2009 mendatang pemilih (rakyat) cenderung akan memilih partai-partai politik besar. Dikarenakan, parpol yang besar mempunyai jaringan dan infrastruktur politik yang solid dan tersebar hampir di semua daerah selain daripada itu kiprah politik partai- partai besar selama ini sudah dikenal masyarakat.

3 Sedangkan, partai- partai politik yang baru itu masih kurang dikenal oleh masyarakat bahkan tingkat pengenalannya saja sudah rendah, apalagi tingkat elektabilitasnya, adapun Partai Demokrat yang masih dianggap baru dan menang pada pemilu tahun 2004 itu karena faktor figur atau tokoh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memang sudah banyak yang mengusung menjadi pendukungnya dalam kompetisi politik, infrastruktur politik sangat berperan, orang-orang hebat dan bergelar doctor kalau tak punya pengalaman politik sama juga bohong. Hubungan dengan media dan sumber dana juga mempengaruhi jalannya proses pengenalan partai kepada rakyat.* (hasil wawancara suara karya Muhammad kardeni dan fotografer Hedi Suryono dengan peneliti dari Departement Politik dan Perubahan Sosail Centre Of Strategis and International Studies (CSIS) Nico TB Harjo di gedung CSIS. Jakarta, rabu (16/7))

c. Nama Dan Nomor Partai Politik (Parpol) Peserta Pemilu 2009 Semenjak reformasi digulirkan, parpol (partai politik) di Indonesia tumbuh subur bak jamur di musim penghujan. Kalau jamur aktif di musim hujan, maka biasanya parpol akan aktif di musim pemilu. Setelah musim penghujan berlalu, biasanya jamur akan menghilang. Nah, sama! Setelah musim pemilu berlalu, biasanya parpol juga bakal banyak yang ngilang. Miris….! Terlepas dari itu semua, akhirnya kita bisa tau nama-nama dan nomor urut parpol yang bakal berjuang di pemilu 2009 nanti. Berikut ini nomor urut dan nama parpol peserta pemilu 2009 : 1. Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) 2. Partai Kebangkitan Peduli Bangsa (PKPB) 3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (P-PPI) 4. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) 5. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 6. Partai Barisan Nasional 7. Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) 8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 9. Partai Amanat Nasional (PAN) 10. Partai Perjuangan Indonesia Baru (PPIB) 11. Partai Kedaulatan 12. Partai Persatuan Daerah (PPD) 13. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 14. Partai Pemuda Indonesia 15. Partai Nasionalisme Indonesia-Marhaenisme (PNI-Marhaenisme) 16. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) 17. Partai Karya Perjuangan (PKP) 18. Partai Matahari Bangsa (PMB) 19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia 20. Partai Demokrasi Kebangsaan 21. Partai Republika Nusantara (RepublikaN) 22. Partai Pelopor 23. Partai Golongan Karya 24. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 25. Partai Damai Sejahtera (PDS) 26. Partai Nasional Benteng Kemerdekaan Indonesia (PNBKI) 27. Partai Bulan Bintang (PBB)

4 28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 29. Partai Bintang Reformasi 30. Partai Patriot 31. Partai democrat 32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia 33. Partai Indonesia Sejahtera 34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama

(PDIP) (PBR) (PD) (PKDI) (PIS) (PKNU)

