SINTESIS ANORGANIK ASAM FOSFAT (Makalah) disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sintesis Organik Anorganik
Dosen Pembimbing Drs. Agustinus Ngatin, M. T.
Oleh Aida Fitri Aini
NIM 181411066
Fristantia Afininnisa
NIM 181411078
Ririn Rismawati
NIM 181411088
PROGRAM STUDI D III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2019
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat, nikmat, ridho, karunia, kasih sayang dan petunjuk-Nya mustahil makalah yang berjudul Sintesis Anorganik Asam Fosfat ini dapat dirampungkan. Sholawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Rasulullah Saw. keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah ikut serta membantu dalam penyusunan makalah ini. Bapak Drs. Agustinus Ngatin, M.T. selaku Dosen Mata Kuliah Sintesis Organik Anorganik yang telah mengajarkan dan membimbing dengan penuh kesabaran sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya, kepada orangtua kami yang telah membantu kami baik secara moril maupun materil, kepada kawan-kawan seperjuangan yang telah memberi kami inspirasi. Makalah yang berjudul Sintesis Anorganik Asam Fosfat ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sintesis Organik Anorganik oleh Bapak Drs. Agustinus Ngatin, M.T. serta untuk menambah informasi tentang segala yang berkaitan dengan judul makalah tersebut. Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata kebahasaannya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar penyusun dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini membawa manfaat luar biasa bagi semua orang.
Bandung, Februari 2019
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR............................................................................
ii
DAFTAR ISI..........................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Asam Fosfat ....................................................
1
1.2 Sumber Asam Fosfat .........................................................
2
1.3 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk ...............
3
1.4 Manfaat atau Aplikasi Asam Fosfat .................................
10
BAB II METODELOGI 2.1 Dasar Teori ......................................................................
13
2.2 Bagian dari Alat Sintesis Asam Fosfat ............................
14
2.3 Sintesis Skala Laboratorium............................................
16
2.4 Sintesis Skala Industri .....................................................
20
2.5 Identifikasi Ion-Ion atau Garam Asam Fosfat .................
27
BAB III BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN 3. 1.................................................................. Bahaya Bagi Lingkungan ............................................................................................
31
3. 2...................................................................... Bahaya Bagi Kesehatan ............................................................................................
31
BAB III SIMPULAN 4. 1.................................................................................. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 3
33
34
4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Asam Fosfat Asam fosfat adalah asam utama yang digunakan dalam industri kimia, dihasilkan dengan hidrasi fosfor petoksida (P4O10). Asam fosfat komersial memiliki kemurnian 75% - 85%. Asam murninya adalah senyawa kristalin. Asam fosfat dikenal sebagai asam ortofosfat atau asam fosfat (V) adalah asam mineral yang memiliki rumus kimia H3PO4. Molekul asam ortofosfat dapat menggabungkan dengan diri mereka sendiri untuk membentuk berbagai senyawa yang juga disebut sebagai asam fosfat, namun dengan cara yang lebih umum. Asam fosfat rantai panjang juga dapat merujuk pada kimia atau pereaksi yang terdiri dari asam fosfat, biasanya asam ortofosfat.
Satu atom oksigen terminal dan tiga gugus OH diikat pada atom fosfor di pusat tetrahedral. Ketiga gugus OH dapat melepaskan proton, membuat asam ini adalah asam berbasa tiga. Bila dua molekul asam fosfat berkondensasi dan melepaskan satu molekul air, dihasilkan asam pirofosfat (H4P2O7). Asam fosfat membentuk tiga jenis garam sesuai dengan penggantian satu, dua, atau tiga atom hidrogennya. Di antara garam fosfat yang penting adalah Natrium Dihidrogen Fosfat (NaH2PO4), Natrium Fosfat (Na3PO4), Kalsium Superfosfat (Ca [H2PO4]2), Kalsium Monohidrogen Fosfat (CaHPO4). Jika ke dalam asam fosfat ditambahkan gerusan apatit, akan
1
diperoleh pupuk dengan kadar fosfat yang tinggi disebut TSP (triple superfosfat). Asam fosfat diperoleh dengan cara mereaksikan langsung batuan fosfat dengan asam sulfat pekat. Ca3(PO4)2(s) + 3 H2SO4(aq) + 6 H2O → 3(CaSO4·2H2O(s) ) + 2H3PO4(aq) 1.2 Sumber Asam Fosfat Fosfat terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa fosfat anorganik. Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik terdapat pada air (mineral) dan tanah dimana fosfat ini terlarut di air tanah maupun air laut yang terkikis dan mengendap di sedimen. Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air. Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau danau melalui drainase dan aliran air hujan. Fosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat, seperti industri logam dan sebagainya. Fosfat organik terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa makanan. “Fosfat organik dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya” (Alaerts, 1984). Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai menjadi senyawa ionisasi, antara lain dalam bentuk ion H 2PO4-, HPO42-, PO43-. Fosfat diabsorpsi oleh fitoplankton dan seterusnya masuk kedalam rantai makanan. Senyawa fosfat dalam perairan berasal daari sumber alami seperti erosi tanah, buangan dari hewan dan pelapukan tumbuhan, dan dari laut sendiri.
2
Fosfat banyak ditemukan di Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya. Di Tuban (Jawa Timur) penambangan fosfat masih dilakukan secara tradisional. Data statistik menunjukkan jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano (kadar P2O5 = 0,17-43 %). Fosfat merupakan satu-satunya bahan galian (diluar air) yang mempunyai siklus, unsur fosfor di alam diserap oleh mahluk hidup, senyawa fosfat pada jaringan mahluk terbentuknya endapan fosfat ada tiga: a. Fosfat primer terbentuk dari pembekuan magma alkali yang bersusunan nefelin, syenit dan takhit, mengandung mineral fosfat apatit, terutama fluor apatit {Ca5(PO4)3F} dalam keadaan murni mengandung 42 % P2O5 dan 3,8 % F2. b. Fosfat sedimenter (marin), merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali dan suasana tenang, mineral fosfat yang terbentuk terutama frankolit. c. Fosfat guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping karena pengaruh air hujan dan air tanah. Berdasarkan tempatnya endapan fosfat guano terdiri dari endapan permukaan, bawah permukaan dan gua.
