Lp Dm-1.doc

  • Uploaded by: Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Dm-1.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 3,432
  • Pages: 18
“LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELLITUS” A. DEFINISI Penyakit dimana penderitanya memiliki kadar gula darah yang tinggi

yang

disebabkan

oleh

ketidakmampuan

tubuhnya

untuk

menghasilkan cukup insulin maupun karena sel-sel tubuhnya tidak respon terhadap insulin yang dihasilkan (Resistensi Insulin) Diabetes berasal dari bahasa yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihakan. Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna “manis atau madu. Penyakit diabetes mellitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urin yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes mellitus adalah penyakit hyperglikemia yang ditandai dengan ketiadaan absolute insulin atau penurunan relative insesitivitas sel terhadap insulin (Elizabeth J. Corwin, 2007) Diabetes melitus adalah hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (ed. Mansjoer. 1999 : 580). Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan menurunnya

kadar

gula

didalam

sel

yang

disebabkan

oleh

ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan tubuh. (Polaski,1996). Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 1

Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing dan melitus dalam bahasa latin yang berarti madu atau mel (Hartono, 1995). Penyakit ini merupakan penyakit menahun yang timbul pada seseorang disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002).

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 2

Dari beberapa definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa diabetes melitus adalah suatu penyakit atau sindroma yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan tubuh. Menurut Smeltzer (2001) klasifikasi utama diabetes melitus adalah : 1. Tipe I : Diabetes Melitus tergantung insulin ( insulin dependent diabetes mellitus/IDDM). 2. Tipe II : DM tidak tergantung insulin ( non-insulin dependent DM / NIDDM). 3. DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya. 4. Gestasional ( gestation diabetes mellitus / GDM ) Sedangkan menurut American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) klasifikasi DM berdasarkan etiologi adalah : 1. DM tipe I ( EDDM/DMTI) disebabkan destruksi sel B pulau Langerjans akibat proses autoimun/idiopatik yang menjurus ke defisiensi insulin absolute. 2. DM tipe II (NIDDM/DMTTI) disebabkan oleh kegagalan relative sel B dan resistensi insulin dan terjadi defisiensi relative insulin. 3. DM gestasional terjadi pada kehamilan 4. DM tipe lain : 1) Endokkrinopati, akromegali, sindrom ehusing, hipertiroldisme 2) Penyakit eksokrin pankreas : pancreatitis, tumor / pancreatomi, 3)

pancreatopati fibrokalkulus Karena obat / zat kimia : tiazid, dilatin, pentamidin, asam

4)

nikotinat Infeksi : rubella congenital, sitomegalovirus Penyebab imunologi : antibody anti insulin.

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 3

B. MANIFESTASI KLINIK 1. Poliuria Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane dalam sel menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat atau hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau cairan intravaskuler, aliran darah ke ginjal meningkat sebagai akibat dari hiperosmolariti dan akibatnya akan terjadi diuresis osmotic (poliuria). 2. Polidipsia Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel. Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi kering dan sensor haus teraktivasi menyebabkan seseorang haus terus dan ingin selalu minum (polidipsia). 3. Poliphagia Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin maka produksi energi menurun, penurunan energi akan menstimulasi rasa lapar. Maka reaksi yang terjadi adalah seseorang akan lebih banyak makan (poliphagia). 4. Penurunan berat badan Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel akan menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofidan penurunan secara otomatis. 5. Malaise atau kelemahan (Brunner & Suddart, 2002)

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 4

C. ETIOLOGI Dalam kemajuan – kemajuan yang telah dicapai di bidang patologi, biokimia dan imunologi, kini diketahui bahwa diabetes melitus adalah suatu penyakit yang mempunyai etiologi lebih dari satu (etiologi yang berbedabeda) , dimana faktor genetik dan faktor lingkungan memegang peranan besar. Etiologi diabetes melitus dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu : 1. Faktor genetik Bahwa faktor keturunan pada diabetes melitus ada, sudah lama diketahui tetapi bagaimana terjadi transmisi-transmisi dari seseorang penderita ke anggota keluarga lain belum diketahui secara pasti. 2. Faktor non genetik Faktor non genetic yang menyebabkan diabetes melitus antara lain infeksi,

