BAB I PENDAHULUAN A.
Latar belakang
Didalam tubuh manusia tersusun atas organ-organ yang mana dari setiap organ–organ tersebut mempunyai struktur dan fungsi nya masing – masing ,struktur dan fungsi organ tersebut membantu manusia dalam melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupannya seharihari. Dalam melaksanakan proses atau asuhan keperawatan nantinya, seorang mahasiswa keperawatan memerlukan pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi tubuh manusia agar tidak salah dalam melakukan pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, intervensi, dan implementasi terhadap pasien. Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai tulang belakang.
B.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari tulang belakang? 2. Apa saja bagian-bagian atau komponen-komponen pada rangkaian tulang belakang?
C.
Tujuan 1. Memahami anatomi dan fisiologi tulang belakang.
1
BAB II PEMBAHASAN A.Tulang Belakang Tulang belakang sebagai anggota vertebrata, manusia memiliki tulang belakang (vertebra). Tulang belakang terletak di tengah tubuh manusia. Tulang ini berfungsi penting untuk menopang badan, sebagai tempat melekatnya tulang rusuk dan melindungi organ dalam tubuh. Peran tulang2RR belakang sangat vital karena selain sebagai penopang tubuh, tulang ini juga merupakan tempat terdapatnya saraf utama tubuh. Tulang Belakang adalah bagian tubuh kita yang sering kali kita diabaikan. Padahal di tulang belakang inilah tersimpan dan terlindung dengan baik syaraf-syaraf yang sangat penting. Kadang kala karena kesalah jan kita sendiri maka terjadi kerusakan atau cedera di tulang belakang kita, yang akibatnya bisa berbagai macam.Dalam tubuh manusia ada susunan tulang yang memanjang dari leher sampai ke selangkangan. Susunan tulang tersebut dinamakan Tulang Belakang. 1. Fungsi Tulang Belakang a. Fungsi tulang belakang sebagai structural support; menopang bagian atas tubuh (kepala, bahu, dan dada) dan menyambungkan dengan bagian bawah tubuh (perut, pelvis). Disaat menopang bagian-bagian tubuh, dengan bersamaan tulang belakang juga menjaga keseimbangan dan mendistribusikan berat tubuh ke bawah. Bila kurva natural bisa dijaga dengan baik, tulang belakang dapat mengoptimalkan fungsinya untuk membagi berat pada tiap sektor sesuai kapasitas masing-masing. Sektor-sektor tersebut antara lain; Bagian atas / cervical menopang kepala, bagian tengah / thoracics menopang organ-organ pada wilayah dada, bagian bawah / lumbar menopang abdominal. b. Fungsi keduanya yakni menempatkan persendian pada posisi yang stabil. Apabila seseorang memiliki kelainan pada tulang belakangnya, misalnya memiliki tulang belakang yang sangat lurus, tidak menutup kemungkinan ia bisa terkena cidera. Mengeliminir kurva normal dapat menyebabkan distribusi berat lebih banyak pada bagian bawah tubuh serta persendian beradu dan terbebani. Hal ini bisa membuat tulang belakang menjadi ringkih. Maka dari itu, penting untuk menjaga keidealan posisi tulang belakang agar terhindar dari cidera tulang belakang atau patah tulang. 2. Manfaat dari Menjaga Postur Normal Dengan menjaga postur ideal fungsi tulang belakang dapat dioptimalkan sehingga tubuh menjadi seimbang, sistem pernapasan baik dan ketegangan otot dapat diminimalisir. Pada postur yang normal, bagian cervical akan ada diposisi yang rileks, tidak mendongak keatas atau terlalu maju kedepan. Otomatis tidak akan ada ketegangan pada neck flexor (leher bagian depan) dan neck extensor (leher bagian belakang).
2
Sedangkan pada thoracic yang natural, organ dalam seperti paru-paru ditopang dengan baik sehingga pernapasan menjadi optimal. Posisi cervical pada dasarnya dipengaruhi oleh posisi thoracic, oleh karena itu bila posisi thoracic normal, maka cervical juga menjadi natural. Begitu juga posisi thoracic, akan dipengaruhi oleh posisi lumbar. Lumbar yang natural akan menempatkan pelvis pada posisi paling ideal sehingga dapat menyangga berat tubuh dan mentransmsikan berat secara seimbang.