1.3 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk a. Asam Fosfat 1) Sifat Fisik a) b) c) d) e)
Bentuk Specific Gravity (25oC) Viskositas Titik didih Titik lebur
: Cair : 1.685 : 3.86 mPa.s : 158 oC : 42,35 °C (anhidrat) 29,32 °C (hemihidrat)
3
f) Vapor Density g) Penampilan h) Density
: 3,4 : putih , padat / cair, kental (> 42 ˚C) : 1,885 g / mL (cair) 1,685 g / mL (85% larutan) 2,030 g / mL (kristal pada 25 ° C)
i) Keasaman (pKa)
: 2,148, 7,198, 12,375
2) Sifat Kimia a) Merupakan asam lemah b) Rumus molekul : H3PO4 c) Berat molekul : 98 gr/mol d) Pada temperatur tinggi, asam dapat bereaksi dengan metal dan teroksidasi e) Asam fosfat dapat direduksi dengan pereduksi kuat seperti H2C f) Pada temperatur tinggi (t =1040 °C), mengalami disosiasi. g) Tidak Stabil h) Berbau Seperti Ozon i) Berbahaya dalam Udara j) Larut dalam CS2 k) Toksikologi atau beracun l) Korosif, menyebabkan luka bakar. Berbahaya jika tertelan dan kontak
dengan
kulit. Mungkin
berbahaya
melalui
inhalasi. merusak selaput lendir, saluran pernapasan, mata dan kulit Sangat. Khas NAB 1 mg/m3.Khas PEL 1 mg m -3
Sumber dari Wikipedia Nama
4
Nama IUPAC Phosphoric acid; trihydroxidooxidophosphorus Nama lain Orthophosphoric acid; Trihydroxylphosphine oxide Penanda Nomor CAS
7664-38-2 16271-20-8 />16271-20-8 (hemihydrate)
Model 3D (JSmol) Gambar interaktif ChEBI CHEBI:26078 ChEMBL ChEMBL1187 ChemSpider 979 ECHA InfoCard
100.028.758
Nomor EC
231-633-2
Nomor E
E338 (antioksidan, ...)
KEGG D05467 PubChem CID 1004 Nomor RTECS
TB6300000
UNII E4GA8884NN Nomor UN
1805
InChI[tampilkan] SMILES[tampilkan]
5
Sifat Rumus kimia
H3O4P
Massa molar
97,99 g·mol−1
Penampilan
white solid or colourless, viscous liquid (>42 °C) deliquescent
Bau
Odorless
Densitas
1.885 g/mL (liquid) 1.685 g/mL (85% solution) 2.030 g/mL (crystal at 25 °C)
Titik lebur
42,35 °C (108,23 °F; 315,50 K) (anhydrous) 29,32 °C (84,78 °F; 302,47 K) (hemihydrate)
Titik didih
158 °C (316 °F; 431 K) 213 °C (415 °F; 486 K) decomposes
Kelarutan dalam air
392.2 g/100 g (−16.3 °C) 369.4 g/100 mL (0.5 °C) 446 g/100 mL (14.95 °C) miscible (42.3 °C)[1]
Kelarutan
Larut dalam ethanol
Tekanan uap
0.03 mmHg (20 °C)[2]
Keasaman (pKa)
pKa1 = 2.148 pKa2 = 7.198 pKa3 = 12.319
Suseptibilitas magnetik (χ) −43.8·10−6 cm3/mol Indeks bias (nD)
1.34203
Viskositas
2.4–9.4 cP (85% aq. soln.) 147 cP (100%) Struktur
Struktur kristal
monoclinic 6
Termokimia Entropi molar standar (So) 158 J/mol·K[3] -1288 kJ/mol[3]
Entalpi pembentukan standar (ΔfHo)
Bahaya Lembar data keselamatan
ICSC 1008 [4]
Piktogram GHS
Keterangan bahaya GHS
Corrosive
Pernyataan bahaya GHS
H290, H314[4]
Langkah perlindungan
P280, P305+351+338, P310[4]
GHS Titik nyala
Non-flammable
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC): LD50 (dosis median)
1530 mg/kg (tikus, oral)[5]
Batas imbas kesehatan AS (NIOSH): PEL (yang
TWA 1 mg/m3[2]
diperbolehkan) REL (yang
TWA 1 mg/m3 ST 3 mg/m3[2]
direkomendasikan) IDLH (langsung
1000 mg/m3[2]
berbahaya) Senyawa terkait phosphorusoxoacids terkai Asam hipofosfit t
Asam fosfit Asam pirofosfat Asam trifosfat Asam perfosfat Asam permonofosfat
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada temperatur dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
7
b. Batuan Fosfat (Bahan Baku) 1) Sifat Fisik a) Warna
: tidak berwarna/merah/putih
b) Wujud
: padat
c) Titik didih
: 550 K (2770C)
d) Titik leleh
: 317,3 K (44,20C)
e) Massa jenis (fosfor merah) : 2,34 g/cm3 f) Massa jenis (fosfor putih)
: 1,823 g/cm3
g) Massa jenis (fosfor hitam)
: 2,609 g/cm3
h) Energi ionisasi (fosfor putih) : 1011,8 kj/mol i) Secara umum fosfor membentuk padatan putih yang lengket yang memiliki bau yang tak enak tetapi ketika murni menjadi tak berwarna dan transparan j) Fosfor putih mudah menguap dan larut dalam pelarut nonpolar benzene k) Fosfor merah tidak larut dalam semua pelarut. 2) Sifat Kimia a) Fosfor putih bersifat sangat reaktif, memancarkan cahaya, mudah terbakar di udara, beracun. Fosfor putih digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam fosfat di industri. b) Fosfor merah bersifat tidak reaktif, kurang beracun. Fosfor merah digunakan sebagai bahan campuran pembuatan pasir halus dan bidang gesek korek api.
