TUGAS KMB I LAPORAN PENDAHULUAN EKG Oleh : SUARNIDA (1814201266)
A. Pengertian Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung (Price, 2006). Sewaktu impuls jantung melewati jantung, arus listrik akan menyebar ke jaringan di sekeliling jantung, dan sebagian kecil dari arus listrik ini akan menyebar ke segala arah di seluruh permukaan tubuh. Impuls yang masuk ke dalam jantung akan membangkitkan sistem konduksi pada jantung sehingga terjadi potensial aksi. Dalam potensial aksi jantung secara umum, terdapat dua fase yang terjadi, yaitu depolarisasi dan repolarisasi. Depolarisasi adalah rangsangam ketika gelombang rangsang listrik tersebar dari nodus SA melalui sistem penghantar menuju miokardium untuk merangsang otot berkontraksi. Sedangkan repolarisasi adalah pemulihan listrik kembali. Tindakan Jantung memiliki suatu sistem dimana selnya mempunyai kemampuanuntuk membangkitkan dan menghantarkan impuls listrik secara spontan. Kegiatan listrik jantung dihubungkan dengan perjalanan impuls dari jantung yangdihantaran menuju jaringan tubuh dan diukur pada permukaan tubuh menggunakan galvanometer. Galvanometer yang khusus digunakan untuk mendeteksi dan meningkatkan aktivitas listrik yang lebih kecil dari jantung dankemudian dapat digambarkan pada kertas yang berjalan disebut Elektrokardiogram(EKG). EKG dapat mencatat aktivitas listrik miokardium dari 12 posisi yang berbeda - 3 posisi standar, 3 posisi unipolar, dan 6 posisi dada.Elektrokardiograf juga dapat didefinisikan sebagai alat diagnosa yang sudah umum dan sering digunakan dalam rangka mengukur aktivitas elektrik jantung dengan bentuk gelombang (McCann, 2004). Impuls yang bergerak akibat adanya sistemkonduksi jantung menciptakan elektriksitas yang kemudian dapat dimonitor daripermukaan tubuh.Pemasangan elektrode di kulit individu dapat mendeteksi elektriksitas tersebut dan mentransmisi tersebut ke instrumen dan merekamnya(elektrokardiogram) sebagai aktivitas jantung (McCann, 2004). Jadi pengertian EKG adalah rekaman aktivitas listrik jantung atau bioelektrikal pada jantung yang digambarkan dengan sebuah grafik EKG atau dengan katalain grafik EKG menggambarkan rekaman aktifitas listrik jantung. B. Tujuan Tindakan : 1. Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia). 2. Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial danventrikel). 3. Mengetahuiadanya pengaruh atau efek obat-obat jantung. 4. Mengetahui adanya gangguan elektrolit. 5. Mengetahui adanya gangguan perikarditis. 6. Mengidentifikasi gangguan ritme dan konduksi jantung dan pembesaran rongga jantung.
C. Indikasi pemeriksaan EKG pada kondisi berikut: 1. Pasien yang dicurigai sindroma koroner akut. 2. Pasien dengan aritmia. 3. Pasien dengan gangguan konduksi jantung. 4. Pasien dengan gangguan elektrolit, terutama kalium. 5. Pasien dengan kecurigaan keracunan obat. 6. Evaluasi pasien yang terpasang implan defibrillator dan pacu jantung 7. Sebagai monitoring pada sindroma koroner akut, aritmia dan gangguan elektrolit paska terapi.[1]
D. Kontra Indikasi Tidak ada kontraindikasi absolut pada tindakan pemeriksaan EKG. Satu-satunya alasan untuk tidak melakukan pemeriksaan EKG adalah bila pasien menolak. Pada kondisi yang lebih jarang, dapat terjadi alergi pada pasien akibat penggunaan elektroda yang melekat di kulit. Namun, pada saat ini sudah banyak alat EKG dengan elektroda berbahan hipoalergik
E. Prosedur pelaksanaan EKG Elektroda EKG akan ditempelkan pada dada, pergelangan tangan dan kaki, jadi sebaiknya Anda (terutama wanita) menggunakan pakaian dengan atasan dan bawahan yang terpisah. Ini untuk mempermudah pemasangan elektroda EKG. Jika lokasi penempelan elektroda EKG didapati banyak bulu, bisa saja dokter memerintahkan untuk mencukurnya terlebih dahulu. Sensor yang disebut dengan elektroda akan dilekatkan pada dada, pergelangan tangan dan kaki, baik dengan menggunakan semacam cangkir hisap atau gel lengket. Elektroda ini selanjutnya akan mendeteksi arus listrik yang dihasilkan jantung yang diukur dan dicatat oleh mesin elektrokardiograf. Tiga jenis utama EKG, meliputi: a. EKG istirahat (resting ECG) - pasien berbaring. Selama tes pasien tidak diperbolehkan bergerak, karena impuls listrik lain dapat dihasilkan oleh otot-otot lain selain jantung yang dapat mengganggu pemeriksaan jantung Anda. Jenis EKG ini biasanya memakan waktu lima sampai sepuluh menit. b. EKG ambulatory (ambulatory ECG) - EKG ambulatory atau Holter dilakukan dengan menggunakan alat perekam portabel yang dipakai setidaknya selama 24 jam. Pasien bebas untuk bergerak secara normal sementara monitor terpasang. Jenis EKG ini digunakan untuk pasien yang gejalanya intermiten dan mungkin tidak muncul selama tes EKG istirahat. Orang yang sembuh dari serangan jantung dapat dimonitor dengan cara ini untuk memastikan ketepatan fungsi jantungnya. c. Test stres jantung - tes ini digunakan untuk merekam EKG pasien sementara pasien menggunakan alat seperti sepeda atau berjalan diatas treadmill. Jenis EKG ini membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit.