Dari 34 partai politik tersebut, terdapat 16 parpol lama ( PAN - PBR PBB - PDS - PDIP - PDK - PD - Golkar - PKPB - PKPI - PKS - PKB -PNI marhaenisme - P Pelopor - PPDI - PPP) dan 18 parpol baru ( Partai Barnas PDP - Gerindra - Hanura - PIS - PKP - PKDI - PKNU - P Kedaulatan - PMB PNBK - P Patriot - PBRN - PPI - PPPI - PPIB - PPD – PRN ). d. Opini : Menyongsong Pemilu 2009  Kabar Indonesia – Hajatan pemilu 2009 memang masih lebih dari satu tahun lagi. Tapi walaupun demikian, pesta demokrasi akbar tersebut seolah sudah mulai ramai diperbincangkan, terutama oleh pihak-pihak yang berkepentingan (parpol, capres&cawapres, dan lain-lain – pen).  "Genderang perang" seolah sudah mulai ditabuh dari sekarang, terutama sejak pendaftaran partai ke Depertemen Hukum dan HAM beberapa waktu lalu. Puluhan partai baru tumbuh bak jamur dimusim penghujan. Partai "antah barantah" berduyun-duyun datang ke Departemen hukum dan HAM untuk mendaftarkan partainya agar bisa diakui sebagai badan hukum.  Partai-partai kecil bermunculan dengan nama-nama yang boleh dibilang asing bahkan "aneh". dengan munculnya partai-partai baru tersebut telah menggambarkan sistem demokrasi di indonesia sudah mulai berjalan atau justru menggambarkan perpecahan diantara bangsa kita.  Jangan-jangan semakin banyak partai baru bermunculan, mereka hanya akan mementingkan partai atau golongan mereka sendiri dan mengesampingkan kepentingan rakyat luas, masyarakat Indonesia pada umumnya. Padahal sebagai warga negara yang baik harus mengutamakan kepentingan bangsa diatas segala-galanya.  Saya tidak akan berprasangka buruk dengan menjamurnya partai baru di indonesia, saya akan melihat sisi positif yang diharapkan dari tumbuhnya partai-partai tersebut.  Sementara partai-partai kecil sibuk mengembangkan sayapnya di berbagai penjuru tanah air, partai besar yang sudah "mapan" mulai ambil ancang-ancang menyiapkan strategi dalam menyongsong pemilu 2009 kelak. Mulai menggaet pasangan capres dan cawapres yang akan di "adu" dengan pasangan lain pada pemilu nanti. Walaupun hanya sebatas isu, paling tidak nama-nama yang sudah jadi langganan nampaknya akan tetap berada dibarisan depan untuk menjadi calon pemimpin bangsa ini. Nama-nama seperti Amien Rais, Megawati, Wiranto dan Presiden sekarang, SBY masih tetap jadi andalan parpol

5 untuk meraup suara sebanyak-banyaknya. Ditambah lagi nama seperti Sutiyoso yang sudah akrab ditelinga kita tentunya. Padahal sekarang belum saatnya terlalu memikirkan pemilu tersebut, terutama bagi mereka yang sekarang masih duduk dipemerintahan maupun legislatif. Masih banyak pekerjaan rumah dan urusan negara yang harus diselesaikan. Negeri ini belum sepenuhnya sembuh dari krisis ekonomi yang melanda sejak 1997 lalu. Perekonomian kita masih morat-marit, koruptor semakin merajalela dan hukum di indonesia masih bisa dibeli dengan uang. e. Suara Kertas  Pemilu 2009 Petugas kesulitan perbaiki daftar pemilih Jakarta, kompas-daftar pemilihan sementara pemilu 2009 yang sudah dipasang disejumlah daerah dipastikan tidak memiliki kualitas seragam. Kondisi itu terjadi akibat kesulitan petugas pemutakhiran daftar pemilih dan panitia pemungutan suara dalam memperbaiki daftar penduduk potensial pemilih pemilu. Hal itu diungkapkan manajer Program Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Fajar Nursyahid di Jakarta,Rabu (13/8). Petugas Pemutakhiran Daftar Pemilih (PPDP) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) menyadari kualitas Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) yang diserahkan Departemen Dalam Negri sangat buruk. Namun, sebagian besar PPDP/PPS belum dapat memutakhirkannya karena berbagai kendala. Menurut Fajar, KPU sebenarnya sudah mengupayakan agar DPS untuk pemilu legislatif ditentukan berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pilkada yang sudah ada di sejumlah daerah. Kualitas DPT pilkada jauh lebih baik dibandingkan DP4. namun, karena prosedur UU menetapkan DPS harus bersumber dari DP4, DPT sulit digunakan. (Harian Kompas, 14 Agustus 2008)  Partai Politik Ideologi parpol ke depan lebih didasarkan uang Jakarta, kompas – ideology partai politik ke depan lebih didasarkan pada uang, bukan hal-hal seperti keyakinan pejuang. “ ini merupakan salah satu aspek dari liberisasi politik yang terjadi, dimana peran pasar menjadi amat penting. Parpol yang umumnya masih belajar dituntut mengikuti kebutuhan pasar agar tetap eksis,” kata wakil sekjen golkar Rully Chairul Azwar. Politik Indonesia yang lebih mementingkan citra dan bukan rekam jejak juga makin menambah mahal biaya politik ini telah membuat kompetisi pemilu, kompetisi juga berakhir dan yang muncul adalah koalisi melebihi ukuran yang merangkum hamper

