Makalah Akhlak.docx

  • Uploaded by: Arif Pandoyo Putro
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Akhlak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,857
  • Pages: 10
MAKALAH AKHLAK AKHLAK SEORANG MUSLIM TERHADAP AL-QURAN

Disususn oleh : FIGUR ANUGERAH

1700022018

TOMY CHANDRA

1700022019

BAGAS YUDHI

1700022020

GUGUH MAKBUL R.F

1700022021

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyeselsaikan dengan kerja sama yang baik, kompak dan makalah ini berjudul “Akhlak Seorang Muslim Terhadap AL-QURAN” Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak (figur) selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini kepada kami. dengan ini, kami bisa mengetahui dan mengerti arti akhlak seorang muslim terhadap al-quran. Tak lupa kepada semua pihak yang bersangkutan, kami ucapkan banyak terima kasih karena telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pihak pembaca kepada penulis sangat diperluan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang akhlak seorang muslim terhadap al-quran.

Yogyakarta, 26 Maret 2019

Penulis

DAFTAR ISI Cover Kata Pengantar Daftar Isi BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulis BAB II. PEMBAHASAN 2.1. Adab membaca al-quran 2.2

Anjuran mengamalkan al-quran

2.3. Adab memelihara dan bersikap terhadap mushaf,dan memuliakan al-quran. BAB III. PENUTUP KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1

LATAR BELAKANG Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu

keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.[2] cara membedakan akhlak, moral dan etika yaitu Dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolok ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila menggunakan tolok ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat), dan dalam akhlaq menggunakan ukuran Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan baik-buruknya.Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat

pada

diri

seseorang

yang

dapat

memunculkan

perbuatan

baik

tanpa

mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu Al-Quran adalah kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan hinggan waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi maupun di luar angkasa akibat kiamat besar. Rasulullah SAW diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak. begitulah hadist Rasul yang disampaikan. Akhlak tidak hanyak diberikan kepada sesama makhluk hidup, tetapi juga kepada Al Quran, Al Kitabul Kariim. Quran secara bahasa berarti bacaan. oleh karena itu, salah satu bentuk akhlak kita padanya adalah bagaimana kita bisa membaca Al Quran dengan beberapa adab agar ketika tilawah atau membaca Al Quran dapat memberi bekas pada kita.

1.2

RUMUSAN MASALAH

a. Pentingnya adab dalam membaca al-quran b. Bagaimana ajuran mengamalkan al-quran c. Bagaimana adab memelihara dan bersikap terhadap mushaf,dan memuliakan al-quran.

1.2

TUJUAN PENULIS 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak yang diberikan oleh Dosen Pembimbing. 2. Untuk mengetahui lebih dalam tentang “Akhlak Seorang Muslim Terhadap ALQURAN” 3. Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai “Akhlak Seorang Muslim Terhadap

BAB II PEMBAHASAN

2.1

ADAB MEMBACA AL-QURAN

Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama yang dianut sesorang. Adapun adab-adab yang arus dilakukan seseorang dalam membaca al-quran adalah: Pertama: Dianjurkan atau bahkan diwajibkan bersuci (berwudhu) sebelum membaca Al Qur’an. Menurut Imam Nawawi dalam At-Tibyan dan ijma’ ulama, berwudhu itu hukumnya sunah. Menurut Imam Haramain, tidak makruh hanya saja meninggalkan keutamaan. Jika

tidak

ditemukan

air,

boleh

dengan

cara

tayamum.

Menurut Imam Malik Orang yang sedang junub dan haid tidak boleh membacanya kecuali untuk

kepentingan

belajar

dan

zikir

atau tahaffuzh (hafalan).

