Llaporan Praktikum Ttl - Trafo 3 Fasa Dan Simetri Bintang.docx

  • Uploaded by: Dyah Retno Romadhoni
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Llaporan Praktikum Ttl - Trafo 3 Fasa Dan Simetri Bintang.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,185
  • Pages: 21
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK BEBAN BINTANG 3 FASA DENGAN 3 WATTMETER

Kelompok 3 LT - 2E Dyah Retno Romadhoni

(3.39.17.1.09)

Fairuzal Umam

(3.39.17.1.10)

Ferdy Ristian Nugraha

(3.39.17.1.11)

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIKNEGERI SEMARANG 2018/2019

1. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melaksanakan praktik ini, mahasiswa dapat : 1) Menentukan besarnya tegangan line dan tegangan fasa, 2) Menentukan besarnya arus line dan arus fasa, 3) Menggambarkan vektor diagram tegangan dan arus, 4) Menentukan daya nyata, daya semu, daya buta dengan menggunakan metode : -

Dua Watt meter 1 fasa.

-

Tiga Watt meter 1 fasa dan cos Ø meter.

-

Volt meter / ampere meter dan 1 watt meter 3 fasa

5) Membuktikan rumus-rumus 3 fasa hubungan bintang. 6) Membandingkan daya yang didisipasikan beban dengan menggunakan beberapa metode, 7) Membuktikan penghantar netral arusnya nol. 2. PENDAHULUAN Dalam percobaan ini, beban dihubungkan bintang. Hubungan bintang diperoleh dengan cara menghubungkan ketiga pangkal lilitan fasa menjadi satu, dan pada sistem saluran 4 kawat hubungan ketiga pangkal lilitan fasa tersebut disebut titik nol (netral) dan apabila dihubungkan dengan suatu kawat, maka kawat tersebut dikatakan penghantar netral. Pada beban simetri penghantar netral praktis tidak berarus. Dengan kata lain pada beban simetri hubungan bintang bisa tanpa penghantar netral. 3. ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN : Dalam melaksanakan praktik ini, alat-alat yang diperlukan yaitu : 1) VACPS 220 V

1 buah;

2) Multimeter analog

2 buah;

3) Kabel jumper

20 buah;

4) Wattmeter 3 fasa

3 buah;

5) Lampu pijar 100 Watt + Fitting 3 buah; 6) Balast

3 buah;

7) Kondensator AC 3 F 250 V

3 buah.

4. GAMBAR RANGKAIAN a. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda volt / amper meter dan 1 watt meter. Beban R / Lampu Pijar L1

A

W

L1

L1

V

N

Beban Balast

R1

L2

L1

N

N L2

L2

L2

R2 R3

L3

L3

L3

L3 L1 Beban Balast // Condensator L1

Z1

N

Z2

L2

Z3 L3

b. Menentukan Daya yang didisipasikan dengan metoda tiga Watt meter 1 fasa.

Beban R / Lampu Pijar L1

A

L1

R1 L2

W

R2

L3 L3

L3 L1 Beban Balast // Condensator L1

Z1

N

Z2

L2

Z3 L3

L2

L2

R3

W

L1

N

N

L2

Beban Balast L1

V

N

L3

W

c. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 2 wattmeter 1 fasa. Beban Balast

Beban R / Lampu Pijar L1

Cos Ø

V

W

A

R1

V

R2

L1

L2

B

L2

L3

R3

V L3

W

C Beban Balast // Condensator

L1

C1

L2

C2 C3

L3

5. LANGKAH KERJA 1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu membuat rangkaian seperti pada gambar rangkaian diatas 2) Memberi catu sumber tegangan 3 x 220 Volt 3) Mengisi tabel hasil pengamatan

6. TABEL HASIL PENGAMATAN

a. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda volt / amper meter dan 1 watt meter.

Beban

Lampu pijar 100 w

VL (volt)

IL(A)

387,4 0,443

Daya nyata (watt)

42

Daya semu (VA) 𝑆 = οƒ–3𝑉𝐿𝐼𝐿

297,25

Cos οͺ 𝑃

arc cos

(𝑆 )

οͺ(o)

0,14

81,9

Daya buta (VAR) 294,28

Balas 220 V

386,6

Balas // Condensator 3,5 Β΅F

0,61

62

408,46

0,15

87,27

403,73

385,3 0,365

30

243,59

0,123

82,93

241,74

b. Menentukan Daya yang didisipasikan dengan metoda tiga Watt meter 1 fasa. No

1. 2. 3.