6 semua parpol dan mengabaikan seleksi berdasarkan ideologi. (Harian Kompas, 16 Agustus 2008)  Pemilu 2009 PAN-Demokrat Usulkan Perubahan UU Pemilu Jakarta, kompas – Partai Amanat Nasional dan Partai demokrat akan mengusulkan perubahan UU pemilu dengan menambahkan pasal yang memungkinkan parpol memakai mekanisme internalnya. KPU tidak peduli dengan system yang berlaku di partai, tetapi tetap tunduk dengan UU pemilu yang hanya mengakui nomer urut. Biar tidak muncul masalah yang lebih rumit, mengapa kita tidak sekalian saja mengubah UU pemilu. Persoalan akan muncul jika si caleg bernomer urut kecil menolak mundur sesuai kesepakatan internal parpolnya dan tetap minta dilantik lantaran aturan UU menganut UU mekanisme nomer urut. (Harian Kompas, 16 Agustus 2008)  Persiapan Pemilu Dana KPU Belum Disetujui KPU Jawa Barat meminta bantuan dana dari ADBD untuk penyelenggaraan pemilu 2009. dna yang diajukan kepada pemerintah provinsi Jawa Barat pada maret 2008 senilai 3,8 Milyar. Dana tersebut direncanakan digunakan dalam menyukseskan pemilu. Pada pemilu 2004 KPU Jawa Barat mendapatkan bantuan 12 Milyar dan untuk pemilu 2009 tidak akan beda jauh. Sesuai ketentuan KPU selaku penyelenggara pemilu wajib disokong dana operasional dan pemerintah juga wajib menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk keperluan verifikasi, data caleg saja memerlukan ruangan khusus untuk pemeriksaan. “jika tidak didukung dengan dana yang cukup, kemungkinan pemeriksaan berkas terpaksa dilakukan diruang yang tidak memadai” kata Fery Kurnia Rizkiansyah selaku anggota KPU Jawa Barat. Sedangkan menurut Kepala Biro Keuangan sekertariat daerah provinsi Jawa Barat, Hj. Sandang yang mengaku 2 bulan menjadi kepala biro tersebut. Saya ini kan pejabat baru di biro keuangan, jadi saya belum mengetahui tentang adanya permohonan dana dari KPU Jawa Barat, kalau benar ada pengajuan, tentu harus dibahasantara Pemerintah dan DPRD. (Harian Kompas, 19 Agustus 2008)  Bantuan Dana Untuk Parpol Dana Bantuan Diselewengkan Bantuan parpol 20,75 juta perkursi begitu kata ketua DPRD kabupaten Bandung Agus Yasmin. Dana tersebut dari APBD tahun 2007, dia mengaku tidak tau bagaimana eksekutif bias menambah bantuan parpol dengan mengambil dana dari pos bantuan sosial. Seperti diberitakan sebelumnya BPK menemukan adanya dugaan

7 penyimpangan belanja bantuan sosial. Dengan potensi penyelewengan 2,992 Milyar dari pos bantuan sosial, dalam laporan BPK disebutkan ada penyaluran bantuan tanpa proposal pengajuan dan hanya berdasarkan disposisi bupati Bandung. (Pikiran Rakyat, 14 Agustus 2008) III.