3. Bagian Tulang Belakang Tulang belakang terdiri dari susunan 33 ruas tulang yang masing-masing memiliki nama sendiri. Namun ke 33 ruas tulang tersebut dapat dibagi menjadi 5 bagian.Di dalam susunan tulang tersebut terangkai pula rangkaian syaraf-syaraf, yang bila terjadi cedera di tulang belakang maka akan mempengaruhi syaraf-syaraf tersebut. Tulang belakang terdiri atas 33 ruas tulang dan terbagi menjadi 5 bagian, antara lain:
Ruas tulang leher (vertebra servik). Ruas tulang punggung (vertebra torak). Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar). Ruas tulang kelangkang (sacrum). Ruas tulang ekor (coccyx).
3
Susunan Tulang belakang
a. Ruas tulang leher (vertebra servik).
Vertebra servikalis atau ruas tulang leher berjumlah 7 ruas yang merupakan paling kecil. Vertebra servikalis mempunyai ciri badannya kecil dan persegi panjang, lebih panjang dari samping kesamping daripada dari depan ke belakang, lengkungannya besar. Vertebra servikalis pada umumnya mempunyai corpus yang berbentuk segi empat, dengan processus transverses yang terbelah dua , dengan tuberculum anterius dan tuberculum posterius di depan dan di belakangnya. Prosesus transversusnya atau taju sayap berlubang-lubang karena banyak foramina untuk lewatnya arteri vebrialis. Pada processus transverses di jumpai foramen transversarium. Processus articularisnya mempunyai permukaan yang hampir horizontal, miring membentuk sudut kedepan. Foramen transversarium dari vertebrae cervicalis pertama sampai keenaam merupakan tempat lewat arteria vertebralis yang menuju kepala (lewat foramen magnum), sedangkan pada vertebra servikalis ketujuh lubang ini diisi oleh vena. Vertebra servikalis pertama dinamakan atlas. Nama ini diambil dari dewa yunani yang kuat menahan bola dunia, serupa dengan atlas yang menyangga kepala. Tulang ini berartikulasi dengan oksipital (pada condylus occipitalis). Berbeda dengan vertebra yang lain, atlas tidak mempunyai corpus vertebra tetapi mempunyai massa lateralis atlantis dikiri dan kanan. Kedua massa lateralis dihubungkan oleh arcus anterior antlantis dan arcus posterior atlantis. Dipertengahan arcus anterior terdapat tuberculum anterius dan dibelakang terdapat tuberculum posterius. Nama terakhir ini agar dibedakan dengan nama yang sama pada vertebra servikalis yang lain. Pada atlas, processus transverses tidak menunjukan penonjolan yang dominan.
4
Dibagian belakang tuberculum anterius terdapat fovea dentis. Rongga yang biasa ditempati corpus akan ditempati oleh dens axis (= episthropheus) dari vertebra cervicalis II, dan dens axis ini mempunyai permukaan yang berhubungan dengan fovea dentis. Vertebra servikalis kedua atau axis (= episthropheus) mempunyai corpus yang menonjol keatas membentuk dens axis (= dens episthropheus). Processus transversusnya relative kecil dan mempunyai tonjolan yang nyata diujungnya. Vertebra servikalis ke enam hanya mempunyai ciri berupa tuberculum anterius yang sering menonjol dinamakan tuberculum caroticum. Vertebra cervicalis ke tujuh dinamakan juga vertebra prominens, berbeda dengan yang lain karena mempunyai processus spinosus yang panjang menyerupai vertebra thoracica sehingga mudah diraba dari luar. Selain itu, tuberculum anteriusnya juga kadang kadang panjang menyerupai costa. Vertabra servikalis ke 7 adalah ruas pertama yang mempunyai prosesus spinosus tidak terbelah . Prosesus ini mempunyai tuberkel pada ujungnya, membentuk gambaran yang jelas di tengkuk dan tampak pada bagian bawah ditengkuk. Karena ciri khususnya , tulang ini disebut vertebra prominens.
b. Ruas tulang punggung (vertebra torak).
