Makalah Aksiologi.docx

  • Uploaded by: Eka Puji Lestari
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Aksiologi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,865
  • Pages: 10
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Filsafat merupakan sebuah pemahaman dan tindakan. Filsafat mengarahkan agar memiliki cara belajar secara konsepsual yaitu menggunakan akal pikiran. Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang memiliki ciri – ciri tertentu. Filsafat ilmu mempelajari tentang Aksiologi yang membahas nilai kegunaan ilmu. Mempelajari Aksiologi maka telah mempelajari sebagian cara berfilsafat yaitu dapat berfikir secara abstrak. Aksiologi mempelajari nilai sebagai tolak ukur etika dan moral. Tetapi masih banyak ilmuwan yang kurang memiliki moral dalam penerapan keilmuannya. Hakikatnya seorang ilmuwan harus memiliki moral dalam bidang keilmuannya agar ilmu tidak digunakan untuk hal – hal buruk.

B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah : 1. Apakah Aksiologi itu ? 2. Apa yang dimaksud Ilmu dan Moral ? 3. Apa tanggung jawab sosial ilmuwan ? 4. Bagaimana hubungan nuklir dan pilihan moral ? 5. Apa yang dimaksud revolusi genetika ?

C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Mengetahui yang dimaksud Aksiologi 2. Mengetahui yang dimaksud Ilmu dan Moral 3. Mengetahui tanggung jawab sosial ilmuwan 4. Mengetahui hubungan nuklir dan pilihan moral 5. Mengetahui yang dimaksud revolusi genetika

1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Aksiologi a. Aksiologi merupakan cabang filsafat yang membahas tentang nilai (Value) (J.S.Suriasumantri,2003 : 231) b. Aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (J.S.Suriasumantri,1987 : 234) c. Aksiologi adalah nilai – nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu (Wibisono dan Surajiyo, 2009 : 152) d. Menurut bahasa Yunani aksiologi berasal dari kata axros yang berarti nilai dan logos yang berarti teori atau ilmu, sehingga dapat diartikan aksilogi adalah teori tentang nilai Berdasarkan beberapa pengertian tentang aksiologi, dapat disimpulkan bahwa aksiologi adalah bagian dari filsafat yang mempelajari tentang nilai sebagai tolak ukur tentang etika dan moral. Beberapa pendapat yang menjelaskan pengertian nilai antara lain : a. Teori volunturise menjelaskan bahwa nilai adalah suatu pemuasan terhadap keinginan atau kemauan b. Teori hedonisme menjelaskan bahwa nilai adalah kesenangan atau “pleasure” karena semua kegiatan manusia mengarah pada pencapaian kesenangan c. Teori formalisme menjelaskan bahwa nilai adalah kemauan yang bijaksana yang didasarkan pada akal rasional, nilai sudah berdasarkan pertimbangan baik dan buruknya d. Teori pragmatisme menjelaskan bahwa nilai itu baik apabila memenuhi kebutuhan dan memiliki nilai instrumental yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan Berdasarkan beberapa pengertian tentang nilai, dapat disimpulkan bahwa nilai melekat pada sesuatu yang masih diterima secara logis oleh akal pikiran manusia. 2

