Lp Isk Anak.docx

  • Uploaded by: hakim tanjung
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Isk Anak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,094
  • Pages: 17
LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) A.

Pengertian Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2011) Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 2010) Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri terutama scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemiha, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 2011)

B.

Anatomi Fisiologi Kandung kemih (vesikula urinaria) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak dibelakang simfisis pubis didalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.(Luvina, 2010) Bagian vesika urinaria terdiri dari : 1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringanikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate. 2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus. 3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Proses Miksi (Rangsangan Berkemih). Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi\ pengosongan kandung kemih. (Slamet, 2011)

Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh. Bila terjadi kerusakan pada saraf-saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus-menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan). Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna. Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis. (Syamsuri Istamar, 2010) C.

Etiologi 1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain: a.

Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)

b.

Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated

c.

Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.

Bakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah jenis bakteri aerob. Pada kondisi normal, saluran kemih tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, tetapi uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin berkurang pada bagian yang mendekati kandung kemih. Infeksi saluran kemih sebagian disebabkan oleh bakteri, namun tidak tertutup kemungkinan infeksi dapat terjadi karena jamur dan virus. Infeksi oleh bakteri gram positif lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan infeksi gram negatif. Penyebab lain dari infeksi saluran kemih yaitu hygiene yang kurang dan sisa urin saat berkemih dan low hygiene setelah BAB yang membuat perkembangan mikroorganisme semakin banyak dan masuk ke uretra dan memnyebabkan terjadinya infeksi di uretra sehingga terjadi infeksi saluran kemih, maka dari itu hygien pada anak sangat penting dan perlu diperhatikan. (Syarifuddin,2011)

D.

Tanda dan Gejala Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah (sistitis): 

Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih



Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis



Hematuria ( adanya darah dalam urine )



Nyeri punggung dapat terjadi

Tanda dan gejala ISK bagian atas (pielonefritis)  Demam  Menggigil  Nyeri panggul dan pinggang  Nyeri ketika berkemih  Malaise  Pusing  Mual dan muntah Tanda dan gejala Uretritis  Mukosa memerah dan oedema  Terdapat cairan eksudat yang purulent  Ada ulserasi pada urethra  Adanya rasa gatal yang menggelitik  Good morning sign  Adanya nanah awal miksi  Nyeri pada saat miksi  Kesulitan untuk memulai miksi  Nyeri pada abdomen bagian bawah E.

Klasifikasi Jenis Infeksi Saluran Kemih, antara lain: 1.

Kandung kemih (sistitis)

2.

Uretra (uretritis)

F.

Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK, asending dan hematogen. Secara asending yaitu:  masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: factor anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.  Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal Secara hematogen yaitu: sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain

G.

Pemeriksaan Penunjang 1. Urinalisis  Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih  Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis. 2. Bakteriologis  Mikroskopis  Biakan bakteri 3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik 4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.

5. Metode tes  Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif

jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin

normal menjadi nitrit.  Tes Penyakit Menular Seksual (PMS): Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).  Tes- tes tambahan: Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten. H.

Penatalaksanaan Medika mentosa -

Antibiotika yang digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih terbagi dua, yaitu antibiotika oral dan parenteral.

Antibiotika Oral a. Sulfonamida - Antibiotika ini digunakan untuk mengobati infeksi pertama kali. Sulfonamida umumnya diganti dengan antibiotika yang lebih aktif karena sifat resistensinya. Keuntungan dari sulfonamide adalah obat ini harganya murah. b. Trimetoprim-sulfametoksazol - Kombinasi dari obat ini memiliki efektivitas tinggi dalam melawan bakteri aerob, kecuali Pseudomonas aeruginosa. Obat ini penting untuk mengobati infeksi dengan komplikasi, juga efektif sebagai profilaksis pada infeksi berulang. Dosis obat ini adalah 160 mg dan interval pemberiannya tiap 12 jam. c. Penicillin 

Ampicillin adalah penicillin standar yang memiliki aktivitas spektrum luas, termasuk terhadap bakteri penyebab infeksi saluran urin. Dosis ampicillin 1000 mg dan interval pemberiannya tiap 6 jam.



