Lp Ihd.docx

  • Uploaded by: Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Ihd.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,152
  • Pages: 12
LAPORAN PENDAHULUAN ISCHEMIC HEART DISEASE

Oleh: Agus Setyo Nugroho

(1808003)

Ali Musfiqin

(1808006)

Alif Maerza Dewangga

(1808007)

Andika Oktavian Senja

(1808009)

Bambang Margono

(1808022)

Candra Fahrulrozi S

(1808023)

Daruti Uswatun Khasanah

(1808026)

Deni Riana

(1808027)

Devi Rahma Dani Wulansari (1808030) Dodik Prasetyawan

(1808039)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2019

LAPORAN PENDAHULUAN ISCHEMIC HEART DISEASE

A. Definisi Ischemic Heart Disease (IHD) atau biasa disebut Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau pengahambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung.Karena sumbatan ini, terjadi keseimbangan antara masukan dan kebutuhan oksigen otot jantung yang mengakibatkan kerusakan pada daerah yang terkena, sehingga fungsinya terganggu. Penyakit kardiovaskular atau yang biasa disebut penyakit jantung umumnya mengacu pada kondisi yang melibatkan penyempitan atau pemblokiran pembuluh darah yang bisa menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina) atau stroke. Kondisi jantung lainnya yang mempengaruhi otot jantung, katup atau ritme, juga dianggap bentuk penyakit jantung (American Heart Association, 2017).

B. Klasifikasi Berikut adalah penjelesan dari klasifikasi penyakit jantung: 1.

Diagnosis Normal Jantung normal merupakan kondisi dimana jantung bekerja secara normal untuk memompa darah dan menyuplai oksigen keseluruh tubuh.

2.

Diagnosis Hypertensive Heart Disease (HHD) Hypertensive heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan kerana peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung (theHeart.org, 2014).

3.

Diagnosis Congestive Heart Failure (CHF) Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat (Udjianti, 2010)

4.

Diagnosis Angina Pectoris Angina pectoris adalah istilah medis untuk nyeri dada atau ketidaknyamanan akibat penyakit jantung koroner.Hal itu terjadi ketika otot jantung tidak mendapat darah sebanyak yang dibutuhkan.Hal ini biasanya terjadi karena satu atau lebih arteri jantung menyempit atau tersumbat, biasa juga disebut iskemia (American Heart Association, 2016).

C. Etiologi Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Ischemic Heart Disease (IHD) atau penyakit jantung antara lain ; Faktor resiko: 1.

2.

Suplay oksigen ke jantung berkurang, yang disebabkan oleh : a.

Faktor pembuluh darah, antara lain : aterosklerosis, spasme, arteritis

b.

Faktor sirkulasi : hipertensi, stenosis aorta, insufisiensi

c.

Faktor daraah : anemia, hipokalsemia

Curah jantung yang meningkat Aktivitas, emosi, makan terlalu banyak, anemia, hipertiroidisme, kebutuhan oksigen ke jantung meningkat.

4.

Diet Tidak Sehat Diet lemak jenuh, dan kolesterol mengakibatkan penyakit jantung. Selain itu, terlalu banyak garam (sodium) dalam makanan bisa menaikkan kadar tekanan darah.

5.

Kurang Aktivitas Tidak cukup aktivitas fisik mengakibatkan penyakit jantung, hal ini juga dapat meningkatkan kemungkinan memiliki kondisi medis lain yang merupakan faktor resiko, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.

6.

Obesitas Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh. Obesitas dikaitkan dengan kadar kolesterol dan trigliserida yang lebih tinggi dan menurunkan kadar kolesterol "baik". Selain penyakit jantung, obesitas juga bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan diabetes.

7.

Alkohol Konsumsi alkohol bisa menaikkan kadar tekanan darah dan beresiko terkena penyakit jantung. Ini juga meningkatkan kadar trigliserida, suatu bentuk kolesterol, yang bisa mengeraskan arteri.

8.

Merokok Merokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah, yang meningkatkan resiko kondisi jantung seperti aterosklerosis dan serangan jantung. Selain itu, nikotin meningkatkan tekanan darah, dan karbon monoksida mengurangi jumlah oksigen yang dibawa oleh darah. Paparan asap rokok orang lain dapat meningkatkan resiko penyakit jantung bahkan untuk bukan perokok.

9.

