Makalah Air Sungai.docx

  • Uploaded by: hendi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Air Sungai.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,259
  • Pages: 20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam suatu sistem Daerah Aliran Sungai, sungai yang berfungsi sebagai wadah pengaliran air selalu berada di posisi paling rendah dalam landskap bumi, sehingga kondisi sungai tidak dapat dipisahkan dari kondisi Daerah Aliran Sungai (PP 38 Tahun 2011). Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapan sedangkan kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan dengan aktivitas manusia yang ada di dalamnya. Perubahan kondisi kualitas air pada aliran sungai merupakan dampak dari buangan dari penggunaan lahan yang ada. Perubahan pola pemanfaatan lahan menjadi lahan pertanian, tegalan dan permukiman serta meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi hidrologis dalam suatu Daerah Aliran Sungai. Selain itu, berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air sungai. Berbagai aktivitas penggunaan lahan di wilayah DAS seperti aktivitas permukiman, pertanian dan industri diperkirakan telah mempengaruhi kualitas air Sungai. Aktivitas permukiman dan pertanian menyebar meliputi segmen tengah DAS. Menurut Priyambada (2008) bahwa perubahan tata guna lahan yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas domestik, pertanian dan industri akan mempengaruhi dan memberikan dampak terhadap kondisi kualitas air sungai terutama aktivitas domestik yang memberikan masukan konsentrasi BOD terbesar ke badan sungai. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka perlu dilakukan analisis kualitas air sungai serta merumuskan strategi pengendalian pencemaran air yang perlu dilakukan. Strategi pengendalian pencemaran air merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan terjadinya pencemaran air serta pemulihan kualitas air sesuai kondisi alaminya sehingga kualitas air sungai terjaga sesuai dengan peruntukkannya pengendalianya

BAB II PEMBAHASAN A. Defenisi Air Sungai Sungai adalah tempat atau wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan (Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991). Berdasarkan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yang dimaksud wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2000 km2. Sungai mengalir dari hulu dalam kondisi kemiringan lahan yang curam berturut-turut menjadi agak curam, agak landai, dan relatif rata. Arus relatif cepat di daerah hulu dan bergerak menjadi lebih lambat dan makin lambat pada daerah hilir.Sungai merupakan tempat berkumpulnya air di lingkungan sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Daerah sekitar sungai yang mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah tangkapan air atau daerah penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga dipengaruhi aktifitas dan perilaku penghuninya (Wiwoho,2005). Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fingsi serba guna bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Menurut Mulyanto (2007) ada dua fungsi utama sungai secara alami yaitu mengalirkan air dan mengangkut sedimen hasil erosi pada Daerah Aliran Sungai. B. Jenis-jenis sungai berdasarkan debit airnya di klasifikasikan menjadi : a. Sungai pemanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. b. Sungai periodik, adalah sungai yang pada waktu musim penghujan debit airnya besar, sedangkan pada musim kemarau debitnya kecil. c. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau kering dan pada waktu musim penghujan airnya banyak. d. Sungai Ephemeral. Adalah sungai yang hanya ada airnya saat musim hujan dan airnya belum tentu banyak. C. EKOSISTEM SUNGAI Ekosistem secara umum terdiri atas 2 yaitu alami dan buatan. Sungai merupakan ekosistem alami. Ekosistem sungai memiliki sifat dari ekosistem itu sendiri seperti memiliki

komponen abiotik dan komponen biotik. Ekosistem sungai merupakan contoh dari ekosistem lotik, yaitu air yang mengalir. Ekosistem sungai berbeda dengan ekosistem danau yang merupakan jenis ekosistem lentik (air yang tenang / tidak mengalir). Oleh karena sungai merupakan ekosistem lotik, maka terdapat karakteristik dari ekosistem sungai itu sendiri yaitu: 1. 2. 3. 4.

