MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I ANATOMI FISIOLOGI ARTERI, VENA, DAN KAPILER
Dosen Pengampu: Ns. Rika Fatmadona, S. Kep, M. Kep, SpKep MB Di susun oleh: Kelompok 2 1. Yesika Sisilia Sinaga
1711311009
2. Amelia Jamirus
1711311013
3. Wulandari Astagina
1711312001
4. Fadhil Akbar
1711312003
5. Makhda Nurfatmala Lubis 1711312017 6. Yola Fitria
1711312029
7. Rosyi Aulia
1711312043
8. Suci Ramadhani Putri
1711312047
9. Shofiyyah Maghfuroh
1711313029
10. Natasha Irmayuni
1711313043
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2017
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANATOMI FISIOLOGI ARTERI, VENA, DAN KAPILER”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian karangan karya ilmiah ini. Secara khusus ucapan terima kasih kepada ibu Ns. Rika Fatmadona, S. Kep, M. Kep, SpKep MB, yang telah membimbing dan berkenan memberikan masukan pada kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga dan teman-teman yang telah mendukung kami dalam penulisan makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini sehingga maksud dan tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan serta nantinya dapat membantu pembaca semua.
Padang, 15 November 2018
DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar........................................................................................................... ii Daftar isi...................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1 1.1.Latar Belakang........................................................................................................ 1 1.2.Rumusan Masalah................................................................................................... 1 1.3.Tujuan penulisan..................................................................................................... 2 1.4.Manfaat penulisan................................................................................................... 2 BAB II ISI................................................................................................................... 3 2.1. Sistem Pembuluh Darah......................................................................................... 3 2.2. Anatomi Sistem Vaskular ...................................................................................... 7 2.3. Kebutuhan Sirkulasi Jaringan................................................................................. 9 2.4. Aliran Darah.......................................................................................................... 11 2.5. Arteri, Vena, dan Kapiler....................................................................................... 15 BAB III Penutup......................................................................................................... 20 3.1. Kesimpulan............................................................................................................ 20 3.2. Saran...................................................................................................................... 20
Daftar Pustaka............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolism, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah,yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi). Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana sistem pembuluh darah? 2. Bagaimana anatomi sistem vaskular? 3. Bagaimana kebutuhan sirkulasi jaringan? 4. Bagaimana aliran pada darah?
5. Apa itu Arteri, Vena, dan Kapiler? 1.3 Tujuan Penulisan Makalah ini disusun bertujuan untuk: 1. Mengetahui sistem pembuluh darah. 2. Mengetahui anatomi sistem vaskular. 3. Mengetahui kebutuhan sirkulasi jaringan. 4. Mengetahui bagaimana aliran pada darah. 5. Mengetahui mengenai arteri, vena, dan kapiler.
1.4 Manfaat Penulisan 1. Dapat memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan medikal bedah I. 2. Dapat menggambarkan anatomi dan fisilogi arteri, vena, dan kapiler secara umum.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pembuluh Darah Pembuluh darah yang kita punya ini sering disebut vasculer. Pembuluh darah seperti sarana jalan yang selalu ramai dilalui kendaraan berupa sel darah yang padat dan plasma darah yang cair, Dimana jalanya satu arah dan tidak pernah sepi, ritmik dan yang penting tidak macet. tidak ada polisi tidur saling mendahului kecuali jika ada sklerosis baik Ateosklerosis karena sumbatan lemak maupun Arterio sklerosis ataupun trombus dan embolus dan lainnya Di antara berbagai organ tubuh, pembuluh darah mungkin merupakan salah satu organ yang mempunyai peranan penting dan sistemnya sangat kompleks. Dikenal dua sistem sirkulasi di mana pembuluh darah memegang peranan utama yaitu: sistem sirkulasi sistemik dan sistem sirkulasi paru-paru (Guyton, 2000). Di setiap sistem, masing-masing