Makalah Bab 1, Bab2 Jadi.docx

  • Uploaded by: Wardatul Hayuni
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Bab 1, Bab2 Jadi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,517
  • Pages: 18
BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Pada proses pembelajaran di kelas hingga saat ini masih juga ditemukan

pengajar yang memposisikan peserta didik sebagai objek belajar, bukan sebagai individu yang harus dikembangkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat mematikan potensi peserta didik dan dalam keadaan tersebut peserta didik hanya mendengarkan pidato guru di depan kelas, sehingga mudah sekali peserta didik merasa bosan dengan materi yang diberikan. Akibatnya, peserta didik tidak paham dengan apa yang baru saja disampaikan oleh guru. Keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran sains dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dua dari sekian faktor tersebut yaitu: menentukan atau memilih pendekatan dan model pembelajaran. Sains teknologi masyarakat (STM) merupakan salah satu pendekatan yang sangat penting dikenal dan nantinya dapat diterapkan

baik

dalam

kegiatan

pembelajaran

sains

dengan

tuntutan

perkembangan teknologi saat ini. Model pembelajaran Problem Based Learning juga menjadi perbincangan yang cukup panas dikalangan pendidikan sejak beberapa tahun terakhir. Sekolahsekolah dan kampus terbaik di Singapura misalnya, sudah cukup banyak yang menggunakan PBL. Begitu pula di Australia, Inggris, Belanda dan Amerika. Model pembelajaran ini merupakan model yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman baru, didalamnya peran anak sangat sangat mendominasi dalam proses pembelajaran karena anak dilibatkan dalam segala hal yang akan dipelajari mulai dari penentuan topik atau tema yang akan dibahas sampai adanya solusi untuk masalah tersebut. Peran guru dalam pembelajaran Problem Based Learning (PBL) hanya sebagai penyaji masalah, mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan serta memberikan stimulus berupa kata kunci sehingga dapat menemukan penyelesaiannya.

1

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? 2. Apa saja karakteristik pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? 3. Bagaimana langkah-langkah dan aplikasi pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? 4. Apa kelebihan dan kekurangan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk

mengetahui

pengertian

dari

pendekatan

Sains

Teknologi

Masyarakat (STM) dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 2. Untuk mengetahui karakteristik pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 3. Untuk mengetahui langkah-langkah dan aplikasi pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendekatan Sains, Teknologi, Masyarakat (STM) a. Pengertian Pendekatan Dalam

proses

belajar

mengajar

gurumemberikan

bimbingan

dan

menyediakan berbagai kesempatan yang mendorong siswa belajar dan memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai oleh tingkat penguasaan konsep siswa. Agar siswa dapat memahami materi subyek yang disampaikan oleh guru dengan mudah, guru perlu mempersiapkan pendekatan atau metode pembelajaran yang cocok untuk materi subyek yang telah diolah secara pedagogi. Pendekatan pembelajaran adalah upaya-upaya yang sistematis dengan langkah-langkah yang terencana, terarah dan teratur agar pembelajaran berhasil guna atau efektif dan efesien. Usaha-usaha untuk merancang pembelajaran yang efektif, seperti dengan mengurutkan pokok bahasan, pemberian tentang bahan pengajaran, tugas-tugas belajar, komponen pengajar, ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari uraian diatas

dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajarn

merupakan kerangka berpikir atau cara pandang dan prosedur kerja secara umum dan abstrak yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penerapannya, pendekatan pembelajaran tidak dapat langsung operasional, melainkan

melalui

strategi-strategi,

model-model,

dan

metode-metode

pembelajaran. b. Pengertian Sains, Teknologi, Masyarakat (STM) Istilah sains teknologi masyarakat diterjemahkan dari bahasa inggris “Science Teknology Society (STS)”, yaitu pada awalnya dikemukakan oleh John Ziman dalam bukunya Teaching and Learning about Science an Society. Pembelajaran Science Teknology Society berarti menggunkan teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat.