Amoxsicillin terabsorbsi lebih baik, tetapi memiliki sedikit efek samping. Amoxsicillin dikombinasikan dengan clavulanat lebih disukai untuk mengatasi

masalah resistensi bakteri. Dosis amoxsicillin 500 mg dan interval pemberiannya tiap 8 jam. d. Cephaloporin - Cephalosporin tidak memiliki keuntungan utama dibanding dengan antibiotika lain yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih, selain itu obat ini juga lebih mahal. Cephalosporin umumnya digunakan pada kasus resisten terhadap amoxsicillin dan trimetoprim-sulfametoksazol. e. Tetrasiklin - Antibiotika ini efektif untuk mengobati infeksi saluran kemih tahap awal. Sifat resistensi tetap ada dan penggunannya perlu dipantau dengan tes sensitivitas. Antibotika ini umumnya digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh chlamydial. f. Quinolon - Asam nalidixic, asam oxalinic, dan cinoxacin efektif digunakan untuk mengobati infeksi tahap awal yang disebabkan oleh bakteri E. coli dan Enterobacteriaceae lain, tetapi tidak terhadap Pseudomonas aeruginosa. Ciprofloxacin ddan ofloxacin diindikasikan untuk terapi sistemik. Dosis untuk ciprofloxacin sebesar 50 mg dan interval pemberiannya tiap 12 jam. Dosis ofloxacin sebesar 200-300 mg dan interval pemberiannya tiap 12 jam. g. Nitrofurantoin - Antibiotika ini efektif sebagai agen terapi dan profilaksis pada pasien infeksi saluran kemih berulang. Keuntungan utamanya adalah hilangnya resistensi walaupun dalam terapi jangka panjang. h. Azithromycin - Berguna pada terapi dosis tunggal yang disebabkan oleh infeksi chlamydial. i. Methanamin Hippurat dan Methanamin Mandalat - Antibiotika ini digunakan untuk terapi profilaksis dan supresif diantara tahap infeksi. Antibiotika Parenteral. a. Amynoglycosida - Gentamicin dan Tobramicin mempunyai efektivitas yang sama, tetapi gentamicin sedikit lebih mahal. Tobramicin mempunyai aktivitas lebih besar terhadap pseudomonas memilki peranan penting dalam pengobatan onfeksi sistemik yang serius. Amikasin umumnya digunakan untuk bakteri yang multiresisten. Dosis gentamicin sebesar 35 mg/kg berat badan dengan interval pemberian tiap 24 jam dan 1 mg/kg berat badan dengan interval pemberian tiap 8 jam. b. Penicillin - Penicillin memilki spectrum luas dan lebih efektif untuk menobati infeksi akibat Pseudomonas aeruginosa dan enterococci. Penicillin sering digunakan pada pasien yang ginjalnya tidak sepasang atau ketika penggunaan amynoglycosida harus dihindari. c. Cephalosporin - Cephalosporin generasi kedua dan ketiga memiliki aktivitas melawan bakteri gram negative, tetapi tidak efektif melawan Pseudomonas aeruginosa. Cephalosporin digunakan untuk mengobati infeksi nosokomial dan uropsesis karena infeksi pathogen.

Non medis a.

Mengobservasi TTV pasien setiap 6 jam sekali

b.

Menganjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra

c.

Mengkaji skala nyeri pasien dengan metode PQRST

d.

Mengajarkan teknik manajemen nyeri distraksi (menonton tv,mengobrol) dan relaksasi (nafas dalam)

e.

Memberikan HE

f.

Mengukur dan catat penegeluaran urine setiap kali berkemih

I. Konsep Tumbuh Kembang A. Tinjauan Pustaka Tentang Tumbuh Kembang Anak Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2011). Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter), sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan lingkungannya (Kania, 2010). a. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu: 1) Faktor genetik Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya (Kania, 2010). 2) Faktor lingkungan Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat tumbuh kembangnya (Kania, 2010). a) Faktor lingkungan pranatal

Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan. Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh pada tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir. Antara lain gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksik atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas dan anoksia embrio (Soetjiningsih, 2010). b) Faktor lingkungan posnatal Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi (Soetjiningsih, 2011): 1. Lingkungan biologis. 2. Lingkungan fisik 3. Faktor psikososial 4. Faktor keluarga dan adat istiadat. b. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak. Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut (Rusmila, 2011): 1) Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.

