LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS MENINGITIS TB DI RUANG LEY 1 RSUD KABUPATEN BULELENG PADA TANGGAL 25 MARET 2019
OLEH: KETUT AGUS SUDIYASA (17089014002)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN 2019
A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi Meningitis bakterialis adalah suatu infeksi purulen lapisan otak yang pada orang dewasa biasanya hanya terbatas didalam ruang subaraknoid, namun pada bayi cenderung meluas sampai kerongga subdural sebagai suatu efusi atau empiema subdural (leptomeningitis), atau bahkan kedalam otak (meningoensefalitis). (Satyanegara,2010) 2. Epidemiologi Meningitis tuberculosis (TB) merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di negara yang sedang berkembang, salah satunya adalah Indonesia, dimana insidensi tuberculosis lebih tinggi terutama bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) (18,19,20). Meningitis tuberculosis merupakan penyakit yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan tepat karena mortalitas mencapai 30%, sekitar 5:10 dari pasien bebas meningitis TB memiliki gangguan neurologis walaupun telah di berikan antibiotic yang edekuat. Diagnosis awal dan penatalaksanaan yang tepat sangat diperlukan untuk mengurangi resiko gangguan neurologis yang mungkin dapat bertambah parah jika tidak ditangani (20,21,22). Meningitis TB merupakan salah satu komplikasi TB primer. Morbiditas dan mortalitas penyakit ini tinggi dan prognosisnya buruk. Komplikasi meningitis TB terjadi setiap 300 kasus Tb primer yang tidak diobati. Centers for Disease Control (CDC) melaporkan pada tahun 1990 morbiditas meningitis TB 6,2% dari seluruh kasus TB ekstrapulmonal. Inseden meningitis TB sebanding dengan TB primer, umumnya bergantung pada status sosio-ekonomi, higienne masyarakat, umur, status gizi dan factor genetic yang menuntukan respon imun seseorang. Factor predisposisi berkembangnya infeksi TB adalah malnutrisi, penggunaan kortikosteroid, keganasan, cedera kepala, infeksi HIVdan diabetes militus. Penyakit ini dapat menyerang semua umur, anak-anak lebih sering dibanding dengan dewasa terutama pada 5 tahun pertama kehidupan. Jarang ditemukan pada usia dibawah 6 bulan dan hampir tidak pernah ditemukan pada usia dibawah 3 bulan(6). 3. Etiologi 1. Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah Diplococcus pneumonia dan Neiseria meningitides, stafilokokus, dan gram negative. 2. Pada anak-anak bakteri penyebab tersering adalah Hemophylus influenza, Neiseria meningitidis dan Diplococcus pneumonia 4. Patofisiologi Meningitis Tuberkulosa timbul sebagai akibat invasi kuman ke jaringan sel otak (meningen). Penyebaran kuman ke otak melalui penjalaran hematogen padan saat terjadi Tuberkulosa millier. Meningitis tuberkulosa merupakan akibat komplikasi penyebaran tuberkulosa primer, biasanya dari paru. Terjadinya meningitis bukanlah karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran hematogen, melainkan biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sum-sum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah ke dalam rongga arakhinoid. Pada pemeriksaan histologis, merupakan meningoensefalitis. Peradangan ditemukan sebagian besar pada dasar otak, terutama pada batang otak tempat terdapat eksudat dan tuberkel. Eksudat yang serofibrinosa dan gelatinosa dapat menimbulkan obstruksi pada sisterna besalis dan mengakibatkan hidrosefalus serta kelainan pada syaraf otak
5.
Gejala Klinis
Pada anamnesa dapat diketahui adanya trias meningitis seperti demam, nyeri kepada dan kaku kuduk. Gejlan lain seperti mual muntah, penurunan nafsu makan , mudah ngantuk, fotofobia, gelisah, kejang, penurunan kesadaran adanya riwanyat tuberkulosis 6.
