REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2004
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….
i
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………..
ii
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………………..
iii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………...
iv
DAFTAR SINGKATAN ………………………………………………………………
v
INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ……………………………….
vii
RINGKASAN ……………….………………………………………………………
1
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT ……………………………………
3
I.
LAPORAN REALISASI APBN …………………………………….………….....
3
II. NERACA …………………………………………………………………….....
5
III. LAPORAN ARUS KAS ……………………………………………………….....
7
IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ……………………………..…......
9
A. PENDAHULUAN ………………………………………………….............
9
A.1. DASAR HUKUM …………………………………………………….
9
A.2. KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO.........
9
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ….............
11
A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI ……………………………………...........
13
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBN ……….........
19
B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBN ........................
19
B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBN ......................
21
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA ……………………………........
34
C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM .........................................
34
C.2. PENJELASAN PER POS NERACA ................................................
35
C.3. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA ……………..
54
C.4. CATATAN PENTING LAINNYA ..................................................
55
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN ARUS KAS ………………........
57
D.1. IKHTISAR LAPORAN ARUS KAS .................................................
57
D.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN ARUS KAS .............................
58
LAMPIRAN ...................................................................................................
69
Daftar Isi
-i-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
DAFTAR TABEL 1.
Sektor TA 2004
26
2.
Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia
36
3.
Kas di Bendahara Penerimaan pada Kementerian Negara/Lembaga
37
4.
Uang Muka dari Rekening BUN Menurut Lender
37
5.
Uang Muka dari Rekening BUN Menurut Tahun Anggaran
38
6.
Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2004
38
7.
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2004
39
8.
Aset Tetap per 31 Desember 2004
42
9.
Aset Lainnya per 31 Desember 2004
43
10. Tuntutan Ganti Rugi Menurut Kementerian Negara/Lembaga
44
11. Aset Lain-lain Menurut Kementerian Negara/Lembaga
44
12. Bagian Lancar Utang Luar Negeri per Jenis Utang
46
13. Bagian Lancar Utang Dalam Negeri per Jenis Obligasi
46
14. Utang Bunga dan Kewajiban Luar Negeri Lainnya
47
15. Utang Bunga Obligasi
47
16. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi
48
17. Utang Luar Negeri Perbankan per Jenis Utang
50
18. Utang Luar Negeri Non Perbankan per Jenis Utang
50
19. Akumulasi SAL s.d Akhir TA 2003
51
Daftar Tabel
-ii-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
DAFTAR GRAFIK 1.
Perkembangan Realisasi Penerimaan Perpajakan dan PNBP TA 2000-2004
19
2.
Perkembangan Realisasi Belanja Negara TA 2000-2004
20
3.
Komposisi Alokasi APBN TA 2004
20
4.
Komposisi Realisasi Penerimaan Dalam Negeri TA 2004
21
5.
Komposisi Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam TA 2004
22
6.
Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 2004
23
7.
Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Untuk Daerah TA 2004
24
8.
Komposisi Realisasi Pengeluaran Rutin per Jenis Belanja TA 2004
24
9.
Komposisi Realisasi Belanja Rutin Menurut Sektor TA 2004
27
10.
Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah Menurut Sektor TA 2004
28
11.
Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek Menurut Sektor TA 2004
29
12.
Komposisi Realisasi Dana Perimbangan TA 2004
30
13.
Struktur Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004
34
14.
Struktur Aset Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004
34
15.
Struktur Kewajiban dan Ekuitas Dana Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004
35
16.
Komposisi Aset Tetap Berdasarkan Jenisnya per 31 Desember 2004
42
17.
Komposisi Utang Jangka Panjang Pemerintah per 31 Desember 2004
51
18.
Komposisi Arus Kas Bersih per Aktivitas
57
19.
Komposisi Penerimaan Perpajakan TA 2004
59
Daftar Grafik
-iii-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
DAFTAR LAMPIRAN 1. Laporan Realisasi Anggaran Penerimaan Dalam Negeri TA 2004
69
2. Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin dan Pembangunan per Kementerian Negara/Lembaga TA 2004
73
3. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin TA 2004
75
4. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah TA 2004
78
5. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek TA 2004
81
6. Realisasi Anggaran Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Umum TA 2004
84
7. Realisasi Anggaran Dana Penyesuaian Tahun Anggaran 2004
85
8. Daftar Saldo Kas KPPN per 31 Desember 2004
86
9. Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2004
90
10. Daftar Persediaan per 31 Desember 2004
91
11. Posisi Dana Penerusan Pinjaman Luar Negeri dan Dalam Negeri SLA, RDI, dan RPD per 31 Desember 2004
92
12. Rincian Pencairan Pinjaman Pendanaan KUMK Posisi 31 Desember 2004
93
13. Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN per 31 Desember 2004
94
14. Penyertaan Modal Pemerintah pada Non BUMN (Minoritas) per 31 Desember 2004
99
15. Penyertaan Modal Pemerintah pada Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional/Regional per 31 Desember 2004
100
16. Daftar Aset Tetap per 31 Desember 2004
101
17. Saldo Rekening-Rekening Escrow dan Reboisasi per 31 Desember 2004
103
18. Ringkasan Aset Negara Ex-BPPN yang Dikelola PPA untuk Periode 27 Februari 2004 – 31 Desember 2004
104
19. Ringkasan Data Nominatif Aset Kredit yang Diserahkan kepada Tim Pemberesan (TP)
105
20. Piutang Negara Non Perbankan Instansi Pemerintah dan Lembaga Negara Posisi per 31 Desember 2004
106
21. Data Aset Kontraktor Kontrak Kerjasama BP MIGAS
107
22. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Luar Negeri
108
23. Bagian Lancar Utang Obligasi Dalam Negeri per 31 Desember 2004
109
24. Utang Bunga Dan Kewajiban Luar Negeri Lainnya
110
25. Utang Bunga Obligasi Negara per 31 Desember 2004
111
26. Interest, Accrued Interest, and Accrued Indexation Formula Computation for Government Bond
113
27. Obligasi Negara Jangka Panjang Per 31 Desember 2004
115
28. Daftar Pengawasan Saldo Rekening Sementara Cadangan Subsidi dan PSO (Escrow Accounts)
117
29. Rekening Sub Account Dana Bagi Hasil SDA Pada PT BNI (Persero) Tbk. Cabang Kramat Jakarta
118
30. Rekapitlasi Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2004
119
31. Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN
121
Daftar Lampiran
–iv-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
DAFTAR SINGKATAN APBD APBN BAPEKKI BAPETEN BAPPENAS BBM BGP BHMN BI BKKBN BLBI BMFL BMGB BMJ BMNF BMPM BMT BP MIGAS BPBP BPHTB BPK BPOM BPPN BPPT BULOG BUMD BUMN BUN CAP CPI DAK DAU DBH Direktorat IA Direktorat PBM/KN Direktorat PKN Direktorat PPHLN Direktorat PPP Direktorat PSUN DJPLN DPR GBHN HTI KKKS KMK KONI KPPN KSM KU KUHR KUMK KUN KUTPA LAK LDKP LKP
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bahan Bakar Minyak Belanja Gaji/Upah Proyek Badan Hukum Milik Negara Bank Indonesia Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Bantuan Likuiditas Bank Indonesia Belanja Modal Untuk Fisik Lainnya Belanja Modal Untuk Gedung dan Bangunan Belanja Modal Untuk Jaringan Belanja Modal Non Fisik Belanja Modal Untuk Peralatan dan Mesin Belanja Modal Untuk Tanah Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Belanja Pembelian Bahan Proyek Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Badan Pemeriksa Keuangan Badan Pengawas Obat dan Makanan Badan Penyehatan Perbankan Nasional Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Badan Urusan Logistik Badan Usaha Milik Daerah Badan Usaha Milik Negara Bendahara Umum Negara Cadangan Anggaran Pembangunan Consumer Price Index Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Umum Dana Bagi Hasil Direktorat Informasi dan Akuntansi Direktorat Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara Direktorat Pengelolaan Kas Negara Direktorat Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara Dewan Perwakilan Rakyat Garis-Garis Besar Haluan Negara Hutan Tanaman Industri Kontraktor Kontrak Kerja Sama Keputusan Menteri Keuangan Komite Olahraga Nasional Indonesia Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kelompok Swadaya Masyarakat Kiriman Uang Kredit Usaha Hutan Tani Kredit Usaha Mikro dan Kecil Kas Umum Negara Kredit Usaha Tani Persuteraan Alam Laporan Arus Kas Lembaga dana Kredit Pedesaan Lembaga Keuangan Pelaksana
Daftar Singkatan –v-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
LRA MAK MAP PFK PMP PNBP PPh PPN PPnBM Propenas PSL PSO PT PPA RDI RPD SABMKN SAI SAL SAP SDA SIBOR SIKPA SILPA SLA SPM-GU SPM-LS SUN TA TAB TAYL TGR THT TP TPA TSP USP UYHD
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Laporan Realisasi Anggaran Mata Anggaran Pengeluaran Mata Anggaran Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga Penyertaan Modal Pemerintah Penerimaan Negara Bukan Pajak Pajak Penghasilan Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penjualan atas Barang Mewah Program Pembangunan Nasional Past Service Liability Public Service Obligation Perusahaan Terbatas Pengelolaan Aset Rekening Dana Investasi Rekening Pembangunan Daerah Sistem Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara Sistem Akuntansi Instansi Sisa Anggaran Lebih Standar Akuntansi Pemerintahan Sumber Daya Alam Singapore Interbank Offered Rate Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Subsidiary Loan Agreement Surat Perintah Membayar-Ganti UYHD Surat Perintah Membayar- Langsung Surat Utang Negara Tahun Anggaran Tahun Anggaran Berjalan Tahun Anggaran Yang Lalu Tuntutan Ganti Rugi Tabungan Hari Tua Tim Pemberesan Aset Tagihan Penjualan Angsuran Tempat Simpan Pinjam Usaha Simpan Pinjam Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan
Daftar Singkatan –vi-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Indeks Catatan atas Laporan Keuangan
LAPORAN REALISASI APBN Pendapatan Negara dan Hibah Catatan B.2.1 Pendapatan Negara dan Hibah Catatan B.2.1.1 Penerimaan Dalam Negeri Catatan B.2.1.1.1 Penerimaan Perpajakan Catatan B.2.1.1.1.1 Pajak Dalam Negeri Catatan B.2.1.1.1.2 Pajak Perdagangan Internasional Catatan B.2.1.1.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak Catatan B.2.1.1.2.1 Penerimaan Sumber Daya Alam Catatan B.2.1.1.2.2 Bagian Pemerintah atas Laba BUMN Catatan B.2.1.1.2.3 Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya Catatan B.2.1.2 Penerimaan Hibah Belanja Negara Catatan B.2.2 Catatan B.2.2.1 Catatan B.2.2.1.1 Catatan B.2.2.1.2 Catatan B.2.2.1.2.1 Catatan B.2.2.1.2.2 Catatan B.2.2.2 Catatan B.2.2.2.1 Catatan B.2.2.2.1.1 Catatan B.2.2.2.1.2 Catatan B.2.2.2.1.3 Catatan B.2.2.2.2 Catatan B.2.2.2.2.1 Catatan B.2.2.2.2.2 Catatan B.2.2.3
Belanja Negara Belanja Pemerintah Pusat Pengeluaran Rutin Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah Pembiayaan Proyek Belanja untuk Daerah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Suspen
Defisit Anggaran Catatan B.2.3
Defisit Anggaran
Pembiayaan Catatan B.2.4 Catatan B.2.4.1 Catatan B.2.4.1.1 Catatan B.2.4.1.2 Catatan B.2.4.2 Catatan B.2.4.2.1 Catatan B.2.4.2.1.1 Catatan B.2.4.2.1.2 Catatan B.2.4.2.2
Pembiayaan Pembiayaan dalam Negeri Perbankan dalam Negeri Non Perbankan Dalam Negeri Pembiayaan Luar Negeri Neto Penarikan Pinjaman Luar Negeri Bruto Penarikan Pinjaman Program Penarikan Pinjaman Proyek Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri
SILPA (SIKPA) Catatan B.2.5 Catatan B.2.6 Catatan B.2.7
Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran – SILPA (SIKPA) Sisa Anggaran Lebih (SAL) Awal Tahun Anggaran 2003 Sisa Anggaran Lebih (SAL) Sampai Dengan Tahun Anggaran 2004
NERACA ASET Catatan Catatan
C.2.1 C.2.2
Aset Lancar Rekening Kas BUN di Bank Indonesia Rekening Kas di KPPN Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -vii-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan
C.2.3 C.2.4 C.2.5 C.2.6 C.2.7 C.2.8 C.2.9 C.2.10 C.2.11 C.2.12
Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan
C.2.13 C.2.14 C.2.15 C.2.16 C.2.17 C.2.18 C.2.19 C.2.20
Rekening Pemerintah Lainnya di BI Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Uang Muka dari Rekening BUN Piutang Pajak Piutang Bukan Pajak Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Piutang Lain-lain Persediaan Investasi Jangka Panjang Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah Dana Bergulir Investasi Non Permanen Lainnya Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Investasi Permanen Lainnya Aset Tetap Dana Cadangan Aset Lainnya
KEWAJIBAN Catatan Catatan Catatan Catatan
C.2.21 C.2.22 C.2.23 C.2.24
Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan
C.2.25 C.2.26 C.2.27 C.2.28 C.2.29 C.2.30
Kewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Fihak Ketiga Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Bunga Utang Jangka Pendek Lainnya Kewajiban Jangka Panjang Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya
EKUITAS Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan
C.2.31 C.2.32 C.2.33 C.2.34 C.2.35 C.2.36 C.2.37
Catatan Catatan Catatan Catatan
C.2.38 C.2.39 C.2.40 C.2.41
Catatan
C.2.42
Ekuitas Dana Lancar SAL SILPA (SIKPA) Dana Lancar Lainnya Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Pendapatan yang Ditangguhkan Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Ekuitas Dana Cadangan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan
LAPORAN ARUS KAS ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Catatan D.2.1 Penerimaan Perpajakan Catatan D.2.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak Catatan D.2.3 Pendapatan Hibah Catatan D.2.4 Belanja Pegawai Catatan D.2.5 Belanja Barang dan Jasa Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -viii-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan
D.2.6 D.2.7 D.2.8 D.2.9 D.2.10
Belanja Subsidi Dana Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Bunga Utang Belanja Operasi Lain-Lain
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN Catatan D.2.11 Penjualan Aset Catatan D.2.12 Belanja Modal ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Catatan D.2.13 Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Catatan D.2.14 Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri Catatan D.2.15 Pendapatan Pelunasan Piutang Catatan D.2.16 Pembayaran Utang Pokok Dalam Negeri Catatan D.2.17 Pembayaran Utang Pokok Luar Negeri Catatan D.2.18 Penerusan Pinjaman Luar Negeri ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN Catatan D.2.19 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga Catatan D.2.20 Penerimaan Kiriman Uang Catatan D.2.21 Penerimaan Transito Catatan D.2.22 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga Catatan D.2.23 Pengeluaran Kiriman Uang Catatan D.2.24 Pengeluaran Transito Catatan D.2.25 Saldo Awal Kas Catatan D.2.26 Saldo Akhir Kas Catatan D.2.27 Kas di Bendahara Pengeluaran Catatan D.2.28 Kas di Bendahara Penerimaan Catatan D.2.29 Rekening Pemerintah Lainnya pada Bank Indonesia
Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -ix-
RINGKASAN
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
RINGKASAN Berdasarkan Pasal 23E Undang-Undang Dasar 1945 dan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2004, Pemerintah menyusun pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN TA 2004 berupa laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dengan demikian penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban konstitusional pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selaku wakil rakyat atas pelaksanaan APBN TA 2004. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) ini disusun dari laporan keuangan seluruh kementerian negara/lembaga, informasi keuangan yang berada dalam pengelolaan Bendahara Umum Negara (BUN), dan unit-unit terkait lainnya yang mengelola dan/atau menguasai aset negara. 1. LAPORAN REALISASI APBN Laporan Realisasi APBN menggambarkan perbandingan antara APBN-Perubahan TA 2004 dengan realisasinya, mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2004 adalah sebesar Rp403,37 triliun atau mencapai 99,90% dari anggarannya. Realisasi Belanja Negara pada TA 2004 adalah sebesar Rp427,18 triliun atau mencapai 99,33% dari anggarannya. Jumlah realisasi belanja negara tersebut terdiri dari realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp297,46 triliun atau 99,14% dari anggarannya, dan realisasi Belanja untuk Daerah sebesar Rp129,72 triliun atau 99,78% dari anggarannya. Realisasi Defisit Anggaran TA 2004 adalah sebesar Rp23,81 triliun, berarti 9,37% lebih rendah dari yang dianggarkan dalam APBN TA 2004 sebesar Rp26,27 triliun. Realisasi Pembiayaan Neto TA 2004 adalah sebesar Rp20,79 triliun, yang berarti membiayai 87,34% defisit anggaran, sehingga terdapat Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SIKPA) sebesar Rp3,01 triliun. Adapun Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan 31 Desember 2004 sebesar Rp21,57 triliun. 2. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan pemerintah pusat mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Jumlah Aset per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp851,88 triliun yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp86,90 triliun; Investasi Jangka Panjang sebesar Rp465,27 triliun; Aset Tetap sebesar Rp229,07 triliun; Dana Cadangan sebesar Rp1,73 triliun; dan Aset Lainnya sebesar Rp68,92 triliun. Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp1.349,03 triliun yang terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp125,84 triliun dan Kewajiban Jangka Panjang sebesar Rp1.223,19 triliun. Sementara itu jumlah Ekuitas Dana Neto per 31 Desember 2004 adalah sebesar minus Rp497,15 triliun yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar minus Rp38,94 triliun, Ekuitas Dana Investasi sebesar minus Rp459,94 triliun, dan Ekuitas Dana Cadangan sebesar Rp1,73 triliun.
Ringkasan -1-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
3. LAPORAN ARUS KAS Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama TA 2004, serta saldo kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2004. Saldo kas BUN per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp12,75 triliun, berarti terdapat penurunan sebesar Rp6,57 triliun dari saldo per 31 Desember 2003 sebesar Rp19,3 triliun. Penurunan saldo kas tersebut berasal dari kenaikan arus kas dari aktivitas operasi sebesar Rp30,45 triliun, penurunan arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp66,96 triliun, kenaikan arus kas dari aktivitas pembiayaan sebesar Rp33,39 triliun, dan penurunan arus kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp3,55 triliun.
4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai antara lain mengenai dasar penyusunan laporan keuangan, kebijakan akuntansi, kejadian penting lainnya, dan informasi tambahan yang diperlukan. Dalam penyajian Laporan Realisasi APBN, pendapatan, belanja, dan pembiayaan diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari Kas Umum Negara (KUN). Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN.