dikelompokkan menjadi 3 sistem yaitu sistem arterial, sistem kapiler dan sistem venosa. Aorta adalah pembuluh darah besar bagian dari sistem sirkulasi sistemik, yang keluar dari jantung dan berfungsi untuk membawa darah jantung yang penuh berisi oksigen ke pembuluh arteri. Dari pembuluh aorta yang besar kemudian bercabang menjadi beberapa pembuluh darah arteri yang ukurannya lebih kecil dan membawa darah dari percabangan aorta keseluruh tubuh, kecuali arteri paru-paru yang berfungsi sebaliknya (Guyton, 2000; High beam encyclopedia, 2008; Farlex, 2008) Pembuluh darah kita terbayang seperti pipa dengan beberapa variasi diameter. Pipa pipa itu dari sumbernya (source) nya diameternya sangat besar kemudian mengecil yang semuanya bertujuan untuk menambahkan tekanan , membuat lebih tipis dan memudahkan difusi ketika paling tipis berupa ( kapiler) Jadi pembuluh darah ketika keluar dari jantung berupa aorta yang besar banget tidak akan pernah terjadi difusi karena selain tebal aliran darahnya juga masih kenceng (Sistole) artinya sekali lagi difusi materi dari darah ke sel tidak akan terjadi di pembuluh darah aorta. Perfusi yang adekuat menghasilkan oksigenasi dan nutrisi terhadap jaringan tubuh dan sebagian bergantung pada system kardiovaskuler yang berfungsi baik. Aliran darah yang
memadai bergantung pada kerja pemompaan jantung yang efisien, pembuluh darah yang paten dan respons, serta volume sirkulasi darah yang cukup. Aktivitas sistem saraf, kekentalan darah dan
kebutuhan
metabolisme
jaringan
menentukan
kecepatan
aliran
darah
sehingga
mempengaruhi aliran darah yang adekuat. Sistem vaskuler yang terdiri atas dua sistem yang saling bergantung jantung kanan memompa darah ke paru melalui sirkulasi paru dan jantung kiri memompa darah ke semua jaringan tubuh lainnya melalui sirkulasi paru, dan jantung kiri memompa darah ke semua jaringan tubuh lainnya melalui sirkulasi sistemik. Pembuluh darah pada kedua sistem merupakan saluran untuk pengangkutan darah dari jantung ke jaringan dan kembali lagi ke jantung. Kontraksi ventrikel menyuplai tenaga dorongan untuk mengalirkan darah melalui sistem vaskuler. Arteri mendistribusikan darah teroksigenasi dari sisi kiri jantung ke jaringan, sementara vena mengangkut darah yang teroksigenasi dari jaringan ke sisi kanan jantung. Pembuluh kapiler, yang terletak di antara jaringan, menghubungkan sistem arteri dan vena dan merupakan tempat pertukaran nutrisi dan sisa metabolisme antara system sirkulasi dan jaringan. Arteriol dan venula yang terletak tepat disebelah kapiler, bersama dengan kapiler, meyusun sirkulasi mikro. Gambaran skematik system sirkulasi digambarkan pada Gambar 31-1.
Gambar 31-1. Gambaran skematis sirkulasi sistemik. Darah yang kaya oksigen meninggalkan jantung, melalui aorta ke sirkulasi arterial sistemik sampai ke kapiler, dimana terjadi pertukaran
nutrisi. Darah yang mengalami deoksigenasi kembali ke jantung melalui system vena. Tampak perbandingan ukuran pembuluh. Sistem limfa melengkapi fungsi sistem sirkulasi, pembuluh limfa mengangkut limfa (cairan serupa plasma) dan cairan jaringan (mengandung protein kecil, sel, debris jaringan) dari ruang interstitial ke sistem vena. Tabel 2.1 di bawah ini menunjukkan perbedaan ketebalan dinding pembuluh darah, diameter lumen dan luas area sesuai dengan fungsinya dalam sistem. Tabel. 2.1. Tebal Dinding Pembuluh Darah, Diameter Lumen dan Luas Penampang Lintang (Area) Pembuluh Darah
SISTEM PEMBULUH
TEBAL DINDING
LUMINAL
AREA
DARAH Aorta
2 mm
2.5 cm
4.5 cm2
Arteri
1 mm
0.4 cm
20 cm2
Arteriol
20 μm
30 μm
400 cm2
Kapiler
1 μm
5 μm
4500 cm2
Venol
2 μm
20 μm
4000 cm2
Vena
0.5 mm
5 mm
40 cm2
Vena Kava
1.5 mm
3 cm
18 cm2
Sumber: Kardiologi Molekuler oleh Baraas F., 2006, hal. 187
Struktur Dinding Pembuluh Darah Dinding pembuluh darah terdiri dari 3 (tiga) lapisan, yaitu: lapisan terdalam yang disebut sebagai tunika intima; yang ditengah disebut sebagai tunika media dan yang terluar disebut sebagai tunika adventisia (Gambar 2.1). Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel yang bersentuhan langsung dengan darah yang mengalir dalam lumen, dan selapis jaringan elastin yang berpori-pori yang disebut membran basalis. Tunika media terdiri dari
sel-sel otot polos, jaringan elastin, proteoglikan, glikoprotein dan jaringan kolagen. Dalam keadaan biasa, jumlah jaringan elastin yang membentuk tunika media aorta dan pembuluh darah besar lainnya, lebih menonjol dibandingkan dengan otot polosnya. Sebaliknya di pembuluh darah arteri lebih banyak dijumpai sel otot polos yang membentuk tunika medianya. Perbedaan sel dalam tunika media menjadi tidak jelas (tidak bisa dibedakan) bila sudah memasuki arteriol, bahkan tampaknya, dapat dikatakan bahwa di dalam arteriol jaringan ikat dari tunika adventisia menjadi lebih dominan (Guyton, 2000; Baraas F., 2006).