3

Pada istilah STMterkandung tiga kata kunci, yaitu sains, teknologi, dan masyarakat. Pendekatan STM dalam pembelajaran sains pada hakikatnya dapat ditinjau dari asumsi dasar pengertian sains, teknologi dan masyarakt, interaksi antar ketiganya serta kaitannya dengan tujuan-tujuan pendidikan sains. Antara sains dan teknologi saling melengkapi sangat erat satu dengan yang lainnya. Fisher dalam Koestantoniah menyatakan bahwa “sains adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi”. Sains sebagai proses metode penyelidikan meliputi cara berfikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk-produk sains atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya observasi pengukuran, merumuskan, dan menguji hipotesis, mengumpulkan data, bereksperimen, dan prediksi. Dalam kondisi terseebut, sains bukan sekedar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir melainkan sains sebagai proses juga dapat meliputi kecendrungan sikap atau tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan sperangkat prosedur. Kata kedua dari istilah STM adalah teknologi. Secara etimologi teknologi berasal dari bahasa yunani, yaitu kata techne dan logos. Techne artinya kita (art) atau kerajinan (craft), sedangkan logos artinya kata-kata yang terorganisasi atau wacana ilmiah yang mempunyai makna. Aikenhead menyatakan teknologi merupakan studi man made world, artinya berhubungan dengan kreasi atau perekayasaan alam dan solusi dari dan untuk manusia dalam menghadapi masalah-masalah dan tantangan dari lingkungan atau alam. Berarti teknologi diperoleh solusi dari masalah yang dirasakan masyarakat sedangkan hasil sains berupa penjelasan tentang fenomena alam. Selanjutnya kata ketiga dari STM adalah masyarakat. Masyarakat mengandung pengertian lingkungan pergaulan sehari-hari, teknologi, pranata sosial, aspek-aspek sosial budaya, dan nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Dengan demikian secara konseptual, pendekatan STM dapat dikaitkan dengan asumsi bahwa sains, teknologi, dan masyarakat memiliki keterkaitan timbal balik, saling isi mengisi, saling tergantung, saling

4

mempengaruhi dan mendukung dalam mempertumakan antara permintaan kebutuhan manusia serta membuat kehidupan masyarakat lebih baik dan mudah. Yula Miranda mengemukakan, pendekatan STM adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran IPA yang menekankan pada upaya mengaitkan pengetahuan sains dengan masalah teknologi dan masyarakat serta implikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu STM juga suatu pembelajarn yang dimaksudkan untuk mengetahui dimana ilmu (sains) dapat menghasilkan teknologi untuk perbaikan lingkungan sehingga bermanfaat bagi masyarakat, dan bagaimana situasi sosial atau isu yang berkembang di masyarakat mengenai lingkungan dan teknologi mempengaruhi perkembangan sains dan teknologi yang memberikan sumbangan terbaru bagi ilmu pengetahuan.

B. Karakteristik Sains Teknologi Masyarakat (STM) Menurut Srini M.Iskandar (1994) pendekatan STM memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Identifikasi masalah (oleh siswa) di dalam masyarakat yang mempunyai dampak negatif 2. Mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat yang ditemukan siswa yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan 3. Menggunakan sumber daya yang terdapat di dalam masyarakat baik materi maupun informasi manusia sebagai narasumber untuk informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata dari kehidupan sehari-hari. 4. Masalah yang diangkat sebagai bahan pembelajaran bersifat setempat, nyata, penting dan berdampak 5. Saat kegiatan pembelajaran dipergunakan sumber daya setempat (dapat berupa narasumber, benda-benda, lingkungan fisik (abiotik dan biotik) atau lingkungan sosial (masyarakat) dalam upaya untuk memperoleh informasi-informasi agar bisa dimanfaatkan untuk memecahkan masalah yang telah diangkat sebagai bahan pembelajaran.