Tulang punggung berjumlah 12 ruas dengan bentuk yang hampir serupa. Tiap ruas tulang punggung memiliki badan tulang dengan tonjolan tulang ke kiri dan ke kanan sebagai tempat persendian dengan tulang-tulang rusuk (ribs). Badan tulang ini berlekatan dengan lengkung vertebra yang melindungi sumsum tulang belakang. Diantara ruas tulang belakang terdapat tulang rawan (kartilago). Vertebra torakalis atau tulang punggung lebih besar daripada servikal. Ciri khas vertebrata torakalis adalah badannya berbentuk lebar-lonjong dengan faset atau lekukan kecil di setiap sisi untuk menyambung iga, lengkungnya agak kecil, processus spinosusnya panjang dan runcing menghadap kebawah sehingga menyulitkan gerakan (flexio-extensio) antar vertebra, sedangkan prosesus transversusnya yang membantu menyokong iga tebal dan kuat serta memuat faset persendian untuk iga.. Processus articularis tersusun miring hamper vertical. Pada bagian atas dan bawah corpus bagian lateral kiri kanan terdapat lekukan, fovea costalis (superior dan inferior), tempat lekat tulang iga (costa).Lekukan serupa juga didapatkan pada processus transverses (fovea costalis processus transverse). Pada vertebra thoracica ke sepuluh sampai ke dua belas hanya didapatkan satu buah fovea costalis di kiri kanan corpus dengan posisi lebih di tengah.
c. Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar).
Berujumlah 5 ruas tulang. Tulang pinggang merupakan ruas tulang belakang yang paling kuat dan besar dibandingkan ruas tulang belakang lainnya. Bentuknya hampir serupa dengan ruas tulang punggung, namun tidak bersendian dengan tulang rusuk. Vertebra torakalis atau tulang punggung lebih besar daripada servikal. Ciri khas vertebrata torakalis adalah badannya berbentuk lebar-lonjong dengan faset atau lekukan kecil di setiap sisi untuk menyambung iga, lengkungnya agak kecil, processus spinosusnya panjang dan runcing menghadap kebawah sehingga menyulitkan gerakan (flexio-extensio) antar 5
vertebra, sedangkan prosesus transversusnya yang membantu menyokong iga tebal dan kuat serta memuat faset persendian untuk iga.. Processus articularis tersusun miring hamper vertical. Pada bagian atas dan bawah corpus bagian lateral kiri kanan terdapat lekukan, fovea costalis (superior dan inferior), tempat lekat tulang iga (costa).Lekukan serupa juga didapatkan pada processus transverses (fovea costalis processus transverse). Pada vertebra thoracica ke sepuluh sampai ke dua belas hanya didapatkan satu buah fovea costalis di kiri kanan corpus dengan posisi lebih di tengah.
d. Ruas tulang kelangkang (sakrum).
Sakrum merupakan gabungan 5 ruas tulang yang bersatu. Tulang ini bersendian dengan tulang gelang panggul, ruas tulang pinggang terakhir dan tulang ekor. Sakrum (vertebrae sacrales) atau tulang kelangkang berbentuk segitiga dan terletak pada bagian bawah kolumna vertebratalis, terjepit diantara kedua tulang inominata dan membentuk bagian belakang rongga pelvis. Dasar sakrum terletak di atas dan bersendi vertebra lumbalis kelima dan membentuk sendi interveterbral yang khas. Tapi anterior basis sakrum membentuk promontorium sakralis. Kanalis sakralis terletak di bawah kranalis vertebral. Dinding kanalis sakralis berlubang-lubang untuk dilalui saraf sakral. Posesus spinosus yang rudimenter dapat dilihat dari arah posterior dari sakrum. Permukaan anterior sakrum adalah cekung dan memperlihatkan empat gili-gili melintang, yang menandakan tempat penggabungan kelima vertebra sakralis. Pada ujung gili-gili ini, di setiap sisi terdapat lubang-lubang kecil untuk dilewati uraturat saraf. Lubang-lubang ini disebut foramina. Apeks sakrum bersendi dengan tulang koksigeus. Di sisinya, sakrum bersendi dengan tulang ileum dan membentuk sendi sakroiliaka kanan dan kiri. Sekrum masih menunjukan sisa dari lima tulang yang menyatu. Bagian belakang pada garis tengah terdapat crista sacralis mediana yang merupakan fusi processus spinosus, disertai crista sacralis lateralis bekas prcessus transverses dan crista sacralis medialis hasil fusi processus artikularis. Di ujung caudal crista sacralis mediana terdapat ujung canalis sacralis atau hiatus sacralis dan cormu sacrale yag berhubungan dengan koksigeus. Hiatus ini dapat di gunakan untuk penyuntikan anesthesi pada caudal anaesthesia. Di kiri kanan pada parslateralis terdapat facies auricularis yang merupakan tempat artikulasi dengan tulang panggul dalam hal ini dengan sillium. Di bagian depan dan belakag terdapat empat pasang foramina sacralia (antiriora dan posteriora) tempat lalu saraf spinalis rami anterior dan rami posterior. Di bagian depan (facies pelvic) sekrum masing-masing lubang kiri kanan di hubungkan oleh linieae transversae bekas discus intervertebralis. Sakrum melengkung kearah depan dan ke lateral. Pada laki-laki lengkungan ini lebih nyata disbanding dengan wanita. Bentuk facies pelvica yang relative lebih lurus menguntungkan pada wanita yang akan melahirkan. Ujung atas bagian depan sakrum lebih menonjol dan dinamakan promontorium dengan ala ossis sacri dikiri kanannya. Bagian ini penting karena dipergunakan untuk menggukur diameter panggul. 6
e. Ruas tulang ekor (coccyx).