Ringkasan -2-
LAPORAN REALISASI APBN
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
I. LAPORAN REALISASI APBN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA LAPORAN REALISASI APBN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah) Uraian
Catatan
A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan a. Pajak Dalam Negeri b. Pajak Perdagangan Internasional 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak a. Penerimaan Sumber Daya Alam b. Bagian Pemerintah atas Laba BUMN c. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya II. Penerimaan Hibah Jumlah Pendapatan Negara dan Hibah (A.I + A.II)
B.2.1 B.2.1.1 B.2.1.1.1 B.2.1.1.1.1 B.2.1.1.1.2 B.2.1.1.2 B.2.1.1.2.1 B.2.1.1.2.2 B.2.1.1.2.3 B.2.1.2
B. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat 1. Pengeluaran Rutin 2. Pengeluaran Pembangunan a. Pembiayaan Rupiah b. Pembiayaan Proyek II. Belanja untuk Daerah 1. Dana Perimbangan a. Dana Bagi Hasil b. Dana Alokasi Umum c. Dana Alokasi Khusus 2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian a. Dana Otonomi Khusus b. Dana Penyesuaian III. Suspen Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + B.III)
B.2.2 B.2.2.1 B.2.2.1.1 B.2.2.1.2 B.2.2.1.2.1 B.2.2.1.2.2 B.2.2.2 B.2.2.2.1 B.2.2.2.1.1 B.2.2.2.1.2 B.2.2.2.1.3 B.2.2.2.2 B.2.2.2.2.1 B.2.2.2.2.2 B.2.2.3
Anggaran
Realisasi
Realisasi di atas (di bawah) Anggaran
403.031.823.430.000 279.207.480.000.000 267.033.380.000.000 12.174.100.000.000 123.824.343.430.000 92.407.639.441.000 9.103.500.000.000 22.313.203.989.000 737.705.900.000 403.769.529.330.000
403.104.582.790.362 280.558.820.638.612 267.817.030.241.314 12.741.790.397.298 122.545.762.151.750 91.542.983.188.986 9.817.530.700.000 21.185.248.262.764 262.103.390.287 403.366.686.180.649
72.759.360.362 1.351.340.638.612 783.650.241.314 567.690.397.298 (1.278.581.278.250) (864.656.252.014) 714.030.700.000 (1.127.955.726.236) (475.602.509.713) (402.843.149.351)
300.036.173.502.000 228.088.404.400.000 71.947.769.102.000 52.708.769.102.000 19.239.000.000.000 130.005.001.340.000 123.149.623.397.000 37.368.366.053.000 82.130.926.144.000 3.650.331.200.000 6.855.377.943.000 1.642.617.943.000 5.212.760.000.000 430.041.174.842.000
297.464.003.972.606 236.013.837.863.766 61.450.166.108.840 48.017.837.115.367 13.432.328.993.473 129.723.028.415.742 122.867.684.672.742 36.700.327.968.000 82.130.927.929.572 4.036.428.775.170 6.855.343.743.000 1.642.617.943.000 5.212.725.800.000 (10.361.483.773) 427.176.670.904.575
(2.572.169.529.394) 7.925.433.463.766 (10.497.602.993.160) (4.690.931.986.633) (5.806.671.006.527) (281.972.924.258) (281.938.724.258) (668.038.085.000) 1.785.572 386.097.575.170 (34.200.000) 0 (34.200.000) (10.361.483.773) (2.864.503.937.425)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -3-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
C. Defisit Anggaran (B - A) D. Pembiayaan I. Pembiayaan Dalam Negeri 1. Perbankan Dalam Negeri 2. Non Perbankan Dalam Negeri
B.2.3 B.2.4 B.2.4.1 B.2.4.1.1 B.2.4.1.2
II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto) 1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) a. Penarikan Pinjaman Program b. Penarikan Pinjaman Proyek 2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri Jumlah Pembiayaan (D.I + D.II) E. Sisa Lebih (Kurang )Pembiayaan Anggaran-SILPA (SIKPA ) TA 2004 (D-C) F. Sisa Anggaran Lebih (SAL) Awal TA 2004 G. Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan TA 2004 (E + F)
B.2.4.2 B.2.4.2.1 B.2.4.2.1.1 B.2.4.2.1.2 B.2.4.2.2 B.2.5 B.2.6 B.2.7
26.271.645.512.000
23.809.984.723.926
(2.461.660.788.074)
50.050.459.512.000 23.911.807.287.000 26.138.652.225.000
48.853.088.699.786 22.712.505.838.000 26.140.582.861.786
(1.197.370.812.214) (1.199.301.449.000) 1.930.636.786
(23.778.814.000.000) 21.745.637.000.000 3.140.837.000.000 18.604.800.000.000 45.524.451.000.000 26.271.645.512.000
(28.057.201.652.860) 18.433.905.228.916 5.058.509.000.000 13.375.396.228.916 46.491.106.881.776 20.795.887.046.926 (3.014.097.677.000) 24.588.479.454.419 21.574.381.777.419
(4.278.387.652.860) (3.311.731.771.084) 1.917.672.000.000 (5.229.403.771.084) 966.655.881.776 (5.475.758.465.074)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -4-
NERACA
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
II. NERACA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NERACA PER 31 DESEMBER 2004
(Dalam Rupiah) Uraian
Catatan
ASET Aset Lancar Kas dan Bank Rekening Kas BUN di Bank Indonesia Rekening Kas di KPPN Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Jumlah Kas dan Bank Uang Muka dari Rekening BUN Piutang Piutang Pajak Piutang Bukan Pajak Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Piutang Lain-lain Jumlah Piutang Persediaan Jumlah Aset Lancar
C.2.1 C.2.2 C.2.3 C.2.4 C.2.5 C.2.6 C.2.7 C.2.8 C.2.9 C.2.10 C.2.11 C.2.12
Investasi Jangka Panjang Investasi Non Permanen Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah Dana Bergulir Investasi Non Permanen Lainnya Jumlah Investasi Non Permanen Investasi Permanen Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Investasi Permanen Lainnya Jumlah Investasi Permanen Jumlah Investasi Jangka Panjang Aset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah Aset Tetap
Jumlah
248.984.834.918 12.498.762.125.000 38.660.204.618.670 322.614.437.433 576.992.798.255 52.307.558.814.276 2.574.116.076.156 28.964.985.918.280 918.886.706.165 25.519.902.850 2.126.200.147 1.746.650.958.960 31.658.169.686.402 356.045.620.551 86.895.890.197.385
C.2.13 C.2.14 C.2.15
62.278.309.530.000 2.766.220.770.219 1.420.053.000.000 66.464.583.300.219
C.2.16 C.2.17
395.658.528.974.064 3.144.466.700.390 398.802.995.674.454 465.267.578.974.673
C.2.18 83.635.282.924.766 61.687.965.097.396 38.896.471.338.200 40.489.403.009.948 1.901.915.011.171 2.460.508.047.387 229.071.545.428.868
Dana Cadangan Dana Cadangan
C.2.19
Aset Lainnya Tagihan Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Dana yang Dibatasi Penggunaannya Aset Lain-lain Jumlah Aset Lainnya
1.730.000.000.000
C.2.20
JUMLAH ASET
396.163.190.839 33.475.182.449 31.579.000 11.303.683.753.573 57.182.454.123.677 68.915.807.829.538 851.880.822.430.464
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -5-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Fihak Ketiga Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Bunga Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Utang Jangka Panjang Luar Negeri Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Jumlah Kewajiban Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar SAL SILPA (SIKPA) Dana Lancar Lainnya Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Pendapatan yang Ditangguhkan Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Jumlah Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Jumlah Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Cadangan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan EKUITAS DANA NETO
C.2.21 C.2.22 C.2.23 C.2.24
226.181.671.351 82.079.302.957.375 43.054.542.475.822 478.049.128.712 125.838.076.233.260
C.2.25 C.2.26
621.854.878.768.795 1.988.569.160.166 623.843.447.928.961
C.2.27 C.2.28 C.2.29 C.2.30
583.008.813.834.960 2.929.540.649.970 9.228.859.647.206 4.184.071.033.048 599.351.285.165.184 1.223.194.733.094.145 1.349.032.809.327.405
C.2.31 C.2.32 C.2.33 C.2.34 C.2.35 C.2.36
24.588.479.454.419 (3.014.097.677.000) 32.504.118.643.407 31.658.169.686.402 356.045.620.551 576.992.798.255
C.2.37
(125.611.894.561.909 (38.942.186.035.875)
C.2.38 C.2.39 C.2.40
465.267.578.974.673 229.071.545.428.868 68.915.807.829.538
C.2.41
(1.223.194.733.094.145) (459.939.800.861.066)
C.2.42
1.730.000.000.000 (497.151.986.896.941)
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
851.880.822.430.464
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -6-
LAPORAN ARUS KAS
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
III. LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2004
(Dalam Rupiah) Uraian
Catatan
Jumlah
A. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI I. Arus Kas Masuk 1. Penerimaan Perpajakan 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak a. Penerimaan Sumber Daya Alam b. Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN c. Penerimaan PNBP Lainnya 3. Pendapatan Hibah Jumlah Arus Kas Masuk (A.I) II. Arus Kas Keluar 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang dan Jasa 3. Belanja Subsidi 4. Dana Perimbangan 5. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 6. Bunga Utang 7. Belanja Operasi Lain-Lain Jumlah Arus Kas Keluar (A.II) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (A.I - A.II)
D.2.1 D.2.2
D.2.3
D.2.4 D.2.5 D.2.6 D.2.7 D.2.8 D.2.9 D.2.10
280.897.641.240.000 116.704.801.670.000 91.397.744.046.000 9.817.533.694.000 15.489.523.930.000 277.962.833.000 397.880.405.743.000 54.783.069.983.000 15.142.662.568.000 91.899.301.904.000 122.873.223.394.000 6.808.042.499.000 62.664.201.767.000 13.258.131.774.000 367.428.633.889.000 30.451.771.854.000
B. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN I. Arus Kas Masuk Penjualan Aset a. Penjualan Aset Tetap b. Penjualan Aset Lainnya Jumlah Arus Kas Masuk (B.I) II. Arus Kas Keluar Belanja Modal a. Belanja Modal untuk Tanah b. Belanja Modal untuk Peralatan dan Mesin c. Belanja Modal untuk Gedung dan Bangunan d. Belanja Modal untuk Jaringan e. Belanja Modal untuk Fisik Lainnya f. Belanja Modal Non Fisik Jumlah Arus Kas Keluar (B.II) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan (B.I - B.II)
D.2.11 84.553.020.000 22.984.389.000 107.537.409.000 D.2.12 711.226.994.000 17.019.729.691.000 8.253.085.058.000 9.850.130.631.000 4.551.527.369.000 26.574.980.766.000 66.960.680.509.000 (66.853.143.100.000)
C. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN I. Arus Kas Masuk 1. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri 2. Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri 3. Pendapatan Pelunasan Piutang Jumlah Arus Kas Masuk (C.I)
D.2.13 D.2.14 D.2.15
64.901.134.245.000 32.436.390.917.000 10.291.748.111.000 107.629.273.273.000
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -7-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
II. Arus Kas Keluar 1. Pembayaran Utang Pokok Dalam Negeri 2. Pembayaran Utang Pokok Luar Negeri 3. Penerusan Pinjaman Luar Negeri Jumlah Arus Kas Keluar (C.2) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Pembiayaan (C.I – C.II)
D.2.16 D.2.17 D.2.18
25.456.429.045.000 46.491.106.882.000 2.294.463.777.000 74.241.999.704.000 33.387.273.569.000
D. ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN I. Arus Kas Masuk 1. Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga 2. Penerimaan Kiriman Uang 3. Penerimaan Transito Jumlah Arus Kas Masuk (D.I) II. Arus Kas Keluar 1. Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga 2. Pengeluaran Kiriman Uang 3. Pengeluaran Transito Jumlah Arus Kas Keluar (D.II) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran (D.I – D.II) PENURUNAN KAS (A+B+C+D) SALDO AWAL KAS SALDO AKHIR KAS KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN REKENING PEMERINTAH LAINNYA PADA BI SALDO AKHIR KAS DAN BANK
D.2.19 D.2.20 D.2.21
12.286.381.675.000 974.976.554.354.569 14.667.758.094.431 1.001.930.694.124.000
D.2.22 D.2.23 D.2.24
16.618.210.830.000 973.874.176.895.324 14.990.372.531.864 1.005.482.760.257.188 (3.552.066.133.188) (6.566.163.810.188) 19.313.910.770.106 12.747.746.959.918 322.614.437.433 576.992.798.255 38.660.204.618.670 52.307.558.814.276
D.2.25 D.2.26 D.2.27 D.2.28 D.2.29
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -8-
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENDAHULUAN A.1. DASAR HUKUM 1. Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 2. Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menetapkan bahwa Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan. 3. Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2004 menetapkan setelah Tahun Anggaran 2004 berakhir, Pemerintah menyusun Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2004 berupa Laporan Keuangan. Laporan Keuangan yang dimaksud setidaktidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. 4. Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang APBN Tahun Anggaran 2004 menetapkan Pemerintah mengajukan Rancangan UndangUndang tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2004, setelah Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, paling lambat 9 (sembilan) bulan setelah Tahun Anggaran 2004 berakhir untuk mendapatkan persetujuan DPR. 5. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 337/KMK.012/2003 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
A.2. KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah pusat sebagai amanat dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2004. Sebelum diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk disahkan menjadi Undang-Undang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2004, Laporan Keuangan telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI) sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Laporan keuangan tahun 2004 merupakan laporan keuangan pertama yang terdiri atas Laporan Realisasi APBN, Neraca, dan Laporan Arus Kas disertai Catatan atas Laporan Keuangan. Kebijakan pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004 mengacu kepada GBHN 1999-2004, Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004, kesepakatan-kesepakatan antara pemerintah dan DPR serta program kerja Kabinet Gotong Royong. Kebijakan di bidang ekonomi yang dituangkan dalam APBN diarahkan untuk memantapkan proses konsolidasi fiskal dan penyehatan APBN guna ketahanan fiskal yang berkelanjutan serta untuk diselaraskan dengan program pemulihan ekonomi. Untuk tahun 2004, program konsolidasi fiskal dimaksud meliputi antara lain langkah-langkah pemerintah dengan berakhirnya program kerjasama dengan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan persiapan-persiapan untuk mengantisipasi pelaksanaan Pemilihan Umum. Adapun titik berat dalam program konsolidasi fiskal tahun 2004 adalah: Catatan atas Laporan Keuangan -9-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
•
Mengendalikan dan menurunkan secara bertahap defisit APBN menuju APBN yang seimbang;
•
Melanjutkan upaya penurunan jumlah (stock) utang publik dan rasionya terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB), guna meringankan beban utang pemerintah secara cepat dalam jangka menengah;
•
Meningkatkan penerimaan pajak secara progresif yang adil dan jujur, mengurangi subsidi, menghemat anggaran belanja negara serta meningkatkan disiplin anggaran;
•
Memantapkan proses desentralisasi dengan tetap megupayakan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah, yang sesuai dengan asas keadilan dan sepadan dengan besarnya kewenangan yang diserahkan pemerintah pusat kepada daerah, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik, Indonesia (NKRI).
Kinerja pelaksanaan APBN 2004 dipengaruhi oleh kinerja indikator ekonomi Indonesia, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan, harga minyak mentah dan tingkat produksi minyak Indoneisa. Secara umum, kinerja perekonomian Indonesia stabil dan membaik selama tahun 2003 dan terus berlangsung hingga tahun 2004. Berikut perkembangan asumsi makro selama tahun 2002 – 2004 sebagaimana terdapat pada Nota Keuangan dan UU APBN Tahun Anggaran 2005: Uraian Pertumbuhan Ekonomi (Persen) Tingkat Inflasi (Persen) Nila Tukar Rupiah (Rp/US$) Suku Bunga SBI-3 bulan (Persen) Harga Minyak Internasional (US$/barel) Produksi Minyak (juta barel/hari)
2002 Realisasi 4,3 10 9.311 15,24 23,5 1,26
2003 Realisasi 4,5 5,1 8.577 10,2 28,75 1,092
Asumsi 4,8 6,5 8.600 8,5 22 1,15
2004 Perk. Realisasi 4,8 7 8.900 7,6 34 1,072
Berkaitan dengan adanya perubahan-perubahan pada asumsi makro selama tahun 2004, APBN tahun anggaran 2004 disesuaikan sehingga lebih realistis dan sejalan. Perubahan dimaksud telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU Nomor 28 Tahun 2003 tentang APBN Tahun Anggaran 2004. Beberapa perubahan dimaksud sebagai berikut: Uraian Penerimaan Perpajakan Penerimaan Bukan Pajak Penerimaan Hibah Jumlah Anggaran Pendapatan Negara dan HIbah Belanja Pemerintah Pusat Belanja untuk Daerah Jumlah Anggaran Belanja Negara Defisit Anggaran
APBN 272.175.100 77.124.436 634.200 349.933.736 255.308.989 119.042.274.087 374.351.263.087 24.417.527.287
(dalam jutaan) Beda (%) 279.207.480 2,58 123.824.343 60,55 737.706 16,32 403.769.529 15,38 300.036.173.502 17,51 130.005.001 9,21 430.041.174.842 14,87 26.271.645.512 7,59 APBN-P
Realisasi pendapatan negara dan hibah naik dari Rp341,40 triliun di tahun 2003 menjadi Rp403,37 triliun di tahun 2004. Sebagian kenaikan ini berasal dari penerimaan pajak yang meningkat dengan adanya penyempurnaan kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan. Pada sisi lain, belanja negara mengalami peningkatan secara nominal yang antara lain disebabkan oleh adanya upaya perbaikan kesejahteraan aparatur pemerintah dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, pemberian stimulus fiskal secara terbatas pada perekonomian, dan peningkatan alokasi anggaran ke daerah sejalan dengan pelaksanaan kebijakan desentralisasi fiskal. Dengan demikian, defisit anggaran pada tahun 2004 menjadi Rp23,81 triliun. Adapun sumber pembiayaan untuk menutup defisit anggaran antara lain berasal Catatan atas Laporan Keuangan -10-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
dari hasil penjualan aset program restrukturisasi perbankan, privatisasi BUMN, dan penerbitan surat utang pemerintah. Di masa depan, beban pembiayaan anggaran akan semakin berat terutama karena membengkaknya beban pembayaran pokok utang, baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri yang telah jatuh tempo. Besarnya kewajiban pembayaran utang sehingga membatasi stimulus perekonomian juga menjadi kendala yang harus dihadapi pada APBN 2004. Kendala lainnya pada pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004 adalah adanya gejolak eksternal perekonomian, baik yang berasal dari luar negeri maupun yang berasal dari dalam negeri. Pengaruh eksternal dari luar negeri antara lain kenaikan suku bunga the fed fund dan upaya pemerintah China untuk menahan laju pertumbuhan ekonominya. Sedangkan kendala dalam negeri antara lain terbatasnya sumber investasi, tingginya tingkat pengangguran, serta kelebihan likuiditas pada sektor perbankan karena belum pulihnya fungsi intermediasi perbankan.
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh seluruh entitas pemerintah pusat, yang terdiri dari kementerian negara/lembaga, beserta jenjang struktural di bawahnya seperti eselon I, kantor wilayah, serta kantor/satuan kerja dan proyek/bagian proyek yang bertanggung jawab atas otorisasi kredit anggaran yang diberikan kepadanya, termasuk transaksi keuangan yang berasal dari APBN yang dikelola oleh pemerintah daerah. LKPP tidak mencakup entitas pemerintah daerah, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Kementerian negara/lembaga tersebut meliputi: Daftar kementerian negara/lembaga
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Badan Pemeriksa Keuangan Mahkamah Agung Kejaksaan Agung Lembaga Kepresidenan Sekretariat Wakil Presiden Departemen Dalam Negeri Departemen Luar Negeri Departemen Pertahanan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Departemen Keuangan Departemen Pertanian Departemen Perindustrian dan Perdagangan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi Departemen Pendidikan Nasional Departemen Kesehatan Departemen Agama Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Departemen Sosial Departemen Kehutanan Departemen Kelautan dan Perikanan Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Catatan atas Laporan Keuangan -11-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55.
Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Badan Intelijen Negara Lembaga Sandi Negara Dewan Ketahanan Nasional Badan Urusan Logistik Badan Pusat Statistik Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional RI Departemen Komunikasi dan Informasi Kepolisian Republik Indonesia Badan Pengawas Obat dan Makanan Lembaga Ketahanan Nasional RI Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Badan Narkotika Nasional Badan Metereologi dan Geofisika Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Meteorologi dan Geofisika Komisi Pemilihan Umum
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi APBN disusun berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran kementerian negara/lembaga, kecuali untuk Dana Bagi Hasil dicatat berdasarkan data Bendahara Umum Negara (BUN). Neraca pemerintah pusat disusun berdasarkan data yang dikelola Departemen Keuangan, Kementerian Negara BUMN, unit-unit terkait lainnya yang mengelola dan/atau menguasai aset negara seperti Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP MIGAS), Badan Pengelola Kemayoran, Badan Pengelola Gelora Bung Karno, dan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (Otorita Batam). Selain itu neraca pemerintah pusat juga disusun berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga, terutama untuk Kas di Bendahara Penerimaan, Kas di Bendahara Pengeluaran, Piutang, Persediaan, Aset Tetap, dan Aset Lainnya. Data mengenai Kas Umum Negara dan Non Anggaran, data investasi jangka panjang, dan data kewajiban didasarkan pada data Departemen Keuangan. Penyertaan Modal Pemerintah berasal dari Kementerian Negara BUMN. Laporan realisasi anggaran dan neraca kementerian negara/lembaga disusun dengan menggunakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang berbasis jurnal berpasangan (double entry). Namun masih terdapat kementerian negara/lembaga yang belum menerapkan SAI secara penuh dalam pemrosesan data aset tetap di neraca. Beberapa kementerian negara/lembaga belum menggunakan Sistem Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara (SABMKN), yang merupakan subsistem dari SAI, dalam memproses data aset tetap. Laporan Arus Kas disusun berdasarkan data penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelola oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).
Catatan atas Laporan Keuangan -12-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan Realisasi APBN disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN. Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN. Pemerintah Indonesia, sampai dengan penyusunan laporan keuangan ini belum menetapkan peraturan pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Oleh karena itu Pemerintah menetapkan kebijakan akuntansi sebagai acuan dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat: Pendapatan dakui pada saat kas diterima pada KUN.
(1) Pendapatan Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). (2) Belanja
Belanja diakui pada saat kas keluar dari KUN.
Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). (3) Pembiayaan
Pembiayaan diakui pada saat kas diterima/keluar dari KUN.
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan diakui pada saat kas diterima pada KUN serta pada saat terjadinya pengeluaran kas dari KUN. (4) Aset Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.
Aset terdiri dari aset lancar, investasi, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya
Aset diklasifikasikan menjadi aset lancar, investasi, aset tetap, dan aset lainnya. a. Aset Lancar Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas, Catatan atas Laporan Keuangan -13-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
piutang, dan persediaan. Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca. Rekening khusus (Reksus) tidak termasuk dalam perkiraan Kas. Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan dicatat di neraca berdasarkan : - harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian, - harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri, - harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan. b. Investasi Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, deviden dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Investasi pemerintah diklasifikasikan ke dalam investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki dalam kurun waktu setahun atau kurang. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari setahun. Penyajian investasi pada Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004 terbatas pada investasi jangka panjang. Investasi jangka panjang terdiri dari investasi non permanen dan investasi permanen.
Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu non permanen dan permamen. (i)
Investasi Non Permanen Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi non permanen sifatnya bukan penyertaan modal saham melainkan berupa pinjaman jangka panjang yang dimaksudkan untuk pembiayaan investasi perusahaan negara/daerah, pemerintah daerah dan pihak ketiga lainnya. Investasi non permanen meliputi : Seluruh dana pemerintah yang bersumber dari dana pinjaman luar negeri yang diteruspinjamkan melalui Subsidiary Loan Agreement (SLA) dan dana dalam negeri dalam bentuk Rekening Dana Investasi (RDI) dan Rekening Pembangunan Daerah (RPD) yang dipinjamkan kepada BUMN/BUMD dan Pemda. Seluruh dana pemerintah yang diberikan dalam bentuk Pinjaman Dana Bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), nasabah Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP), nasabah Usaha Simpan Pinjam/Tempat Simpan Pinjam (USP/TSP) atau nasabah BPR. Seluruh pencairan pinjaman pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) eks dana Surat Utang (SU) 005 yang disalurkan melalui dua pola sebagai berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan -14-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
a. Dana SU-005 dipinjamkan langsung oleh Pemerintah kepada Lembaga Keuangan Pelaksana (LKP) yang ditunjuk oleh Pemerintah c.q. Menteri Keuangan dalam rangka pendanaan KUMK; b. Dana SU-005 dipinjamkan kepada BUMN Pengelola dan selanjutnya diteruspinjamkan kepada LKP yang dtunjuk oleh BUMN Pengelola yang bersangkutan dalam rangka pendanaan KUMK. (ii) Investasi Permanen Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen dimaksudkan untuk mendapatkan deviden atau menanamkan pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang. Investasi permanen meliputi seluruh Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) pada perusahaan negara, lembaga internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara. Penyertaan Modal Pemerintah dalam badan usaha atau badan hukum lainnya yang sama dengan atau lebih dari 51 persen disebut sebagai Badan Usaha Milik Negara/Badan Hukum Milik Negara (BUMN/BHMN). PMP dalam badan usaha atau badan hukum lainnya yang kurang dari 51 persen disebut sebagai Non BUMN. PMP dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu perseroan terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal bukan dalam bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan. Penilaian investasi jangka panjang diprioritaskan menggunakan metode ekuitas. Jika suatu investasi bisa dipastikan tidak akan diperoleh kembali atau terdapat bukti bahwa investasi hendak dilepas, maka digunakan metode nilai bersih yang direalisasikan. Investasi dalam bentuk pinjaman jangka panjang kepada pihak ketiga dan non earning asset atau hanya sebagai bentuk partisipasi dalam suatu organisasi, seperti penyertaan pada lembaga-lembaga keuangan internasional, menggunakan metode biaya. Investasi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal neraca, pos investasi dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Khusus untuk RDI, menggunakan kurs jual. c. Aset tetap terdiri dari tanah, gedung dan bangunan, mesin dan peralatan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.
Aset Tetap Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004 pada harga perolehan Pengakuan aset tetap yang perolehannya setelah tanggal 1 Januari 2002 didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu: (a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah), dan (b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah). Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya. Seluruh aset tetap tidak didepresiasi. Catatan atas Laporan Keuangan -15-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
d. Dana Cadangan Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu. Dana cadangan dibentuk berdasarkan kebijakan Pemerintah pada tahun 1991 dimana pemerintah menyisihkan sebagian kelebihan realisasi pendapatan pajak untuk digunakan sebagai Cadangan Anggaran Pembangunan (CAP). CAP merupakan restricted cash pemerintah yang akan digunakan apabila terjadi defisit dalam tahun-tahun anggaran berikutnya.
Dana Cadangan
e. Aset lainnya terdiri dari TPA, Tagihan TGR, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Dana yang Dibatasi Penggunaannya, dan Aset lain-lain.
Aset Lainnya Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, dan Aset Lain-lain. TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran. TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap bendahara/pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya. Kemitraan dengan pihak ketiga merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki. Dana yang Dibatasi Penggunaannya merupakan kas atau dana yang alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu seperti rekening dana reboisasi. Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam TPA, Tagihan TGR, maupun Kemitraan dengan Pihak Ketiga. Aset lain-lain dapat berupa aset pemerintah yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah, dikelola pihak lain, tetapi belum ditentukan status hukumnya, seperti aset pemerintah eks BPPN yang dialihkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Tim Pemberesan Aset, Departemen Keuangan dan aset pemerintah yang digunakan oleh Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) BP MIGAS. Di samping itu, piutang macet kementerian negara/lembaga yang dialihkan penagihannya kepada Departemen Keuangan juga termasuk dalam kelompok aset lain-lain. Kas dan setara kas, piutang, dan aset tetap yang dikuasai dan/atau dimiliki Badan Pengelola Kemayoran (BP Kemayoran) dan Badan Pengelola Gelora Olah Raga Bung Karno (BP Gelora Bung Karno) juga termasuk dalam kelompok aset lain-lain.
(5) Kewajiban Kewajiban terdiri dari kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. Catatan atas Laporan Keuangan -16-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang Bunga (accrued interest) dan utang jangka pendek lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang pemerintah terdiri dari utang luar negeri dan utang dalam negeri. Utang luar negeri pemerintah adalah pinjaman bilateral, multilateral, kredit ekspor, leasing, dan kredit komersial yang dikelola Departemen Keuangan. Utang dalam negeri pemerintah adalah utang dalam bentuk sekuritas (government debt securities), yang terdiri dari fixed rates bonds, variable rates bonds, hedge bonds dan surat utang yang dikelola Departemen Keuangan. Fixed rate bonds-FR adalah obligasi yang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada saat penerbitan, dan dibayarkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan. Tingkat kupon obligasi jenis FR berkisar antara 10 persen sampai 16,5 persen, yang terdiri dari 23 seri, dengan masa jatuh tempo berkisar antara tahun 2005 sampai 2014 (posisi per akhir tahun 2004). Variable rate bonds-VR adalah obligasi berbunga mengambang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan secara periodik berdasarkan referensi tertentu. Dalam hal ini referensi yang digunakan ialah tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berjangka 3 bulan. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan sekali. Sampai akhir tahun 2004, terdapat 25 seri VR yang jatuh temponya berkisar antara tahun 2005 sampai dengan 2020. Obligasi jenis FR maupun VR adalah obligasi yang dapat diperdagangkandandipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. Hedge bonds-HB adalah obligasi lindung nilai yang berbunga mengambang, dan terdiri dari 6 seri. Tingkat bunga per tahun obligasi jenis ini adalah sebesar SIBOR (Singapore Interbank Offered Rate) ditambah 2 persen, dihitung atas jumlah nominal yang telah disesuaikan terhadap perubahan kurs Rupiah terhadap USD, dan dibayarkan empat kali dalam setahun (quarterly). Pada saat jatuh tempo, sebagaimana terms and condition-nya, HB dapat diganti dengan obligasi lain. CPI Index Linked Bonds (SU) adalah jenis utang Pemerintah kepada Bank Indonesia, berkaitan dengan program penjaminan dan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia). Jenis utang ini (SU-002 dan SU-004) berbunga tetap yaitu sebesar 3 persen per tahun atas pokok yang disesuaikan terhadap inflasi. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sekali (semiannually). Pokok SU dilunasi secara periodik (amortizing bonds), melalui mekanisme amortisasi, dan dilakukan setelah berakhirnya grace period yang ditetapkan. SRBI-1/MK/2003 adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah pada tanggal 7 Agustus 2003 sebagai pengganti SU-001 dan SU-003, dalam rangka penyelesaian bantuan likuiditas BI (BLBI). SU-005 adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah untuk kelanjutan pendanaan kredit program. Dengan terbitnya UU No.23 tahun 1999, Catatan atas Laporan Keuangan -17-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Bank Indonesia tidak diperkenankan lagi untuk memberikan likuiditas. Dalam kaitan ini, maka, Pemerintah telah menerbitkan Surat Utang No. SU-005/MK/1999 tanggal 29 Desember dengan plafond sebesar Rp9,97 triliun dengan ketentuan bahwa pinjaman yang dapat ditarik maksimum sebesar pengembalian Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) sampai dengan akhir Maret 2003. Sesuai dengan laporan BI pengembalian KLBI sampai dengan akhir Maret sebesar Rp3,1 triliun (dibulatkan). SU-005 akan diperhitungkan sebagai kewajiban sebesar dana yang telah ditarik. International Bond adalah jenis obligasi negara yang berdenominasi USD (RI0014), dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret 2014 dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,75 persen setahun, yang dibayar secara periodik dua kali setahun (semiannual). RI0014 diterbitkan melalui proses bookbuilding, dengan menggunakan jasa penjamin emisi/underwriter. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut. Utang bunga atas utang pemerintah dicatat sebesar biaya bunga yang telah terjadi dan belum dibayar. Bunga dimaksud berasal dari utang pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri. Utang bunga atas utang pemerintah yang belum dibayar diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dicatat sebesar saldo pungutan/potongan berupa PFK yang belum disetorkan kepada pihak lain sampai akhir periode pelaporan. Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk bagian lancar utang jangka panjang adalah jumlah yang jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Nilai nominal atas utang luar negeri pemerintah merupakan kewajiban pemerintah kepada pemberi utang sebesar pokok utang dan bunga sesuai yang diatur dalam kontrak perjanjian dan belum diselesaikan sampai tanggal pelaporan. Utang dalam bentuk sekuritas dinilai berdasarkan nilai historis. Khusus untuk hedge bonds menggunakan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang terakhir. (6) Ekuitas Dana Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang pemerintah. Ekuitas dana terdiri dari ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana cadangan.
Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu.
Catatan atas Laporan Keuangan -18-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBN B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBN Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.366.686.180.649, berasal dari penerimaan dalam negeri dan hibah. Penerimaan dalam negeri terdiri dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak. Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan penerimaan dalam negeri dari tahun ke tahun. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan penerimaan pajak melalui: (i) pemberlakuan tarif progresif dan penetapan batas penghasilan tidak kena pajak; (ii) pengenaan tarif yang lebih tinggi untuk barang mewah dan penetapan bukan barang kena pajak (non BKP) untuk kriteria barang strategis; (iii) penetapan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) dan batas nilai bumi dan bangunan tidak kena pajak; serta (iv) klasifikasi tarif yang berbeda-beda untuk cukai. Penerimaan negara bukan pajak juga memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi pendapatan negara meskipun sebagian besar penerimaan negara bukan pajak terutama yang berasal dari sumber daya alam sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Realisasi Penerimaan Dalam Negeri pada tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.104.582.790.362, yang berasal dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp280.558.820.638.612, dan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp122.545.762.151.750. Realisasi penerimaan pajak dan PNBP selama 5 tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan, hal ini terlihat pada Grafik 1.
450
50
280,6
242,0
88,4
100
210,1
150
115,9
200
89,4
250
115,1
300
98,9
350
122,5
400
185,5
triliun rupiah
Grafik 1 Perkembangan Realisasi Penerimaan Perpajakan dan PNBP TA 2000-2004
P erpajakan
P NB P
Realisasi Hibah pada tahun anggaran 2004 sebesar Rp262.103.390.287. Pada sisi belanja negara, belanja dilakukan berprinsip pada pengendalian anggaran belanja negara dengan tetap menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar dan alokasi belanja minimum. Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi penggunaan belanja negara, menjamin terlaksananya kegiatan administrasi pemerintahan, serta terselenggaranya agenda-agenda penting kenegaraan seperti pemilu 2004. Belanja negara meliputi (i) belanja pemerintah pusat, dan (ii) belanja untuk daerah. Belanja untuk daerah bertujuan untuk mendukung dan memantapkan pelaksanaan otonomi daerah. Realisasi Belanja Negara pada tahun anggaran 2004 sebesar Rp427.176.670.904.575, yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp297.464.003.972.606, dan Belanja untuk Daerah sebesar Rp129.723.028.415.742, Catatan atas Laporan Keuangan -19-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
serta perkiraan (account) Suspen sebesar minus Rp10.361.483.773. Perkembangan realisasi belanja negara selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 2.
300 250
98,2
350
120,3
400
129,7
450
81,1
triliun rupiah
Grafik 2 Perkembangan Realisasi Belanja Negara TA 2000-2004
297,5
256,2
100
217,4
221,5
150
260,5
200
50 2000
2001
2002
B el. P emerintah P us at
2003
2004
B el. untuk Daerah
Komposisi alokasi APBN untuk pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, bunga, subsidi, belanja untuk daerah, dan belanja untuk kementerian negara/lembaga dalam tahun anggaran 2004, disajikan pada Grafik 3. Grafik 3 Komposisi Alokasi APBN TA 2004 Bunga Utang 13,19% Cicilan Pokok Utang LN 9,81%
Subsidi 19,32%
Kemen. Neg/Lemb 30,29%
Belanja untuk Daerah 27,38%
Defisit anggaran yang terjadi pada tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp23.809.984.723.926. Untuk menutupi defisit anggaran tersebut diatasi dengan pembiayaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Realisasi pembiayaan pada tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp20.795.887.046.926, yang terdiri dari Pembiayaan Dalam Negeri sebesar Rp48.853.088.699.786, dan Pembiayaan Luar Negeri (neto) sebesar minus Rp28.057.201.652.860, yang berarti pengeluaran pembiayaan luar negeri (untuk pembayaran cicilan pokok utang luar negeri) lebih tinggi dari penerimaan pembiayaan luar negeri (penarikan pinjaman luar negeri). Berdasarkan defisit anggaran dan pembiayaan yang dilakukan pada tahun anggaran 2004 terdapat Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SIKPA) sebesar Rp3.014.097.677.000.
Catatan atas Laporan Keuangan -20-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBN B.2.1. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi pendapatan negara dan hibah Rp403,4 triliun.
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.366.686.180.649, yang berarti Rp402.843.149.351 atau 0,10 persen lebih rendah dari anggaran yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp403.769.529.330.000. Pendapatan negara dan hibah terdiri dari penerimaan dalam negeri dan hibah. B.2.1.1. Penerimaan Dalam Negeri
Realisasi penerimaan dalam negeri Rp403,1 triliun
Realisasi Penerimaan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.104.582.790.362, yang berarti Rp72.759.360.362 atau 0,02 persen lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp403.031.823.430.000. Penerimaan dalam negeri berasal dari (i) penerimaan perpajakan dan (ii) penerimaan negara bukan pajak. Komposisi realisasi penerimaan dalam negeri (dalam persentase) tahun anggaran 2004 dapat dilihat pada Grafik 4. Grafik 4 Komposisi Realisasi Penerimaan Dalam Negeri TA 2004
Pajak Internasional 3%
Penerimaan SDA 23%
Bagian Laba BUMN 2% PNBP Lainnya 5%
Pajak Dalam Negeri 67%
B.2.1.1.1. Penerimaan Perpajakan Realisasi penerimaan perpajakan Rp280,6 triliun
Realisasi Penerimaan Perpajakan dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp280.558.820.638.612, yang berarti Rp1.351.340.638.612 atau 0,48 persen lebih tinggi dari target yang direncanakan dalam APBN yaitu sebesar Rp279.207.480.000.000 Penerimaan perpajakan ini berasal dari (i) pajak dalam negeri dan (ii) pajak perdagangan internasional. B.2.1.1.1.1. Pajak Dalam Negeri
Realisasi penerimaan pajak dalam negeri Rp267,8 triliun
Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri tahun anggaran 2004 sebesar Rp267.817.030.241.314, yang berarti Rp783.650.241.314 atau 0,29 persen lebih tinggi dari target yang direncanakan dalam APBN sebesar Rp267.033.380.000.000. Besarnya realisasi pajak dalam negeri ini adalah sebagai berikut: PPh Nonmigas PPh Migas PPN dan PPn BM PBB HTB Cukai Pajak Lainnya Total
Rp96.567.919.081.168 22.946.614.007.646 102.572.749.738.500 11.766.952.857.000 2.918.228.664.000 29.172.451.701.000 1.872.114.192.000 Rp267.817.030.241.314
Catatan atas Laporan Keuangan -21-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1. B.2.1.1.1.2. Pajak Perdagangan Internasional Realisasi pajak perdagangan internasional Rp12,7 triliun
Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp12.741.790.397.298, yang berarti Rp567.690.397.298 atau 4,66 persen lebih tinggi dari target yang direncanakan dalam APBN yaitu sebesar Rp12.174.100.000.000. Realisasi pajak perdagangan internasional ini terdiri dari realisasi Bea Masuk sebesar Rp12.444.000.347.298 dan Pajak/Pungutan Ekspor sebesar Rp297.790.050.000. Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1. B.2.1.1.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
Realisasi PNBP Rp122,5 triliun
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp122.545.762.151.750, yang berarti Rp1.278.581.278.250 atau 1,03 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp123.824.343.430.000. Realisasi PNBP berasal dari (i) penerimaan sumber daya alam (ii) bagian pemerintah atas laba BUMN dan (iii) penerimaan negara bukan pajak lainnya. B.2.1.1.2.1. Penerimaan Sumber Daya Alam
Realisasi penerimaan SDA Rp91,5 tiliun
Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp91.542.983.188.986, yang berarti Rp864.656.252.014, atau 0,94 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp92.407.639.441.000. Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam berasal dari Pendapatan Minyak bumi sebesar Rp63.059.805.131.106, Pendapatan Gas Alam sebesar Rp22.199.226.563.929, Pendapatan Pertambangan Umum sebesar Rp2.548.752.490.150, Pendapatan Kehutanan sebesar Rp3.411.633.313.730, dan Pendapatan Perikanan sebesar Rp323.565.690.071. Komposisi realisasi penerimaan sumber daya alam (dalam persentase) dapat dilihat pada Grafik 5. Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1. Grafik 5 Komposisi Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam TA 2004
Gas Alam 24,25%
P ertambangan Umum 2,78%
Kehutanan 3,73% P erikanan 0,35%
Minyak B umi 68,89%
B.2.1.1.2.2. Bagian Pemerintah atas Laba BUMN Realisasi bagian pemerintah atas laba BUMN Rp9,8 triliun
Realisasi Bagian Pemerintah atas Laba BUMN dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp9.817.530.700.000, yang berarti Rp714.030.700.000 atau 7,84 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp9.103.500.000.000.
Catatan atas Laporan Keuangan -22-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
B.2.1.1.2.3. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya Realisasi PNBP lainnya Rp21,2 triliun
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp21.185.248.262.764, yang berarti Rp1.127.955.726.236 atau 5,06 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp22.313.203.989.000. Realisasi PNBP Lainnya ini berasal dari: Penjualan hasil produksi, sitaan Penjualan aset Pendapatan sewa Pendapatan jasa I Pendapatan jasa II Pendapatan rutin dari luar negeri Pendapatan kejaksaan dan peradilan Pendapatan pendidikan Pendapatan dari penerimaan lain-lain Total
Rp
67.010.183.118 72.451.366.252 48.137.084.967 3.241.172.347.092 1.102.693.837.315 200.050.263.847 30.652.605.169 391.072.665.044 16.032.007.909.960 Rp21.185.248.262.764
Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1. B.2.1.2. Hibah Realisasi penerimaan hibah Rp262,1 miliar
Realisasi Hibah dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp262.103.390.287, yang berarti Rp475.602.509.713 atau 64,47 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp737.705.900.000. B.2.2. Belanja Negara
Realisasi belanja negara Rp427,2 triliun
Realisasi Belanja Negara dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp427.176.670.904.575, yang berarti Rp2.864.503.937.425, atau 0,66 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp430.041.174.842.000. Realisasi anggaran belanja negara terdiri dari (i) belanja pemerintah pusat, dan (ii) belanja untuk daerah. Komposisi lima terbesar pengguna anggaran belanja pemerintah pusat pada kementerian negara/lembaga (dalam persentase) pada tahun anggaran 2004 dapat dilihat pada Grafik 6. Grafik 6 Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 2004
Dep. Lainnya 41,52%
Dep. Agama 6,24%
Dep. Pertahanan 17,81%
Dep. PU 10,11%
Kepolisian RI 10,40%
Dep.Diknas 13,91%
Sedangkan komposisi lima terbesar pengguna anggaran belanja untuk daerah (dalam persentase) pada tahun anggaran 2004 dapat dilihat pada Grafik 7.
Catatan atas Laporan Keuangan -23-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Grafik 7 Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Untuk Daerah TA 2004
DKI Jakarta 18,35% Daerah Lainnya 49,12%
Jawa Barat 8,56%
Sumatera Utara 4,47%
Jawa Timur 10,22%
Jawa Tengah 9,28%
B.2.2.1. Belanja Pemerintah Pusat Realisasi belanja pemerintah pusat Rp297,5 triliun
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp297.464.003.972.606, yang berarti Rp2.572.169.529.394, atau 0,86 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp300.036.173.502.000. Realisasi anggaran belanja pemerintah pusat terdiri dari (i) pengeluaran rutin, dan (ii) pengeluaran pembangunan. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin dan Pembangunan per Kementerian Negara/Lembaga dapat dilihat dalam Lampiran 2. B.2.2.1.1. Pengeluaran Rutin Realisasi Pengeluaran Rutin dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp236.013.837.863.766, yang berarti Rp7.925.433.463.766, atau 3,47 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp228.088.404.400.000. Realisasi pengeluaran rutin terdiri dari (i) belanja pegawai, (ii) belanja barang, (iii) pembayaran bunga utang, (iv) subsidi, dan (v) pengeluaran rutin lainnya, dengan komposisi yang terlihat pada Grafik 8. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin per Kementerian Negara/Lembaga dapat dilihat dalam Lampiran 2. Grafik 8 Komposisi Realisasi Pengeluaran Rutin per Jenis Belanja TA 2004
100
91,5
90 80 triliun rupiah
Realisasi pengeluaran rutin Rp236,0 triliun
70 60 50
62,5 52,7
40 30
15,5
20
13,8
10 0 B elanja P egawai
B elanja B arang
B elanja S ubs idi
B unga Utang
B elanja R utin L ainnya
Catatan atas Laporan Keuangan -24-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Belanja Pegawai Realisasi belanja pegawai Rp52,7 triliun
Realisasi belanja pegawai dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp52.743.205.144.145, yang berarti Rp1.474.188.855.855, atau 2,72 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp54.217.394.000.000. Belanja Barang
Realisasi belanja barang Rp15,5 triliun
Realisasi belanja barang dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp15.518.110.722.226, yang berarti Rp1.261.704.277.774, atau 7,52 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp16.779.815.000.000. Pembayaran Bunga Utang
Realisasi pembayaran bunga utang Rp62,5 triliun
Realisasi Pembayaran Bunga Utang dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp62.485.645.627.660, yang berarti Rp742.060.372.340, atau 1,17 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp63.227.706.000.000. Subsidi
Realisasi subsidi Rp91,5 triliun Subsidi BBM Rp69,0 triliun
Subsidi non BBM Rp22,5
Realisasi Subsidi dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp91.529.079.759.437, yang berarti Rp21.674.327.759.437 atau 31,03 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp69.854.752.000.000. Alokasi subsidi pemerintah untuk tahun anggaran 2004 terbesar digunakan untuk belanja subsidi BBM sebesar Rp69.024.450.135.166 atau 75,41 persen dari total subsidi. Sedangkan subsidi non BBM adalah sebesar Rp22.504.629.624.271. Rincian belanja subsidi non BBM adalah sebagai berikut: Belanja Subsidi Pangan Belanja Subsidi Listrik Belanja Subsidi Benih Belanja Subsidi Pupuk Belanja Subsidi Bunga Kredit Pemilikan Rumah Belanja Subsidi Bunga Kredit Ketahanan Pangan Belanja Subsidi Pajak Penghasilan Belanja Subsidi Lainnya Biaya Rutin KONI Dana Cadangan Tanggap Darurat (Dana Kontijensi) Belanja Bantuan dalam rangka Penugasan PSO Subsidi Lain-lain Total
Rp 4.830.777.908.115 2.316.649.999.997 76.202.915.844 1.171.414.204.236 61.572.454.420 34.889.148.056 1.312.122.927.984 5.825.493.492.564 14.256.074.000 6.149.692.417.062 700.657.490.243 10.900.591.750 Rp22.504.629.624.271
Pengeluaran Rutin Lainnya Realisasi pengeluaran rutin lainnya Rp13,7 triliun
Realisasi Pengeluaran Rutin Lainnya dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp13.737.796.610.298, yang berarti Rp10.270.940.789.702, atau 42,78 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp24.008.737.400.000. Termasuk dalam belanja barang ini adalah belanja Pemilihan Umum/Sidang Tahunan sebesar Rp3.855.263.119.461. Realisasi Pengeluaran Rutin juga dapat dikelompokkan berdasarkan sektor berikut:
sebagai
Catatan atas Laporan Keuangan -25-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Tabel 1 Sektor TA 2004 Kode 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sektor Sektor Industri Sektor Pertanian, Kehutanan, Kelautan, dan Perikanan Sektor Pengairan Sektor Tenaga Kerja Sektor Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan dan Koperasi Sektor Transportasi, Meteorologi dan Geofisika Sektor Pertambangan dan Energi Sektor Pariwisata, Pos, Telekomunikasi dan Informatika Sektor Pembangunan Daerah Sektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dan Tata Ruang Sektor Pendidikan, Kebudayaan Nasional, Pemuda dan Olah Raga Sektor Kependudukan dan Keluarga Sektor Kesejahteraan Sosial, Kesehatan, dan Pemberdayaan Perempuan Sektor Perumahan dan Permukiman Sektor Agama Sektor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sektor Hukum Sektor Aparatur Negara dan Pengawasan Sektor Politik Dalam Negeri, Hubungan Luar Negeri, Informasi, dan Komunikasi Sektor Pertahanan dan Keamanan
Realisasi pengeluaran rutin terbesar pada tahun anggaran 2004 digunakan untuk Sektor Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan dan Koperasi yaitu sebesar Rp191.598.155.860.339, dan Sektor Pertahanan dan Keamanan sebesar Rp21.599.788.611.922. Komposisi realisasi belanja rutin menurut sektor (kecuali Sektor Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan dan Koperasi serta Sektor Pertahanan dan Keamanan) dapat dilihat pada Grafik 9. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin menurut Sektor dan Subsektor dapat dilihat dalam Lampiran 3.
Catatan atas Laporan Keuangan -26-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Grafik 9 Komposisi Realisasi Belanja Rutin Menurut Sektor TA 2004 S ektor 19
2.797,1
S ektor 18
4.703,9
S ektor 17
2.099,4
S ektor 16
952,5
S ektor 15
2.178,2
S ektor 14
53,0
S ektor 13
710,5
S ektor 12
127,9
S ektor 11
5.593,7
S ektor 10
636,8
S ektor 09
72,0
S ektor 08
354,5
S ektor 07
473,8
S ektor 06
769,1 293,3
S ektor 04 S ektor 03
67,3
S ektor 02
896,0
S ektor 01
37,0 0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
m iliar r u p iah
B.2.2.1.2. Pengeluaran Pembangunan Realisasi pengeluaran pembangunan Rp61,5 triliun
Realisasi Pengeluaran Pembangunan dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp61.450.166.108.840, yang berarti Rp10.497.602.993.160, atau 14,59 persen lebih rendah dari anggaran yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp 71.947.769.102.000. Realisasi pengeluaran pembangunan terdiri dari (i) pembiayaan rupiah, dan (ii) pembiayaan proyek. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan per Kementerian Negara/Lembaga dapat dilihat dalam Lampiran 2. B.2.2.1.2.1. Pembiayaan Rupiah
Realisasi pengeluaran pembangunan dari pembiayaan rupiah Rp48,0 triliun
Realisasi Pembiayaan Rupiah dalam tahun 2004 adalah sebesar Rp48.017.837.115.367, yang berarti Rp4.690.931.986.633, atau 8,89 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp52.708.769.102.000. Realisasi pengeluaran pembiayaan proyek terbesar adalah pada Sektor Pendidikan, Kebudayaan Nasional, Pemuda dan Olah Raga (Sektor 11) dengan jumlah Rp12.101.825.884.319. Komposisi realisasi belanja pembangunan pembiayaan rupiah menurut sektor dapat dilihat pada Grafik 10. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah menurut Sektor dan Subsektor dapat dilihat dalam Lampiran 4.
Catatan atas Laporan Keuangan -27-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Grafik 10 Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah Menurut Sektor TA 2004 6.832,3
S ektor 20 271,6
S ektor 19
2.927,7
S ektor 18 999,4
S ektor 17
1.002,8
S ektor 16 71,4
S ektor 15
1.423,7
S ektor 14
4.597,8
S ektor 13 412,4
S ektor 12
12.101,8
S ektor 11 537,4
S ektor 10
1.108,6
S ektor 09 61,3
S ektor 08
1.404,0
S ektor 07
5.498,8
S ektor 06 1.662,3
S ektor 05 301,8
S ektor 04
2.638,9
S ektor 03 S ektor 02
3.781,6
S ektor 01
382,0 0
3.000
6.000
9.000
12.000 15.000 miliar rupiah
B.2.2.1.2.2. Pembiayaan Proyek Realisasi pengeluaran pembangunan dari pembiayaan proyek Rp13,4 triliun
Realisasi Pembiayaan Proyek dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp13.432.328.993.473, yang berarti Rp5.806.671.006.527 atau 30,18 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp19.239.000.000.000. Realisasi pengeluaran pembiayaan proyek terbesar adalah pada Sektor Pembangunan Daerah (Sektor 9) dengan jumlah Rp2.580.794.515.739. Komposisi realisasi pengeluaran pembangunan pembiayaan proyek menurut sektor dapat dilihat pada Grafik 11. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek menurut Sektor dan Subsektor dapat dilihat dalam Lampiran 5.
Catatan atas Laporan Keuangan -28-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Grafik 11 Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek Menurut Sektor TA 2004 S ektor 20
988,1 4,2
S ektor 19
124,0
S ektor 18 S ektor 17
26,1
S ektor 16
17,9
S ektor 15 112,8
S ektor 14 S ektor 13
2.186,4 38,3
S ektor 12
419,2
S ektor 11 S ektor 10
81,3 2.580,8
S ektor 09 9,7
S ektor 08 S ektor 07
886,7 2.573,4
S ektor 06 S ektor 05
11,1
S ektor 04
8,2
S ektor 03
896,2
S ektor 02
295,0
S ektor 01
2.172,7 0
500
1.000
1.500
2.000
2.500 3.000 miliar rupiah
B.2.2.2. Belanja untuk Daerah Realisasi belanja untuk daerah Rp129,7 triliun
Dalam tahun anggaran 2004, realisasi anggaran Belanja untuk Daerah adalah sebesar Rp129.723.028.415.742, yang berarti Rp281.972.924.258 atau 0,22 persen lebih rendah dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp130.005.001.340.000. Belanja untuk daerah terdiri dari (i) dana perimbangan, dan (ii) dana otonomi khusus dan penyesuaian. B.2.2.2.1. Dana Perimbangan
Realisasi dana perimbangan Rp122,9 triliun
Realisasi Dana Perimbangan dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp122.867.684.672.742, yang berarti Rp281.938.724.258, atau 0,23 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp123.149.623.397.000. Dana perimbangan terdiri dari (i) Dana Bagi Hasil (DBH), (ii) Dana Alokasi Umum (DAU), dan (iii) Dana Alokasi Khusus (DAK). Komposisi realisasi dana perimbangan dapat dilihat pada Grafik 12.