8
c. Asam Sulfat H2SO4 (Bahan Baku) 1) Sifat Fisika a) Titik leleh (°C)
: 10
b) Titik didih (°C)
: 290
c) Tekanan uap (mmHg)
: 1 (146 °C)
d) Berat jenis cairan
: 1,84 (100 persen)
e) Berat jenis uap
: 3,4 (udara = 1)
2) Sifat Kimia a) Dengan basa membentuk garam dan air. Reaksi : H2SO4 + 2 NaOH → Na2SO4 + H2O b) Dengan alkohol membentuk eter dan air. Reaksi : 2C2H5OH + H2SO4 → C2H5OC2H5 + H2O + H2SO4 c) Reaksi dengan air H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4H2SO4- + H2O → H3O+ + SO42d. Gypsum CaSO4 (Bahan Baku) 1) Sifat Fisika a) Warna: putih, abu-abu sampai hitam b) Kekerasan
:2
c) Berat jenis
: 2,2 – 2,4
d) Kilap
: kaca
e) Titik leleh
: 400 C
9
2) Sifat Kimia a) Komposisi kimia : CaO =32,57 % ; SO3 = 46,5 % ; H2O= 20,93 % b) Pengotor gypsum : magnesium, karbonat, khlorit, mineral sulfat dan silikat lainnya.
1.4 Manfaat atau Aplikasi Asam Fosfat a. Dalam bidang pertanian : 1) Asam fosfat dalam produksi pupuk, merupakan perantara antara biji fosfat dan produk akhir seperti penggunaan Ca [H2PO4]
2
sebagai
bahan utama pembuatan pupuk. 90 % total konsumsi asam fosfat dunia digunakan untuk pembuatan pupuk tripel superphosphate (TSP), diamonium hydrogenphosphate (DAP), dan monoammonium dihydrogenphosphate (MAP) 2) Asam fosfat juga digunakan dalam hidroponik pH, solusi untuk menurunkan pH larutan hara. Hidroponik umum mengandung asam fosfat,
asam
sitrat,
amonium
bisulfat
dan
buffer
untuk
mempertahankan pH stabil dalam reservoir nutrisi. Fosfor merupakan nutrisi yang digunakan oleh tanaman, terutama selama berbunga. b. Dalam bidang kimia : 1) Asam fosfat merupakan bahan perantara dalam pembuatan detergent. Garam asam fosfat yang digunakan adalah Na3PO4. 2) Asam fosfat sebagai pengolah air, NaH2PO4 yang digunakan dalam pengolahan air sebagai pengendap untuk kation logam. 3) Asam fosfat digunakan sebagai agen oksidasi kimia untuk karbon aktif produksi, seperti yang digunakan dalam Proses Wentworth.
10
4) Asam fosfat digunakan sebagai aditif untuk menstabilkan larutan asam dalam kisaran pH ingin dan ditetapkan 5) Asam fosfat digunakan sebagai rust remover atau bahan kimia penghilang karat pada permukaan logam c. Dalam bidang kedokteran : 1) Asam
fosfat
digunakan sebagai solusi
untuk
membersihkan
permukaan gigi dan sebagai whiteners untuk menghilangkan plak pada gigi. 2) Asam fosfat jika dicampur dengan zink powder akan menghasilkan zink phosphate yang digunakan sebagai semen gigi yang bersifat sementara. 3) Asam fosfat juga sebagai bahan di counter atau obat anti mual yang mengandung kadar tinggi gula (glukosa dan fruktosa). 4) Asam fosfat digunakan sebagai pengatur pH dalam kosmetik dan produk perawatan kulit. d. Dalam bidang fisika : 1) Asam fosfat digunakan sebagai fluks oleh penggemar (seperti railroaders model) sebagai bantuan untuk penyolderan . 2) Asam
fosfat
sebagai elektrolit di tembaga electropolishing untuk
menghilangkan duri dan papan sirkuit planarization. 3) Asam fosfat digunakan dengan air suling (2-3 tetes per galon) sebagai elektrolit dalam oxyhydrogen (HHO) generator. e. Dalam bidang makanan : 1) Asam fosfat merupakan bahan utama yang memberikan rasa menggigit dalam Coca-Cola dan Pepsi soda. 2) Sebagai asam fruitlike penyedap dalam produk makanan.
11
3) Kalsium fosfat digunakan dalam baking sebagai agen meningkatkan, dengan nomor E E341. Hal ini juga digunakan dalam produk keju. 4) Trikalsium fosfat juga digunakan sebagai suplemen gizi dan terjadi secara alami pada sapi susu , meskipun umum dan bentuk yang paling ekonomis untuk suplemen adalah kalsium karbonat (yang harus diambil dengan makanan) dan kalsium sitrat (yang dapat diambil tanpa makanan) . hidroksiapatit (kalsium hidrogen fosfat misalnya) sebagai suplemen makanan belum saat ini belajar dengan baik, sehingga penggunaannya sebagai suplemen tidak disarankan. f. Asam
fosfat
digunakan
sebagai
pembersih
dengan
konstruksi
perdagangan untuk menghilangkan kandungan mineral, noda semen, dan noda air keras.
