MAKALAH LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT LIMFOMA
Kelompok 5 Mulyana Anwar
Rohimim Muh.ikram
Akmal Hidayat
Ikransyah Evi Ashari
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2017
BAB I KONSEP MEDIS A.
Defenisi Limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai tipe kanker darah yang muncul dalam system limfatik,yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Limfoma disebabkan oleh sel-sel limfosit B atau T,yaitu sel darah putih yang dalam keadaan normal /sehat menjaga daya tahan tubuh kita untuk menangkal infeksi bakteri jamur, parasit dan virus,menjadi abnormal dengan membelah lebih cepat dari sel biasa atau hidup lebih lama dari biasanya. Sistem limfatik sendiri merupakan jaringan pembuluh dengan katup dan kelenjar ditempat-tempat tertentu yang mengedarkan cairan getah bening melalui kontraksi otot yang berdekatan dengan kelenjar.kelenjar getah bening menyaring benda asing dari getah bening dan juga mengangkut lemak yang diserap dari usus halus ke hati. Limfoma terbagi menjadi 2(tipe)yaitu:
1. Limfoma hondgkin (LH) adalah kanker jaringan limfoid, biasanya kelenjar limfe dan limfa. 2.
Limfoma Non-Hondgkin (LNH) adalah kanker yang tumbuh pada system limfatik tubuh. Pada System limfatik terdiri dari pembuluh-pembuluh limfe pembawa cairan bening (di sebut cairan limfe) yang mengandung limfosit (salah satu jenis sel darah putih) dan organ limfe (nodus limfe, kelenjar timus, dan organ limpa). (David,2007) &( Bradlay .2007.)
B. Etiologi Factor-faktor resiko limfoma meliputi: 1. Usia
Sebagian besar limfoma Hodgkin terjadi pada orang yang berusia 1530 tahun dan usia diatas 55 tahun.sedangkan limfoma non Hodgkin akan meningkat seiring usia,khususnya pada orang berusia lanjut,yaitu usia 60 tahun. 2. Factor genetic Resiko untuk terkena limfoma akan meningkat pada orang yang memilki anggota keluarga inti (ayah,ibu, atau saudara kandung) yang menderita jenis kanker yang sama. 3. Pernah tertular virus epstein-barr atau EBF Virus yang menyebabkan demam kelenjar. Orang yang pernah mengalami demam kelenjar lebih berisiko mengalami limfoma hodgkin 4. System kekebalan tubuh yang lemah Kekebalan tubuh yang lemah dapat juga menjadi factor risiko limfoma,misalnya karena mengidap human immunodeficiensy virus (hiv)atau menggunakan obat imunosisupresan. 5. Jenis kelamin Limfoma lebih banyak menyerang pria dibandingkan dengan wanita. 6. Paparan kimia beracun Paparan terhadap bahan kimia beracun(peptisida herbisida,pewarna rambut) juga dapat memicu limfoma. (infodatin-limfoma.PDF )
C. Klasifikasi Menurut klasifikasi hodgkin di bagi menjadi 4 tipe, yaitu : 1. Tipe Lymphocyte Predominant
Pada tipe ini gambaran patologis kelenjar getah bening terutama terdiri dari sel-sel limfosit yang dewasa , beberapa sel Reed-Strenberg. Biasanya di dapatkan pada anak muda. 2. Tipe Mixed Cellularity Mempunyai gambaran patologis yang pleimorfik dengan sel plasma, eosinofil, neutrofil, limfosit dan banyak di dapatkan sel ReedSternberg. Dan merupakan penyakit yang luas dan mengeni organ ekstranodul. Sering pula disertai gejala demam, berat badan menurun dan berkeringat. Prognosisnya lebih buruk. 3. Tipe Lymphocyte Depleted Gambaran patologis mirip diffuse histiocytic lymphoma, sel Reedsternberg banyak sekali dan hanya ada sedikit jenis sel lain. Biasanya pada orang tua dan cenderung merupakan proses yang luas (agresif) dengan gejala sistemik, prognosis buruk. 4. Tipe Nodular Sclerosis Kelenjar mengandung nodul-nodul yang dipisahkan oleh serat kolagen. Sering dilaporkan sel Reed-Sternberg yang aktif yang di sebut sel Hodgkin. Sering di dapatkan pada wanita muda . sering menyerang kelenjar mediastinum. Menurut klasifikasi non-hodgkin di bagi menjadi 2, yaitu: 1. Limfoma non-hodgkin agresif Kandangkala dikenal sebagai limfoma non-hodgkin tumbuh cepat atau level tinggi. Meskipun nama agresif kedengaran sangat menakutkan, limfoma ini sering memberikan respon baik terhadap pengobata.
