LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM SPONTAN
I. KONSEP DASAR POST PARTUM SPONTAN A. DEFINISI Postpartum adalah masa pulih kembali seperti pra hamil yang dimulai setelah partus selesai atau sampai kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan pulih kembali seperti semula. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sarwono,2008). Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan persalinana selesai dalam 24 jam (Bobak, 2010).
B. ETIOLOGI Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011) a. Teori penurunan hormone Satu sampai 2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun b. Teori placenta menjadi tua Turunnya
kadar
hormone
estrogen
dan
progesterone
menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim c. Teori Distensi Rahim Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta. d. Teori iritasi mekanik Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e.
Induksi Partus Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis
dengan
tujuan
merangsang
pleksus
frankenhauser,
amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus
C. PATOFISIOLOGI Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahanperubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae. Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahanperubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisasisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
D. PERIODE MASA NIFAS 1.
Periode Immediate Postpartum Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran loche, tekanan darah, dan suhu.
2.
Periode Early Postpartum (24 jam-1 minggu) Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3.
Periose Late Postpartum (1 minggu-5 minggu) Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB
E. GEJALA KLINIS / FISIOLOGIS NIFAS 1. Involusio uterus Secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil, setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Fundus uteri 3 jari dibawah pusat. Selama 2 hari berikutnya, besarnya tidak seberapa berkurang tetapi sesudah 2 hari ini uterus mengecil dengan cepat sehingga padahari ke-10 tidak teraba dari luar. Setelah 6 minggu tercapainya lagi ukurannya yang normal. Epitelerasi siap dalam 10 hari, kecuali pada tempat plasenta dimana epitelisasi memakan waktu tiga minggu. 2. Serviks Setelah persalinan, bentuk serviks agak mengganggu seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaanperlukaan kecil setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari. 3. Payudara Konsentrasi hormone yang menstimulasi perkembangan payudara selama wanita hamil (estrogen, progesterone, HCG, prolaktin, kortisol dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormone-hormon ini untuk kembali ke kadar sebelum hamil sebagian ditentukan oleh apakah ibu menyusui atau tidak. 4. Sistem Urinary Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu, tergantung pada (1) Keadaan/status sebelum persalinan (2) lamanya partus kala II dilalui (3) besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan. Disamping itu, dari hasil pemeriksaan sistokopik segera setelah persalinan tidak menunjukkan adanya edema dan hyperemia diding kandung kemih, akan tetapi sering terjadi exstravasasi artinya keluarnya darah dari pembuluh-pembuluh darah di dalam badan) kemukosa. (Suherni, 2009).
5. Sistem Endokrin Oksitosin diseklerasikan dari kelenjer otak bagian belakang. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin
berperan dalam
pelepasan
plasenta dan
mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapatmerangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus kembali ke bentuk normal. 6. Sistem gastrointestinal Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umumnya karenamakan padat dan kurangnya berserat selama persalinan. Seorang wanita dapat merasalapar dan siap menyantap makanannya dua jam setelah persalinan. Kalsium sangat penting untuk gigi pada kehamilan dan masa nifas, dimana pada masa ini terjadipenurunan konsentrasi ion kalsium karena meningkatnya kebutuhan kalsium padaibu, terutama pada bayi yang dikandungnya untuk proses pertumbuhan juga pada ibudalam masa laktasi (Saleha, 2009). 7. Sistem muskuloskeletal Beberapa gejala sistem muskuloskeletal yang timbul pada masa pasca partum antara lain: a.
Nyeri punggung bawah Nyeri punggung merupakan gejala pasca partum jangka panjang yang sering terjadi. Hal ini disebabkan adanya ketegangan postural pada sistem muskuloskeletal akibat posisi saat persalinan.
b.
Sakit kepala dan nyeri leher Pada minggu pertama dan tiga bulan setelah melahirkan, sakit kepala dan migrain bisa terjadi. Gejala ini dapat mempengaruhi aktifitas dan ketidaknyamanan pada ibu post partum. Sakit kepala dan nyeri leher yang jangka panjang dapat timbul akibat setelah pemberian anestasi umum.
c.
