Makalah Akuntansi Manajerial.docx

  • Uploaded by: Atikah Ramadhan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Akuntansi Manajerial.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,867
  • Pages: 14
“AKUNTANSI KEPRILAKUAN”

DISUSUN OLEH : NAMA MAHASISWA : - ABIGAIL EL KAREN (7173220001) - ATIKAH RAMADHAN (7171220005) - ALVIN FURADA (7173520003) - ILHAM ANUGRAH (7172220002) - INEKE SILVYA N. SIDABUTAR (7173220014) DOSEN PENGAMPU : Drs. JIHEN GINTING, M.Si, Ak.,CA. MATA KULIAH : AKUNTANSI KEPRILAKUAN

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN FEBRUARI 2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugrah dariNYA kami bisa menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Akuntansi Keprilakuan. Kami berterima kasih kepada Drs. Jihen Ginting, M.Si, Ak.,CA. yang telah memberikan bimbingannya. Kami juga menganggap bahwa laporan makalah ini masih memiliki kekurangan dan oleh karena itu saya berharap kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Demikianlah yang dapat Kami sampaikan, atas perhatiannya Kami ucapkan terima kasih semoga makalah ini

bisa bermanfaat dan bisa menambah

pengetahuan bagi kita semua yang membaca laporan ini.

Medan, Februari 2019

Penyusun

2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………............…… 2 DAFTAR ISI……………………………………………………………................3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………...............…….4 1.1 Latar Belakang........................................................................................ 4 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….......... 4 1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………................…… 6 2.1Definisi Akuntansi Keprilakuan...………….………………………….......... 6 2.2 Ruang Lingkup Akuntansi Keprilakuan …………………………….......... 7 2.3 Peran Akuntansi Keprilakuan…………................................................... 8

BAB III PENUTUP………………………………………………………............11 3.1 Kesimpulan & Saran...............................................................................11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….............…..14

BAB I 3

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Akuntansi sebagai sistem, akuntansi sebagai suatu ilmu, akuntansi sebagai suatu mitos, akuntansi sebagai seni pencatatan, semakin lama semakin luas saja bidang cakupan akuntansi. Asumsi bahwa akuntansi bisa mempengaruhi bidang apapun mulai terlihat nyata pada perkembangannya di era globalisasi, di era layar yang kita hadapi sekarang. Akuntansi mulai menyentuh aspek keperilakuan yaitu pada individu manusia itu sendiri menjadi tren positif di kalangan praktisi dan akademik di bidang akuntansi. Dengan hanya melihat, mendengar, mengetahui informasi, bahkan memberi pendapat terhadap laporan keuangan ternyata tidak dapat dipungkiri, juga dipengaruhi oleh faktor sosilologis dan psikologis manusia. Bisa saja kondisi seorang individu sebelum menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan berubah. Karena menurut penulis sendiri faktor psikologis merupakan salah satu faktor internal dan mempunyai andil penting ketika opini atau pendapat dikeluarkan terkait dengan laporan keuangan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa defenisi Akuntansi Keperilakuan ? 2. Apa saja ruang lingkup Akuntansi Keperilakuan ? 3. Apa saja peran akuntansi Keprilakuan ? 1.3 Tujuan Umum Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui defenisi akuntansi keprilakuan, ruang lingkup akuntansi keprilakuan dan peran akuntansi keprilakuan. Makalah ini juga merupakan ringkasan dari beberapa hasil diskusi kami dalam perkuliahan dan tujuan dari makalah ini adalah

4

memberikan informasi seluas-luasnya kepada mahasiswa, dosen, civitas akademika tentang adanya aspek keperilakuan yang turut mengambil andil penting dalam akuntansi. Terlebih lagi dari makalah ini dapat memberikan informasi ke masyarakat pada umumnya.

5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Akuntansi Keprilakuan Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktifitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Akhirnya, akuntansi bukanlah suatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sepanjang waktu seiring dengan perkembangan linkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya. Akuntansi keperilakukan ialah ilmu yang mempelajari efek dari perilaku manusia

sehingga

bisa

mempengaruhi

data-data

akuntansi

serta

pengambilan keputusan usaha/bisnis. juga sebaliknya bagaimana akuntansi bisa mempengaruhi perilaku manusia serta pengambilan keputusan bisnis. kuntansi keperilakuan merupakan cabang ilmu akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem informasi akuntansi. Istilah sistem informasi akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti luas meliputi seluruh desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggungjawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain kolektibilitas biaya, penilaian kinerja, serta laporan keuangan.

