Makala Ekologi 2 Puput.docx

  • Uploaded by: Hasni M Nur
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makala Ekologi 2 Puput.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,210
  • Pages: 12
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung

merupakan

salah

satu

komuditas

utama

yang

banyak

dibudidayakan oleh masyarakat terutama di Indonesia. Jumlah jagung yang diproduksi oleh masyarakat belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang bagaimana cara membudidayakan jagung yang benar dan baik dan tanah atau lahan untuk tanaman jagung. Tanaman jagung merupakan tanaman yang tidak banyak memerlukan air dalam siklus tumbuhnya sehingga sebenernya mudah dalam membudidayakan tanaman jagung ini apabila dilakukan dengan benar. Dari hal tersebut tanaman jagung hanya perlu curah hujan yang relatif rendah yaitu sekitar 85-200 mm/bulan tetapi merata pada setiap lahan. Untuk umur jgung sendiri tergantung pada varietas yang digunakan untuk budidaya. Ada jagung yang berumur dalam yaitu lebih dari 100 hari dalam 1 kali panen, jagung yang berumur sedang antara 85-100 panen dan ada juga umur jagung yang berumur rendah yaitu kurang dari 85 hari pemanenan. Jagung merupakan salah satu contoh tanaman C4 yang berarti lebih banyak membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman C4 merupakan tanaman yang memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih tinggi sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai carbon sebanyak 4 buah dalam menambat carbon dioksida (CO2) dalam melangsungkan fotosintesis (Salisburi dan Ross, 1995). Untuk tanaman jagung tiak perlu diadakan naungan karena salah satu tanaman C4. Sehingga jagung lebih cocok dalam suhu antara 20-300 C dan ketinggian antara 50-1800 m dari permukaan laut. Tanaman jagung juga termasuk tanaman monokotil yang berarti tidak memiliki kayu pada bagia batangnya dan termasuk dalam famili rumputrumputan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman jagung dapat dari berbagai hal, salah satu contohnya yaitu faktor iklim. Iklim merupakan keadaan dimana yang sangat menentukan sehingga tidak semua tanaman dapat tumbuh pada setiap iklim. Selain iklim dapat menentukan produktivitas tanaman jagung tetapi dapat juga menentukan dalam hal kandungan gizi yang dihasilkan tanaman tetapi masyarakat tidak mementingkan gizi yang terkandung dalam tanaman jagung tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki iklim tropis yang hanya memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau. Untuk daerah iklim tropis kandungan gizi dalam tanaman hanya banyak mengandung karbohidrat yang tinggi tetapi rendah kandungan protein pada setiap tanaman yang dihasilkan (Kartasapoetra, 1990). 1.2 Tujuan Makalah 1.

Memahami pengaruh unsur iklim terhadap pertumbuhan dan produktivitas jagung

2.

Memahami faktor - faktor iklim yang mempengaruhi produktivitas jangung

3.

Memahami budidaya jagung berdasarkan iklim

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengaruh Unsur Iklim Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Jagung Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan.Menurut Sutarno at all (1997) Studi tentang perilaku kejadian tiap organisme atau tumbuhan dalam hubungannya dengan perubahan-perubahan iklim disebut dengan fenologi. Untuk faktor iklim yang dipergunakan dalam penelitian fenologi pada umumnya adalah curah hujan hal ini adalah karena curah hujan secara langsung atau tidak langsung penting untuk pengaturan waktu dan ruang dalam pembentukan bunga dan buah pada tumbuhan tropis. Perubahan iklim merupakan sesuatu yang sulit untuk dihindari dan memberikan dampak terhadap berbagai segi kehidupan. Perubahan iklim adalah implikasi dari pemanasan globaldimana fenomena ini menyebabkan peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim (El-Ninodan La-Nina) dan ketidak teraturan musim. Selama 30 tahun terakhir terjadi peningkatansuhu global secara cepat dan konsisten sebesar 0,20C per dekade, dengan sepuluh tahunterpanas terjadi pada periode setelah tahun 1990. Pertanian merupakan salah satu sektor yangsangat rentan terhadap perubahan iklim yang berdampak pada produktivitas tanaman dan pendapatan petani. Budidaya tanaman pertanian sangat tergantung pada iklim dan cuaca.Unsur cuaca yang berpengaruh adalah intensitas cahaya matahari, suhu, curah hujan, dankelembaban. Pengaruh perubahan iklim ini dapat berdampak berupa potensi yangmengancam penurunan atau mungkin terjadinya peningkatan dari produktivitas pertanian. Adanya

