MAKALAH AIDS
Disusun Oleh Kelompok II NOVIANTI
(201702033)
VTYA NUR KHOLIFAH
(201702048)
TITIS YULIA
(201702045)
CANDRA
(201702006)
SHAVIRA
(201702040)
MUHAMMAD MUHDOR
(201702030)
ASRIANI PUTRI
(201702005)
NUR HIDAYATUL NAFI’AH
(201702035)
Pembimbing Dr.Nanik Nurhayati,M.Pd PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN TAHUN 2017
Kata Pengantar Dengan mengucapkan syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya makalah dengan judul “ HIV/AIDS” ini dapat diselesaikan. Pembuatan makalah ini dimaksudkan sebagai tugas Agama. Maka dari pada itu, makalah ini akan menjelaskan semua yang berhubungan dengan penyakit AIDS . Hal itu bertujuan untuk memudahkan siswa-siswi
untuk
memahami
salah
satu
penyakit
HIV
/
AIDS
yangsangatberbahayabagitubuhmanusia. Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian , kelengkapan isi, dan lain-lainnya. Untuk itu dengan senang hati kami akan menerima segala saran, kritik dari para pembaca guna memperbaikan makalah ini di kemudian hari.Pembuatan makalah ini diharapkan dapat berguna bagi para siswa yang ingin mempelajari tentang imunitas lebih dalam. Saya mengharapkan partisipasi dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi setiap orang yang membacanya.
Penulis
Madiun,12 November 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tujuan
3
1.3 Manfaat
3
BAB II PEMBAHASAN
4
2.1 Sejarah Aids
4
2.2 Definisi Aids 2.2.1 Penyakit Aids 2.2.2 Bahaya Aids
5 5 5
2.2.3 Gejala-Gejala Aids
7
2.2.4 Cara Penularan Aids
7
2.2.5 Pencegahan Aids
13
2.2.6 Pengobatan
15
2.3 Sudut Pandang Islam Tentang Aids 2.4 Trend dan Issue Aids BAB III PENUTUP
18
3.1 Kesimpulan
18
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler atau bakteri intraseluler mempunyai karakteriskik tertentu pula. Seperti yang diketahui , AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua. Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut.
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah: 1. Apakah HIV/AIDS itu? 2. Bagaimana penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS tersebut? 3. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut? 4.
Sudut pandang islam
5.Trend dan issue tentang aids
1.3 Tujuan Adapun tujuan penulis mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui HIV/AIDS tersebut. 2. Agar mengerti tentang penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS. 3. Supaya memahami cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut. 4. Memberi saran agar tidak terkena HIV/AIDS 5.
Agar mengerti cara pandang islam tentang islam
6.
Mengetahui trend dan issue aids
1.4 Manfaat Adapun manfaat yang ingin saya sampaikan adalah untuk memberikan informasi kepada para pembaca , utamanya bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja menyebabkan penyakit AIDS. Dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya dan akibat dari HIV/AIDS itu.
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Sejarah Aids AIDS adalah virus ganas dan mematikan yang belum ada obat untuk penyembuhannya sampai sekarang ini sehingga AIDS sangat mengancam kehidupan di dunia. Penularan AIDS sangat sederhana, bisa melalui luka, jarum suntik, serta sex bebas. Acquired Immune Deficiency Syndrome, secara harfiah Acquired artinya didapat bukan keturunan. Immune artinya sistem kekebalan. Deficiency adalah kekurangan, dan Syndrome yakni kumpulan gejala penyakit. Sedangkan secara terminologi AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang menyerang dan atau merusak system kekebalan tubuh manusia melalui HIV (Human Immune Virus). Virus HIV dikenal secara terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis pada tahun 1983 dan NIH yaitu sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat pada tahun 1984. Meskipun tim dari Institute Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr. Luc Montagnie, yang pertama kali mengumumkan penemuan ini di awal tahun 1983 namun penghargaan untuk penemuan virus ini tetap diberikan kepada para peneliti baik yang berasal dari Perancis maupun Amerika. Peneliti Perancis memberi nama virus ini LAV atau lymphadenopathy associated virus. Tim dari Amerika yang dipimpin Dr. Robert Gallo menyebut virus ini HTLV-3 atau human T-cell lymphotropic virus type-3. Kemudian Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan untuk menetapkan nama human immunodeficiency virus (HIV) sebagai nama yang dikenal sampai sekarang makapara peneliti tersebut juga sepakat untuk menggunakan istilah HIV. Sesuai dengan namanya, virus ini “memakan” imunitas tubuh. Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu singkat terjadi peningkatan jumlah penderita dan melanda semakin banyak negara. Dikatakan pula bahwa epidemic yang terjadi tidak saja mengenal penyakit (AIDS), virus (HIV) tetapi juga reaksi/dampak negative berbagai bidang seperti kesehatan, social, ekonomi, politik, kebudayaan dan demografi. Hal ini merupakan tantangan yang harus diharapi baik oleh negara maju maupun negara berkembang.