Beban R lampu pijar 100 watt Balast Balast // condensator3,5 Β΅F

Watt meter

VL (Volt)

IL

P1

P2

P3

(Ampere)

392,5

19

16

8

0,452

391,7

6

24

12

0,614

394,9

8

20

8

0,379

C. Menentukandaya yang didisipasikan dengan metoda 2 wattmeter 1 fasa. Wattmeter No

1.

Beban Lampu pijar 100 watt

𝑷

IL (A)

Cos οͺ ( ) 𝑺

VL (Volt) P1

P2

387,1

44

6

0,428

0,174

2.

Ballast 1A

387,2

10

32

0,605

0,104

3.

Balast // condensator3,5 Β΅F

385,2

2

20

0,361

0,091

7. ANALISA DATA Dari tabel hasil praktikum menunjukkan bahwa lampu merupakan beban resistif yang memiliki nilai cos οͺ mendekati 1. Sedangkan untuk ballas merupakan beban induktif yang arusnya tertinggal terhadap tegangannya atau lagging yang memiliki nilai cos οͺ kurang dari 1. Kemudian ketika beban ballas diparalel dengan kondensor maka nilai cos οͺ nya akan naik, atau pemasangan kondensor ini fungsinya adalah sebagai perbaikan faktor daya dari beban. Daya disipasikan pada beban ballas nilainya paling besar dibandingkan dengan beban lampu

maupun ballas yang diparalel dengan kondensator. Sehingga pemasangan kondensator bisa mengurangi daya disipasikan dari suatu beban yang memiliki nilai daya disipasikan yang besar. Arus pada sambungan netral pada rangkaian beban hubung bintang yang setimbang memiliki nilai arus netral sebesar nol (𝐼𝑛 = 0). Tegangan yang digunakan dalam rangkaian ini adalah sebesar 3 Γ— 380 Volt, dan terukur pada masing-masing beban sebesar 220 Volt. Hal ini dikarenakan Pada hubungan bintang, nilai V fasa (beda potensial fasa ke netral) pada belitan primer π‘‰π‘“π‘Žπ‘ π‘Ž =

𝑉𝑙𝑖𝑛𝑒 √3

atau 𝑉𝑙𝑖𝑛𝑒 = √3 Γ— π‘‰π‘“π‘Žπ‘ π‘Ž.

8. KESIMPULAN 1) Pada penggunaan rangkaian 1 wattmeter 3 fasa cos οͺ balast lebih besar dari cos οͺ R dan cos οͺ R lebih besar dari cos οͺ condensor. 2) Pada penggunaan rangkaian 2 wattmeter 3 fasa cos οͺ R lebih besar dari cos οͺ kondensor dan cos οͺ kondensor lebih besar dari cos οͺ ballast. 3) Pada penggunaan rangkaian 3 wattmeter 3 fasa cos οͺ R lebih besar dari cos οͺ kondensor dan cos οͺ kondensor lebih besar dari cos οͺ ballast. 4) Penggunaan jumlah wattmeter yang berbeda dan jenis wattmeter yang berbeda mempengaruhi nilai cos οͺ tiap beban.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK TRAFO 3 FASA (3X50VA) PRIMER Ξ” DAN BEBAN Y DENGAN COS-Q METER 1. TUJUAN Setelah melaksanakan praktek ini, mahasiswa dapat : TRAFO 3 FASA : ο‚·

Mengindentifikasi terminal kumparan transformator 3 fasa sesuai dengan rekomendasi IEC.

ο‚·

Menentukan dengan benar simbol hubungan dari rangkaian transformator 3 fasa.

ο‚·

Menggambarkan diagram vektor tegangan transformator 3 fasa sesuai dengan macam hubungannya

BEBAN Y DENGAN COS-Q METER: ο‚·

Menentukan besaran tegangan line dan tegangan fasa,

ο‚·

Menentukan besaran arus line dan arus fasa,

ο‚·

Menggambar vektor diagram tegangan dan arus,

ο‚·

Menentukan daya nyata, daya semu, daya buta dengan menggunakan metode : o Cos Ρ„ meter dan Voltmeter, Ampermeter.