Nyeri pelvis posterior Nyeri pelvis posterior ditunjukan untuk rasa nyeri dan disfungsi area sendi sakroiliaka. Nyeri ini dapat menyebar ke bokong dan paha posterior.
d.
Disfungsi simfisis pubis Merupakan istilah yang menggambarkan gangguan fungsi sendi simfisis pubis dan nyeri yang dirasakan di sekitar area sendi. Fungsi sendi simfisis pubis adalah menyempurnakan cincin tulang pelvis dan memindahkan berat badan melalui pada posisis tegak. Bila sendi ini tidak menjalankan fungsi semestinya, akan terdapat fungsi/stabilitas pelvis yang abnormal, diperburuk dengan terjadinya perubahan mekanis, yang dapat mrmpengaruhi gaya
berjalan suatu gerakan lembut pada sendi simfisis pubis untuk menumpu berat badan dan disertai rasa nyeri yang hebat. e.
Diastasis rekti Diastasis rekti adalah pemisahan otot rektus abdominis lebih dari 2,5 cm pada tepat setinggi umbilikus (Noble, 1995) sebagai akibat pengaruh hormon terhadap linea alba serta akibat perenggangan mekanise dinding abdomen.
f.
Osteoporosis akibat kehamilan Osteoporosis timbul pada trimester ketiga atau pasca natal. Gejala ini ditandai dengan nyeri, fraktur tulang belakang dan panggul, serta adanya hendaya (tidak dapat berjalan), ketidakmampuan mengangkat atau menyusui bayi pasca natal, berkurangnya tinggi badan, postur tubuh yang buruk.
8. Lochea Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea rubra atau lochea cruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo dan mekonium. a. Lochea Rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel dari desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium. b. Lochea Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan c. Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 714 pasca persalinan. d. Lochea Alba : cairan putih setelah 2 minggu. e. Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluaran cairan seperti nanah berbau busuk. f. Lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya. 9. Pembuluh Darah Rahim Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak. Bila pembuluh darah yang besar, tersunbat karena perubahan pada dindingnya dan diganti oleh pembuluh-pembuluh yang kiri. 10. Vagina dan perineum Setelah persalinan dinding perut longgar karena disebabkan lama, tetapi biasanya akan pulih kembali dalam 6 minggu. Perubahan vagina, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali. Terjadi robekan perineum pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi
(penyayatan mulut serambi kemaluan untuk mempermudah kelahiran bayi) lakukanlah penjahitan dan perawatan dengan baik. 11. Sistem Kardiovaskuler a.
Volume Darah Perubahan volume darah tergantung pada beberapa factor misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran cairan ekstravaskuler.
b.
Curah Jantung Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat selama masa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat bahkan lebih tinggi selama 30-60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit uteroplasenta tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum.
12. Tanda-tanda Vital Selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkat menjadi 38ºC, sebagai akibatmeningkatnya kerja otot, dehidrasi dan perubahan hormonal jika terjadi peningkatan suhu 38ºC yang menetap 2 hari setelah 24 jam melahirkan, maka perlu dipikirkan adanya infeksi seperti sepsis puerperalis (infeksi selama post partum), infeksi saluran kemih, endometritis (peradangan endometrium), pembengkakan payudara, dan lain-lain. 13. Endometrium Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis, di tempat implantasi plasenta. Pada hari-hari pertama, endometrium setebal 12,5 mm akibat pelepasan desidua dan selaput janin..
F. PERUBAHAN PSIKOLOGIS Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam 3 periode yaitu sebagai berikut ; 1. Periode Taking In a.
Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan
b.
Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga komunikasi yang baik.
c.
Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan segala sesuatru kebutuhan dapat dipenuhi orang lain.
d.
Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya
e.
Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika melahirkan secara berulang-ulang
f.
Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan tenang untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti sediakala.
g.
Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan kurangnya nafsu makan menandakan ketidaknormalan proses pemulihan
2. Periode Taking Hold a.
Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan
b.
Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam merawat bayi
c.
Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung. Oleh karena itu, ibu membutuhkan sekali dukungan dari orang-orang terdekat
d.
Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.
e.
Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar untuk mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta belajar tentang perawatan bagi diri dan bayinya
3. Periode Letting Go a.
Berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
b.
Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah
c.
Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya
d.
Keinginan untuk merawat bayi meningkat
e.
Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya, keadaan ini disebut baby blues (Herawati Mansur, 2009).
G. TANDA BAHAYA MASA NIFAS 1.
Perdarahan pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan pergantian pembalut-pembalut 2 kali dalam setengah jam).
2.
Pengeluaran cairan vagina yang berbau busuk.
3.
Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.
4.
Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan.
5.
Pembengkakan diwajah atau ditangan.
6.
Demam, muntah, rasa sakit sewaktu BAK atau jika merasa tidak enak badan.
7.
Payudara yang bertambah atau berubah menjadi merah panas dan atau terasa sakit.
8.
Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
9.
Rasa sakit merah, lunak dan atau pembengkakan dikaki.
10. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau dirinya sendiri. 11. Merasa sangat letih dan nafas terengah-engah. (Siti Saleha,2009)
H. PERAWATAN MASA NIFAS 1.
Mobilisasi Jelaskan bahwa latihan tertentu sangat membantu seperti : a. Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada : tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi 10 kali. b. Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel). c. Berdiri dengan tungkai dirapatkan kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali. d. Mulai mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan setiap minggu naikkan 5 kali. Dan pada 6 minggu setelah persalinan ibu harus mengerjakan sebanyak 30 kali.
2.
Diet Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan kalori 500 tiap hari. Makanan harus diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup. Pil besi harus diminum minimal 40 hari pasca melahirkan. Minum sedikitnya 3 liter, minum zat besi, minum kapsul vitamin A dengan dosis 200.000 unit.
3.
Miksi hendaknya dapat dilakukan sendiri mungkin karena kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan perdarahan.
4.
Defekasi Buang air besar harus dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan, bila tidak bisa maka diberi obat peroral atau perektal atau klisma.
5.
Perawatan Payudara a.
Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu
b.
Menggunakan BH yang menyokong payudara
c.
Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari puting susu yang tidak lecet.
d.
Apabila lecet berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminum dengan menggunakan sendok.
e.
Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tab setiap 4-6 jam.
f.
Apabila payudara bengkok akibat pembendungan ASI, lakukan : 1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit. 2) Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau menggunakan sisir untuk mengurut arah Z pada menuju puting. 3) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak. 4) Susukan bayi setiap < 3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya dikeluarkan dengan tangan. 5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
6.
Laktasi ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk diminum. Tanda ASI cukup : a.
Bayi kencing 6 kali dalam 24 jam.
b.
Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan
c.
Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup.
d.
Bayi menyusui 10-11 kali dalam 24 jam.
e.
Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali menyusui.
f.
Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI.
g.
Bayi bertambah berat badannya.
ASI tidak cukup : a.
Jarang disusui.
b.
Bayi diberi makan lain.
c.
Payudara tidak dikosongkan setiap kali habis menyusui.
7. Istirahat a. Anjurkan ibu untuk beristiraht cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta tidur siang atau beristiraht selama bayi tidur.
8. Senam Nifas Senam nifas dilakukan untuk memperlancar sirkulasi drah dan mengembalikan otot-otot yang kendur, terutama rahim dan perut yang memuai saat hamil. Latihan senam nifas dapat diberikan mulai hari kedua misalnya : a. Ibu telentang lalu kedua kak ditekuk, kedua tangan ditaruh diatas dan menekan perut. Lakukan pernapasan dada dan pernapasan perut. b. Dengan posis yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali c. Kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan miksi dan defakasi d. Duduklah pada kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha menyentuh tumit.
2.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN a.