2.2 Pengertian Aids Acquired Immune Deficiency Syndrome, secara harfiah Acquired artinya didapat bukan keturunan.Immune artinya sistem kekebalan. Deficiency adalah kekurangan, dan Syndrome yakni kumpulan gejala penyakit. Sedangkan secara terminologi AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang menyerang dan atau merusak system kekebalan tubuh manusia melalui HIV (Human Immune Virus).Sampai saat ini belum ada vaksin yang mampu mencegah HIV( mungkin hanya sebatas mencegah penyebarannya melalui ARV). Orang yang terinfeksi HIV akan menjadi karier selama hidupnya, atau malah mati. 2.2.1 Virus HIV HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi. Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia akibat terkena pilek biasa. 2.2.2 Penyakit AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. 2.2.3 Bahaya AIDS Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal. Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T manusia tipe III (HTLV-III) atau virus limfadenopati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS di seluruh dunia.
2.2.4 Gejala Aids Geajala penyakit HIV/AIDS tidak selalu muncul ketika terinfeksi AIDS, beberapa orang menderita sakit mirip flu dalam waktu beberapa hari hingga beberapa minggu setelah terpapar virus. Mereka mengeluh deman sakit kepala, kelelahan dan kelenjar getah bening membesar di leher. Gejala HIV AIDS bias jadi salah satu/lebih dari ini semua biasanya hilang dalam beberapa minggu . Perkembangan penyakit sangat bervariasi setiap orangnya. Kondisi ini dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai lebih dari 10 tahun. Selama periode ini ,virus terus berkembang secara aktif menginfeksi dan memebunuh sel-sel kekebalan tubuh . Sistem kekebalan memungkinkan kita untuk melawan bakteri, virus, dan peyebab infeksi lainnya. Virus HIV menghancurkan sel-sel yang berfungsi sebagai “pejuang” infeksi primer, yang disebut sebagai CD4 + atau sel T4. Setelah system kekebalan melemah gejala HIV/AIDS akan muncul. Gejala AIDS adalah tahap yang paling maju dalam infeksi HIV.
Definisi AIDS termasuk semua orang yang terinfeksi HIV yang memeiliki kurang 200 CD4 + sel per mikroliter darah. Gejala Klinis Menurut KPA (2007) gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor (umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi) : 1.
Gejala mayor :
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis e. Demensia/ HIV ensefalopati 2.
Gejala minor :
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan b. Dermatitis generalisata c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang d. Kandidias orofaringeal e. Herpes simpleks kronis progresif f. Limfadenopati generalisata g. Retinitis virus Sitomegalo
Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER) (2008), gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase. 1.
Fase awal Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda infeksi. Tapi
kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi, penderita HIV/AIDS dapat menularkan virus kepada orang lain. 2.
Fase lanjut Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau lebih. Tetapi
seiring dengan perkembangan virus dan penghancuran sel imun tubuh, penderita HIV/AIDS akan mulai memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran kelenjar getah bening (sering merupakan gejala yang khas), diare, berat badan menurun, demam, batuk dan pernafasan pendek. 3.
Fase akhir Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah terinfeksi,
gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan berakhir pada penyakit yang disebut AIDS.
2.2.5 Cara Penularan Virus HIV/AIDS Virus HIV terdapat dalam darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua yang berupa cara tubuh yang bersal dari tubuh penderita HIV dapat dipastikan infeksius dan sangat berpotensial untuk menularkan virus ini pada orang lain, termasuk ketika seseorang penderita HIV positif melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Dan bukan tidak mungkin jika pasangan seksual itu juga terjangkit penyakit HIV/AIDS apalagi tidak menggunakan kondom. Baik penderita pria maupun wanita sangat beresiko menularkan virus HIV ini ketika pasangan melakukan hubungan badan, yakni melalu cairan sperma(laki-laki) dan melalu
darah menstruasi pada vagina(perempuan). Selain itu HIV juga ditularkan melalui jarum suntik yang digunakan bersamaan dengan penderita HIV dengan yang bukan penderita(kemungkinan besar akan terinfeksi). Dan juga virus HIV bias ditularkan oleh seorang ibu yang positif menderita HIV/AIDS ketika ia hamil dan memberi ASI untuk anakanya.
2.2.6 Pencegahan Virus HIV/AIDS Beberapa hal yang bisa dilakukan agar semakin sedikit orang yang terkena , yaitu dengan:
- Menghindari Free Sex sebisa mungkin - Usahakan hanya melakukan hunungan seksual dengan 1 pasangan - Memberikan vaksinanasi jika ibu hamil
positif HIV agar bayi kemungkinan kecil
terkena HIV - Tidak mendonorkan darah jika sudah terkena HIV 1.
Secara Umum
Memberikan penyuluhan tentang HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi melalui ceramah agama, khotbah, pengajian, seminar, lokakarya, dan lain-lain. Memberikan penyuluhan/informasi kepada seluruh masyarakat tentang HIV/AIDS , melalui penyebaran brosur, poster-poster yang berhubungan dengan HIV/AIDS , dan melalui iklan di media massa baik itu media cetak/ media elektronik. Firman Allah s.w.t.: “serulah manusia kepada jalan Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantulah pula dengan cara yang baik….” (An-Nahl:25) 2.
Secara Khusus
Memperkenalkan metode A, B, C, dan D, yakni: a.
