Makalah Keperawatan Medikal Bedah
ALOPECIA ARETA
DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1:
RISDAYANTI AMALIA HAKIM SRIEVAH NURHIDAYAH JAMALUDDIN
PO.71.3.202.17.1.035 PO.71.3.202.17.1.002 PO.71.3.202.17.1.045 PO.71.3.202.17.1.025 PO.71.3.202.17.1.014
POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN MAKASSAR PRODI KEPERAWATAN PAREPARE TAHUN AKADEMIK 20172018
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFENISI Alopecia areata adalah penyakit autoimun (serangan sistem imunitas tubuh sendiri) yang menyerang kulit kepala, kondisi ini umumnya terjadi pada kulit kepala meski dapat juga terjadi pada bagian kulit tubuh yang lain. Alopecia areata adalah kerontokan rambut yang disebabkan oleh serangan sistem imunitas tubuh sendiri (autoimun) terhadap folikel Kondisi ini umumnya terjadi pada kulit kepala, meski dapat juga terjadi pada bagian tubuh lain yang ditumbuhi rambut, seperti alis, kumis, dan bulu mata. Selain kebotakan berpola bulat, alopecia areata juga dapat menimbulkan kebotakan menyeluruh. Alopecia areata bisa diderita oleh siapa pun, baik laki-laki atau perempuan, dalam segala usia. Namun umumnya kondisi ini lebih banyak dialami oleh orang-orang berusia 20 tahun ke bawah. Alopecia areata merupakan penyakit autoimun di mana sistem imunitas tubuh yang bertugas melindungi tubuh dari serangan virus atau bakteri justru melakukan kesalahan
dengan menyerang tubuh sendiri. Dalam kasus ini, yang diserang adalah folikel rambut. Akibatnya, folikel rambut yang merupakan tempat tumbuhnya rambut menjadi mengecil lalu berhenti memproduksi rambut sehingga terjadi kebotakan. B. KLASIFIKASI a. Alopecia totalis merupakan alopecia yang menyebabkan kerontokan seluruh rambut di kulit kepala. b. Alopecia universalis merupakan alopecia yang menyebabkan kerontokan seluruh rambut yang terdapat di tubuh. Jenis alopecia ini lebih jarang terjadi pada manusia. c. Alopecia barbae merupakan kerontokan rambut yang terbatas pada bagian jambang. d. Alopecia monocularis merupakan alopecia yang dapat terjadi di setiap bagian kepala, tetapi hanya pada satu area atau titik. Selain keempat tipe di atas, penyakit ini dapat terkait dengan beberapa keadaan seperti: tinea capitis, telogen effluvium, serta trichotillomania.
a)
Tinea capitis merupakan suatu infeksi di kulit kepala serta folikel rambut yang disebab kan oleh fungi patogenik dermatophytes. Infeksi ini diperkirakan menyerang ±1/2 penderita alopecia areata. Infeksi fungi ini akan menimbulkan respon hipersensitif yang dikenal sebagai kerion. Kerion inilah yang menyebabkan peradangan kulit kepala, yang memicu kerontokan. Gambaran umum tinea capitis adalah rambut yang mulai patah, mulai muncul celah di kulit kepala karena rambut yang mulai rontok.
b) Telogen Effluvium merupakan suatu gejala pada penderita alopecia areata, folikel rambut akan mengalami fase anagen yang lebih cepat, kemudian masuk ke fase katagen, akhirnya ke fase telogen. Siklus akan berulang dalam rentang waktu lebih pendek dari normal. Telogen Effluvium ini biasanya dikenali terlebih dahulu oleh orang tua pasien berupa berkurangnya rambut kulit kepala hingga 50%. Gejala penyakit ini tergantung tingkat stres pasien. Kerontokan rambut merupakan gejala ikutan. Telogen Effluvium, biasanya terjadi pada fase akhir alopecia areata
c) Trichotillomania merupakan penyakit psikologis berupa keinginan tidak tertahankan untuk menarik rambut dari bagian-bagian tubuh sendiri; dikemukakan pertama kali oleh ahli dermatologist Perancis Hallopeau. Gejala ini jarang menyerang anak-anak serta biasanya ditemui pada remaja pria. Kerontokan tidak hanya terjadi pada rambut kulit kepala, melainkan juga pada bagian tubuh lainnya seperti pada rambut di alis, bulu mata, bahkan rambut pubis. Trichotillomania biasanya terjadi di area occipitalis, diikuti adanya lesi di bagian tersebut. Rambut di area itu memiliki panjang yang tidak sama, serta mulai rontok selama selang waktu tertentu C. ETIOLOGI Penyebab pasti kebotakan masih belum diketahui. Meski begitu, para ahli medis menyatakan bahwa kondisi ini berhubungan dengan beberapa faktor yang meliputi: a. Riwayat keluarga. Jika anggota keluarga Anda mengalami kebotakan, Anda pun akan berisiko tinggi mengembangkan kondisi yang serupa. Riwayat keluarga juga dapat menunjukkan kemungkinan kapan usia mengalami kebotakan.
b.