Variasi spesies dalam ekosistem ini cukup tinggi Terjadi perubahan fisik terhadap ekosistem seperti mengendapan ataupun erosi. Airnya mengalir tanpa arah, dapat keluar dari ekosistem sungai itu sendiri Spesies makhluk hidup yang ada dalam ekosistem sungai beradaptasi dengan air yang mengalir terus menerus (perubahan fisik, fisiologis, ataupun perilaku).

Kali ini pada ekosistem sungai akan diterangkan tentang 2 komponen utama yaitu abiotik dan biotik. 1. Komponen abiotik ekosistem sungai yaitu:  Aliran air Ekosistem sungai memiliki ciri khas ini, yaitu aliran air. Kemampuan atau derasnya aliran sungai mempengaruhi perubahan yang terjadi terhadap ekosistem itu sendiri dan diluar ekosistem itu. Semakin keras aliran sungai akan meningkatkan erosi dan pengendapan pada ekosistem sungai. Hal ini juga berpengaruh terhadap hewan dan tumbuhan serta makhluk hidup lain yang mampu hidup di ekosistem sungai tertentu. 

Cahaya

Semakin dalam dasar suatu ekosistem sungai semakin bervariasi pula komunitas di dalamnya. Cahaya, berperan dalam fotosintesis dan juga sebagai sarana dalam menggunakan indera mata makhluk hidup dalam ekosistem air. Semakin banyak cahaya yang mengenai suatu ekosistem sungai, maka produsen utama seperti plankton dan alga akan meningkat. Hal ini secara langsung akan meningkatkan produktivitas ekosistem sungai. 

Temperatur Sungai

Perbedaan temperatur suatu ekosistem sungai menyebabkan perbedaan biotik di dalamnya. Akan tetapi, kebanyakan ekosistem sungai yang merupakan aliran air, temperaturnya tidak mencapai

titik beku. Temperatur sangat brhubungan dengan cahaya serta kondisi geologis ekosistem sungai tersebut. 

Kandungan kimiawi Sungai

Kandungan kimiawi ekosistem sungai seperti kadar Oksigen dalam air, kandungan mineral yang ada dan banyaknya bahan organik yang ada dalam ekosistem sungai. Hal itu mempengaruhi pembagian penyebaran biotik yang ada. Di wilayah yang banyak mengandung oksigen tentuah terdapat banyak alga dan tumbuhan fotosintesis dan hewan sangat aktif bergerak. 

Komponen biotik dalam ekosistem sungai

Pada ekosistem sungai terdapat beberapa jenis makhluk hidup mulai dari mikrooganisme sepertibakteri, arthropoda seperti serangga, mollusca contohnya siput, keong.Tentu saja terdapat banyak jenis ikan dan amphibi serta reptil dalam ekosistem sungai.Mamalia dan Aves pun dapat berada dalam ekosistem sungai. Semua jenis makhluk hidup tadi nantinya akan membentuk jaring-jaring makanan. D. Kegunaan Sungai Berikut ini adalah kegunaan / manfaat perairan darat bagi manusia yang ada di sekitarnya: 1. Sumber energi pembangkit listrik. 2. Sebagai sarana transportasi. 3. Tempat rekreasi atau hobi. 4. Tempat budidaya ikan, udang, kepiting, dll. 5. Sumber air minum makhluk hidup. 6. Bahan baku industry. 7. Sumber air pertanian, peternakan dan perikanan. 8. Sebagai tempat olahraga. 9. Untuk mandi dan cuci. 10. Tempat pembuangan limbah ramah lingkungan. 11. Tempat riset penelitian dan eksplorasi. 12. Bahan balajar siswa sekolah dan mahasiswa. E. DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) Daerah aliran sungai atau (DAS) adalah sungai induk beserta anak-anak sungai yang membentuk suatu kompleks sungai, contoh daerah aliran sungai antara lain: DAS Mahakan di Kalimantan,

DAS Rhein di Eropa, DAS Misissisipi di Amerika Serikat, dan sebagainya.Pada garis besarnya badan sungai dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: Bagian Hulu Sungai (terletak di sekitar gunung) Ciri-ciri dari sungai bagian hulu, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5.