Abstain → bagi remaja dan belum menikah
b.
Be faithful → setia terhadap pasangan
c.
Condom → selalu menggunakan kondom
d.
Drugs → tidak menggunakan alat suntik bekas pengidap HIV/AIDS.
Adapun usaha lain yang dapat dilakukan yaitu : memberikan penyuluhan/informasi kepada seluruh masyarakat tentang HIV/AIDS , melalui penyebaran brosur, poster-poster yang berhubungan dengan HIV/AIDS , dan melalui iklan di media massa baik itu media cetak/ media elektronik. 2. 3 Menurut Pandangan Islam AIDS adalah suatu penyakit akibat perbuatan yang dibenci Allah SWT, AIDS sendiri tidak ada hukum pasti, hanya saja perbuata seperti prilaku seks bebas yang menyimpang seperti Homo atau lesbian, yang sering mendatangkan virus ini, hukumnya haram. Sampai saat ini belum ada vaksin yang mampu mencegah HIV (mungkin hanya sebatas mencegah penyebarannya melalui ARV). Orang yang terinfeksi HIV akan menjadi karier selama hidupnya, firman Allah SWT yang berbunyi: “dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit kelaparan, ketakutan,…dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang sabar.” (Al-Baqarah:155) 2.3.1 Tinjauan AIDS Menurut Hukum Islam Allah swt berfirman dalam Al-Qur'an : " Sesungguhnya Allah tidak berbuat dzalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat dzalim kepada diri mereka sendiri.” (QS. Yunus: 44). Penyakit HIV-AIDS yang sangat ditakuti oleh masyarakat, bukanlah merupakan penyakit "Kutukan Tuhan" sebagaimana pandangan sebagaian masyarakat. Melainkan penyakit biasa sebagaimana penyakit-penyakit lainnya. Penyakit HIV-AIDS diatas lebih banyak di takuti oleh masyarakat karena hingga saat ini penyakit tersebut belum ada obatnya. Penyakit tersebut muncul dikarenakan perbuatan manusia yang melanggar terhadap syari'ah yang telah di tetapkan.
2.3. 2 Perilaku Masyarakat dan Hubungannya dengan AIDS Berbagai data menjelaskan bahwa akselerasi jumlah penderita HIV/AIDS dikarenakan tingginya prevalensi penyakit kelamin atau IMS (Infeksi Menular Seksual) pada waria dan tuna susila. Penyakit kelamin mempermudah penularan HIV/AIDS. Berbagai riset menyatakan bahwa pengetahuan remaja yang minim tentang HIV/AIDS dan interpretasi yang salah tentang masalah seksual merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya HIV/AIDS. 2.3. 3 Titik Pandang Islam dalam Masalah HIV/AIDS Masalah HIV/AIDS sebenarnya bukan sekadar masalah kesehatan (medis), namun juga masalah perilaku. Sebab telah terbukti penyebab terbesar penularan HIV/AIDS adalah perilaku seks bebas, yaitu zina dan homoseksual. (Ali As-Salus, Mausu‘ah Al-Qadhaya alFiqhiyah al-Muashirah, hal. 705). Islam memandang HIV/AIDS sebagai masalah kesehatan, karena penyakit AIDS memang berbahaya (dharar) lantaran menyebabkan lumpuhnya sistem kekebalan tubuh. Berbagai penyakit akan mudah menjangkiti penderitanya yang ujung-ujungnya adalah kematian. Padahal Islam adalah agama yang melarang terjadinya bahaya (dharar) pada umat manusia. Rasulullah SAW bersabda,"Tidak boleh menimpakan bahaya pada diri sendiri dan juga bahaya bagi orang lain dalam Islam (laa dharara wa laa dhiraara fi al-islam)." (HR Ibnu Majah no 2340, Ahmad 1/133; hadits sahih). Namun Islam juga memandang HIV/AIDS sebagai masalah perilaku, karena HIV/AIDS pada sebagian besar kasusnya berawal dan tersebar melalui perilaku seks bebas yang menyimpang, seperti lesbianisme, gay, biseksual, dan transgender. Semua perilaku ini adalah perbuatan kotor dan tercela dalam pandangan Islam. Semuanya adalah tindakan kriminal yang layak mendapat hukuman yang tegas. (Imam Al-Ajiri, Dzamm Al-Liwath, Kairo: Maktabah Al-Qur`an, 1990, hal. 22; Mahran Nuri, Fahisyah al-Liwath, hal. 2; Abdurrahman Al-Maliki, Nizham AlUqubat, hal. 18-20). Solusi Islam ini jelas berbeda berbeda dengan solusi model sekular-liberal selama ini. Solusi ini hanya memandang HIV/AIDS sebagai masalah kesehatan, bukan masalah perilaku. Maka solusinya hanya terkait dengan persoalan kesehatan semata, misalnya kondomisasi, pembagian jarum suntik steril, kampanye bahaya AIDS, dan yang semisalnya. Sedang perilaku seks bebas seperti lesbianisme, gay, biseksual, dan transgender dianggap tidak ada
masalah, tidak perlu dihukum, dan dianggap tak ada hubungannya dengan penanggulangan HIV/AIDS. Jelas solusi ini adalah solusi yang dangkal dan bodoh. Dikatakan "dangkal" karena solusi yang ada berarti hanya menyentuh fenomena permukaan yang nampak secara empiris. Tidak menyentuh persoalan yang lebih mendalam dan hakiki, yaitu persoalan nilai-nilai kehidupan (morality) dan gaya hidup (life style) yang terekspresikan lewat seks bebas. Dan dikatakan "bodoh" karena solusi tersebut berarti memerosotkan derajat manusia setara dengan binatang. Karena perilaku yang jelas-jelas bejat seperti lesbianisme, gay, biseksual, dan transgender dianggap legal dan sah-sah saja dilakukan. Padahal semua perilaku sampah itu hakikatnya adalah mempertuhankan hawa nafsu dan membunuh akal sehat. Bukankah ini suatu kebodohan? Firman Allah SWT (artinya) : "Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (daripada binatang ternak itu). (QS Al-Furqaan : 43-44). 2.3.4 Manfaat dan Madhorot 1. Manfaat AIDS Sebagai petunjuk agar kita tetap selalu dijalan ALLAH SWT 2. Madharat AIDS a.
