DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................2 I.1
Latar Belakang..................................................................................................................2
I.2
Rumusan Masalah ............................................................................................................2
I.3
Tujuan ...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................4 II.1Kerukunan Antar Umat Beragama...........................................................................................4 II.1.1 Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama.................................................................4 II.1.2 Kerukuanan Antar Umat Beragama Di Indonesia ...........................................................4 II.1.3 Jenis-Jenis Kerukunan Antar Umat Beragama ................................................................5 II.1.4 Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama ....................................................................6 II.2. Pelayanan Kefarmasian .........................................................................................................6 II.3. Kerukunan Antar Umat Beragama Dalam Kefarmasian ........................................................7 BAB III PENUTUP...........................................................................................................................8 III.1
Kesimpulan .......................................................................................................................8
III.2
Saran .................................................................................................................................8
1
BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang Sebagai negara kepulauan yang memiliki banyak suku ,bahasa, dan agama
namun kami dipersatukan oleh pancasila sebagai pendoman bagi rakyat Indonesia dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu dalam kesatuan negara Indonesia. Untuk itu sebagai rakyat Indonesia sangat mengayomi dasar negara Indonesia. Kelima sila yang terdapat dipancasila tersebut memberikan jaminan kepada masyarakat untuk selalu hidup rukun aman dan tentram di bumi Indonesia tercinta ini. Ditunjang dengan peraturan-peraturan daerah, hukum negara, hukum agama dan perundang-undangan yang mengikat sebagaimana warga negara agar tetap hidup rukun. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi Tenaga Kefarmasian dalam menyelanggarakan pelayanan kefarmasian dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi. Tujuan dari pelayanan kefarmasian adalah untuk mencapai hal positif untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Untuk memenuhi hal tersebut maka dibutuhkan sikap toleransi dan saling menghargai antar umat beragama. I.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat ditetapkan
rumusan masalah bagaimana masyarakat menyikapi perbedaan agama antar masyarakat dalam pelayanan kefarmasian. I.3
Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini supaya masyarakat dapat menyikapi
2
perbedaan agama antar masyarakat dalam pelayanan kefarmasian.
3
BAB II PEMBAHASAN II.1Kerukunan Antar Umat Beragama II.1.1 Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata rukun”
dipahami
sebagai (1) sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya pekerjaan; (2) asas; (3) baik dan damai. Merukunkan berarti (1) mendamaikan; (2) menjadikan bersatu hati. Kerukunan berarti pula (1) perihal hidup rukun; (2) rasa rukun; kesepakatan. Jadi Kerukunan Hidup Umat Beragama berarti perihal hidup rukun yaitu hidup dalam suasana baik dan damai, tidak bertengkar, bersatu hati dan bersepakat antar umat yang berbeda- beda agamanya atau antara umat dalam satu agama. Menurut Peraturan Bersama Menag dan Mendagri No. 9 dan 8 tahun 2006, kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kesatuan RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. II.1.2 Kerukuanan Antar Umat Beragama Di Indonesia Masalah
kehidupan
beragama
di
masyarakat
Indonesia
merupakan
masalah yang sangat peka diantara berbagai masalah sosial budaya lainnya. Terjadinya suatu masalah sosial akan semakin rumit apabila masalah tersebut sudah berbau sara (suku, agama dan ras) terlebih lagi kalau sudah menyinggung agama tertentu ditengah kehidupan masyarakat kita, mengingat beragamnya agama di Indonesia. 4
Menyadari hal tersebut, maka setiap agama memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa serta kedamaian hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk membentuk kerukunan hidup beragama di Indonesia, para pendiri bangsa amat tanggap dengan persoalan tersebut bahwa masalah keyakinan beragama sangat sulit diatasi apabila timbul perselisihan di masyarakat. Oleh sebab itu para pendiri bangsa memasukkan peraturan tentang kebebasan melaksanakan memeluk agama dan melaksanakan ibadah sesuai agamanya masing-masing yang tertuang dalam pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945. Melalui peraturan tersebut pemerintah bermaksud memberikan pedoman sekaligus melindungi kebebasan memeluk agama dan melaksanakan ibadahnya, tanpa ada gangguan dari pemeluk agama lainnya. II.1.3 Jenis-Jenis Kerukunan Antar Umat Beragama Berikut adalah jenis – jenis kerukunan antar umat beragama, yaitu: 1. Kerukunan antar pemeluk agama yang sama, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat penganut satu agama. Misalnya, kerukunan sesama orang Islam atau kerukunan sesama penganut Kristen. Kerukunan antar pemeluk agama yang sama juga harus dijaga agar tidak terjadi perpecahan, walaupun sebenarnya dalam hal ini sangat minim sekali terjadi konflik. 2. Kerukunan antar umat beragama lain, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat yang memeluk agama berbeda-beda. Misalnya, kerukunan antar umat Islam dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen dan Budha, atau kerukunan yang dilakukan oleh semua agama. Kerukunan antar umat beragama lain ini cukup sulit untuk dijaga. Seringkali terjadi konflik antar pemeluk agama yang berbeda.