ο‚·

Membuktikan rumus-rumus 3 fasa hubungan bintang.

ο‚·

Membandingkan daya yang didisipasikan beban menggunakan beberapa metode.

ο‚·

Menjelaskan penghantar netral arusnya nol.

2. PENDAHULUAN TRAFO 3 FASA : Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa perlu diadakan pengetesan polaritas agar didapatkan hasil rangkaian sesuai dengan yang diinginkan. Identifikasi terminal transformator 3 fasa sesuai dengan rekomendasi IEC adalah sebagai berikut : Terminal tegangan tinggi ( TT ) :

Untuk polaritas rendah adalah A1, B1, dan C1 Untuk polaritas tinggi adalah A2, B2, dan C2 Untuk neteral adalah N Terminal tegangan rendah ( TR ) : Untuk polaritas rendah adalah a1, b1, dan c1 Untuk polaritas tinggi adalah a2, b2, dan c2 Untuk netral adalah n Macam hubungan kumparan transformator 3 fasa baik primer maupun sekunder ada tiga, yaitu hubungan bintang (Y), segitiga () dan zig- zag (Z). Kumparan primer dan sekunder dapat dirangkai dalam hubungan yang berbeda dan berarti terdapat selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk memudahkan dalam mengingatnya biasa digunakan sistem β€˜jam’ untuk menyatakan selisih fasa antara sisi primer dan sisi sekunder pada suatu fasanya. Jarum panjang (menit) menyatakan arah vektor tegangan primer ( selalu menunjuk angka 12 ) dan jarum pendek ( jam ) menyatakan vektor tegangan sekunder. Selisih fasanya adalah besar sudut yang dibentuk oleh kedua jarum tersebut. Contoh : Yd5 artinya kumparan tegangan tinggi dalam hubungan bintang (Y) dan kumparan tegangan rendah dalam hubungan segitiga (), dan selisih fasanya sebesar sudut yang dibentuk jarum panjang dan jarum pendek pada saat pukul 5 (lima). Gambar diagram fasa tegangannya adalah sebagai berikut : 12

12 A

C

B

Gambar 9.1. Diagram Fasa

BEBAN Y DENGAN COS-Q METER: Dalam percobaan ini beban dihubungkan bintang. Hubungan bintang diperoleh dengan cara menghubungkan ketiga pangkal lilitan fasa menjadi satu, dan pada sistem saluran 4 kawat hubungan ketiga pangkal lilitan fasa tersebut disebut titik nol (netral) dan apabila dihubungkan dengan suatu kawat, maka kawat tersebut dikatakan penghantar netral. Pada beban simetri penghantar netral praktis tidak berarus. Dengan kata lain pada beban simetri hubungan bintang bisa tanpa penghantar netral. VL = Vp οƒ–3(Volt) IL = Ip (Amper) In = Ip1 + Ip2 + Ip3 = 0 P = 3 Vp. Ip cos οͺ P = VL. IL.οƒ–3cos οͺ S = VL. IL.οƒ–3(VA) P = S cos οͺ (Watt) Q = S sin οͺ (VAR) Q = P tg οͺ

3. PERALATAN 1.

ACPS 220 V

1 buah

2.

Transformator 1 fasa 220/48 V

3 buah

3.

Multimeter Analog

1 buah

4.

Kabel jumper

20 buah.

5.

Multimeter analog

2 buah

6.

Lampu pijar 100 W 220 V

3 buah

7.

Balast 220 V

3 buah

8.

Kondensator AC 3  F 250 V

3 buah.

9.

Cos Ρ„ meter

1 buah

10.