Allah swt. Berfirman: ْ ِ‫سهََُإ‬ َ ‫الَال ُم‬ ََ‫ط َّه ُرون‬ ُّ ‫الَيَ َم‬ “Tidak menyentuhnya (Al Qur’an) kecuali orang-orang yang disucikan.” (Q.S 56, AlWaqi’ah:79). Pada ayat diatas, terdapat dua pemahaman: 1. Ketika berkeinginan membaca Al Qur’an, harus berwudhu terlebih dahulu bagi yang mempunyai hadas kecil dan harus mandi jika mempunyai hadas besar. Jadi Al Qur’an itu tidak boleh disentuh seseorang, kecuali dia telah bersuci dengan mandi dan wudhu. 2. Penafsiran ayat tersebut yang lebih esensi adalah, bahwa isi kandungan Al Qur’an tidak dapat disentuh oleh seseorang jika hatinya tidak disucikan. Barangsiapa yang hatinya

bersih maka dia mendapat hikmah dan berkah dari isinya. Jika tidak, misalnya karena riya’ (pamer), maka dia tidak akan memperoleh apa-apa. Dari uraian diatas, kita dapat mengambil kesimpulan untuk membenarkan kedua-duanya sehingga pembaca harus bersih secara hissiyah dan maknawiyah. Kedua: Membaca Al Qur’an dengan tangan kanan atau bahkan dengan kedua tangan. Dengan begitu tampaklah bahwa Al Qur’an sangat mulia dibanding dengan barang atau benda-benda lain. Jika membawanya untuk berjalan, maka diapit pada dada oleh kedua tangan kita. Ketiga: Membaca Al Qur’an di tempat yang bersih, baik dirumah, musholla maupun masjid. Tempat yang bersih tidak hanya bersih secara hissiyah, misalnya tidak terkena najis, tetapi juga bersih dalam arti maknawiyah. Yakni dibaca di tempat yang suci dan terhindar dari tempattempat maksiat sehingga kita sebagai pembaca tidak mencampuradukkan antara perbuatan baik dengan peruatan yang batil. Keempat: Seyogyanya menghadap kiblat seperti ketika mengerjakan sholat, serta berpakaian yang sopan, bersih dan suci, kalau perlu menggunakan minyak wangi agar menambah ketenangan dan kesenangan dalam mambaca Al Qur’an, sehingga tidak merasa cepat bosan karenanya. Kelima: Dibaca dengan rasa khusyuk, tenang, tertib, dan niatan yang ikhlas. Hal ini dapat ditempuh dengan berbagai cara, yaitu menyucikan hadas terlebih dahulu kemudian bersiwak untuk membersihkan gigi, membaca seakan-akan Allah swt. melihatnya, dibaca sesuai dengan ketentuan tajwidnya, tidak tergesa-gesa, dan tidak terlalu mengeraskan suara agar supaya tidak mengganggu orang lain atau orang yang sedang sholat. Karena kalau mengganggu orang yang sholat wajib, maka bacaannya menjadi haram, sebab sesuatu yang sunah tidak boleh mempengaruhi yang wajib. Keenam: Diawali dengan bacaan isti’adzah dan Basmalah agar terhindar dari godaan setan dan menuju pada perbuatan yang diridhoi oleh Allah swt. Terlebih lagi makna Basmalah yang berarti “atas nama Allah” yang mengandung pengertian bahwa membaca Al Qur’an itu sematamata mewakili Allah untuk mensyiarkan agama Islam serta mengagungkan nama besar Allah. Ketujuh: Bagi pembaca yang sudah mengerti artinya, maka harus benar-benar menghayati isi kandungannya, sehingga Al Qur’an mampu memberi makna hidup yang benar-benar dapat membahagiakan kehidupan pembaca. Sedangkan bagi yang belum mengerti artinya, harus berusaha belajar melalui terjemahan atau kepada orang yang ahli. Kedelapan: Al Qur’an dialunkan dengan suara yang merdu dan enak didengar, sehingga dapat menarik minat baca bagi dirinya dan juga pendengan lainnya.