Hormon. Perubahan dan ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan kebotakan sementara. Perubahan hormon dapat terjadi karena kehamilan, kelahiran, atau mendekati masa menopause. Kelenjar tiroid juga mempengaruhi kadar hormon, yang dapat menyebabkan kebotakan.
c. Kondisi kulit. Infeksi kulit kepala atau penyakit kulit seperti lupus, lichen planus dapat menyebabkan rambut rontok yang berpotensi kebotakan. d. Induksi obat. obat kanker, radang sendi, depresi, penyakit jantung dan tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kebotakan. Pil pengontrol kehamilan dan vitamin A yang berlebihan juga dapat menyebabkan kebotakan. e.
Kebiasaan mencabut rambut. Kondisi ini disebut juga dengan trikotilomania, yang menyebabkan seseorang terdorong untuk mencabut rambut pada kulit kepala, alis atau bagian lain dari tubuh.
D. PATOFISIOLOGI Patofisiologi alopecia areata belum diketahui jelas, diduga disebabkan oleh kelainan autoimun yang diawali proses mediasi Sel-T. Proses ini diikuti terbentuknya autoantibodi.
Autoantibodi yang terbentuk ini akan mempengaruhi fase anagen sehingga menjadi memendek, folikel rambut akan masuk ke fase katagen yang mengakibatkan kerontokan. Autoantibodi ini dapat menghambat per- kembangan rambut pada fase anagen karena infiltrasi sel-sel limfosit CD4+ dan CD8+, efeknya akan menurunkan jumlah sel T yang akan mengakibatkan pemendekan fase anagen. Selain mekanisme autoimun beberapa studi juga menunjukkan pengaruh beberapa gen yang menginduksi alopecia areata. Antigen leukosit manusia DQ3 (DQB103) ditemukan pada ±80% penderita. Antigen leukosit lainnya seperti DR4 (DRB10401) juga ditemukan pada penderita alopecia totalis dan alopecia universalis. Gen antagonis reseptor interleukin-1 juga salah satu gen yang ikut mempengaruhi terjadinya alopecia. Dari semua gen-gen yang telah disebutkan di atas tidak ada satu gen dominan, penyakit ini merupakan jenis polygenic yang dipengaruhi oleh banyak gen. Lingkungan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemunculan fenotip alopecia areata. E. MANIFESTASI KLINIS Gejala utama yang ditunjukkan alopecia areata adalah kebotakan berpola bulat. Kebotakan ini dapat terjadi di satu
atau beberapa tempat yang tadinya ditumbuhi rambut. Terkadang, rambut baru muncul di pinggir area yang botak. Namun batang rambut tersebut lebih tipis di bagian pangkalnya, sehingga tampak seperti tanda seru. Pada beberapa penderita alopecia areata, kebotakan dapat meluas hingga menyeluruh di kulit kepala (alopecia totalis). Meski jarang terjadi, kebotakan juga dapat terjadi di seluruh tubuh sehingga tidak menyisakan satu helai rambut pun (alopecia universalis). Terkadang, rambut dapat tumbuh kembali setelah beberapa bulan, namun dengan tekstur yang lebih tipis dan berwarna putih, berbeda dengan rambut sebelumnya. Kendati demikian, pada sekitar 10 persen penderita alopecia areata, kebotakan bersifat permanen dan rambut tidak akan tumbuh kembali, Selain pada kulit kepala dan bagian tubuh lain yang ditumbuhi rambut, alopecia areata juga dapat ditandai dengan gangguan pada kuku jari tangan dan jari kaki, berupa kuku berlekuk dan memiliki garis putih dengan permukaan yang tipis dan kasar. Terkadang kuku dapat berubah bentuk atau terbelah, meski hal ini sangat jarang terjadi. F. FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor yang meningkatkan seseorang mengalami kebotakan adalah: a. Jika anggota keluarga Anda mengalami kebotakan atau kebotakan dini, Anda juga sangat berisiko tinggi dengan kondisi ini. b. Risiko kebotakan akan lebih meningkat seiring dengan bertambahnya usia. c. Rambut menjadi rapuh dan mudah rontok saat Anda kekurangan nutrisi. d.
