Makalah Anelida.docx

  • Uploaded by: Intan Rosario Mau
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Anelida.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,587
  • Pages: 15
MAKALAH ZOOLOGI INVERTEBRATA “FILUM ANELIDA”

OLEH KELOMPOK VIII NAMA :

1) MARIA GASELA OTU(16010400) 2) YOHANITA K KIDI(16010400 3) RIDWAN TEFA(1601040051)

PRODI :

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2017

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya, kami dapat menyelesaikan makalah “FILUM ANELIDA “ dengan baik. Dalam pembuatan makalah ini, penulis tidak sendiri menyelesaikannya, namun banyak menerima bimbingan dan bantuan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini. Namun demikian, dalam penyusunan makalah ini tentu masih banyak kekurangannya, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca yang sifatnya membangun agar dapat mempernbaiki makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat. Atas perhatian pembaca semua, kami ucapkan terima kasih Kupang, 23 November 2017

Penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………….. DAFTAR ISI…………………………………………………………………..... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang …………………………………………………. 1.2 Rumusan masalah ……………………………………………… 1.3 Tujuan ………………....……………………………….………. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ciri-ciri Umum Annelida……....……………………………….. 2.2 Anatomi dan Fisiologi Annelida…....……………...…………… 2.3 Habitat Annelida………………………………………..………. 2.4 Klasifikasi Annelida…...………………………............……….. 2.5 Peranan Annelida…………………………..…………....……… BAB III PENUTUP 3.1 kesimpulan……………………………………………….……… 3.2 saran ……….....………………………………………….………

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata.Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem saraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral. Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa organ (misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain seperti saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem. Rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm.Contoh Annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di tanah, makananya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan tanah. Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah diolah. Cacing tanah juga mencampur dedaunan dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus tanah. Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries. Golongan lain dari annelida yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik penghisap dikedua ujung badannya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap darah. 1.2 1. 2. 3. 4. 5.

Rumusan Masalah Bagaimana ciri-ciri umum Annelida ? Bagaimana anatomi dan fisiologi Annelida ? Bagaimana habitat Annelida ? Bagaimana klasifikasi Annelida ? Apa peranan Annelida ?

1.3 Tujuan Secara khusus makalah “Annelida “ ini disusun agar : 1. Siswa mengetahui dan memahami ciri-ciri umum Annelida. 2. Siswa mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi Annelida. 3. Siswa mengetahui dan memahami habitat Annelida.

BAB II PEMBAHASAN Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil, gelang-gelang atau ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu, Annelida juga dikenal sebagai cacing gelang. Cacing tanah sebagai anggota Annelida dapat digunakan untuk memberi gambaran struktur umum dari filum ini. Tubuh cacing tanah memiliki selom bersepta (bersekat), tetapi saluran pencernaan, pembuluh saraf dan tali saraf memanjang menembus septa itu. Cacing tanah merupakan hewan hermafrodit, mereka melakukan pembuahan secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan disimpan dalam klitelum untuk kemudian diselubungi mukus (lendir) membentuk kokon. Kokon dilepas dalam tanah dan berkembang menjadi embrio yang siap menjadi individu baru. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan cara fragmentasi tubuh yang diikuti dengan regenerasi. Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata. Di samping tubuhnya bersegmen, juga tertutup oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis dan sudah ada rongga tubuh. Annelida yang hidup di tanah, berperan penting dalam memperbaiki struktur tanah untuk pertanian dan mengembalikan mineral yang penting untuk menjaga kesuburan tanah. Beberapa contoh kelas Oligochaeta yang penting adalah Pheretima (cacing tanah) yang mampu menghancurkan sampah dan membantu proses sirkulasi bahan organik di tanah serta sebagai makanan sumber protein bagi ternak. Contoh lainnya adalah Perichaeta (cacing hutan), Tubifex (cacing air), Lumbricus rubellus yang banyak diternakkan orang karena berkhasiat untuk mengobati penyakit tifus, ekstraknya sebagai minuman kesehatan dan bahan kosmetik. Kelas Polychaeta, misalnya Nereis vireus (kelabang laut), Eunice viridis (cacing wawo), Lysidice oele (cacing palolo) merupakan cacing yang menghuni lautan. Hirudinea merupakan kelas dari Annelida yang mampu menghasilkan zat hirudin, semacam bahan kimia yang mencegah koagulasi atau pembekuan darah, contohnya Hirudo medicinalis, Haemodipsa javanica.