Tulang ekor merupakan vertebra terakhir. Tulang ekor atau coccyx adalah gabungan 4 ruas tulang yang bersatu. Tulang ini bersendian dengan tulang kelangkang. Koksigeus atau tulang ekor terdiri atas empat atau lima vertebra atau yang rudimenter dan bergabung menjadi satu yang paling atas mempunyai cornum coccygeum yang berhubungan dengan cornu ossis sacri. Walaupun kecil tulang ini perlu diperhatikan, khususnya dalam kaitan dengan proses melahirkan (partus).
4. Kelainan Bentuk Tulang Belakang Kelainan bentuk tulang belakang dapat terjadi karena pola duduk yang tidak benar. Beberapa diantaranya menyebabkan: 1. Skoliosis dadalah bentuk tulang belakang melengkung ke kiri atau ke kanan.
2. Kifosisadalah bentuk tulang belakang melengkung ke belakang. 3. Lordosis.adalah bentuk tulang belakang yang melengkung ke depan. 5. Menurut Cailliet (1981) Tulang vertebrae terdri dari 33 tulang: 7 buah tulang servikal, 12 buah tulang torakal, 5 buah tulang lumbal, 5 buah tulang sacral. Tulang servikal, torakal dan lumbal masih tetap dibedakan sampai usia berapapun, tetapi tulang sacral dan koksigeus satu sama lain menyatu membentuk dua tulang yaitu tulang sakrum dan koksigeus. Diskus intervertebrale merupkan penghubung antara dua korpus vertebrae. Sistem otot ligamentum membentuk jajaran barisan (aligment) tulang belakang dan memungkinkan mobilitas vertebrae. Vertebra servikal, torakal, lumbal bila diperhatikan satu dengan yang lainnya ada perbedaan dalam ukuran dan bentuk, tetapi bila ditinjau lebih lanjut tulang tersebut mempunyai bentuk yang sama. Korpus vertebrae merupakan struktur yang terbesar karena mengingat fungsinya sebagai penyangga berat badan. Prosesus transverses terletak pada ke dua sisi korpus vertebra, merupakan tempat melekatnya otot-otot punggung. Sedikit ke arah atas dan bawah dari prosesus transverses terdapat fasies artikularis vertebrae dengan vertebrae yang lainnya. Arah permukaan facet joint mencegah/ membatasi gerakan yang berlawanan arah dengan permukaan facet joint. Pada daerah lumbal facet letak pada bidang vertical sagital memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi ke arah anterior dan posterior. Pada sikap lordosis lumbalis (hiperekstensi lubal) kedua facet saling mendekat sehingga gerakan kalateral, obique dan berputar terhambat, tetapi pada posisi sedikit fleksi kedepan (lordosis dikurangi) kedua facet saling menjauh sehingga memungkinkan gerakan ke lateral berputar. Bagian lain dari vertebrae, adalah “lamina” dan “predikel” yang membentuk arkus tulang vertebra, yang berfungsi melindungi foramen spinalis. Prosesus spinosus merupakan bagian posterior dan vertebra yang bila diraba terasa sebagai tonjolan, berfungsi tempat melekatnya otot-otot punggung. Diantara dua buah buah tulang vertebrae terdapat diskusi
7
intervertebralis yang berfungsi sebagai bentalan atau “shock absorbers” bila vertebra bergerak. Diskus intervertebralis terdiri dari annulus fibrosus yaitu masa fibroelastik yang membungkus nucleus pulposus, suatu cairan gel kolloid yang mengandung mukopolisakarida. Fungsi mekanik diskus intervertebralis mirip dengan balon yang diisi air yang diletakkan diantara ke dua telapak tangan . Bila suatu tekanan kompresi yang merata bekerja pada vertebrae maka tekanan itu akan disalurkan secara merata ke seluruh diskus intervertebralis. Bila suatu gaya bekerja pada satu sisi yang lain, nucleus polposus akan melawan gaya tersebut secara lebih dominan pada sudut sisi lain yang