Lp Ckd.docx

  • Uploaded by: Ummul Khairi
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Ckd.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,597
  • Pages: 9
BAB I KONSEP MEDIS

A. Definisi Chronic Kidney Disease (CKD)

Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible dimana ginjal gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). CKD ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible pada suatu derajat atau tingkatan yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Smeltzer, 2010). Chronic kidney disease (CKD) adalah suatu kerusakan pada struktur atau fungsi ginjal yang berlangsung ≥ 3 bulan, dengan atau tanpa disertai penurunan glomerular filtration rate (GFR). Selain itu, CKD dapat pula didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana GFR < 60 mL/menit/1,73 m2 selama ≥ 3 bulan dengan atau tanpa disertai kerusakan ginjal (National Kidney Foundation, 2002), (Nahas & Levin,2010). CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Bsyhskki, 2012) Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

1

B. Etiologi Penyebab Chronic Kidney Disease (CKD) belum diketahui. Tetapi, beberapa kondisi atau penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah atau struktur lain di ginjal dapat mengarah ke CKD. Penyebab yang paling sering muncul adalah: Penyebab tersering terjadinya CKD adalah diabetes dan tekanan darah tinggi, yaitu sekitar dua pertiga dari seluruh kasus (National Kidney Foundation, 2015). a. Diabetes mellitus Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan diabetes melitus. Jika kadar gula darah mengalami kenaikan selama beberapa tahun, hal ini dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal (WebMD, 2015). b. Hipertensi Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menjadi penyebab penurunan fungsi ginjal dan tekanan darah sering menjadi penyebab utama terjadinya CKD (WebMD, 2015). Kondisi lain yang dapat merusak ginjal dan menjadi penyebab CKD antara lain: a. Penyakit ginjal dan infeksi, seperti penyakit ginjal yang disebabkan oleh kista b. Memiliki arteri renal yang sempit. c. Penggunaan obat dalam jangka waktu yang lama dapat merusak ginjal. Seperti obat Non Steroid Anti Inflamation Drugs (NSAID), seperti Celecoxib dan Ibuprofen dan juga penggunaan antibiotik (WebMD, 2015). C. Klasifikasi Stadium Penyakit ini didefinisikan dari ada atau tidaknya kerusakan ginjal dan kemampuan ginjal dalam menjalankan fungsinya. Klasifikasi ini ditujukan untuk memfasilitasi penerapan pedoman praktik klinis, pengukuran kinerja klinis dan

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

2

peningkatan kualitas pada evaluasi, dan juga manajemen CKD (National Kidney Foundation, 2002). Berikut adalah klasifikasi stadium CKD : Stadium

Deskripsi

GFR (mL/menit/1.73 m2)

60-89

3a

Fungsi ginjal normal, tetapi temuan ≥90 urin, abnormalitas struktur atau ciri genetic menunjukkan adanya penyakit ginjal Penurunan ringan fungsi ginjal, dan temuan lain (seperti pada stadium 1) menunjukkan adanya penyakit ginjal Penurunan sedang fungsi ginjal

3b

Penurunan sedang fungsi ginjal

30-44

4

Penurunan fungsi ginjal berat

15-29

5

Gagal ginjal

1

2

45-59

<15

Sumber: (The Renal Association, 2013) D. Patofisiologi Patofisiologi CKD pada awalnya dilihat dari penyakit yang mendasari, namun perkembangan proses selanjutnya kurang lebih sama. Penyakit ini menyebabkan berkurangnya massa ginjal. Sebagai upaya kompensasi, terjadilah hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan growth factor. Akibatnya, terjadi hiperfiltrasi yang diikuti peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat, hingga pada akhirnya terjadi suatu proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Sklerosis nefron ini diikuti dengan penurunan fungsi nefron progresif, walaupun penyakit yang mendasarinya sudah tidak aktif lagi (Suwitra, 2009).