A. Alat a. Mesin EKG. b. Kabel untuk sumber listrik. c. Kabel untuk bumi (ground). d. Kabel elektroda ekstremitas dan dada. e. Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat. f. Balon penghisap elektroda dada. g. Jelly. h. Kertas tissue. i. Kapas Alkohol. j. Kertas EKG. k. Spidol. B. Pasien. a. Pasien diberitahu tentang tujuan perekaman EKG. b. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama perekaman. c. Cara menempatkan elektrode sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien di sekitar pemasangan manset, beri jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien. d. Elektrode ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan telapak tangan. e. Pada ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam. f. Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan. Kemudian kabel-kabel dihubungkan : Merah (RA / R) lengan kanan. Kuning (LA/ L) lengan kiri. Hijau (LF / F ) tungkai kiri . Hitam (RF / N) tungkai kanan (sebagai ground). g. Hubungkan kabel dengan elektroda: Kabel merah dihubungkan pada elektroda di pergelangan tangan kanan. Kabel kuning dihubungkan pada elektroda di pergelangan tangan kiri. Kabel hijau dihubungkan pada elektroda di pergelangan kaki kiri. Kabel hitam dihubungkan pada elektroda di pergelangan kaki kanan. h. Bersihkan permukaan kulit di dada klien yang akan dipasang elektroda prekordial dengan kapas alkohol dan beri jelly pada setiap elektroda, pasangkan pada tempat yang telah dibersihkan. i. Hubungkan kabel dengan elektroda : C1 : untuk Lead V1 dengan kabel merah. C2 : untuk Lead V2 dengan kabel kuning. C3 : untuk Lead V3 dengan kabel hijau. C4 : untuk Lead V4 dengan kabel coklat C5 : untuk Lead V5 dengan kabel hitam C6 : untuk Lead V6 dengan kabel ungu.
Pada C2 dan C4 merupakan titik-titik untuk mendengarkan bunyi jantung I dan II. C. Cara Merekam EKG. a. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan. b. Periksa kembali standarisasi EKG. c. Kalibrasi 1 mv (10 mm). d. Kecepatan 25 mm/detik. Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak, tombol kalibrasi ditekan 2-3 kali berturutturut dan periksa apakah 10 mm. e. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturut-turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR, aVL, aVF, VI, V2, V3, V4, V5,V6. Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3kali, setelah itu matikan mesin EKG. f. Rapikan pasien dan alat-alat. g. Catat di pinggir kiri atas kertas EKG: Nama pasien, Umur, Tanggal/Jam, Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah. h. Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa. i. Hal-hal penting yang harus diperhatikan : Status kesehatan klien, pantau setiap saat. Pemasangan EKG harus sesuai dengan cara yang benar. Pasien diusahakan jangan terkena besinya, jangan batuk, dan tidak mengobrol, karena akan mempengaruhi hasil EKG.
F. Hal-hal penting yang harus diperhatikan Nama pasien. Status klien (usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, tekanan darah). Tanggal/jam. Dokter yang merawat. Yang membuat perekaman pada kiri bawah. Rekam medik pasien. Frekuensi jantung per menit. Irama jantung. Informed Consent
Pemberian informed consent oleh pasien diperlukan sebelum dilakukan tindakan. Bila pasien tidak memberikan informed consent maka tindakan pemeriksaan EKG tidak dapat dilakukan. Bila pasien sadar, informed consent dilakukan pada pasien. Bila pasien tidak sadar, informed consent dilakukan pada keluarga/ pengantar pasien. Pada kondisi gawat darurat, informed consent dapat dilakukan secara verbal, setelah tindakan dilanjutkan dengan informed consent tertulis bila diperlukan. Cek Identitas Periksa kesesuaian identitas pasien berupa nama, usia dan tanggal lahir untuk memastikan ketepatan pasien. Pasien diminta membuka baju, memaparkan bagian dada, pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
Pasien diminta melepaskan sepatu, kaus kaki, sarung tangan, jam, gelang, dan aksesoris lain yang terbuat dari logam. Memastikan bagian yang akan ditempelkan elektroda yakni dada, pergelangan tangan dan pergelangan kaki bersih. Bila diperlukan dapat dibersihkan dengan kassa basah atau alkohol. Perlekatan yang tidak baik antara kulit dan elektroda dapat mengganggu hasil perekaman jantung. Pada pria yang memiliki bulu dada yang mungkin mengganggu perlekatan elektroda, dapat dicukur dengan meminta ijin pasien terlebih dahulu. Pada perempuan, bila memungkinkan diminta untuk melepaskan branya. Karena pemeriksaan ini akan mengekspos bagian tubuh pasien, harus dilakukan di kamar tertutup. Apabila semua elektroda sudah terpasang dengan baik di tubuh pasien dan sudah terhubung dengan kabel, sebisa mungkin pasien ditutupi dengan gaun.
DAFTAR PUSTAKA Arif Mansjoer,dkk.1999.Kapita Selekta Jilid 1. Jakarta : EGC. Arjatmo Tjokronegoro.2001.Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. Marilynn Doenges.2001.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC. NANDA.2015.Diagnosis Keperawatan : Definisi dan klarifikasi 20152017.editor,T.H.Herdman,S.Kamitsru :alih bahasa,Budi Anna Keliat.Ed : 10.Jakarta : EGC.