nutrisi,

stress,

obat-obatan

,

penyakit-penyakit

endokrin

( hormonal ) dan penyakit-penyakit pankreas. Sedangkan menurut American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) klasifikasi DM berdasarkan etiologi adalah : a. DM tipe I ( EDDM/DMTI) disebabkan destruksi sel B pulau Langerjans akibat proses autoimun/idiopatik yang menjurus ke defisiensi insulin absolute. b. DM tipe II (NIDDM/DMTTI) disebabkan oleh kegagalan relative sel B dan resistensi insulin dan terjadi defisiensi relative insulin. c. DM gestasional terjadi pada kehamilan d. DM tipe lain : 1) Endokkrinopati, akromegali, sindrom ehusing, hipertiroldisme 2) Penyakit eksokrin pankreas : pancreatitis, tumor / pancreatomi, pancreatopati fibrokalkulus 3) Karena obat / zat kimia : tiazid, dilatin, pentamidin, asam nikotinat 4) Infeksi : rubella congenital, sitomegalovirus 5) Penyebab imunologi : antibody anti insulin.

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 5

D. PATOFISIOLOGI Pankreas,yang disebut kelenjar ludah perut,adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di belakang lambung. Didalamnya terdapat kumpulan sel yang terbentuk seperti pulau pada peta,karena itu disebut pulau-pulau langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormone insulin yang sangat berperan dalam mengatur kadar glokusa darah. Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glokusa kedalam sel,Untuk kemudian didalam sel glokusa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada,maka glokusa dalam darah tidak dapat masuk kedalam sel dengan akibat kadar glokusa dalam darah meningkat.Keadaan inilah yang terjadi pada diabetes Tipe I. Pada

keadaan

diabetes

melitus

Tipe

II,jumlah

insulin

bias

normal,bahkan lebih banyak,tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang.Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel.Pada keadaan DM Tipe II,Jumlah lubang kuncinya kurang,sehingga meskipun anak kuncinya(insulin)banyak,tetapi karena lubang kuncinya(Reseptor)kurang,maka glokusa yang masuk kedalam sel sedikit,sehingga sel kekurangan bahan bakar/glokusa dan kadar glokusa dalam darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan DM Tipe I, Bedanya adalah pada DM Tipe II disamping kadar Glokusa tinggi,kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada DM Tipe II juga bias ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik sehingga gagal membawa glokusa masuk kedalam sel.Disamping penyebab diatas,DM juga biasa terjadi akibat gangguan transport glokusa di dalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolisme energi.

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 6

E. PATHWAY

Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita. Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah : 1. Keluhan klasik a.

Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relative singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah hebat yang menyebabkan penurunan prestasi di sekolah dan lapangan olah raga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 7

b. Banyak kencing Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat mengganggu penderita, terutama pada waktu malam hari. c. Banyak minum Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan yang

keluar

melalui

kencing.

Keadaan

ini

justru

sering

disalahtafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita minum banyak. d. Banyak makan Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisasikan menjadi glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, penderita selalu merasa lapar. 2. Keluhan lain

a. Gangguan saraf tepi/ kesemutan Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu malam, sehingga mengganggu tidur. b. Gangguan penglihatan Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya c.

berulang kali agar ia tetap dapat melihat dengan baik. Gatal/bisul Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Seringpula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhya. Luka ini dapat timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu

d.

atau tertusuk peniti. Gangguan ereksi Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah

e.

seks, apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang. Keputihan

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 8

Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Glukosa darah sewaktu 2. Kadar glukosa darah puasa 3. Tes toleransi glukosa Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

Kadar Glukosa darah sesaat Plasma vena Darah kapiler Kadar glukosa darah puasa

Bukan DM <> < 80 < 110 < 90

Belum pasti DM 100-200 80 – 200 110 – 120 90 – 100

DM > 200 > 200 > 126 > 110

G. PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN Penatalaksanaan medis pada pasien diabetes mellitus mempunyai tujuan utama pengobatan yaitu: 1. Mengembalikan konsentrasi glukosa darah menjadi senormal mungkin agar penyandang DM merasa nyaman dan sehat. 2. Mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi. 3. Mendidik penderita dalam pengetahuan dan motivasi agar dapat merawat sendiri penyakitnya sehingga mampu mandiri. Penderita sebaiknya mengonsumsi makanan dengan karbohidrat rendah dan lambat menjadi gula. Perbanyak mengonsumsi buah dan sayuran terutama kubis, kacang panjang, dan paprika untuk memperbaiki fungsi pankreas. Pengaturan pola makan membutuhkan kedisiplinan. Sebaiknya