Pemeriksaan Fisik a. Sistem Gastrointestinal : mual, muntah, anoreksia b. Sistem eliminasi urin: Sering miksi, Rasa panas saat berkemih, Disuri, Nokturi, Adanya over distensi kandung kemih c. Sistem neurosensori : Sakit kepala d. Nyeri atau kenyamanan: Nyeri daerah CVA Nyeri daerah punggung yang menjalar ke abdomen paha bagian atas Nyeri suprapubik Nyeri meatus uretra e. TTV: demam, takikardi
7. Pemeriksaan Penunjang a)
Pungsi lumba dan kultur CSS : jumlah leokosit (CBC) meningkat, kadar glukosa darah menurun, Protein meningkat, Tekanan cairan meningkat, Asam laktat meningkat, Glukosa serum meningkat, Indentifikasi organisme penyebab
b)
Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab
c)
Kultur urin, untuk menetapkan organisme penyebab
d)
Kultur nasofaring, untuk menetapkan organisme penyebab
e)
Elektrolik serum, meningkatkan jika anak dehidrasi : Na+turun
f)
Osmolaritas urin, meningkat dengan sekresi ADH
g)
MRI, CT-scan/angiografi
8. Tindakan Penanganan a) Obat antiinflamasi Meningitis tuberkulosa Isoniazid 10-20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali sehari maksimal 500 gr selama 1,5 tahun. Rifamfisin 10-15 mg/kg/24 jam oral, 1 kali sehari selama 1 tahun Streptomisin sulfat 20-40 mg /kg/24 jam sampai 1 minggu, 1-2 kali sehari, selama 3 bulan. Meningitis bacterial, umur <2 bulan Sefalosporin generasi ke-3 Ampisilin 150-200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4-6 kali sehari Meningitis bacterial, umur >2bulan
Ampisilin 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6 kali sehari Sefalosporin generasi ke-3 b) Pengobatan simtomatis Diazepam IV 0.2-0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4-0.6/mg/kg/dosis kemudian dilanjukan dengan Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari. Turunkan demam dengan Antipiretik parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis sambil dikompres air Pengobatan suportif Cairan intravena Pemberian O2 agar konsentrasi O2 berkisar antara 30-50%. 9. Komplikasi Komplikasi yang muncul akibat meningitis pada tiap orang dapat berbeda-beda. Berikut adalah komplikasi yang dapat terjadi : Kehilangan penglihatan Kejang Gangguan ingatan Migrain Kehilangan pendengaran Arthritis atau radang sendi Gagal ginjal Syok Kesulitan berkonsentrasi Kerusakan otak Hidrosefalus
B. Konsep Dasar Asuha Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan a. Data umum Identitas pasien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, tempa tanggal lahr, suku, diagnosa medis, No.Rm, tanggal masuk RS, golonga darah Identitas penanggug jawab yang meliputi nama, hubunngan dengan pasien, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan telp/No.Hp b. Riwayat Kesehatan saat ini : Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien) Alasan masuk Rs (hal/kejadian apa yang menyebabka pasien masuk rumah sakit) Riwayat penyakit (tanya pada pasien apakah memiliki riwayat penyakit sebelumnya seperti dahulu) c. Riwayat kesehatan dahulu Penyakit yang pernah dialami Riwayat perawatan (apakah pernah melakukan perawatan/mendapat perawatan di RS atau tidak pernah) Riwayat operasi (apakah pernah mengalami operasi) Riwayat pengobatan (apakah penah melakukan pengobatan) Kecelakaan yang pernah dialami (apakah pernah megalami kecelakaan) Riwayat alergi (tanyakan pada pasien apakah memiliki suatu alergi terhadap makanan atau obat) d. Riwayat psikologi dan spiritual e. Pemeriksaan fisik (keadaan umum pasien, kesadaran, ekspresi wajah, kebersihan secara umum, TTV, head to toe) f. Pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis 2.