Merusak generasi penerus bangsa
b. Merusak diri, moral dan agama c.
Menjauhkan dari masyarakat
d. Menyebabkan kematian
2.4 Trend dan Issue Aids Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). AIDS pada anak pertama kali dilaporkan oleh Oleske, Rubinstein dan Amman pada tahun 1983 di Amerika Serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada anak di Amerika makin lama makin meningkat. Pada bulan Desember 1989 di Amerika telah dilaporkan 1995 anak yang berumur kurang dari 13 tahun yang menderita AIDS dan pada bulan Maret 1993 terdapat 4.480 kasus. Jumlah ini merupakan l,5 % dari seluruh jumlah kasus AIDS yang dilaporkan di Amerika. Di Eropa sampai tahun 1988 terdapat 356 anak dengan AIDS. Kasus infeksi HIV terbanyak pada orang dewasa maupun anak-anak tertinggi di dunia adalah di Afrika terutama negara-negara Afrika Sub-Sahara. UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-anak.Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV.Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981. Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara.[4] Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika SubSahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan
sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara Afrika Sub-Sahara tetap merupakan wilayah terburuk yang terinfeksi, dengan perkiraan 21,6 sampai 27,4 juta jiwa kini hidup dengan HIV. Dua juta [1,5&-3,0 juta] dari mereka adalah anak-anak yang usianya lebih rendah dari 15 tahun. Lebih dari 64% dari semua orang yang hidup dengan HIV ada di Afrika Sub Sahara, lebih dari tiga per empat (76%) dari semua wanita hidup dengan HIV. Pada tahun 2005, terdapat 12.0 juta [10.6-13.6 juta] anak yatim/piatu AIDS hidup di Afrika Sub Sahara.Asia Selatan dan Asia Tenggara adalah terburuk kedua yang terinfeksi dengan besar 15%. 500.000 anak-anak mati di region ini karena AIDS. Dua-tiga infeksi HIV/AIDS di Asia muncul di India, dengawn perkiraan 5.7 juta infeksi (perkiraan 3.4 – 9.4 juta) (0.9% dari populasi), melewati perkiraan di Afrika Selatan yang sebesar 5.5 juta (4.9-6.1 juta) (11.9% dari populasi) infeksi, membuat negara ini dengan jumlah terbesar infeksi HIV di dunia.Di 35 negara di Afrika dengan perataan terbesar, harapan hidup normal sebesar 48.3 tahun – 6.5 tahun sedikit daripada akan menjadi tanpa penyakit Prevalensi HIV pada wanita hamil tingkat setinggi 0,3%. Para seroprevalensi perempuan terinfeksi HIV tertinggi di timur laut, diikuti dengan Selatan. Perinatal HIV tingkat penularan adalah 25% tetapi serendah 2% pada wanita yang tidak diobati dengan viral load kurang dari 100 kopi / mL. Meskipun intervensi profilaksis telah mengurangi transmisi vertikal, kasus penularan HIV perinatal terus terjadi. Hal ini terutama karena kehilangan kesempatan untuk pencegahan, khususnya di kalangan perempuan yang tidak memiliki perawatan kehamilan atau yang tidak ditawarkan konseling sukarela dan testing HIV selama kehamilan . Sebanyak 40% dari ibu dengan bayi terinfeksi HIV perinatal diperoleh, infeksi HIV tidak diketahui sebelum pengiriman.CDC memperkirakan bahwa pada tahun 2009, di 40 negara bagian dengan rahasia berdasarkan nama pelaporan infeksi HIV, diperkirakan 131 bayi tertular infeksi HIV melalui transmisi vertikal. Perkiraan terbesar HIV perinatal menular di Amerika Serikat adalah 1651 kasus pada tahun 1991. CDC memperkirakan bahwa pada tahun 2009, pada mereka 40 negara, jumlah infeksi HIV pediatrik didiagnosis adalah sebagai berikut
Di bawah usia 13 tahun: 166
Usia 13-14 tahun: 21
Usia 15-19 tahun: 2036