Tekanan darah tinggi Tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko utama penyakit jantung. Ini adalah kondisi medis yang terjadi saat tekanan darah di arteri dan pembuluh darah lainnya terlalu tinggi. Tekanan darah tinggi sering disebut "silent killer" karena banyak orang tidak memperhatikan gejala sinyal darah tinggi. Menurunkan tekanan darah dengan perubahan gaya hidup atau dengan pengobatan bisa mengurangi resiko penyakit jantung dan serangan jantung.

10. Kolesterol Tinggi Kolesterol adalah zat berlemak, seperti lemak yang dibuat oleh hati atau ditemukan pada makanan tertentu. Jika mengkonsumsi lebih banyak kolesterol daripada yang bisa digunakan tubuh, kolesterol ekstra bisa terbentuk di dinding arteri, termasuk di jantung. Hal ini menyebabkan penyempitan arteri dan bisa menurunkan aliran darah ke jantung, otak, ginjal, dan bagian tubuh lainnya. Kolesterol tinggi adalah istilah yang digunakan untuk kadar low-density lipoprotein, atau LDL, yang dianggap "buruk" karena dapat menyebabkan penyakit jantung. Kadar kolesterol lipoprotein high-density yang lebih tinggi, atau HDL, dianggap "baik" karena memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung. 11. Diabetes Diabetes mellitus

juga meningkatkan

resiko penyakit

jantung.

Tubuh

membutuhkan glukosa (gula) untuk energi. Insulin adalah hormon yang dibuat di pankreas yang membantu memindahkan glukosa dari makanan yang ke sel tubuh. Jika menderita diabetes, tubuh tidak cukup membuat insulin, tidak dapat menggunakan insulin sendiri dengan baik. Diabetes menyebabkan gula terbentuk

di dalam darah. Resiko kematian akibat penyakit jantung bagi orang dewasa dengan diabetes adalah dua sampai empat kali lebih tinggi daripada orang dewasa yang tidak menderitadiabetes. 12. Genetika dan Riwayat Keluarga Faktor genetik kemungkinan berperan dalam tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kondisi terkait lainnya. Namun, kemungkinan juga bahwa orangorang dengan riwayat penyakit jantung keluarga memiliki lingkungan yang sama dan faktor potensial lainnya yang meningkatkan resikonya. Resiko penyakit jantung bisa meningkat bahkan lebih bila faktor keturunan dikombinasikan dengan pilihan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan makan makanan yang tidak sehat. 13. Usia, resiko penyakit jantung meningkat seiring bertambahnya usia. Faktor pencetus : kelelahan dan stress emosional

D. Manifestasi Klinis Angina pertoris merupakan manifestasi klinik yang sering dijumpai. Manifestasi klinik yang lain adalah Angina stabil, Angina prinzmetal, Angina tak stabil. Infark miokard, Silent Myocardial Ischemic (SMI), gagal jantung, disritmia cordis. Tanda dan gejala : 1.

2.

Tanda dan gejala a.

Wajah meringis, merintih, menangis

b.

Peningkatan frekuensi nafas, pucat, maupun sianosis spontan

c.

Takikardi

d.

Gelisah, marah perilaku menyerang

e.

EKG : ditemukan perubahan : gelombang di segmen 5-T gelombang T.

Gejala a.

Nyeri dada yang timbul mendadak dapat atau tidak berhubungan dengan aktivitas tidak hilang dengan nitrogliserin atau istirahat

b.

Lokasi : dada anterior, subternal, dapat menyebar ke tangan, rahang, wajah atau tidak tentu lokasinya

c.

Batuk dan atau tanpa produksi sputum

d.

Pusing berdenyut selama tidur atau saat bangun

e.

Kelebihan, kelemahan dan tidak dapat tidur

f.

Takut mati

E. Patofisologi 1.

Perubahan awal :Terjadinya penimbunan plak-plak aterosklerosis.

2.

Perubahan intermediate :Plak semakin besar dan terjadi obstruksi dari lumen arteri koroner epikardium. Hal ini menyebabkan peningkatan sirkulasi darah, sebanyak 2-3 kali lipat.

3.

Perubahan akhir :Terjadi ruptur pada bagian superficial dari plak sehingga akan terjadi suatu situasi yang tidak stabil dan berbagai macam manifestasi klinik seperti Angine at rest atau miokard. Dengan terpaparnya isi plak dengan darah, akan memicu serangkaian proses platetel agrefi yang akhirnya akan menambah obstruksi dari luman pembuluh darah tersebut.

4.

Iskemia miokard :Peristiwa ini akan menimbulkan serangkaian perubahan pada fungsi diastolic. Kemudian pada fungsi sistolik. Menyusul dengan perubahan impul listrik (gelombang ST-T) dan akhirnya timbul keadaan infark miokard.