12
BAB II METODELOGI
2.1 Dasar Teori Asam fosfat dapat dihasilkan dari Proses Basah (Wet-Process) dan Proses Pembakaran (Furnace). Proses Basah merupakan reaksi pembuatan asam fosfat dengan bahan baku apatite dan asam sulfat. Apatite merupakan mineral alam yang mengandung senyawa kalsium fosfat dan unsur fluoride, iron, aluminium dan uranium. Kalsium fosfat yang terkandung dalam apatite akan bereaksi dengan asam sulfat mengikuti persamaan berikut : Ca3(PO4)2 +
3H2SO4
3CaSO4
+
2H3PO4
Kalsium fosfat akan mengendap sebagai garam dihidrat (gypsum) atau hemihidrat tergantung pada kondisi proses (suhu). Tahap yang paling menentukan pada proses digestion apatite adalah pada pembentukan kalsium sulfat. Kalsium sulfat yang dihasilkan harus dapat dipisahkan dengan metoda penyaringan. Fosfat yang terbawa pada kalsium sulfat akan bergabung pada crystal lattice dari kalsium fosfat akan mengurangi yield dari asam fosfat dan mengurangi kualitas kalsium fosfat jika digunakan di industry bangunan. Digestion process apatite, akan menghasilkan kalsium sulfat dihidrat atau hemyhidrat tergantung pada kondisi proses. Kalsium sulfat dihidrat akan
13
terbentuk jika proses dilakukan pada suhu 71 – 85 oC, reaksi eksotermis, akan menghasilkan konsentrasi asam fosfat 28 – 32 (dihitung sebagai P2O5), dan yield 93% (%P2O5). Asam fosfat yang diperoleh dari proses pembakaran (Furnace) diperoleh dengan membakar fosfor putih dengan udara dan mengabsorp si disphosphorus (V) oxide dalam air menjadi larutan asam fosfat mengikuti reaksi sbb : 4P
+
P4O10 +
5O2
6H2O
P4O10 4H3PO4
Proses pembakaran dan proses absorpsi dapat berlangsung dalam reactor terpisah atau dalam satu reactor. Untuk melindungi dinding reactor dari jilatan panas fosfor maka asam sulfat yang terbentuk dipompa keluar reactor dan disirkulasi dalam heat exchanger dengan air untuk pembentukan asam fosfat.
2.2 Bagian dari Alat Sintesis Asam Fosfat Penjelasan Gambar Fume scrubber Tempat memisahkan antara fase gas dan fase liquid dengan menggunakan air sebagai penyemprotnya.
14
Reactor Sebagai tempat dimana terjadinya suatu reaksi berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Traveling Pan Filter Sebagai
alat
penyaringan
berjalan
untuk memisahkan gypsum dengan H3PO4.
Evaporator Sebagai tempat untuk mendinginkan atau menguapkan fluida cair dengan menggunakan steam atau media panas lainnya. Tangki Pengaduk Untuk
menggerakkan
bahan
(cair,
cair/padat, cair/cair, cair/gas, cair/padat/ gas) di dalam bejana pengaduk.
Rotary Granulator Sebagai tempat untuk proses membuat suatu butiran dengan dibantu potassium kristal
15
Rotary Dryer Digunakan untuk mengeringkan bahan yang
berbentuk
bubuk,
granula,
gumpalan partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan
akibat
gerakan
vibrator,
lubang
umpan,
putaran
gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Grinder Alat atau mesin yang digunakan untuk menggiling butiran-butiran dari asam phospat menjadi bentuk lebih halus. Double Deck Screens Digunakan untuk memisahkan bagian yang tidak diinginkan berdasarkan ukurannya, dari dalam bahan curah dan bubuk yang memiliki ukuran partikel kecil dan bahan adonan atau campuran dari cairannya.
2.3 Sintesis Skala Laboratorium (Cara Kering) a. Alat dan Bahan
16
Alat Hotplate dan magnetic stirrer Gelas kimia 500 mL Erlenmeyer 250 mL Statif dan penjepit Termometer Pipet tetes Penyaring vakum Corong Buchner Kertas Saring Gelas ukur 100 mL
Bahan Kalsium fosfat, Ca3(PO4)2 40 gr Asam sulfat, H2SO4 98%, 20 mL NaOH 0,1 N Air untuk penangas Aquadest Indikator PP
b. Prosedur Kerja 1) Percobaan dengan suhu 71 oC – 85 oC Menimbang Ca3(PO)4 ke dalam erlenmeyer sebanyak 40 gram.
Menyiapkan hot plate, dan memasukkan magnetic stirrer ke dalam erlenmeyer tersebut.
Menyalakan pemutar magnetik-nya saja
Memasukkan 20 mL H2S04 98% yang dicampur 100 mL aquades ke dalam erlenmeyer secara perlahan sampai habis Mengukur suhu campuran dengan termometer sampai menunjukkan kisaran suhu 71-850C
Menyaring kalsium sulfat dan asam fosfat dengan menggunakan alat vacuum
Filtrat berupa asam fosfat diambil 1 mL dan diencerkan sampai 100 mL, kemudian mengambil 10 mL untuk dititrasi
10 mL larutan hasil pengenceran tadi kemudian ditambahkan indikator PP 3 tetes17 dan dititrasi dengan NaOH 0,1 N
Mencatat volume NaOH saat titik ekivalen tercapai
Mengeringkan kalsium sulfat pada suhu 0 Setelahkering kering timbang tentukan titik Setelah lalu ditimbang dan ditentukan 60lalu C selama 24dan jam lelehnya titik lelehnya Setelah kering lalu timbang dan tentukan titik
2) Percobaan dengan suhu 61 oC – 68 oC Menimbang 40 gram kalium fosfat di dalam erlenmeyer 250 mL
Menyusun rangkaian reaktor. Mengisi gelas kimia 500 mL dengan air, kemudian memasukan labu erlenmeyer berisi kalium fosfat. Menstabilkan dengan statif dan penjepit. Menyediakan penangas air di bawah reaktor.
Memasukkan magnetik stirrer ke dalam labu erlenmeyer yang berisi kalsium fosfat.
Meneteskan 20 mL H2SO4 yang telah diencerkan secara perlahan kedalam erlenmeyer disertai pengadukan.
Mengukur suhu dalam reaktor pada kisaran 61 oC – 68 oC selama 10 menit
Memisahkan produk yang dihasilkan dengan cara penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan vakum 18 menggunakan corong buchner.
Residu merupakan kalsium sulfat, dibilas dengan aquades kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 60 oC selama 24 jam.