B. Ilmu dan Moral Ilmu merupakan suatu pengetahuan yang bersumber dari hasil tahu manusia yang digunakan untuk menerangkan di bidang pengetahuan ilmu. Moral merupakan sikap, perilaku, tindakan dan kelakuan yang dilakukan seseorang untuk melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman. Sejak pertama pertumbuhannya ilmu sudah dikaitkan dengan tujuan perang. Ilmu bukan saja digunakan untuk menguasai alam melainkan juga untuk memerangi sesama manusia dan menguasai mereka. Dimana teknologi yang berkembang seiring dengan perkembangan dan kebutuhan manusia, namun justru sebaliknya manusia yang akhirnya harus menyesuaikan diri dengan teknologi. Ilmu bukan hanya menimbulkan gejala dehumanisasi (penghilangan harkat manusia) namun mengubah hakikat kemanusiaan dan bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya. Ahli jiwa Carl Gustav Jung yang menyatakan bahwa : “ bukan lagi Goethe yang menciptakan Faust, melainkan Faust yang menciptakan Goethe “. Saat pertumbuhannya ilmu sudah terkait dengan masalah moral namun dalam perspektif yang berbeda. Ketika Copernicus (1473-1543) mengajukan teori tentang “bumi yang berputar mengelilingi matahari” sejalan denganajaran agama, maka timbul interaksi antara ilmu dan moral (yang bersumber pada ajaran agama) yang berkonotasi metafisik. Secara metafisik ilmu ingin mempelajari

alam

sebagaimana adanya, sedangkan di pihak lain terdapat keinginan agar ilmu mendasar kepada pernyataan – pernyataan (nilai-nilai) yang terdapat dalam ajaran – ajaran diluar bidang keilmuan diantaranya agama. Konsep ilmiah yang bersifat abstrak menjelma dalam bentuk konkret berupa teknologi yang diartikan sebagai penerapan konsep ilmiah dalam memecahkan masalah paktis berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Ilmu todak saja bertujuan menjelaskan gejala alam untuk tujuan pengertian dan pemahaman, namun lebih jauh lagi untuk memanipulasi faktor yang terkait dalam gejala tersebut untuk mengontrol dan mencegah proses yang terjadi. Dalam tahap pengembangan konsep terdapat masalah moral yang ditinjau dari segi ontologi keilmuan, sedangkan dalam tahap penerapan konsep terdapat masalah moral ditinjau dari segi aksiologi keilmuan. Ontologi diartikan sebagai pengkajian mengenai hakikat realitas dari obyek yang ditelaah dalam membuahkan pengetahuan. Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. 3

Terdapat dua golongan pendapat ilmuan dalam menghadapi masalah moral dalam menghadapi akses ilmu dan teknologi yang bersifat merusak yaitu : a. Golongan pertama menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai - nilai baik itu secara ontologi dan aksiologi. Tugas ilmuan menemukan pengetahuan dan terserah kepada orang lain untuk mempergunakannya untuk tujuan baik maupun tujuan buruk. b. Golongan kedua bahwa netralitas ilmu terhadap nilai – nilai hanyalah terbatas pada metafisik keilmuan sedangkan dalam penggunaannya bahkan, pemilihan obyek penelitian maka kegiatan keilmuan harus berlandaskan asas – asas moral. Ilmu secara moral harus ditujukan untuk kebaikan manusia tanpa merendahkan martabat atau mengubah hakikat kemanusiaan. Tanpa landasan moral maka ilmuwan mudah sekali tergelincir dalam melakukan prostitusi intelektual. Penalaran secara rasional yang telah membawa manusia mencapai harkatnya seperti sekarang ini berganti dengan proses rasionalisasi yang bersifat mendustaskan kebenaran. C. Tanggung Jawab Sosial Ilmuwan a. Fungsi selaku ilmuwan adalah tidak berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara individual namun juga ikut bertanggung jawab agar produk keilmuan sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. b. Sikap sosial seorang ilmuwan adalah konsisten dengan proses penelaahan keilmuan yang dilakukan c. Tanggung jawab sosial seorang ilmuwan antara lain : 1. Menghadapi masalah yang kurang dimengerti oleh masyarakat sehingga mereka akan bersikap ekstrem. Tanggung jawab sosial seorang ilmuwan adalah memberikan perspektif yang benar, untung dan ruginya, baik dan buruknya sehingga penyelesaian yang obyektif dapat