Catatan atas Laporan Keuangan -29-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Grafik 12 Komposisi Realisasi Dana Perimbangan TA 2004 Dana Alokasi Khusus 3,29%
Dana Bagi Hasil 29,87%
Dana Alokasi Umum 66,85%
B.2.2.2.1.1. Dana Bagi Hasil Realisasi dana DBH Rp36,7 triliun
Realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp36.700.327.968.000, yang berarti Rp668.038.085.000, atau 1,79 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp37.368.366.053.000. Realisasi dana bagi hasil terdiri dari bagi hasil sumber daya alam dan bagi hasil perpajakan. Rincian alokasi dana bagi hasil per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 6. B.2.2.2.1.2. Dana Alokasi Umum
Realisasi DAU Rp82,1 triliun
Realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp82.130.927.929.572, yang berarti Rp1.785.572 lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp 82.130.926.144.000. Daerah penerima dana alokasi umum terbesar adalah Jawa Timur. Rincian alokasi dana alokasi umum per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 6. B.2.2.2.1.3. Dana Alokasi Khusus
Realisasi DAK Rp4,0 triliun
Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp4.036.428.775.170, yang berarti Rp386.097.575.170 atau 10,58 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp3.650.331.200.000. Rincian alokasi dana alokasi umum per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 6. B.2.2.2.2. Dana Otonomi Khusus & Penyesuaian
Realisasi dana otonomi khusus dan penyesuaian Rp6,9 triliun
Dalam tahun anggaran 2004, realisasi Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian adalah sebesar Rp6.855.343.743.000, yang berarti Rp34.200.000 lebih rendah dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp6.855.377.943.000. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian terdiri dari (i) Dana Otonomi Khusus, dan (ii) Dana Penyesuaian. B.2.2.2.2.1. Dana Otonomi Khusus Dalam tahun anggaran 2004, realisasi Dana Otonomi Khusus adalah sebesar Rp1.642.617.943.000, yang berarti sama dengan jumlah yang ditetapkan dalam APBN Catatan atas Laporan Keuangan -30-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Realisasi dana otonomi khusus Rp1,6 triliun
yaitu sebesar Rp1.642.617.943.000. Dana otonomi khusus diberikan kepada Provinsi Papua sesuai dengan ketentuan yang digariskan dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. B.2.2.2.2.2. Dana Penyesuaian
Realisasi dana penyesuaian Rp5,2 triliun
Dalam tahun anggaran 2004, realisasi Dana Penyesuaian sebesar Rp5.212.725.800.000, yang berarti Rp34.200.000 lebih rendah dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp5.212.760.000.000. Dana Penyesuaian terdiri dari Penyesuaian Murni dan Penyesuaian Ad-Hoc. Dana Penyesuaian Murni dialokasikan kepada daerah provinsi yang dalam perhitungan DAU mengalami penurunan dibandingkan dengan alokasi tahun anggaran sebelumnya. Dana Penyesuaian Ad-Hoc merupakan bantuan dari pemerintah pusat kepada daerah untuk membiayai kebijakan pembayaran gaji ke-13. Dana penyesuaian ini bersifat bantuan, sehingga tidak dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan pengeluaran daerah dalam APBD. Daerah penerima dana penyesuaian terbesar adalah Jawa Timur. Rincian alokasi dana penyesuaian per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 7. B.2.2.3 Suspen
Perkiraan suspen sebesar minus Rp10,4 miliar
Suspen merupakan perkiraan (account) yang menampung perbedaan pencatatan realisasi APBN menurut kementerian negara/lembaga dengan pencatatan penerimaan dan pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Jumlah perkiraan suspen adalah Rp10.361.483.773. Rincian perbedaan tersebut adalah: (dalam rupiah) Uraian A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri II. Penerimaan Hibah Total A B. Belanja I. Belanja Pemerintah Pusat II. Belanja Untuk Daerah Total B C. Pembiayaan Suspen (A-B+C)
Kementerian Negara/Lembaga (KL)
BUN
Selisih (KL-BUN)
403.104.582.790.362 262.103.390.287 403.366.686.180.649
408.618.266.382.000 277.962.833.000 408.896.229.215.000
(5.513.683.591.638) (15.859.442.713) (5.529.543.034.351)
297.464.003.972.606 129.723.028.415.742 427.187.032.388.348 20.795.887.046.926
308.066.323.819.000 129.681.265.897.000 437.747.589.716.000 25.837.262.824.000
(10.602.319.846.39) 41.762.518.742 (10.560.557.327.652) (5.041.375.777.074) (10.361.483.773)
Terjadinya perbedaan ini diperkirakan sebagai akibat penyelenggaraan Sistem Akuntansi Pemerintah yang belum sempurna. Apabila sistem akuntansi tersebut telah terselenggara dengan efektif, perbedaan tersebut semestinya tidak terjadi. Koreksi terhadap perbedaan ini harus dilakukan kemudian sesuai ketentuan (draft) Standar Akuntansi Pemerintahan. Perbedaan tersebut ditinjau dari besarannya yaitu 0,0024 persen dari total realisasi belanja relatif tidak material, sehingga tidak mempengaruhi kewajaran Laporan Realisasi APBN secara menyeluruh. B.2.3. Defisit Anggaran Defisit anggaran APBN Rp23,8 triliun
Dengan gambaran realisasi pendapatan dan belanja negara dalam tahun anggaran 2004, maka defisit APBN tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp23.809.984.723.926, yang berarti Rp2.461.660.788.074, atau 9,37 persen lebih rendah dari defisit yang diperkirakan dalam APBN yaitu sebesar Rp26.271.645.512.000. B.2.4. Pembiayaan
Realisasi pembiayaan Rp20,8 triliun
Untuk menutupi defisit APBN tahun anggaran 2004 tersebut ditempuh berbagai upaya strategis untuk mengoptimalkan pembiayaan, baik yang bersumber dari dalam negeri Catatan atas Laporan Keuangan -31-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
maupun luar negeri. Dalam pelaksanaan APBN tahun anggaran pembiayaan adalah sebesar Rp20.795.887.046.926, Rp5.475.758.465.074, atau 20,84 persen lebih rendah dari jumlah dalam APBN yaitu sebesar Rp26.271.645.512.000. Pembiayaan pembiayaan dalam negeri, dan (ii) pembiayaan luar negeri.
2004, realisasi yang berarti yang ditetapkan terdiri dari (i)
B.2.4.1. Pembiayaan Dalam Negeri Realisasi pembiayaan dalam negeri Rp48,9 triliun
Realisasi Pembiayaan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp48.853.088.699.786, yang berarti Rp1.197.370.812.214 atau 2,39 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp50.050.459.512.000. Pembiayaan dalam negeri terdiri dari (i) perbankan dalam negeri, dan (ii) non – perbankan dalam negeri. B.2.4.1.1. Perbankan Dalam Negeri
Realisasi pembiayaan perbankandalam negeri Rp22,7 triliun
Realisasi Pembiayaan Perbankan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp22.712.505.838.000, yang berarti Rp1.199.301.449.000 atau 5,01 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp23.911.807.287.000. Pembiayaan Perbankan Dalam Negeri berasal dari Rekening Dana Investasi dan Rekening Dana Non Investasi dengan rincian sebagai berikut:
Rekening Dana Investasi Non Rekening Dana Investasi Total
Anggaran 13.198.567.287.000
Realisasi 11.999.281.000.000
(dalam rupiah) Realisasi di atas (di bawah) Anggaran (1.199.286.287.000)
10.713.240.000.000 23.911.807.287.000
10.713.224.838.000 22.712.505.838.000
(15.162.000) (1.199.301.449.000)
B.2.4.1.2. Non-Perbankan Dalam Negeri Realisasi pembiayaan non perbankandalam negeri Rp26,1 triliun
Realisasi Pembiayaan Non-Perbankan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp26.140.582.861.786, yang berarti Rp1.930.636.786 atau 0,01 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp26.138.652.225.000. Pembiayaan non-perbankan dalam negeri terdiri dari privatisasi, penjualan aset program restrukturisasi perbankan, dan Surat Utang Negara (SUN) neto, dengan rincian sebagai berikut:
A. Privatisasi B. Penjualan Aset Program Restrukturisasi Perbankan C. SUN Neto Penerbitan Dikurangi: - Pembayaran Pokok - Pembelian Kembali Total (A+B+C)
Anggaran
Realisasi
(dalam rupiah) Realisasi di atas (di bawah) Anggaran
5.000.000.000.000
3.519.487.251.000
(1.480.512.749.000)
12.913.306.000.000 8.225.346.225.000 32.300.846.225.000
15.750.742.139.000 6.870.353.471.786 32.326.782.517.000
2.837.436.139.000 (1.354.992.753.214) 25.936.292.000
(24.075.500.000.000) -
(25.456.429.045.214) -
(1.380.929.045.214) -
26.138.652.225.000
26.140.582.861.786
1.930.636.786
B.2.4.2. Pembiayaan Luar Negeri (Neto) Realisasi pembiayaan luar negeri minus Rp28,1 triliun
Realisasi Pembiayaan Luar Negeri (Neto) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar minus Rp28.057.201.652.860, yang berarti Rp4.278.387.652.860, atau 17,99 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar minus Rp23.778.814.000.000. Pembiayaan luar negeri berasal dari penarikan pinjaman luar negeri bruto setelah dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.
Catatan atas Laporan Keuangan -32-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
B.2.4.2.1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) Realisasi penarikan pinjaman luar negeri Rp18,4 triliun
Realisasi Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp18.433.905.228.916, yang berarti Rp3.311.731.771.084, atau 15,23 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp21.745.637.000.000. Penarikan pinjaman luar negeri terdiri dari (i) pinjaman program, dan (ii) pinjaman proyek. B.2.4.2.1.1. Pinjaman Program
Realisasi penarikan pinjaman program Rp5,1 triliun
Realisasi Pinjaman Program dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp5.058.509.000.000, yang berarti Rp1.917.672.000.000 atau 61,06 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp3.140.837.000.000. B.2.4.2.1.2. Pinjaman Proyek
Realisasi penarikan pinjaman proyek Rp13,4 triliun
Realisasi Pinjaman Proyek dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp13.375.396.228.916, yang berarti Rp5.229.403.771.084, atau 28,11 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp18.604.800.000.000. Realisasi Pinjaman Proyek tersebut merupakan selisih antara realisasi belanja pembangunan pembiayaan proyek dengan hibah luar negeri untuk pembangunan. B.2.4.2.2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri
Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri Rp46,5 triliun
Realisasi Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri merupakan pembayaran pokok utang luar negeri yang jatuh tempo dalam tahun anggaran 2004 dikurangi dengan penjadwalan kembali atas pokok utang dan bunga. Realisasi Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp46.491.106.881.776, yang berarti Rp966.655.881.776 atau 2,12 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp45.524.451.000.000. B.2.5. Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran – SILPA (SIKPA)
SIKPA Rp3,01 triliun
Berdasarkan defisit anggaran dan realisasi pembiayaan anggaran sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004 terdapat Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SIKPA) sebesar Rp3.014.097.677.000. B.2.6. Sisa Anggaran Lebih (SAL) Awal Tahun Anggaran 2004
SAL sampai dengan TA 2003 Rp24,6 triliun
Sisa Anggaran Lebih (SAL) pada awal tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp24.588.479.454.419, yang merupakan SAL tahun anggaran 2003 sebesar Rp34.576.722.954.419 setelah dikurangi Cadangan Anggaran Pembangunan (CAP) sebesar Rp1.730.000.000.000 dan penggunaan Rekening SAL tahun anggaran 2003 sebesar Rp8.258.243.500.000. B.2.7. Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan Tahun Anggaran 2004
SAL sampai dengan TA 2004 Rp21,6 triliun
Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp21.574.381.777.419, merupakan SAL awal tahun anggaran 2004 sebesar Rp24.588.479.454.419 setelah dikurangi SIKPA tahun anggaran 2004 sebesar Rp3.014.097.677.000.
Catatan atas Laporan Keuangan -33-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM Posisi keuangan per 31 Desember 2004 adalah Aset sebesar Rp851.880.822.430.464; Kewajiban sebesar Rp1.349.032.809.327.405; dan Ekuitas Dana Neto sebesar minus Rp497.151.986.896.941 (Grafik 13). Grafik 13 Struktur Neraca Pemerintah Pusat Per 31 Desember 2004
Ekuitas Dana Neto berjumlah minus Rp497,2 triliun
1.349,0
1.400 1.200 1.000
triliun rupiah
Kewajiban berjumlah Rp1.349,0 triliun
1.600
851,9
800 600 400 200 0 -200 -400 -600
-497,2
Aset
Kewajiban
Ekuitas Dana
Jumlah Aset sebesar Rp851.880.822.430.464 terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp86.895.890.197.385; Investasi Jangka Panjang sebesar Rp465.267.578.974.673; Aset Tetap sebesar Rp229.071.545.428.868, Dana Cadangan sebesar Rp1.730.000.000.000, serta Aset Lainnya sebesar Rp68.915.807.829.538 (Grafik 14). Grafik 14 Struktur Aset Pemerintah Pusat Per 31 Desember 2004
500
465,3
450 400
triliun rupiah
Aset berjumlah Rp851,8 triliun
350 300
229,1
250 200 150 100
68,9
86,9
50
1,7
0 Aset Lancar Investasi Jgk Panjang
Aset Tetap
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Jumlah Kewajiban sebesar Rp1.349.032.809.327.405 terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp125.838.076.233.260 dan Kewajiban Jangka Panjang sebesar Rp1.223.194.733.094.145. Catatan atas Laporan Keuangan -34-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Total Ekuitas Dana Neto sebesar minus Rp497.151.986.896.941 terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar minus Rp38.942.186.035.875, Ekuitas Dana Investasi sebesar minus Rp459.939.800.861.066, dan Ekuitas Dana Cadangan sebesar Rp1.730.000.000.000 (Grafik 15). Grafik 15 Struktur Kewajiban dan Ekuitas Dana Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004
1.400 1.223,2
1.200 1.000
triliun rupiah
800 600 400 200
125,8
1,7
0 -38,9
-200
-459,9
-400 -600 Kewajiban Kewajiban Jgk Pendek Jgk Panjang
Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Cadangan
C.2. PENJELASAN PER POS NERACA C.2.1. Rekening Kas BUN di Bank Indonesia Rekening Kas BUN di BI Rp248,98 miliar
Rekening Kas BUN di Bank Indonesia (BI) sebesar Rp248.984.834.918 merupakan saldo Rekening 502 yang ada di Bank Indonesia per 31 Desember 2004 yang siap digunakan untuk kegiatan operasional pemerintahan. C.2.2. Rekening Kas di KPPN
Rekening di Kas KPPN Rp12,5 triliun
Rekening Kas di KPPN sebesar Rp12.498.762.125.000 merupakan saldo Rekening KPPN di seluruh Indonesia berdasarkan ketetapan saldo besi akhir tahun anggaran. Daftar Saldo Kas di KPPN per 31 Desember 2004 dapat dilihat pada Lampiran 8. Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI, saldo rekapitulasi rekening koran seluruh KPPN adalah sebesar Rp11.653.341.520.000. Perbedaan jumlah saldo kas tersebut terjadi antara lain karena adanya peraturan yang menyatakan bahwa penerimaan PBB/BPHTB yang disetor ke kas negara tanggal 29 sampai dengan 31 Desember 2004 diperlakukan sebagai penerimaan tahun 2005. Saldo Kas di KPPN ini akan dikoreksi pada laporan keuangan tahun berikut bersamaan dengan diperbaikinya peraturan mengenai langkahlangkah dalam menghadapi akhir tahun anggaran 2005. C.2.3. Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia
Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia 38,7 triliun
Rekening Kas Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia sebesar Rp38.660.204.618.670 merupakan saldo rekening pemerintah lainnya yang ada di Bank Indonesia per 31 Desember 2004, yang terdiri dari rekening-rekening yang disajikan pada Tabel 2. Catatan atas Laporan Keuangan -35-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Tabel 2 Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia (dalam rupiah) Jenis Rekening Rekening 500 talangan Reksus Kosong Rekening Menkeu c.q. Dirjen utk menampung pengembalian dana Rekening Penerimaan Minyak Rekening Penerimaan PPh dalam valas Rekening Pembangunan Daerah (RPD) Rekening Dana Investasi (RDI) Rekening Pener. Pertambangan dan Perikanan Rekening Pener. Panas Bumi Rekening Subsidi Bunga SEDP 3 Rekening Pembiayaan Proyek RDA Rekening Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Rekening IHPH dan PSDH Rekening Dana untuk pembayaran kewajiban Rek. Valas JPY Pemerintah dlm rangka EXIM JAPAN TSL 7 Rek. Valas USD Pemerintah dlm rangka EXIM JAPAN TSL 7 Rek. Sub BUN dlm USD utk menampung setoran pihak ketiga Rek. Trade Maintenance Facility and Exchange Offer Rek.BUN Setoran Bulog Hasil Penjualan Beras PLN dlm rupiah Rek. Penerimaan Tim Pemberesan BPPN Rek.Sub BUN Dana DAK-DR Tahun 2002 yg belum disalurkan Rek.Sub BUN (Rp) dlm Rangka Monetisasi Non Project Type Grantaid Rek. Depkeu (Rp) untuk Monetasi Non Project Type Grantaid 2000 Rek. Depkeu (Rp) untuk Increase of Food (SKR) 2000 Rek. Depkeu (Rp) untuk Increase of Food (SKR) 2001 Rek. Depkeu (Rp) untuk Monetisasi Non Project Type Grandtaid 2001 Rek. Depkeu untuk penampungan hibah luar negeri dalam rangka bencana Rekening Sisa Anggaran Lebih (SAL) Rekening BUN Nomor 502.000002 untuk obligasi dalam rangka penjaminan (di bawah pengendalian Tim Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah - UP3) Jumlah
Jumlah 334.431.886.327 16.334.674.372 888.913.108.300 19.074.300.090 740.530.536.033 11.494.086.771.033 239.183.538.931 699.421.391.103 992.035.450 9.608.768.719 39.490.833.881 317.456.249 92.496.361.849 38 1.314.342.169.793 1.379.925.391.058 360.000.000.000 85.305.612.500 39.734.128.725 16.168.946.303 123.092.255 147.739.547.109 36.981.775.121 22.186.472.552 60.803.604.315 21.995.000 9.604.256.500.000 11.017.733.721.564 38.660.204.618.670
Selain rekening-rekening tersebut di atas, dalam rangka penerapan Treasury Single Account (TSA) saat ini sedang dilakukan inventarisasi rekening pemerintah secara komprehensif. Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI masih terdapat kekurangan pembukuan pada Rekening pemerintah Lainnya di BI sebesar Rp8.727.583.320.000. Namun demikian, setelah dilakukan penelusuran terdapat Rp1.876.735.943.262 merupakan rekening khusus (kebijakan akuntansi tidak menempatkan rekening ini sebagai kas pemerintah), Rp3.497.406.708.877 bukan milik pemerintah, dan Rp3.363.660.167.197 masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut. Saldo Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia ini akan dikoreksi pada laporan keuangan tahun berikut bersamaan dengan diperolehnya kepastian status kepemilikan rekening-rekening tersebut. C.2.4. Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Pengeluaran Rp322,6 miliar
Jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp322.614.437.433 merupakan kas (Uang yang Harus Dipertanggungjawabkan-UYHD) yang ada di bendahara pengeluaran pada kementerian negara/lembaga yang belum disetor kembali ke kas negara per 31 Desember 2004 dengan perhitungan sebagai berikut: Pengeluaran UYHD Penerimaan Pengembalian UYHD UYHD
Rp 14.990.372.531.864 (14.667.758.094.431) Rp 322.614.437.433
Catatan atas Laporan Keuangan -36-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran pada kementerian negara/lembaga dapat dilihat di Lampiran 9. C.2.5. Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Penerimaan Rp576,99 miliar
Jumlah Kas di Bendahara Penerimaan sebesar Rp576.992.798.255 mencakup seluruh kas, baik saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab bendahara yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan yang berupa penerimaan pendapatan negara bukan pajak yang belum disetor ke kas negara per 31 Desember 2004. Rincian Kas di Bendahara Penerimaan masing-masing kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kas di Bendahara Penerimaan pada Kementerian Negara/Lembaga (dalam rupiah) Kementerian negara/lembaga 1. Departemen Luar Negeri (USD 55.967.288,62) 2. Departemen Hukum dan HAM 3. Departemen Keuangan 4. Departemen Perindustrian 5. Departemen Perhubungan 6. Departemen Kesehatan 7. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 8. Departemen Sosial 9. Departemen Kehutanan 10. Kementerian Negara BUMN 11. Kementerian Negara Riset dan Teknologi 12. Kementerian Negara Lingkungan Hidup 13. Lembaga Sandi Negara 14. Kementerian PPN/ Bappenas 15. Badan Pertanahan Nasional 15. Badan Pengawasan Obat dan Makanan 16. Lembaga Informasi Nasional 17. Komisi Pemberantasan Korupsi Jumlah
Jumlah 522.984.567.832 2.983.253.225 2.992.243.710 216.897.335 7.884.842.635 4.903.302.222 21.472.500 125.400.000 12.313.989.491 851.327 179.968.991 2.165.000.000 353.877 109.120.644 18.231.230.908 1.673.960.426 18.655.000 187.688.132 576.992.798.255
Keterangan: Konversi ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2004, USD 1 = Rp9.290.
C.2.6. Uang Muka dari Rekening Bendahara Umum Negara (BUN) Uang Muka dari Rekening BUN Rp2,6 triliun
Uang Muka dari Rekening BUN sebesar Rp2.574.116.076.156 merupakan pembayaran pembiayaan pendahuluan dalam rangka penarikan pinjaman luar negeri dari BUN yang belum ada penggantian dari lender per 31 Desember 2004. Rincian Uang Muka dari Rekening BUN menurut lender dan tahun anggaran dapat dilihat di Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4 Uang Muka dari Rek. BUN menurut Lender (dalam rupiah) Lender
Talangan
Reimbursement
Sisa Talangan
IBRD
6.694.688.592.866
5.476.395.712.177
1.218.292.880.689
ADB OECF/JBIC Lainnya Jumlah
5.345.882.763.448 1.517.199.092.897 427.991.132.133
4.902.010.223.386 794.841.344.572 238.398.225.053
443.872.540.062 722.357.748.325 189.592.907.080 2.574.116.076.156
Catatan atas Laporan Keuangan -37-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Tabel 5 Uang Muka dari Rek. BUN menurut Tahun Anggaran (dalam rupiah) Tahun 1999/2000 2000 2001 2002 2003 2004 Jumlah
Talangan 3.529.817.252.591 1.511.625.859.989 2.085.737.069.977 2.572.851.801.113 2.854.166.043.672 1.431.563.554.004
Reimbursement 516.964.953.298 1.771.877.277.411 2.414.256.935.587 2.133.832.870.536 1.977.426.483.757 2.597.286.984.600
Sisa Talangan 3.012.852.299.293 (260.251.417.422) (328.519.865.610) 439.018.930.577 876.739.559.915 (1.165.723.430.596) 2.574.116.076.156
C.2.7. Piutang Pajak Piutang Pajak Rp28,96 triliun
Jumlah Piutang Pajak sebesar Rp28.964.985.918.280 merupakan tagihan pajak yang telah ditetapkan dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang belum dilunasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2004, termasuk Piutang PBB dan BPHTB, dengan rincian sebagai berikut: Piutang PPh , PPN , dan lainnya Piutang PBB Piutang BPHTB Jumlah
Rp 25.960.020.347.280 2.766.539.776.000 238.425.795.000 Rp 28.964.985.918.280
C.2.8. Piutang Bukan Pajak Piutang Bukan Pajak Rp918,9 miliar
Jumlah Piutang Bukan Pajak sebesar Rp918.886.706.165 merupakan piutang penerimaan negara bukan pajak, yaitu semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal neraca yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, yang berasal dari kementerian negara/lembaga dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dengan rincian pada Tabel 6. Tabel 6 Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2004 (dalam rupiah) Instansi 1. Departemen Keuangan 2. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 3. Departemen Perindustrian 4. Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi 5. Departemen Kesehatan 6. Departemen TenagaKerja dan Transmigrasi 7. Departemen Kehutanan 8. Kementerian Negara PAN 9. Kementerian PPN/Bappenas 10. PT Perusahaan Pengelola Aset Jumlah
Jumlah 2.515.680.000 495.227.844.820 918.808.280 304.792.602.842 8.278.219.104 4.812.226 229.279.045 9.029.847.977 1.200.000 97.888.411.871 918.886.706.165
Catatan atas Laporan Keuangan -38-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Piutang dari PPA sebesar Rp97.888.411.871 dapat dirinci sebagai berikut: Hasil Pengelolaan Aset (HPA)-bersih Dana Cadangan Biaya Pengelolaan Insentif Kerja PPN atas Insentif Kerja Realisasi Hasil Pengelolaan dana atas HPA Jumlah HPA yang harus disetor Hasil HPA yang sudah sudah disetorkan Jumlah HPA yang masih harus disetor
Rp 6.520.468.924.906 (150.000.000.000) (858.234.508.523) (85.823.450.852) 21.477.446.340 Rp 5.447.888.411.871 (5.350.000.000.000) Rp 97.888.411.871
C.2.9. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar TPA Rp25,5 miliar
Jumlah Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) sebesar Rp25.519.902.850 merupakan saldo TPA kementerian negara/lembaga yang akan jatuh tempo dalam tahun anggaran 2005 yang berasal dari: - Departemen Perhubungan Rp 1.912.078 - Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah 25.000.000.000 - Kementerian PPN/Bappenas 287.990.772 Rp 25.519.902.850
C.2.10. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Bagian Lancar Tagihan TGR Rp2,1 miliar
Jumlah Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) sebesar Rp2.126.200.147 merupakan saldo Tagihan TGR kementerian negara/ lembaga yang akan jatuh tempo dalam tahun anggaran 2005. Rincian Bagian Lancar Tagihan TGR untuk masingmasing kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2004 (dalam rupiah) Kementerian Negara/Lembaga 1. Departemen Dalam Negeri 2. Departemen Keuangan 3. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 4. Departemen Perhubungan 5. Departemen Pendidikan Nasional 6. Departemen Agama 7. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 8. Departemen Kehutanan 9. Departemen Kelautan dan Perikanan 10. Kementerian Negara Riset dan Teknologi 11. Badan Intelijen Negara 12. Badan Pusat Statistik 13. Departemen Komunikasi dan Informasi 14. Kepolisian RI 15. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Jumlah
Jumlah 74.360.000 12.500.000 232.960.424 400.276.289 57.127.500 10.000.000 70.167.000 383.867.999 666.334.273 24.234.000 8.068.956 27.838.800 3.229.470 72.535.188 82.700.248 2.126.200.147
C.2.11. Piutang Lain-lain Piutang Lain-lain Rp1,7 triliun
Piutang Lain-lain sebesar Rp1.746.650.958.960 merupakan piutang yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori piutang sebagaimana telah dijelaskan di atas, yang berasal dari kementerian negara/lembaga antara lain terdiri dari Piutang Premi Penjaminan dan Denda, serta Piutang Dividen. Jumlah Piutang Lain-lain yang berasal dari kementerian negara/lembaga sebesar Rp1.585.005.093.891 antara lain merupakan denda keterlambatan penyampaian Catatan atas Laporan Keuangan -39-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
laporan keuangan kepada pihak ketiga (perusahaan asuransi, reasuransi dan dana pensiun) yang belum diselesaikan per 31 Desember 2004 yang diharapkan diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, dan pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rangka pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI), Kredit Usaha Hutan Rakyat (KUHR) dan Kredit Usaha Tani Persuteraan Alam (KUTPA). Rincian piutang lain-lain menurut kementerian negara/lembaga adalah sebagai berikut: Dewan Perwakilan Rakyat Departemen Keuangan Departemen Perhubungan Departemen Kehutanan Bappenas
Rp
1.030.361.120 1.212.400.000 12.034.370.289 1.568.969.196.896 1.758.765.586
Rp
1.585.005.093.891
Jumlah
Piutang Premi penjaminan dan Denda sebesar Rp144.207.508.481 merupakan kekurangan pembayaran premi penjaminan oleh bank umum peserta program penjaminan beserta denda yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 belum dilunasi. Piutang dividen sebesar Rp17.438.356.588 merupakan pembayaran deviden BUMN kepada pemerintah yang penyelesaiannya dijadwalkan tahun 2004 namun sampai dengan 31 Desember 2004 belum diselesaikan pembayarannya. Keterlambatan penyelesaian ini mengakibatkan denda, yang diperhitungkan sebagai penambah piutang. Rincian piutang deviden per BUMN sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4.