5

6. Pendekatan STM menuntut semua siswa untuk ikut serta terlibat secara aktif untuk memperoleh informasi-informasi untuk memecahkan masalah yang diangkat dalam kegiatan pembelajaran yang bersumber dari situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari. 7. Masalah yang diangkat dalam pembelajaran mempunyai makna yang mendalam bagi siswa maka masalah difokuskan pada dampak-dampak sains dan teknologi bagi siswa itu sendiri 8. Materi pembelajaran yang dibelajarkan kepada siswa saat menerapkan pendekatan STM ini meliputi produk-produk (fenomena alam, gejala alam, konsep, prinsip, fakta, teori dan hukum-hukum dalam sains) dan proses sains (metode ilmiah pemecahan masalah sains) 9. Adanya kebebasan atau otonomi dalam proses belajar, sehingga mereka benar-benar membangun sendiri pengetahuan dan pemahamannya teentang sains, teknologi masayarakat

C. Langkah-langkah dan aplikasi di dalam kelas Pembelajaran STM banyak menggunakan sumber belajar yang ada dimasyarakat yang berhubungan dengan materi dan pemasalahan teknologi yang akan dikaji. Pembelajaran bersifat fleksibel karena guru leluasa untuk menerapakan berbagaistrategi dan metode belajar. Hal ini memungkinkan pendekatan STM melatih pola pikir yang divergen, kerja kelompok diskusi kelas yang berpusat pada siswa, pemecah masalah, simulasi, pengambilan keputusan, dan debat dengan menggunakan sumber belajar yang ada di masyarakat. Tahapan pembelajaran STM terdiri dari: 1. Pendahuluan Tahap ini membedakan STM dengan pendekatan pembelajaran yang lainnya. Pada tahap ini dikemukakan masalah yang ada di masyarakat. Siswa diharapkan dapat menggalai masalah sendiri, namun apabila guru tidak mendapatkan tanggapan dari siswa, maka masalah dapat saja dikemukakan oleh guru. Guru memfasilitasi siswa untuk lebih mendalami permasalahan. Dalam tahap ini guru melakukan apesepsi bedasarkan kenyataan yang dialami siswa

6

dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat juga melakukan eksp;orasi melalui pemberian tugas untuk melakukan kegiatan diluar kelas secara berkelompok. Pengungkapan

masalah

pada

awal

pembelajaran

memungkinkan

siswa

mengkontruksi pengetahuannya sejak awal. Selanjutnya kontruksi pengetahuan ini akan terus dibangun dan dikokohkan pada pembentukan dan pemantapan konsep. 2. Pembentukan konsep Pada tahap pembentukan konsep guru dapat melakukan berbagai metode pembelajaran misalnya demontrasi, diskusi, bermain peran, dan sebagainya. Pendekatan STM juga memungkinkan diterapkannya berbagai pendekatan seperti pendekatan keterampilan proses, pendekatan sejarah, pendekatan kecakapan hidup, dan pendekatan lainnya. Selama melakukan berbagai aktivitas pada tahap pembentukan konsep siswa diharapkan mengalami perubahan konsep menuju arah yang benar sampai pada akhirnya konsep yang dimiliki sesuai dengan konsep para ilmuwan. Pada akhir tahap pembentukan konsep, siswa telah dapat memahami apakah analisis terhadap masalah yang disampaikan pada awal pembelajaran telah sesuai dengan konsep para ilmuwan. 3. Aplikasi konsep Berbekal pemahaman konsep yang benar siswa diharapkan dapat menganalisis masalah dan menemukan penyelesaian masalah yang benar. Konsep-konsep yang telah dipahami siswa dapat menggunakan produk teknologi listrik dengan benar karena menyadari bahwa produk-produk listrik tersebut berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya yang lain, misalnya bahaya akibat terjadinya hubungan arus pendek. Contoh lainnya siswa menjadi hemat dalam menggunakan beraneka sumber energi. Dalam kehidupan sehari-hari mengetahui terbatasnya energi saat ini. 4. Pemantapan konsep Pada tahap ini, guru melakuka pelusuran terhadap konsepsi siswa yang keliru. Pemantapan konsep ini penting untuk dilakukan mengingat sangat besar kemungkinan guru tidak menyadari adanya kesalahan konsepsi pada tahap pembelajaran retensi materi siswa. 5. Evaluasi/penilaian