PENUTUP a. Simpulan Banyaknya parpol peserta pemilu, bisa jadi malah membuat bingung masyarakat. Apalagi motif pendirian partai masih menjadi tanda tanya besar di masyarakat pada umumnya. Pendapat miring di masyarakat biasanya berpendapat bahwa “parpol-parpol itu cuma nyari uangnya aja…!“. Kami sebenarnya pesimis bahwa banyaknya partai akan memperbaiki keadaan rakyat, tapi kamimasih menyimpan harapan terhadap parpol-parpol tersebut, saya percaya bahwa tidak semuanya seperti itu. Semoga parpol-parpol yang ikut pemilu bisa menjadi saluran yang baik untuk aspirasi rakyat. Semoga mereka tidak hanya mementingkan golongannya saja, apalagi hanya berorientasi pada uang semata ! semoga tidak! Gimana, apa parpol jagoan temen-temen masuk dalam daftar nama tersebut….? atau, seperti yang sedang diwacanakan masyarakat umum sekarang ini, temen-temen lebih memilih untuk golput (golongan putih) alias tidak memilih ….? Kembali ke pribadi masing-masing. Jangan sampai salah menentukan sikap. b. Saran Alangkah baiknya jika kita mendewasakan diri kita dengan selektif memilih partai, karena nasib Indonesia tercinta ini ada ditangan partai-partai yang kita pilih, merekalah yang akan menopang atap Indonesia, kita jugaharus menjadi rakyat yang kritis dan memperhatikan kerja partai-partai tersebut. Jika tidak, kita akan terus di tipu dan dipecundangi. “Sekali berate sudah itu mati”. c. Kolom Bebas marilah bersama-sama kita selesaikan urusan krusial bangsa ini, para petinggi negeri ini belum pantas memikirkan pemilu, karena jabatan yang diraih dari hasil pemilu 2004 saja belum beres dan masih banyak yang boleh dikatakan "gagal". Belum pantas memikirkan kursi dinegeri ini karena perjalanan sampai tahun 2009 masih cukup jauh. Apa pemerintah dan DPR tidak seharusnya kembali konsentrasi dengan tugas yang ada sekarang. Percayalah jika kerja Pemerintah dan DPR saat ini memang benar-benar baik, maka pasti akan kembali dipercaya oleh masyarakat indonesia untuk duduk dikursi sekarang atau bahkan yang lebih tinggi. Mudahmudahan mata masyarakat indonesia akan semakin terbuka lebar

8 dalam menentukan pilihan pada Pemilu 2009 nanti, baik pemilu legislatif maupun pilpres. Masyarakat akan benar-benar memberikan suaranya kepada mereka yang memang pantas dan memilik kemampuan untuk menduduki jabatan tersebut. saya yakin masyarakat indonesia akan lebih dewasa dalam menentukan pilihan nanti. mudah-mudahan. IV.

DAFTAR PUSTAKA http://www.detiknews.com/read/2008/07/07/230220/968/350/10/daftar-3-4parpol-nasional-yang-lolos-jadi-peserta-pemilu-2009#econ. http://forum.detik.com/showthread.php?p=3227833 http://www.berpolitik.com/viewnewspost.pl?nid=14046¶m=EenBHGGTh GkvY0GWnHEG Kompas, Harian. Rakyat, pikiran.

9

Partai Di Indonesia Tumbuh Seperti Jamur Penghujan Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bahasa indonesia

Nama

:

Ayu Fahmi Emup Muflihat Ghiska Fajari

XII IPA 1

MAN Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya 2008 - 2009

10

Related Documents