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

3

Ginjal merupakan pengatur utama natrium, keseimbangan air, serta homeostasis asam-basa. Ginjal juga memproduksi hormon yang diperlukan untuk sintesis sel darah merah dan homeostasis kalsium (Derebail, et al., 2011). Pada awalnya, ginjal yang normal mempunyai kemampuan untuk mempertahankan nilai Glomerulus Filtration Rate (GFR). Namun, karena beberapa faktor, ginjal mengalami penurunan jumlah nefron. Karena penurunan jumlah nefron, glomerulus mengalami hiperfiltrasi yaitu peningkatan tekanan glomerular yang dapat menyebabkan hipertensi sistemik di dalam glomerulus. Peningkatan tekanan glomerulus ini akan menyebabkan hipertrofi pada nefron yang sehat sebagai mekanisme kompensasi. Pada tahap ini akan terjadi poliuria, yang bisa menyebabkan dehidrasi dan hiponatremia akibat eksresi natrium melalui urin meningkat. Peningkatan tekanan glomerulus ini akan menyebabkan proteinuria. Derajat proteinuria sebanding dengan tingkat perkembangan dari gagal ginjal (Derebail, et al., 2011).

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

4

Hipertensi juga memiliki kaitan yang erat dengan gagal ginjal. Hipertensi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan-perubahan struktur pada arteriol di seluruh tubuh, ditnadai dengan fibrosis dan hialinisasi (sklerosis) dinding pembuluh darah. Salah satu organ sasaran dari keadaan ini adalah ginjal (Wilson, 2005). Ketika terjadi tekanan darah tinggi, maka sebagai kompensasi, pembuluh darah akan melebar. Namun di sisi lain, pelebaran ini juga menyebabkan pembuluh darah menjadi lemah dan akhirnya tidak dapat bekerja dengan baik untuk membuang kelebihan air serta zat sisa dari dalam tubuh. Kelebihan cairan yang terjadi di dalam tubuh kemudian dapat menyebabkan tekanan darah menjadi lebih meningkat, sehingga keadaan ini membentuk suatu siklus yang berbahaya (National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, 2014). E. Manifestasi Klinik Menurut Smeltzer dan Bare (2014) setiap sistem tubuh pada Chronic Kidney Disease (CKD) dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka klien akan menunjukkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, usia klien dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala klien gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut :Manifestasi kardiovaskuler : hipertensi, pitting edema, edema periorbital, friction rub pericardial, pembesaran vena leher, gagal jantung kongestif, perikarditis, disritmia, kardiomiopati, efusi pericardial, temponade pericardial. 1. Gejala dermatologis/system integumen : gatal-gatal hebat (pruritus), warna kulit abu-abu, mengkilat dan hiperpigmentasi, serangan uremik tidak umum karena pengobatan dini dan agresif, kulit kering, bersisik, ecimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar, memar (purpura).

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

5

2. Manifestasi pada pulmoner yaitu krekels, edema pulmoner,sputum kental dan liat,nafas dangkal, pernapasan kusmaul, pneumonitis 3. Gejala gastrointestinal : nafas berbau ammonia, ulserasi dan perdarahan pada mulut, anoreksia, mual, muntah dan cegukan, penurunan aliran saliva, haus, rasa kecap logam dalam mulut, kehilangan kemampuan penghidu dan pengecap, parotitis dan stomatitis, peritonitis, konstipasi dan diare, perdarahan darisaluran gastrointestinal. 4. Perubahan musculoskeletal : kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, kulai kaki (foot drop). 5. Manifestasi pada neurologi yaitu kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada tungkai

kaki, perubahan

tingkah laku, kedutan otot, tidak mampu berkonsentrasi, perubahan tingkat kesadaran, neuropati perifer. 6. Manifestasi pada system repoduktif : amenore, atropi testikuler, impotensi, penurunan libido, kemandulan 7. Manifestasi pada hematologic yaitu anemia, penurunan kualitas trombosit, masa pembekuan memanjang, peningkatan kecenderungan perdarahan. 8. Manifestasi pada system imun yaitu penurunan jumlah leukosit, peningkatan resiko infeksi. 9. Manifestasi pada system urinaria yaitu perubahan frekuensi berkemih, hematuria, proteinuria, nocturia, aliguria. 10. Manifestasi pada sisitem endokrin yaitun hiperparatiroid dan intoleran glukosa. 11. Manifestasi pada proses metabolic yaitu peningkatan urea dan serum kreatinin (azotemia), kehilangan sodium sehingga terjadi : dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipermagnesemia dan hipokalsemia.