Meskipun pasien yang penyakitnya tidak berespon baik terhadap standar pengobatan ini pertama, sering berhasil baik
dengan kemoterapi dan
transpalasi sel induk. Pada kenyataannya , limfoma non-hodgkin agresif lebih mungkin mengalami kesembuhan total dari pada lmfoma nonhodgkin indolen. 2. Limfoma non-hodgkin indolen Kadang-kadang dikenal dengan limfoma non-hodgkin tumbuh lambat atau level rendah. Secara tapikal ia pada awalnya tidak menimbulkan gejala,
dan mereka sering tetap tidak terdeteksi untuk
beberapa saat. Tentunya mereka sering ditemukan secara kebetulan , seperti ketika pasien mengunjungi dokter untuk sebab lain. Dalam hal ini dokter mungkin menemukan pembesaran kelenjar getah bening pada pemeriksaan fisisk rutin. Kandangkala suatu pemeriksaan, seperti darah, atau suatu sinar-x, dada, mungkin menunjukkan sesuatu yang abnormal , kemudian diperiksa lebih lanjut dan di temukan terjadi akibat limfoma non Hodgkin. Secara umum limfoma dapat diklasifikasikan menjadi 4 stage: Stage 1: ditandai dengan adanya pembesaran kelenjar limfa Stage2 : ditandai dengan adanya pembesaran kelenjar limfa pada 2 tempat yang berdekatan Stage 3: ditandai dengan adanya pembesaran kelenjar limfa dileher,dada dan abdomen Stage 4 : ditandai dengan penyebaran limfoma dikelnjar getah bening dan bagian tubuh lainnya seperti paru,hati dan tulang. (Limfoma Hodgkin… ayantifarm.pdf)
D. Patofisiologi Sistem limfatik membawa tipe khusus dari sel darah putih (limfosit) melalui pembuluh getah bening ke seluruh jaringan tubuh , termasuk sumsum tulang. Tersebarnya jaringan ini merupakan suatu kumpulan limfosit dalam nodus limfatikus yang di sebut kelenjar getah bening. Limfosit yang ganas (sel limfoma) dapat bersatu menjadi kelenjar getah bening tunggal/dapat menyebar di seluruh tubuh, bahkan hampir di semua organ. Hal ini dapat kita sebut sebagai keganasan dari system limfatik atau limfoma. Limfoma di bedakan berdasarkan jenis sel kanker tertentu, yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non Hodgkin. Penyebab terjadinya limfoma Hodgkin belum di ketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa factor resiko , antara lain: orang yang terinfeksi HIV AIDS, orang yang terinfeksi virus Epstein-barr (HTLV), usia 15-40th. Jenis kelamin laki-laki. Penyakit ini ditandai dengan adanya sell reed-steinberg yang dikelilingi oleh sel radang pleomor. Sel reed-steinberg ini memiliki limfosit besar yang ganas yang lebih besar dari sutu inti sel, yang bersifat patologis. Hal inilah yang menjadi penanda utama limfoma Hodgkin. Sedangkan pada limfoma non Hodgkin penyakit berkembang dari limfosit yang abnormal yang akan terus membelah dan bertambah banyak denga tidak terkontrol akibat factor keturunan, kelainan system kekebalan, infeksi virus atau bekteri (HIV,HCV,EBV, Helicobacter sp) dan toksin lingkungan (herbisida, pengawet dan pewarna kimia). Pembelah yang tak terkendali dari limfosit B dan T akibat mutasi sel menjadi sel ganas. (Brunner & Sudarth. 2001) E. Manifestasi klinis
Penderita limfoma Hodgkin dan Non Hodgkin mengalami beberapa gejala dibawah ini: 1. pembengkakan kelenjar getah bening 2. penurunan berat badan, 3. sakit perut atau bengkak 4. keringat malam,dan kelelahan kronis 5. beberapa individu juga mengalami nyeri dada 6. kesulitan bernapas dan batuk 7. kulit sangat gatal 8. mudah lelah 9. mengigil /suhu tubuh naik turun 10. demam berulang 11. sakit kepala pembesaran amandel. 12. Dapat pula ditemukan adanya benjolan yang tidak nyeri di leher,ketiak atau pangkal paha (terutama bila berukuran 2 cm) Tiga gejala pertama harus diwaspadai karena terkait dengan prognosis yang kurang baik.begitu pula bila terdapatnya bulky disease (KGB berukuran > 6-10 cm atau mediastinum >33% rongga toraks) (PPKLimfoma.pdf) F.