Pada tahun 2009, 12 kasus perinatal ditularkan penyakit HIV akhir (AIDS) didiagnosis. Jumlah kumulatif kasus AIDS diperkirakan perinatal menular didiagnosis melalui 2009 adalah 8640.Pada akhir tahun 2008, 3022 anak-anak muda dari 13 tahun hidup dengan infeksi HIV di 40 negara bagian dengan rahasia berdasarkan nama pelaporan infeksi HIV.Di seluruh Amerika Serikat pada tahun 2009, diperkirakan 13 kasus AIDS didiagnosis pada anak-anak muda dari 13 tahun. Perkiraan jumlah kumulatif diagnosa AIDS pada anak-anak muda dari 13 tahun sampai 2009 di Amerika Serikat adalah 9448.Di Amerika Serikat, jumlah kasus baru AIDS pediatrik menurun, terutama karena inisiatif kesehatan publik mengenai tes HIV secara universal bagi ibu hamil dan penggunaan AZT dan terapi antiretroviral lain pada wanita hamil yang terinfeksi dan bayi baru lahir mereka.Pada tahun 2007, 19 anak-anak Amerika berusia di bawah 15 tahun meninggal karena penyakit HIV. Jumlah ini kontras dengan apa yang terjadi secara internasional.Internasional statistikWHO memperkirakan bahwa lebih dari 33 juta orang terinfeksi HIV di seluruh dunia, dan 90% dari mereka berada di negara berkembang. HIV telah menginfeksi 4,4 juta anakanak dan telah mengakibatkan kematian 3,2 juta. Setiap hari, 1800 anak-sebagian besar bayi baru lahir-terinfeksi HIV. Sekitar 7% dari populasi di sub-Sahara Afrika terinfeksi HIV, orang-orang ini mewakili 64% dari yang terinfeksi HIV populasi dunia. Selanjutnya, 76% dari semua wanita yang terinfeksi HIV hidup di wilayah ini.HIV-1 adalah penyebab paling umum infeksi HIV di benua Amerika, di Eropa, di Asia, dan Afrika. HIV-1 subtipe berbeda menurut wilayah geografis. HIV-1 subtipe B adalah dominan di Amerika Serikat, meskipun non-B subtipe HIV-1 infeksi meningkat.Para prevalensi HIV di antara perempuan hamil di Amerika Selatan adalah 0,3-5%, di sub-Sahara Afrika, kisaran adalah 13-45%. Di Eropa, prevalensi HIV terbesar di negara barat, Perancis, Spanyol, dan Italia memiliki insiden tertinggi. Wanita hamil di daerah perkotaan negara-negara ini memiliki tingkat prevalensi setinggi 1%.Meskipun jumlah tahunan infeksi HIV baru telah terus menurun sejak akhir 1990-an, wabah di Eropa Timur dan di Asia Tengah terus tumbuh, jumlah orang yang hidup dengan HIV di wilayah ini mencapai 1,6 juta jiwa pada 2005-peningkatan hampir 20 kali lipat dalam
waktu kurang dari 10 tahun Mayoritas orang-orang yang hidup dengan HIV masih muda;. 75% infeksi yang dilaporkan antara 2000 dan 2004 adalah pada orang muda dari 30 tahun. Di Eropa Barat, persentase yang sesuai adalah 33%. Tingkat penularan perinatal relatif rendah di Eropa dan tinggi di Afrika, independen dari pengobatan. Wanita yang tidak diobati menginfeksi 13% dan 40% anak di Eropa dan Afrika, masing-masing. Tingkat penularan pascakelahiran di Afrika dan negara berkembang lainnya diangkat karena kebutuhan untuk menyusui.HIV-1 adalah penyebab paling umum infeksi HIV di benua Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika. Jenis HIV 2 (HIV-2) telah menyebabkan wabah di Afrika Barat, meskipun virus ini juga ditemukan di negara-negara Eropa. HIV-1 subtipe berbeda menurut wilayah geografis. Subtipe non-B sangat lazim di Afrika dan di Asia. Tingkat transmisi tinggi dari Afrika ke Eropa telah meningkatkan keragaman subtipe di Eropa.Secara global, anak-anak di luar Amerika Serikat tidak faring juga. Setiap hari, 1400 anak-anak menjadi HIV positif dan 1000 anak meninggal terkait HIV penyebab. Sekitar 2,5 juta anak di seluruh dunia lebih muda dari 15 tahun hidup dengan HIV / AIDS. Di sub-Sahara Afrika saja, 1,9 juta anak yang hidup dengan HIV / AIDS dan lebih dari 60% dari semua infeksi HIV baru terjadi pada perempuan, bayi, atau anak-anak muda. Pada 2007, 90% dari anak yang baru terinfeksi adalah bayi yang tertular HIV dari ibu yang terinfeksi mereka. Yang sangat