F. Pathways Faktor resiko (hipertensi, diabetes, kurang aktivitas) Peradangan pembuluh darah spasme pembuluh darah anemia perdarahan emboli perokok Arterosklerosis hipertensi Suplai darah tidak adekuat kolesterol darah Arteri koronari kekurangan O2 Ischemic Metabolisme anaerob As. Laktat pada miokardium  Nyeri > 30 menit Infark Kerusakan otot jantung

Gangguan kontraksi COP menurun

Kongesti vena pulmonal

HR meningkat

Gagal jantung kongestif

Edema paru

Beban jantung 

Perubahan perfusi jaringan

Gangguan pertukaran gas

G. Penatalaksaan 1.

Istirahat total

2.

Diet makanan rendah garam

3.

Berikan oksigen 2-4 liter

H. Pemeriksaan Penunjang 1.

EKG (Elektrokardiografi) Adanya gelombang patologik disertai peninggian 5-T segmen yang konveks dan diikuti gelombang T yang negative dan simetrik. Kelainan Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 sec) dan dalam (Q/R lebih dari 1/4).

2.

Laboratorium a.

Creatinin Posfakinase (CPK) 150 enzim CKMB meningkat Hal ini terjadi karena kerusakan otot, maka enzim intrasel dikeluarkan ke dalam aliran darah. Normal 0-1 mu/ml.

b.

SGOT (Serum Glutamie Oxalatransaminase Test) Normal kurang dari 12 mu/ml. Kadar enzim ini naik pada 12-24 jam setelah serangan.

c.

LDH (Leatie De-Hydrogenase) Normal kurang dari 196 mu/ml. kadar enzm biasanya baru mulai naik setelah 48 jam.

3.

Pemeriksaan lain :ditemukan peninggian LED, lekositosis ringan, dan kadang hiperglikemi ringan.

4.

Radiologi :pembesaran dari jantung.

I. Komplikasi 1.

Gagal Ginjal Kongestif Merupakan kongestif sirkulatif akibat disfungsi miokardium.Infark miokardium mengganggufungsi miokardium karena menyebabkan pengurangan kontraktilitas, gerakan dinding yang abnormal, dan menambah daya kembang ruang jantung.Dengan berkurangnya kemampuan ventrikel kiri untuk mengosongkan ruang,

volume

kuncup

meningkat.Akibatnya

berkurang,

tekanan

vena

sehingga pulmonalis

tekanan

ventrikel

meningkat

dan

kiri dapat

menyebabkan transudasi, hingga udema paru sampai terjadi gagal jantung kiri.Gagal jantung kiri dapat berkembang menjadi gagal jantung kanan.

2.

Syok Kardiogenik Diakibatkan karena disfungsi nyata ventrikel kiri sudah mengalami infark yang massif. Timbul lingkaran setan hemodinamik progresif hebat yang irreversible, yaitu : penurunan perfusi perifer, penurunan perfusi coroner, peningkatan kongesti paru

3.

Disfungsi Otot Papilaris Disfungsi iskemik atau ruptur nekrosis otot papilaris akan mengganggu fungsi katub mikralis, memungkinakan eversi daun katub ke dalam atrium selama sistolik.

4.

Defek Septum Ventrikel Nekrosis septum interventrikularis dapat menyebabkan ruptur dinding septum sehingga terjadi defek septum ventrikel.Akibatnya curah jantung sangat berkurang disertai peningkatan kerja ventrikel kanan dan kongesti.

5.

Ruptur Jantung Ruptur dinding ventrikel jantung yang bebas dapat terjadi pada awal perjalanan infark selama fase pembuangan jaringan nekrotik sebelum pembentukan parut.

6.

Tromboembolisme Nekrosis endotel ventrikel akan membuat permukaan endotel menjadi kasar yang merupakan faktor predisposisi pembentukan thrombus. Pecahan thrombus terlepas dan dapat terjadi embolisme sistemik.

7.

Perikarditis Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang langsung kontak dengan pericardium menjadi besar sehingga merangsang permukaan pericardium dan menimbulkan reaksi peradangan.Kadang terjadi efusi perikardial.

8.

Sindrom dressler Sindrom pasea infark miokardium ini merupakan respon peradangan jinak yang disertai nyeri pada pleura perikardial.Diperkirakan sindrom ini merupakan reaksi hipersensitivitas terhadap miokardium yang mengalami nekrosis.

9.

Aritmia Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologis sel-sel miokardium.Perubahan ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel.

J. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan Pengkajian sistematis pada pasien dengan penyakit jantung koroner meliputi riwayat yang cermat khususnya yang berhubungan dengan gambaran gejala nyeri dada, sulit bernafas (dipnea, palpitasi, pingsan (sinkop) atau keringat dingin (diaporesis).Masing-masing gejala harus dievaluasi waktu dan durasinya, serta faktor yang mencetuskan dari yang meringankan. Pengkajian lain yang penting juga untuk diperhatikan adalah pengkajian fisik yang lengkap dan tepat. Hal ini sangat penting untuk mendeteksi adanya komplikasi yang mungkin muncul. Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan penyakit jantung koroner antara lain : tingkat kesadaran pasien, nyeri dada yang muncul pada pasien, frekuensi dan irama jantung, bunyi jantung, murmur jantung atau frietion rub, tekanan darah pasien, denyut nadi perifer, tempat infus intravena, warna kulit, dan suhu, frekuensi pernafasan, nafas pendek, fungsi gastrointestinal, serta status volume cairan.

2. Diagnosa Keperawatan a.

Nyeri berhubungan dengan ketidakseimbangan suplay O2 dengan Tuntutan kebutuhan miokard Tujuan : pasien akan mengungkapkan nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan. Intervensi: 1) Kaji penyebab, faktor yang memberatkan atau meringankan skala nyeri, daerah nyeri, skala waktu timbulnya nyeri 2) Kaji kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan nyeri dada 3) Kaji tanda-tanda vital pasien 4) Kaji tanda-tanda hypoxemia, beri terapi O2 jika perlu 5) Pertahankan istirahat selama pasien merasa sakit 6) Atur posisi tidur pasien dengan posisi semi fowler 7) Beri analgetik sesuai petunjuk

b.

Cardiac

output

menurun

berhubungan

dengan

faktor-faktor

elektrik

(distritmia), penurunan kontraksi miokard, kelainan struktur (disfungsi muskulus pepilaris dari ruptur septum ventrikel)

Tujuan : pasien akan menunjukkan keadaan jantung yang stabil atau tidak setelah dilakukan tindakan keperawatan. Intervensi : 1) Pasang IV line 2) Pertahankan bed rest dengan kepala elevasi 300 selama 24-48 jam pertama 3) Kaji dan monitor TTV dan hemodinamik per 1-2 jam 4) Monitor dan catat EKG secara continue untuk mengkaji ritme, rate, dan setipa perubahan per 2-4 jam 5) Kaji dan laporkan tanda penurunan CO c.

Kecemasan meningkat berhubungan dengan kebutuhan tubuh Tujuan : pasien akan menunjukkan kecemasannya berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan. Intervensi : 1) Kaji tanda-tanda dan ekspresi verbal dari kecemasan 2) Lakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan dengan menciptakan lingkungan tenang 3) Temani pasien selama periode kecemasan tinggi 4) Berikan penjelasan mengenai prosedur dan pengobatan 5) Dorong pasien mengekspresikan perasaan 6) Rujuk ke penasehat spiritual jika perlu

d.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan insufisiensi O2 sekunder akibat penurunan curah jantung Tujuan : pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur/maju dengan frekuensi jantung dan tekanan darah dalam batas normal setelah dilakukan tindakan keperawatan. Intervensi : 1) Dokumentasikan frekuensi jantung, irama, dan perubahan tekanan darah sebelum, selama, dan sesudah aktivitas 2) Tingkatkan istirahat 3) Batasi aktivitas yang cepat menimbulkan kelelahan 4) Anjurkan pasien menghindari peningkatan tekanan abdomen, misalnya : mengejan saat defekasi

DAFTAR PUSTAKA Braverman, E., (2009). Dua Penyebab Penyakit Jantung: Tekanan Darah dan Kenaikan Kadar Kolesterol, http://www.jantunghipertensi.com-jantunghipertensi Corwin J, Elisabeth. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC Mutaqin, Arif. (2009). B.A Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika Mutaqin, Arif. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC

Related Documents

Lp
August 2019 105
Lp
November 2019 101
Lp
May 2020 74
Lp
October 2019 102
Lp
October 2019 96
Lp Pneumoia.docx
December 2019 0

More Documents from "imam masrukin"

Lp Ihd.docx
May 2020 18
Lp Bph.docx
December 2019 20
Analisa Jurnal.docx
December 2019 28
Lp Dm-1.doc
December 2019 20
Review Jurnal Kmb.docx
December 2019 19