Kemiringan sungainya sangat besar. Aliran sungai deras dan banyak ditemukan jeram (air terjun). Erosi sungai sangat aktif. Erosinya kearah vertical (ke arah dasar sungai). Lembah sungainya berbentuk V.

Bagian Tengah Sungai Ciri-ciri dari sungai bagian tengah, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5.

Kemiringan sungai sudah berkurang. Aliran sungai tidak seberapa deras dan jarang dijumpai jeram. Erosi sungai agak berkurang dan sudah ada sedimentasi. Erosi sungai berjalan secara vertical dan horizontal. Lembah sungainya berbentuk U.

Bagian Hilir Sungai (terletak di daerah muara sungai) Ciri-ciri dari sungai bagian hilir, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5.

Kemiringan sungai sangat landai. Aliran sungai berjalan sangat lamban. Erosi sungai sudah tidak ada yang ada adalah sedimentasi. Sedimentasi membentuk daratan banjir dengan tanggul alam. Lembah sungai berbentuk huruf U. F. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN a. Perairan Darat 1.Siklus hidrologi Air di bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam suatu lingkaran peredaran yang disebut sikus hidrologi, siklus air, atau daur hidrologi.

Siklus air dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Siklus kecil, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan,lalu jatuh ke laut. 2. Siklus sedang, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi dan dibawa angin, membentuk awan diatas daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke tanah, selokan, sungai, dan ke laut lagi 3. Siklus besar, yaitu air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal es diatas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser (lapisan es yang mencair), masuk ke sungai, lalu kembali ke laut. Terjadinya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya proses-proses yang mengikuti gejala meteorologis dan klimatologis, antara lain: a. Evaporasi, yaitu penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi 80% berasal dari penguapan air laut. b. Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau mulut daun. c. Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi. d. Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat pendinginan. e. Adveksi,yaitu transportasi air pada gerkan horizontal seperti transporasi panas dan uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar. f. Presipitasi, yaitu segala bentuk hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan, air, hujan es, dan hujan salju. g. Run off (aliran permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai. h. Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah. 2.Sungai Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. 1.

Klasifikasi sungai. Berdasarkan keadaan aliran airnya, sungai dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu: a. Sungai episodik (perenial). b. Sungai periodik (intermiten).

2.

Berdasarkan sumber airnya, sungai dibagi menjadi 3 macam, yaitu: a. Sungai hujan. b. Sungai gletser. c. Sungai campuran.

3.

Berdasarkan struktur lapisan batuan yang dilaluinya, sungai dibagi menjadi 2 macam, yaitu: a.Sungai anteseden. b. Sungai epigenesa.

4.

Berdasarkan arah aliran yang dilaluinya, sungai dapat dibagi menjadi 6 macam, yaitu: a. b. c. d. e. f.

5.

Sungai consequent lateral. Sungai sonsequent longitudinal. Sungai subsequent. Sungai resequent. Sungai obsequent. Sungai insequent.

Penggolongan sungai berdasarkan pertimbangan yang lain, yaitu: a. b. c. d. e.

Sungai superimposed. Sungai reverse. Sungai composit. Sungai anaklinal. Sungai compound.

2. Pola aliran sungai Ada berbagai pola aliran sungai sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h.

Paralel. Rektangular. Angular. Radial sentrifugal. Radial sentripetal. Trellis. Anular. Dendritik.

3. meander sungai

Meander adalah bentuk kelokan-kelokan aliran sungai. Terbentuknya meander karena adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batu-batuan yang relatif homogen dan kurang resisten terhadap erosi. Pada lemgkungan meander masing-masing terhadap dua sisi. Bagian dari lengkungan meander yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkna aliran tersebut berpindah disebut undercut. Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung dibandingkan arus pada sisi dalam, sehingga sisi luar lengkungan tererosi dan hasilnya terendapkan pada sisi dalam.Demikian seterusnya sampai pada suatu saat meander mungkin akan berbentuk setengah lingkaran atau bahkan hampir melingkar penuh. Batas daratan yang sempit yang memisahkan antara tikungan yang satu dan tikungan lainnya akhirnya terpotong oleh saluran yang baru, dan terbentuklah danau tapal kuda atau danau mati (oxbow lake).