mengkhawatirkan, 90% dari bayi yang mendapatkan penyakit dari ibu yang terinfeksi ditemukan di Afrika sub-Sahara Afrika. Prevalensi infeksi HIV di antara anak-anak kekurangan gizi telah diperkirakan setinggi 25%.Prevalensi infeksi HIV di Asia dan Eropa sangat bervariasi karena praktek-praktek budaya bervariasi dan kurangnya sistem pelaporan nasional di banyak daerah. Pekerja industri seks komersial di negara-negara seperti Thailand dan di Kepulauan Karibia bertanggung jawab terhadap penularan HIV meningkat untuk muda girls and, vertikal, untuk bayi.Pada tahun 2004, lebih dari setengah juta anak berusia di bawah 15 tahun meninggal karena HIV / AIDS. Pada tahun 2006, jumlah ini menurun menjadi 380.000. Pada tahun 2002, HIV / AIDS adalah penyebab utama ketujuh kematian pada anak di negara berkembang. Penyakit tersebut berkembang pesat di sekitar 10-20% anak yang terinfeksi, dan mereka meninggal karena AIDS pada usia 4 tahun, sedangkan 80-90% bertahan hidup sampai usia rata-rata 9-10 tahun.Di daerah yang terkena dampak sub-Sahara
Afrika, angka kematian bayi telah meningkat sebesar 75% karena, sebagian, pada status yatim piatu dari kebanyakan anak. Berbeda dengan banyak negara maju, tingkat kematian untuk anak-anak muda dari 5 tahun lebih tinggi hari ini dibandingkan pada tahun 1990 di banyak negara Afrika, terutama karena dampak yang menghancurkan dari HIV / AIDS. Sebuah studi tahun 2006 Afrika Selatan diperkirakan bahwa HIV / AIDS adalah penyebab tunggal terbesar dari kematian bayi dan anak di Afrika Selatan pedesaan. HIV / AIDS sekarang bertanggung jawab untuk 332.000 kematian anak di sub-Sahara Afrika, hampir 8% dari semua anak kematian di wilayah tersebut.Hasil dari satu penelitian mencatat bahwa pneumonia dan kekurangan gizi sangat lazim dan secara signifikan berhubungan dengan tingginya tingkat kematian di antara dirawat di rumah sakit, terinfeksi HIV atau anakanak terpajan HIV di sub-Sahara Afrika. Prediktor independen lain kematian adalah septikemia, sarkoma Kaposi, meningitis, dan kandidiasis esofagus untuk anak yang terinfeksi HIV; dan anemia meningitis dan berat untuk pasien rawat inap terkena HIV. Hasil ini menekankan pentingnya expediently membangun strategi terapi di rumah sakit anak Afrika. Besarnya epidemi AIDS di Asia adalah signifikan. Meskipun tingkat infeksi nasional prevalensi HIV yang rendah di Asia dibandingkan dengan benua lain (terutama Afrika), populasi dari negara-negara Asia banyak yang begitu besar sehingga bahkan tingkat prevalensi rendah mencerminkan sejumlah besar orang yang hidup dengan HIV. Tingkat prevalensi pada wanita hamil sudah 2%, dan tingkat penularan adalah 24% tanpa menyusui. Ibu India terinfeksi HIV secara rutin menyusui dan memiliki tingkat transmisi setinggi 48%. Di Asia Tenggara Thailand yang pertama kali melaporkan AIDS pada anak tahun 1988. Meskipun saat ini tingkat prevalens HIV masih tergolong rendah di Asia Tenggara, tetapi pertumbuhan prevalensnya saat ini paling tinggi sedunia. Penyebabnya adalah jumlah populasi yang besar, kemiskinan, ketidaksetaraan gender, dan stigmatisasi sosial. Diperkirakan pada tahun 2005 terdapat 6.7 juta orang yang menjadi pengidap HIV/AIDS, tetapi yang mengetahui status HIVnya diperkirakan kurang dari 10%. Negara dengan tingkat infeksi tertinggi adalah India, Thailand, Myanmar dan Indonesia. Umumnya infeksi di Asia Tenggara disebarkan melalui hubungan seksual heteroseksual yang tidak aman. Pemakaian jarum suntik tidak steril pada pencandu narkoba suntik menambah cepatnya penyebaran infeksi HIV. Sekitar setengah dari pengguna narkoba suntik di Nepal, Myanmar, Thailand, Indonesia dan Distrik Manipur dan Nagaland di India sudah terinfeksi HIV.