Komplikasi Komplikasi yang dialami pasien dengan limfoma maligna dihubungkan dengan penanganan dan berulangnya penyakit. Efek-efek umum yang merugikan berkaitan dengan kemoterapi meliputi : alopesia, mual, muntah, supresi sumsum tulang, stomatitis dan gangguan gastrointestinal. Infeksi adalah komplikasi potensial yang paling serius yang mungkin dapat menyebabkan syok sepsis. Efek jangka panjang dari kemoterapi meliputi kemandulan, kardiotoksik, dan fibrosis pulmonal.
Efek samping terapi radiasi dihubungkan dengan area yang diobati. Bila pengobatan pada nodus limfa servikal atau tenggorok maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut : mulut kering, disfagia, mual, muntah, rambut rontok, dan penurunan produksi saliva. Bila dilakukan pengobatan pada nodus limfa abdomen, efek yang mungkin terjadi adalah muntah, diare, keletihan, dan anoreksia.
G. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah yaitu hemogran dan trombosit. LED sering meninggi dan kemungkinan ada kaitannya dengan prognosis. Keterlibatan hati dapat diketahui dari meningkatnya alkali fosfatase, SGOT, dan SGPT. 2. Radiologi a. Foto thoraks b. Limfangiografi c. USG d.
CT scan
(Bradlay .2007) H. Penatalaksanaan Konsep masa kini mengenai penanganan,didasarkan pada observasi dan alasan berikut. 1. Penyakit hogdkin menyebar dari tempat asalnya (biasanya satu nodus limfatikus) melalui saluran limfe ke nodus limfatikus yang berdekatan,yang pada gilirannya menjadi tempat pertumbuhan sel tumor;jarang sekali meloncati nodus limfatikus ke tempat yang lebih jauh selama metastatis 2. Penyakit hogdkin jarang menyebar diluar system limfa dan melibatkan organ lain sampai pada akhir penyakitnya.
3. Penyakit hogdkin dapat ditangani sempurna dan permanen sebesar 95% apabila telah mendapat dosis radiasi 3500 sampai 4500 rad selama 4 minggu. Teknik radiasi megavoltage memungkinkan pemberian dosis radiasi tersebut ke salah satu atau keseluruh rangkaian nodus limfe. 4. Daerah tubuh tempat rangkaian nodus limfe terletak
dapat bertoleransi
terhadap dosis ini tanpa kerusakan berarti (seperti pada daerah limfa dan orofaring, dua organ yang sering terlibat pada penyakit hogdkin), selama struktur vital seperti paru,hati,traktus, gastrointestinal,ginjal dan sumsum tulang dilindungi dengan pelindung dari timah. Penangan terutama ditentukan oleh stadium penyakitnya,dan bukan oleh jenis histologisnya.penyakit hogdkin potensial dapat disembuhkan dengan radioterapi ,selama masih terbatas pada rangkaian nodus limfe,limpa, dan orofaring.pasien yang penyakitnya
belum menyebar harus mendapat
radiasi “kuratif “ dengan dosis yang cukup tinggi untuk menghancurkan tumor tidak hanya pada nodus tumor yang jelas nampak tetapi juga pada nodus dan ragkaian nodus limfatik.bila ada tanda penyebaran dluar daerah yang ditangani tentu saja secara otomatis tidak memungkinkan pasien untuk menjalani program tersebut, dimana pada kasus tersebut dapat diberikan kombinasi kemoterapi dan radioterapi paliatif. (brunner & suddarth,2010)
BAB II KONSEP KEPERAWATAN A. Pengkajian Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan tersebut hasil perlawanan kelenjar limfe dengan sejenis virus atau mungkin tuberculosis limfa. 1.
Aktivitas/Istirahat Gejala : Kelelahan,kelemahan atau malaise umum Kehilangan produktifitas dan penurunan toleransi latihan Kebutuhan tidur dan istirahat lebih banyak Tanda : Penurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban dan tanda lain yang menunjukkan kelelahan
2. Sirkulasi Gejala: Palpitasi, angina/nyeri dada Tanda: Takikardia, disritmia.Sianosis wajah dan leher (obstruksi drainase vena karena pembesaran nodus limfa adalah kejadian yang jarang) Ikterus sklera dan ikterik umum sehubungan dengan kerusakan hati dan obtruksi duktus empedu dan pembesaran nodus limfa (mungkin tanda lanjut) Pucat (anemia), diaforesis, keringat malam. 3.