4.Delta Pada ujung aliran dekat danau muara di laut atau danau, akan terbentuk suatu endapan yang disebut delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Ada faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan terdebut antara lain jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan musim. 5.pertumbuhan suatu lembah sungai Lembah sungai adalah suaru bentuk permukaan yang lebih rendah daripada bagian lainnya yang dihasilkan oleh pengikisan air. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan melalui 3 proses yaitu : a.

Pedalaman lembah sungai Di daerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai memiliki aliran yang cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses

b.

c.

erosi dan transportasi bekerja lebih dominan. Pelebaran lembah sungai Pada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi menyamping(lateral). Hal ini disebabkan lambatnya kecepatan arus yang mengalir. Pemanjangan lembah sungai

Pemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut, sehingga daratan bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang berarti menambah pula muka daratan.

6.Air tanah Air tanah bagian air yang berada pada lapisan dibawah permukaan tanah. Permukaan yang merupakan bagian atas dari tubuh bagian air itu disebut permukaan preatik.berdasarkan kenyataan tersebut terdapat dua jenis lapisan batuan utama, yaitu lapisan kedap (impermeable) dan lapisan tak kedap air (permeable). 1. Lapisan kedap, kadar pori lapisan tak kedap air atau tak tembus air sangat kecil, sehingga kemampuan untuk meneruskan air juga kecil. 2. Lapisan tak kedap, kadar pori lapisan tak kedap air atau tembus air cukup besar. Oleh karena itu, kemampuan untuk meneruskan air juga besar. 3. Penampang air tanah, air tanah freatik terdapat pada formasi lapisan batuan porous yang menjadi pengikat air tanah dengan jumlah cukup besar. 7.Daerah aliran sungai (DAS) kumpulan sungai pada suatu sistem cekungan dengan aliran keluar atau muara tunggal membentuk daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai adalah wilayah tampungan yang masuk kedalam wilayah air sungai. Contoh-contoh daerah aliran sungai di indonesia: 1. DAS ciliwung, yang mempunyai hulu di bogor dan hilir di jakarta. 2. DAS bengawan solo, yang mempunyai hulu di wonogiri dan hilir di gresik. 3. DAS mahakam, yang mempunyai hulu di pegunungan bawui dan hilir di samarinda.

Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut. Guna dari DAS adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya melalu sungai.Air Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang mengalir pada

suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi dimana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut.

Metode perhitungan banyaknya hujan di DAS Metode Isohyet, yaitu garis dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki jumlah curah hujan yang sama selama periode tertentu. Digunakan apabila luas tanah lebih dari 5000 km² Metode Thiessen, digunakan bila bentuk DAS memanjang dan sempit (luas 1000-5000 km²) Macam-macam DAS DAS dibedakan menjadi dua, yakni: DAS gemuk: DAS jenis ini memiliki daya tampung yang besar, adapun sungai yang memiliki DAS seperti ini cenderung mengalami luapan air yang besar apabila terjadinya hujan di daerah hulu. DAS kurus: DAS jenis ini bentuknya sempit, sehingga daya tampungnya pun kecil. Manakala hujan turun di daerah hulu, tidak terjadi luapan air yang tidak terlalu hebat. Bentuk-bentuk DAS Bentuk DAS ada tiga jenis, yaitu: 1. Bentuk Bulu Ayam: DAS bentuk bulu ayam memiliki debit banjir sekuensial dan berurutan. Memerlukan waktu yang lebih pendek untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang lebih curam daripada bentuk lainnya. 2. Bentuk Kipas: DAS berbentuk kipas memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai dan memiliki waktu yang lebih lama daripada bentuk bulu ayam untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang relatif landai daripada bulu ayam. 3. Bentuk parallel / Kombinasi: DAS bentuk kombinasi memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai di bagian hilir. Sedangkan di bagian hulu sekuensial dan berurutan.