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 9

konsultasikan dengan ahli gizi mengenai pola makan yang tepat. Ada lima komponen penting dalam tahap pengobatan diabetes mellitus yaitu:

1. Pengaturan makanan Makan dianjurkan seimbang dengan komposisi energi dari karbohidrat 6070%, protein 10-15%, lemak 20-25%. Prinsip perencanaan makanan: a. Tidak ada makanan yang dilarang, hanya dibatasi sesuai kebutuhan (tidak berlebih). b. Teratur dalam jadwal, jumlah dan jenis makanan, Disesuaikan dengan kebiasaan makan dan diusahakan porsi tersebar sepanjang hari. c. Makan malam-makan selingan malam (hal ini untuk mencegah terjadinya hipoglikemia terutama bagi yang menggunakan insulin kerja panjang) 2. Exercise atau latihan Latihan jasmani dianjurkan secara teratur yaitu 3-4 kali dalam seminggu selama kurang lebih 30 menit. Menurut Haznam (1991) olahraga dianjurkan karena bertambahnya kegiatan fisik menambah reseptor insulin dalam sel target. Dengan demikian insulin dalam tubuh bekerja lebih efektif, sehingga lebih sedikit obat anti diabetik (OAD) diperlukan, baik yang berupa insulin maupun OHO (Obat Hipoglikemik Oral). Prinsip utama latihan pada DM adalah CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive dan Endurance). 3. Pemantauan kadar glukosa dalam darah 4. Pengobatan Pada prinsipnya, pengendalian diabetes melitus melalui obat ada 2 yaitu obat anti Diabetes atau Obat Hipoglikemik Oral yang berfungsi untuk merangsang kerja pankreas untuk mensekresikan insulin dan suntikan insulin. a. Obat Anti Diabetes atau Obat Hipoglikemik Oral yang berfungsi untuk merangsang kerja pankreas untuk mensekresikan insulin. 1) Sulfonyluria

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 10

Sulfonylurea menstimulasi sel-sel beta dalam pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Obat ini juga membantu sel-sel dalam tubuh menjadi lebih baik dalam mengelola insulin. Beberapa jenis

obat

yang

chlorpropamide

mengandung

sulfonylurea

(Diabinese),

antara

tolazamide

lain

(Tolinase),

acetohexamide, glipizide (Glucotrol), tolbutamide (Orinase), glimepiride

(Amaryl),

glyburide

(DiaBeta,

Micronase),

glibenclamide, dan gliclazide. 2) Meglitinida Meglitinida juga termasuk jenis obat diebetes yang bekerja dengan menstimulasi sel-sel beta di pankreas untuk memproduksi insulin. Yang

termasuk

golongan

Meglitinides

adalah

(Prandin), nateglinida (Starlix), dan mitiglinida. 3) Metformin ( Biguanida ) Metformin merupakan obat yang cara kerjanya

repaglinida

terutama

menurunkan glukosa darah dengan menekan produksi glukosa yang diproduksi hati dan mengurangi resistensi insulin. Metformin bisa digunakan sebagai monoterapi atau dikombinsikan dengan sulfonylurea 4) Thiazolidinedione Thiazolidinedione (sering juga disebut TZDs atau glitazone) berfungsi memperbaiki sensitivitas insulin dengan mengaktifkan gen-gen tertentu

yang terlibat

dalam

sintesa lemak

dan

metabolisme karbohidrat. Thiazolidinedione tidak menyebabkan hipoglikemia jika digunakan sebagai terapi tunggal, meskipun mereka seringkali diberikan secara kombinasi dengan sulfonylurea, insulin, atau metformin. 5) Alpha-glucosidase inhibitor Alpha-glucosidase inhibitor termsuk di dalamnya acarbose (Precose, Glucobay) dan miglitol (Glyset) memilki cara kerja mengurangi kadar glukosa dengan menginterfensi penyerapan sari pati dalam usus. Acarbose cenderung menurunkan kadar insulin setelah makan, yang merupakan keuntungan khusus obat ini,

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 11

karena kadar insulin yang tinggi setelah makan berkaitan dengan pengingkatan risiko penyakit jantung. b. Suntikan insulin. Pasien yang mendapat pengobatan insulin waktu

makanannya harus teratur dan disesuaikan dengan waktu pemberian insulinnya. Makanan selingan diberikan untuk mencegah hipoglikemia ( Perkeni, 1998 ). Untuk pasien yang tidak bisa mengontrol diabetes dengan diet atau pengobatan oral, kombinasi insulin dan obat-obatan lain bisa sangat efektif. Insulin kadangkala dijadikan pilihan sementara, misalnya : 1) NPH yang merupakan insulin standar. 2) Long-acting insulin (insulin glargine, ultralente insulin) yang menstimulasi sekresi insulin alami. Para ahli banyak menganjurkan insulin jenis ini. 3) Insulin lispro dan insulin aspart yang merupakan fast-acting insulins.