Hast, 2003 Sumber:
Gambar 2.1: Penampang Dinding Pembuluh Darah
Dalam dinding kapiler pembuluh darah, tidak didapatkan lagi lapisan tunika media dan yang ada adalah lapisan sel endotel. Pada sistem venosa, komponen tunika jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sistem arterial.Tunika media tidak begitu berkembang dan hanya terdapat pada vena kava dan pembuluh darah vena besar lainnya. Pada vena-vena kecil dan venol, hanya jaringan ikat tuna adventisia yang lebih dominan.
2.2 Anatomi Sistem Vaskular Arteri dan arteriol. Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut darah dari jantung ke jaringan aorta, yang diameter sekitar 25mm (1 inci) memeiliki banyak sekali cabang, yang pada giliranya terbagi lagi menjadi pembuluh yang lebih kecil, arteri, dan terbagi menjadi pembuluh yang lebih kecil, arteri dan arteriol, yang berukuran 4mm (0,16 inci) saat mereka mencapai jaringan. Di dalam jaringan,pembuku darah terbagi lebih lanjut,mencapai diameter yang lebih kecil , kira-kira 30 qm pembuluh ini dinamakan arteriole. Dinding arteri dan arteriola tersusun atas tiga lapiasan dalam sel endotel disebut intima; lapisan tengah jaringan elastis halus disebut media dan lapiasan luar jaringan ikat dinamakan adventisia. Intima marupakan lapisan yang sayngan tipis, merupakan permukaan halus yang berhubungan langsung dengan darah yang mengalir. Lapisan media merupakan bagian terbesar dinding pembuluh darah di aorta dan arteri besar lainnya dalam elastis dan jaringan ikat yang memberi kekuatan pada pembuluh darah dan memungkinkan berkontriksi dan dilatasi untuk mengakomodasi darah yang diejeksikan dari jantung (volume sekuncup) dan menjaga aliran darah agar tetap teratur dan tetap. Lapisan adventisia adalah lapisan jaringan ikat yang mengikat pembulu darah dari jaringan sekitarnya. Kandungan jaringan elasris pada arteri yang kecil dan aretriola jauh lebih sedikit, dan lapisan media pada pembuluh darah ini tersusun terutama oleh otot polos. Otot polos mengontrol diameter dengan cara berkontrasi dan relaksasi. Faktor kimia, hormon dan sistem saraf mempengaruhi aktivitas otot polos. Karena arteriola dapat merubah diameternya, maka mereka dapat memberkan tahanan terhadap aliran darah, dan seiring dianggap sebagai pembuluh penahan. Arteriola mengatur volume dan tekanan dalam sistem arteri dan kecepatan darah ke kapiler. Karena banyak otot,maka dinding arteri relative tebal, terhitung sekitar 25% total diameter arteri. Dinding merupakan sekitar 67% total diameter arteriola. Lapisan intima dan sepertiga tengah lapisan otot polos berhubungan sangat erat dengan darah sehingga pembuluh darah menerima nutrisi melalui difusi langsung. Adventisia dan
lapisan media di sebelah luar mempunyai sistem vaskuler yang relative sedikit untuk nutrisi dan memerlukan suplai darah tersendiri untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya. Kapiler.Dinding kapiler tidak memiliki otot polos maupun adventisia dan tersusun hanya oleh satu lapis sel endotel. Struktur berdinding tipis ini memungkinkan transport nutrisi yang cepat dan efisien ke sel dan mengangkut sisa metabolisme. Diameter kapiler berkisar antara 5 sampai 10 µm, sehingga sel darah merah harus menyesuaikan bentuknya untuk melalui pembuluh ini. Perubahan diameter kapiler bersifat pasif dan dipengaruhi oleh perubahan konstruksi pembuluh darah yang mengalirkan darah ke dan dari kapiler. Diameter