2.1. Pencemaran Pencemaran merupakan suatu fenomena yang sangat umum di daerah perkotaan. Sekarang ini pencemaran juga mulai merambah ke daerah pedesaan, terutama pada desa-desa yang mana terdapat pabrik industri di dalamnya. Penyebab pencemaran bisa bermacam-macam; bisa karena ulah manusia maupun terjadi secara alamiah. Hanya saja, hampir seluruh pencemaran yang terjadi merupakan ulah manusia. Tak jarang, mereka yang melakukan pencemaran berpura-pura tidak tahu atau bahkan tidak mengakui tindakannya. Secara ilmiah, pencemaran lingkungan diartikan sebagai berikut : “Pencemaran lingkungan ialah perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan, sebagian karena tindakan manusia, disebabkan perubahan pola penggunaan energi dan materi, tingkatan radiasi, bahan-bahan fisika dan kimia, dan jumlah organisme. Perbuatan ini dapat mempengaruhi langsung manusia, atau tidak langsung melalui air, hasil pertanian, peternakan, benda-benda, perilaku dalam apreiasi dan rekreasi di alam bebas,” (Sastrawijaya 1991:57). Pencemaran sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung pada media yang tercemar. Ada pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara dan pencemaran makanan serta obatobatan. Masing-masing pencemaran tersebut memiliki resiko yang merugikan bagi makhluk hidup. Salah satu yang cukup mengganggu kehidupan makhluk di bumi ialah pencemaran air.

2.1.1 Pencemaran Sungai

Pencemaran air berarti masuknya material lain ke dalam air sehingga mengurangi kualitas air dalam penggunaannya. Pencemaran air ini meliputi juga pencemaran sungai. Padahal sungai merupakan suatu komponen penting yang berperan dalam siklus hidrolgi[2]. Penyebab pencemaran sungai dapat berasal dari : 1. “Tingginya kandungan sedimen yang berasal dari erosi, kegiatan pertanian, penambangan, konstruksi, pembukaan lahan dan aktivitas lainnya 2. Limbah organik dari manusia, hewan dan tanaman 3. Kecepatan pertambahan senyawa kimia yang berasal dari aktivitas industri yang membuang limbahnya ke perairan” (Hendrawan 2005:13-14). Pencemaran sungai secara lebih lanjut dapat menyebabkan blooming algae[3]akibat kelebihan nutrien fosfat yang ada di dalam sungai (Round 1981:307). Blooming algae membuat kadar oksigen pada air menjadi rendah bahkan mencapai nol. Apabila terjadi blooming algae, maka kehidupan biota di dalam sungai akan berkurang sehingga dapat menghilangkan suatu ekosistem.Permasalahan lainnya, Cyanobakteria merupakan alga yang mengeluarkan toksin yang juga beresiko bagi kesehatan manusia dan hewan(Round 1981:307). Oleh karena itu, apabila terjadi blooming algaemaka sungai tidak dapat digunakan secara total.

2.2. Pemanfaatan Air Sungai Air sungai termasuk ke dalam air permukaan yang banyak digunakan oleh masyarakat. Pada masyarakat pedesaan, air sungai masih digunakan untuk mencuci, mandi, sumber air minum dan juga pengairan sawah. Menurut Diana Hendrawan, “sungai banyak digunakan untuk keperluan manusia seperti tempat penampungan air, sarana transportasi, pengairan sawah, keperluan peternakan, keperluan industri, perumahan, daerah tangkapan air, pengendali banjir, ketersedian

air, irigasi, tempat memelihara ikan dan juga sebagai tempat rekreasi” (Hendrawan 2005:13). Dalam kegiatan sehari-hari, masyarakat menggunakan air sungai untuk hampir semua kegiatan rumah tangga. Mereka mencuci baju dan piring, mandi, dan juga minum menggunakan air sungai.