Diberikan

sebelum

makan,

dan

aksi

pendeknya

mengurangi risiko hipoglikemia sesudahnya. Stud pada pasien diabetes melitus tipe 2, insulin lispro bisa memperbaiki kualitas hidup dan risiko hipoglikemia dibandingkan insulin reguler, meski dalam hal kontrol gula darah tidak ada perbedaan. 4) Investigative oral insulin kini tengah mendapat perhatian sebagai pengganti insulin. Beberapa diberikan secara inhaler atau oral spray yang diserap di cheek lining (Oralin). Pemberian secara oral kemungkinan bisa mengurangi komplikasi jantung dibandingkan insulin injeksi. Namun studi pada tikus melaporkan adanya masalah pada hati dan meningkatnya kadar trigliserida. 5. Pendidikan kesehatan Informasi yang harus disampaikan yaitu meliputi pengertian DM, penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut, pengobatan serta perawatan.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN, TUJUAN DAN INTERVENSI No

Diagnosa

Tujuan Dan

Intervensi

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 12

Keperawatan 1

Defisit Volume Cairan

Kriteria Hasil NOC:

NIC :

 F Definisi : luid balance Penurunan  H cairan ydration intravaskuler,  N interstisial, utritional Status : dan/atau Food and Fluid intrasellular. Ini Intake mengarah ke dehidrasi, Kriteria Hasil : kehilangan Me cairan dengan  mpertahankan pengeluaran urine output sesuai sodium dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal Faktor-faktor  Teka yang nan darah, nadi, berhubungan : suhu tubuh dalam batas normal  Kehilangan  Tida volume k ada tanda tanda cairan secara dehidrasi, aktif Elastisitas turgor  Kegagalan kulit baik, mekanisme membran mukosa pengaturan lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

2

Resiko Infeksi

NOC :

Fluid management  

       

Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan Monitor vital sign Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian Kolaborasikan pemberian cairan IV Monitor status nutrisi Dorong masukan oral Berikan penggantian nesogatrik sesuai output Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk

NIC :

Infection Control (Kontrol Definisi :  Immune Status infeksi) Peningkatan  resiko masuknya Knowledge :  Bersihkan organisme Infection control lingkungan setelah dipakai patogen  pasien lain Risk control  Pertahankan teknik isolasi  Batasi pengunjung

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 13

Kriteria Hasil : Faktor-faktor resiko : 





 



Ketidakcukupa n pengetahuan untuk menghindari paparan patogen Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan Agen farmasi (imunosupresa n) Malnutrisi Peningkatan paparan lingkungan patogen Ketidakadekua tan imun buatan









Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Menu njukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi Jumla h leukosit dalam batas normal Menu njukkan perilaku hidup sehat

bila perlu  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat  Tingktkan intake nutrisi  Berikan terapi antibiotik bila perlu Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal  Monitor hitung granulosit, WBC  Monitor kerentanan terhadap infeksi  Saring pengunjung terhadap penyakit menular  Pertahankan teknik isolasi k/p  Ispeksi kondisi luka / insisi bedah  Dorong masukkan nutrisi yang cukup  Dorong masukan cairan  Dorong istirahat  Instruksikan pasien

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 14

untuk minum antibiotik sesuai resep  Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi  Ajarkan cara menghindari infeksi 3

Ketidakseimba ngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.

Faktor-faktor yang berhubungan : Ketidak mampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubun gan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.