7

Kegiatan penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan belajar dan hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Berbagai kegiatan penialaian dapat dilakukan mengingat beragamnya hasil belajar yang diperoleh siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan STM. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran pada gambar berikut: Tahap 1

Pendahuluan: inisiasi/invitasi/apersepsi/eksplorasi terhadap siswa

Masalah

Tahap 2

Pembentukan/pengembangan konsep

Pemantapan konsep

Tahap 3 Aplikasi konsep dalam kehidupan:penyelesaian masalah atau analisis isu

Pemantapan konsep

Tahap 4

Pemantapan konsep Tahap 5 Penilaian

D. Kelebihan dan kekurangan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Beberapa kelebihan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) antara lain: 1. Siswa dapat melihat hubungan (nilai) tentang apa-apa yang mereka pelajari di bangku sekolah dengan kehidupan nyata sehari-hari

8

2. Siswa dapat melihat relevansi teknologi yang digunakan saat ini dengan konsep-konsep dan prinsip sains yang sedang mereka pelajari 3. Siswa menjadi lebih kreatif, hal ini akan terlihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan karena besarnya rasa ingin tahu mereka. Mereka juga menjadi lebih mudah dan terampil mengindentifikasi penyebab atau dapak penggunaan suatu teknologi 4. Siswa dapat melihat bahwa sains adalah alat yang dapat digunakan atau mampu memecahkan masalah 5. Siswa akan menyadari bahwa proses-proses sains penting untuk dipelajari karena mereka merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai dalam tujuan memecahkan suatu masalah 6. Siswa akan mempunyai retensi yang kuat terhadap pembelajran yang dilangsungkan karena berlandaskan kontruktivisme dan kontekstual Sedangkan kekurangan pendekatan STM antara lain: 1. Siswa mengalami kesulitan dalam menghubungkan antar unsur-unsur dalam pembelajran 2. Membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam pembelajaran 3. Pendekatan STM hanya dapat diterapkan dikelas atas

E. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) a. Pengertian Model Model pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang digunakan guru pada proses pembelajaran di dalam kelas yang memperhatikan pengetahuan awal siswa dan melibatkan siswa secara langsung berupa kegiatan nyata sehingga aktivitas, keterampilan, sikap, dan pengetahuan siswa dapat meningkat. b. Pengertian model Problem Based Learning (PBL) Pembelajaran berbasis masalah Problem-based learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. PBL adalah suatu model pembelajaran yang, melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang

9

berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Ibrahim dan Nur (Rusman, 2010: 241) menyatakan bahwa PBL merupakan “suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar”. Seperti yang telah diungkapkan oleh pakar PBL Barrows (gaya hidupalami.wordpress.com, 2014) PBL merupakan sebuah model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan pengetahuan (knowledge) baru. Penelitian menyimpulkan PBL adalah suatu model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah yang diintegrasikan dengan kehidupan nyata. Dalam PBL diharapkan siswa dapat membentuk pengetahuan atau konsep baru dari informasi yang didapatnya, sehingga kemampuan berpikir siswa benarbenar terlatih. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang menekankan siswa aktif untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya secara logis, sistematis, dan ilmiah.

F. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 1. Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas

pembelajaran

artinya

dalam

pembelajaran

ini

tidak

mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berkomunikasi,

berbasis mencari

masalah

peserta

didik

aktif

berpikir,

dan

mengolah

data

dan

akhirnya

menyimpulkannya. 2. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.

10

3. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas. G.

Komponen-Komponen Pembelajaran Berbasis Masalah Komponen-komponen pembelajaran berbasis masalah dikemukakan oleh

Arends, diantaranya adalah : a. Permasalahan

autentik.