2.3. Kondisi Kesehatan Warga Pengguna Air Sungai Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai tentunya memanfaatkan sungai dalam kehidupan sehari-hari mereka, baik mencuci, memasak, mandi maupun minum. Ketika mereka menggunakan air sungai yang telah tercemar, tentu akan ada efek samping yang dirasakan. Efek samping utama yang diterima oleh masyarakat ialah penyakit. Penyakit yang terjadi umumnya ialah penyakit diare. Diare dapat terjadi akibat protozoa maupun bakteri. Umumnya diare disebabkan oleh bakteri dalam air. Air yang kotor digunakan untuk mencuci sehingga bakteri tertinggal di benda-benda yang kemudian digunakan oleh warga. Selain diare, penyakit lain yang dapat menyerang warga ialah cacingan. Cacingan terjadi akibat infeksi dari telur cacing yang masuk ke tubuh manusia. Penyakit ini ditandai dengan perut buncit namun kondisi tubuh yang kurus. Penyakit kulit juga merupakan penyakit yang umum diderita masyarakat pengguna air tercemar. Biasanya gatal-gatal ialah ciri utama yang terjadi sebelum penyakit kulit menjadi lebih parah. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan mineral yang beracun untuk kulit.

2.4. Tindakan Penanggulangan untuk Mengatasi Dampak yang Terjadi Kerusakan sungai yang semakin parah tentunya meresahkan masyarakat sekitar, terutama bagi mereka yang secara langsung memanfaatkan sungai. Pemerintah tentunya dapat melakukan

konservasi sumber daya air, sebagaimana yang tertulis pada Undang-Undang Sumber Daya Air. Dalam Undang-Undang Sumber Daya Air, dijelaskan bahwa “konservasi sumber daya air salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yang dilakukan dengan cara mengelola air sungai yang baik dan benar” (Undang-Undang Sumber Daya Air 2004). Pengendalian pencemaran tersebut dilakukan dengan mencegah masuknya benda-benda yang dapat mencemarkan sumber air terutama sungai. Tujuan dari pengelolaan dan pengendalian pencemaran air ialah mempertahankan serta mengembalikan kualitas air sehingga menjadi lebih baik (Undang-Undang Sumber Daya Air 2004). Beberapa cara lain juga dilakukan untuk mencegah masuknya benda-benda yang dapat mencemarkan sungai. Untuk pabrik-pabrik besar, biasanya digunakan kolam indikator untuk mengetes apakah limbah yang akan dibuang ke sungai mengandung zat kimia berbahaya atau tidak. Di dalam kolam indikator tersebut dimasukkan ikan mas, yang nantinya akan bereaksi terhadap air yang tercemar atau tidak. Ikan mas merupakan ikan yang cukup peka dan mudah stress bila berada di lingkungan yang tidak baik. Dengan adanya ikan mas, dapat diketahui dengan mudah apakah limbah yang dibuang berbahaya atau tidak. Masuknya benda-benda yang mencemarkan sungai biasanya juga disebabkan oleh adanya pemukiman di bantaran sungai. Fenomena ini biasa terjadi di daerah perkotaan. Pemerintah kota diharapkan dapat melakukan relokasi terhadap pemukiman ini, sehingga bantaran sungai dapat steril dari pemukiman warga. Selain melakukan relokasi, pemerintah juga diharapkan melakukan kegiatan pembersihan sungai dari sampah secara rutin. Sampah yang mengendap di sungai tentunya akan mengurangi kualitas air sungai. Segala upaya dapat saja dilakukan oleh pemerintah, namun cara mencegah pencemaran sungai yang paling utama ialah dari dalam diri sendiri. Seseorang seyogyanya sadar untuk tidak mencemari sungai, terutama dengan sampah.

