Lp Hemoroid.docx

  • Uploaded by: Dina Antari
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Hemoroid.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,936
  • Pages: 13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.E DENGAN HEMOROID

Oleh :

1. Ni Putu Wiwin Purniyawati

(16.321.2472)

2. Ni Wayan Adelia Armita

(16.321.2473)

3. Ni Wayan Dina Antari

(16.321.2474)

4. Ni wayan Sukmawati

(16.321.2475)

5. Pande Putu Oktaviana

(16.321.2476)

6. Putu Yunita Pratiwi

(16.321.2477)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN DENPASAR 2018

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KASUS DENGAN HEMOROID

Oleh :

1. Ni Putu Wiwin Purniyawati

(16.321.2472)

2. Ni Wayan Adelia Armita

(16.321.2473)

3. Ni Wayan Dina Antari

(16.321.2474)

4. Ni wayan Sukmawati

(16.321.2475)

5. Pande Putu Oktaviana

(16.321.2476)

6. Putu Yunita Pratiwi

(16.321.2477)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN DENPASAR 2018

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Definisi Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yangberasal dari flexus hemorrhoidalis. Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subcutan) di bawah atau luar linea dentat. Hemoroid interna adalah pelebaran vena yang berada di bawah mukosa ( submokosa ) di atas atau di dalam linea dentate. (sudoyo Aru,dkk2009) 2. Etiologi Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor – faktor resiko atau pencetus, seperti : 1. Mengedan pada buang air besar yang sulit 2. Pola buang air besar yang salah ( lebih banyak menggunakan jamban duduk, terlalu lama duduk di jamban sambil membaca, merokok ) 3. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor ( tumor udud, tumor abdomen ) 4. Kehamilan ( disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan perubahan hormonal ) 5. Usia tua 6. Konstipasi kronik 7. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik 8. Hubungan seks peranal 9. Kurang minum air dan makan makanan berserat ( sayur dan buah ) 10. Kurang olahraga atau imobilisasi 3. Klasifikasi dan derajat (sudoyo Aru, dkk 2009 ) Berdasarkan gambaran klinis hemoroid interna dibagi : 1. Derajat 1 : Pembesaran yang tidak prolaps keluar kanal anus. hanya dapat dilihat dengan anorektoskop 2. Derajat 2 : Pembesaran hemoroid yang prolpas dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus secara sepontan 3. Derajat 3 : Pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari 4. Derajat 4 : prolaps hemoroid yang permanen. Rentang dan cenderung untuk mengalami thrombosis dan infark. Secara anoskopi hemoroid dapat dibagi atas : 1. Hemoroid eksterna ( diluar atau di bawah linea dentate )

2. Hemoroid interna ( di dalam atau di atas linea dentate ) 4. Manifestasi klinis 1. Timbul rasa gatal dan nyeri 2. Perdarahan berwarna merah terang saat defekasi 3. Pembengkakan pada area anus 4. Nekrosis pada area sekitar anus 5. Perdarahan prolaps 5. PATOFISIOLOGI Menurut Price dan Wilson (2006), serta Sudoyo (2006) patofisiologi hemoroid adalah akibat dari kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan venous rektum dan vena hemoroidalis. Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor-faktor risiko/ pencetus dan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Faktor risiko hemoroid antara lain factor mengedan pada

buang

air

besar

yang

sulit,

pola

buang

air

besar

yang

salah

(lebih banyak memakai jamban duduk, terlalu lama duduk di jamban sambil membaca, merokok), peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor usus, tumor abdomen), kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik,diare kronik atau diare akut yang berlebihan, hubungan seks peranal, kurang minum air, kurang makan makanan berserat (sayur dan buah), kurang olahraga/imobilisasi. Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rectum. Penyakit hati kronis yang disertai

hipertensi

portal

sering

mengakibatkan

hemoroid, karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah kedalam sistem portal. Selain itu sistem portal tidak memiliki katup, sehingga mudah terjadi aliran balik. Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior adalah melalui vena mesenteric superior, vena mesentrika inferior, dan vena hemoroidalis superior (bagian dari sistem portal yang mengalirkan darah ke hati). Vena hemoroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka sehingga merupakan bagian sirkulasi sistemik. Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior, media, dan inferior, sehingga

tekanan

portal

yang

meningkat

dapat

menyebabkan

terjadinya

aliran balik ke dalam vena dan mengakibatkan hemoroid (Price dan Wilson, 2006).