Model

pembelajaran

berbasis

masalah

mengorganisasikan masalah nyata yang penting secara sosial dan bermanfaat bagi peserta didik. Permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam dunia nyata tidak dapat dijawab dengan jawaban yang sederhana. b. Fokus interdisipliner. Dimaksudkan agar peserta didik belajar berpikir struktural dan belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan. c. Pengamatan autentik. Hal ini dimaksudkan untuk menemukan solusi yang nyata. Peserta didik diwajibkan untuk menganalisis dan menetapkan masalahnya, mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, membuat inferensi, dan menarik kesimpulan. d. Produk.

Peserta

didik

dituntut

untuk

membuat

produk

hasil

pengamatan.produk bisa berupa kertas yang dideskripsikan dan didemonstrasikan kepada orang lain. e. Kolaborasi. Dapat mendorong penyelidikan dan dialog bersama untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.

11

H. Langkah-langkah dan aplikasi Model Problem Based Learning (PBL) di dalam kelas 1. Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa. Pada awal pelajaran PBL, seperti semua tipe pelajaran lainnya, guru seharusnya mengkomunikasikan dengan jelas maksud pelajarannya, membangun sikap positif terhadap pelajaran itu, dan mendeskripsikan sesuatu yang diharapkan untuk dilakukan oleh siswa. Guru perlu menyodorkan situasi bermasalah dengan hati-hati atau memiliki prosedur yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi permasalahan. Guru seharusnya menyuguhkan situasi bermasalah itu kepada siswa dengan semenarik mungkin. 2. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti PBL mengharuskan guru untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi di antara siswa dan membantu mereka untuk menginvestigasi masalah secara bersama-sama. PBL juga mengharuskan guru untuk membantu siswa untuk merencanakan tugas investigatif dan pelaporannya. 3. Membantu investigasi mandiri maupun kelompok. Investigasi yang dilakukan secara mandiri, berpasangan, atau dalam timtim studi kecil adalah inti PBL. Meskipun setiap situasi masalah membutuhkan teknik

investigatif

yang agak

berbeda,

kebanyakan

melibatkan

proses

mengumpulkan data dan eksperimentasi, pembuatan hipotesis dan penjelasan, dan memberikan solusi. 4. Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya Langkah investigatif diikuti dengan pembuatan artefak dan exhibits. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis. Artefak termasukhal-hal seperti rekaman video yang memperlihatkan situasi yang bermasalah dan solusi yang diusulkan, model-model yang mencakup representasi fisik dari situasi masalah atau solusinya dan pemrograman komputer serta presentasi multimedia. Setelah artefak

dikembangkan,

guru

sering

mengorganisasikan

exhibits

untuk

memamerkan hasil karya siswa di depan umum. Exhibits dapat berupa pekan ilmu pengetahuan tradisional, yang masing-masing siswa memamerkan hasil karyanya untuk diobservasi dan dinilai oleh orang lain.

12

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Langkah terakhir PBL melibatkan kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikirnya sendiri maupun keterampilan investigatif dan keterampilan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini, guru meminta siswa untuk merekontruksikan pikiran dan kegiatan mereka selama berbagai fase pelajaran. Langkah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Tahap

TingkahLaku guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan

Tahap-1

logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau

Orientasi peserta didik demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, pada masalah

memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Tahap-2

Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan

Mengorganisasi

peserta mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan

didik untuk belajar

masalah tersebut

Tahap-3

Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan

Membimbing penyelidikan

individual

maupun kelompok

informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan

Tahap-4 Mengembangkan

dan

menyajikan hasil karya Tahap-5 Menganalisis

dan

mengevaluasi

proses

pemecahan masalah

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan prosesproses yang mereka gunakan.

13

I.