Misalnya

perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf. 2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya. 3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak. 4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar,

asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya. 5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu: a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal); b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal). 6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya. B. Pertumbuhan Anak Tumbuh adalah bertambah besarnya ukuran sel atau organ tubuh sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Artinya untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan kematangan fungsi. Sebuah organ yang tumbuh atau menjadi besar karena sel-sel jaringan yang mengalami proliferasi atau hiperplasia dan hipertrofi. Pada awalnya organ ini masih sederhana dan fungsinya pun belum sempurna. Dengan bertambahnya umur atau waktu, organ tersebut berikut fungsinya akan tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan seorang anak memberikan gambaran tentang perkembangan keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak untuk berbagai proses biologis termasuk untuk tumbuh (Harahap, 2010). Periode pertumbuhan dan perkembangan anak mulai di dalam kandungan ibu sampai umur 2 tahun disebut masa kritis tumbuh-kembang. Bila anak gagal melalui periode kritis ini maka anak tersebut sudah terjebak dalam kondisi “point of no return”, artinya walaupun anak dapat dipertahankan hidup tetapi kapasitas tumbuh-kembangnya tidak bisa dikembalikan ke kondisi potensialnya (Buku saku gizi, 2010). Pada dasarnya pertumbuhan dibagi dua, yaitu; pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status

gizi yang

dihubungkan pada saat lampau, dan pertumbuhan massa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran (Supariasa dkk, 2011). a. Pertumbuhan linier

Ukuran yang berhubungan dengan tinggi (panjang) atau stature dan merefleksikan pertumbuhan skeletal. Contoh ukuran linier adalah panjang badan, lingkar dada dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan (Supariasa dkk, 2010; Yayuk H dan Tryanti, 2011). b. Pertumbuhan Massa Jaringan bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa tubuh adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit, apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang sering digunakan adalah berat badan (Supariasa dkk, 2010). c. Tahap pertumbuhan anak Tahap perkembangan anak berangsur-angsur mulai dari (Harahap, 2004): 1) Pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama, yang kemudian mengurang secara berangsur-angsur sampai umur 3-4 tahun. 2) Pertumbuhan yang berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik. 3) Pertumbuhan cepat pada masa akil balik (12-16 tahun). 4) Pertumbuhan kecepatannya mengurang berangsur-angsur sampai suatu waktu (kira-kira umur 18 tahun) berhenti. Dalam tahun pertama panjang badan bayi bertambah dengan 23 cm (dinegeri maju 25 cm), sehingga anak pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm (75 cm di negeri maju).Kemudian kecepatan pertambahan panjang badan kira-kira 5 cm per-tahun (Harahap, 2010). C. Perkembangan Anak Perkembnagan (development) adalah bertambahnya kemapuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2011). Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuntitatif, melainkan kualitatif. Jadi perkembangan itu adalah proses terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan

fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya. Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) – Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan – perubahan yang lain (Administrator, 2010). Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi penyimpangan dari perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan anak adalah: 1. 2. 3. 4.

Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh). Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll). Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara spontan). Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya).

a. Jenis – jenis Perkembangan 1) Perkembangan Fisik Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya (Administrator, 2010). 2) Perkembangan Motorik Kasar a) Perkembangan Motorik Kasar Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya (Rusmil, 2011).

Perkembangan

motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya (Administrator, 2010). b) Perkembangan Motorik Halus Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll (Administrator, 2010; Rusmil, 2011). c) Tahap Perkembangan Motorik Berikut tahapan-tahapan perkembangannya Admin (2010): Usia 1-2 tahun Motorik Kasar • merangkak • berdiri dan berjalan beberapa • • • • • •

Motorik Halus • mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk • membuka 2-3 halaman buku secara

langkah berjalan cepat bersamaan cepat-cepat duduk agar tidak jatuh • menyusun menara dari balok merangkak di tangga • memindahkan air dari gelas ke gelas berdiri di kursi tanpa pegangan lain menarik dan mendorong benda• belajar memakai kaus kaki sendiri benda berat • menyalakan TV dan bermain remote melempar bola • belajar mengupas pisang

Usia 2-3 tahun Motorik Kasar • • • • •

melompat-lompat berjalan mundur dan jinjit menendang bola memanjat meja atau tempat tidur naik tangga dan lompat di anak

tangga terakhir • berdiri dengan 1 kaki

Motorik Halus • • • • • •

mencoret-coret dengan 1 tangan menggambar garis tak beraturan memegang pensil belajar menggunting mengancingkan baju memakai baju sendiri

Usia 3-4 tahun Motorik Kasar • • • • •

melompat dengan 1 kaki berjalan menyusuri papan menangkap bola besar mengendarai sepeda berdiri dengan 1 kaki

• • • •

Motorik Halus menggambar manusia mencuci tangan sendiri membentuk benda dari plastisin membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi

Usia 4-5 tahun Motorik Kasar • • • • •

menuruni tangga dengan cepat seimbang saat berjalan mundur melompati rintangan melempar dan menangkap bola melambungkan bola

Motorik Halus • menggunting dengan cukup baik • melipat amplop • membawa gelas tanpa menumpahkan isinya • memasikkan benang ke lubang besar

d) Fungsi Perkembangan Motorik Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

perkembangan

individu

secara

keseluruhan.