kapiler juga berubah sesuai respons rangsangan kimia. Pada beberapa jaringan suatu cincin otot polos dinamakan sfingter prekapiler, yang terletak di akhir arteriola kapiler dan bertanggung jawab, bersama dengan arteriola, untuk mengatur aliran darah kapiler. Beberapa dasar kepiler, seperti dalam ujung jari, mempunyai anastomose arteriovenosa, dimana darah dapat langsung me;intas dari system arteri ke vena. Pembuluh ini dipercaya mengatur perpindahan panas antara tubuh dan lingkungan luar. Vena dan Venula. Kapiler kemudian bergabung menjadi satu menjadi pembuluh besar yang dinamakan Venula, yang pada gilirannya akan menyatu membentuk vena. Maka system vena secara structural merupakan analogi system arteri dan vena kava sesuai dengan aorta. Jenis analogi pembuluh pembuluh pada system arteri dan vena mempunyai diameter yang kurang lebih sama (lihat Gbr.31-1) Dinding vena, berbeda dengan dinding arteri lebih tipis dan lebih sedikit ototnya. Dinding vena kebanyakan hanya merupakan 10% dari diameter vena, sedang arteri 25%-nya. Dinding vena seperti halnya pada arteri, tersusun atas 3 lapisan, namun ketiga lapisan tersebut tidak jelas batasannya. Struktur dinding vena yang tipis dan sedikit ototnya tersebut memungkinkan dinding vena mengalami distensi lebih besar di banding arteri. Kemampuan berdistensi dan kompliens yang lebih besar memungkinkan sejumlah besar darah dapat “tersimpan” di dalam vena dibawah besar darah dapat “tersimpan” di dalam vena dibawah tekanan rendah. Dengan alasan ini maka vena dianggap sebagai pembuluh kapasitans. Kurang lebih 75% volume darah total tersimpan dalam vena. Sistem saraf simpatis, yang mempersarafi otot vena, dapat merangsang vena untuk
berkonstriksi (venakonstriksi), sehingga menurunkan volume vena dan menaikkan volume darah dalam sirkulasi umum. Beberapa vena, tidak seperti arteri, dilengkapi katup. Secara umum vena yang mengalirkan darah melawan tekanan gravitasi, seperti pada ekstremitas bawah, memliki katup satu arah yang memisahkan satu kolom darah, sehingga darah tidak mengalir balik saat didorong ke arah jantung. Katup tersusun atas bilah-bilah endotel, yang kemampuannya tergantung pada integritas dinding vena. Pembuluh Limfa. Pembuluh limfa merupakan sistem komplek pembuluh berdinding tipis yang mirip dengan kapiler darah. Jaringan ini bertugas mengumpulkan cairan limfa dari jaringan dan organ dan mengangkut cairan tersebut ke saluran vena. Pembuluh limfa bergabung menjadi dua trunkus utama, ductus toraksikus dan ductus limfatikus kanan. Kedua ductus tersebut mengalir ke pertemuan vena subklavia dan jugularis interna. Duktus limfatikus kanan berjalan dari sisi kanan kepala, leher, toraks dan lengan atas. Duktus traksikus dan ductus limfatikus kanan berjalan dari sisi tubuh lainnya. Pembuluh limfa perifer bergabung menjadi pembuluh limfa yang lebih besar dan melintasi nodus limfatikus regional sebelum memasuki sirkulasi vena. Nodus limfatikus berperan penting dalam penyaringan partikel asing. Pembuluh limfa dapat ditembus oleh molekul besar dan merupakan satu-satunya cara dimana protein interstisial dapat kembali ke sistem vena. Dengan adanya kontraksi otot, pembuluh limfa berubah bentuk, menciptakan rongga diantara sel endotel, yang memungkinkan protein dan partikel dapat memasuki pembuluh tersebut. Kontraksi otot dinding limfa dan jaringan sekitarnya membantu mendorong cairan limfa ke arah aliran vena.