Kesembilan: Jangan membaca Al Qur’an selagi mengerjakan aktifitas lainnya. Contoh: berbicara dengan orang yang tidak berkaitan dengan bacaan yang kita baca, bermain-main serta aktifitas yang dapat merendahkan derajatnya. Mengingat Al Qur’an itu firman Allah dan dengan menghormati Al Qur’an berarti menghormati juga pembuatnya (Allah). Sebaliknya, bila merendahkannya maka sama halnya merendahkan Allah swt. Kesepuluh: Menghentikan bacaan Al Qur’an jika pembaca sudah capek dengan maksud agar bacaannya tidak mudah keliru, serta bila pembaca menguap, kentut (keluar angin), dan mempunyai aktifitas lain yang lebih penting, misalkan sholat dan sebagainya. Kesebelas: Hendaklah membaca Al Qur’an secara istiqamah (kontinue) walaupun pada setiap harinya hanya satu makra’. Karena istiqamah itu lebih baik daripada seribu karamah. Demikian juga seseorang yang hari esoknya lebih baik, maka ia menjadi orang yang beruntung, tetapi jika sama maka menjadi orang yang merugi, apalagi lebih jelek maka dia menjadi orang yang zalim. Keduabelas: Seusai membaca Al Qur’an diiringi doa tertentu, misalnya: ْ ُ‫سولُه‬ ْ ُ‫صدَقَََللا‬ َّ ‫ْنَََوال‬ َّ ‫كَََمنَال‬ ‫بََالعَالَ ِميْن‬ ِ ‫ََونَحْ نََُ َعلَىَذ ِل‬ ُ ‫ََر‬ ِ ‫ََر‬ َ ِ‫ْنَََوال َح ْمدُلل‬ َ ‫ََوبَلَّ َغ‬ َ ََ َ ‫شا ِك ِري‬ َ ‫شا ِه ِدي‬ َ ‫ََال َحبِيْبََُالك َِر ْي ُم‬ َ ‫ََالعَ ِظ ْي ُم‬ “Maha Benar dan Maha Besar Allah, dan telah sampai Rasul-Nya yang tercinta dan mulia, dan kami atas demikian itu sebagai saksi dan orang-orang yang bersyukur. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”

2.2

Anjuran mengamalkan al-quran Dari

shahabat Abu

Umamah

Al-Bahili

radhiallahu

‘anhu :

Saya

mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ْ ‫واَالقُ ْرآنَ َفَإِنَّهَُ َيأْتِىَ َي ْو َم‬ ْ ‫» ا ْق َر ُء‬ « ‫ص َحا ِبه‬ َ َ‫َال ِق َيا َم ِة‬ ْ َ ‫ش ِفي ًعاَأل‬ “Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804] Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk membaca Al-Qur`an dengan bentuk perintah yang bersifat mutlak. Sehingga membaca Al-Qur`an diperintahkan pada setiap waktu dan setiap kesempatan. Lebih ditekankan lagi pada bulan Ramadhan. Nanti pada hari Kiamat, Allah subhanahu wata’ala akan menjadikan pahala membaca Al-Qur`an sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, datang memberikan syafa’at dengan seizin Allah kepada orang yang rajin membacanya.

1.

Dari

shahabat Abu

Umamah

Al-Bahili

radhiallahu

‘anhu :

Saya

mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ْ ‫واَالقُ ْرآنَ َفَإِنَّهَُيَأْتِىَيَ ْو َم‬ ْ ‫» ا ْق َر ُء‬ « ‫ص َحابِه‬ َ َ‫َال ِقيَا َم ِة‬ ْ َ ‫ش ِفيعًاَأل‬ “Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804] Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk membaca Al-Qur`an dengan bentuk perintah yang bersifat mutlak. Sehingga membaca Al-Qur`an diperintahkan pada setiap waktu dan setiap kesempatan. Lebih ditekankan lagi pada bulan Ramadhan. Nanti pada hari Kiamat, Allah subhanahu wata’ala akan menjadikan pahala membaca Al-Qur`an sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, datang memberikan syafa’at dengan seizin Allah kepada orang yang rajin membacanya. 2.3