6. Manifestasi klinis 6. Timbul rasa gatal dan nyeri 7. Perdarahan berwarna merah terang saat defekasi 8. Pembengkakan pada area anus 9. Nekrosis pada area sekitar anus 10. Perdarahan prolaps 7. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan colok dubur Diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum. Pada haemoroid interna tidak dapat di raba sebab tekanan vena didalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri. 2. Anoskop : Diperlukan untuk melihat haemoroid interna yang tidak menonjol keluar. 3. Proktosigmoidoskopi : Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi. 8. Penatalaksaan 1. Penatalaksaan konservatif a. Koreksi konstipasi jika ada, meningkatkan komsumsi serat, laksatif, dan menghindari obat – obatan yang dapat menyebabkan konstipasi seperti kodeim. ( Daniel,W.J ) b. Perubahan gaya hidup lainnya seperti meningkatkan konsumsi cairan, menghindari konstipasi dan mengurangi mengejan saat buang air besar c. Kombinasi antara anestesi lokal, kortikosteroid, dan antiseptik dapat mengurangi gejala gatal – gatal dan rasa tak nyaman pada hemoroid. Penggunaan steroid yang berlama - lama harus di hindari untuk mengurangi efek samping. Selain itu suplemen flavonoid dapat membantu mengurangi tonus vena, mengurangi hiperpermeabilitas serta efek antiimplamasi meskipun belum diketahui bagaimana mekanismenya. ( Acheson,A.G) 2. Pembedahan Apabila hemoroid internal derajat 1 yang tidak membaik dengan pentalaksanaan konservatif maka dapat dilakukan tindakan pembedahan. HIST ( Hemorroid institute of south texas) menetapkan indikasi tatalaksana pembedahan hemoroid antara lain : (Acheson,A.G)

a. Hemoroid internal derajat II berulang b. Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala c. Mukosa rectum menonjol keluar anus d. Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti fisura e. Kegagalan penatalaksanaan konservatif f. Permintaan pasien Pembedahan yang sering dilakukan yaitu : ( Halverson,A&Acheson,A.G) a. Skleroterapi b. Rubber band ligation c. Infrared thaermocoagulation d. Bipolar diathermy e. Laser haemorrhoidectomy f. Doppler ultrasound guide haemorrhoid artery ligation g. Cryotherapy

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1.

Pengkajian (data subjektif dan objektif) Data subjektif: - Pasien mengatakan nyeri, gatal saat BAB dan berwarna merah terang saat defekasi, merasa bengkak pada area anus. Data objektif: - Pasien tampak gelisah, pucat dan lemas.

2.

Diagnose keperawatan yang mungkin muncul 1. Nyeri akut b.d iritasi, tekanan dan sensitifitas pada area rectal/anal sekunder akibat penyakit anorektal dan spasme sfingter pada pascaoperatif d.d pasien mengeluh nyeri,gelisah, nadi meningkat 2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigenasi, imobilitas d.d pasien meneluh lelah dan lemah. 3. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d pasien merasa bingung, merasa khawatir akibat dari kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi, pusing. 4. Konstipasi b.d ketidak cukupan asupan cairan d.d pengeluaran feses lama dan sulit, mengejan saat defekasi.

5. Resiko insfeksi b.d adanya luka operasi, imunitas tubuh menurun. 3. Perencanaan DX

Perencanaan

N

Ke

O

p

1

Dx

Setelah dilakukan

1. Observasi :

1

intervensi selama

-

Tujuan

Intervensi

-

nyeri

3x24 jam diharapkan pasien mampu

Monitor manajemen

Rasional

-

Monitor kemampuan

Mengetahui tingkat/ status nyeri pasien

-

Mengetahui

kemampuan

mengendalikan

pasien mengontrol

pasien dalam mengontrol

nyerinya dengan

nyeri

nyerinya

dengan kriteria hasil: a. Mengenali

2. Nursing treatment - Lakukan pengkajian nyeri secara

terjadinya nyeri

b. Mampu menggambarkan

menggunakan tindakan mengurangi nyeri tanpa analgesik

d. Mampu melaporkan nyeri

Mengetahui skala atau tingkat nyeri pasien

konprehensif -

faktor penyebab

c. Mampu

-

Ajarkan prinsip

-

nyeri secara mandiri

manajemen nyeri -

Pasien mampu mengontrol

Ajarkan menggunakan teknik

-

Mengurangi frekuensi dan intensitas nyeri

relaksasi dan distraksi nafas dalam 3. Edukasi - Jelaskan terkait dengan manajemen

-

efek nyeri yang

nyeri

ditimbulkan

4. Kolaborasi - Mengkolaborasikan dengan dokter terkait pemberian terapi analgesik

Mengurangi respon dan

-

Mengetahui status dan elastisitas kulit

2

Dx 2

Setelah dilakukan

1. Observasi :

tindakan

- Observasi vital sign

keperawatan selama

2. Nursing treatmen

1x24 jam diharapkan

- Bantu aktivitas

-

Mengetahui penurunan/ peningkatan vital sign

-

Meminimalkan kelelahan

pasien mampu

perawatan diri yang

dan membantu

melakukan aktivitas

diperlukan

meningkatkan perawatan

seacra mandiri

- Dorong untuk sering

dengan kriteria hasil:

mengubah posisi,

-

Dapat BAK dan

bantu klien untuk

BAB sendiri

bergerak secara

Dapat makan dan

perlahan

-

-

minum secara

3. Edukasi

mandiri

- Pengetahuan terkait

Keadaan umum

diri -

Untuk mencegah terjadinya luka dekubitus

-

penyakit klien

Menambah wawasan tentang penyakit klien

baik

dapat meningkatkan pengertian klien tentang penyakitnya sehingga dapat mengurangi kecemasan klien 4. Kolaborasi - Mengkolaborasikan