Filtrat merupakan asam fosfat dan kemudian diencerkan 100 kali dengan aquadest
Mempipet 10 mL asam fosfat yang telah diencerkan kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N
Mencatat NaOH volume NaOH hasil titrasi
c. Reaksi yang Terjadi Ca3(PO4)2 + 3H2SO4
3CaSO4
+
2H3PO4
d. Penjelasan dan Faktor yang Berpengaruh Pada praktikum ini, dilakukan pecobaan pembuatan asam fosfat dengan melalui proses kering. Percobaan yang dilakukan adalah mencampurkan kalsium fosfat Ca3(PO4)2 dengan asam sulfat H2SO4. Dari reaksi tersebut akan dihasilkan kalsium sulfat dan asam fosfat. Dari proses tersebut juga, diperhatikan suhu reaksi karena reaksi eksoterm. Suhu reaksi senantiasa diperhatikan agar dihasilkan produk yang optimum. Produk yang dihasilkan yang pertama adalah kalsium sulfat. Kalsium sulfat merupakan bahan dasar pembuatan semen. Dari percobaan yang dilakukan dengan 2 proses yang berbeda dimana percobaan yang pertama dengan rentang suhu 61 oC – 68 oC dan pada rentang suhu 71 oC – 85 oC (suhu optimum). Terbukti dari percobaan yang dilakukan pada suhu
19
optimum, kalsium sulfat yang dihasilkan lebih banyak. Selain itu untuk mengetahui kemurnian kalsium sulfat yang dihasilkan, maka dihitung titik leleh dari kalsium sulfat. Karena alat pengukur titik leleh yang ada di laboratorium hanya sampai kisaran 400 oC, sedangkan titik leleh kalsium sulfat adalah 1460 oC, maka dibuktikan dengan pada suhu 400 oC kalsium sulfat yang dihasilkan tidak meleleh. Produk yang dihasilkan yang kedua adalah asam fosfat. Asam fosfat yang dihasilkan merupakan larutan yang pekat. Maka dari itu untuk menentukan konsentrasi asam fosfat yang dihasilkan, asam fosfat diencerkan 100 kali dan kemudian dititrasi oleh larutan NaOH 0,1 N. Diperoleh konsentrasi asam fosfat yang dihasilkan adalah 3,67 N. Dari hasil percobaan asam fosfat yang dihasilkan pada suhu 61 oC – 68 oC lebih banyak dibandingkan asam fosfat yang dihasilkan pada suhu 71 oC – 85 oC (suhu optimum).
2.4 Sintesis Skala Industri Cara 1 : Menggunakan Vacum Cooler a. Bahan : Batuan Phosphate
: 32% (P2O5) dan Asam Sulfat
98% (H2SO4)
Gambar 2. Diagram Balok Proses Pembuatan Asam Fosfat b. Penjelasan
20
93% -
Batuan fosfat diumpankan dalam bentuk bongkahan kedalam sistem penghancur yaitu ball mill setelah memiiki ukuran 8 mesh batuan fosfat diumpankan ke dalam digester bersamaan dengan pengumpanan asam sulfat. Dalam digester terjadi pengadukan dan pencampuran antara kedua material tersebut. Dilakukan pendinginan dengan vacuum cooler sehingga produk asam fosfat yang telah didinginkan tersebut dapat dilakukan filtrasi pada Filter 1. Pada filter 1 akan didapat asam fosfat murni dan pengotor-pengotor lain akan lolos terfiltrasi ke tahap berikutnya. Tahap berikutnya dilakukan penambahan Silica slurry. Silica merupakan bahan baku yang penting sekaligus bertindak sebagai asam dan fluks ( zat dalam sebuah reaksi yang berfungsi untuk menyerap zat pengotor dalam reaksi ). Dari fluor yang terdapat di dalam batuan fosfat, kira-kira 20% terkonversi menjadi SiF4 dan menguap. Reaksi berlangsung cepat, ketika penambahan Silica Slurry yang berasal dari AlF Plant dilakukan filtrasi kembali pada Filter II sehingga didapatkan produk samping yaitu Gypsum Dihydrate. Cara 2 : Menggunakan Penguapan
21
Penjelasan : Batuan fosfat dari gudang di haluskan di dalam ballmill sebelum direaksikan dengan larutan asam sulfat. Reaksi ini dijalankan di dalam reaktor alir tangki berpengaduk. Hasil reaksi yang berupa latutan asam fosfat dan padatan gipsum dipisahkan di filter. Gipsum sebgai hasil samping disimpan di gudang, filtrat yang mengandung asam sulfat dipekatkan di evaporator sampai konsentrasi asam fosfat menjadi 75 %, dan cairan hasil pencucian cake di recycle ke reaktor. Cara 3 : Menggunakan Reaktor a. Bahan : Batuan fosfat dan H2SO4 93 – 98% b. Reaksi Kimia Yang Terjadi Ca3(PO4)2(s) + 3 H2SO4(aq) + 6 H2O → 3(CaSO4·2H2O(s) ) + 2H3PO4(aq) Reaksi Samping : CaF2 + H2SO4 + 2H2O → 2 HF + CaSO4 . 2H2O 6HF + SiO2 → H2SiF6 + 2H2O
c. Penjelasan
22
Batuan fosfat dipecah hingga ukuran 65 - 200 mesh, dimasukkan ke dalam reactor pengaduk dan ditambahkan H 2SO4 93 – 98% dengan suhu pemanasan dari 75 – 80 ˚C, setelah itu didinginkan dengan udara. Kemudian dialirkan ke travelling pan filter untuk proses penyaringan dan dicuci dengan air panas. Air cucian yang mengandung gypsum dikirim ke gypsum plant atau ditampung sebagai slurry, diolah dan dibuang ke lagoon. Air cucian yang mengandung asam fosfat encer di travelling pan filter, direcycle ke reactor. Gas dari reactor dibersihkan di fume scrubber sehingga bisa dibuang, larutan yang tidak terbentuk sempurna ditampung sebagai slurry. Hasil dari travelling pan filter dipisahkan dalam reactor dan terbentuk produk 40% H3PO4, dan hasil samping berupa sludge direcycle kembali ke travelling pan filter. Untuk mendapatkan hasil H3PO4 yang cukup murni, larutan dari travelling pan filter dimasukkan ke dalam evaporator untuk menguapkan air dengan bantuan steam sehingga dihasilkan H3PO4 75%. H3PO4 40% dicampur dengan H3PO4 75% dan ditambahkan H2SO4 93% – 98% dan dinetralkan dengan NH 3 pada tangki berpengaduk. Pengadukan bertingkat terjadi dari tangki 1, ke tangki 2, dan ke tangki 3. Dari tangki 1 ada yang langsung ke tangki 3, gas dari tangki 1, 2, dan 3 dialirkan ke fume dust scrubber untuk dibersihkan dan bisa dibuang. Dari tangki 3 dialirkan ke rotary granulator yang ditambah potassium kristal untuk membentuk butiran. Butiran dikeringkan di Rotary Dryer dengan bantuan udara panas pada suhu 150 ˚C. Udara dan debu keluar pada suhu 80 ˚C, dialirkan ke fume dust scrubber, dibersihkan dan dibuang ke vent gas. Butiran yang kering menuju double deck screen (tempat pengayakan), diayak. Produk yang halus digunakan sebagai bahan dasar pupuk kimia, untuk dikarungi dan dikapalkan. Sedangkan produk yang kasar dipecah lagi dan diayak sesuai dengan produk yang diinginkan.