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

6

F. Komplikasi Komplikasi dari CKD menurut Suwitra (2006) antara lain adalah : 1. Hiperkalemia akibat penurunan eksresi, asidosis metabolic, katabolisme dan masukan diet berlebihan. 2. Perikarditis, efusi pericardial dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah uremik dan dialysis yang tidak adekuat. 3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system renninangiostensin-aldosteron 4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi oleh toksin dan kehilangan darah selama hemodialisis. 5. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatic akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum yang rendah, metabolism vitamin D abnormal dan peningkatan kadar alumunium. G. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang pada klien dengam Chronic Kidney Disease (CKD) menurut trucker, 2008; sudoyo, 2015. 1. Kreatinin plasma meningkat, karena penurunan laju filtrasi glomerulus. 2. Natrium serum rendah / normal. 3. Kalium dan fosfat meningkat. 4. Hematokrit menurun pada animia Hb : biasanya kurang dari 7-8 gr/dl. 5. GDA : PH : penurunan asidosis matabolik (kurang dari 7,2). 6. USG ginjal. 7. Pielogram retrograde. 8. Arteriogram ginjal.

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

7

9. Sistouretrogram. 10. EKG. 11. Foto rontgen. 12. Urine : a. Volume : oliguria, anuria b. Warna : keruh. c. Sedimen : kotor, kecoklatan. d. BD : kurang dari 1,0125. e. Klerin kreatinin menurun. f.

Natrium : lebih besar atau sama dengan 40 m Eq/L.

g. Protein : proteinuria. H. Penatalaksanaan Penatalaksanaan untuk mengatasi penyakit gagal ginjal kronik menurut (Sudoyo, 2015), 1.

Penatalaksanaan untuk mengatasi komplikasi a. Hipertensi

diberikan

antihipertensi

yaitu

Metildopa

(Aldomet),

Propanolol (Inderal), Minoksidil (Loniten), Klonidin (Catapses), Beta Blocker, Prazonin (Minipress), Metrapolol Tartrate (Lopressor). b. Kelebihan cairan diberikan diuretic diantaranya adalah Furosemid (Lasix), Bumetanid (Bumex), Torsemid, Metolazone (Zaroxolon), Chlorothiazide (Diuril). c. Peningkatan trigliserida diatasi dengan Gemfibrozil. d. Hiperkalemia diatasi dengan Kayexalate, Natrium Polisteren Sulfanat. e. Hiperurisemia diatasi dengan Allopurinol.

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

8

f.

Osteodistoofi

diatasi

dengan

Dihidroksiklkalsiferol,

alumunium

hidroksida. g. Kelebihan fosfat dalam darah diatasi dengan kalsium karbonat, kalsium asetat, alumunium hidroksida. h. Mudah terjadi perdarahan diatasi dengan desmopresin, estrogen i.

Ulserasi oral diatasi dengan antibiotic.

2. Intervensi diet yaitu diet rendah protein (0,4-0,8 gr/kgBB), vitamin B dan C, diet tinggi lemak dan karbohirat 3. Asidosis metabolic diatasi dengan suplemen natrium karbonat. 4. Abnormalitas neurologi diatasi dengan Diazepam IV (valium), fenitonin (dilantin). 5. Anemia diatasi dengan rekombion eritropoitein manusia (epogen IV atau SC 3x seminggu), kompleks besi (imferon), androgen (nandrolan dekarnoat/deca durobilin) untuk perempuan, androgen (depo-testoteron) untuk pria, transfuse Packet Red Cell/PRC. 6. Cuci darah (dialisis) yaitu dengan hemodialisa maupun peritoneal dialisa. 7. Transplantasi ginjal.

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

9

Related Documents

Lp
August 2019 105
Lp
November 2019 101
Lp
May 2020 74
Lp
October 2019 102
Lp
October 2019 96
Lp Pneumoia.docx
December 2019 0

More Documents from "imam masrukin"

Lp Ckd.docx
November 2019 22
04.2-hukum Wadh I.ppt
June 2020 42
Biotin.docx
December 2019 8
Apa Itu Pmtct ???
June 2020 14