ARSITEKTUR MAKALAH TENTANG ATAP
Duwi Wijayanti - [17.11.1001.7312.039] UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1995 ARSITEKTUR
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN III
Makalah Atap Bangunan
Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Arsitektur Sore
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat dan rahmatnyalah kami dapat menyelesaikan makalah “Bahan – Bahan Penutup Atap” ini selain untuk memenuhi persyaratan nilai , juga agar mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur mampu mengenal dan mengetahui bahan bahan atap sehingga dapat beradaptasi dengan dunia profesi sebenarnya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan ataupun kekurangan dalam mengamati proses perencanaan serta permasalahannhya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman yang kami miliki. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya dapat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Tersusunnya laporan ini tidak terlepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, pengarahan, informasi, maupun doa yang diberikan. Kami ucapkan terima kasih. Dan akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca khususnya mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur untuk bisa memahami profesi yang sesungguhnya.
Samarinda, 5 Maret 2019
BAB I PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang Dalam suatu bangunan, atap berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya. Gunanya untuk melindungi dari pengaruh panas, hujan, angin, debu, dan lain-lain. Sebagai “mahkota” dari suatu bangunan, pemilihan atap haruslah disesuaikandengan bangunan di bawahnya, iklim setempat, model atap, biaya, serta bahan yangtersedia.Pemilihan atap hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak atap yang dikehendaki, biaya yang tersedia dan bahanbahannya dengan mudah didapat di mana bangunan itu didirikan Tidak bisa dipungkiri, atap mempunyai peranan penting sebagai satu kesatuan struktur pada bangunan. Lihat saja perkembangannya beberapa tahun terakhir. Terlihat dari bentuk dan warna yang mengikuti gaya atau tema pada bangunan. Pemanfaatan teknologi juga tak bisa di kesampingkan. Selain untuk mendapatkan produk kualitas prima, pemanfaatan teknologi merambah pada produk yang ramah lingkungan. Sejak isu pemanasan global mencuat ke permukaan, pemakaian bahan bangunan ramah lingkungan jadi tren di seluruh dunia. Produsen atap tak mau ketinggalan dan berlomba-lomba menawarkan produk atap ramah lingkungan. Ada beberapa pilihan penutup atap yang berkualitas dan murah. Sebut saja seperti genteng. Jenis genteng pun beragam dilihat dari harga, kualitas dan desain. Yang membedakan hanya jenis bahannya saja. Ada yang terbuat dari metal, bitumen atau aluminium. Menurut Country Director PT Onduline Indonesia, Budi Dermawan, konsumen sudah aware dengan produk atap. Dalam pemilihan jenis penutup atap ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan oleh konsumen sebagai berikut : 1. Tinjauan terhadap iklim setempat 2. Bentuk keserasian atap 3. Fungsi dari bangunan tersebut 4. Bahan penutup atap mudah diperoleh 5. Dana yang tersedia 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 apa yang dimaksud dengan penutup atap? 1.2.2 Apa saja jenis-jenis dari bahan penutup atap? 1.2.3 Apa kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis bahan penutup atap? 1.3 Tujuan 1.2.4 Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan penutup atap 1.2.5 Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis dari bahan penutup atap 3
1.2.6 1.4 Manfaat 1.2.7 1.2.8
Agar mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis bahan penutup atap Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah teknologi bahan Sebagai bahan materi mahasiswa tentang penutup atap
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Penutup Atap Penutup atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada dibawahnya terhadap pengaruh panas, hujan, angin, debu atau untuk keperluan perlindungan. Sebagai lapisan tertular, bahan penutup atap merupakan material yang bersinggungan langsung dengan pergantian cuaca, misalnya paparan sinar matahari, angin, dan terpaan hujan. Syarat – syarat penutup atap yang harus di penuhi antara lain : 1. Bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi 2. Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air 3. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca 4. Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus. 5. Tidak mudah terbakar 6. Bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah dipasang 7. Awet 2.2 Jenis Bahan – Bahan Penutup Atap 1. Genteng Metal Genteng metal terbuat dari baja lapis ringan / Zincalume steel yagn merupakan perpaduan 43,5 % seng, 55 % alumunium, dan 1,5 % silikon. Berbentuk lembaran yang bergelombang, genteng ini juga dikenal dengan sebutan baja gelombang. Dari segi berat, genteng metal yang berupa lembaran ini mempunyai berat yang jauh lebih ringan dibanding genteng keramik atau beton, yaitu sekitar 1/ 10 nya.