2.1 Ciri-ciri Umum Annelida Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum Annelida adalah : 1. Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit (merugikan karena menempel pada inangnya). 2 Simetri tubuhnya bilateral simetris karena sudah ada punggung di dorsal dan Sisi Perut (ventral) 3. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. 4. Alat eksresi disebut nephridium. 5. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup. 6. Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. 7. Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan dan anus. 8. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang. 9. Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri 10. Metameri merupakan bentuk segmen-segmen yang antara segmen itu memiliki organ-organ yang sama. 11. Organ-organ yang dimiliki pada setiap segmennya sama itu antara lain alat ekskresi (nefridium) lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah , Sistem pencernaan lengkap/sempurna. 12. Sistem peredaran darah tertutup. 13. Klasifikasi Annelida ini didasarkan atas tidaknya seta / rambut / parapodium yang ada di permukaan tubuhnya. 14. Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium yang bersifat glanduler

2.2 Anatomi dan Fisiologi Annelida a. Anatomi Annelida Banyak tipe cacing tanah, tetapi Lumbricus terrestris adalah merupakan salah satu contoh spesies yang baik atau representative bagi Filum Annelida. Lumbricus terrestris ini akan digunakan sebagai contoh dalam pembahasan selanjutnya. Struktur tubuh annelida ini mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Cacing tersebut sudah mempunyai rongga sejati disebut triplobastik selomata. Bentuk tubuhnya bersegmen-segmen dilapisi oleh kutikula, tersusun oleh gelang kecil yang dibatasi dengan sekat berbentuk seperti cincin atau gelang. Jika cacing ini dipotong menjadi dua bagian yang sama, maka bentuk tubuhnya simetri bilateral. Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang silindris, kurang lebih 2/3 baian posteriornya sedikit memipih ke arah dorsoventral. Warna tubuh permukaan atas berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis kelihatan jelas. Permukaan bawah lebih pucat, umumnya merah jambu dan kadang-kadang putih. Mulut terdapat di ujung anterior pada bagian yang disebut prostomium. Pada segmen-segmen ke 32-37, terdapat penebalan kulit yang disebut clitellum. Clitellum ini jelas pada bagian dorsal dan ventral, dimana disini tidak terdapat annuli. Pada tiap-tiap segmen terdapat 4 pasang setae, kecuali segmen pertama dan terakhir, 2 pasang di lateral dan 2 pasang lainnya di ventro-lateral. Setae berguna sebagai alat gerak bagi cacing tanah, yang digerakkan oleh musculus retractor.

Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat beberapa lubang muara keluar dari berbagai alat atau organ di dalam tubuh. Lubang-lubang tersebut ialah: a. mulut, berbentuk bulan sabit terletak di medio ventral segmen pertama b. anus, terletak pada segmen terakhir c. lubang muara keluar ductus spermaticus atau vas deferens, terletak pada segmen ke-15 d. ubang muara keluar oviduct, terletak pada segmen ke-14 e. lubang muara keluar receptaculum seminalis berupa 2 pasang pori. Receptaculum seminalis adalah tempat penyimpanan sperma f. pori dorsales merupakan lubang muara keluar coelom g. sepasang nephridiofor, merupakan lubang muara keluar dari saluran ekskresi dan terletak pada tiap segmen, keculi segmen terakhir dan 3 segmen pertama.

b. Fisiologi 1. Sistem Gerak Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum circulare (lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah dalam). Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak. Dinding intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot ini berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.