6

2.2 Ruang Lingkup Akuntansi Keprilakuan Akuntansi keperilakuan juga bagian dari akuntansi tradisional yang berperan untuk pengumpulan, pengukuran, pencatatan serta pelaporan tentang informasi keuangan. Ini merupakan dimensi akuntansi yang secara khusus pada perilaku manusia serta hubungannya dengan penerapan sistem informasi akuntansi. Dalam akuntansi keperilakuan perilaku manusia menjadi salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan, karena didalamnya terdapat dimensi sosial dari organisasi tersebut. Sehingga hal ini menjadi salah satu elemen penting yang harus ada pada setiap laporan oleh akuntan. Secara lebih terperinci ruang llingkup akuntansi keperilakuan meliputi:  Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan, dan penggunaan sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisasi, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan

manajemen

mempengaruhi

sifat

pengendalian

akuntansi dan desain organisasi; apakah desain sistem pengendalian akuntansi bisa diterapkan secara universal atau tidak.  Mempelajari pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.  Metode untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu. Disini muncul istilah freezing (membekukan) dan

unfreezing

(mencairkan).

Contohnya

perubahan

sistem.

Perubahan sistem bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi perlu upaya untuk sampai pada aplikasi sistem itu sendiri karena bisa jadi ada resistensi di situ.  Studi/pembelajaran atas efek terhadap format serta isi laporan akuntansi / keuangan.

7

 Pengembangan teknik laporan untuk mengkomunikasikan antara perilaku data kepada user.  Mengembangkan strategi yang efektif untuk bisa memotivasi serta mempengaruhi terhadap perilaku, aspirasi serta tujuan dari setiap personal yang ada dalam organisasi.  Metode atau cara untuk memprediksi untuk mengubah perilaku manusia, yang mana menekankan pada cara agar sistem akuntansi dapat dimanfaatkan untuk mempengaruhi habit atau perilaku manusia.

2.3 Peran Akuntansi Keprilakuan Peran mengenai akuntansi perilaku dalam organisasi oleh Schiff dan Lewin (1974) dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu : a. Planning and Bugeting (Perencanaan dan Penganggaran). Tujuan utama dari bagian ini adalah bagaimana formulasi tujuan operasional perusahaan.dan interaksi perilaku individu dalam proses ini. Ada beberapa dimensi dalam proses ini misalnya partisipasi penyusunan anggaran dan kepuasan anggota organisasi atas anggaran tersebut, tingkat kesulitan pencapaian tujuan, tingkat aspirasi dalam penyusunan anggaran dan tujuan organisasi serta konflik di antara tujuan individu dan tujuan organisasi. Ada kebijakan yang berbeda yang digunakan oleh organisasi dalam pembuatan

perencanaan

serta

penganggaran. Ada

organisasi

yang

melibatkan semua lini organisasi dalam penetapan perencanaan serta anggaran yang akan dilaksanakan yang secara teori sering digunakan istilah bottom up. Di satu sisi ada organisasi yang penetapan rencana dan anggaran dilakukan oleh atasan saja (Top down). Dari proses yang berbeda tersebut dapat menghasilkan perilaku yang berbeda dari anggota organisasi. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan juga memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Tingkat kesulitan yang ditetapkan dapat mempengaruhi perilaku

8

individu. Jika individu memandang bahwa tujuan yang menjadi tanggung jawabnya ditetapkan terlalu sulit maka individu tidak akan termotivasi untuk mencapainya. Sebaliknya jika tujuan yang ditetapkan terlalu lunak, individu akan ceroboh dalam mencapai tujuan tersebut. b. Decision Making Tujuan utama bagian ini adalah aspek perilaku pada pengambilan keputusan oleh individu dan pengambilan keputusan organisasional. Ada dua dimensi dalam bidang ini. Dimensi pertama membahas mengenai isu-isu mendasar mengenai pengambilan keputusan oleh individu dan kelompok misalnya persepsi, akibat dari gagal atau suksesnya keputusan, tipe risk aversion (penghindar resiko) dalam pembuatan keputusan. Dimensi kedua meliputi pengaruh dari jenis struktur organisasi atas pengambilan keputusan. Keputusan yang dibuat organisasi dapat dibuat oleh individu saja ataupun oleh anggota kelompok. Proses tersebut tentu saja berpengaruh pada perilaku baik individu maupun kelompok. Kegagalan dan kesuksesan keputusan yang telah dibuat juga berpengaruh pada perilaku pembuat keputusan. Ada dua tipe individu sehubungan dengan resiko yang dihadapinya, yaitu (a) tipe pengambil resiko (risk taker), (b) tipe penghindar resiko (risk averse). Dua tipe tersebut akan menyebabkan perilaku yang berbeda saat menghadapi resiko atas alternatif keputusan akan yang dibuat.

c. Control Tujuan bagian ini untuk menyelidiki permasalahan individual dalam penilaian kinerja dan proses adaptasi individu terhadap proses pengendalian yang

9

dilakukan oleh organisasi. Dimensi lain dari bagian ini berisi permasalahan sentralisasi-desentralisasi serta hubungan dalam hirarki administrasi.

d. Financial Reporting Bagian ini mencakup perilaku perata-labaan (income smoothing), reliabilitas pelaporan akuntansi dan relevansi informasi akuntansi terhadap pengguna.

