LUKA BAKAR DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................................. 1 Daftar Isi ............................................................................................................................ 2 BAB I : Pendahuluan A. Latar Belakang ........................................................................................................ 3 B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3 BAB II : Pembahasan A. Definisi .................................................................................................................... 4 B. Anatomi Fisiologi ................................................................................................... 4 C. Patofisiologi Luka Bakar ........................................................................................ 5 D. Respon Luka Bakar ................................................................................................. 6 E. Klasifikasi Luka Bakar ........................................................................................... 8 F. Luas Luka Bakar ..................................................................................................... 11 G. Derajat Keparahan Luka Bakar ............................................................................... 14 H. Perawatan Luka Bakar ............................................................................................ 14 BAB III : Penutup A. Kesimpulan ............................................................................................................. 16 B. Saran ....................................................................................................................... 16 Daftar Pustaka .................................................................................................................. 17
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja baik di rumah, di tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Anak-anak kecil dan orang tua merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar. Penyebab luka bakar pun bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas, bahan kimia, aliran listrik dan lain-lain. Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Perawatan luka bakar disesuaikan dengan penyebab luka bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan dengan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar karena terkena zat kimia atau radiasi membutuhkan penanganan yang berbeda meskipun luas luka bakarnya sama. Luka bakar masih merupakan problema yang berat. Perawatan dan rehabilitasnya masih sukar dan memerlukan ketekunan serta biaya yang mahal, tenaga terlatih dan terampil. Mengingat banyaknya masalah dan komplikasi yang dapat dialami pasien, maka pasien luka bakar memerlukan penanganan yang serius. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah: 1.
Apa saja yang dapat menyebabkan luka bakar pada kulit?
2.
Apa saja macam-macam luka bakar?
3.
Bagaimana cara mengidentifikasi derajat keparahan luka bakar?
4.
Bagaimana cara perawatan luka bakar?
C. Tujuan penulisan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1.
Mendiskripsikan penyebab luka bakar
2.
Mendiskripsikan macam-macam luka bakar
3.
Mendiskripsikan cara mengidentifikasi derajat keparahan luka bakar
4.
Mendiskripsikan cara perawatan luka bakar
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Luka bakar adalah kerusakan kulit disertakan jaringan dibawahnya yang disebabkan oleh perpindahan panas ketubuh (Oswari Jonatan, 1995). Luka bakar adalah perpindahan energi dari sumber panas ketubuh, panas tersebut mungkin melalui konduksi atau radiasi elektronik. (Effendi Crhistiante, 2000) B. Anatomi Fisiologi Fisiologi Kulit Kulit adalah organ tubuh yang luas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam hemeostasis. Kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu: 1. Lapisan epidermis yang terdiri dari a. Stratum korneum Selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan mengandung zat keratin. b. Stratum lusidum Sel pipih yang hanya terdapat pada telapak tangan dan kaki tembus cahaya. c. Stratum granulosum Sel pipih seperti kumparan terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan permukaan kulit. d. Stratum spinosum Lapisan yang paling tebal yang terdiri dari 5-8 lapisan. e. Stratum basale Sel yang terletak dibagian basale merupakan sel-sel induk yang menggantikan sel diatasnya, sel yang terbentuk diinti yang lonjong didalamnya terdapat butir yang halus yang disebut butir melarin warna. 2. Lapisan dermis Membentuk bagian terbesar dari kulit dengan kekuatan dan struktur dari kulit. Lapisan ini terdiri dari 2, yaitu: a. Bagian atas yang disebut pars papilaris
b. Bagian bawah disebut pars latikularis Lapisan papilaris dermis berada dibawah langsung epidermis dan tersusun terutama dari sel-sel fibroblast yang dapat menggantikan satu kolagen yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. 3. Jaringan subkutan atau hypodermis Lapisan kulit yang terdalam, lapisan ini yang terutama adalah jaringan adipose yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur interna seperti otot dan tulang. C. Patofisiologi Luka Bakar Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringanyang disebabkan oleh energi panas atau bahan kimia atau benda-benda fisik yang menghasilkan efek baik memanaskan atau mendinginkan. Secara garis besar ada lima mekanisme penyebab timbulnya luka bakar, yaitu terutama adalah sebagai berikut : 1. Api
: kontak dengan kobaran api.
2. Luka bakar cair
: kontak dengan air mendidih, uap panas, dan minyak panas.
3. Luka bakar kimia
: asam akan menimbulkan panas ketika kontak dengan jaringan
organik. 4. Luka bakar listrik
: Bisa timbul darisambaran petir atau aliran listrik. Luka bakar listrik memilikikarakteristik yang unik, sebab sekalipunsumber panas (listrik)berasal dari luar tubuh,kebakaran/kerusakan yang parah justruterjadi di dalamtubuh.