BUMN PT Istaka Karya PT Yodya Karya PT Kawasan Industri Makassar PT Semen Gresik Tbk Jumlah
Dividen 3.879.249.165 370.000.000
Saldo Piutang per 31 Desember 2004 Denda Total 507.836.172 4.387.085.337 38.995.991 408.995.991
642.275.260 12.000.000.000 16.891.524.425
546.832.163
642.275.260 12.000.000.000 17.438.356.588
C.2.12. Persediaan Persediaan Rp356 miliar
Jumlah Persediaan sebesar Rp356.045.620.551 merupakan nilai persediaan berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004. Persediaan antara lain berupa alat tulis kantor, obat-obatan, dan suku cadang. Rincian Persediaan untuk setiap kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Lampiran 10. C.2.13. Rek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah
RDI/RPD sebesar Rp62,3 t riliun
Jumlah Rek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah (RDI/RPD) sebesar Rp62.278.309.530.000 merupakan nilai dana investasi per 31 Desember 2004 berdasarkan Laporan Posisi Penerusan Pinjaman Luar Negeri. Rincian RDI/RPD adalah sebagai berikut: Jumlah SLA, RDI, dan RPD Rupiah Jumlah SLA dan RDI valas (ekuivalen rupiah) Jumlah Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 11.
Rp 32.765.273.110.000 29.513.036.420.000 Rp62.278.309.530.000
C.2.14. Dana Bergulir Dana Bergulir Rp2,8 triliun
Jumlah Dana Bergulir sebesar Rp2.766.220.770.219 merupakan dana pemerintah yang disalurkan dalam bentuk pinjaman bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota KSM dan lain-lain yang dikelola oleh Departemen Keuangan, Departemen Catatan atas Laporan Keuangan -40-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Perindustrian dan Perdagangan, dan Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Dana Bergulir sebesar Rp1.040.491.388.330 dikelola oleh Departemen Keuangan disalurkan antara lain melalui Bank Pembangunan Daerah, PT Bank BUKOPIN, PT Bank BRI dan PT Bank Mandiri. Dana Bergulir sebesar Rp40.226.564.946 dikelola oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan melalui Lembaga Pembinaan terpadu Industri Kecil dan Dagang Kecil (LPT INDAK), sedangkan sebesar Rp1.685.502.816.943 dikelola oleh Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). C.2.15. Investasi Non Permanen Lainnya Investasi Non Permanen Lainnya Rp1,4 triliun
Investasi Non Permanen Lainnya merupakan pinjaman pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) yang disalurkan melalui BUMN dan lembaga keuangan yang ditunjuk sebagai BUMN Pengelola dan/atau Lembaga Keuangan Pelaksana (LKP). Pinjaman pendanaan KUMK merupakan kelanjutan pendanaan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) sehubungan dengan berlakunya Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, BI tidak diperkenankan lagi untuk memberikan kredit likuiditas. Untuk itu pemerintah menerbitkan Surat Utang No. SU-005/MK/1999 tanggal 29 Desember 1999 dengan pagu sebesar Rp9,97 triliun. Realisasi pencairan pinjaman pendanaan KUMK eks dana SU-005 sampai dengan 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp 1.420.053.000.000. Rincian mengenai pencairan pinjaman pendanaan KUMK sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 dapat dilihat pada Lampiran 12. C.2.16. Investasi PInvestasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah
Penyertaan Modal Pemerintah Rp395,7 triliun
Jumlah Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) sebesar Rp395.658.528.974.064 merupakan nilai Penyertaan Modal Pemerintah per 31 Desember 2004, yang terdiri dari penyertaan modal pemerintah pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp359.981.268.249.407, penyertaan modal pemerintah pada perusahaan minoritas (non BUMN) sebesar Rp828.683.640.000 dan pada Lembaga Internasional sebesar Rp34.848.577.084.657 Penyertaan pada BUMN (kepemilikan sama dengan atau lebih dari 51%) merupakan penjumlahan total ekuitas masing-masing BUMN setelah dikalikan dengan persentase kepemilikan pemerintah pada BUMN yang bersangkutan. Penyertaan modal pemerintah pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp359.981.268.249.407 diperoleh dari laporan keuangan 158 BUMN dengan rincian 123 laporan keuangan BUMN dengan status audited sebesar Rp262.505.913.822.207, 12 laporan keuangan BUMN dengan status unaudited sebesar Rp90.585.656.000.000, dan 23 laporan keuangan BUMN dengan status prognosa sebesar Rp6.889.698.427.200. Penyertaan modal pemerintah pada perusahaan minoritas (non BUMN) merupakan penyertaan pemerintah pada perusahaan dengan prosentase kepemilikan kurang dari 51%. Nilai penyertaan pada perusahaan minoritas adalah penjumlahan total ekuitas masing-masing perusahaan setelah dikalikan dengan persentase kepemilikan pemerintah pada perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan minoritas berjumlah 17 perusahaan. Penyertaan pada Lembaga Internasional merupakan Penyertaan Modal Pemerintah Indonesia pada beberapa organisasi/lembaga keuangan internasional/regional yang telah disetor sampai dengan 31 Desember 2004. Sisa setoran (promissory notes) tidak diperhitungkan. PMP ini dikonversikan ke dalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2004. Rincian Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN dapat dilihat pada Lampiran 13, rincian Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan minoritas pada Lampiran 14, dan rincian Penyertaan Modal Pemerintah pada Lembaga Internasional dapat dilihat pada Lampiran 15. Catatan atas Laporan Keuangan -41-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
C.2.17. Investasi Permanen Lainnya Investasi Permanen Lainnya Rp3,1 triliun
Jumlah Investasi Permanen Lainnya sebesar Rp3.144.466.700.390 merupakan nilai Penyertaan Modal Pemerintah pada Otorita Batam per 31 Desember 2004 dengan menggunakan metode ekuitas. Nilai tersebut disajikan berdasarkan laporan keuangan (unaudited) Otorita Batam per 31 Desember 2004. Sampai dengan laporan keuangan ini disusun, pemeriksaan atas laporan keuangan tersebut belum selesai dilakukan. C.2.18. Aset Tetap
Aset Tetap Rp229,1 triliun
Jumlah Aset Tetap sebesar Rp229.071.545.428.868 merupakan nilai aset tetap berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004. Aset tetap dinilai dengan menggunakan metode harga perolehan (acquisition cost) dan belum memperhitungkan depresiasi (penyusutan). Untuk aset tetap yang belum diketahui harga perolehannya dinilai sebesar Rp1 (satu rupiah). Sampai saat ini belum dilakukan penilaian atas nilai wajar aset tetap. Rincian menurut jenis aset tetap dan grafiknya dapat dilihat pada Tabel 8 dan Grafik 16. Rincian lebih lanjut aset tetap untuk setiap kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Lampiran 16. Tabel 8 Aset Tetap per 31 Desember 2004 (dalam rupiah) Jenis Aset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah
Jumlah 83.635.282.924.766 61.687.965.097.396 38.896.471.338.200 40.489.403.009.948 1.901.915.011.171 2.460.508.047.387
229.071.545.428.868
Grafik 16 Komposisi Aset Tetap Berdasarkan Jenisnya per 31 Desember 2004 Kons truks i dalam P engerjaan
2,5
As et T etap L ainnya
1,9
J alan, Irigas i dan J aringan
40,5
38,9
Gedung dan B angunan
61,7
P eralatan dan Mes in
83,6
T anah
0
10
20
30
40
50 60 triliun rupiah
70
80
90
Catatan atas Laporan Keuangan -42-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
C.2.19. Dana Cadangan Dana Cadangan Rp1,7 triliun
Dana cadangan dibentuk berdasarkan kebijakan Pemerintah pada tahun 1991 dimana pemerintah menyisihkan sebagian kelebihan realisasi pendapatan pajak untuk digunakan sebagai Cadangan Anggaran Pembangunan (CAP) sebesar Rp3.500.000.000.000. CAP merupakan restricted cash pemerintah yang akan digunakan apabila terjadi defisit dalam tahun-tahun anggaran berikutnya. CAP tersebut pernah digunakan pada tahun anggaran 1993/1994 sebesar Rp1.770.000.000.000. Saldo Rek. CAP per 31 Desember 2004 sebesar Rp1.730.000.000.000. C.2.20. Aset Lainnya
Aset Lainnya Rp68,9 triliun
Jumlah Aset Lainnya sebesar Rp68.915.807.829.538 merupakan saldo Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, dana yang dibatasi pengunaannya (restricted assets) dan aset lain-lain yang berasal dari kementerian negara/lembaga, PPA, Tim Pemberesan (TP), Departemen Keuangan dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) BP Migas, Badan Pengelola (BP) Kemayoran, dan BP Gelanggang Olah Raga (Gelora) Bung Karno dengan rincian sebagaimana disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Aset Lainnya per 31 Desember 2004 (dalam rupiah) Uraian Tagihan Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Kemitraan dengan Pihak Ketiga Dana yang Dibatasi Penggunaannya Aset Lain-lain yang berasal dari: - Kementerian Negara/Lembaga - PPA - TP - DJPLN - KKKS BP Migas - BP Kemayoran - BP Gelora Bung Karno Jumlah
1.418.771.733.440 7.874.876.579.116 1.099.621.502.074 1.219.482.111.037 31.796.578.020.262 198.160.517.811 13.574.963.659.937
Jumlah 396.163.190.839 33.475.182.449 31.579.000 11.303.683.753.573 57.182.454.123.677
68.915.807.829.538
Saldo Tagihan Penjualan Angsuran sebesar Rp 396.163.190.839 berasal dari Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah sebesar Rp396.000.000.000 dan Kementerian PPN/Bappenas sebesar Rp163.190.839. Tagihan TGR masing-masing kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Tabel 10.
Catatan atas Laporan Keuangan -43-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Tabel 10 Tuntutan Ganti Rugi menurut Kementerian Negara/Lembaga (dalam rupiah) Kementerian Negara/Lembaga 1. Dewan Perwakilan Rakyat 2. Badan Pemeriksa Keuangan 3. Departemen Luar Negeri1 4. Departemen Pertahanan 5. Departemen Hukum dan HAM 6. Departemen Keuangan 7. Departemen Perindustrian dan Perdagangan 8. Departemen Pendidikan Nasional 9. Departemen Kesehatan 10. Departemen Agama 11. Departemen Sosial 12. Departemen Kehutanan 13. Departemen Komunikasi dan Informasi 14. Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata 15. Kementerian Negara Koperasi dan UKM 16. Badan Intelejen Negara 17. Badan Pusat Statistik 18. Kementerian PPN/Bappenas 19. Badan Pertanahan Nasional 20. Kepolisian RI Jumlah
Jumlah 15.620.000 1.866.479.644 14.816.837.218 4.736.228.492 318.759.471 6.122.096.542 1.204.082.242 165.432.480 1.074.726.326 147.508.593 1.500.000 1.113.548.972 40.019.693 177.513.055 25.850.000 20.810.509 103.796.775 2.740.000 1.347.039.167 174.593.270 33.475.182.449
Saldo Kemitraan dengan Pihak Ketiga sebesar Rp31.579.000, merupakan kerja sama antara Departemen Kehutanan dengan pihak lain yang mempunyai ikatan dengan Departemen Kehutanan dan rekanan yang melaksanakan pekerjaan dari Departemen dan pemegang hak perijinan kehutanan. Saldo Dana yang Dibatasi Pengunaannya sebesar Rp 11.303.683.753.573, merupakan rekening dana reboisasi yang penggunaan dananya hanya untuk kegiatan reboisasi dan rehabilitasi lahan melalui skema pinjaman. Kebijakan pengelolaan dana tersebut diatur dengan ketentuan Inpres Nomor 9 Tahun 1999, Inpres Nomor 4 Tahun 2000 serta PP Nomor 35 Tahun 2002. Rincian per rekening disajikan pada Lampiran 17 Aset Lain-lain yang berasal dari kementerian negara/lembaga disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Aset Lain-lain menurut Kementerian Negara/Lembaga (dalam rupiah) Kementerian Negara/Lembaga 1. Departemen Luar Negeri 2. Departemen Hukum dan HAM 3. Departemen Keuangan 4. Departemen Perhubungan 5. Departemen Agama 6. Departemen Kehutanan 7. Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata 8. Kementerian Negara Riset dan Teknologi 9. Kementerian Negara Koperasi dan UKM 10. Kementerian Negara PAN 10. Kementerian PPN/Bappenas Jumlah
Jumlah 385.303.685.968 64.642.289.656 13.002.880.000 18.332.935.826 3.667.405.200 742.100.730.190 165.442.721.000 10.888.077.567 331.479.349 12.939.946.969 2.119.581.715 1.418.771.733.440
Aset Lain-lain yang berasal dari PPA sebesar Rp7.874.876.579.116 merupakan aset pemerintah eks BPPN yang masih dikelola PPA menunggu untuk dijual dan hasilnya disetorkan ke Kas Negara sebagai PNBP. Nilai aset tersebut merupakan nilai aset hasil valuasi internal BPPN per 30 April 2004. Pemerintah sedang mengupayakan untuk memperoleh nilai wajar dari seluruh aset eks BPPN. Rincian disajikan pada Lampiran 18. Aset Lain-lain yang berasal dari Tim Pemberesan (TP) sebesar Rp1.099.621.502.074 Catatan atas Laporan Keuangan -44-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
merupakan aset pemerintah eks BPPN yang status kepemilikan dan nilainya masih bermasalah (belum bersih) sehingga belum dapat diserahkan kepada PT PPA. Rincian disajikan pada Lampiran 19. Aset inventaris kantor eks BPPN yang berasal dari pengadaan BPPN dan BBO/BBKU belum dimasukkan dalam laporan ini karena nilai wajar aset tersebut belum ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Nilai perolehan dan nilai pengalihan aset tersebut pada saat penyerahan ke Menteri Keuangan (30 April 2004) dianggap terlalu tinggi sehingga perlu dilakukan penilaian terlebih dahulu oleh Tim Interdept. Aset Lain-lain yang berasal dari DJPLN Departemen Keuangan sebesar Rp1.219.482.111.037 merupakan piutang macet kementerian negara/lembaga yang penagihannya dialihkan ke DJPLN, hasil bersih penagihan akan merupakan PNBP kementerian negara/lembaga yang bersangkutan. Rincian disajikan pada Lampiran 20. Aset Lain-lain yang berasal dari BP Migas sebesar Rp31.796.578.020.262 merupakan aset negara yang digunakan dalam rangka kontrak kerja sama minyak bumi dan gas alam. Angka yang disajikan merupakan nilai buku per 31 Desember 2004, yang dihitung dari harga perolehan aset sebesar Rp178.791.439.130.115 dikurangi akumulasi depresiasi sebesar Rp146.994.861.109.853. Rincian disajikan pada Lampiran 21. Aset Lain-lain yang berasal dari BP Kemayoran sebesar Rp198.160.517.811 merupakan saldo Kas dan setara Kas BP Kemayoran per 31 Desember 2004, yang berupa deposito sebesar Rp168.090.000.000 dan giro sebesar Rp30.070.517.811 Aset Lain-lain yang berasal dari BP Gelora Bung Karno sebesar Rp13.574.963.659.937 merupakan saldo Kas dan setara Kas, piutang, dan aset tetap BP Gelora Bung Karno per 31 Desember 2004 dengan rincian sebagai berikut: USD Kas dan Setara Kas (I) Deposito Giro Piutang (II)
Rupiah
1.800.000,00 792.208,45
Aset Tetap (III) Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Tanah Jumlah I+II+III
22.500.000.000 4.221.930.369 11.545.000.000 11.949.668.159 554.515.524.908 12.946.149.920.000
Total (dalam Rp) 50.803.546.870 39.222.000.000 11.581.546.870 11.545.000.000 13.512.615.113.067 11.949.668.159 554.515.524.908 12.946.149.920.000 13.574.963.659.937
*) Konversi ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2004 USD 1 = Rp9.290
C.2.21. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Utang PFK Rp226,2 miliar
Utang PFK sebesar Rp266.181.671.351 berasal dari jumlah potongan dalam Surat Perintah Membayar (SPM) yang belum dibayarkan kepada pihak ketiga meliputi potongan 10% gaji, 2% pensiun, dan wesel pemerintah. Saldo Rekening Utang PFK merupakan selisih antara Penerimaan Potongan PFK dan Pengeluaran Pembayaran kepada pihak ketiga. Rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran PFK adalah sebagai berikut: Uraian Pengembl. Pen. PFK 10% Gaji Pengembl. Pen PFK 2% Pensiun Pengembl. Pen PFK Beras Pengembl. PFK 2% Pemda Pengembl. PFK Lain Total Pengeluaran PFK
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
5.901.560.438.000
5.818.424.268.000
83.136.170.000
64.082.621.000 355.835.134.000
61.575.344.000 288.897.641.000
2.507.277.000 66.937.493.000
152.843.128.000 297.951.738.351 6.772.273.059.351
129.371.276.000 247.822.859.000 6.546.091.388.000
23.471.852.000 50.128.879.351 266.181.671.351
Catatan atas Laporan Keuangan -45-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
C.2.22. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Rp82,1 triliun
Jumlah Bagian Lancar Utang Jangka Panjang sebesar Rp82.079.302.957.375 merupakan utang pemerintah baik dalam negeri maupun luar negeri yang diperhitungkan akan dibayar atau jatuh tempo dalam tahun 2005. Jumlah Bagian Lancar Utang Luar Negeri disajikan pada Tabel 12. Sedangkan rincian Bagian Lancar Utang Luar Negeri yang akan dibayar per bulan selama tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 22. Tabel 12 Bagian Lancar Utang Luar Negeri per Jenis Utang (dalam rupiah) Jenis Utang Bilateral Kredit Komersil Kredit Ekspor Leasing Multilateral Jumlah
Jumlah 16.153.493.926.222 187.190.860.833 16.140.457.859.450 756.698.620.950 18.748.076.084.809 51.985.917.352.264
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri merupakan reklasifikasi surat utang negara (SUN) dalam negeri yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal neraca, sebagaimana disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri per Jenis Obligasi (dalam rupiah) Jenis Bonds Fixed Rate Bonds : Nominal Unamortized Premium (Discount) Nilai bersih (nilai buku) (I)
13.712.072.000.000 13.712.072.000.000
Variable Rate Bonds : Nominal Unamortized Premium (Discount) Nilai bersih (nilai buku) (II)
5.980.172..000.000 5.980.172.000.000
Hedge Bonds : Nominal Accrued Indexation Nilai bersih (nilai buku) (III)
2.711.595.000.000 (112.476.474.215 2.824.071.474.215
CPI Indexed Linked Bonds Nominal yang harus diamortisasi Accrued Indexation Nilai bersih (nilai buku) (IV)
7.577.070.130.896 7.577.070.130.896
Jumlah (I + II + III + IV)
Jumlah
30.093.385.605.111
Rincian lebih lanjut mengenai Bagian Lancar Utang Obligasi Dalam Negeri dapat dilihat pada Lampiran 23. Sedangkan Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun Anggaran 2004 dapat dilihat pada Lampiran 31. C.2.23. Utang Bunga Utang Bunga Rp43,1 triliun
Jumlah Utang Bunga sebesar Rp43.054.542.475.822 merupakan jumlah utang bunga luar negeri dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan utang luar negeri pemerintah dan utang bunga obligasi yang akan dibayar dalam tahun anggaran 2005. Rincian Catatan atas Laporan Keuangan -46-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
utang bunga dan kewajiban luar negeri lainnya disajikan pada Tabel 14. Rincian utang bunga obligasi dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 14 Utang Bunga dan Kewajiban Luar Negeri Lainnya (dalam rupiah) Jumlah Bunga Utang Bilateral Obligasi Kredit Komersial Kredit Ekspor Leasing Multilateral Jumlah Bunga (I) Komisi Bilateral Kredit Ekspor Kredit Komersial Jumlah Komisi (II) Jumlah I+II
8.074.996.471.505 121.828.361.590 225.694.008.822 5.259.892.358.843 58.683.775.633 8.306.958.118.860 22.048.053.095.253 10.871.670.481 125.927.450.726 40.127.676.935 176.926.798.142 22.224.979.893.395
Rincian lebih lanjut Biaya Bunga dan Biaya Utang Luar Negeri dapat dilihat pada Lampiran 24. Tabel 15 Utang Bunga Obligasi (dalam rupiah) Utang Bunga Fixed Rate Bonds Variable Rate Bonds Hedges Bonds CPI Index Linked Bonds (SU) – not yet due CPI Index Linked Bonds (SU) – overdue*) SRBI-1/MK/2003 SU-005/MK/1999 **) International Bonds Jumlah
Jumlah 5.256.444.041.758 1.732.377.891.178 11.774.649.355 406.047.577.816 13.163.427.628.178 59.699.691.122 5.778.948.324 194.012.154.696 20.829.562.582.427
Keterangan : *) Utang bunga atas CPI Index Linked Bonds (SU) – overdue adalah utang bunga tertunggak atas penerbitan SU-002 dan SU-004 yang dihitung sejak diterbitkan sampai tanggal pembayaran bunga terakhir tahun 2004 (1 Oktober 2004 untuk SU-002 dan 1 Desember 2004 untuk SU-004), dan baru dibayar sebagian oleh Pemerintah dengan rincian sebagai berikut (dalam rupiah): ITEM Bunga terutang Yang telah dibayar Sisa terutang
SU-002 Per 1 Okt 2004 4.341.712.820.922 863.013.698.630 3.478.699.122.292
SU-004 Jumlah Per 1 Des 2004 10.511.312.053.831 14.853.024.874.753 826.583.547.945 1.689.597.246.575 9.684.728.505.886 13.163.427.628.178
Saat ini tengah diupayakan proses restrukturisasi SU-002 dan SU –004 antara Departemen Keuangan dengan Bank Indonesia, termasuk utang bunga tertunggak. Utang bunga CPI Index Linkeds Bonds (SU)-not yet due adalah utang bunga SU-002 dan SU-004 akrual, yang dihitung dari tanggal pembayaran bunga terakhir di tahun 2004 sampai tanggal pelaporan.