Integritas Ego Gejala: Faktor stress, misalnya sekolah, pekerjaan, keluarga Takut/ansietas sehubungan dengan diagnosis dan kemungkinan takut mati
Takut sehubungan dengan tes diagnostik dan modalitas pengobatan (kemoterapi dan terapi radiasi) Masalah finansial : biaya rumah sakit, pengobatan mahal, takut kehilangan pekerjaan sehubungan dengan kehilangan waktu kerja. Status hubungan : takut dan ansietas sehubungan menjadi orang yang tergantung pada keluarga. Tanda: Berbagai perilaku, misalnya marah, menarik diri, pasif 4. Eliminasi Gejala: Perubahan karakteristik urine dan atau feses. riwayat ostruksi usus, contoh intususepsi, atau sindrom malabsorbsi (infiltrasi dari nodus limfa retroperitoneal) Tanda: Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran pada palpasi (hepatomegali) Nyeri tekan pada kudran kiri atas dan pembesaran pada palpasi (splenomegali) Penurunan haluaran urine. urine gelap/pekat, anuria (obstruksi uretal/ gagal ginjal). Disfungsi usus dan kandung kemih (kompresi batang spinal terjadi lebih lanjut) 5.
Makanan/Cairan Gejala: Anoreksia/kehilangna nafsu makan, Disfagia (tekanan pada easofagus) Adanya penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan sama dengan 10% atau lebih dari berat badan dalam 6 bulan sebelumnya dengan tanpa upaya diet. Tanda: Pembengkakan pada wajah, leher, rahang atau tangan kanan (sekunder terhadap kompresi venakava superior oleh pembesaran nodus limfa) Ekstremitas : edema ekstremitas bawah sehubungan dengan obtruksi
vena kava inferior dari pembesaran nodus limfa intraabdominal (nonHodgkin),Asites (obstruksi vena kava inferior sehubungan dengan pembesaran nodus limfa intraabdominal) 6. Neurosensori Gejala: Nyeri saraf (neuralgia) menunjukkan kompresi akar saraf oleh pembesaran nodus limfa pada brakial, lumbar, dan pada pleksus sacral Kelemahan otot, parestesia. Tanda: Status mental : letargi, menarik diri, kurang minat umum terhadap sekitar. Paraplegia (kompresi batang spinal dari tubuh vetrebal, keterlibatan diskus pada kompresiegenerasi, atau kompresi suplai darah terhadap batng spinal 7. Nyeri/Kenyamanan Gejala: Nyeri tekan/nyeri pada nodus limfa yang terkena misalnya, pada sekitar mediastinum, nyeri dada, nyeri punggung (kompresi vertebra), nyeri tulang umum (keterlibatan tulang limfomatus).Nyeri segera pada area yang terkena setelah minum alkohol. Tanda: Fokus pada diri sendiri, perilaku berhati-hati. 8.
Pernapasan Gejala: Dispnea pada kerja atau istirahat; nyeri dada. Tanda: Dispnea, takikardia,Batuk kering non-produktif Tanda distres pernapasan, contoh peningkatan frekwensi pernapasan dan kedaalaman penggunaan otot bantu, stridor, sianosis. Parau/paralisis laringeal (tekanan dari pembesaran nodus pada saraf laringeal)
9.
Keamanan Gejala: Riwayat sering/adanya infeksi (abnormalitasimunitas seluler pwencetus untuk infeksi virus herpes sistemik, TB, toksoplasmosis atau infeksi bakterial)
Riwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang tertinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster.Pola sabit adalah peningkatan suhu malam hari terakhir sampai beberapa minggu (demam pel Ebstein) diikuti oleh periode demam, keringat malam tanpa menggigil. Kemerahan/pruritus umum Tanda : Demam menetap tak dapat dijelaskan dan lebih tinggi dari 38oC tanpa gejala infeksi. Nodus limfe simetris, tak nyeri,membengkak/membesar (nodus servikal paling umum terkena, lebih pada sisi kiri daripada kanan, kemudian nodus aksila dan mediastinal) Nodus dapat terasa kenyal dan keras, diskret dan dapat digerakkan. Pembesaran tosil Pruritus umum.Sebagian area kehilangan pigmentasi melanin (vitiligo) 10. Seksualitas Gejala : Masalah tentang fertilitas/ kehamilan (sementara penyakit tidak mempengaruhi, tetapi pengobatan mempengaruhi), Penurunan libido. 11. Penyuluhan/Pembelajaran Gejala: Faktor resiko keluargaa (lebih tinggi insiden diantara keluarga pasien Hodgkin dari pada populasi umum) Pekerjaan terpajan pada herbisida (pekerja kayu/kimia) (Rosernberg, Craft & Smith, Kelly. 2010.)