berlawanan. Keadaan ini terjadi pada berbagai macam gerakan vertebra seperti fleksi, ekstensi, laterofleksi .Karena proses penuaan pada diskus intervebralis, maka kadar cairan dan elastisitas diskus akan menurun. Keadaan ini mengakibatkan ruang diskus intervebralis makin menyempit, “facet join” makin merapat, kemampuan kerja diskus menjadi makin buruk, annulus menjadi lebih rapuh. Akibat proses penuaan ini mengakibatkan seorang individu menjadi rentan mengidap nyeri punggung bawah. Gaya yang bekerja pada diskus intervebralis akan makin bertambah setiap individu tersebut melakukan gerakan membungkuk, gerakan yang berulang-ulang setiap hari yang hanya bekerja pada satu sisi diskus intervebralis, akan menimbulkan robekan kecil pada annulus fibrosus, tanpa rasa nyeri dan tanpa gejala prodromal. Keadaan demikian merupakan “locus minoris resistensi” atau titik lemah untuk terjadinya HNP (Hernia Nukleus Pulposus). Sebagai contoh, dengan gerakan yang sederhana seperti membungkuk memungut surat kabar di lantai dapat menimbulkan herniasi diskus. Ligamentum spinalis berjalan longitudinal sepanjang tulang vertebrae. Ligamentum ini berfungsi membatasi gerak pada arah tertentu dan mencegah robekan. Diskus intervebralis dikelilingi oleh ligamentum anterior dan ligamnetum posterior. Ligamentum longitudinal anterior berjalan di bagian anterior corpus vertebrae, besar dan kuat, berfungsi sebagai alat pelengkap penguat antara vertebrae yang satu dengan yang lainnya. ligamentum longitudinal posterior berjalan di bagian posterior corpus vertebrae, yang juga turut memebntuk permukaan anterior kanalis spinalis. Ligamentum tersebut melekat sepanjang kolumna vertebralis, sampai di daerah lumbal yaitu setinggi L 1, secara progresif mengecil, maka ketika mencapai L 5 – sacrum ligamentum tersebut tinggal sebagian lebarnya, yang secara fungsional potensiil mengalami kerusakan. Ligamentum yang mengecil ini secara fisiologis merupakan titik lemah dimana gaya statistik bekerja dan dimana gerakan spinal yang terbesar terjadi, disitulah mudah terjadi cidera kinetik.
8
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapun yang menjadi kesimpulan dari penulisan makalah ini berhubungan dengan apa yang telah dijelaskan paha halaman sebelumnya antara lain adalah; I.
Dengan menjaga kesehatan tulang belakang kita agar tetap sehat sehingga kita mampu melaksanakan aktivitas-aktivitas kita hari lepas hari dengan normal. Selain itu tulang belakang berperan besar sebagai penopang tubuh kita sehingga kita mampu berdiri dan tetap kuat.
Tulang belakang terbagi atas 5 bagian yaitu:
Ruas tulang leher (vertebra servik). Ruas tulang punggung (vertebra torak). Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar). Ruas tulang kelangkang (sacrum). Ruas tulang ekor (coccyx)
Jadi, Tulang belakang atau kolumna vertebra merupakan merupakan bagian dari tulang yang menyusun tubuh manusia, dimana rangkaian tulang tersebut berfungsi sebagai penyokong kepala dan anggota tubuh bawah dan sekaligus pelindung otak dan sumsum tulang belakang dari goncangan. Tulang belakang memiliki bagian-bagian yang saling berkaitan struktur dan fungsinya. Dengan mempelajari tulang belakang, seorang perawat akan mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai indikasi medis yang ada pada pasien.
9
Daftar Pusaka http://umbu-wahang.blogspot.co.id/2012/02/makalah-tulangbelakang.html#!/2012/02/makalah-tulang-belakang.html https://onsouwan.wordpress.com/2013/04/15/makalah/
10