**) Bunga yang masih harus dibayar untuk SUP No. SU-005/MK/1999 tanggal 29 Desember 1999, periode 10 Desember 2004 s.d. 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan -47-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 No
1 2 3
Tgl 10-12-04 28-12-04 31-12-04
Mutasi Penarikan (Rp juta) Saldo Awal 57.000
Pengem balian
Outstan ding (Rp juta) 1.304.334 1.304.334 1.361.334
Tingkat Bunga (%)
HB
Bunga (Rp)
7,29278 7,29278
18 4
4.690.958.256 1.087.990.068
Jumlah
5.778.948.324
HB = Hari Bunga
Rincian lebih lanjut Utang Bunga Obligasi dapat dilihat pada Lampiran 25. Formula perhitungan bunga dan accrued interest dapat dilihat pada Lampiran 26. C.2.24. Utang Jangka Pendek Lainnya Utang Jangka Pendek Lainnya Rp478 miliar
Jumlah Utang Jangka Pendek Lainnya sebesar Rp478.049.128.712 merupakan utang pemerintah kepada PT TASPEN dan utang pemerintah kepada BI yang terkait dengan bunga subsidi impor bulog. Utang pemerintah kepada PT TASPEN sebesar Rp49.147.371.000 terjadi karena kekurangan pembayaran dana APBN kepada PT TASPEN untuk pembayaran pensiun triwulan IV tahun anggaran 2004, dengan rincian sebagai berikut: Utang karena kekurangan bayar pada Triwulan IV TA 2004 Piutang karena kelebihan bayar pada Triwulan II TA 2004 Piutang karena kelebihan bayar pada Triwulan III TA 2004 Utang bersih
Rp 66.379.377.000 (12.081.656.000) ( 5.150.350.000) Rp49.147.371.000
Utang pemerintah kepada BI berupa bunga subsidi impor komoditi Bulog sebesar Rp428.901.757.712 terjadi karena BI memberikan talangan kepada Pemerintah untuk subsidi impor pangan yang dilakukan Bulog. Utang pokok talangan tersebut telah dibayar Pemerintah, namun bunganya sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 belum dilunasi. C.2.25. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN Utang Jangka Panjang DN SUN Rp621,9 triliun
Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN sebesar Rp621.854.878.768.795 merupakan posisi Utang Obligasi Dalam Negeri yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca sebagaimana disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi (dalam rupiah) Jenis Obligasi Dalam Negeri Fixed Rate Bonds Nominal Unamortized Premium (Discount) Nilai bersih (nilai buku) (I) Variable Rate Bonds Nominal Unamortized Premium (Discount) Nilai bersih (nilai buku) (II) CPI Index Linked Bonds (SU) Nominal Accrued Indexation Nilai bersih (nilai buku) (III) SRBI-1/MK/2003 Nominal Jumlah nilai nominal (IV) Pinjaman Pendanan KUMK eks SU-005 Penarikan (V) Jumlah ( I+II+III+IV+V)
Jumlah 165.021.022.000.000 (1.069.295.350.370) 163.951.726.649.630 214.590.934.000.000 0 214.590.934.000.000 97.414.789.824.635 (0) 97.414.789.824.635 144.536.094.294.530 144.536.094.294.530 1.361.334.000.000 621.854.878.768. 795 Catatan atas Laporan Keuangan -48-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Rincian Utang Obligasi Dalam Negeri Jangka Panjang dapat dilihat pada Lampiran 27. Catatan : a. Jumlah yang tercantum dalam CPI Index Linked Bonds (SU – Surat Utang) adalah jumlah pokok SU-002 dan SU-004 setelah memperhitungkan indeksasi pada awal tahun anggaran 2004. Jumlah nominal SU-002 dan SU-004 pada saat diterbitkan masing-masing sebesar Rp20.000.000.000.000 dan Rp53.779.500.000.000. Surat Utang diindeks setiap awal tahun anggaran berdasarkan inflasi pada tahun anggaran sebelumnya. Amortisasi pertama untuk SU-002 adalah pada tanggal 1 April 2005, sementara untuk SU-004 adalah tanggal 1 Juni 2005. b. Dalam rangka program penjaminan, pada tanggal 6 September 2001, Pemerintah menerbitkan SU-006 sebesar nominal Rp40.000.000.000.000. Jumlah nominal atas SU-006 ini merupakan jumlah maksimum, sehingga baru akan efektif menjadi utang jika benar-benar sudah terjadi penarikan. Namun sampai 31 Desember 2004 belum terpakai sama sekali, sehingga nilai utang Pemerintah atas SU-006 ini per tanggal 31 Desember 2004 adalah nol. c. Nilai nominal penerbitan SRBI adalah sebesar Rp144.536.094.294.530 atau sama dengan jumlah nominal SU-001 dan SU-003. SRBI jatuh tempo tahun 2033 dengan tingkat kupon 0,1% setahun dihitung dari sisa pokok terutang yang dibayarkan secara periodik 2 (dua) kali setahun. Pelunasan SRBI akan bersumber dari surplus Bank Indonesia yang menjadi bagian Pemerintah dan akan dilakukan apabila rasio modal terhadap kewajiban moneter BI telah mencapai di atas 10%. Dalam hal rasio modal terhadap kewajiban moneter Bank Indonesia kurang dari 3%, maka Pemerintah akan membayar charge kepada Bank Indonesia sebesar kekurangan dana yang diperlukan untuk mencapai rasio modal tersebut.
C.2.26. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya Utang Jangka Panjang DN Lainnya Rp1.99 triliun
Jumlah Utang Jangka Panjang dalam Negeri Lainnya sebesar Rp1.988.569.160.166 merupakan utang jangka panjang pemerintah yang terkait dengan dana pensiun pegawai negeri dan pembekuan PT Bank Asiatic (BAS) dan PT Bank Dagang Bali (BDB). Utang kepada dana pensiun sebesar Rp1.967.838.839.897 merupakan saldo unfunded liability tahun 2004 akibat perubahan formula perhitungan manfaat dari SK Menkeu No. 500/KMK.06/2004. Kekurangan pendanaan tersebut akan diangsur oleh pemerintah selama lima belas tahun dengan besar angsuran Rp250,2 miliar, dimulai tahun anggaran 2005. Utang kepada nasabah PT Bank Asiatic (BAS) dan PT Bank dagang Bali (BDB) sebesar Rp20.730.320.269 merupakan kewajiban pemerintah sesuai dengan ketentuan Program Penjaminan Pemerintah (PPP) sampai dengan 31 Desember 2004 yang dijamin dan layak dibayarkan berdasarkan verifikasi BPKP. C.2.27. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan
Utang Jangka Panjang LN perbankan Rp583 triliun
Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan sebesar Rp583.008.813.834.960 merupakan posisi Utang Luar Negeri yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca sebagaimana disajikan pada Tabel 17.
Catatan atas Laporan Keuangan -49-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Tabel 17 Utang Luar Negeri Perbankan per Jenis Utang (dalam rupiah) Jenis Utang Bilateral Multilateral Kredit Ekspor Jumlah
Outstanding 31 Des 04
Bagian Lancar
Utang Jangka Panjang
317.441.091.076.379 180.498.228.761.161 136.111.521.867.901 634.050.841.705.441
16.153.493.926.222 18.748.076.084.809 16.140.457.859.450 51.042.027.870.481
301.287.597.150.157 161.750.152.676.352 119.971.064.008.451 583.008.813.834.960
C.2.28. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan Utang Jangka Panjang LN Non Perbankan Rp2,9 triliun
Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan sebesar Rp2.929.540.649.970 merupakan posisi Utang Luar Negeri yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca sebagaimana disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 Utang Luar Negeri Non Perbankan per Jenis Utang (dalam rupiah) Jenis Utang Obligasi Leasing Jumlah
Outstanding 31 Des 04 1.571.979.000.000 2.114.260.270.920 3.686.239.270.920
Bagian Lancar 756.698.620.950 756.698.620.950
Utang Jangka Panjang 1.571.979.000.000 1.357.561.649.970 2.929.540.649.970
C.2.29. Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN Utang Jangka Panjang LN SUN Rp9,2 triliun
Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Luar Negeri SUN sebesar Rp9.228.859.647.206 merupakan posisi Utang Obligasi Luar Negeri (International Bonds-RI0014) yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca dengan rincian sebagai berikut: Original Issued Principles* Accrued Indexation Unamortized Premium Nilai bersih (nilai buku) (V) *) asumsi kurs yang digunakan adalah Rp8.554 per USD.
Rp8.554.000.000.000 736.000.000.000 (61.140.352.794) Rp9.228.859.647.206
Catatan: Pada tanggal 10 Maret 2004, Pemerintah menerbitkan Obligasi Negara (ON) berdenominasi USD (RI0014), dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret 2014 dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,75% setahun, yang dibayar secara periodik dua kali setahun (semiannual). RI0014 diterbitkan melalui proses bookbuilding, dengan menggunakan jasa penjamin emisi/underwriter beberapa institusi keuangan terkemuka, yaitu: Deutsche Bank Securities dan JPMorgan sebagai Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers serta Bahana Securities, HSBC, Citigroup, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai CoManagers. Harga yang diperoleh Pemerintah dari penerbitan RI0014 ini adalah sebesar 99,285%, yang mencerminkan adanya diskon sebesar 0,715% dari nominal penerbitan.
C.2.30. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya Utang Jangka Panjang LN Lainnya Rp4,2 triliun
Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya sebesar Rp4.184.071.033.048 merupakan posisi utang luar negeri komersial kredit yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca, dengan rincian sebagai berikut: Outstanding 31 Desember 2004 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Rp4.371.261.893.881 187.190.860.833 Rp4.184.071.033.048
Komposisi utang jangka panjang pemerintah per jenis utang disajikan pada Grafik 17.
Catatan atas Laporan Keuangan -50-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Grafik 17 Komposisi Utang Jangka Panjang Pemerintah per 31 Desember 2004 UJP LN Non Perbankan 0,24%
UJP LN Perbankan 47,66%
UJP LN SUN 0,75%
UJP LN Lainnya 0,34%
UJP DN Lainnya 0,16%
UJP DN SUN 50,84%
Keterangan: UJP DN = Utang Jangka Panjang Dalam Negeri, UJP LN = Utang Jangka Panjang Luar Negeri, SUN = Surat Utang Negara
C.2.31. Sisa Anggaran Lebih SAL Rp24,6 triliun
Sisa Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp24.588.479.454.419 merupakan saldo awal SAL tahun anggaran 2004. Rincian akumulasi SAL sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2003 disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 Akumulasi SAL s.d akhir TA 2003 (dalam jutaan rupiah) 1.
Akumulasi SAL s.d. TA 2003 1. Dana SAL s.d. TA 1991/1992 2. Dana SIKPA TA 1992/1993 3. Dana SIKPA TA 1993/1994 4. Dana SIKPA TA 1994/995 5. Dana SIKPA TA 1995/1996 6. Dana SIKPA TA 1996/1997 7. Dana SIKPA TA 1997/1998 8. Dana SIKPA TA 1998/1999 9. Dana SIKPA TA 1999/2000 10. Dana SIKPA TA 2000 11. Dana SIKPA TA 2001 12. Dana SIKPA TA 2002 13. Dana SIKPA TA 2003
32.846.722,95 2.980.287,78 (551.198,00) (1.853.481,66) 1.495.073,19 2.807.000,48 1.017.516,73 (1.307.456,04) 6.433.354,89 1.941.457,71 12.963.435,00 1.227.398,76 8.140.126,55 (2.446.792,44)
2.
SAL untuk Pembiayaan APBN 2003 SAL s.d. Desember 2003 (1-2)
8.258.243,50 24.588.479,45
Saldo SAL ini terdiri dari: 1. Rekening SAL pada BI 2. Rekening BUN pada BI 3. Rekening KPKN 4. UYHD 5. Kas Besi pada Perwakilan RI di luar negeri Jumlah
4.704.256,50 7.672.665,51 11.641.245,26 229.002,18 341.310,00 24.588.479,45
Catatan atas Laporan Keuangan -51-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
C.2.32. SIKPA SIKPA minus Rp3,014 triliun
Jumlah SIKPA sebesar minus Rp3.014.097.677.000 merupakan selisih antara realisasi seluruh penerimaan anggaran dengan pengeluaran anggaran TA 2004. C.2.33. Dana Lancar Lainnya
Dana Lancar Lainnya Rp 32,5 triliun
Jumlah Dana Lancar Lainnya sebesar Rp32.504.118.643.407 merupakan Kas dan Bank pemerintah di luar Rek. 502 BUN dan Rek. Kas di KPPN dan Uang Muka dari Rek. BUN. C.2.34. Cadangan Piutang
Cadangan Piutang Rp31,7 triliun
Jumlah Cadangan Piutang sebesar Rp31.658.169.686.402 merupakan pasangan perkiraan Piutang, yang terdiri dari: Piutang Pajak Piutang Bukan Pajak Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Piutang Lain-lain Jumlah
Rp28.964.985.918.280 918.886.706.165 25.519.902.850 2.126.200.147 1.746.650.958.960 Rp31.658.169.686.402
C.2.35. Cadangan Persediaan Cadangan Persediaan Rp356 miliar
Jumlah Cadangan Persediaan sebesar Rp356.045.620.551 merupakan pasangan perkiraan persediaan yang dilaporkan kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004. C.2.36. Pendapatan yang Ditangguhkan
Pendapatan yang Ditangguhkan Rp577 miliar
Jumlah Pendapatan yang Ditangguhkan sebesar Rp576.992.798.255 merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak kementerian negara/lembaga yang belum disetorkan ke Kas Negara per 31 Desember 2004. Perkiraan ini merupakan pasangan perkiraan Kas di Bendahara Penerimaan. C.2.37. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Rp125,6 triliun
Perkiraan tersebut merupakan bagian dari ekuitas dana yang disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek. Jumlah ini merupakan total nilai Bagian Lancar Utang jangka Panjang, Utang Bunga dan utang Jangka Pendek Lainnya. Rincian dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek adalah sebagai berikut: Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Bunga Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah
Rp 82.079.302.957.375 43.054.542.475.822 478.049.128.712 Rp125.611.894.561.909
C.2.38. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Rp465,2 triliun
Jumlah
Perkiraan
Diinvestasikan
dalam
Investasi
Jangka
Panjang
sebesar
Rp465.267.578.974.673 erupakan dana pemerintah pusat yang diinvestasikan dalam
bentuk investasi permanen dan investasi non permanen yang merupakan lawan dari perkiraan Investasi Jangka Panjang dengan rincian sebagai berikut: Diinvestasikan dalam RDI/RPD Diinvestasikan dalam Dana Bergulir Diinvestasikan dalam Investasi Non Permanen Lainnya Diinvestasikan dalam PMP Diinvestasikan dalam Investasi Permanen Lainnya Jumlah
Rp 62.278.309.530.000 2.766.220.770.219 1.420.053.000.000 395.658.528.974.064 3.144.466.700.390 Rp465.267.578.974.673
Catatan atas Laporan Keuangan -52-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
C.2.39. Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp229,1 triliun
Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Tetap sebesar Rp229.071.545.428.868 merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh pemerintah pusat dalam bentuk aset tetap dengan rincian sebagai berikut: Diinvestasikan dalam Tanah Diinvestasikan dalam Peralatan dan Mesin Diinvestasikan dalam Gedung dan Bangunan Diinvestasikan dalam Jalan, Irigasi, dan Jaringan Diinvestasikan dalam Aset Tetap Lainnya Diinvestasikan dalam Aset Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah
Rp 83.635.282.924.766 61.687.965.097.396 38.896.471.338.200 40.489.403.009.948 1.901.915.011.171 2.460.508.047.387
Rp 229.071.545.428.868
C.2.40. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp68,9 triliun
Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Lainnya sebesar Rp68.915.807.829.538 merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh pemerintah pusat dalam bentuk aset lainnya dengan rincian sebagai berikut: Diinvestasikan dalam Tagihan Penjualan Angsuran Diinvestasikan dalam Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Diinvestasikan dalam Kemitraan dengan Pihak Ketiga Diinvestasikan dalam Dana yang Dibatasi Penggunaannya Diinvestasikan dalam Aset Lain-lain Jumlah
Rp
396.163.190.389 33.475.182.449 31.579.000 11.303.683.753.573 57.182.454.123.677 Rp 68.915.807.829.538
C.2.41. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Rp1.223,2 riliun
Perkiraan tersebut merupakan bagian dari ekuitas dana yang disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang. Jumlah ini merupakan akumulasi utang jangka panjang, yang terdiri dari Utang Jangka Panjang Dalam Negeri dan Utang Jangka Panjang Luar Negeri. Rincian dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang adalah sebagai berikut: Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya Jumlah
Rp 621.854.878.768.795 1.988.569.160.166 583.008.813.834.960 2.929.540.649.970 9.228.859.647.206 4.184.071.033.048 Rp1.223.194.733.094.145
C.2.42. Diinvestasikan dalam Dana Cadangan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan Rp1,7 triliun
Jumlah Diinvestasikan dalam Dana Cadangan sebesar Rp1.730.000.000.000 merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh pemerintah pusat dalam bentuk dana cadangan.
Catatan atas Laporan Keuangan -53-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
C.3. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA 1. Piutang Bukan Pajak kepada PPA sebesar Rp97.888.411.871 telah dibayar dan disetor ke rekening BUN 502.000.000, dengan rincian sebagai berikut: Tangal setor 14 Januari 2005 17 Januari 2005 14 April 2005 Total
Jumlah 49.768.297.780 40.170.811.140 7.949.302.951 97.888.411.871
Rp Rp
2. Jumlah Utang Jangka Pendek Lainnya sebesar Rp49.147.371.000 karena kekurangan pembayaran dana APBN kepada PT TASPEN untuk pembayaran pensiun triwulan IV tahun anggaran 2004 telah dibayar, dengan perincian sebagai berikut: Uraian Kelebihan pembayaran Triwulan II Th 2004
Jumlah Rp 12.081.656.000
Kelebihan pembayaran Triwulan III Th 2004
Rp
Kekurangan pembayaran Triwulan IV Th 2004
Rp 66.379.377.000
5.150.350.000
Keterangan Telah dipotong pada droping belanja pensiun bulan Januari 2005 sesuai SPM No. 646178Y/019/113 tanggal 3 Januari 2005 Telah dipotong pada droping belanja pensiun bulan Maret 2005 sesuai SPM No. 226786A/019/113 tanggal 26 Januari 2005 Telah dibayarkan sesuai SPM Taspen No. S-00804/ TSP.1/ 04/2004 tanggal 13 April 2005
3. Pada tanggal 1 Januari 2005, sesuai dengan terms and conditions SU dilakukan indeksasi terhadap SU-002 dan SU-004 berdasarkan inflasi tahun 2004. Hal ini mengakibatkan perubahan saldo pokok SU yang cukup signifikan, baik untuk SU yang berada pada posisi kewajiban jangka pendek maupun pada SU yang berada pada posisi kewajiban jangka panjang, dengan rincian sebagai berikut: CPI Index Linked Bonds SU-002 SU-004 Total CPI Index Linked Bonds SU-002 SU-004 Total
Kewajiban Jangka Pendek 2.174.243.754.123 5.402.826.376.873 7.577.070.130.996 Kewajiban Jangka Panjang 27.178.046.925.282 70.236.742.899.353 97.414.789.824.635
Indeksasi
(dalam rupiah) Setelah Indeksasi
139.169.021.131 345.824.177.633 484.993.198.764
2.313.412.775.154 5.748.650.554.506 8.062.063.329.660
Indeksasi
Setelah Indeksasi
1.739.612.764.133 4.495.714.309.227 6.235.327.073.360
28.917.659.689.415 74.732.457.208.580 103.650.116.897.995
Dengan adanya indeksasi di awal tahun 2005 sebagaimana disebutkan di atas, maka jumlah amortisasi SU-002 dan SU-004 yang harus dibayar Pemerintah pada awal tahun 2005 meningkat dari sebesar Rp7.577.070.130.896 sebagaimana tercantum pada kewajiban jangka pendek, menjadi sebesar Rp8.062.063.329.660 yaitu jumlah setelah indeksasi sesuai tabel di atas. Selain itu, jumlah kewajiban atas SU yang belum diamortisasi juga meningkat dari sebesar Rp97.414.789.824.635 sebagaimana tercantum pada kewajiban jangka panjang, menjadi Rp103.650.116.897.995, sesuai tabel di atas.
Catatan atas Laporan Keuangan -54-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
C.4. CATATAN PENTING LAINNYA 1. Rekening Pemerintah pada Bank Umum Penempatan rekening pemerintah pada bank umum antara lain berupa rekening untuk dana pemerintah yang dibatasi penggunaannya (restricted cash) dan escrow accounts. Rekening yang dibatasi penggunaannya per 31 Desember 2004 berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI sebesar Rp11.303.683.753.573 merupakan rekening dana reboisasi yang alokasi dananya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan reboisasi dan rehabilitasi lahan melalui skema pinjaman. Saldo rekening tersebut telah disajikan dalam laporan keuangan ini sebagai aset lainnya (lihat C.2.20). Escrow accounts merupakan rekening yang digunakan untuk menampung sisa anggaran belanja subsidi yang belum dapat diverifikasi dan dana bagi hasil yang penerimanya belum teridentifikasi. Escrow accounts subsidi meliputi BBM, listrik, pupuk, dan pangan yang pada akhir tahun anggaran belum dapat diverifikasi oleh BPKP. Saldo escrow accounts subsidi sampai dengan 31 Desember 2004 berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI sebesar Rp1.205.840.392.760,33. Rincian per rekening disajikan pada Lampiran 28. Escrow accounts dana bagi hasil merupakan rekening penampungan untuk dana bagi hasil perikanan, pertambangan umum, kehutanan dan DAK DR yang belum disalurkan pada tahun anggaran bersangkutan karena daerah penghasil belum teridentifikasi. Saldo escrow accounts dana bagi hasil sampai dengan 31 Desember 2004 berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI sebesar Rp1.067.030.376.097. Rincian per rekening disajikan pada Lampiran 29. Disamping itu terdapat rekening pemerintah pada bank umum yang berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI bersaldo Rp3.403.063.546.244,21 per 31 Desember 2004. Rekening tersebut merupakan rekening milik kementerian negara/lembaga, Pemerintah Daerah dan pihak lain yang saat ini masih diteliti lebih lanjut. 2. Eksekusi oleh Kejaksaan Agung Hasil pemeriksaan BPK-RI pada Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan pengumpulan data pada jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus menunjukkan adanya keputusan Pengadilan berupa denda dan hukuman membayar uang pengganti kerugian negara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Tagihan tersebut sampai dengan 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp6.667.980,21 juta, meliputi keputusan pengadilan yang ada di 17 Kejaksaan Tinggi sebesar Rp5.314.180,99 juta dan di Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara sebesar Rp1.353.799,22 juta. 3. Utang Kepada Bank Indonesia (BI) Sampai dengan tanggal 31 Desember 2004, terdapat tagihan-tagihan BI kepada Pemerintah yang belum disepakati. Tagihan tersebut meliputi tagihan atas subsidi bunga kredit program sebesar Rp2.820.016.088.740, talangan iuran keanggotaan pada lembaga keuangan internasional sebesar Rp2.826.956.396.636, dan tagihan terkait dengan BLBI, Fasilitas Saldo Debet (FSD), serta KLBI sebesar Rp25.787.190.073.861. 4. Utang Kontingensi terkait dengan Pelaksanaan Penjaminan Pemerintah Utang kontingensi merupakan kewajiban kepada nasabah eks BBO/BBKU yang belum dibayar pada saat tugas BPPN berakhir tanggal 27 Februari 2004 sebesar Rp2.313.086,87 juta. Utang tersebut terdiri Catatan atas Laporan Keuangan -55-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
dari nasabah murni yang tidak berstatus blokir sebesar Rp840.820,47 juta dan nasabah yang terkait dengan pinjaman sebesar Rp1.472.266,40 juta. 5. Tunjangan Hari Tua Pegawai Negeri Sipil (THT PNS) Program Pensiun PNS diselenggarakan berdasarkan UU No. 11/1969, tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai. Dana Pensiun dibentuk berdasarkan kontribusi pemerintah, sebagai pemberi kerja, dan PNS, sebagai peserta. Namun demikian, selama ini untuk penyelenggaraan program pensiun dan program Tunjangan hari Tua (THT), iuran hanya disetor oleh peserta masing-masing sebesar 4,75% dan 3,25% dari gaji. Pemerintah selaku pemberi kerja belum mengiur. Pemerintah menganut sistem pembayaran secara current cost financing yaitu pembayaran pensiun dipenuhi secara langsung oleh pemerintah melalui APBN (79%) pada saat pegawai memasuki masa pensiun. Dana pensiun membayar sebesar 21% sisanya. Sistem pembayaran sebagaimana tersebut di atas mengakibatkan kekurangan pendanaan penyelenggaraan program pensiun dan THT (past service liabilities). Nilai sementara berdasarkan perhitungan aktuaria (sesuai surat PT TASPEN No. Srt-410/DIR/092003 tanggal 1 September 2003), terdapat kewajiban pemerintah kepada PT TASPEN yang timbul sebagai akibat kekurangan pendanaan pemerintah atas dana pensiun per 31 Desember 2002 sebesar Rp306.329.000.000.000. Jumlah tersebut dihitung berdasarkan jumlah seluruh PNS, termasuk pegawai pemerintah daerah, anggota DPR, dan pejabat negara, tidak termasuk TNI dan Polri. Untuk MPR hanya diperhitungkan ketua dan wakil ketua.