5. Luka bakar kontak : kontak langsung dengan obyek panas, misalnya dengan wajan panas atau knalpot sepeda motor. The national institut of burn medicine yang mengumpulkan data-data statistik dari berbagai pusat luka bakar diseluruh amerika serikat mencatat bahwa sebagian besar pasien (75%) merupakan korban dari perbuatan meraka sendiri. Tersiram air mendidih pada anak-anak yang baru belajar berjalan, bermain dengan korek api pada anak usia sekolah, cedera karena arus listrik dan penggunaan obat bius, alkohol, serta sidarat pada orang dewasa semuanya turut memberikan kontribusi pada angka tersebut. Cobb, Max Well dan Siver Stain (1992) menemukan bahwa 13% pasien luka bakar yang diraawat di rumah sakit ataupun anggota keluarganya sudah pernah dirawat sebelumnya karena luka bakar.
D. Respon Luka Bakar Berat ringannya luka bakar tergantung pada faktor, agent, lamanya terpapar, area yang terkena, kedalamannya, bersamaan dengan trauma, usia dan kondisi penyakit sebelumnya. Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga bagian; derajat satu (superficial) yaitu hanya mengenai epidermis dengan ditandai eritema, nyeri, fungsi fisiologi masih utuh, dapat terjadi pelepuhan, serupa dengan terbakar mata hari ringan. Tampak 24 jam setelah terpapar dan fase penyembuhan 3-5 hari. Derajat dua (partial) adalah mengenai dermis dan epidermis dengan ditandai lepuh atau terbentuknya vesikula dan bula, nyeri yang sangat, hilangnya fungsi fisiologis. Fase penyembuhan tanpa infeksi 7-21 hari. Derajat tiga atau ketebalan penuh yaitu mengenai seluruh lapisan epidermis dan dermis, tanpa meninggalkan sisa-sisa sel epidermis untuk mengisi kembali daerah yang rusak, hilangnya rasa nyeri, warnanya dapat hitam, coklat dan putih, mengenai jaringan termasuk (fascia, otot, tendon dan tulang). Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi kapiler secara massive dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya atau rusaknya kapiler, yang menyebabkan cairan akan lolos atau hilang dari compartment intravaskuler kedalam jaringan interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap dalam sirkulasi dan menyebabkan peningkatan hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan akan hilang melalui evaporasi sehingga terjadi kekurangan cairan. Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh mengadakan respon dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal yang mana dapat terjadi ilius paralitik, tachycardia dan tachypnea merupakan kompensasi untuk menurunkan volume vaskuler dengan meningkatkan kebutuhan oksigen terhadap injury jaringan dan perubahan sistem. Kemudian menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan berakibat pada depresi filtrasi glomerulus dan oliguri. Repon luka bakarakan meningkatkan aliran darah ke organ vital dan menurunkan aliran darah ke perifer dan organ yang tidak vital. Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang merupakan hasil dari peningkatan sejumlah energi, peningkatan katekolamin; dimana terjadi peningkatan temperatur dan metabolisme, hiperglikemi karena meningkatnya pengeluaran glukosa
untuk kebutuhan metabolik yang kemudian terjadi penipisan glukosa, ketidakseimbangan nitrogen oleh karena status hipermetabolisme dan injury jaringan. Kerusakan pada sel daerah merah dan hemolisis menimbulkan anemia, yang kemudian akan meningkatkan curah jantung untuk mempertahankan perfusi. Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan karena terfokus pada penyembuhan jaringan yang rusak. Pembentukan edema karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan pada saat yang sama terjadi vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler.
