Case Report Session
LUKA BAKAR Preseptor: Dr. dr. Rika Susanti, Sp.F
Rizkha Nadha HP Imam Surkani Siti Aisya Sakinah Annisa Badriyah
1840312308 1840312451 1840312298 1840312629
Fadhilla Annisa Efendi 1840312436 Muhammad Fadhel 1840312618 Ayu Wulandari Utami 1840312440
BAB I
Latar Belakang • Luka bakar -->kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,radiasi dan arus listrik. • Berat dan ringannya luka bakar tergantung: 1. jumlah area permukaan tubuh 2. derajat kedalaman 3. lokasi luka bakar yang terjadi.
• Luka bakar merupakan trauma yang berdampak paling berat terhadap fisik maupun psikologis, dan mengakibatkanpenderitaan sepanjang hidup seseorang, dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi.
Penentuan derajat luka untuk : 1. kedalaman luka bakar 2. luas luka bakar 3. Hasil pemeriksaan penunjang 4. Trauma yang menyertai luka bakar. Dikaji sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).4
• Tujuan Penulisan Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk memahami teori tentang luka bakar dan kaitannya dengan kasus yang dialami oleh korban.
Metode Penulisan
• Metode yang dipakai dalam penulisan laporan kasus ini adalah tinjauan kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur.
Manfaat Penulisan
• Penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman bagipenulis dan pembaca tentang luka bakar.
BAB II
Definisi Cedera atau kerusakan terhadap jaringan yang disebabkan oleh kontak dengan sumber yang memiliki suhu tinggi (api, listrik, terpajan uap dan cairan panas, maupun bahan kimia) Epidemiologi • 1,1 juta luka bakar/tahun yang membutuhkan perawatan medis (National Institutes of General Medical Sciences,USA)
Angka Mortalitas: RSCM → 27,6% (2012) RS Dr. Soetomo → 26,41% (2012)
•
Kelompok terbesar dengan kasus luka bakar adalah anak-anak kelompok usia dibawah 6 tahun Puncak insiden kedua adalah pada usia 25-35 tahun.
Etiologi a. b. c. d.
Luka bakar suhu tinggi(Thermal Burn) Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn) Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn) Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
Klasifikasi • Berdasarkan kedalaman luka : Luka bakar derajat I (Superficial Thickness) Luka bakar derajat II dangkal (Partial Thickness) a. superficial b. deep Luka bakar derajat III (Full Thickness)
Luka bakar derajat IV
Berdasarkan luas luka bakar
Menghitung luas luka bakar
Modifikasi Rule Of Nine untuk anak
16 15 17 %
2143 Tahun
0.5%
0.5% 15 15.5 14.5 %
15 15.5 14.5 %
Penyebab Kematian Akibat Luka Bakar (Manner of Death) 1.Keracunan Zat Karbon Monoksida 2.Menghirup asap pembakaran (Smoke Inhalation) 3.Luka bakar itu sendiri 4.Paparan panas yang berlebih
Penentuan Intravitalitas • • • •
Jelaga dalam saluran napas Saturasi COHB dalam darah Reaksi Jaringan Pendarahan subendokardial ventrikel kiri jantung
Keadaan Umum yang Ditemukan pada Mayat
• • • • • •
Skin split Abdominal wall destruction Skull fractures Pseudo epidural hemorrhage Non-cranial fractures Pugilistic Posture
Identifikasi Korban • Pemeriksaan sidik Jari • Pemeriksaan Gigi • Pemeriksaan DNA
Tatalaksana • evaluasi dan tindakan life saving mengatasi masalah ABC • lakukan penilaian luas dan kedalaman luka bakar • Jika terdapat kriteria untuk merujuk ke unit luka bakar dan pasien untuk sementara sudah stabil, lakukan koordinasi dengan dokter di pusat luka bakar dan rujuk pasien • Luka dapat ditutup sementara dengan pembalut yang ideal yaitu polyvinyl chloride sheeting (clingfilm)
• Secara sistematik dapat dilakukan 6 C : clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis, covering and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan cooling, baru selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan.
Clothing • singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning
Cooling • Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu dibawah normal, terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif sampai dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar. • Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih.
Cleaning • pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit. Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat dan risiko infeksi berkurang.
Chemoprophylaxis • pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit. Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat dan risiko infeksi berkurang. • Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi, dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial.
Covering • Penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka bakar. • Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya. • Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar.