dimungkinkan

dengan

bahasa

yang

mudah

dipahami

masyarakat. 2. Masyarakat telah merasakan adanya masalah tertentu yang perlu dipecahkan namun karena sesuatu hal masalah tersebut belum dapat dimunculkan dan tidak adanya dukungan. Tanggung jawab sosial seorang ilmuwan adalah tampil ke depan dan berusaha mempengaruhi opini masyarakat terhadap masalah tersebut karena seorang ilmuwan 4

memiliki kemampuan untuk bertindak persuasif dan argumentatif berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. 3. Masalah baru akan timbul yang disebabkan oleh proses yang sekarang sedang berjalan misalnya apakah yang terjadi dengan ilmu dan teknologi di masa depan berdasarkan proses pendidikan keilmuan sekarang. Tanggung jawab seorang ilmuwan adalah memiliki kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. 4. Kemampuan analisis seorang ilmuwan dapat dipergunakan untuk mengubah kegiatan nonproduktif menjadi kegiatan produktif yang bermanfaat bagi masyarakat banyak. 5. Menghadapi cara berfikir yang keliru, seorang ilmuwan tidak menolak atau menerima sesuatu secara begitu saja tanpa suatu pemikiran yang cermat dengan jalan pikiran yang mengalir dengan pola teratur serta materi yang dipikirkan dikaji dengan teliti. Tanggung jawab seorang ilmuwan

adalah

berbicara kepada

masyarakat sekiranya dia mengetahui bahwa berfikir mereka keliru, menjelaskan letak kelirunya, yang membuat mereka keliru, dan akibat yang akan ditimbulkan untuk kekeliruan tersebut. 6. Dibidang etika tanggung jawab seorang ilmuwan adalah memberikan contoh yaitu tampil ke depan bagaimana cara bersifat obyektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar dan mengakui kesalahan. 7. Di dalam pendidikan seorang ilmuwan bertanggung jawab harus mampu menjadi pendidik dengan memberikan suri teladan.

D. Nuklir dan Pilihan Moral Seorang ilmuwan secara moral tidak akan membiarkan hasil penemuannya digunakan untuk menindas bangsa lain meskipun yang mempergunakan itu adalah negaranya. Dalam sejarah ilmuwan yang menentang pemerintahan akan dianggap melanggar asas kemanusiaan. Karena ilmuwan tidak pernah bersikap netral dan akan membela penindasan yang menyangkut kemanusiaan. Dicontohkan oleh Einstein dalam memihak Sekutu karena menurutnya Sekutu mewakili aspirasi

5

kemanusiaan dan jika Sekutu kalah akan muncul rezim Nazi yang tidak berperikemanusiaan. Musuh kemanusiaan yang besar salah satunya adalah peperangan. Tugas ilmuwan untuk menghilangkan atau mengecilkan terjadinya peperangan meskipun merupakan sesuatu yang hampir mustahil. Seorang ilmuwan tidak boleh memutar balikkan penemuannya bila hipotesis yang disusun di atas kerangka pikir yang terpengaruh prefensi moral ternyata hancur akibat bertentangan dengan fakta pengujian. Kebenaran tidak boleh disembunyikan dan hasil penelitian disampaikan apa adanya. Ilmuwan mengabdi kemanusiaan dengan menyumbangkan penemuan – penemuan yang didapatkan lewat kegiatan ilmiah. Ilmuan harus bersikap dan tampil di depan jika ilmu pengetahuan tidak digunakan sebagaimana mestinya.

