Makala Ibu Ratna.docx

  • Uploaded by: Adeningsi Manggas
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makala Ibu Ratna.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,174
  • Pages: 4
E. Manifestasi klinis 1. Meningitis Manifestasi klinis meningitis diakibatkan dari infeksi danpeningkatan TIK: a. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering ) b. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letarik, tidak responsif, dan koma. c. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut : 1) Rigiditas nukal (kaku leher) upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher. 2) Tanda kerning positip Ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadaan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat diekstensikan sempurna. 3) Tanda brudzinki (+) Bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggang.bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat pada sisi ekstremitas yang berlawanan. d. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya. e. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka pada peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema selebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital (bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran. f. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal. g. Infeksi fulminatingdengan tanda-tanda septikimia: demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar. 2. Ensefalitis Meskipun penyebabnya berbeda-beda gejala klinis ensefalitis lebih kurang sama khas, sehingga dapat digunakansebagai kriteriadiagnosis.secara umum gejala berupa triase ensepalitis yang terdiri dari demam, kejang dan kesadaran menurun, sakit kepala, kadang disertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen, dapat terjadi gangguan pendengaran dan penglihatan.( mansjoer 2000). Adapun tanda dan gejala ansefalitis sebagai berikut: a. Suhu yang mendadak naik, seringkali ditemukan hiperpireksia b. Kesadaran dengan cepat menurun c. Muntah d. Kejang-kejang yang dapat bersifat umum e. Gejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau bersamasama,misal peresis atau paralisis, afasia dan sebagainya. Inti dari sindrom ensefalitis adalah adanya demam akut,demam kombinasi tanda dan gejala: kejang,delirium,bingung,stupor, atau koma, aphasia hemiparesis dengan asimetri refleks tendon dan tanda babinski, gerakan infolunter,ataxia, nystagamus, kelemahan otot-otot wajah.  Perbedaan Meningitis dan Ensefalitis Meningitis Ensefalitis Kesadaran relatif masih baik Kesadran menurun Lokasi terinfeksi di selaput otak Lokasi terinfeksi di jaringan otak Banyak disebabkan bakteri Banyak disebabkan virus F. Pemeriksaan Diagnostik 1. Meningitis

Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak.analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel,protein, dan konsentrasi glukosa lumbal pungsi. Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein, cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan TIK. Lumbal pungsi tidak sbisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan intra kranial. 



        

Meningitis bakterial Tekanan meningkat,cairan keruh/berkabut,leukosit dan protein meningkat, glukosa menuru, kultur positif terhadap beberapa jenis bakteri. Meningitis virus Tekanan bervariasi, CSF jernih, leukositosis,glukosa dan protein normal, kultur biasanya negative. Kaku kuduk pada meningitis bisa ditemukan dengan melakukan dengan pemeriksaan fleksi pada kepala klien yang akan menimbulkan nyeri, disebabkan oleh adanya iritasi meningaeal khususnya pada nervus cranial ke XI, yaitu asesoris yang mempersarafi otot bagian belakang leher,sehingga akan menjadi hipersensitif dan terjadi rigiditas. Sedangkan pada pemeriksaan kernigs sign(+) dan bruzinsky sign (+) menandakan bahwa infeksi atau iritasi sudah mencapai ke medulla spinalis bagian bawah. Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal. Serum alektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi. Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak.normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal. Glukosa serum : meningkat (meningitis) LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri ) Sel darah putih: sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi bakteri) Elektrolit darah: abnormal ESR/LED : meningkat pada meningitis MRI/CT-scan : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel : hematom daerah selebral, hemoragik atau tumor Kultur darah/hidung/tenggorokan/urine : dapat mengindikasikan darah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi Ronsen dada/kepala/sinus : mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial Arteriografi karotis: letak abses

2.Ensefalitis a. Biakan : 1) Dari darah : viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar untuk mendapatkan hasil yang positif. 2) Dari likuor serebrospinalis atau jaringan otak (hasil nekrosis), akan didapat gambaran jenis kuman dan sensitivitas terhadap antibiotika. 3) Dari feses, untuk jenis enterovirus sering didpat hasil yang positif. 4) Dari swap hidung dan tenggorokan, akan didpat hasil kultur positif. b. Pemeriksaan serologis : uji fiksasi komplemen, uji inhibisi hemaglutinasi dan uji neutralisasi. Pada pemeriksaan serologis dapat diketahui reaksi antibodi tubuh, IgM dapat dijumpai pada awal gejala penyakit timbul. c. Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan angka leukosit. d. Fungsi lumbal likuor serebospinalisis sering dalam batas normal, kadang-kadang ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa.