Beberapa penyakit dapat meningkatkan risiko Anda, seperti diabetes dan lupus eritematosus.
e. Memiliki warna, bentuk, tekstur, atau ketebalan kuku yang abnormal. f. Stres. G. PENGOBATAN Kebotakan yang terjadi sementara akan tumbuh kembali dengan normal jika Anda bisa mengatasi penyebabnya. Namun dalam banyak kasus, kebotakan merupakan kondisi yang tidak bisa dihindari seiring bertambahnya usia. Bila
Anda khawatir kebotakan bisa mengganggu penampilan Anda, beberapa pilihan pengobatan untuk kebotakan adalah: a.
Terapi obat-obatan. dua obat yang paling sering digunakan untuk mengobati rambut rontok yaitu minoxidil (rogaine) dan finasteride (Propecia). Minoxidil dapat berbentuk cairan atau solutio sabun. Biasanya digunakan pada kulit kepala 2 kali sehari. Minoxidil membantu Anda mengurangi rambut rontok dan membantu rambut tumbuh kembali. Sementara finasteride biasanya dalam bentuk obat minum dan hanya diberikan pada laki-laki. Selain itu, obat kortikosteroid versi suntikan juga bisa menumbuhkan rambut botak dalam waktu 4 minggu. Yang perlu dipahami, setiap obat bisa memberikan efek yang berbeda pada setiap orang. Maka, konsultasikan dulu dengan dokter untuk mencari tahu mana yang paling tepat untuk kondisi Anda.
b. Pembedahan. dokter akan melakukan pembedahan jika rambut Anda rontok permanen. Biasanya dilakukan implantasi rambut pada kulit kepala. Meski begitu, prosedur ini membutuhkan biaya besar dan dapat menimbulkan rasa nyeri.
c. Terapi laser. terapi laser dapat membantu pasien mengurangi rambut rontok dan membantu rambut tumbuh kembali lebih tebal. d. Pemakaian rambut palsu. Jika terapi lain tidak efektif, memakai rambut palsu atau wig merupakan pilihan alternatif yang aman. H. PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN SEHARIHARI Berbagai perubahan gaya hidup dan pilihan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi kebotakan adalah: a. Cucilah rambut dengan lembut, begitu pula saat menyisir rambut. b. Gunakan sampo yang sesuai dengan jenis rambut Anda. c. Hindari pewarnaan, pengkritingan, dan pelurusan rambut. Biarkan rambut Anda tumbuh secara alami sesuai dengan warna dan bentuk aslinya. d. Hindari menguncir, menyanggul, serta mengepang rambut terlalu kencang.
e. Hindari memuntir, menarik, atau menggosok rambut Anda. f. Gunakan sisir lebar untuk menyisir rambut. g. Setelah keramas, keringkan rambut Anda hanya dengan handuk. Cukup tepuk-tepuk rambut yang basah dan hindari memuntir rambut menggunakan handuk. h.
Memerhatikan asupan makanan yang bernutirisi tinggi untuk rambut.
i. Jangan menyisir rambut saat rambut masih basah. j. Gunakan conditioner untuk melembutkan rambut sehingga mudah disisir. k. Beri tahu dokter Anda jika Anda mengalami tanda infeksi setelah pemakaian steroid. Tandanya dapat berupa: kemerahan, bengkak, nyeri dan rasa terbakar pada tempat suntikan.
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Alopecia areata bisa diderita oleh siapa pun, baik laki-laki atau perempuan, dalam segala usia. Namun umumnya kondisi ini lebih banyak dialami oleh orang-orang berusia 20 tahun ke bawah. Alopecia areata merupakan penyakit autoimun di mana sistem imunitas tubuh yang bertugas melindungi tubuh dari serangan virus atau bakteri justru melakukan kesalahan dengan menyerang tubuh sendiri. Dalam kasus ini, yang diserang adalah folikel rambut. B. SARAN
Diharapkan pembaca dapat mengerti tentang penyakit ALOPECIA AREATA dan mengetahui tanda dan gejala dari penyakit ALOPECIA AREATA serta dapat mengetahui pengobatan apa saja yang dapat dilakukan oleh penderita ALOPECIA AREATA
DAFTAR PUSTAKA https://hellosehat.com/penyakit/alopecia-kebotakanadalah/ https://www.alodokter.com/alopecia-areata https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pitakatau-alopecia-areata/6026