Biodata klien Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
b.
Keluhan utama Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan.
c.
Riwayat haid Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus.
d.
Riwayat perkawinan Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa ? Apakah perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui orang tua ?
e.
Riwayat obstetri 1) Riwayat kehamilan Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG, Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh. 2) Riwayat persalinan a) Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan, penolong persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
b) Riwayat nifas pada persalinan lalu : Pernah mengalami demam, keadaan lochia, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas setelah melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri pada payudara, kesulitan eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respon dan support keluarga. c) Riwayat persalinan saat ini : Kapan mulai timbulnya his, pembukaan, bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan, dengan episiotomi atau tidak, kondisi perineum dan jaringan sekitar vagina, dilakukan anastesi atau tidak, panjang tali pusat, lama pengeluaran placenta, kelengkapan placenta, jumlah perdarahan. d) Riwayat New Born : apakah bayi lahir spontan atau dengan induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung menangis atau tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai APGAR skor, Jenis kelamin Bayi, BB, panjang badan, kelainan kongnital, apakah dilakukan bonding attatchment secara dini dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI atau susu formula. f.
Riwayat KB & perencanaan keluarga Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
g.
Riwayat penyakit dahulu Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang ?
h.
Riwayat psikososial-kultural Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang melahirkan, apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalm. Pola koping, hubungan dengan suami, hubungan dengan bayi, hubungan dengan anggota keluarga lain, dukungan social dan pola komunikasi termasuk potensi keluarga untuk memberikan perawatan kepada klien. Adakah masalah perkawinan, ketidak mampuan merawat bayi baru lahir, krisis keluarga. Blues : Perasaan sedih, kelelahan, kecemasan, bingung dan mudah menangis. Depresi : Konsentrasi, minat, perasaan kesepian, ketidakamanan, berpikir obsesif, rendahnya emosi yang positif, perasaan tidak berguna, kecemasan yang berlebihan pada dirinya atau bayinya.
Kultur yang dianut termasuk kegiatan ritual yang berhubungan dengan budaya pada perawatan post partum, makanan atau minuman, menyendiri bila menyusui, pola seksual, kepercayaan dan keyakinan, harapan dan cita-cita. i.
Riwayat kesehatan keluarga Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara genetic, menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah diderita oleh keluarga.
j.
Profil keluarga Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling, type rumah, community seeting, penghasilan keluarga, hubungan social dan keterlibatan dalam kegiatan masyarakat.
k.
Kebiasaan sehari-hari 1) Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, freguensi,. 2) Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum). 3) Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet. 4) Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah. 5) Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui. 6) Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks.
l.
Sexual Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan meliputi freguensi koitus atau hubungan intim, pengetahuan pasangan tentang seks, keyakinan, kesulitan melakukan seks, continuitas hubungan seksual. Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan intercourse pasca partum (dapat dilakukan setelah luka episiotomy membaik dan lochia terhenti, biasanya pada akhir minggu ke 3).
m. Konsep Diri Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan, perasaan klien bila mengalami opresi SC karena CPD atau karena bentuk tubuh yang pendek. n.
Peran Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan tugas-tugas perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus, perubahan fungsi blass dan bowel. Pengetahan tentang keadaan umum bayi, tanda vital bayi, perubahan karakteristik faces bayi, kebutuhan emosional dan kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan kulit. Ketrampilan melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal hyhiene, payu dara) dan kemampuan melakukan perawatan bayi (perawatan tali pusat, menyusui, memandikan dan mengganti baju/popok bayi, membina hubungan tali kasih, cara memfasilitasi hubungan bayi dengan ayah, dengan sibling dan kakak/nenek). Keamanan bayi saat tidur, diperjalanan, mengeluarkan secret dan perawatan saat tersedak atau mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal imunisasi.
o.
Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran. 2) BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24) 3) Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi pengecapan; pendengaran, dan leher. 4) Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan
puting
susu,
stimulation
nepple
erexi.