23
Cara 4 : Proses Pembuatan Asam Fosfat Thermal Process menggunakan Electric Furnace Process. a. Bahan : Untuk menghasilkan H3PO4 85% diperlukan bahan-bahan berikut: 1) Batuan fosfat (35,6% P2O5) 1000kg 2) Batuan silica 320 kg 3) Kokas 377 kg 4) Besi (bergantung pada kebutuhan ferofosfor) 5) Listrik 13.840 MJ b. Reaksi yang Terjadi
Asam
fosfat
diperoleh
dengan
membakar
fosfor
untuk
menghasilkan unsur fosforpentoksida, dan melarutkan fosforpentoksida 24
dalam air. Sehingga dihasilkan asam fosfat yang sangat murni. Fosfor diproduksi melalui metode tanur listrik. Reaksi yang berlangsung dari bahan baku batuan fosfat, silica dan pasir (pasir adalah sumber SiO 2 dan kokas metalurgi yang memiliki elemen C yang tinggi) diperkirakan sebagai berikut: CaF2∙3Ca3(PO4)2 + 9SiO2 + 15C → CaF2 + 6P + 15CO Atau secara sederhana: 3Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C → 6CaSiO3 + P4 + 10CO
∆H= -3055 kJ
Silica merupakan bahan baku penting yang sekaligus bertindak sebagai asam dan fluks (zat dalam sebuah reaksi,yang berfungsi untuk menyerap zat pengotor dalam reaksi tersebut). Dari fluor yang terdapat di dalam batuan fosfat itu, kira-kira 20% terkonversi menjadi SiF4 dan menguap. Bila ada air, ia bereaksi sehingga menghasilkan SiO 2 dan H2SiF6. Reaksinya sebagai berikut: 3SiF4 +2H2O → 2H2SiF6 + SiO2 Dalam pembutan fosfor, fluornya tidak dipulihkan, tetapi CO yang terbentuk digunakan sebagai bahan bakar dalam mempersiapkan umpan tanur (alat yang digunakan sebagai pemanas). Terak yang dikeluarkan dari tanur itu dijual sebagai balast atau agrerat (material berbutir yang digunakan untuk lapisan permukaan pengerasan jalan). Ferofosfor sebagai produk lain ditarik keluar sesuai keperluan, kuantitasnya bergantung pada jumlah besi yang sebelumnya terdapat di dalam batuan, atau ditambahkan ke situ. Fosfor biasanya digunakan sebagai bahan intermediet dan dikirim ke pusat-pusat konsumsi dan di sana dibakar atau dioksidasi menjadi P2O5, kemudian dilarutkan ke dalam air sehingga menjadi asam atau senyawa lain: Fosforpentoksida : 4P + 5O2 → 2P2O5
∆H= -3015 kJ
Asam ortofosfat :
∆H= -188 kJ
P2O5 + 3H2O → 2H3PO4 25
c. Penjelasam Proses tanur listrik (electric furnace process) memungkinkan penggunaan batuan fosfat kualitas lebih rendah daripada batuan fosfat yang digunakan untuk proses asam fosfat proses basah, karena ketidakmurniannya akan terbawa oleh terak. Bahkan batuan kualitas rendah lebih disukai karena mempunyai keseimbangan CaO/SiO 2 yang lebih baik untuk pembentukan terak. Yang paling dibutuhkan adalah tenaga listrik yang murah. Batuan fosfat itu harus diumpankan dalam bentuk bongkah atau ukuran lebih besar dari 8 mesh. Bahan yang halus cenderung menyulitkan pengeluaran uap fosfat dan menyebabkan penjembatan (bahan curah tidak turun) dan gerakan turun umpan secara tidak merata, sehingga menimbulkan letupan-letupan dan ikut membawa debu dalam jumlah yang berlebih. Bongkahan fosfor biasanya dipersiapkan sebagai berikut: 1. Pembuatan pellet dengan cara jungkir-guling (tumbling) atau ekstraksi 2. Pengaglomerasian dengan membuat modul pada suhu tinggi 3. Perlakuan sinter terhadap campuran halusan fosfat dan kokas 4. Pembuatan briket dengan penambahan perekat yang sesuai Setelah aglomerasi ditambahkan halusan kokas dan fluks bersilika (kerikil), bahan itu diumpankan ke dalam tanur listrik. Bila menginginkan lebih banyak ferofosfor, ditambahkan keping-keping besi ke dalam umpan itu. Dasar tanur itu terdiri dari blok-blok karbon, yang juga melapisi dinding sampai jauh di atas permukaan kolam terak. Pada dinding di atas itu digunakan bata tahan api kualitas tinggi sebagai pelapis. Di atas itu, sebagai penutup terdapat suatu kubah baja yang dilapisi dengan refraktori cor. Bukaan untuk electrode dan untuk memasukkan bahan baku juga dipakai. Electrode disekrupkan sehingga memudahkan penggantiannya apabila karbon sudah terpakai habis.