Terjadi pertukaran elektrolit yang abnormal antara sel dan cairan
interstisial dimana secara khusus natrium masuk kedalam sel dan kalium keluar dari dalam sel. Dengan demikian mengakibatkan kekurangan sodium dalam intravaskuler. Skema berikut menyajikan mekanisme respon luka bakar terhadap injury pada anak/orang dewasa dan perpindahan cairan setelah injury thermal. Dalam 24 jam pertama Luka Bakar
Meningkatnya permeabilitas kapiler
Hilangnya plasma, protein, cairan dan elektrolit dari volume sirkulasi ke dalam rongga interstisial : hypoproteinemia, hyponatremia, hyperkalemia
Hipovolemi
Syok
Mobilisasi kembali cairan setelah 24 jam Edema jaringan yang terkena luka bakar
Compartment intravaskular
Hypervolemia, hypokalemia, hypernatremia
E. Klasifikasi Luka Bakar Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut dalamnya jaringan yang rusak dan disebut sebagai luka bakar superfisial partial thickness, deep partial thickness dan full thickness. Istilah deskriptif yang sesuai adalah luka bakar derajat-satu, -dua, -tiga. Kedalaman dan
Bagian
penyebab luka
kulit yang
bakar
terkena
Gejala
Penampilan luka
kesembuhan
Epidermis Kesemutan,
Derajat
Memerah,
satu(superfisial
hiperestesia(super
):
sensivitas),
tersengat
matahari, terkena
api
Perjalanan
menjadi Kesembuhan
putih ketika ditekan lengkap dalam
rasa minimal atau tanpa waktu
nyeri mereda jika edema
minggu,
didinginkan
terjadi
satu
dengan
pengelupasan
intensitas
kulit
rendah
Derajat-
Epidermis
Nyeri,
Melepuh, dasar luka Kesembuhan
dua(partial-
dan
hiperestesia,
berbintik-bintik
thickness):tersi
bagian
sensitif
ram
air dermis
terhadap merah,
udara yang dingin
mendidih, terbakar
oleh
epidermis 2-3
retak, luka
dalam
waktu minggu,
permukaan pembentukan basah,terdapat parut
edema
nyala api
dan
depigmentasi, infeksi
dapat
mengubahnya menjadi derajat-tiga Derajat-
Epidermis
Tidak
terasa Kering, luka bakar Pembentukan
tiga(full-
,
nyeri,
syok, berwarna
thickness):
keseluruh
hematuria(adanya
terbakar api,
putih eskar,
seperti bahan kulit diperlukan
nyala an dermis darah dalam urin) atau gosong, kulit pencangkokan terkena dan
dan kemungkinan retak dengan bagian , pembentukan
cairan mendidih kadang-
pula
lemak yang tampak, parut
dalam
waktu kadang
hemolisis(destruk
terdapat edema
yang
lama, jaringan
si
tersengat
arus subkutan
listrik
sel
hilangnya kontur
serta
merah),
fungsi
kulit,
kemungkinan
hilangnya jari
terdapat
darah
dan
luka
tangan
atau
masuk dan keluar
ekstrenitas
(pada luka bakar
dapat terjadi
listrik)
Setiap area luka bakar mempunyai tiga zona cedera, yaitu : 1. Zona koagulasi
: area yang paling dalam, dimana terjadi kematianseluler.
2. Zona statis
: area pertengahan, tempat terjadinya gangguan suplaidarah, inflasi, dan cedera jaringan.
3. Zona hiperemia
: area yang terluar, biasanya berhubungan dengan lukabakar derajat 1 dan seharusnya sembuh dalamseminggu.
Dalam menetukan dalamnya luka bakar kita harus memperhatikan faktor-faktor berikut :
1. Riwayat terjadinya luka bakar 2. Penyebab luka bakar 3. Suhu agen yang menyebabkan luka bakar 4. Lamanya kontak dengan agen 5. Tebalnya kulit
Gambar luka bakar derajat I (superfisial)
Gambar luka bakar derajat II (partial-thickness)
Gambar luka bakar derajat III (full-thickness)
gambar klasifikasi luka bakar
F. Luas Luka Bakar Berbagai metode dalam menentukan luas luka bakar, yaitu: a. Rumus Sembilan(Rule of Nines) Estimasi luas permukaan tubuh yang terbakar disederhanakan dengan menggunakan Rumus Sembilan. Rumus Sembilan merupakan cara yang cepat untuk menghitung
luas daerah yang terbakar. Sistem tersebut menggunakan persentase dalam kelipatan sembilan terhadap permukaan tubuh yang luas. b. Metode Lund and Browder Metode yang lebih tepat untuk memperkirakan luas permukaan tubuh yang terbakar adalah metode Lund dan Browder yang mengakui bahwa persentase luas luka bakar pada berbagai bagian anatomik, khususnya kepala dan tungkai, akan berubah menurut pertumbuhan. Dengan membagi tubuh menjadi daerah-daerah yang sangat kecil dan memberikan estimasi proporsi luas permukaan tubuh untuk bagian-bagian tubuh tersebut, kita bisa memperoleh estimasi tentang luas permukaan tubuh yang terbakar. Evaluasi pendahuluan dibuat ketika pasien tiba di rumah sakit dan kemudian direvisi pada hari kedua serta ketiga paska luka bakar karena garis demarkasi biasanya baru tampak jelas sesudah periode tersebut.
c. Metode Telapak Tangan Pada banyak pasien dengan luka bakar yang menyebar, metode yang dipakai untuk memperkirakan persentase luka bakar adalah metode telapak tangan (palm method). Lebar telapak tangan pasien kurang lebih sebesar 1% luas permukaan tubuhnya. Lebar telapak tangan dapat digunakan untuk menilai luas luka bakar.
gambar rumus sembilan (rule of nines) pada orang dewasa
gambar rumus sembilan (rule of nines) pada anak-anak
Metode Lund and Browder
G. Derajat Keparahan Luka Bakar 1.
Luka bakar minor Cidera luka bakar minor adalah cidera ketebalan partial yang kurang dari 15% LPTT(luas pemukaan tubuh total) pada orang dewasa dan 10% LPTT pada anakanak, atau cedera ketebalan penuh kurang dari 2% LPTT. Klien dengan luka minor
biasanya mendapatkan perawatan awal di unit gawat darurat, kemudian dipulangkan dengan intruksi tindak lanjut di bagian rawat jalan. 2.