Kepenuhan
atau
pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
5) Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan distensi blas. 6) Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 13 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus. 7) Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi, kekuatan otot. p.
Pemeriksaan Laboratorium 1) Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit. 2) Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL a.
Nyeri (akut) b/d agen cedera fisik
b.
Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL b/d kelemahan tubuh.
c.
Ketidakefektifan pemberian ASI b/d ketidaktahuan orang tua tentang teknik pemberian ASI
d.
Resiko Infeksi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan yang meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalahmasalah yang diidentifikasi pada diagnose keperawatan. a. Nyeri (akut) b/d agen cedera fisik. Tujuan
:
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
rasa
nyeri teratasi. Kriteria hasil : Mengidentifikasi dan mengunakan intervensi untuk mengatasi ketidaknyamanan dengan tepat, mengungkapkan berkurangnya ketidaknyamanan.
Intervensi: 1) Tentukan adanya lokasi, dan sifat ketidaknyamanan. Tinjau ulang persalinan dan catatan kelahiran. 2) Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomy. Perhatikan edema, ekimosis, nyeri tekan local, eksudat purulen, atau kehilangan perlekatan jaringan. 3) Kaji nyeri tekan uterus; tentukan adanya dan frekuensi/intensitas afterpain.
b. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan ketidaktahuan orang tua tentang pentingnya pemberian ASI. Tujuan : setelah dilakukan demostrasi tentang perawatan payudara diharapkan tingkat pengetahuan ibu bertambah. Kriteria hasil : mengungkapkan pemahaman tentang proses menyusui, mendemonstrasikan tehnik efektif dari menyusui, menunjukan kepuasan regimen menyusui satu sama lain, dengan bayi dipuaskan setelah menyusui. Intervensi: 1) Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelumnya. Tentukan system pendukung yang tersedia pada klien, dan sikap pasangan/keluarga. 2) Berikan informasi, verbal dan tertulis, mengenai fisiologis dan keuntungan menyusui, perawatan putting dan payudara, kenutuhan diet khusus, dan factor – factor yang memudahkan atau mengganggu keberhasilan menyusui. 3) Demostrasikan dan tinjauan ulang tehnik – tehnik menyusui. Perhatikan posisi bayi selama menyusui dan lama menyusui. 4) Kaji putting klien; anjurkan klien melihat putting setiap habis menyusui.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik. Tujuan: Pemenuhan ADL terpenuhi. Kriteria hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhannya (mandi, makan, dan minum). Intervensi: 1) Kaji tingkat kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhannya. 2) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya. 3) Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien. 4) Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhannya.
d. Resiko infeksi Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi tidak terjadi. Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi Tanda- tanda vital dalam batas normal. Rencana tindakan : 1. Kaji tanda-tanda vital pasien 2. Monitor tanda dan gejala infeksi. 3. Ajarkan pada pasien dan keluarga tanda gejala infeksi 4. Anjurkan pasien meningkatkan nutrisi 5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan 6. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antibiotic.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak,M.Irene.2010. Perawatan Maternitas dan Gynekologi.Bandung: VIA PKP Handayani Sri. 2011. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Gosyen Publishing Herdman, T.H. (2018). NANDA-I diagnosis keperawatan:definisi dan klasifikasi 20182020.Jakarta: EGC. Mansur, Herawati.2009.Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: TIM. Moorhead.,et.al. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th Edition, Philadelphia: Elsevier. Moorhead.,et.al. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC), 6th Edition, Philadelphia Retno Setyo, Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta : Gosyen
Publishing
Saleha,Siti.2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika Suherni. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Penerbit Fitramaya.
Banjarmasin, 02 Februari 2019 Preseptor Klinik,
(Hikmayanti, S. Kep., Ns)
Ners Muda,
(Een Nurhayati, S.Kep)
LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM SPONTAN DI RSUD dr. H. SOEMARNO SOSROATMODJO KAPUAS
NAMA : EEN NURHAYATI NPM : 1814901110023
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN TAHAP PROFESI NERS-A FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN TAHUN 2019