perubahan

iklim

perlu

diketahui

dampaknya

terhadap

perubahanangka produktivitas jagung setiap tahunnya, meski terdapat faktorfaktor lain yang ikut mempengaruhi. Pengetahuan ini nantinya untuk dapat

dijadikan sebagai pengetahuan dasar dalam usaha penyesuaian dan kebijakan dalam pertahanan komoditi pertanian khususnyatanaman jagung di kec. Gunung Talang, kec. Danau kembar, kec. Lembang Jaya dan kec. XKoto Singkarak Kabupaten Solok yang merupakan daerah penghasil jagung cukup besar,sehingga terus

dapat

dikembangkan

dan

terus

dapat

berkontribusi

terhadap

pendapatandaerah 2.2 Faktor - Faktor Iklim Yang Mempengaruhi Produktivitas Jangung Indikator dampak perubahan iklim antara lain peningkatan curah hujan, suhu, kelembapan, intensitas cahaya

matahari,

angin. Perubahan iklim

mempengaruhi sektor petanian karena merupakan salah satu faktor dalam pertumbuhan tanaman. Jagung merupakan komoditi unggulan karena potensi permintaan pasarnya yang

meningkat. Potensi pasar jagung meningkat

sementara terjadinya perubahan iklim mengakibatkan penurunan produksi. Perubahan iklim yang terjadi adalah peningkatan curah hujan, pada tahun 2010 terjadi musim kemarau basah. Curah hujan tinggi menyebabkan akar tanaman jagung kekurangan oksigen sehingga tanaman menjadi kurus. Perubahan iklim sebagai tantangan bagi petani karena dengan menurunnya produksi usahatani bisa mempengaruhi pendapatannya. Menurut Ashari (2006) sedikitnya ada 2 unsur yang mempengaruhi hal tersebut, yaitu : 1. Curah hujan dan distribusi hujan. 2. Tinggi tempat dari permukaan laut. Selain unsur iklim di atas, menurut Guslim (2007) Produksi tanaman juga dipengaruhi oleh Radiasi Matahari dan Suhu. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua rangsangan. Yang

menyebabkan perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan panjang hari (Mugnisjah dan Setiawan, 1995). Tanaman jagung perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah faktor lingkungan. Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua faktor yaitu lingkungan dan genetik. Lingkungan tumbuh tanaman sendiri dapat dikelompokkan atas lingkungan biotik (tumbuhan lain, hama, penyakit dan manusia), dan abiotik (tanah dan iklim). Dari faktor-faktor diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Genetik Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam makhluk hidup.

Gen

berpengaruhi

perkembangannya,

setiap

Walaupun

gen

struktur bukan

makhluk

hidup

satu-satunya

dan

faktor

juga yang

mempengaruhinya. Setiap jenis (spesies) memiliki gen untuk sifat tertentu. Penggunaan jagung dari varietas yang tahan merupakan salah satu cara dalam memproduksi tanaman jagung yang optimal. 2. Curah hujan Besarnya curah hujan mempengaruhi kadar air tanah, aerasi tanah, kelembaban udara dan secara tidak langsung juga menentukan jenis tanah sebagai tempat media tumbuh tanaman. Oleh karenanya curah hujan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Ketinggian tempat menentukan suhu udara, intensitas cahaya matahari dan mempengaruhi curah hujan, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Perbedaan ketinggian tempat dari permukaan laut menyebabkan perbedaan suhu lingkungan. Setiap kenaikan 100m dari permukaan laut, suhu akan turun sekitar 0,50C. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air.

Sebaiknya Jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau. Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung. 3. Tanah Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting dalam mempengaruhi

pertumbuhan

dan

perkembangan

tanaman.