10

BAB III PENUTUP

A. KESMIPULAN & SARAN

Akuntansi sebagai sistem, akuntansi sebagai suatu ilmu, akuntansi sebagai suatu mitos, akuntansi sebagai seni pencatatan, semakin lama semakin luas saja bidang cakupan akuntansi. Asumsi bahwa akuntansi bisa mempengaruhi bidang apapun mulai terlihat nyata pada perkembangannya di era globalisasi, di era layar yang kita hadapi sekarang. Akuntansi semakin diperlukan oleh semua sektor dan semua bidang. Sebuah sunnatullah yang diajarkan oleh Rasulullah S.A.W tentang pentingnya pengelolaan keuangan dengan mengedepankan prinsip transparansi. Telah jauh sebelumnya di lukiskan di dalam Surah Al-Baqarah ayat 282 tentang wajibnya mengedepankan transparansi dalam setiap transaksi dan semakin jelas dengan pencatatan. Akuntansi mulai menyentuh aspek keperilakuan yaitu pada individu manusia itu sendiri menjadi tren positif di kalangan praktisi dan akademik di bidang akuntansi. Dengan hanya melihat, mendengar, mengetahui informasi, bahkan memberi pendapat terhadap laporan keuangan ternyata tidak dapat dipungkiri, juga dipengaruhi oleh faktor sosilologis dan psikologis manusia. Bisa saja kondisi seorang individu sebelum menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan berubah. Karena menurut penulis sendiri faktor psikologis merupakan salah satu faktor internal dan mempunyai andil penting ketika opini atau pendapat dikeluarkan terkait dengan laporan keuangan. Akuntansi merupakan suatu system untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan 11

bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktifitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Akhirnya, akuntansi bukanlah suatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sepanjang waktu seiring dengan perkembangan linkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya. Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal users) dan pemakai eksternal (external users). Sebagaimana dibahas sebelumnya, pemakaian laporan keuangan oleh pihak internal

dimaksudkan

untk

melakukan

serangkaian

evaluasi

kinerja.

Sedangkan pihak eksternal, sama seperti pihak internal, tetapi mereka lebih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam orgnisasi tersebut. Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun domain dalam hal ini terus berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan, system informasi akuntansi, dan audit. Masalah-masalah etika yang dihadapi riset keperilakuan di antaranya adalah sebagai berikut. Melakukan riset bukanlah hal yang mudah. Butuh tahapantahapan panjang hingga akhirnya terwujudlah suatu hasil riset yang baik. Dan dalam penyusunannya pun juga tidak sembarangan. Ada beberapa hal yang wajib untuk diperhatikan. Untuk itulah mengapa sebelum melakukan riset, terlebih dahulu dimengerti tentang apa itu etika riset. Ini karena dalam melakukan sebuah riset, banyak pihak yang terlibat dan etika riset digunakan

12

sebagai pedoman peneliti dalam bertindak terutama dengan orang lain yang notabene adalah subjek penelitian. Selain itu, karena riset merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah siklus keilmuan dimana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia ilmu itu sendiri, tentunya dalam perkembangan keilmuan tersebut, terdapat sebuah etika yang melandasi seorang peneliti dalam melakukan riset. Hal ini telah memberikan sebuah penilaian mengenai pentingnya etika dalam riset yang dapat dijadikan sebuah patokan sehingga penelitian tersebut benar-benar berada dalam koridor siklus keilmuan.

13

DAFTAR PUSTAKA

Arfan, Ikhsan Lubis. “Akuntansi Keperilakuan.” Jakarta : Salemba Empat, 2005. Hamel, Gary. “Bringing Silicon Valley Inside.” Harvard Business Review, JanuariFebruari 2001. Slyvatski, Adrian. Digital BusinessModels. Boston: Harvard Business School Press, 2001.

14

Related Documents


More Documents from "Agus Adrian"

Kemiskinan
November 2019 54
Cjr Perpajakan.docx
November 2019 37
Mr Bi.docx
November 2019 27
Bahasa Indonesia.docx
April 2020 25
Respirasi.docx
April 2020 40