e. EEG/ Electroncephalography EEG sering menunjukkan aktifitas listrik yang merendah sesuai dengan kesadaran yang menurun. Adanya kejang,kornea,tumor,infeksi sistem saraf,bekuan darah,abses,jaringan parut otak, dapat menyebabkan aktivitas listrik berbeda dari pola normal irama dan kecepatan.(smeltzer, 2002) f. CT scan pemeriksaan CT scan otak seringkali dapat hasil normal, tetapi bisa pula didapat hasil odema diffuse, dan pada kasus khusus seperti ensefalitis herpes simplex,ada kerusakan selektif pada lobus inferomedial temporal dan lobus frontal.  Gambaran cairan serebrospinal dapat dipertimbangkan meskipun tidak begitu mambantu.biasanya berwarna jernih. Jumlah sel 50-200 dengan dominasi limfasit. Kadar protein kadang-kadang meningkat, sedangkan glukosa masih dalam batas normal.  Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difus (aktivitas lambat bilateral). Bila terdapat tanda klinis flokal yang ditunjang dengan gambaran EEG atau CT scan dapat dilakukan biopal otak didaerah yang bersangkutan. Bila tidak ada tanda klinis flokal, biopsy dapat dilakukan pada daerah lobus temporalis yang biasanys menjadi predileksi virus herpes simplex. G. Komplikasi 1. meningitis Komplikasi yang muncul pada anak dengan meningitis antara lain: a. Munculnya cairan pada lansia subdural (efusi subdural). Cairan ini muncul karena adanya desakan pada intrakranial yang meningkat sehingga memungkinkan lolosnya cairan dari lapisan otak kedaerah subdural . b. Peradangan pada daerah ventrikuler ke otak (ventrukulitis) abses pada menigen dapat sampai ke jaringan kranial lain baik melalui perembetan langsung maupun hematogen termasuk ke ventrikuler. c. Hidrosepalus peradangan pada maningen dapat merangsang kenaikan produksi liquor cerebro spinal (LCS).cairan LCS pada meningitis lebih kental sehingga memungkinkan terjadinya sumbatan pada saluran LCS yang menuju medulla spinalis. Cairan tersebut akhirnya banyak tertahan di intrakranial. d. Kelumpuhan syaraf kranial merupakan komplikasi umum pada meningitis bakterial e. Abses otak : abses otak terjadi apabila infeksi sudah menyebar ke otak karena meningitis tidak mendapat pengobatan dan penatalaksanaan yang tepat. f. Epilepsi g. Retardasi mental kemungkinan terjadi karena meningitis yang sudah menyebar ke serebrum sehingga mengganggu gyrus otak anak sebagai tempat menimpan memori h. Serangan meningitis berulang kondisi ini terjadi karena pengobatan yang tidak tuntas atau mikroorganisme yang sudah resisten terhadap antibiotik yang digunakan untuk pengobatan i. Lomplikasi lanjutan yangg dialami oleh klien adalah menjadi tuli akibat kerusakan saraf kranial VIII. 2.ensefalitis Angka kematian untuk ensefalitis ini masih tinggi,berkisar antara 35-50 % Dari pada penderita yang hidup 20-40% mempunyai komplikasi atau gejala sisa berupa paralitis . gangguan penglihatan atau gejala neurologik yang lain.penderita yang sembuh tanpa kelainan neurologik yang nyata, dalam perkembangan selanjutnya masih mungkin menderita retardasi mental,ganguan tingkah laku dan epilepsi.

H. penatalaksanaan 1. meningitis  isolasi  terapi antimikroba : antibiotik yang diberikan berdasarkan pada hasil kultur, diberikan dengan dosis tinggi melalui intravena.  Mempertahankan hidrasi optimum : mengatasi kekurangan cairan dan mencegah kelebihan cairan yang dapat menyebabkan edema.

Related Documents

Makala Ibu Ratna.docx
November 2019 15
Makala Chf
August 2019 28
Makala Geografi.docx
December 2019 26
Makala Kewarganegaraan
June 2020 19

More Documents from "arief"

Makala Ibu Ratna.docx
November 2019 15
Sambungan Ibu Ratna.docx
November 2019 9
Judul - Copy.docx
November 2019 16
Materi Ibu Susanti.docx
November 2019 11