Sebagai warga masyarakat, kita harus sadar akan lingkungan. Kita harus membiasakan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama membuang sampah ke sungai. Masyarakat yang terlanjur terkena imbas dari pencemaran air sungai tentunya tidak boleh dibiarkan begitu saja. Mereka yang sudah terjangkit penyakit harus segera diperiksakan ke dokter. Banyak warga yang biasanya menganggap remeh kondisi kesehatan mereka yang jelas sudah sakit. Bila dibiarkan lebih lanjut, tentunya sakit yang diderita akan semakin parah. Masyarakat juga harus dihimbau untuk tidak lagi menggunakan air yang sudah tercemar. Untuk daerah-daerah yang rawan untuk terkena pencemaran air, sebaiknya warga diberikan informasi untuk dapat mengidentifikasi air yang tercemar secara sederhana. Cara tersebut diharapkan dapat mengurangi konsumsi air tercemar lebih banyak lagi.

Pencemaran air sungai dan dampaknya Sungai sudah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Bahkan peradaban manusia zaman dahulu dimulai dari daerah yang berada dekat dengan aliran sungai. Sejak zaman dahulu air sungai banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai macam keperluan, seperti untuk mencuci, mandi atau pun sebagai sanitasi. Di dalam sungai juga terdapat bermacam- macam ikan yang bisa dikonsumsi dan dapat memenuhi gizi yang dibutuhkan manusia. Akan tetapi beberapa tahun belakangan ini air sungai sudah tak jernih lagi. Tak hanya keruh dan berwarna coklat bahkan hitam, air sungai juga kerap kali berbau tak sedap. Berubahnya warna dan bau air sungai karena masuknya polutan atau zat- zat kimia itulah yang disebut dengan pencemaran air sungai. Tak sedikit limbah industri yang dibuang di sungai. Masyarakat yang tak

memiliki kesadaran menjaga kelestarian lingkungan juga sering membuang sampah di sungai. Sungai sudah menjadi tempat sampah raksasa. Air sungai sudah tidak bisa digunakan untuk berbagai keperluan lagi karena kandungan airnya sudah tidak sehat lagi. Tercemarnya air sungai banyak yang disebabkan oleh kebiasaan buruk dan kelalaian manusia. Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa penyebab pencemaran sungai. Limbah rumah tangga Limbah rumah tangga yang dimaksud di sini tidak hanya limbah yang dihasilkan oleh aktivitas warga di rumah, melainkan juga termasuk limbah rumah makan, kantor,pasar, pertokoan atau pun rumah sakit. Hal tersebut sesuai dengan bunyi Pasal 1 pada Bab 1 dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 173/Menkes/Per/VIII/77. Limbah rumah tangga tersebut dapat berupa sisa konsumsi makanan sehari- hari, air bekas mencuci pakaian, air bekas mandi dan air bekas sanitasi . Semua limbah itu dialirkan oleh pipapipa dan berakhir di sungai. Pencemaran sungai tersebut akan ditandai dengan tingginya mikroba berbahaya yang terkandung dalam air sungai. Bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia juga akan mempengaruhi banyaknya limbah yang dihasilkan. Semakin banyak limbah rumah tangga yang mengalir menuju sungai maka air sungai akan semakin tercemar. 1. Limbah industri Berkembangnya industri berbanding lurus dengan meningkatnya limbah yang dihasilkan oleh proses produksi pada suatu industri. Permasalahannya, limbah industri di Indonesia tidak ditangani dengan baik. Masih banyak industri- industri yang nakal dan tidak mengelola limbahya

dengan baik. Limbah industri dibuang begitu saja di aliran air sungai. Padahal tak sedikit dari limbah industri yang mengandung senyawa- senyawa berbahaya. Senyawa- senyawa berbahaya sisa dari kegiatan industri akan bercampur dengan air sungai dan menyebabkan pencemaran sungai. Air sungai mengalami perubahan warna dan menibulkan bau menyengat. Salah satu contoh limbah industri adalah cairan yang mengandung minyak. Minyak tidak akan bisa akan larut ke dalam air Keberdaan minyak juga akan mengancam kehidupan ikan dan biota air lainnya.