Gambar Genteng Metal 2. Asbes Asbes merupakan bahan material berupa serat yang banyak menghisap panas dan sedikit merefleksikan sinar matahari. Alhasil, ruang di bawahnya cenderung panas. Untuk rumah tinggal, material ini tidak banyak dipilih dan kurang baik. Namun ada juga sebagian dari kita yang masih menggunakannya. Untuk penutup atap, terdapat 2 jenis asbes bergelombang yang bisa digunakan. 5
Yang kedua punya sudut 60o, bisa digunakan untuk pabrik. Upaya untuk mengurangi terhirupnya debu dan serat pembentuk asbes adalah penggunaan plafon pada ruang. Selain itu, anda harus mengganti asbes dalam kurun waktu 5 tahun,meski belum rusak.
Gambar asbes 3. Genteng Aspal Material penutup atap ini dikenal juga dengan sebutan bitumen. Walaupun namanya genteng aspal, tidak sepenuhnya penutup atap yang satu ini terbuat dari aspal. Bahan pembuatnya terdiri atas bubuk kertas, serat organik, resin, serta aspal. Dalam hal ini aspal dipilih sebagai bahan water proofing yang membuat genteng ini lebih tahan kebocoran.
Gambar genteng aspal 4. Genteng Terekota atau Tanah Liat Genteng Terekota terbuat dari tanah liat. Proses pembuatannya dilakukan secara tradisional, yaitu tanah liat dipadatkan, dibentuk,dan kemudian di bakar. Metode yang sangat sederhana ini juga dilakukan dalam pembuatan batu bata. Setelah melalui proses pembakaran, genteng kemudian dikeringkan di bawah sinar matahar. Karena proses pembuatannya manual, apalagi tidak ada aturan baku mengenai suhu pembakaran dan tingkat pengeringan, warna genteng yang 6
dihasilkan biasanya beragam, dari gradasi orange muda hingga orange kehitaman.
Gambar genteng terekota atau tanah liat 5.Genteng Keramik Jenis genteng lain yang juga sering digunakan adalah genteng keramik. Bentuk,warna dan aksesoris pendukungnya amat beragam, mengikuti cenderung tren bangunan. Tak heran jika genteng keramik menjadi pilihan saat genteng tradisional mulai sulit ditemukan. Sesuai namanya genteng keramik terbuat dari keramik yang berbahan dasar tanah liat. Yang menbedakan genteng keramik dengan genteng tanah liat adalah proses pembuatannya telah dipabrikasi. Hal lain yang membedakannya dengan genteng terakota adalah genteng keramik mengalami proses finishing glazur. Dengan demikian, lapisan teratasnya lebih licin dan mengkilap. Genteng ini dapat dipasang pada rangka atap yang terbuat dari kayu maupun beton.
Gambar genteng keramik 6.
Genteng Beton 7
`Genteng beton hadir dalam model rata yang dinamakan genteng flat atau datar. Genteng ini sangat cocok diterapkan pada bangunan bergaya minimalis. Kelebihan lain dari genteng ini adalah warna yang bervariasi. Bahkan perkembangan terbaru memungkinkan genteng beton hadir dalam dua warna yang berbeda dalam satu genteng (duotone). Genteng beton memang lebih berat dibandingkan genteng keramik maupun genteng tanah liat, bisa mencapai 4 – 4,2 kg / keeping. Selain itu, genteng beton juga bukan bahan pemantul yang baik sehingga panas matahari malah terserap. Akibatnya ruang di bawah atap terasa panas. Namun, jika dilihat dari segi biaya, penggunaan genteng beton lebih hemat dibandingkan penggunaan genteng lain.
Gambar genteng beton 7.
Genteng Fiber Bahan fiber mulai menjadi pilihan karena bebas asbes dan terbuat dari campuran semen, bahan penguat, serta serat mineral fiber. Campuran bahan – bahan tersebut menghasilkan bahan sekeras beton. Bahan semen fiber berbentuk lembaran, digunakan sebagai bahan konstruksi dinding, pelapis plafond, dan penutup atap. Atap semen fiber yang dipasarkan di Indonesia terdiri atas dua jenis, yaitu tipe gelombang dan rata. Rata – rata perlembarnya berukuran panjang 1,5 m sampai 4 m dengan lebar 1 m.
Gambar genteng fiber 8.