Cara paling efisien dan efektif untuk menanggulangi infeksi HIV pada anak secara universal adalah dengan mengurangi penularan dari ibu ke anaknya (mother-to-child transmission (MTCT). Namun demikian setiap hari terjadi 1800 infeksi baru pada anak umur kurang dari 15 tahun, 90% nya di negara berkembang atau terbelakang dan melalui penularan dari ibu ke anaknya. Upaya pencegahan transmisi HIV pada anak menurut WHO dilakukan melalui 4 strategi, yaitu mencegah penularan HIV pada wanita usia subur, mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita HIV, mencegah penularan HIV dari ibu HIV hamil ke anak yang akan dilahirkannya dan memberikan dukungan, layanan dan perawatan berkesinambungan bagi pengidap HIV. Pemberian obat Anti Retroviral (ARV) untuk anak dan bayi yang terinfeksi karenanya menjadi satu jalan untuk menanggulangi pandemi HIV pada anak di samping upaya untuk mencegah penularan infeksi HIV pada anak dan bayi. Di Indonesia Di RSCM hingga tahun 2006 terdapat 150 pasien terinfeksi HIV/AIDS pada anak < 15 tahun, dan 100 anak yang terpapar HIV tetapi tidak tertulari. Pada orang dewasa sampai dengan September 2005 terdapat 8,169 pengidap infeksi HIV. Penderita pria lebih banyak 3 kali lipat dari wanita. Sebagian besar pengidap usia dewasa ini adalah pada usia subur. Dengan kemampuan reproduksi penderita dewasa, akan lahir anak-anak yang mungkin tertular HIV. Bila tidak dilakukan intervensi, dari setiap 100 wanita dewasa pengidap HIV yang hamil dan melahirkan, sebanyak 40-45 anak-anak ini akan tertulari. Masih tentang HIV/AIDS yang ada di seluruh dunia. Berikut daftar negara dengan jumlah penderita HIV/ AIDS tersebar di seluruh dunia. 1. Afrika Selatan Afrika Selatan menjadi negara dengan jumlah penderita HIV/AIDS terbesar di Dunia. negeri ini memiliki nyaris 7 juta penduduk yang menderita penyakit mematikan ini. Jumlah ini nyaris mendekati 20 persen jumlah penduduk produktif di Afrika Selatan. Oh ya, penyebaran HIV/AIDS di negeri ini terjadi akibat hubungan seksual yang tidak sehat dan juga minimnya pengetahuan tentang penyakit mengerikan ini. 2. Nigeria
Tidak berbeda jauh dengan Afrika Selatan, Nigeria juga memiliki penderita HIV/AIDS terbanyak di dunia. Di negeri ini penderita dari penyakit mematikan ini mencapai 3,2 juta jiwa dengan kematian setiap tahunnya mencapai lebih dari 200.000. Peningkatan penderita HIV/AIDS di negeri ini terjadi karena penduduk setempat tidak melakukan hubungan badan dengan sehat. 3. India India menjadi satu-satunya negara di Asia yang memiliki jumlah penderita HIV/AIDS terbesar di dunia. Negara yang terletak di anak benua Asia ini memiliki sekitar 2 juta penduduk yang mengidap HIV/AIDS. Dari jumlah itu, penduduk yang meninggal sekitar 130.000 setiap bulan. Rata-rata penderita dari penyakit ini hidup di lingkungan kumuh yang jarang tersentuh fasilitas kesehatan terbaik. 4. Zimbabwe Kembali lagi ke negara di daratan Afrika. Kali ini adalah Zimbabwe yang memiliki sekitar 1,5 juta jiwa penduduk yang menderita HIV/AIDS. Penduduk yang ada di sini ratarata melakukan hubungan badan yang tidak sehat. Banyak dari mereka tidak mengetahui apa itu pengaman dan juga fungsinya. Akhirnya HIV/AIDS bisa menyebar dengan cepat dan membunuh setidaknya 140.000 jiwa setiap tahunnya. 5. Tanzania, Uganda, Kenya Ketiga negara di atas memiliki penderita HIV/ AIDS yang nyaris sama di Afrika. Sekitar 1,4 juta penduduk di negara ini terinfeksi. Setiap tahun ada sekitar 70.000-80.000 meninggal dunia karena tidak tertolong dan mendapatkan pengobatan. Masalah utama penyebaran HIV/AIDS di sini adalah adanya hubungan badan tidak sehat. 6. Amerika Amerika memiliki penderita HIV/AIDS sekitar 1,1 juta jiwa hingga sekarang. Jumlah ini kemungkinan besar bisa bertambah mengingat perilaku seks bebas di negeri itu sudah teramat parah. Selain itu, pengguna narkoba di Amerika juga termasuk tertinggi di dunia. Dua hal ini membuat penyebaran HIV/AIDS di negeri ini tidak bisa dibendung lagi. Bahkan jika dibandingkan dengan negara tetangganya, Amerika masih sangat terpuruk.
7. Rusia Untuk urusan militer, Rusia dan Amerika memang saling adu kuat. Namun untuk urusan penderita HIV/AIDS, dua negara ini saling kejar-kejaran. Rusia memiliki 1 juta penduduk yang mengidap penyakit mengerikan ini. Penularan HIV/AIDS di rusia terjadi akibat pemakaian jarum suntik saat menggunakan narkoba dan juga hubungan badan yang tidak menggunakan pengaman. Inilah tujuh negara dengan jumlah penderita HIV/AIDS terbesar di dunia. Indonesia sendiri juga memiliki 660.000 penduduk dengan jumlah HIV atau masih di bawah Tiongkok dan Brasil Sejarah hari aids Setiap tanggal 1 Desember merupakan waktu di mana hari AIDS sedunia diperingati setiap tahunnya. Tujuannya yaitu untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Tidak hanya itu, peringatan hari AIDS sedunia juga merupakan bukti solidaritas Internasional. Baik bagi mereka yang mengidapnya maupun yang meninggal karena berjuang untuk melawan HIV. Diselenggarakan oleh WHO, peringatan ini menjadi salah satu kampanye kesehatan public yang bersifat global pertama di dunia. Pada tahun ini, kegiatan yang telah dilakukan sejak tahun 1988 tersebut mengusung tema “Getting to zero; end Aids by 2030”.sedangkan untuk tema federalnya, “the time to act is now”. Kedua tema tersebut tentu mengandung unsur pembebasan dari wabah AIDS secara global dalam kurun waktu yang telah ditargetkan. Terkait dengan hari AIDS sedunia, berikut ini bebrapa fakta uniknya.Mengungkap Sejarah Dan Fakta Menarik Lahirnya Hari Aids Sedunia 1 Desember 2016! Konsep ini digagas pada tahun 1988 dalam Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia mengenai program-program pencegahan AIDS. Sejak saat itulah, mulai diperingati oleh pemerintah, organisasi internasional serta yayasan amal di seluruh dunia. Penyakit AIDS disebabkan oleh infeksi virus HIV yang sebenarnya telah dikenal oleh publik sejak Tahun 1981. Saat itu, walaupunasal-usul HIV berasal dari Afrika, Amrika Serikatlah yang pertama kali menyadarkan publik soal penyakit baru yang menyerang system kekebalan tubuh pada si penderita. Penyebarannyapun sangat cepat. Namun peringatan ini baru dikampanyekan mulai Tahun 1988.