2.3 Kebutuhan Sirkulasi Jaringan Jumlah darah yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh selalu berubah. Prosentasi aliran darah yang diterima oleh organ atau jaringan tertentu ditentukan oleh kecepatan metabolisme jaringan, ketersediaan oksigen, dan fungsi jaringan itu sendiri (Tabel 31-1). Ketika terjadi peningkatan kebutuhan metabolisme, pembuluh darah akan berdilatasi untuk meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi ke jaringan. Ketika kebutuhan metabolisme menurun, pembuluh akan berkonstriksi dan darah yang mengalir ke jaringan akan berkurang. Kebutuhan metabolism jaringan meningkat
pada aktivitas fisik atau latihan, pemberian panas lokal, demam, dan infeksi. Penurunan kebutuhan metabolisme jaringan terjadi saat istirahat atau pengurangan aktivitas fisik, pembelian local, dan pendinginan badan. Bila pembuluh darah gagal berdilatasi sebagai respons penigkatan kebutuhan aliran darah, akan terjadi iskemia jaringan (kekurangan suplai darah). Mekanisme dimana pembuluh darah berdilatasi dan berkontraksi untuk menyesuaikan perubahan metabolism menunjukkan bahwa tekanan arteri yang normal tetap terjaga.
Tabel 31.1. Nilai khas Aliran Darah dan Konsumsi oksigen Berbagai Organ Manusia
Berat Organ
Organ (kg)
Aliran Darah Selama
Penggunaan Okesigen
Istirahat
Selama Istirahat
Aliran Darah Organ (ml/men)
% Total Curah Jantung
Penggunaan O2 Organ (ml/men)
% Total Penggunaan O2
Otak
1,4
750
14
45
18
Jantung
0.3
250
5
25
10
Hati
1.5
1300
23
75
30
2.5
1000
Ginjal
0.3
1200
22
15
6
Otot
3.5
1000
18
50
20
Kulit
2.0
200
4
5
2
27.0
800
14
35
14
70
6500
100
250
100
Saluran Gastrointestinal
Sisanya (mis, tulang, sumsum tulang, lemak, jaringan ikat TOTAL
(Follow B and Neil E, Circulation. New York, Oxford University Press)
Ketika darah melintasi kapiler jaringan, oksigen dikeluarkan dan karbondioksida dimasukkan. Jumlah oksigen yang diekstraksi pada berbagai jaringan berbeda. Misalnya, jantung cenderung mengekstraksi sekitar 50% oksigen dari darah arteri setiap kali darah melintasi jaringan kapilernya, sementara ginjal hanya mengekstraksi 7% oksigen dari darah yang melintasinya. Jumlah rata-rata oksigen yang dikeluarkan secara bersama oleh seluruh jaringan tubuh sekitar 20%, artinya darah dalam vena kava mengandung sekitar 25% oksigen lebih sedikit dibandingkan darah aorta. Hal ini dikenal sebagau Perbedaan Oksigen arterio-vena sistemik. Kadarnya akan meningkat bila jumlah oksigen yang diberikan kejaringan menurun karena kebutuhan metabolismenya menurun. Lihat table 13.1 untuk informasi yang lebih rinci mengenai aliran darah dan terkestraksi oksigen ketika darah melintasi kapiler pada berbagai jaringan.