-

Obat yang diberikan dapat

dengan dokter terkait

membantu kesembuhan

pemberian terapi

pasien

analgetik 3

DX Setelah dilakukan 3

tindakan

1. Observasi - Pantau vital sign dan

-

Mengetahui kondisi klien

keperawatan 1x24

pahami persepektif

dan untuk memahami

jam diharapkan

pasien terhadap

sejauh mana cara pandang

paien mampu

situasi stress

pasien terhadap situasi

mengendalikan

2. Nursing treatmen

ketakutan/

- Dorong keluarga

yang dihadapi -

Memberikan motivasi bagi

kecemasannya

untuk menemani

pasien untuk mempercepat

dengan kriteria hasil:

anaknya

proses penyembuhan

-

Klien mampu mengidentifikasi

-

-

kecemasan

Untuk mengetahui seberapa tingkat

dan

kecemasan yang dirasakan

mengungkapkan

pasien

gejala cemas -

- Identifikasi tingkat

Mampu

- Intruksikan pasien

-

untuk teknik relaksasi

Membantu mengontrol/mengalihkan

menunjukan

rasa nyeri dan

teknik

memusatkan kembali

mengontrol

perhatian yang dpt

cemas

meningkatkan koping

TTV batas

3. Edukasi

normal

- Jelaskan terkaait

stress -

Untuk memberi

dengan tingkst

pengetahuan agar pasien

kecemasan

paham dan mampu mengendalikan timgkat

4. Kolaborasi - Mengkolaborasikan

kecemasan yang dirasakan -

Obat yang diberikan dapat

dengan dokter terkait

membantu mengurangi

pemberian therapy

nyeri pasien.

analgesik

4

DX Setelah dilakukan keperawatan selama 4 2x24 jam diharapkan pasien mampu BAB dengan lancar dengan kriteria hasil: -

-

1. Observasi - Monitor tanda dan

-

gejala konstipasi

Mempermudah dalam memberikan tindakan

- Monitoring

selanjutnya

feses,frekuensi,konsis Mempertahankan tensi dan volume bentuk feses 2. Nursing treatment Bebas dari ketidaknyamana - Monitoring bising n dan konstipasi usus Feses lunak dan berbentuk

Mengetahui konsistensi,frekuensi,volu me bau,warna feses klien Bising usus membantu dalam menentukan respon untuk mengetahui kemungkinan komplikasi

3. Edukasi - Jelaskan terkait

dan penurunan absorsi air. -

Memberikan pemahaman

dengan

dari penyebab penyakit

etiologi/penyakit

yang diderita

terhadap pasien 4. Kolaborasi - Mengkolaborasikan

-

Obat yang diberikan dapat

dengan dokter terkait

membantu melancarkan

pemberian terapy

pencernaan.

analgesik 5

DX Setelah dilakukan 1. Observasi 5 tindakan 1x24 jam - Monitoring kerentanan diharapkan klien terhadap infeksi bebas dari tanda dan gejala infeksi dengan kriteria hasil: -

-

Menunjukan kemampuan 2. Nursing treatment untuk mencegah timbulnya infeksi - Pertahankan teknik Menunjukan isolasi perilaku hidup - Instruksukan pada sehat penghujung untuk mencuci tangan saat

Untuk mengetahui tinggi/rendahnya tingkat infeksi pada klien sehingga memudahkan pengambilan tindakan selanjutbya

-

Untuk mencegah penyebaran atau melindungi pasien dari proses infeksi lain

-

dan setelah

Untuk meminimalisir sumber kuman

berkunjung 3. Edukasi - Jelaskan terkait cara

-

menghindari infeksi

Untuk memberi pengetahuan agar pasien paham dan mampu mengikuti intruksi yang

4. Kolaborasi - mengkolaborasikan

diberikan -

Untuk mencegah

dengan dokter terkait

terjadinya infeksi setelah

pemberian antibiotik

post off

(ceftizoxime 2 gr)

4. Evaluasi Evaluasi terhadap masalah hemoroid dilakukan dengan menilai masalah keperawatan yang muncul. Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dan hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap keperawatan yang diberikan. Langkah-langkah pasien: 1. Daftar tujuan pasien. 2. Melakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu. 3. Dibandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien. 4. Diskusikan kepada pasien apakah tujuan dapat tercapai/tidak. Jika tujuan tidak dapat tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluar yang terbaik, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan intervensi.

DAFTAR PUSTAKA Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol2. Jakarta. Nurarif Hardi Kusuma.A.H. 2015. Aplikasi Nanda NIC-NOC. Jogjakarta: Penerbit Mediaction.

Mengetahui

Pembimbing CT

Pembimbim CI

Ns. I Made Sudarma Adiputra,S.Kep.,M.Kes Nik :

Ns. I Wayan Cameng P, S.Kep Nik :

Mahasiswa

............................................................................ Nim :

Related Documents

Lp
August 2019 105
Lp
November 2019 101
Lp
May 2020 74
Lp
October 2019 102
Lp
October 2019 96
Lp Pneumoia.docx
December 2019 0

More Documents from "imam masrukin"