B. Diagnosa Keperawatan a.
Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
b.
Nyeri berhubungan dengan cedera biologi
c.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi
(Rosernberg, Craft & Smith, Kelly. 2010.)
C. Intervensi Keperawatan NO
Diagnosa
Tujuan Dan Kriteria
Intervensi
Rasional
Hasil 1
Ketidakseimbanga
Tujuan : Setelah
1. 1.Kaji riwayat
n nutrisi ; kurang
diberikan asuhan
nutrisi, termasuk
defisiensi nutrisi dan
dari kebutuhan
keperawatan selama
makanan yang
juga untuk intervensi
tubuh
3 x 24 jam diharapkan
disukai
selanjutnya
Berhubungan
kebutuhan nutrisi klien 2. 2. Observasi dan
2. mengawasi masukan
dengan mual,
dapat terpenuhi dengan
catat masukan
kalori
muntah
KH:
makanan klien
3. mengawasi
1. Menunjukkan
3. Timbang berat
penurunan berat badan
peningkatan berat
badan klien tiap hari
dan efektivitas
badan/berat badan stabil
4. Berikan makan
intervensi nutrisi
2. Nafsu makan klien
sedikit namun
4.meningkatkan
meningkat
frekuensinya sering
pemasukan kalori
3. Klien menunjukkan
5. Kolaborasi dalam
secara total dan juga
perilaku perubahan pola
pemberian suplemen
untuk mencegah
hidup untuk
nutrisi
distensi gaster
mempertahankan berat
1.mengidentifikasi
R 5. meningkatkan
badan yang sesuai
masukan protein dan kalori
2
Nyeri
Tujuan : Setelah
1. Kaji skala nyeri
1. untuk mengetahui
berhubungan
diberikan asuhan
dengan PQRST
skala nyeri klien dan
dengen cedera
keperawatan diharapkan
2. Ajarkan klien
untuk mempermudah
biologi
nyeri klien
teknik relaksasi dan
dalam menentukan
berkurang/hilang dengan distraksi
intervensi selanjutnya
KH :
3. Kolaborasi dalam
2. teknik relaksasi dan
1. Skala nyeri 0-3
pemberian obat
distraksi yang diajarkan
2. Wajah klien tidak
analgetik
kepada klien, dapat
meringis
membantu dalam
3. Klien tidak
mengurangi persepsi
memegang daerah nyeri
klien terhadap nyeri yang dideritanya R
3. obat analgetik dapat mengurangi atau menghilangkan nyeri yang diderita oleh klien
3
Kurang
Tujuan : Setelah
1. 1.Berikan komunikasi
pengetahuan b.d
diberikan asuhan
terapiutuk kepada
melakukan prosedur
kurang terpajan
keperawatan sela 1 x 24
klien dan keluarga
terpiutuk kepada klien
informasi
jam diharapkan
klien
diharapkan klien dan
2. Berikan KIE
klien dapat mengetahui
keluarganya dapat
mengenai proses
proses penyakit yang
mengetahui tentang
penyakitnya kepada
diderita oleh klien
penyakit yang diderita
klien dan keluarga
oleh klien dengan KH :
klien
1. Klien dan keluarga klien dapat memahami proses penyakit klien 2. Klien dan keluarga klien mendapatkan informasi yang jelas tentang penyakit yang
1.memudahkan dalam
2. 2. klien dan keluarga
diderita oleh klien 3. Klien dan keluarga klien dapat mematuhi proses terapiutik yang akan dilaksanakan ( Doengoes.2000)
DAFTAR PUSTAKA Rubenstein Wayne Bradlay .2007. Kedokteran Klinis Edisi 6. Penerbit Erlangga Brunner & Suddath.2010.keperawatan medical-bedah edisi 8 volume 2. Jakarta : EGC Marilynn E Doengoes.2000. Rencana Asuhan Keperawatan, pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta :EGC Rosernberg, Martha Craft & Smith, Kelly. 2010. Nanda Diagnosa Keperawatan. Yogyakarta: Digna Pustaka Diposting oleh Setiawati Salem di 06.59 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Infodatin-Limfoma.PDF limfoma Hodgkin…ayanfifarm.pdf PPKLimfoma.pdf