2.4 Aliran Darah Aliran darah melalui seistem kardiovaskuler selalu mengikuti arah yang sama; jantung kiri ke aorta, arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, vena kava dan akhirnya ke jantung kanan. Aliran satu arah ini disebabkan karena perbedaan tekanan yang terjadi antara system arteri dan vena. Karena tekanan yang terjadi antara sistem arteri dan vena. Karena tekanan arteri (sekitar 100mHg) lebih tinggi dibandingkan tekanan vena (sekitar 4mmHg), dan cairan selalu mengalir dari system arteri ke system vena. Perbedaan tekanan (ΔP) antara kedua aliran pembuluh darah tersebut merupakan daya dorong darah kedepan. Hambatan terhadap aliran darah meghasilkan tenaga balik, yang dikenal sebagai tahanan (R). Jadi kecepatan aliran darah ditentukan dengan membagi perbedaan tekanan dengan tahanan. Aliran = ΔP/R Dari persamaan tersebut terlihat bahwa bila tahanannya meningkat maka diperlukan tekanan pendorong yang lebih besar untuk menjaga aliran darah yang tetap. Secara fisiologis penigkatan tekanan pendorong diperoleh dengan meningkatkan tenaga kontraksi jantung. Biola
tahanan arteri meningkat secara kronis, jantung akan mengalami hipertropi untuk mempertahankan tenaga kontraksi yang besar. Pada kebanyakan pembuluh darah halus yang panjang, aliran bersifat laminer atau sejajar, dengan darah di tengah pembuluh bergerak sedikit lebih cepat dari darah yang berada dekat pembuluh, aliran laminer tidak terdengar. Aliran laminer menjadi turbulen bila kecepatan aliran darah menjadi meningkat, bila kekentalan darah meningkat, bila diameter pembuluh menjadi lebih besar dari normal, atau bila suatu segmen pembuluh mengalami penyempitan atau kontruksi. Aliran darah turbulen menghasilkan suara, yang dinamakan bruits, yang dapat terdengar dari luar dengan stetoskop. Filtrasi Dan Reabsorbsi Kapiler Pertukaran cairan melalui dinding kapiler berlangsung terus- menerus. Cairan tersebut, yang mempunyai komposisi sama dengan plasma tanpa protein, merupakan cairan interstisial. Kesetimbangan antara tekanan hidrostatik dan osmotik darah dan interstisium, seperti permeabelitas kapiler, mengatur jumlah dan arah perpindahan cairan melintasi kapiler. Tekanan hidrostatik adalah tekanan pendorong yang dibangkitkan oleh tekanan darah. Tekanan osmotik adalah tenaga penarik yang dihasilkan oleh protein plasma. Normalnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri kapiler relatif lebih tinggi dibanding vena. Tekanan yang tinggi pada ujung arteri kapiler ini cenderung mendorong cairan keluar dari kapiler ke rongga - rongga jaringan. Tekanan osmotik cenderung menarik kembali cairan ke dalam kapiler dari ruangan diantara jaringan, namun tekanan osmotik ini tak mampu melawan tekanan hidrostatik yang tinggi pada ujung arteri kapiler. Tetapi pada ujung vena kapiler, tekanan osmotik akan mendominasi tekanan hidrostatik yang rendah dan terjadilah reabsorbsi bersih cairan dari rongga antar jaringan kembali ke kapiler. Tampaknya semua cairan yang difiltrasi diujung arteri kapiler diabsorbsi kembali pada akhiran vena, kecuali sejumlah kecil saja yang tidak diabsorbsi. Kelebihan cairan filtrasi tersebat akan masuk ke dalam sirkulasi limfatik. Proses filtrasi, reabsorbsi pembentukan limfa tersebut membantu mempertahankan volume cairan dan mengangkut sampah dari debris jaringan. Permeabilitas kapiler, pada kondisi normal tetap konstan.
Pada beberapa keadaan abnorml, cairan yang difiltrasi keluar dari kapiler, jauh melebihi jumlah yang direabsorbsi dan yang diangkut oleh pembuluh limfa ketidakseimbangan tersebut dapat terjadi akibat kerusakan dinding kapiler dan kenaikan permeabilitas, sumbatan aliran limfa, peningkatan tekanan vena, atau penurunan tekanan osmotik protein plasma. Penimbunan cairan yamg terjadi pada proses ini dinamakan edema
Tahanan Hemodinamika Faktor terpenting pada sistem vaskuler yang menentukan tahanan adalah jari-jari pembuluh darah. Sedikit saja perubahan jari - jari dapat mengakibatkan perubahan besar pada tahanannya. Tempat paling dominan untuk terjadi perubahan diameter atau lebar pembuluh darah dan pada gilirannya tahanan, adalah arteriola dan sfingter prekapiler. Tahanan vaskuler perifer adalah perlawanan pembuluh darah terhadap aliran darah. Hukum Poiseuille memudahkan perhitungan tekanan. R = 8 η L/πr4 dimana R = tahanan, r = jari-jari pembuluh darah, L = panjang pembuluh, η = kekentalan darah, 8/π = konstanta. Persamaan tersebut memperlihatkan bahwa tahanan berbanding lurus dengan kekentalan darah dan panjang pembuluh darah, tetapi berbanding terbalik dengan pangkat ke empat jari jari pembuluh darah. Kekentalan darah dan panjang pembuluh darah, pada kondisi normal, tidak ada perbedaan secara bermakna. Maka, biasanya kedua faktor tadi tidak banyak berperan terhadap darah. Namun peningkatan hematokrit yang sangat tinggi, dapat meningkatkan kekentalan darah dan menurunkan aliran darah kapiler. Mekanisme Regulasi Vaskuler Perifer Karena kebutuhan metabolisme jaringan tubuh selalu berubah meskipun dalam keadaan istirahat, maka perlu adanya sistem regulasi yang integral dan terkoordinasi sehingga aliran darah ke setiap bagian tetap dapat dipertahankan sesuai dengan kebutuhan daerah tersebut.