26
Gas dan uap fosfor dikeluarkan pada salah satu ujung tanur. Terak yang mengandung banyak kalsium itu disadap secara berkala dan digiling untuk digunakan dalam pembuatan kaca, untuk penggamping tanah dan sebagai ballast dasar jalan. Ferofosfor disadap secara terpisah atau dikeluarkan bersama terak apabila telah memisah dan dijual sebagai aditif fosfor untuk pembuatan baja. Pada proses ini, 80% dari fluor tertinggal di dalam terak. Sebagian kecil yang keluar bersama gas diserap di dalam air yang digunakan untuk mengkondensasikan fosfor Asam fosfat murni dan kuat dibuat dari unsure fosfor melalui oksidasi dan hidrasi. Menara atau ruang oksidasi terbuat dari bata tahan asam atau baja tahan karat. Asam fosfat mengalir ke bawah pada permukaan dinding dan menyerap kira-kira 75% P2O5 dan juga kalor. Asam ini lalu didinginkan, sebagian ditarik keluar, sebagian disirkulasi lagi. Sisanya yang 25% dilewatkan melalui eliminator kabut Cotrell atau Brink untuk mengumpulkannya.
2.5 Identifikasi Ion-Ion atau Garam Asam Fosfat a. Fosfat Natrium 1) NaH2PO4, Natrium dihidrogen fosfat/Monosodium fosfat/Orthofosfat primer. 2) Na2HPO4, Dinatrium hidrogen fosfat/Dinatrium fosfat/Orthofosfat sekunder. 3) Na3PO4, Natrium fosfat/trisodium fosfat/Othofosfat tersier. Persamaan Kimia : H3PO4(aq) + 3 NaOH(aq) → Na3PO4(aq) + 3H2O(l) Reaksi ion lengkap :
27
+¿ 3 H¿
(aq)
3−¿ PO 4 ¿
+
(aq)
3−¿ PO 4 ¿
(aq)
−¿ + 30 H ¿
+
+¿ 3 Na¿
(aq)
+
−¿ 30 H ¿
(aq)
+¿ → 3 Na¿
+
(aq)
(aq)
Reaksi Ion bersih : +¿ 3 H¿
(aq)
−¿ + 30 H ¿
4) Na8Al2(OH)2(PO4,
(aq)
→ 3H2O(l)
Natrium aluminium fosfat , Natrium fosfat
digunakan sebagai pengawet daging, sebagai alternatif natrium nitrit. b. Kalium Fosfat 1) KHPO4 Monopotassium fosfat atau kalium dihidrogen fosfat, adalah larutan garam yang
digunakan
sebagai pupuk,
suatu aditif
makanan dan fungisida. Ini adalah sumber fosfor dan kalium . Ini juga merupakan agen buffering . Ketika digunakan dalam campuran pupuk dengan urea dan amonium fosfat, itu meminimalkan melarikan diri dari amonia dengan menjaga pH pada tingkat yang relatif rendah. Pupuk MKP kelas berisi setara dengan 52% P 2 O 5 dan 34% K 2 O, dan dilabeli 0-52-34. MKP sering digunakan sebagai nutrisi sumber di rumah kaca perdagangan dan dalam hidroponik. Ini adalah salah satu komponen dari Gatorade (digunakan baik sebagai emulsifier dan buffer pH) dan digunakan sebagai aditif dalam rokok . 2) K2HPO4 Dipotassium fosfat, garam dipotassium, atau hidrogen dipotassium
ortofosfat
adalah
larutan
air garam yang
sering
digunakan sebagai pupuk , makanan aditif dan agen buffering . PH larutan fosfat dipotassium hampir netral. Hal ini dibentuk oleh netralisasi stoikiometri dari asam fosfat dengan kalium hidroksida : H3PO4 + 2 KOH → K2HPO4 + 2 H2O
28
Hal
ini
bereaksi
dengan asam
fosfat untuk
menghasilkan monopotassium fosfat : K 2 HPO 4 + H 3 PO 4 → 2 KH 2 PO 4 fosfat Tripotassium adalah ionik garam larut air yang memiliki rumus kimia K 3 PO 4. Hal ini digunakan sebagai makanan aditif untuk sifat sebagai emulsifier , berbusa
agen dan mencambuk
agen . Dalam
kombinasi dengan asam lemak , itu adalah agen antimikroba yang potensial dalam pengolahan unggas. Sebagai pupuk , yang proporsi N , P 2 O 5, dan K 2 O 0-33-67, menjadikannya salah satu dari beberapa senyawa pupuk di mana persentase nutrisi memiliki total 100%. c. Kalsium fosfat Kalsium
fosfat adalah
nama
yang
diberikan
kepada
mengandung kalsium ion Ca2+ bersama
keluarga mineral yang
PO43
dengan orthophosphates metaphosphates atau pyrophosphates P2O7 4-
Ini adalah bentuk utama kalsium ditemukan dalam susu sapi. Tujuh puluh persen dari tulang terdiri dari hidroksiapatit , sebuah fosfat mineral kalsium (dikenal sebagai mineral tulang ). enamel gigi terdiri dari hampir sembilan puluh persen hidroksiapatit. Tidak seperti senyawa lain yang paling fosfat kalsium semakin larut pada suhu yang lebih tinggi. Dengan demikian curah hujan menyebabkan pemanasan. Dalam susu ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi daripada yang mungkin pada pH normal karena itu ada dalam bentuk koloid dalam misel terikat dengan kasein protein
dengan magnesium , seng dan sitrat -
disebut sebagai koloid kalsium fosfat (PKC) 1) Kalsium dihidrogen fosfat , E341 (i): Ca(H2PO4) 2 2) Kalsium hidrogen fosfat , E341 (ii): CaHPO 4
29
kolektif
3) Trikalsium fosfat (atau fosfat tricalcic), E341 (iii): Ca 3 (PO 4) 2,
kadang-kadang disebut hanya sebagai kalsium fosfat atau kalsium
ortofosfat 4) Hydroxyapatite Ca 5 (PO 4) 3 (OH) 5) Apatite Ca 10 (PO 4) 6 (OH, F, Cl, Br) 2 6) Octacalcium fosfat Ca8H2(PO 4) 6 .5 H 2 O
d. Fosfat Alumunium Fosfat Alumunium AlPO4 biasanya digunakan dalam campuran kue. Di industry, alumunium fosfat sebagai agen dehidrasi suhu tinggi. Ketika dipanaskan untuk dekomposisi, alumunium fosfat terurai menjadi alumunium oksida dan pentoksida fosfor. Pentoksida fosfor berguna dalam beberapa aplikasi termasuk produksi Ketene dari asam asetat. 4AlPO 4 → 2Al 2 O 3 + P 4 O 10 6CH 3 COOH + P 4 O 10 → 4H 3 PO 4 + 6CH 2 CO
30
BAB III BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN 3. 1
Bahaya bagi Lingkungan Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan ganggang akan terhalang, kedaan ini dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestrian ekosistem perairan. Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi (blooming) fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan kematian ikan secara massal. Batas optimum fosfat untuk pertumbuhan plankton adalah 0,27 – 5,51 mg/liter (Hutagalung et al, 1997).