Sirap 8
Sirap adalah merupakan kayu keras yang dibuat menjadi lembaran – lembaran tipis. Kayu ini banyak ditemukan di hutan – hutan di pelosok Kalimantan. Bahan material ini yang tergolong ringan ini disusun menjadi satu sampai menghasilkan bentuk yang artistik dan indah.Sirap memang tergolong isolasi panas yang baik. Tak mengherankan jika ia bisa membuat ruang – ruang di bawahnya terasa lebih sejuk
Gambar Genteng sirap 9.
Alang – Alang Meski tergolong bahan tradisional, rupanya bahan ini masih mencuri minat masyarakat luas. Memang, atap alang – alang biasanya digunakan untuk vila dan gazebo. Namun, banyak juga atap rumah yang menggunakan bahan ini. Buktinya, bahan penutup atap yang satu ini sering digunakan di Bali dan Indonesia bagian timur. Alang – alang dikenal juga dengan sebutan ilalang, merupakan tumbuhan berdaun tajam . Setelah dikeringkan, alang – alang lalu diikat menjado satu, sehingga siap digunakan sebagai bahan penutup atap. Semakin tua umurnya, semakin bagus untuk dijadikan bahan atap. Dipasang dengan cara diikat (dengan akar pandan atau ijuk) pada kaso bambu, atau dengan paku pada kaso kayu. Untuk menghindari air masuk ke sela – sela nya, bahan ini harus di susun secara rapat dan dibuat dengan sudut kemiringan curam (40 derajat).
Gambar penutup atap alang-alang 2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Dari Jenis Bahan-Bahan Penutup Atap 9
1. Genteng Metal a. Kelebihan Biaya yang hemat dan beban konstruksi yang ringan b. Kekurangan mempunyai sifat meneruskan radiasi panas matahari yang cukup besar pada ruangan di bawahnya. Kelemahan lain adalah bahan metal akan berisik apabila ditimpa hujan. 2. Asbes a. kelebihan memiliki karakteristik seperti seng yaitu murah, ringan dan tahan lama. Tidak seperti seng, asbes tidak menyerap panas sehingga membuat rumah lebih sejuk. b. Kekurangan penampilannya yang tidak menarik, mudah retak bila terinjak dan dapat membahayakan kesehatan (memicu timbulnya kanker paru mesothelioma). 3. Genteng Aspal a.Kelebihan tidak mudah terkena korosi dan pembusukan, nyaris tidak bersuara jika tertimpa hujan, tahan terhadap jamur dan lumut. b. Kekurangan pada saat pemasangan harus membeli bahan tambahan berupa bahan kedap air dan memerlukan biaya lebih besar. 4. Genteng Terekota atau Tanah Liat a. Kelebihan sangat awet karena tidak dapat lapuk, terbakar atau dirusak serangga. Bila jenis material dan pemrosesannya bagus, genteng tanah liat sangat sedikit memerlukan perawatan. b. Kekurangan · genteng tanah liat dapat sangat berat sehingga membutuhkan papan pendukung yang lebih kuat. · warna genteng dapat memudar atau menghitam setelah sekian lama. · relatif rapuh, dapat pecah bila Anda menginjaknya
5. Genteng Keramik 10
a. Kelebihan Salah satu keuntungan memilih jenis genteng ini adalah ia dapat memantulkan panas sehingga ruang dibawahnya menjadi lebih sejuk. Banyaknya ragam warna, bentuk, dan tingkat presisi yang tinggi merupakan keunggulan yang paling menonjol dari bahan penutup atap ini. b. Kekurangan Harus dipasang dengan teliti serta tidak cocok untuk rumah minimalis 6. Genteng Beton a. Kelebihan sangat awet karena tahan api, pelapukan dan serangga. Bentuk dan warnanya yang variatif juga menarik secara penampilan b. Kekurangan genteng beton bobotnya berat (lebih berat dari genteng tanah liat) dan harganya yang lebih mahal. 7. Genteng Fiber a. Kelebihan Bahan penutup atap ini punya kelebihan, yaitu tergolong ringan, beratnya sekitar 10 kg/ m2. b. Kekurangan mudah retak, kurang tahan lama, perawatan yamg sulit 8. Sirap a. Kelebihan membuat rumah terasa sejuk karena tidak menyerap panas dan memberikan sirkulasi udara yang bagus bagi atap. b. Kelemahan · membutuhkan perawatan dan perbaikan teratur agar bisa bertahan lama. Pelapukan dan serangga dapat memperpendek usia sirap. · lebih sulit dipasang dibandingkan dengan genteng sehingga kualitas atap sirap sangat tergantung pada kecakapan tukang yang memasangnya. 9.Alang-Alang a. Kelebihan Dapat menimbulkan suasana tradisional b. Kelemahan 11
Mudah Terbakar, kurang tahan lama, sulit dalam pemasangan dan perawatannya.