Ampermeter tang

1 buah

4. GAMBAR RANGKAIAN Mengetes pole trafo untuk menentukan kutub yang positif β€œ+” dan negative β€œ-β€œ pada keluaran trafo dengan cara sbb : - Tes Pole 1

V3

V1

220 V

V2

0 – 220V

Gambar 4.1. Rangkaian percobaan tes pole 1

Tabel 4.1. Polaritas 1 V1

V2

V3

Keterangan

100

25

125

V3 = V1 + V2

- Tes Pole 2

Gambar 4.2. Rangkaian percobaan tes pole 2

Tabel 4.2. Polaritas 2

A

B

C

A2

a2

A1

a1

B2

b2

B1

b1

C2

c2

C1

c1

V1

V2

V3

Keterangan

100

25

75

V3 = V1 – V2

A

a

B

b

C

c

Gambar 4.3. Rangkaian 1

-

A2

a2

A1

a1

B2

b2

B1

b1

C2

c2

C1

c1

a

b

c

Gambar 4.4. Rangkaian 2

Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda Volt Amper meter dan Cos Ρ„ meter, serta mengukur arus pada penghantar netral.

Beban R / Lampu Pijar L1

N

Cos Ø

A V

Beban Balast L1

L1

V

R1

A

L2

L2

R2

L3 L3

L3 L1 Beban Balast // Condensator L1

Z1

N

Z2

L2

Z3

L2

L2

R3 L3

L3

L1

N

N

5. LANGKAH KERJA TRAFO 3 FASA : 1) Menentukan polaritas terminal masing-masing transformator satu fasa yang akan dirangkai menjadi sebuah transformator tiga fasa. Menandai terminal-terminalnya sesuai dengan rekomendasi IEC. 2) Membuat rangkaian seperti gambar rangkaian 4.3 3) Menghubungkan primer transformator tiga fasa yang telah dirangkai tersebut dengan sumber tegangan AC tiga fasa 3 x 380 V / 220 V ( A pada L1, B pada L2, C pada L3 dan N pada N ). Tetapi karena sisi tegangan tinggi terhubung segitiga tidak boleh diberi sumber 3 x 380 Volt. Mencatat tegangan-tegangannya pada tabel 1. 4) Untuk mengetahui tipe hubungannya atau kelompok jamnya, sambungkan terminal A dengan terminal a. kemudian catat tegangan antara terminal C dan c, B dan c, C dan b serta A dan B pada tabel 2. 5) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 4.4

BEBAN Y DENGAN COS-Q METER : 1)

Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu membuat rangkaian seperti pada gambar rangkaian diatas

2)

Memberi catu sumber tegangan 3 x 220 Volt

3)

Mengisi tabel hasil pengamatan.

6. LEMBAR KERJA TRAFO 3 FASA Tabel 6.1. Pengukuran Tegangan Primer dan Sekunder Tegangan ( Volt )

PERCOBAAN Gb. 4.3

Gb. 4.4

AB

214,9

215

BC

215,4

218

CA

215,9

214

AN -

125

BN -

125

CN -

128

Ab

52

24

Bc

52,2

24

Ca

52,3

24

an -

0,1

bn -

0,1

cn -

0,1

Tabel 9.4. Pengukuran Tegangan Antar Primer - Sekunder Tegangan ( volt )

PERCOBAAN Gb. 4.3

Gb. 4.4

Cc

228

24

Bc

220

240

Cb

220

24

AB

214

215

Catatan

Dd6

Dy1

BEBAN Y DENGAN COS-Q METER

-

Menentukan besarnya tegangan fasa dan line serta arus pada penghantar netral dengan pengukuran Cos οͺ meter

Beban

Cos οͺ

I (A)

Vab

Vbc

Vca

R lampu pijar 100 w

0,999

0,439

384,7

386

385,4

Balast 1A 220 V

0,991

0,621

223,1

388,5

388,3

Kondensor 3Β΅F // balast

0,99

mendekati 0

360

357

357

Beban

Van

Vbn

Vcn

R lampu pijar 100 w

221

223,8

223,6

Balast 1A 220 V

222,5

225,1

225,5

Balast // Kondensor 3,5Β΅F

205,7

209,2

205,6

7. ANALISA DATA Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa, pada masing-masing transformator dilakukan pengecekan polaritas guna memastikan polaritas output dan input transformator. Pada percobaan trao 3 faasa ini untuk praktikum gambar 4.3 jam vector menunjukkan hubungan Dd dengan jam vector menunjukkan pukul 6, karena dari data didapatkan Cc > Bc = Cb < Cc > AB dan untuk percobaan gambar 4.4 menunjukkan hubungan Dd1 dengan jam vector menunjukkan pukul 1, karena dari data didapatkan Cc < Bc > Cb = Cc < AB. Sedangkan pada percobaan beban bintang dengan Cosφ meter, Dapat dilihat bahwa lampu pijar 100 W memiliki nilai Cos φ yang paling baik dibanding beban inductor lainnya . Hal ini karena lampu merupakan inductor murni. Untuk nilai tegangan, VAB, VBC, VAC, nilainya hampir sama pada masing-masing beban .