E. Revolusi Genetika Revolusi genetika merupakan babakan baru dalam sejarah keilmuan manusia sebab sebelum ini ilmu tidak pernah menyentuh manusia sebagai obyek penelaahan. Sebelumnya tidak pernah ada penelaahan ilmiah yang berkaitan dengan jasad manusia. Sebagai contoh mengadakan penelitian terhadap jantung manusia maka yang dimaksud untuk mengembangkan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan penyakit jantung, sehingga dapat mengetahui segenap proses yang berkaitan dengan jantung dan dikembangkan teknologi untuk membuat alat dalam menghadapi gangguan – gangguan jantung. Revolusi genetika memunculkan masalah baru dimana manusia menjadi obyek penelaahan yang akan menghasilkan bukan teknologi yang memberikan kemudahan tetapi teknologi untuk mengubah manusia itu sendiri. Manusia dijadikan kelinci percobaan, dengan percobaan yang dilakukan berulang – ulang gara memberikan pembuktian yang meyakinkan. Sehingga ketetapan hati untuk melakukan perobaan secara ilmiah akan membawa kita kepada permasalahan moral yang tidak berkesudahan. Kesimpulan dari keseluruhan pembahasan tersebut menyatakan sikap yang menolak terhadap dijadikannya manusia sebagai obyek penelitian genetika. Secara moral kita lakukan evaluasi etis terhadap suatu obyek yang tercakup dalam obyek ontologis ilmu. Menghadapi nuklir yang sudah merupakan kenyataan maka moral hanya mampu memberikan penilaian yang bersifat aksiologis (nilai kegunaan ilmu), bagaimana sebaiknya menggunakan tenaga nuklir untuk keluhuran martabat 6

manusia. Menghindari untuk mencoba percobaan yang merugikan manusia karena ilmu tidak dapat menjaminnya.

7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa : 1. Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang mempelajari tentang nilai sebagai tolak ukur tentang etika dan moral 2. Tanggung jawab sosial ilmuwan antara lain : a. Memberikan perspektif yang benar, untung dan ruginya, baik dan buruknya sehingga penyelesaian masalah yang obyektif dapat dimungkinkan dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat b. Tampil ke depan dan berusaha mempengaruhi opini masyarakat terhadap masalah tersebut karena seorang ilmuwan memiliki kemampuan untuk bertindak persuasif dan argumentatif berdasarkan pengetahuan yang dimiliki c. Memiliki kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki d. Kemampuan analisis seorang ilmuwan dapat dipergunakan untuk mengubah kegiatan nonproduktif menjadi kegiatan produktif yang bermanfaat bagi masyarakat banyak e. Berbicara kepada masyarakat sekiranya dia mengetahui bahwa berfikir mereka keliru, menjelaskan letak kelirunya, yang membuat mereka keliru, dan akibat yang akan ditimbulkan untuk kekeliruan tersebut f. Memberikan contoh yaitu tampil ke depan bagaimana cara bersifat obyektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar dan mengakui kesalahan. g. Mampu menjadi pendidik dengan memberikan suri teladan. 3. Ilmuwan secara moral tidak akan membiarkan hasil penemuannya digunakan untuk menindas bangsa lain

8

4. Ilmuwan harus memiliki sikap untuk menolak terhadap dijadikannya manusia sebagai obyek penelitian genetika, karena akan merugikan dan berdampak buruk bagi kehidupan manusia

B. Saran Berdasarkan uraian di atas, maka saran yang diberikan antara lain : 1. Untuk menjadi seorang ilmuwan harus mengetahui hakikat ilmu dan moral agar seorang ilmuwan memiliki moral yang baik dalam bidang keilmuannya 2.

Seorang ilmuwan harus berani bersikap untuk menolak segala bentuk pemanfaatan ilmu pengetahuan jika digunakan untuk hal – hal buruk seperti penindasan

3. Seorang ilmuwan harus jujur dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

9

DAFTAR PUSTAKA

Suriasumantri, Junjun S.(2009).Filsafat Ilmu sebuah pengantar populer.Jakarta:PT. Penebar Swadaya http://pddkbhspascaunj2017.blogspot.com/2017/05/aksiologi-nilai-kegunaan-ilmu

10

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""

Rpp 1.docx
May 2020 8
121.doc
December 2019 14
Makalah Aksiologi.docx
December 2019 25
Aksiologi.pptx
December 2019 12
Uji_distribusi_normal.pdf
December 2019 10
Rpp + Jobsheet.docx
December 2019 5