2. Limbah pertanian Ketika sedang musim hama, para petani biasa menggunakan insektisida untuk melindungi tanaman- tanaman komoditi pertanian. Penggunaan beberapa jenis insektisida seperti dichloro diphenil trichonetan (DDT) yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran air. Jika limbah pertanian tersebut tidak diolah dan langsung dibuang ke sungai maka akan menyebabkan pencemaran sungai. Air sungai menjadi kekurangan oksigen dan pada akhirnya akan mempengarui ekosistem sungai Pemukiman di pinggir sungai Sungai menjadi penuh dengan sampah dan kemudian mengalami pendangkalan. Jika sudah demikian, sungai dangkal yang tercemar akan mengakibatkan banjir ketika musim penghujan. Banjir air sungai tersebut membawa serta bakteri- bakteri berbahaya yang akhirnya menimbulkan berbagai macam penyakit.

4. Erupsi gunung berapi Material erupsi berupa bongkahan batu, kerikil dan pasir biasanya akan terbawa oleh aliran sungai di sekitar gunung ketika terjadi hujan. Material- material hasil erupsi gunung berapi dapat menyebabkan banjir bandang yang mana bisa dilihat airnya sangat keruh dan berlumpur. Batuan hasil erupsi juga berpengaruh pada kecepatan aliran sungai dan mengurangi kedalaman sungai. Pencemaran karena erupsi gunung berapi ini ditandai dengan keruhnya air sungai sehingga sinar matahari tidak bisa menembus dasar sungai. Padahal sinar matahari tersebut dibutuhkan oleh ekosistem air sungai Lumut- lumut di dasarkan sungai tidak akan tumbuh jika tidak ada sinar matahari. Padahal lumut- lumut itu berfungsi sebagai pembersih sungai yang alami. Jika tidak ada tumbuhan lumut, maka air sungai akan sangat mudah kotor dan tercemar Dampak Pencemaran Air Sungai Dampak sungai sangat besar bagi kehidupan manusia. Bahkan keseimbangan ekosistem sungai juga akan terganggu. Dampak lain dari pencemaran air sungai yaitu : 

Terjadinya banjir air sungai.



Timbulnya berbagai penyakit dari mikroba pathogen.



Sungai menjadi kumuh & tidak sedap dipandang.



Berkurangnya ketersediaan air bersih.



Air sungai kekurangan oksigen dan membahayakan kehidupan ikan- ikan di dalamnya.



Reaksi kimia di dalam air sungai menjadi lebih cepat.



Produktivitas tanaman menjadi terganggu. Setelah mengetahui penyebab dan dampak pencemaran sungai. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi pencemaran sungai.



Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang arti penting sungai dan cara melindungi kebersihan sungai.



Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk merawat sungai- sungai di sekitar pemukiman.



Tidak membuang sampah dan limbah apa pun di sungai.



Mengelola limbah dengan baik sehingga tidak berbahaya ketika dibuang ke sungai.



Menjaga kelestarian hutan di sekitar sungai



Tidak membuat bangunan di tepi sungai.



Menanam pohon di lahan tepi sungai agar tidak terjadi erosi sungai. Merehabilitasi sungai yang tercemar dengan cara membersihkan sungai dari sampah secara berkelanjutan.



Menggunakan teknik bioremediasi untuk menetralkan limbah cair di sungai.



Membuat aturan yang jelas tentang pelarangan membuang sampah dan limbah di sungai, serta menindak tegas para pelanggar aturan tersebut.

Related Documents


More Documents from "Putra Kurniawan"

Ketikan Kritis.docx
April 2020 16
Analisa Jurnal.docx
October 2019 35
Tugas Bu Netty.docx
June 2020 15
Cover.docx
October 2019 25