Arus pada sambungan netral pada rangkaian beban hubung bintang yang setimbang memiliki nilai arus netral sebesar nol (𝐼𝑛 = 0). Tegangan yang digunakan dalam rangkaian ini adalah sebesar 3 Γ— 380 Volt, dan terukur pada masing-masing beban sebesar 220 Volt. Hal ini dikarenakan Pada hubungan bintang, nilai V fasa (beda potensial fasa ke netral) pada belitan primer π‘‰π‘“π‘Žπ‘ π‘Ž =

𝑉𝑙𝑖𝑛𝑒 √3

atau 𝑉𝑙𝑖𝑛𝑒 = √3 Γ— π‘‰π‘“π‘Žπ‘ π‘Ž.

8. KESIMPULAN Kesimpulan dari praktikum ini adalah : 1. Pada hasil percobaan pengukuran tegangan antara pimer dan sekunder dapat digambarkan dengan vector jam 2. Terminal tegangan rendah berfungsi untuk polaritas rendah, a1, b1, c1 untuk a2, b2, c2 dan netral menggunakan N 3. Tegangan pada belitan primer sama dengan Tegangan sekunder 4. Pada belitan primer hubungan bintang nilai V line = √3 V fasa 5. Penggunaan trafo yang masih sehat akan menghasilkan data yang maksimal. 6. Cos Ο† pada lampu pijar lebih besar dibandingkan dengan ballast dan kondensor. 7. Cos Ο† yang dihasilkan ballast lebih kecil dibandingkan dengan lampu pijar dan kondensor. 8. Condensator yang diparalel dengan ballast dapat meningkatkan nilai Cos Ο†.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK HUBUNGAN KUMPARAN TRAFO 3 FASA (3X50VA) PRIMER Y

1.

TUJUAN Setelah melaksanakan praktek ini, mahasiswa dapat : ο‚·

Mengindentifikasi terminal kumparan transformator 3 fasa sesuai dengan

rekomendasi

IEC. ο‚·

Menentukan dengan benar simbol hubungan dari rangkaian transformator 3 fasa.

ο‚·

Menggambarkan diagram vektor tegangan transformator 3 fasa sesuai dengan macam hubungannya

2. PENDAHULUAN Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa perlu diadakan pengetesan polaritas agar didapatkan hasil rangkaian sesuai dengan yang diinginkan. Identifikasi terminal transformator 3 fasa sesuai dengan rekomendasi IEC adalah sebagai berikut : Terminal tegangan tinggi ( TT ) : Untuk polaritas rendah adalah A1, B1, dan C1 Untuk polaritas tinggi adalah A2, B2, dan C2 Untuk neteral adalah N Terminal tegangan rendah ( TR ) : Untuk polaritas rendah adalah a1, b1, dan c1 Untuk polaritas tinggi adalah a2, b2, dan c2 Untuk netral adalah n Macam hubungan kumparan transformator 3 fasa baik primer maupun sekunder ada tiga, yaitu hubungan bintang (Y), segitiga () dan zig- zag (Z). Kumparan primer dan sekunder dapat dirangkai dalam hubungan yang berbeda dan berarti terdapat selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk memudahkan dalam mengingatnya biasa digunakan sistem β€˜jam’ untuk menyatakan selisih fasa antara sisi primer

dan sisi sekunder pada suatu fasanya. Jarum panjang (menit) menyatakan arah vektor tegangan primer ( selalu menunjuk angka 12 ) dan jarum pendek ( jam ) menyatakan vektor tegangan sekunder. Selisih fasanya adalah besar sudut yang dibentuk oleh kedua jarum tersebut. Contoh : Yd5 artinya kumparan tegangan tinggi dalam hubungan bintang (Y) dan kumparan tegangan rendah dalam hubungan segitiga (), dan selisih fasanya sebesar sudut yang dibentuk jarum panjang dan jarum pendek pada saat pukul 5 (lima). Gambar diagram fasa tegangannya adalah sebagai berikut : 12

12 A

C

B

Gambar 9.1. Diagram Fasa 3. PERALATAN 1. ACPS 220 V

1 buah

2. Transformator 1 fasa 220/48 V

3 buah

3. Multimeter Analog

1 buah

4. Kabel jumper

20 buah.