Beberapa

pengaruh

perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (2010) sebagai berikut (Perdani, 2011): 1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan. 2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri. 3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan barisberbaris. 4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan). 5. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan selfconcept atau kepribadian anak. e) Uji Perkembangan Motorik Berikut adalah beberapa tes perkembangan motorik yang sering digunakan dalam menilai perkembangan anak, yaitu (Narendra, 2010) : 1. Brazelton Newborn Behaviour Assessment Scale, berfungsi menaksir kondisi bayi, refleks dan interaksi. Skala ini digunakan untuk anak umur neonatus 2. Uzgiris-Hunt Ordinal Scale, berfungsi menaksir stadium sensorimotor menurut Piaget, yang digunakan pada anak umur 0-2 tahun. 3. Gesell Infant Scale dan Catell Infant Scale, berfungsi terutama menaksir perkembangan motorik pada tahun pertama dengan beberapa perkembangan sosial dan bahasa, digunakan pada umur 4 minggu-3,5/6 tahun. 4. Bayley Infant Scale of Development, berfungsi menaksir perkembangan motorik dan sosial, digunakan pada usia 8 minggu – 2,5 tahun. 5. The Denver Developmental Screening Test, berfungsi menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada usia 1 bulan – 6 tahun. 6. Yale Revised Development Test, berfungsi menaksir perkembangan motorik kasar, motorik halus, adaptif, perilaku sosial dan bahasa, diguanakn pada usia 4 minggu – 6 tahun 7. Geometric Forms Test, berfungsi menaksir perkembangan motorik halus dan intelektual. 8. Motor Milestone Development Kartu perkembangan motorik anak merupakan kartu yang digunakan Depkes dan dokter anak. Kurva perkembangan anaknya hanya mencantumkan satu titik kemampuan gerak anak yang merupakan hasil perhitungan modus sejumlah anak pada umur tertentu pada studi perkembangan anak di luar negeri. Secara alamiah setiap anak dalam perkembangannya memiliki variasi kemampuan gerak (motorik milestone) pada umur yang dicapai. Pusat Penelitian dan pengembangan Gizi dan. Makanan Bogor pada pertengahan

tahun

2003; telah

me1akukan

penelitian

studi

motorik·

milestone untuk pembuatan KMS perkembangan anak. Penelitian ini adalah

untuk memperoleh jawaban karena menurut kronologis kemampuan motorik milestone serta variasinya menurut umur anak, sehingga mendapatkan suatu kurva perlcembangan anak yang sesuai dan relevan dengan program nasional gizi dan kesehatan. Hasil penelitiannya menghasilkan sutau Irurva perkembangan anak yang merupakan cikal bakal untuk kurva perkembangan anak. Kurva perkembangan

anak

yang

terbentuk

ini merupakan

gambaran

dari

perkembangan anak sehat Indonesia, Berikut ini, antropometri yang digunakan untuk mengukur motorik bayi dengan mengggunakan Milestone Perkembangan Motori :

Pengukuran Milestone Perkembangan Motorik yang dikembangkan oleh Depkes. Gambar 1 : Pengukuran Milestone Perkembangan Motorik

3) Perkembangan Kognitif Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar (Administrator, 2010). Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya (Administrator, 2010). b. Ciri – Ciri Perkembangan Perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan dan memiliki ciri-ciri sehingga dapat diperhitungkan. Ciri-ciri tersebut, sebagai berikut Soetjiningsih (2011): 1) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan, Perkembangan adalah proses yang kontinue dari konsepsi sampai maturasi. Perkembangan sudah terjadi sejak didalam

kandungan, dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat dengan mudah diamati. 2) Dalam priode tertentu ada masa percepatan dan ada masa perlambatan. Terdapat 3 (tiga) periode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas. 3) Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya berbeda. 4) Perkembangan dipengaruhi oleh maturasi system saraf pusat. Bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya. 5) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

Related Documents

Lp Isk Agus.docx
December 2019 18
Lp Isk Anak.docx
June 2020 3
Tutorial Isk
May 2020 13
Komplikasi Isk
August 2019 34
Isk Iship.docx
December 2019 15
Isk-1
June 2020 7

More Documents from ""