12
BAB III STANDAR KONSTRUKSI Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan. Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu: struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk, dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan/atau balok. Konstruksi atap memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Lebih detail bagianbagian atap seperti gambar.
Gambar. Struktur Atap Sederhana 2. Bentuk-Bentuk Atap a. Atap Limasan/Perisai
(a)
(b)
Gambar. Tampak Muka (a) dan Tampak Samping (b)
13
(i-i)
(ii-ii)
Gambar. Potongan Bujur (i-i); Potongan Melintang (ii-ii)
Gambar. Tampak Muka b. Atap Pelana
Gambar. Tampak Muka (a) dan Tampak Samping (b)
(i-i)
(ii-ii)
Gambar. Potongan Bujur (i-i); Potongan Melintang (ii-ii) c.
Atap Gerigi (Gergaji)/ Sawteeth
14
Gambar. Atap Gerigi atau Gergaji
d.
Atap Joglo
Gambar. Joglo Tanpa Soko Guru (a) dan Joglo dengan Soko Guru (b) 3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas: gording, jurai, usuk, reng, penutup atap dan bubungan:
15
Gambar. Konstruksi Atap 3D a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horizontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording kayu memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 sampai dengan 2,5 m. b. Usuk/Kaso Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 sampai dengan 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.
16
c. Reng Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya (genteng). d. Jurai Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau frame-work yang disebut jurai. Pengertian lain dari jurai adalah garis sambungan antara bidang atap yang satu dengan bidang atap yang lainnya. Menutut bentuknya jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar. Jurai dalam merupakan balok kayu yang diletakan miring menghadap kedalam. Jurai dalam ini berfungsi sebagai pertemuan dan tumpuan antara balok gording dengan balok gording lainnya serta dudukan papan talang. Kayu yang diguakan sebagai jurai dalam berukuran 8 cm x 12 cm atau 8 cm x 15 cm. Jurai luar adalah sambungan yang menonjol kearah luar. e. Penutup Atap Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.
17
BAB IV SPESIFIKASI 1. Spesifikasi Atap Genteng Metal
18
2. Spesifikasi Atap Genteng Asbes
3.
Spesifikasi Atap Genteng Aspal
Spesifikasi dan harga atap aspal Tegola type Master Tegola Master adalah atap genteng aspal dengan lapisan ganda yang unik, menawarkan efek timbul yang menyenangkan dan diperkuat dengan delapan warna berharga sehingga menjamin integrasi sempurna dengan lingkungan.[1] Berikut ini penjelasan lebih rinci (data sheet) apa itu atap aspal Tegola type Master:
19
Typical Physical Properties[2]
No. of shingles per m2
7
Bundles per pallet
60
Surface per pallet m2
Type of bitumen
Dimensions (in cm)
120 Oxidized 100 x 33,7
Exposure (in cm)
14,3
Weight kg/m2
13,5
Harga atap Tegola type Master menurut informasi yang penulis peroleh dari beberapa situs penjual atap ini adalah sekitar Rp.420.000 atau lebih sesuai dengan warna atau toko penjualnya.
4. Spesifikasi Genteng Terekota atau Tanah Liat
20
5. Spesifikasi Genteng Keramik
6. Spesifikasi Genteng Beton
21
7. Spesifikasi Genteng Fiber
8. Spesifikasi Genteng Sirap
22
BAB V PENUTUP
3.1 Kesimpulan Penutup atap merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembuatan bangunan. Selain berfungsi sebagai penutup ruangan, penutup atap juga dapat memperindah rumah penghuninya. Pemilihan bentuk dan pemasangan penutup atap yang kurang baik berisiko terjadinya kebocoran sehingga penghuni bangunan tersebut akan merasa tidak nyaman.Memang hal ini dapat diperbaiki, tetapi diperlukan biaya dan energi cukup banyak. Biaya tersebut bukan hanya untuk perbaikan atau tetapi juga biaya keamanan bendabenda atau barang-barang yang ada di bawahnya atau di dalam rumah. 3.2 Saran Dalam pemilihan penutup atap sebaiknya disesuaikan dengan bentuk bangunan dan memperhatikan kondisi lingkungan sehingga menghasilkan hunian yang nyaman dan aman.
23
Daftar Pustaka http://arafuru.com/perawatan/kelebihan-dan-kekurangan-berbagai-bahan-ataprumah.html https://www.panellantai.info https://news.ralali.com https://www.bersosial.com
24