Tanah

yang

menentukan penampilan tanaman. Kondisi kesuburan tanah yang relative rendah akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan mempengaruhi hasil. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya. Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6 - 7,5. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. 4. Suhu Suhu udara mempengaruhi kecepatan pertumbuhan maupun sifat dan struktur tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Untuk tumbuhan daerah tropis suhu optimumnya berkisar 22-370C. Suhu optimum berkisar antara 25- 300C dan suhu maksimum 35-400C. Tetapi suhu kardinal (minimum, optimum, dan maksimum) ini sangat dipengaruhi oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 derajatC. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C. 5. Cahaya matahari Cahaya matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui tiga sifat yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya penyinaran (panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terhadap pertumbuhan tanaman adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata, pembentukan anthocyanin (pigmen merah) perubahan suhu daun atau batang, penyerapan hara, permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma. 6. Hara dan air Hara dan air memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu fungsi dari kedua bahan ini adalah sebagai bahan pembangun tubuh makhluk hidup. Pertumbuhan yang terjadi pada tanaman (sampai batas tertentu) disebabkan oleh tanaman mendapatkan hara dan air. Bahan baku pada proses fotosintesis adalah hara dan air yang nantinya akan diubah tanaman menjadi makanan. Tanpa kedua bahan ini pertumbuhan tidak akan berlangsung. Hara dan air umumnya diambil tanaman dari dalam tanah dalam bentuk ion. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat dibagi atas dua kelompok yaitu hara makro dan mikro. Hara makro adalah hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar sedangkan hara mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil. Nutrien yang tergolong kedalam hara makro adalah Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Posfor, Kalium, Calsium, Ferrum. Sedan gkan yang termasuk golongan hara mikro adalah Boron, Mangan, Molibdenum, Zinkum (seng) Cuprum (tembaga) dan Klor. Jika tanaman kekurangan dari salah satu

unsur tersebut diatas maka tanaman akan mengalami gejala defisiensi yang berakibat pada penghambatan pertumbuhan (Hanum, 2008). 2.3 Budidaya Jagung Berdasarkan Iklim Jagung merupakan tanaman semusim (Annual Plants). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80 – 150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif, dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generative. Tinggi tanaman jagung angat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya memiliki ketinggian antara 1 meter sampai 3 meter, namun ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 meter. Tinggi tanaman bisa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Jagung adalah termasuk tanaman monokotil (tumbuhan berbiji tunggal) sehingga perakarannya pun tergolong akar serabut yang kedalamannya dapat mencapai 8 meter, meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 meter. Batang tanaman jagung tegak dan mudah terlihat, seperti sorgum dan tebu. Bentuk daunnya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Suprapto (1995:10-11). Jagung (Zea mays) termasuk famili graminae. Jagung yang banyak dibudidayakan sekarang ini adalah jagung hibrida, yaitu jagung yang hasil rekayasa genetika yang sifatnya silang, artinya sebagian besar penyerbukannya berasal dari tanaman jagung lainnya. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil. adapun media tanaman jagung adalah sebagai berikut ; a. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus. b. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik

dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya. c. Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6-7,5. d. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik. e. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Berdasarkan ketinggiannya jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Prospek tanaman jagung perlu dikembangkan di Indonesia karena Indonesia mendukung dalam budidaya jagung dan memiliki lahan yang luas yang belum

dimanfaatkan.

Dalam

usaha

budidaya

tanaman

jagung

perlu

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung. Pemupukan dapat berpengaruh dalam hasil tanaman jagung karena data menunjukkan berbagai perbedaan. Pemupukan yang paling baik untuk usaha budidaya tanaman jagung adalah pemupukan menggunakan pupuk NPK dan ditambahakan bahan organik 3.2 Saran Budidaya tanaman jagung memiliki prospek yang bagus di Indonesia perlu dikembangkan karena beberapa lahan masih ada yang tidak digunakan secara maksimal. Usaha budidaya jagung harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung agar tidak terjadi kerugian bagi pengusaha yang ada.

DAFTAR PUSTAKA Al Omran et al. 2012. Management of Irrigation Water Salinity in Greenhouse Tomato Production under Calcareous Sandy Soil and Drip Irrigation. Journal Of Agricultural Science And Technology. Vol 14:939-950. Fitter dan Hay. 1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Gardner, dkk. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Kartasapoetra, Ance Gunarsih. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara. Kasniari dan Supadma. 2007. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk (N, P, K ) dan Jenis Pupuk Alternatif terhadap Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dan Kadar N, P, K Inceptisol SSelemadeg, Tabanan. Agritrop. Vol 26(4): 168176.

Related Documents

Ekologi
October 2019 62
Ekologi
June 2020 37
Makala Chf
August 2019 28
Ekologi Manusia 2.docx
November 2019 12
Ekologi 2.docx
December 2019 14

More Documents from "Aya Mulya"