Comforting Dapat diberikan penghilang nyeri berupa : • Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg • Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus • Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg
BAB 3 LAPORAN KASUS
Identitas • • • • •
Nama : Tn AM Umur : 34 tahun Jenis kelamin : Laki-laki No MR : 01.04.11.12 Alamat : Padang
Pada pelipis kanan hingga dahi kanan, 4,5 cm dari GPD , 4 cm dari BTRD , terdapat luka berupa kulit berwarna coklat kehitaman , berukuran 12 cm x 3,5 cm
Pada telinga kanan hingga ke leher kanan, 7 cm dari GPD, 1 cm dari liang telinga kanan terdapat luka berupa kulit berwarna coklat kehitaman dengan gelembung berisi cairan berwarna bening, disertai jaringan kulit berwarna putih kemerahan, meliputi daerah seluas 12 cm x 5 cm
Pada telinga kiri hingga leher kiri, 7 cm dari GPD, 1 cm dari liang telinga, terdapat luka berupa kulit yang berwarna merah kehitaman dengan gelembung berisi cairan berwarna bening seluas 5,5 cm x 3,5 cm
Pada wajah tepat pada GPD, 8 cm dari BTRD, mulai dari pipi kanan hingga pipi kiri, terdapat luka berupa kulit berwarna coklat kehitaman, meliputi area seluas 16 cm x 6,7 cm.
Mulai dari lengan atas kanan, 1 cm dari siku, melewati seluruh sisi lengan bawah, punggung tangan, telapak tangan hingga ujung jari terdapat luka berupa kulit yang mengelupas bewarna putih kemerahan, dikelilingi oleh kulit ari disekitarnya bewarna kehitaman, disertai gelembung berisi cairan jernih seluas 35 cm x 6 cm
Mulai dari lipat siku kiri, melewati seluruh sisi lengan bawah, punggung tangan, telapak tangan hingga ujung jari,terdapat luka berupa kulit yang mengelupas bewarna putih kemerahan, dikelilingi oleh kulit ari disekitarnya bewarna kehitaman, disertai gelembung berisi cairan jernih meliputi area seluas 33 cm x 6 cm.
Tatalaksana • Pembersihan dan perawatan luka • Pemberian obat-obatan • Rawat di bangsal bedah (bagian luka bakar)
BAB 4 PEMBAHASAN Dilaporkan kasus, visum et repertum tertanggal 19 Februari 2019, terhadap korban dengan identitas: Nama : Ardiawan Mendrova Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur : 34 tahun Alamat : Padang
Menurut teori, berdasarkan kedalamannya, luka tersebut merupakan luka bakar derajat II yang dalam (deep partial thickness) yang mempunyai ciri-ciri mengenai epidermis dan dermis, luka tampak merah sampai pink, terbentuk blister/ vesikel, edema, nyeri, sensitif terhadap udara dingin, dan sembuh dalam 21-28 hari.
Luas permukaan tubuh yang terbakar dihitung mengunakan tehnik rule of nine, didapatkan luas luka bakar sebesar 16%. Kedalaman luka bakar meliputi derajat II. Sehingga dapat ditentukan derajat luka bakar pada korban, yaitu luka bakar derajat sedang. Menurut teori, indikasi luka bakar sedang dengan kriteria lua bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak.
Luka bakar dibagi dalam berbagai kategori yang disesuaikan dengan derajatnya. Ini membantu dalam aspek medikolegal luka yang diatur dalam pasal 352 KUHP yang menjelaskan tentang luka ringan yang diasosiasikan dengan penganiyaan ringan. Sedangkan bila ia mengalami luka sedang akan diasosiasikan dengan pasal 351 (1) atau 353 (1) KUHP tergantung pada ada atau tidaknya rencana. Korban dengan luka berat dapat diasosiasikan dengan pasal 351 (1), 353 (2), 354 (1), atau 355 (1) KUHP tergantung pada niat dan ada atau tidaknya rencana.
Pada kesimpulan kasus ini, derajat luka korban ditetapkan sebagai luka derajat sedang (moderate burn). Sehingga luka yang dialami korban termasuk luka sedang dimana sesuai pada pasal 351 KUHP, adalah luka yang menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan, jabatan/pencaharian untuk sementara waktu.
Berdasarkan hasil anamnesis, sumber api berasal dari mesin pengelas yang terkena Ampas mengandung minyak saat korban sedang melakukan pekerjaannya. Jika dilihat dari segi hukum pidana, berdasarkan pasal 188 KUHP : “Barang siapa karena kesalahan (kealpaan) menyebabkan kebakaran, ledakan atau banjir, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, jika karena perbuatan itu timbul bahaya umum bagi barang, jika karena perbuatan itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain, atau jika karena perbuatan itu mengakibatkan orang mati.”
Kelalaian adalah suatu perbuatan yang tidak disengaja,dan kelalaian ini pula yang sering menimbulkan kejadian kebakaran yang menimbulkan korban jiwa maupun kerugian harta benda yang besar dan hampir pada setiap peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota-kota besar yang padat penduduknya, terjadi karena faktor kelalaian.