Catatan atas Laporan Keuangan -56-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN ARUS KAS D.1. IKHTISAR LAPORAN ARUS KAS SALDO AWAL KAS Saldo awal kas pemerintah per 1 Januari 2004 sebesar Rp19,3 triliun
Saldo Awal Kas per 1 Januari 2004 sebesar Rp19.313.910.770.106 merupakan kas pemerintah pusat yang tersedia untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan dan non anggaran, dengan rincian: - Kas di Bank Indonesia - Kas di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jumlah Saldo Awal Kas Pemerintah
Rp 7.672.665.511.000 11.641.245.259.106 Rp19.313.910.770.106
PERUBAHAN/MUTASI KAS
Penurunan kas pemerintah pada TA 2004 sebesar Rp6,6 triliun
Perubahan/mutasi kas sepanjang tahun anggaran 2004 menginformasikan tentang kenaikan (penurunan) kas dari berbagai aktivitas pemerintah dengan rincian: - Kenaikan (Penurunan) Kas Operasi - Kenaikan (Penurunan) Kas Investasi Aset Non Keuangan - Kenaikan (Penurunan) Kas Pembiayaan - Kenaikan (Penurunan) Kas Non Anggaran Kenaikan (Penurunan) Kas Pemerintah
Rp30.451.771.854.000 (66.853.143.100.000) 33.387.273.569.000 (3.552.066.133.188) Rp(6.566.163.810.188)
Dari data tersebut berarti defisit anggaran adalah sebesar Rp36.401.371.246.000, yaitu selisih antara kenaikan kas dari aktivitas operasi dan penurunan kas dari aktivitas investasi aset non keuangan. Komposisi kenaikan (penurunan) dari tiap aktivitas disajikan dalam Grafik 18. Grafik 18 Komposisi Arus Kas Bersih per Aktivitas
40
33,4
30,5
triliun rupiah
20 0 -3,6
-20 -40 -60 -66,9 -80 Operasi
Investasi Aset Non Keuangan
Pembiayaan
Non Anggaran
SALDO AKHIR KAS Saldo akhir kas pemerintah per 31 Desember 2004 sebesar Rp52,3 triliun
Saldo Akhir Kas dan Bank per 31 Desember 2004 sebesar Rp52.307.558.814.276 merupakan kas pemerintah pusat yang tersedia dan siap digunakan untuk membiayai aktivitas pemerintah tahun anggaran berikutnya, dengan rincian:
Catatan atas Laporan Keuangan -57-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
- Rekening Kas BUN di Bank Indonesia - Rekening Kas di KPPN - Kas di Bendahara Pengeluaran - Kas di Bendahara Penerimaan - Rekening Pemerintah Lainnya di BI Jumlah Saldo Akhir Kas Pemerintah
Rp
248.984.834.918 12.498.762.125.000 322.614.437.433 576.992.798.255 38.660.204.618.670 Rp52.307.558.814.276
D.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN ARUS KAS Penjelasan atas Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2004 diuraikan sebagai berikut:
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp30,4 triliun
Menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi, yang menunjukkan kenaikan sebesar Rp 30.451.771.854.000, dengan rincian sebagai berikut: - Arus Masuk Kas Aktivitas Operasi - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Operasi - Arus Kas Bersih
Rp397.880.405.743.000 367.428.633.889.000 Rp 30.451.771.854.000
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dalam tahun anggaran berjalan dapat mendanai seluruh pengeluaran aktivitas operasi dari penerimaannya. D.2.1. Penerimaan Perpajakan Penerimaan perpajakan (neto) Rp280,9 triliun
Penerimaan Perpajakan sebesar Rp280.897.641.240.000 merupakan penerimaan neto pemerintah yang dihimpun dari sektor pajak sepanjang tahun berjalan setelah dikurangi pengembalian pendapatan pajak. Penerimaan perpajakan dibagi menjadi penerimaan pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Rincian atas Penerimaan Pajak Dalam Negeri dan Pajak Perdagangan Internasional sebagai berikut: Pajak Dalam Negeri - Pajak Penghasilan (PPh) Non Migas - Pajak Penghasilan (PPh) Migas - Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPN dan PPn BM) - Pajak Bumi dan Bangunan - Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) - Pendapatan Cukai - Pendapatan atas Pajak Lainnya Jumlah Pajak Dalam Negeri Pajak Perdagangan Internasional - Pendapatan Bea masuk - Pendapatan Pajak/Pungutan Ekspor Jumlah Pajak Perdagangan Internasional Jumlah Penerimaan Perpajakan Dikurangi : - Pengembalian Pendapatan Pajak Jumlah Penerimaan Perpajakan (Neto)
Rp117.401.085.234.000 22.946.614.602.000 102.584.414.956.000 11.774.571.275.000 2.918.267.413.000 29.173.239.643.000 1.872.254.692.000 288.670.447.815.000 12.551.990.278.000 297.790.052.000 12.849.780.330.000 301.520.228.145.000 (20.622.586.905.000) Rp280.897.641.240.000
Komposisi penerimaan perpajakan dalam prosentase dapat dilihat pada Grafik 19:
Catatan atas Laporan Keuangan -58-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Grafik 19 Komposisi Penerimaan Perpajakan TA 2004
Cukai 10%
Pajak Lainnya 1%
Bea Masuk 4%
Pajak/Pungutan Ekspor 0%
BPHTB 1%
PPh Non Migas 38%
PBB 4%
PPN & PPn BM 34%
PPh Migas 8%
D.2.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP sebesar Rp116,7 triliun
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp116.704.801.670.000 adalah semua penerimaan yang diterima negara dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba Badan Usaha Milik Negara dan penerimaan negara bukan pajak lainnya. Rincian atas penerimaan negara bukan pajak adalah sebagai berikut : Penerimaan Sumber Daya Alam Penerimaan Sumber Daya Alam sebesar Rp91.397.744.046.000 merupakan penerimaan negara sehubungan dengan kegiatan eksploitasi sumber daya alam, yang terdiri dari: - Pendapatan Minyak Bumi - Pendapatan Gas Alam - Pendapatan Pertambangan Umum - Pendapatan Kehutanan - Pendapatan Perikanan Jumlah Penerimaan Sumber Daya Alam
Rp63.060.418.282.000 22.199.226.564.000 1.688.842.414.000 4.143.173.069.000 306.083.717.000 Rp91.397.744.046.000
Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN sebesar Rp9.817.533.694.000 merupakan penerimaan laba yang diperoleh pemerintah atas pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, yakni kekayaan negara yang ditempatkan sebagai penyertaan modal pada BUMN. Pendapatan bagian pemerintah atas laba BUMN dibagi menjadi pendapatan atas laba BUMN perbankan dan pendapatan atas laba BUMN non perbankan. Rincian dari pendapatan atas laba BUMN adalah sebagai berikut: Catatan atas Laporan Keuangan -59-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Pendapatan atas Laba BUMN Perbankan - PT Bank Mandiri - PT Bank Ekspor Impor Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia - PT Bank Negara Indonesia - PT Bank Tabungan Negara - Lain-lain Jumlah Pendapatan atas Laba BUMN Perbankan Pendapatan atas Laba BUMN Non Perbankan - PT Perkebunan Nusantara - PT Wijaya Karya - PT Timah - PT Telkom - PT Taspen - PT Socfin - PT Semen Gresik - PT Pupuk Sriwijaya - PT Permodalan Nasional Madani - PT Perusahaan Gas Negara - PT Perusahaan Pengelola Aset - PT Pertamina - PT Pelabuhan Indonesia - PT Krakatau Steel - PT Jasa Raharja - PT Jasa Marga - PT Indosat - PT Freeport - PT Bio Farma - PT Asuransi Kesehatan - PT Asuransi Kredit Indonesia - PT Aset - PT Angkasa Pura - PT Aneka Tambang - Lain-lain Jumlah Pendapatan atas Laba BUMN Non Perbankan Jumlah Pendapatan atas Laba BUMN
Rp
32.130.828.181 146.695.685.429 910.000.000.000 312.112.690.390 589.330.000.000 840.000.000.000 2.830.269.204.000
174.654.339.249 20.369.153.000 20.178.000.000 1.570.638.388.084 35.311.908.000 30.538.236.000 52.847.792.008 50.000.000.000 24.907.007.210 153.217.178.098 400.000.000.000 2.169.000.000.000 70.562.000.000 25.000.000.000 80.834.000.000 24.063.317.280 113.037.768.750 90.086.013.451 39.924.055.000 78.274.955.000 20.412.000.000 29.887.520.000 217.453.637.094 47.859.040.000 1.448.208.181.776 6.987.264.490.000 Rp9.817.533.694.000
PNBP Lainnya PNBP Lainnya sebesar Rp15.489.523.930.000 merupakan penerimaan negara selain dari penerimaan sumber daya alam dan pendapatan bagian pemerintah atas laba BUMN yang terdiri dari: - Penjualan Hasil Produksi/Sitaan - Pendapatan Sewa - Pendapatan Jasa I - Pendapatan Jasa II - Pendapatan Rutin dari Luar Negeri - Pendapatan Bunga - Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan - Pendapatan Pendidikan - Pendapatan Laba Bersih Penjualan BBM - Pendapatan Lain-lain - Pendapatan dari Penerimaan Kembali Belanja TAYL Jumlah PNBP Lainnya Dikurangi : - Pengembalian PNBP Jumlah PNBP Lainnya (Netto) Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak
Rp
1.013.841.537.000 31.962.445.000 3.385.888.989.000 1.288.180.309.000 100.000.004.000 447.274.212.000 46.744.252.000 1.182.243.621.000 24.000 3.644.379.697.000 4.649.271.885.000 15.789.786.975.000
(300.263.045.000) 15.489.523.930.000 Rp116.704.801.670.000
Catatan atas Laporan Keuangan -60-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
D.2.3. Pendapatan Hibah Hibah sebesar Rp277,9 miliar
Pendapatan Hibah sebesar Rp277.962.833.000 adalah semua penerimaan negara yang berasal dari sumbangan swasta dalam negeri dan sumbangan lembaga swasta dan pemerintah luar negeri: - Hibah Luar Negeri – Bilateral - Hibah Luar Negeri - Multilateral - Pendapatan Hibah Luar Negeri Lainnya Jumlah Pendapatan Hibah
Rp115.678.198.000 84.336.093.000 77.948.542.000 Rp277.962.833.000
D.2.4. Belanja Pegawai Belanja pegawai sebesar Rp54,8 triliun
Belanja Pegawai sebesar Rp54.783.069.983.000 merupakan pengeluaran pemerintah untuk membayar gaji pegawai negeri sipil berupa gaji pokok, tunjangan istri/anak, tunjangan struktural, tunjangan fungsional, gaji pejabat negara dan pembayaran lainnya berupa honorarium, vakasi, lembur, uang makan/lauk pauk, dan kompensasi lainnya kepada pegawai pemerintah pusat, pensiunan dosen/guru/anggota TNI/Polri, dan lainlain. Rincian Belanja Pegawai sepanjang tahun berjalan adalah sebagai berikut : - Gaji dan Tunjangan - Uang Makan/Lauk Pauk - Belanja Pensiun - Belanja Pegawai Lain-lain - Belanja Gaji/Upah Proyek (BGP) Jumlah Belanja Pegawai Dikurangi : - Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Jumlah Belanja Pegawai (Neto)
Rp31.836.812.361.000 152.806.000 19.339.864.939.000 3.531.137.105.000 259.394.382.000 54.967.361.593.000 (184.291.610.000) Rp54.783.069.983.000
D.2.5. Belanja Barang dan Jasa Belanja barang dan jasa sebesar Rp15,1 triliun
Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp15.142.662.568.000 merupakan pengeluaran pemerintah dalam rangka pengadaan/pembelian barang dan jasa non investasi guna mendukung kegiatan operasional pemerintahan. Rincian Belanja Barang dan Jasa sepanjang tahun berjalan adalah sebagai berikut: - Keperluan Sehari-hari Perkantoran - Bahan Makanan - Belanja Barang Transito - Belanja Barang Lainnya - Belanja Pembelian Bahan Proyek (BPBP) - Langganan Daya dan Jasa - Jasa Pos dan Giro - Belanja Pemeliharaan - Belanja Perjalanan - Belanja Barang dan Jasa Lainnya Jumlah Belanja Barang dan Jasa Dikurangi : - Penerimaan Kembali Belanja Barang dan Jasa Jumlah Belanja Barang dan Jasa (Neto)
Rp 1.433.388.955.000 733.086.481.000 183.753.672.000 54.274.881.000 110.359.953.000 1.294.345.327.000 13.144.916.000 2.526.554.982.000 1.418.999.449.000 8.254.273.878.000 16.022.182.494.000 (879.519.926.000) Rp15.142.662.568.000
D.2.6. Belanja Subsidi Belanja Subsidi sebesar Rp91.899.301.904.000 merupakan belanja negara yang diberikan kepada perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor atau Catatan atas Laporan Keuangan -61-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Belanja subsidi sebesar Rp91,9 triliun
mengimpor barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak, sehingga harga jual terjangkau oleh masyarakat. Rincian Belanja Subsidi adalah sebagai berikut: Subsidi Harga/Biaya - Subsidi BBM - Subsidi Pangan - Subsidi Listrik - Subsidi Benih - Subsidi Pupuk Jumlah Subsidi Harga/Biaya Subsidi Bunga Kredit/Penyertaan Risiko - Subsidi Bunga Kredit Pemilikan Rumah - Subsidi Bunga Kredit Ketahanan Pangan Jumlah Subsidi Bunga Kredit/Penyertaan Resiko Subsidi Pajak dan Bea Masuk - Subsidi Pajak Penghasilan Jumlah Subsidi Pajak dan Bea Masuk Subsidi Rutin Lainnya - Subsidi Lainnya Jumlah Subsidi Rutin Lainnya Subsidi Lain-lain Subsidi/Belanja Bantuan - Tunjangan Kesehatan Veteran Non Tuvet - Belanja Rutin KONI - Dana Kontingensi - Bantuan Dalam Rangka Penugasan/PSO Jumlah Subsidi/Belanja Bantuan Jumlah Belanja Subsidi
Rp69.024.450.135.000 4.830.777.908.000 2.316.650.000.000 76.202.915.000 1.259.218.582.000 77.507.299.540.000 61.572.454.000 34.889.148.000 96.461.602.000 1.312.122.928.000 1.312.122.928.000 5.825.493.493.000 5.825.493.493.000 11.285.088.000 793.000 14.322.124.000 6.409.717.749.000 722.598.587.000 7.146.639.253.000 Rp91.899.301.904.000
D.2.7. Dana Perimbangan Dana perimbangan sebesar Rp122,9 triliun
Dana Perimbangan sebesar Rp122.873.223.394.000 adalah semua pengeluaran negara yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus, sebagaimana dimaksud dalam Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Rincian Dana Perimbangan dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut: - Dana Bagi Hasil - Dana Alokasi Umum - Dana Alokasi Khusus Jumlah Dana Perimbangan
Rp 36.700.327.968.000 82.084.248.631.000 4.088.646.795.000 Rp122.873.223.394.000
D.2.8. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Dana otonomi khusus dan dana penyesuaian sebesar Rp6,8 triliun
Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian sebesar RP6.808.042.499.000 merupakan pengeluaran pemerintah dalam rangka pembiayaan pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua, serta untuk penyesuaian kekurangan dana alokasi umum untuk beberapa daerah. Rincian Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian adalah sebagai berikut: - Dana Otonomi Khusus - Dana Penyesuaian Jumlah Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
Rp1.642.617.943.000 5.165.424.556.000 Rp6.808.042.499.000
Catatan atas Laporan Keuangan -62-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
D.2.9. Bunga Utang Bunga utang sebesar Rp62,7 triliun
Bunga Utang sebesar Rp62.664.201.767.000 merupakan pembayaran yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang (Principal Outstanding), baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri, yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman. Bunga Utang diklasifikasikan menjadi Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri serta Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri. Rincian Bunga Utang tersebut adalah sebagai berikut : Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri sebesar Rp39.867.284.566.000 merupakan pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah sehubungan dengan surat berharga (obligasi) pemerintah dalam negeri dalam rangka Program Restrukturisasi Perbankan dengan rincian: - Bunga Utang Dalam Negeri – Obligasi - Pembayaran Imbalan Bunga (SPM-IB) Jumlah Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri
Rp39.553.587.093.000 313.697.473.000 Rp39.867.284.566.000
Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri sebesar Rp22.796.917.201.000 merupakan pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah atas pinjaman yang diterima, dengan rincian sebagai berikut : - Bunga Utang Luar Negeri - Pinjaman Proyek - Biaya/Kewajiban Lainnya terhadap Utang Luar Negeri - Biaya/Kewajiban Penerbitan/Penjualan Surat Utang LN - Bunga Surat Utang Negara Luar Negeri Jumlah Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri Jumlah Bunga Utang
Rp22.182.691.769.000 276.166.494.000 23.643.938.000 314.415.000.000 22.796.917.201.000 Rp62.664.201.767.000
D.2.10. Belanja Operasi Lain-lain Belanja operasi lainlain sebesar Rp13,3 triliun
Belanja Operasi Lain-lain sebesar Rp13.258.131.774.000 merupakan pengeluaran pemerintah untuk pengeluaran tak tersangka, belanja perusahaan jawatan, pemilihan umum/sidang tahunan, cadangan dana reboisasi dan lain-lain. Rincian Belanja Operasi Lain-lain adalah sebagai berikut: - Dana Pembangunan Daerah - Pengeluaran Tak Tersangka - Belanja Barang Perusahaan Jawatan - Pemilihan Umum/Sidang Tahunan - Cadangan Dana Reboisasi - Tunggakan dan Klaim Pihak Ketiga - Belanja Rutin Lain-lain - Belanja Lainnya Jumlah Belanja Operasi Lain-lain
Rp
18.000.000 7.119.704.000 262.268.777.000 4.299.756.540.000 4.639.214.073.000 66.309.567.000 3.627.489.330.000 355.955.783.000 Rp13.258.131.774.000
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN Menjelaskan aktivitas investasi aset non keuangan yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang. Aktivitas investasi aset non keuangan menunjukkan penurunan sebesar Rp66.853.143.100.000 dengan rincian sebagai berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan -63-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Penurunan kas dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp66,9 triliun
- Arus Masuk Kas Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan - Arus Kas Bersih
Rp
107.537.409.000
(66.960.680.509.000) (Rp66.853.143.100.000)
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dalam tahun anggaran berjalan tidak dapat mendanai seluruh pengeluaran aktivitas investasi aset non keuangan dari penerimaannya. D.2.11. Pendapatan dari Penjualan Aset Arus kas masuk dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp107,5 miliar yaitu dari pendapatan dari penjualan aset.
Pendapatan dari Penjualan Aset sebesar Rp107.537.409.000 merupakan pendapatan yang diterima pemerintah sehubungan dengan kebijakan pemerintah dalam menjual/melepas aset-asetnya berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku. Rinciannya terdiri dari : - Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap - Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya
Rp 84.553.020.000 22.984.389.000 Rp107.537.409.000
Jumlah Pendapatan dari Penjualan Aset
D.2.12. Belanja Modal Arus kas keluar dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp66,9 triliun yaitu untuk belanja modal
Belanja Modal sebesar Rp66.960.680.509.000 merupakan pengeluaran anggaran untuk belanja aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Rincian Belanja Operasi Lain-lain adalah sebagai berikut : - Belanja Modal untuk Tanah - Belanja Modal untuk Peralatan dan Mesin - Belanja Modal untuk Gedung dan Bangunan - Belanja Modal untuk Jaringan - Belanja Modal Fisik Lainnya - Belanja Modal Non Fisik Jumlah Belanja Modal
Rp 711.226.994.000 17.019.729.691.000 8.253.085.058.000 9.850.130.631.000 4.551.527.369.000 26.574.980.766.000 Rp66.960.680.509.000
Dengan kenaikan Arus Kas (bersih) dari Aktivitas Operasi sebesar Rp30.451.771.854.000 dan penurunan (bersih) dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan sebesar Rp66.853.143.100.000 mengakibatkan defisit anggaran sebesar Rp36.401.371.246.000. Defisit tersebut akan ditutup dengan pembiayaan yang diuraikan dibawah ini.
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas (bruto) sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran yang bertujuan untuk memprediksi klaim (tuntutan) pihak lain terhadap arus kas pemerintah dan tuntutan pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan datang. Aktivitas pembiayaan sepanjang periode berjalan menunjukkan kenaikan sebesar Rp33.387.273.569.000 dengan rincian sebagai berikut: Kenaikan kas dari aktivitas pembiayaan sebesar Rp33,4 triliun
- Arus Masuk Kas Aktivitas Pembiayaan - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Pembiayaan - Arus Kas Bersih
Rp107.629.273.273.000 74.241.999.704.000 Rp 33.387.273.569.000
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dalam tahun anggaran berjalan tidak dapat menutup defisit yang ada sebesar Rp36.401.371.244.000 dengan surplus pembiayaan yang hanya Rp33.387.273.569.000. Catatan atas Laporan Keuangan -64-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
D.2.13. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Penerimaan pembiayaan dalam negeri sebesar Rp64,9 triliun
Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri sebesar Rp64.901.134.245.000 merupakan seluruh penerimaan pemerintah yang berasal dari perbankan dan non perbankan dalam negeri. Rincian Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri adalah sebagai berikut : Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Perbankan Penerimaan atas Pembiayaan Dalam Negeri Perbankan sebesar Rp22.712.505.838.000 seluruhnya berasal dari Penyetoran SAL ke Rekening BUN. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Non Perbankan Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Non Perbankan sebesar Rp42.188.628.407.000 merupakan penerimaan pemerintah yang berasal dari : - Penerimaan Privatisasi - Penerbitan/Penjualan Obligasi Dalam Negeri Jangka Panjang - Penjualan Aset Program Restrukturisasi Perbankan
Rp 3.519.487.251.000 22.918.399.017.000
Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Non Perbankan Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Perbankan Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri
42.188.628.407.000
15.750.742.139.000
22.712.505.838.000 Rp64.901.134.245.000
D.2.14. Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri Penerimaan pembiayaan luar negeri sebesar Rp32,4 triliun
Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri sebesar Rp32.436.390.917.000 merupakan seluruh penerimaan pemerintah sehubungan dengan penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri dari pinjaman program dan pinjaman proyek serta penerbitan Surat Utang Negara Luar Negeri. Rincian Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek adalah sebagai berikut : Pinjaman Program Pinjaman Program yang diterima pemerintah dalam tahun anggaran berjalan sebesar Rp5.058.509.000.000 berasal dari ADB. Pinjaman Proyek Pinjaman Proyek yang diterima pemerintah dalam tahun anggaran berjalan sebesar Rp18.416.772.005.000 berasal dari: - Pinjaman Proyek dari Bilateral - Pinjaman Proyek dari Multilateral - Pinjaman Proyek Fasilitas Kredit Ekspor - Pinjaman Proyek dari Komersial Jumlah Pinjaman Proyek
Rp 8.734.844.120.000 1.832.993.226.000 3.332.536.828.000 4.516.397.831.000 Rp18.416.772.005.000
Pembiayaan Lain-lain Pembiayaan lain-lain sebesar Rp8.961.109.912.000 merupakan penerimaan pembiayaan sehubungan dengan penerbitan Surat Utang Negara yang diterima dalam tahun berjalan. D.2.15. Pendapatan Pelunasan Piutang Pendapatan pelunasan piutang Rp10,3 triliun
Pendapatan Pelunasan Piutang sebesar Rp10.291.748.111.000 merupakan penerimaan kembali pokok piutang yang berasal dari pinjaman/hibah luar negeri yang diteruspinjamkan pada BUMN, BUMD, Pemerintah Daerah, dan penerimaan Catatan atas Laporan Keuangan -65-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
kembali pokok piutang lainnya. Rincian Pendapatan Pelunasan Piutang sebagai berikut : Angsuran KIP Angsuran Kredit Usaha Tani Angsuran Pengadaan Pangan Pelunasan Piutang dari RDI Lain-lain Jumlah Pendapatan Pelunasan Piutang
Rp
338.958.517 287.531.960 55.876.680 10.290.886.287.000 179.456.843 Rp10.291.748.111.000
D.2.16. Pembayaran Pokok Utang Dalam Negeri Pembayaran pokok utang dalam negeri sebesar Rp25,5 triliun
Pembayaran Pokok Utang Dalam Negeri sebesar Rp25.456.429.045.000 merupakan pengeluaran pemerintah dalam tahun anggaran berjalan dalam melunasi utang obligasi dalam negeri jangka panjang yang jatuh tempo. D.2.17. Pembayaran Pokok (Amortisasi) Utang Luar Negeri
Pembayaran pokok utang luar negeri sebesar Rp46,5 triliun
Pembayaran Pokok (Amortisasi) Utang Luar Negeri sebesar Rp46.491.106.882.000 merupakan pengeluaran pemerintah atas cicilan pokok (amortisasi) pinjaman yang telah jatuh tempo. Pembayaran cicilan pokok (amortisasi) dalam tahun berjalan seluruhnya dikeluarkan untuk cicilan pokok pinjaman proyek piutang kepada BUMN. D.2.18. Penerusan Pinjaman Luar Negeri
Penerusan pinjaman LN Rp2,3 triliun
Penerusan Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp2.294.463.777.000 merupakan pengeluaran pemerintah atas penerusan pinjaman luar negeri yang disalurkan untuk BUMN, BUMD, Pemerintah Daerah melalui Rekening Dana Investasi (RDI) dan Rekening Pembangunan Daerah (RPD) dengan rincian : -
PMP untuk Badan Usaha Milik Negara Piutang Pemerintah kepada Swasta Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada Daerah TAB Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada BUMN TAB Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada Daerah TAYL Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada BUMN TAYL Jumlah Penerusan Pinjaman Luar Negeri
Rp 66.817.879.000 17.686.667.000 14.442.448.000 1.499.317.726.000 16.683.776.000 679.515.281.000 Rp2.294.463.777.000
ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN Penurunan kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp3,5 triliun
Arus kas dari aktivitas non anggaran menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas (bruto) yang tidak mempengaruhi anggaran. Dalam tahun anggaran berjalan arus kas dari aktivitas non anggaran mengalami penurunan sebesar Rp3.552.066.133.188 dengan rincian sebagai berikut: - Arus Masuk Kas Aktivitas Non Anggaran - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Non Anggaran - Arus Kas Bersih
Rp1.001.930.694.124.000 (1.005.482.760.257.188) Rp (3.552.066.133.188)
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa dalam tahun anggaran berjalan pemerintah mengeluarkan dana transaksi non anggaran di bawah penerimaannya. D.2.19. Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga Penerimaan PFK sebesar Rp12,3 triliun
Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp12.286.381.675.000 merupakan penerimaan pemerintah yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar (SPM) atau diterima secara tunai untuk fihak ketiga, misalnya potongan atas gaji, pensiun, beras BULOG, dan lain-lain.