Seperti yang diduga, mekanisme regulasi ini sangat kompleks dan terdiri atas pengaruh saraf pusat, hormon dan sirkulasi bahan kimia, dan aktivitas independen dinding arteri itu sendiri. Aktivitas sistem saraf simpatis (adrenergik), yang diperantarai oleh hipotalamus, adalah faktor terpenting dalam regulasi diameter, demikian juga regulasi aliran darah pembuluh darah perifer. Semua pembuluh darah dipersarafi oleh sistem saraf simpatis kecuali kapiler dan sfingter prekapiler. Stimulasi saraf simpatis mengakibatkankan vasokonstriksi. Neurotransmiter yang bertanggung jawab pada vasokostrusi simpatis adalah norepinefrin. Akvitasi simpatis terjadi sebagai respon terhadap berbagai stressor fisiologis dan spikologis. Penglihatan aktivitas simpatis dengan obat-obatan atau simpatektmi mengakibatkan vasodilatasi. Hormon lain juga memengaruhi tahanan vaskuler perifer Epinefrin, yang dihasilkan oleh medula adrenal, bekerja mirip dengan norepinefrin menyebabkan vasdilatasi pada otot skelet, jantung dan otak. Angiotensin, zat yang kuat yang terbentuk dari interkasi antara renin (disintesa di ginjal) dan protein dalam sirkulasi, menstimulasi konstruksi arteri. Meskipun konsentrasi angiotensin dalam darah biasanya rendah, namun efek vasokontruktornya yang kuat menjadi penting hanya pada beberapa keadaan keadaan patofisiologis tertentu, seperti gagal jantung kongestik dan hipovolemia. Perubahan aliran darah local dipengaruhi berbagai zat yang beredar yang mempunyai sifat vasoaktif. Zat vasodilatasi kuat mencakup histamin, bradikmin, prostaglandin dan beberapa metabolit otot. Turunnya persediaan oksigen dan nutrisi dan perubahan pH local juga mempengaruhi aliran darah. Serotonin, suatu zat yang dibebaskan dari trombosit yang teragregasi disekitar tempat kerusakan dinding pembuluh darah, membuat arteriol berkontriksi. Pemberian panas pada bagian permukaan tubuh mengakibatkan vasodilatasi local, sedangkan pemberian dingin menyebabkan vasokontrsiksi.
2.5 Kapiler, Arteri, dan Vena Kapiler
Kapiler merupakan pembuluh darah kecil yang sangat tipis, hanya dibentuk oleh tunika intima saja sehingga memudahkan proses pertukaran zat antara pembuluh darah dengan sel atau jaringan. Hanya ada lapisan tunika intima karena pembuluh ini terus bercabang cabang a. Pembuluh darah kapiler berasal dari bahasa Latin capillaris b. Pembuluh kapiler merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari arteri, yang bercabang dan menyempit ke arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. Setelah terjadinya difusi jaringan, kapiler bergabung membentuk venule dan melebar menjadi vena, yang mengembalikan darah ke jantung. artinya venule itu lanjutan dari arteriol yang telah mendapatkan sisia ekskresi dari sel seluruh tubuh jadi arteriol dan venule nyambung OK c. Dinding kapiler berupa epithel pipih selapis yang tipis sehingga gas dan molekul seperti oksigen , carbon dioksida bisa berdifusi serta air, zat zat terlarut berupa protein, glukosa dan lemak dapat mengalir melewatinya secara osmosis dengan dipengaruhi oleh gradien osmotik dan hidrostatik. Fungsi kapiler adalah :
Penghubung arteri dan vena
Tempat terjadinya pertukaran zat
Absorbsi nutrisi pada usus
Filtrasi pada ginjal
Absorbsi sekret kelenjar
Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Arteri membawa darah yang kaya oksigen, kecuali arteri pulmonalis. Berfungsi sbg jalur cepat (diameter besar & resistensi rendah) aliran darah dr jantung ke jaringan & sebagai reservoir tekanan (menghasilkan gaya pendorong saat jantung relaksasi).