3. 2
Bahaya bagi Kesehatan a. Menyebabkan iritasi pada kulit, luka bakar pada kulit (Korosif) b. Inhalasi : Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Gejala dapat termasuk batuk dan sesak napas. c. Tertelan : Fosfat secara perlahan dan tidak lengkap diserap ketika ditelan, dan jarang menimbulkan efek sistemik. efek seperti itu, bagaimanapun, telah terjadi. Gejala mungkin termasuk muntah, lesu, diare, efek kimia darah, gangguan jantung dan sistem saraf pusat efek. Toksisitas fosfat adalah karena kemampuan mereka untuk menyerap kalsium. d. Kontak Kulit : Iritasi karena sifat asam. Dapat menyebabkan radang dan nyeri pada kontak berkepanjangan, terutama dengan kulit basah. e. Kontak Mata : Dapat menyebabkan iritasi, kemerahan dan nyeri.
31
f. Oral sodium fosfat untuk persiapan usus untuk kolonoskopi mungkin dalam beberapa individu membawa resiko cedera ginjal dalam bentuk nefropati fosfat . Ada beberapa formulasi fosfat oral yang disusun extemporaneously. Obat oral prep fosfat telah ditarik di Amerika Serikat, meskipun bukti kausalitas kurang tegas. Sejak dan efektif pengganti aman untuk puratives fosfat yang tersedia, beberapa penulis telah direkomendasikan tidak digunakan umum fosfat oral. g. Asam fosfat memberikan minuman seperti minuman bersoda keasaman yang kuat yang lebih besar dari jus lemon atau cuka. Meskipun tidak berwarna, tidak berbau dan jelas, asam fosfat tidak hambar. Ini agen sangat mengasamkan yang memberikan minuman rasa tajam. Bahan rasa tajam yang sama juga dapat menghilangkan karat pada kendaraan. The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bagaimana asam fosfat kimia merampas tulang, menurunkan kepadatan tulang manusia.
BAB IV SIMPULAN 4. 1
Kesimpulan 32
Asam Phospat dihasilkan dari reaksi batuan phospat dengan bantuan asam sulfat dan air, sehingga mengahasilkan produk asam phospat. Adapun mekanisme reaksinya yaitu : Ca3(PO4)2 + 3H2SO4 + 6H2O 2H3PO4
+ 3(CaSO4.2H2O)
Adapun kegunaan dari asam phospat ini yaitu sebagai bahan perantara dalam pembuatan detergent, bahan kimia pengolah air dan juga Asam phospat dapat digunakan untuk produksi pupuk, merupakan perantara antara biji fosfat dan produk akhir seperti ammonium fosfat, tripel superfosfat, campuran pupuk cair, dan beberapa tipe nitrat fosfat. Asam fosfat dapat dihasilkan dari Proses Basah (Wet-Process) dan Proses Pembakaran (Furnace). Proses Basah merupakan reaksi pembuatan asam fosfat dengan bahan baku apatite dan asam sulfat. Asam fosfat yang diperoleh dari proses pembakaran (Furnace) diperoleh dengan membakar fosfor putih dengan udara dan mengabsorp si disphosphorus (V) oxide dalam air menjadi larutan asam fosfat. Asam Fosfat dapat berdampak pada linglungan maupun kesehatan, seperti
pertumbuhan alga yang membludak dan iritasi pada kulit, mata,
hingga menjadi penyebab penyakit gagal ginjal.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. “Asam Fosfat”. https://www.punyawawasan.com/2016/12/asam fosfat-h3po4.html#. Diunduh pada tanggal 24 Februari 2019. Anonim. 2006. “Etanol”. http://id.wikipedia.org/wiki/ Asam Fosfat. Diunduh pada tanggal 24 Februari 2019. Erlinawati. 2012. Modul Kuliah Proses Industri Kimia. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya. Muttaqinn,
Miftahul.
2014.
“Makalah
Asam
Fosfat”.
http://miftahulmuttaqinn.blogspot.com/2014/01/makalah-asam-pospat.html. Diunduh pada tanggal 23 Februari 2019. Rahayu, Imam. 2005. Praktis Belajar Kimia. Jakarta : PT Grafindo Media Pratama. Sapoetri, 2015. “Asam Phospat”. https://www.pdfcoke.com/doc/202475175/Asam Phospat-PIK. Diunduh pada tanggal 24 Februari 2019. Wirawan, Adhitomo. 2013. Process Flow Diagram. http://www.slideshare.net/adhitomowirawan/process-flow-diagram-pg. Diunduh pada tanggal 24 Februari 2019. Zubaidah, Nyayu. 2013. Modul proses industry kimia 1. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.
34