4. GAMBAR RANGKAIAN Mengetes pole trafo untuk menentukan kutub yang positif β€œ+” dan negative β€œ-β€œ pada keluaran trafo dengan cara sbb : - Tes Pole 1

V3

V1

220 V

V2

0 – 220V

Gambar 4.1. Rangkaian percobaan tes pole 1 Tabel 4.1. Polaritas 1 V1

V2

V3

Keterangan

100

25

125

V3 = V1 + V2

- Tes Pole 2

Gambar 9.3. Rangkaian percobaan tes pole 2 Tabel 4.2. Polaritas 2 V1

V2

V3

Keterangan

100

25

75

V3 = V1 – V2

A

B

C

N

A2

a2

A1

a1

B2

b2

B1

b1

C2

c2

C1

c1

B

C

N

A2

a2

A1

a1

B2

b2

B1

b1

C2

c2

C1

c1

B

b

C

c

N

Gambar 4.3. Rangkaian 1

A

A

a

A2

a2

A1

a1

B2

b2

B1

b1

C2

c2

C1

c1

a

b

c

Gambar 4.4. Rangkaian 2

a

b

c

Gambar 4.5. Rangkaian 3 5. LANGKAH KERJA 1) Menentukan polaritas terminal masing-masing transformator satu fasa yang akan dirangkai menjadi sebuah transformator tiga fasa. Menandai terminal-terminalnya sesuai dengan rekomendasi IEC. 2) Membuat rangkaian seperti gambar rangkaian 1. 3) Menghubungkan primer transformator tiga fasa yang telah dirangkai tersebut dengan sumber tegangan AC tiga fasa 3 x 380 V ( A pada L1, B pada L2, C pada L3 dan N pada N ). Mencatat tegangan-tegangannya pada tabel 1.

4) Untuk mengetahui tipe hubungannya atau kelompok jamnya, sambungkan terminal A dengan terminal a. kemudian catat tegangan antara terminal C dan c, B dan c, C dan b serta A dan B pada tabel 2. 5) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 4.4 dan 4.5

6. LEMBAR KERJA Tabel 9.3. Pengukuran Tegangan Primer dan Sekunder. Tegangan ( Volt )

PERCOBAAN Gb. 4.3

Gb. 4.4

Gb. 4.5

AB

386,3

385,5

384,5

BC

384,7

383,7

385

CA

386,6

384,7

384,7

AN 222,8

227

227

BN 192,2

226

226,5

CN 192.5

228

227,5

Ab

0,006

0,006

0,005

Bc

0,006

0,006

0,006

Ca

0,006

0,006

0,005

an 54,1

55,2

54,7

bn 46,6

55,2

54,7

cn 46,6

55,3

54,7

Tabel 9.4. Pengukuran Tegangan Antar Primer - Sekunder Tegangan ( volt ) Cc

PERCOBAAN Gb. 4.3 270

Gb. 4.4 406

Gb. 4.5 320

Bc

324

406

320

Cb

321

366,7

366,7

AB

360

360

360

Catatan

Yy12

Yd1

Yd11

7. ANALISA DATA

Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa, pada masing-masing transformator dilakukan pengecekan polaritas guna memastikan polaritas output dan input transformator. Pada percobaan 2 gambar 4.3 menunjukkan hubungan Yy dengan jam vector pukul 12 , karena dari data didapatkan Cc < Bc = Cb > Cc< AB . Kemudian pada percobaan gambar 4.4 menunjukkan hubungan Yd dengan jam vector pukul 1, karena data yang didapat Cc < Bc > Cb = Cc < AB. Sedangkan untuk gambar 4.5 menunjukkan hubungan Yy dengan jam vector menunjukkan pukul 11 karena dari data didapatkan Cc = Bc < Cb > Cc

Related Documents


More Documents from "Iman Indra Prasetyo"