Penilaian dan Evaluasi Prosedur-prosedur penilaian harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran

yang ingin dicapai dan hal yang paling utama bagi guru adalah mendapatkan informasi penilaian yang reliabel dan valid. Prosedur evaluasi pada model pembelajaran berbasis masalah ini tidak hanya cukup dengan mengadakan tes tertulis saja, tetapi juga dilakukan dalam bentuk checklist, reating scales, dan performance. Untuk evaluasi dalam bentuk performance atau kemampuan ini dapat digunakan untuk mengukur potensi peserta didik untuk mengatasi masalah maupun untuk mengukur kerja kelompok. Evaluasi harus menghasilkan definisi tentang masalah baru, mendiagnosanya, dan mulai lagi proses penyelesaian baru.

J.

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Setiap

model

pembelajaran

memiliki

kelebihan

dan

kekurangan,

sebagaimana model PBL juga memiliki kelemahan dan kelebihan yang perlu dicermati untuk keberhasilan penggunaannya. Model pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa kelebihan, diantaranya : 1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. 2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta didik. 3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik. 4. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 5. Pemecahan

masalah

dapat

membantu

peserta

didik

untuk

mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

14

6. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. 7. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing peserta didik pada kesadaran adanya kesenjangan yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik, pada tahapan ini adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Disamping kelebihannya, model ini juga mempunyai kelemahan, yaitu : 1. Peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba. 2. Keberhasilan

strategi

pembelajaran

melalui

problem

solving

membutuhkan waktu dan dana yang banyak atau lebih. 3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

15

BAB III PENUTUP A.

Kesimpulan 1. Problem-based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai

dengan

menyelesaikan

suatu

masalah,

tetapi

untuk

menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya, 2. PBL adalah suatu model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah yang diintegrasikan dengan kehidupan nyata. 3. Karakteristik Model PBL adalah, (a) adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, (b) berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (c) penyelidikan autentik,

(d)

menghasilkan

produk

atau

karya

dan

mempresentasikannya, dan (e) kerja sama. 4. PenggunaanPBL dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. 5. Model PBL menuntut siswa untuk mengevaluasi secara kritis dan berpikir berdaya guna. 6. Pendekatan

Sains

Teknologi

Masyarakat

(STM)

adalah

suatu

pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengetahui dimana ilmu (sains) dapat menghasilkan teknologi untuk perbaikan lingkungan sehingga bermanfaat bagi masyarakat, dan bagaimana situasi sosial atau isu yang berkembang di masyarakat mengenai lingkungan dan teknologi mempengaruhi perkembangan sains dan teknologi yang memberikan sumbangan terbaru bagi ilmu pengetahuan. 7. Karakteristik Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam materi

pembelajaran

yang

dibelajarkan

kepada

siswa

saat

menerapkannya meliputi produk-produk (fenomena alam, gejala alam, konsep, prinsip, fakta, teori dan hukum-hukum dalam sains) dan proses sains (metode ilmiah pemecahan masalah sains).

16

8. Langkah-langkah pengaplikasian didalam kelas meliputi: pendahuluan, pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep, dan evaluasi.

17

DAFTAR PUSTAKA Amir, Taufiq, M. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Kencana Prenada Media Group. Jakarta Anna Poedjiadi. 1999. Pengantar Filsafat Ilmu Bagi Pendidikan. Bandung: Yayasan Cendrawasih. Ika Sholihah, penerapan model pembelajaran problem based learning (pbl) untuk Meningkatkan Partisipasi Dan Keaktifan Berdiskusi Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Kelas Vii Smp Negeri 2 Surakarta, Surakara, 2010 Koestantoniah. 2000. Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran Ipa Di Sekolah Dasar. Dalam Edukasi Januari-Juni edisi 01 Tahun XI. Mulyasa. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. 1996. CBSA Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Yula Miranda. Pengaruh Penggunaan Discovery Terpimpin Dan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Hasil Belajar Keanakaragaman Hayati Pada Siswa Kelas I SMU Negeri Palangkaraya, Jurnal Penelitian Pendidikan, Tahun 12, No. 1 Juni 2002.

18

Related Documents

Contoh Makalah Bab 1
May 2020 11
Skripsi Bab2
May 2020 21
Module2 Bab2
June 2020 26
Bab2-wilayahdepok.pdf
May 2020 26

More Documents from "ryan"