Diagnosa Keperawatan a) Gangguan perkusi serebra berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial b)
Nyeri akut berhubungan dengan adanya iritasi lapisan otak
c)
Potensial terjadinya injuri berhubungan dengan adanya kejang, perubahan status, mental dan penurunan tingkat kesadaran
d)
Resiko tinggi infeksi terhadap penyebaran diseminata hematogen dari pathogen, stasis cairan tubuh, penekanan respons inflamasi (akibat-obat), pemajalan orang lain terhadap pathogen
e)
Resiko tinggi trauma berhubungan dengan iritasi korteks serebral, kejanglokal, kelemahan umum, paralisis parestesia, ataksia, vertigo
f)
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret pada saluran nafas
g)
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
h)
Gangguan pola nafas berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran
i)
Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi penyakit (Herman,2009)
3. Intervensi NO Diagnosa 1
2
Ketidak mampuan untuk membersi
NOC
NIC
Rasional
Suhu tubuh dalam rentang normal Nadi dan RR dalam rentang normal Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Monitor suhu sesering mungkin Memonitor tekanan darah, nadi dan RR Kompres pasien Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam Kaji adnya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gisi untuk menentukan jumblah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Monitor tipe dan jumblah aktifitas yang bisa dilakukan
Untuk mengetahui suhu px untuk mengetahui keadaan umum pasien untuk menurunkan suhu tubuh px untuk menghindari kenaikan suhu
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
3
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi
Untuk mengetahui px mempunyai alergi makanan tertentu Agar pasien mendapat diet yang tepat Untuk mngetahui hal apasaja yang bisa dilakukan px
Mamampu Kolaborasi Agar px melakukan dengan tenaga mendapat aktifitas seharirehabilitasi terapi yang hari secara medik dalam tepat mandiri merencanakan Agar bisa program terapi mengidentifik Level kelemaha yang tepat. asi aktifitas Sirkulasi status px Bantu klien baik untuk Untuk mengidentifik memberikan asi aktifits semangat yang mampu kepada px dilakukan Bantu pasien untuk mengembangk an motifasi diri dan penguatan
4
Defisiesi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi
5
Ansietas berhubungan dengan penyakit
6
Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan ganguan sesnsori motorik infeksi saluran kemih
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan Pasien dan keluarga mampu melakukan prosedur yang dijelaskan secara benar Pasien san keluarga mampu menjelaskan kembali apa yag di jelaskan perawat /tim kesehatan lain Klien mampu mengidentifika si dan mengungkapka n gejala cemas Vital sign dalam batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukan berkurangnya kecemasan Kandung kemih kosong secara penuh Inteke cairan dalam rentang normal Balance cairan seimbang
Gambarkan tanda dan gejala yang bisa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
Agar mengetahui tanda dan gejala yang tepat Agar bisa menentukan tindkan yang dilakukan Agar px mengetahui informasi tentang kondisinya
Gunakan Agar bisa pendekaan membina yang hubungan menenangkan saling percaya Dengarkan Agar bisa dengan penuh membina perhatian hubungan saling percaya Identifikasi tingkat Agar px tidak kecemasan cemas saat melakukan tindakan
Masukan Untuk kateter kemih memenuhi pengeluaran Memantau cairan pasien asupan dan keluaran Agar tidak terjadi Ajarkan kesalahan pasien/ pemasuka dan keluarga pengeluran pasien untuk asupam merekam output urin Agar px dan keluarga px mengetahui output cairan urin
Daftar Pustaka
Amin, dan Hardhi. 2015. AplikasiAsuhanKeperawatanBerdasarkanDiagnosaMedis dan Nanda Nic-Noc. Jilid 3. Yogyakarta: Mediaction Publishing. Azizah, Nilna. 2015. LaporanPendahuluanAnemia(pdf).Diaksesdari(http://elib.stikesmuhgombong.ac.id /174/1/NILNA%20AZIZAH%20NIM.%20A01301790.pdf) pada tanggal 25 Maret 2019.