a. Arteri bersifat elastik karena mempunyai lapisan otot polos dan serabut elastik sehingga dapat berdenyut-denyut sebagai kompensasi terhadap tekanan jantung pada saat sistol. b. Arteri yang lebih kecil dan arteriola lebih banyak mengandung lapisan otot sebagai respon terhadap pengendalian saraf vasomotor. c. Arteri mendapatkan suplai darah dari pembuluh darah khusus yang disebut vasa vasorum, dipersarafi oleh serabut saraf motorik yang disebut vasomotor. d. Arteri mempunyai diameter yang berbeda-beda, mulai yang besar yaitu aorta kemudian bercabang menjadi arteri dan arteriola. e. dinding arteri tebal karena membawa darah dengan tekanan yang tinggi f. di tubuh tidak berada di permukaan tetapi agak kedalam dibawah permukaan g. berwarna cenderung merah karena cenderung membawa darah yang mengandung oksigen kecuali arteri pulmonalis Vena
a. Vena merupakan pembuluh darah yang mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke jantung sehingga dinamakan pula pembuluh balik. b. Vena mempunyai tiga lapisan seperti arteri tetapi mempunyai lapisan otot polos yang lebih tipis, kurang kuat dan mudah kempes (kolaps). c. Vena dilengkapi dengan katup vena yang berfungsi mencegah aliran balik darah ke bagian sebelumnya karena pengaruh gravitasi. d. Katup vena berbentuk lipatan setengah bulat yang terbuat dari lapisan dalam vena yaitu lapisan endotelium yang diperkuat oleh jaringan fibrosa.
Cara mengalirkan darah di vena agar bisa kembali kejantung Pada kapiler terdapat spingter prakapiler mengatur aliran darah ke kapiler : Bila spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang bercabang dari pembuluh darah utama membuka dan darah mengalir ke kapiler. Bila spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup dan aliran darah yang melalui kapiler tersebut akan berkurang. Pada vena bila otot berkontraksi maka vena akan terperas dan kelepak yang terdapat pada jaringan akan bertindak sebagai katup satu arah yang menjaga agar darah mengalir hanya menuju ke jantung.
Ada beberapa pembuluh darah besar yang berdekatan letaknya dengan jantung yaitu : 1. Vena Cava Superior Vena cava superior adalah vena besar yang membawa darah kotor dari tubuh bagian atas menuju atrium kanan. 2. Vena Cava Inferior Vena cava inferior adalah vena besar yang membawa darah kotor dari bagian bawah diafragma ke atrium kanan. 3. Sinus Conaria Sinus coronary adalah vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari jantung sendiri. 4. Trunkus Pulmonalis Pulmonary trunk adalah pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paruparu. 5. Vena Pulmonalis Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri. 6. Aorta Asendens Ascending aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta (lengkung aorta) ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian atas. 7. Aorta Desendens Descending aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah. Ada beberapa jenis vena yang penting untuk materi 8. Vena porta : vena yang port (mampir) terlebih dahulu di organ sebelum ke jantung
Vena porta hepatica : vena dari usus ke hati : vena ini kaya makanan hasil penyerapan dari usus ( di tubuh kita dijumpai)
Vena porta renalis : vena dari tungkai belakang kaki pada katak mampir ke ginjal , baru ke jantung
Penyakit penyakitnya Arteri : cenderung terjadi penyempitan karena ada sumbatan : sklerosis ( atreosklerosis : lemak dan Arterio sklerosis : oleh kapur ) Vena : cenderung melebar karena aliran ditentukan pula oleh tekanan otot , pelebaran vena di betis : varises , pelebaran di sekitar anus : hemoroid/wasir).
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah,yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi). Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh. 3.2 Saran Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar Medikal-Bedah. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.