Ide tersebut pertama kali dicestukan oleh James W. Bunn dan Thomas Netter pada Agustus 1987. Dua pejabat informasi masyarakat untuk Program AIDS Global di sebuah organisasi dunia di Jenawa, Swiss. Mereka berdua menyampaikan idenya kepada Dr. Jonatan mann selaku Direktur Program AIDS Global yang saat ini lebih dikenal sebagai UNAIDS. Dirinya menyukai konsep yang telah diberikan bunn dan Netter. lalu menyetujuinya dan sepakat dengan rekomendasi bahwa peringatan hari AIDS sedunia kan diselenggarakan 1 Desember 1988. Bunn menyarankan tanggal 1 Desember untuk memastikan liputan oleh media barat, sesuatu yang dirasa sangat penting untuk memperingati hari itu. Ia merasa tahun 1988 adalah tahun pemilihan umum di AS. Penerbitan media nantinya akan kelelahan dengan liputan pasca pemilu dan mereka bersemangat untuk mencari berita baru untuk mereka liput. 1 Desember dirasa bahwa cukup lama setelah pemilu dan cukup dengan libur natal. Sehinggaa pada dasarnya tanggal itu adalah tanggal mati dalam kalender berita dan dengan demikian itu waktu yang tepat untuk hari AIDS sedunia. Semenjak itu tanggal 1 Desember dikampanyekan sebagai hari AIDS sedunia. Tahun 1996, Program Bersama PBB untuk UNAIDS melai bekerja dan mengambil alih perencanaan dan promosi untuk hari itu. Badan baru ini tidak hanya memusatkan perhatian pada satu hari saja tapi juga menciptakan kampanye AIDS sedunia pada 1997 untuk melakukan komunikasi, pencegahan dan pendidikan sepanjang tahun. Sejak dibentuk hingga 2004, UNAIDS memimpin kampanye tersebut. dengan memilih tema-tema tahunan melalui konsultasi dengan organisasi-organisasi kesehatan global lainnya, tahun 2004, kampanye AIDS sedunia menjadi organisasi Independen. Lebih dari 35 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus HIV. Ilmu medis telah melalui perjalanan yang panjang sejak status HIV positif maka akan divonis hukuman mati. Sekarang ini, mereka yang hidup dengan HIV mengkonsumsi obat antiretroviral, nantinya jumlah virus yang ada dalam darah mereka akan sangat sedikit sehingga mustahil menularkannya pada orang lain. Selain itu, sebuah pil baru dapat mencegah non-ODHA untuk terinfeksi. Untuk mewujugdkan dunia bebas AIDS butuh kerja nkeras, lebih banyak uang, dukungan politik, upaya dari para dokter, dan pihak lainnya untuk mewujudkannya. Kesadaran dari diri kita masing-masing untuk menjaga lingkungan serta menjalankan pola hidup sehat. Hindari pergaulan bebas juga penggunaan narkoba. Sebab itu salah satu pemicu terbesar terkena AIDS.
BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan Kesimpulannya adalah bahwa kita harus waspada terhadap virus HIV/AIDS. Makalah di atas juga menjelaskan pengertian, sejarah, cara penularan , gejala-gejal dan pencegahannya. Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah ini adalah: 1.
HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
2.
Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
3. Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang ada hanyalah pencegahannya saja.
3.2 Saran Menurut saya sebaiknya anda sebagai pembaca janganlah sampai terkena virus HIV yang menyebabkan penyakit AIDS, karena penyakit ini sungguh berbahaya. Sebaiknya jangan melakukan hubungan seks jika anda belum menikah dan jika mau melakukannya sebaiknya ada memakai pelindung seperti kondom. Jangan juga sering-sering berganti pasangan karena itu meningkat resiko terkena HIV/AIDS.
Daftar Pustaka http://deqwan1.blogspot.com/2013/10/contoh-makalah-tentang-hiv-aids.html https://www.academia.edu/6373911/MAKALAH_IKM_HIV_AIDS www.rijalhabibulloh.com/2014/08/makalah-hiv-aids.html https://rahha.wordpress.com/2008/09/03/hiv-dan-aids/