Setae digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor, yang mendorong setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh. 2. Sistem Respirasi Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, karena kulitnya bersifat lembab, tipis, banyak mengandung kapiler-kapiler darah. 3. Sistem Pencernaan Makanan Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri atas mulut, pharynx, esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine dan anus. Makanan cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Cacing tanah mencari makanannya di luar liang pada saat malam hari. Makanan diambil melalui mulutnya. Makanan di dalam esophagus tercampur dengan cairan hasil sekresi kelenjar kapur (calciferous glands) yang terdapat pada dinding esophagus itu. Dari esophagus, makanan terus masuk ke dalam proventriculus yang merupakan tempat penyimpan makanan yang bersifat sementara. Selanjutnya, makanan masuk ke dalam ventriculus. Disini makanan dicerna menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus, partikel makanan ini masuk ke dalam intestin. Di dalam intestine, makanan akan dicerna lebih lanjut sehingga menjadi substansi-substansi yang lebih kecil, yang dapat diabsorbsi oleh dinding intestine tersebut. Dinding intestin mengandung kelenjar-kelenjar yang menghasilkan enzim-enzim. Karena pengaruh enzim-enzim ini, partikel-partikel makanan tadi dicernakan menjadi monosakarida, asam lemak dan gliserol, dan asam amino yang siap untuk diabsorbsi. Senyawa-senyawa tersebut diabsorbsi oleh dinding intestin dan selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi darah diangkut ke seluruh bagian-bagian tubuh. 4. Sistem Sirkulasi Sistem peredaran darah cacing tanah adalah sistem peredaran darah tertutup. Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah atau korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit mengandung hemoglobin yang mempunyai kemampuan mengikt oksigen. Pembuluh-pembuluh darah terdiri atas aorta dorsalis, aorta ventralis. Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan mudah terlihat dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit tubuh cacing sedikit transparent. Aorta ventralis terletak di sebelah ventral saluran pencernaan dan di sebelahdorsal truncus nervosus.

Pada saat darah mengalir menuju ke kulit, hemoglobin mengikat CO2 , CO2keluar melalui kulit sedangkan O2 dari udara masuk ke dalam tubuh cacing tanah melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk oxyhemoglobin. 5. Sistem Ekskresi Sistem ekskresi cacing tanah berupa nephridia (nephridios=ginjal). Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang nephridia, kecuali 3 segmen yang pertama dan segmen yang terakhir tidak ada. 6. Sistem Saraf Sistem saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam segmen yang ke 3 dan terditi atas : a. ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan comissura, terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3 b. berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya. Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf yang terinnervasi daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel tersebut dan cabang saraf yang menuju ke ventral dan melingkari pharynx. 7. Organ Sensoris Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar. 8. Sistem Reproduksi Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Kedua oviductnya terletak di dalam segmen ke-13 dan infundibulumnya bersilia. Testes terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesicular seminalis. 2.3 Habitat Annelida Cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat tertentu saja. Pada siang hari tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali pada saat hujan. Dalam keadaan yang sangat dingin atau sangat kering mereka masuk ke dalam liang, seringkali sampai sedalam 8 kaki dan dalam keadaan ini beberapa cacing seringkali terdapat melingkar bersama-sama, dengan di atasnya terdapat lapisan tanah yang bercampur dengan lendirnya. 2.4 Klasifikasi Annelida Seta berguna untuk bergerak. Dengan dasar ada tidaknya seta, maka filum ini dibagi menjadi kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.