Adab memelihara dan bersikap terhadap mushaf,dan memuliakan al-quran. Etika Terhadap Mushaf al-Qur’an. Al-Qur‟an yang paling mulia, yang mencerahkan

dan mengajarkan malaikat, jin, dan manusia tentang kebijaksanaan Allah, memiliki keistimewaan suci, yaitu setiap huruf membawa banyak kebaikan. Semua jin atau manusia, walaupun mereka bekerja sama, tidak bisa membuat sesuatu yang sepadan dengan alQur‟an.20 Cara menghormati al-Qur‟an ini berlaku dalam beberapa hal, antara lain : 1. Meletakkannya. Letakkanlah al-Qur‟an itu ditempat yang terhormat menurut pandangan agama, baik dirumah, di masjid, di sekolah, di perpustakaan atau yang lainnya. 2. Membawanya. Bawalah al-Qur‟an itu dengan cara yang terhormat, seperti ; dijunjung di atas kepala atau dipangku. 3. Kalau diketemukan robekan-robekan al-Qur‟an atau kertas-kertas yang bertuliskan ayatayat al- Qur‟an, maka hendaklah diambil, lalu disimpan di tempat-tempat yang terhormat atau dibakar saja.21 Dalam kitab at Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur‟an dijelaskan bahwa orang yang mencela dan mendustakan al-Qur‟an termasuk orang kafir ; ً ٔ‫ي َأ‬ َ‫يَأَٔكربَبشئَيًاَصسحَب َفيَيٍَحكىَأَٔخبسَأَٔأثبت‬ ُّ َ‫َسباَأَٔجحدَحسفا‬ ُّ َ‫أعهىَأ ٌَيٍَاستخفَبانقسآٌَأَٔانًصحفَأَٔبشئ‬ ٍَ‫“ياََفاَِأََٔفيَياَأثبتَََعانىَبرنكَأَٔيشكَفيَشئَيٍَذنكَفَكافسَبإ ًجاعَانًس ًهي‬

Ketahuilah siapa yang meremehkan al-Qur‟an atau mushaf-nya, atau benda apapun yang terdapat tulisan al-Qur‟an, atau ia mencelanya, atau mendustakan satu huruf saja, atau mendustakan suatu perkara yang telah jelas diterangkan dalam al-Qur‟an, baik berupa suatu hukum ataupun kabar berita, atau ia menetapkan apa yang dinafikan oleh al-Qur‟an, atau menafikan apa yang ditetapkan oleh al-Qur‟an, padahal ia dalam keadaan mengetahui (tidak jahil) terhadap hal itu, atau meragukan satu bagian dari al-Qur‟an, maka ia kafir dengan kesepatakan kaum Muslimin.

BAB III PENUTUP

Demikian

penulisan

makalah

tentang“Akhlak

Seorang

Muslim

Terhadap

AL-

QURAN” Harapan penulis semoga penulisan makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan

penulis khususnya kepada para pembaca pada umumnya.

KESIMPULAN Simpulan dari hasil pembelajaran penulis selama penyusunan makalah ini, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Betapa pentingnya kita membaca al-quran yang walaupun beberapa ayat, dan penulis mendapat banyak pelajaran pada saat proses menyusun makalah ini seperti: 2. Adab-adab yang harus diperhatikan sebelum membaca al-quran 3. Mengetahui adab memelihara dan bersikap mushaf terhadap al-quran.

DAFTAR PUSTAKA http://eprints.walisongo.ac.id/6824/3/BAB%20II.pdf https://rumaysho.com/11261-8-adab-membaca-al-quran.html https://tajwid.web.id/12-adab-membaca-al-quran-beserta-dalilnya-lengkap/

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""