Peningkatan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui membran tersebut dengan akibat teerjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmiter dan terjadi kejang. Kejang demam yang terjadi singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama ( lebih dari 15 menit ) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat yang disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan oleh makin meningkatnya aktivitas otot, dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mngakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian hari sehingga terjadi serangan epilepsi spontan, karena itu kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM A. Pengkajian Pengkajian neurologik : 1. Tanda – tanda vital Suhu Pernapasan Denyut jantung Tekanan darah Tekanan nadi 2. Hasil pemeriksaan kepala
Fontanel : menonjol, rata, cekung Lingkar kepala : dibawah 2 tahun Bentuk Umum 3. Reaksi pupil Ukuran Reaksi terhadap cahaya Kesamaan respon 4. Tingkat kesadaran Kewaspadaan : respon terhadap panggilan Iritabilitas Letargi dan rasa mengantuk Orientasi terhadap diri sendiri dan orang lain 5. Afek Alam perasaan Labilitas 6. Aktivitas kejang Jenis Lamanya 7. Fungsi sensoris Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap suhu 8. Refleks Refleks tendo superfisial Reflek patologi 9. Kemampuan intelektual Kemampuan menulis dan menggambar Kemampuan membaca
B. Diagnosa keperawatan 1. Resiko tinggi cidera
2. Gangguan citra tubuh 3. Resiko tinggi koping keluarga dan koping individu tidak efektif
C. Intervensi keperawatan 1. Kejang Lindungi anak dari cidera Jangan mencoba untuk merestrain anak Jika anak berdiri atau duduk sehingga terdapat kemungkinan jatuh, turunkan anak tersebut agar tidak jatuh Jangan memasukan benda apapun kedalam mulut anak Longgarkan pakaiannya jika ketat Cegah anak agar tidak trpukul benda tajam, lapisi setiap benda yang mungkin terbentur dengan anak dan singkirkan semua benda tajam dari daerah tersebut Miringkan badan anak untuk mem fasilitasi bersihan jalan nafas dari sekret 2. Lakukan observasi secara teliti dan catat aktiitas kejang untuk membantu diagnosis atau pengkajian respon pengobatan Waktu awitan dan kejadian pemicu Aura Jenis kejang Lamanya kejang Intervensi selama kejang Tanda tanda vital
DAFTAR PUSTAKA 1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC. 2. Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F. Jakarta : EGC. 3. Arjatmo T.(2001). Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta : gaya baru 4. Kejang Pada Anak. www. Pediatrik.com/knal.php