Kelas Polychaeta Polychaeta tubuhnya jelas bersegmen-segmen, baik bagian luar maupun bagian dalamnya, coelom umumnya terbagi oleh septa intersegmental, segmen tubuhnya banyak, mempunyai banyak setae. Umumnya mempunyai kepala yang dilengkapi sejumlah alat tambahan atau extremitas hampir bersifat gonochoristis, dengan gonade memanjang di seluruh tubuh dan fertilisasi eksternal, perkembangannya melalui stadium larva, larva disebut trochophora. Ciri khas kelas polychaeta memiliki banyak rambut pada permukaan tubuhnya. Seta terdapat pada parapodia di setiap segmen tubuh. Parapodia merupakan tonjolan kaki yang berfungsi sebagai alat gerak. Pada parapodia juga terdapat insang. Seluruh anggotanya hidup di air laut (sehingga sering disebut kelabang laut). Contohnya, cacing palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (Lysidice oele).

Gambar 1. Struktur tubuh cacing wawo, palolo, dan kelabang laut.



Kelas Oligochaeta Cacing oligochaeta hanya memiliki sedikit seta. Cacing tersebut hidup di tanah yang lembab atau di air tawar. Tubuhnya tidak memiliki parapodia. Pergerakannya dilakukan oleh kontraksi otot yang dibantu oleh seta. Contohnya, cacing tanah (lumbricus terestris). Tubuh cacing tanah disusun oleh 100-180 segmen. Bagian mulut (prostomium) terdapat pada ujung anterior segmen pertama dan anus pada segmen terakhir. Pada segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat penebalan kulit yang disebut klitelum. Klitelum berfungsi membentuk kokon, yaitu kantong untuk meletakkan sel telur dan melangsungkan pembuahan. Tubuh cacing tanah memiliki testis dan ovarium. Walaupun hermafrodit, hewan tersebut melangsungkan pembuahan silang.

Gambar 2. Cacing Tanah  Kelas Hirudinea Kelas hirudinea beradaptasi sebagai hewan pengisap darah. Pada sekeliling mulut dan anusnya dilengkapi alat penghisap. Tubuhnya mengandung se-sel kelenjar yang menghasilkan zat antikoagulan (anti-pembekuan darah) bernama hirudin. Kelas herudinea tergolong hermafrodit. Meskipun begitu, hewan tersebut elangsungkan perkawinan secara silang dan pembuahannya terjadi di kokon. Anggota kelas hirudinea antara lain lintah (hirudo sp.) dan pacet (haemadipsa sp.). Lintah kebanyakan hidup di air tawar, sedangkan pacet di darat.

Gambar 3. Anatomi Lintah.

2.5 Peranan Annelida  Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia. Cacing tanah memiliki kandungan protein lebih tinggi dari daging sapi sehingga sangat baik untuk bahan pakan ternak.  Cacing tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Cacing tersebut dapat menggemburkan lahan dan sisa metabolismenya dapat menambah unsur hara tanah.  Lintah dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi. Selain itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk keperluan transfusi darah.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa 1. Annelida hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit. Simetri tubuhnyabilateral simetris. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Alat eksresi disebut nephridium. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup. 2. Habitat cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak rendah. 3. Klasifikasi Annelida berdasarkan ada tidaknya seta dibagi menjadi kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea. 4. Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia, cacing tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Lintah dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi. Selain itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk keperluan transfusi darah. 3.2 Saran Dengan memiliki pengetahuan tentang Annelida, siswa disarankan untuk 1. Lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar agar cacing tanah tetap lestari. 2. Memanfaatkan cacing tanah sebaik mungkin sehingga dapat berguna bagi masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA Priadi Arif dan Herlanti Yanti. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas X K13. Jakarta: Yudistira. Anonim1. 2008. Annelida, (online), (http://cacingtanahqu.blogspot.com/p/ lumbricus-rubellus.html), diakses 25 ferbruari 2016 Anonim2. 2010. Filum Annelida, (online), (http://biologi-kintan.blogspot.com/ 2010/05/annelida.html), diakses 25 ferbruari 2016 Ardianz. 2010. Filum Annelida, (online), ( http://:annelida\filum-annelida.

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""