Luka bakar sedang Cedera luka bakar sedang tak terkomplikasi adalah cedera ketebalan partial dengan 15% sampai 25% dari LPTT pada orang dewasa atau 10% sampai 20% LPTT pada anak-anak, atau cedera dengan ketebalan penuh kurang dari 10% LPTT yang tidak berhubungan dengan komplikasi. Klien dengan luka bakar sedang umumnya ditangani di bagian rawat inap.
3. Cedera luka bakar mayor Klien dengan luka bakar mayor biasanya dibawa ke fasilitas perawatan luka bakar khusus, setelah mendapatkan perawatan kedaruratan di tempat kejadian. Cedera luka bakar mayor adalah setiap dari yang berikut ini: a. Cedera ketebalan partial lebih dari 25% LPTT pada orang dewasa atau 20% LPTT pada anak-anak. b. Cedera ketebalan penuh 10% LPTT atau lebih. c. Luka bakar yang mengenai tangan, wajah, mata, telinga, kaki dan perineum. d. Cederainhalasidan cederalistrik. H. Perawatan Luka Bakar Fase perawatan luka bakar: 1. Fase Resusitasi (Darurat)
: dari awitan cedera hingga selesainya resusitasi cairan.
2. Fase Akut
: dari dimulainya deuresis hingga hampir selesainya proses penutupan luka.
3. Fase rehabilitasi
: dari penutupan luka yang besar hingga kembalinya kepadatingkat penyesuaian fisik dan psikososial yang optimal.
Fase
Durasi
Prioritas
Fase Resusitasi yang darurat Dari awitan cedera hingga Pertolongan atau segera
selesainya resusitasi cairan
pertama,
pencegahan
syok,
pencegahan
gangguan
pernafasan,
deteksi
dan
penanganan cedera yang
menyertai, penilaian luka dan
perawatan
pendahuluan Fase akut
Dari
dimulainya
hingga
hampir
diuresis Perawatan dan penutupan selesainya luka,
proses penutupan luka
pencegahan
atau
penangan
komplikasi
(termasuk
infeksi),
dukungan nutrisi Fase rehabilitasi
Dari penutupan luka yang Pencegahan besar
hingga
kembalinya kontraktur,
kepada tingkat penyesuaian fisik,
dan
rehabilitasi
oksupasional
fisik dan psikososial yang fokasional, optimal
parut
dan
rekonstruksi
fungsional dan fokasional, konseling psikososial
Prioritas pertama: mencegah agar orang yang menyelamatkan korban tidak turut mengalamiluka bakar. Prosedur emergensi yang harus dilakukan: 1. Mematikan api. 2. Mendinginkan luka bakar. 3. Melepaskan benda penghalang. Tujuan: untuk melakukan penilaian serta mencegah terjadinya konstriksi sekunder akibatoedema. 4. Menutup luka bakar. Tujuan: a. Memperkecil kemungkinan kontaminasi bakteri. b. Mengurangi nyeri dengan mengurangi mencegah aliran udara agar tidak mengenaipermukaan kulit yang terbakar. 5. Memberikan irigasi pada luka bakar kimia BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Luka bakar tak boleh dianggap sepele, meskipun terdapat luka kecil penanganan harus cepat diusahakan. Penderita luka bakar memerlukan penanganan secara holistik dari berbagai aspek dan disiplin ilmu.Perawatan luka bakar didasarkan pada luas luka bakar, kedalaman luka bakar, faktor penyebab timbulnya luka dan lainlain. Pada luka bakar yang luas dan dalam akan memerlukan perawatan yang lama dan mahal. Dampak luka bakar yang dialami penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dan sosial bagi pasien dan juga keluarga. Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka makin berkembang pula teknik/cara penanganan luka bakar sehingga makin meningkatkan kesempatan untuk sembuh bagi penderita luka bakar.
B. SARAN Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip steril dan sesuai medis, tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa mempengaruhi waktu kesembuhan luka bakar. Setiap individu baik tua, muda, maupun anak-anak diharapkan selalu waspada dan berhati-hati setiap kali melakukan kegiatan/aktivitas terutama pada hal-hal yang dapat memicu luka bakar.