NOC :

NIC :

Nutr Nutrition Management itional Status : food  Kaji adanya alergi and Fluid Intake makanan  Nutr itional Status :  Kolaborasi dengan ahli nutrient Intake gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. Kriteria Hasil :  Yakinkan diet yang dimakan mengandung  Ada tinggi serat untuk nya peningkatan mencegah konstipasi berat badan sesuai  Berikan makanan yang dengan tujuan terpilih ( sudah  Bera dikonsultasikan dengan tbadan ideal sesuai ahli gizi) dengan tinggi  Berikan informasi badan tentang kebutuhan nutrisi  Ma  Kaji kemampuan pasien mpumengidentifika untuk mendapatkan nutrisi si kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan  Tidk ada tanda tanda Nutrition Monitoring malnutrisi  Men  BB pasien dalam unjukkan batas normal peningkatan fungsi  Monitor mual dan pengecapan dari muntah menelan  Monitor kadar  Tida albumin, total protein, Hb, k terjadi penurunan dan kadar Ht berat badan yang  Monitor makanan berarti kesukaan  Monitor pertumbuhan dan 

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 15

perkembangan  Monitor kemerahan, kekeringan konjungtiva

4

Cemas

NOC :

Definisi :



Perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamana n atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Ditandai dengan :        

Gelisah Insomnia Resah Ketakutan Sedih Fokus pada diri Kekhawatira n Cemas

pucat, dan jaringan

NIC :

Anxi Anxiety Reduction ety control (penurunan kecemasan)  Copi ng  Gunakan pendekatan  Imp yang menenangkan ulse control  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap Kriteria Hasil : pelaku pasien  Pahami prespektif  Klie pasien terhdap situasi stres n mampu  Temani pasien untuk mengidentifikasi memberikan keamanan dan dan mengurangi takut mengungkapkan  Berikan informasi gejala cemas faktual mengenai  Men diagnosis, tindakan gidentifikasi, prognosis mengungkapkan Dengarkan dengan dan menunjukkan  penuh perhatian tehnik untuk  Identifikasi tingkat mengontol cemas kecemasan  Vital Bantu pasien sign dalam batas  mengenal situasi yang normal menimbulkan kecemasan  Post Dorong pasien untuk ur tubuh, ekspresi  mengungkapkan perasaan, wajah, bahasa ketakutan, persepsi tubuh dan tingkat  Instruksikan pasien aktivitas menggunakan teknik menunjukkan relaksasi berkurangnya  Barikan obat untuk kecemasan mengurangi kecemasan

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 16

5

Kurang pengetahuan

NOC : 

lwdge : process Definisi : Tidak adanya  atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.

Faktor yang berhubungan : Keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah,  Kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumbersumber informasi. 

NIC : Kow Teaching : disease Process disease

Kow  Jelaskan patofisiologi ledge : health dari penyakit dan Behavior bagaimana hal ini berhubungan dengan Kriteria Hasil : anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.  Pasien dan  Gambarkan tanda dan keluarga gejala yang biasa muncul menyatakan pada penyakit, dengan cara pemahaman yang tepat tentang penyakit,  Gambarkan proses kondisi, prognosis penyakit, dengan cara dan program yang tepat pengobatan  Identifikasi  Pasien dan kemungkinan penyebab, keluarga mampu dengna cara yang tepat melaksanakan  Diskusikan perubahan prosedur yang gaya hidup yang mungkin dijelaskan secara diperlukan untuk benar mencegah komplikasi di Pasien dan masa yang akan datang keluarga mampu dan atau proses menjelaskan pengontrolan penyakit kembali apa yang  Dukung pasien untuk dijelaskan mengeksplorasi atau perawat/tim mendapatkan second kesehatan lainnya. opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan  Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat 

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 17

DAFTAR PUSTAKA Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC, Jakarta Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), EGC, Jakarta Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta. FKUI, 1979, Patologi, FKUI, Jakarta Ganong, 1997, Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta Gibson, John, 2003, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, EGC, Jakarta Guyton dan Hall, 1997, Fisiologi Kedokteran, (Edisi 9), EGC, Jakarta Hinchliff, 1999, Kamus Keperawatan, EGC, Jakarta Price, S. A dan Wilson, L. M, 1995, Patofisiologi, EGC, Jakarta Sherwood, 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, (edisi 21), EGC, Jakarta Sobotta, 2003, Atlas Anatomi, (Edisi 21), EGC, Jakarta

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 18

Related Documents

Lp
August 2019 105
Lp
November 2019 101
Lp
May 2020 74
Lp
October 2019 102
Lp
October 2019 96
Lp Pneumoia.docx
December 2019 0

More Documents from "imam masrukin"

Lp Ihd.docx
May 2020 18
Lp Bph.docx
December 2019 20
Analisa Jurnal.docx
December 2019 28
Lp Dm-1.doc
December 2019 20
Review Jurnal Kmb.docx
December 2019 19