5
II.1.4 Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama Berikut adalah beberapa manfaat dari kerukuan antar umat beragama, yaitu: 1. Terciptanya suasana yang damai dalam bermasyarakat. 2. Toleransi antar umat beragama meningkat. 3. Menciptakan rasa aman bagi agama – agama minoritas dalam melaksanakan ibadahnya masing masing. 4. Meminimalisir konflik yang terjadi yang mengatasnamakan Agama. II.2. Pelayanan Kefarmasian Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, dan perlindungan serta keselamatan pasien atau masyarakat yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi yang memenuhi standar dan persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan. Adapun tujuan dari pekerjaan kefarmasian yaitu : 1. Memberikan perlindungan kepada pasien dan masyarakat dalam memperoleh dan/atau menetapkan sediaan farmasi dan jasa kefarmasian, 2. Mempertahankan
dan
meningkatkan
mutu
penyelenggaraan
Pekerjaan
Kefarmasian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peraturan perundangan-undangan, 3. Memberikan kepastian hukum bagi pasien, masyarakat dan Tenaga Kefarmasian. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 6
Tentang Pekerjaan Kefarmasian, Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. II.3. Kerukunan Antar Umat Beragama Dalam Kefarmasian Kerukunan hidup beragama adalah kondisi bagi semua golongan agama bisa hidup bersama-sama secara damai tanpa mengurangi hak dan kebebasan masingmasing untuk menganut dan melaksanakan kewajiban agamanya. Kerukunan yang dimaksud bukan berarti penganut agama yang satu tidak merasa perlu atau menahan diri untuk melibatkan persoalan keberagamaan dengan pihak lain, karena kebersamaan menghendaki tenggang rasa, yang benar-benar dimungkinkan jika saling memahami. Dalam melakukan Kefarmasian
pelayanan kefarmasian sebagai Tenaga Teknik
hendaknya memahami pentingnya sikap saling menghargai dan
toleransi untuk mencapai tujuan dari pekerjaan kefarmasian. Sebagai Tenaga Teknik Kefarasmasian harus memiliki kewajiban untuk melindungi pasien dari kerugian akibat kesalahan penggunaan sediaan farmasi tanpa memandang agama, suku, dan ras. Dengan begitu tujuan dari pekerjaan kefarmasian akan tercapai dengan baik.
7
BAB III PENUTUP III.1
Kesimpulan Dari permasalahan yang telah diuraikan dapat diesimpulan bahwa kerukunan
antar umat beragama yaitu sikap toleransi, sikap tenggang rasa, saling menghormati dan menghargai dapat meningkatkan pelayanan kefarmasian. III.2
Saran Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat di Indonesia supaya
menanamkan sejak dini pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama agar tercipta hidup rukun antar sesama agar masyarakat merasa aman, nyaman, dan sejahtera.
8