Catatan atas Laporan Keuangan -66-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Rincian atas Penerimaan PFK adalah sebagai berikut: - Penerimaan PFK 10% Gaji - Penerimaan PFK 2% Pensiun - Penerimaan PFK 2% Pemda - Penerimaan PFK Beras Bulog - Penerimaan Wesel Pemerintah - Penerimaan Reimbursment dalam rangka Prefinancing - Penerimaan PFK Lain-lain Jumlah Penerimaan PFK
5.901.560.438.000 64.082.621.000 152.843.128.000 355.835.134.000 71.491.000 5.513.661.099.000 298.327.764.000 Rp12.286.381.675.000
D.2.20. Kiriman Uang Masuk KU masuk sebesar Rp975 triliun
Kiriman Uang (KU) Masuk sebesar Rp974.976.554.354.569 merupakan penerimaan kiriman uang antar rekening-rekening pemerintah yang berasal dari KPPN, Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan dan rekening BUN serta pemindahbukuan intern KPPN. Rincian KU Masuk dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut: - Penerimaan KU - Pemindahbukuan intern KPPN Jumlah Penerimaan KU
Rp493.786.831.607.000 481.189.722.747.569 Rp974.976.554.354.569
Penerimaan KU Masuk sebesar Rp974.976.554.354.569, sudah termasuk saldo akhir KU tahun 2003 sebesar Rp1.102.377.459.245, sehingga jumlah KU Masuk tahun berjalan sama dengan jumlah KU Keluar sebesar Rp973.874.176.895.324 (lihat catatan D.2.23). D.2.21. Penerimaan Transito Penerimaan transito sebesar Rp14,7 triliun
Penerimaan Transito sebesar Rp14.667.758.094.431 merupakan sisa uang muka bendahara yang disetor ke kas negara baik itu berasal dari bendahara rutin, proyek dan swadana. Rincian penerimaan transito adalah sebagai berikut: - Penerimaan Transito TAB - Penerimaan Transito TAYL - Penerimaan Transito Pengguna PNBP (Swadana) Jumlah Penerimaan Transito
Rp13.522.961.006.000 299.209.929.431 845.587.159.000 Rp14.667.758.094.431
D.2.22. Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga Pengeluaran PFK sebesar Rp16,6 triliun
Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp16.618.210.830.000 merupakan pengeluaran pemerintah sehubungan dengan penerimaan potongan gaji, pensiun, beras BULOG yang disalurkan untuk dana pensiun, Tabungan Hari Tua (THT), asuransi kesehatan, dan pembayaran beras kepada BULOG. Rincian atas Pengeluaran PFK adalah sebagai berikut: - Pengembalian Penerimaan PFK 10% Gaji - Pengembalian Penerimaan PFK 2% Pensiun - Penerimaan PFK 2% Pemda - Pengembalian Penerimaan PFK Beras Bulog - Pelunasan Wesel Pemerintah - Pembayaran PFK Prefinancing dan PFK BUN Lainnya - Pengembalian Penerimaan PFK Lain-lain Jumlah Pengeluaran PFK
Rp 6.086.812.037.000 62.765.969.000 129.371.276.000 372.516.996.000 583.985.000 9.685.318.363.000 280.842.204.000 Rp16.618.210.830.000
D.2.23. Kiriman Uang Keluar KU keluar sebesar Rp973,9 triliun
Kiriman Uang (KU) Keluar sebesar Rp973.874.176.895.324 merupakan pengeluaran kiriman uang rekening-rekening pemerintah yang berasal dari KPPN, Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan dan rekening BUN serta pemindahbukuan intern KPPN. Rincian KU Catatan atas Laporan Keuangan -67-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Keluar dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut: - Pengeluaran KU - Pengeluaran KU dalam rangka Reksus - Pengeluaran Pemindahbukuan intern KPPN Jumlah Pengeluaran KU
Rp492.177.282.068.000 276.192.081.000 481.420.702.746.324 Rp973.874.176.895.324
D.2.24. Pengeluaran Transito Pengeluaran transito sebesar Rp15 triliun
Pengeluaran transito sebesar Rp. 14.990.372.531.864 merupakan sisa uang muka bendahara yang disetor ke kas negara baik itu berasal dari bendahara rutin, proyek dan swadana rincian penerimaan transito sebagai berikut: - Pengeluaran Transito Rutin - Pengeluaran Transito Pembangunan - Pengeluaran Transito Pengguna PNBP (Swadana) Pengeluaran Transito Dana Perimbangan Jumlah Pengeluaran Transito
Rp 6.861.703.440.864 7.357.736.253.000 770.564.233.000 368.605.000 Rp14.990.372.531.864
D.2.25. Saldo Awal Kas Lihat penjelasan pada ikhtisar laporan arus kas (D.1). D.2.26. Saldo Akhir Kas Lihat penjelasan pada ikhtisar laporan arus kas (D.1). D.2.27. Kas di Bendahara Pengeluaran Penjelasan mengenai kas di bendahara pengeluaran lihat catatan atas neraca (C.2.4). D.2.28. Kas di Bendahara Penerima Penjelasan mengenai kas di bendahara penerimaan lihat catatan atas neraca (C.2.5). D.2.29. Rekening Pemerintah Lainnya pada Bank Indonesia Penjelasan mengenai Rekening Pemerintah Lainnya pada BI lihat catatan atas neraca (C.2.3).
Catatan atas Laporan Keuangan -68-
LAMPIRAN
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENERIMAAN DALAM NEGERI TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah)
MAP
URAIAN
ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)
REALISASI
REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN
1
2
3
4
5=4-3
I
Penerimaan perpajakan
279.207.480.000.000
280.558.820.638.612
1.351.340.638.612
a
Pajak dalam negeri
267.033.380.000.000
267.817.030.241.314
783.650.241.314
Pajak penghasilan (PPh) Nonmigas PPh Minyak Bumi dan Gas Alam
112.767.200.000.000 23.085.780.000.000
96.567.919.081.168 22.946.614.007.646
Pajak pertambahan nilai barang dan jasa, dan pajak penjualan atas barang mewah (PPN dan PPnBM) Pajak bumi dan bangunan (PBB) Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) Pendapatan Cukai Pendapatan Pajak lainnya
87.506.300.000.000 10.211.700.000.000 3.182.200.000.000 28.441.900.000.000 1.838.300.000.000
102.572.749.738.500 11.766.952.857.000 2.918.228.664.000 29.172.451.701.000 1.872.114.192.000
1.555.252.857.000 (263.971.336.000) 730.551.701.000 33.814.192.000
Pajak perdagangan internasional
12.174.100.000.000
12.741.790.397.298
567.690.397.298
Pendapatan Bea masuk Pendapatan Pajak / Pungutan ekspor
11.837.600.000.000 336.500.000.000
12.444.000.347.298 297.790.050.000
606.400.347.298 (38.709.950.000)
123.824.343.430.000
122.545.762.151.750
(1.278.581.278.250)
0110 0120 0130 0140 0150 0160 0170 b 0210 0220
(16.199.280.918.832) (139.165.992.354) 15.066.449.738.500
II
Penerimaan negara bukan pajak
a
Penerimaan sumber daya alam
92.407.639.441.000
91.542.983.188.986
(864.656.252.014)
Pendapatan minyak bumi Pendapatan minyak bumi Pendapatan gas alam Pendapatan gas alam Pendapatan pertambangan umum Pendapatan iuran tetap Pendapatan royalti Pendapatan kehutanan Pendapatan dana reboisasi Pendapatan provisi sumber daya hutan Pendapatan iuran hak pengusahaan hutan Pendapatan perikanan Pendapatan perikanan
63.863.900.000.000 63.863.900.000.000 23.783.500.000.000 23.783.500.000.000 1.760.226.441.000 40.934.007.000 1.719.292.434.000 2.700.013.000.000 2.029.578.000.000 664.435.000.000 6.000.000.000 300.000.000.000 300.000.000.000
63.059.805.131.106 63.059.805.131.106 22.199.226.563.929 22.199.226.563.929 2.548.752.490.150 196.442.924.012 2.352.309.566.138 3.411.633.313.730 2.415.141.858.926 906.906.433.679 89.585.021.125 323.565.690.071 323.565.690.071
(804.094.868.894) (804.094.868.894) (1.584.273.436.071) (1.584.273.436.071) 788.526.049.150 155.508.917.012 633.017.132.138 711.620.313.730 385.563.858.926 242.471.433.679 83.585.021.125 23.565.690.071 23.565.690.071
0310 0311 0320 0321 0330 0331 0332 0340 0341 0342 0343 0350 0351
Lampiran -69-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 MAP
URAIAN
ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)
REALISASI
REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN
1
2
3
4
5=4-3
b.
Bagian pemerintah atas laba BUMN
9.103.500.000.000
9.817.530.700.000
714.030.700.000
0410
Bagian pemerintah atas laba BUMN
9.103.500.000.000
9.817.530.700.000
714.030.700.000
22.313.203.989.000
21.185.248.262.764
(1.127.955.726.236)
1.178.224.850.000 3.877.894.000 9.963.927.000 993.474.167.000 150.000.000.000 379.424.000 4.023.454.000 3.122.520.000 13.383.464.000 116.939.246.000 24.194.178.000 1.070.588.000 68.905.954.000 22.768.526.000 30.759.511.000 16.704.802.000 10.129.133.000 2.126.548.000 1.799.028.000 3.103.586.557.000 101.108.747.000 2.218.004.000 399.480.355.000 7.000.000.000 1.169.805.000.000 197.359.904.000 940.614.133.000 65.000.100.000 221.000.314.000 1.051.754.532.000 249.688.416.000 395.235.513.000 6.456.524.000 592.766.000
67.010.183.118 1.984.403.547 6.281.727.545 26.176.277 46.563.037.044 274.022.649 2.381.742.190 1.441.752.921 8.057.320.945 72.451.366.252 4.771.635.139 540.337.176 48.005.808.733 19.133.585.204 48.137.084.967 15.504.864.692 12.411.169.829 18.533.159.540 1.687.890.906 3.241.172.347.092 118.285.013.222 7.373.540.401 674.996.657.536 1.570.678.889.832 87.441.891.494 632.000.498.360 55.086.326.272 95.309.529.975 1.102.693.837.315 551.248.118.558 464.237.151.442 5.574.471.760 10.329.071
(1.111.214.666.882) (1.893.490.453) (3.682.199.455) (993.447.990.723) (103.436.962.956) (105.401.351) (1.641.711.810) (1.680.767.079) (5.326.143.055) (44.487.879.748) (19.422.542.861) (530.250.824) (20.900.145.267) (3.634.940.796) 17.377.573.967 (1.199.937.308) 2.282.036.829 16.406.611.540 (111.137.094) 137.585.790.092 17.176.266.222 5.155.536.401 275.516.302.536 (7.000.000.000) 400.873.889.832 (109.918.012.506) (308.613.634.640) (9.913.773.728) (125.690.784.025) 50.939.305.315 301.559.702.558 69.001.638.442 (882.052.240) (582.436.929)
c 0510 0511 0512 0513 0514 0515 0516 0517 0519 0520 0521 0522 0523 0529 0530 0531 0532 0533 0539 0540 0541 0542 0543 0544 0545 0546 0547 0548 0549 0550 0551 0552 0553 0554
Penerimaan negara bukan pajak lainnya Penjualan hasil produksi, sitaan Penjualan hasil pertanian, kehutanan dan perkebunan Penjualan hasil peternakan dan perikanan Penjualan hasil tambang Penjualan hasil sitaan/rampasan dan harta peninggalan Penjualan obat-obatan dan hasil farmasi lainnya Penjualan informasi, penerbitan, film, dan hasil cetakan lainnya Penjualan dokumen-dokumen pelelangan Penjualan lainnya Penjualan aset Penjualan rumah, gedung, bangunan, dan tanah Penjualan kendaraan bermotor Penjualan sewa beli Penjualan aset lainnya yang berlebih / rusak / dihapuskan Pendapatan sewa Sewa rumah dinas, rumah negeri Sewa gedung, bangunan, gudang Sewa benda-benda bergerak Sewa benda-benda tak bergerak lainnya Pendapatan jasa I Pendapatan rumah sakit dan instansi kesehatan lainnya Pendapatan tempat hiburan/ taman/ museum Pendapatan surat keterangan, visa/paspor dan SIM/STNK/ BPKB Pendapatan jasa pertanahan Pendapatan hak dan perijinan Pendapatan sensor/karantina/ pengawasan/ pemeriksaan Pendapatan jasa tenaga, jasa pekerjaan, jasa informasi, jasa pelatihan dan jasa teknologi Pendapatan jasa Kantor Urusan Agama Pendapatan jasa bandar udara, kepelabuhanan dan kenavigasian Pendapatan jasa II Pendapatan jasa lembaga keuangan (jasa giro) Pendapatan jasa penyelenggaraan telekomunikasi Pendapatan iuran lelang untuk fakir miskin Pendapatan jasa pencatatan sipil
Lampiran -70-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 MAP
URAIAN
1 0555 0556 0557 0558 0559 0560 0561 0562
2 Pendapatan biaya penagihan pajak-pajak negara dengan surat paksa Pendapatan uang pewarganegaraan Pendapatan bea lelang Pendapatan biaya pengurusan piutang negara dan lelang negara Pendapatan jasa lainnya Pendapatan rutin dari luar negeri Pendapatan dari pemberian surat perjalanan Republik Indonesia Pendapatan dari jasa pengurusan dokumen konsuler
0610 0611 0612 0613 0614 0615 0619 0710 0711 0712 0713 0719
Pendapatan kejaksaan dan peradilan Legalisasi tanda tangan Pengesahan surat di bawah tangan Uang meja (leges) dan upah pada panitera badan pengadilan Hasil denda/denda tilang dan sebagainya Ongkos perkara Penerimaan kejaksaan dan peradilan lainnya Pendapatan pendidikan Uang pendidikan Uang ujian masuk, kenaikan tingkat, dan akhir pendidikan Uang ujian untuk menjalankan praktek Pendapatan pendidikan lainnya Penerimaan Lain-lain
0810 0811 0813 0814 0815 0816
Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran berjalan Penerimaan kembali belanja pegawai pusat Penerimaan kembali belanja pensiun Penerimaan kembali belanja rutin lainnya Penerimaan kembali belanja pembangunan rupiah murni Penerimaan kembali belanja pembangunan pinjaman LN
0820 0821 0822 0823 0824 0825 0826 0827
Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran yang lalu Penerimaan kembali belanja pegawai pusat Penerimaan kembali belanja pegawai daerah otonom Penerimaan kembali belanja pensiun Penerimaan kembali belanja rutin lainnya Penerimaan kembali belanja pembangunan rupiah murni Penerimaan kembali belanja pembangunan pinjaman LN Penerimaan kembali belanja pembangunan Hibah
0840
Pendapatan pelunasan piutang
ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)
REALISASI
REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN
3 2.520.781.000 7.000.000.000 16.500.100.000 100.000.000.000 273.760.432.000 198.646.387.000 198.646.387.000
4 490.370.624 3.839.862.684 16.561.262.397 41.743.311.075 18.988.959.704 200.050.263.847 259.557 200.050.004.290
5=4-3 (2.030.410.376) (3.160.137.316) 61.162.397 (58.256.688.925) (254.771.472.296) 1.403.876.847 259.557 1.403.617.290
40.690.460.000 200.000.000 70.000.000 1.026.000.000 25.200.000.000 6.109.960.000 8.084.500.000 1.422.600.000.000 1.311.980.504.000 12.314.222.000 1.393.030.000 96.912.244.000
30.652.605.169 154.704.740 29.042.563 685.203.244 24.356.987.469 3.694.243.732 1.732.423.421 391.072.665.044 335.206.223.987 9.786.713.910 1.077.182.100 45.002.545.047
(10.037.854.831) (45.295.260) (40.957.437) (340.796.756) (843.012.531) (2.415.716.268) (6.352.076.579) (1.031.527.334.956) (976.774.280.013) (2.527.508.090) (315.847.900) (51.909.698.953)
15.170.002.446.000
16.032.007.909.960
1.007.251.556.000 38.740.128.000 151.139.068.000 649.885.342.000 47.487.018.000 120.000.000.000
7.084.518.122 5.857.653.832 657.843.653 569.020.637 -
(1.000.167.037.878) (32.882.474.168) (151.139.068.000) (649.227.498.347) (46.917.997.363) (120.000.000.000)
581.686.032.000 20.432.802.000 2.537.454.000 3.141.286.000 343.141.022.000 62.751.364.000 149.661.234.000 20.870.000
4.734.987.591.960 6.034.328.921 1.778.613.448 3.020.012.388 4.631.570.216.826 18.940.635.093 73.475.214.034 168.571.250
4.153.301.559.960 (14.398.473.079) (758.840.552) (121.273.612) 4.288.429.194.826 (43.810.728.907) (76.186.019.966) 147.701.250
7.691.600.000.000
7.692.467.357.932
862.005.463.960
867.357.932 Lampiran -71-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 MAP
URAIAN
1 0841
Pendapatan pelunasan piutang
2
0870 0871 0873
Pembetulan Pembukuan Tahun Anggaran lalu Pembetulan Pembukuan Belanja Pembangunan Pinjaman LN Pembetulan Pembukuan Belanja Rutin
0890 0891 0892 0893 0894 0895 0899
Pendapatan lain-lain Penerimaan kembali persekot/ uang muka gaji Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan Penerimaan kembali/ ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara Pendapatan denda administrasi BPHTB Penerimaan premi penjaminan perbankan nasional Pendapatan anggaran lainnya Jumlah Penerimaan Dalam Negeri
ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)
REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN
REALISASI
3 7.691.600.000.000
4 7.692.467.357.932
5=4-3 867.357.932
8.682.748.000 8.675.280.000 7.468.000
-
(8.682.748.000) (8.675.280.000) (7.468.000)
5.880.782.110.000 10.060.052.000 31.499.914.000 35.884.916.000 125.368.000 2.500.000.000.000 3.303.211.860.000
3.597.468.441.946 11.114.233.414 22.273.629.280 12.467.557.576 2.171.480.078.158
(2.283.313.668.054) 1.054.181.414 (9.226.284.720) (23.417.358.424) 2.171.354.710.158 (2.500.000.000.000) (1.923.078.916.482)
403.031.823.430.000
403.104.582.790.362
1.380.132.943.518
72.759.360.362
Lampiran -72-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 2 REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN RUTIN DAN PEMBANGUNAN PER KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah) BA 01 02 04 05 06 07 08 10 11 12 13 15 18 19 20 22 23 24 25 26 27 29 32 33 34 35 36
Kementerian Negara/Lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Badan Pemeriksa Keuangan Mahkamah Agung Kejaksaan Agung Kepresidenan Wakil Presiden Dalam Negeri Luar Negeri Pertahanan Hukum dan Perundang-undangan Keuangan Pertanian Perindustrian dan Perdagangan Energi dan Sumberdaya Mineral Perhubungan Pendidikan Nasional Kesehatan Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sosial Kehutanan Kelautan dan Perikanan Pekerjaan Umum Menko Bidang Politik dan Keamanan Menko Bidang Perekonomian Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat
Pengeluaran Rutin 123.982.021.718 430.317.614.279 120.605.108.471 46.493.929.943 446.461.625.139 419.184.588.716 29.935.913.579 300.272.549.376 2.844.321.478.558 13.136.704.050.621 1.500.436.712.714 2.184.646.322.612 476.603.426.655 354.588.780.881 523.757.890.501 1.069.501.941.904 3.701.258.226.756 1.398.519.120.006 4.194.599.099.699 408.787.305.111 204.353.940.188 714.028.050.183 230.669.549.778 281.843.432.906 11.944.188.628 7.512.158.622 11.394.742.137
Pengeluaran Pembangunan 89.270.951.100 229.272.330.840 117.780.704.720 90.865.289.906 254.727.738.994 210.228.228.217 21.844.637.065 313.146.736.724 66.174.268.140 5.060.418.329.541 652.078.665.368 1.213.608.170.020 2.057.559.522.745 841.932.323.585 1.996.210.341.076 3.201.266.684.034 10.513.198.995.756 4.814.038.520.535 2.185.000.760.829 969.448.405.132 1.667.703.981.281 176.951.906.352 1.788.945.985.910 10.049.676.042.969 51.001.949.674 23.237.673.817 25.028.223.944
JUMLAH 213.252.972.818 659.589.945.119 238.385.813.191 137.359.219.849 701.189.364.133 629.412.816.933 51.780.550.644 613.419.286.100 2.910.495.746.698 18.197.122.380.162 2.152.515.378.082 3.398.254.492.632 2.534.162.949.400 1.196.521.104.466 2.519.968.231.577 4.270.768.625.938 14.214.457.222.512 6.212.557.640.541 6.379.599.860.528 1.378.235.710.243 1.872.057.921.469 890.979.956.535 2.019.615.535.688 10.331.519.475.875 62.946.138.302 30.749.832.439 36.422.966.081
Lampiran -73-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
BA 40 41 42 43 44 47 48 50 51 52 53 54 55 56 57 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 72 74 75 76
Kementerian Negara/Lembaga Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian BUMN Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Lingkungan Hidup Kementerian Urusan Koperasi dan UKM Kementerian Pemberdayaan Perempuan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara Badan Intelijen Negara Lembaga Sandi Negara Dewan Ketahanan Nasional BULOG Badan Pusat Statistik Kementerian PPN/Bappenas Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional Kementerian Komunikasi dan Informasi Kepolisian RI Cicilan dan Bunga Utang Subsidi dan Transfer Badan POM Lemhanas RI BKPM Badan Narkotika Nasional Kementerian Percepatan Pembangunan KTI BKKBN Belanja Lain-lain Komisi Pemberantasan Korupsi Komnas HAM Badan Meteorologi dan Geofisika Komisi Pemilihan Umum Pengembalian Belanja Total
Pengeluaran Rutin 189.515.694.447
Pengeluaran Pembangunan
JUMLAH
242.762.395.331 18.116.164.556 6.000.239.167 249.134.655 249.857.914.754 26.603.980.526 622.778.373.197 28.266.203.606 159.697.060.313 8.412.373.208.921 62.415.861.180.321 111.117.057.646.633 85.768.653.450 20.968.290.642 18.513.876.075 16.613.771.787 9.655.116.287 130.493.180.948 16.811.224.804.365 10.216.850.020 11.833.929.203 84.770.836.871 7.402.589.766
8.593.982.960 15.030.031.438 800.976.379.090 225.882.357.500 1.156.693.153.789 55.784.100.489 274.701.177.500 249.855.008.968 209.716.588.200 5.902.979.380 128.550.987.859 91.327.573.851 96.547.032.325 165.433.079.220 28.902.473.980 110.146.150.890 2.217.789.650.213 137.793.017.187 5.482.912.503 190.996.231.249 135.808.390.757 63.193.884.365 417.641.147.678 5.889.292.641.401 87.507.807.774 -
198.109.677.407 27.356.134.469 1.358.518.564.941 260.557.103.983 1.197.996.736.275 69.427.175.319 710.432.335.132 492.617.404.299 227.832.752.756 11.903.218.547 128.800.122.514 341.185.488.605 123.151.012.851 788.211.452.417 57.168.677.586 269.843.211.203 10.630.162.859.134 62.415.861.180.321 111.117.057.646.633 223.561.670.637 26.451.203.145 209.510.107.324 152.422.162.544 72.849.000.652 548.134.328.626 22.700.517.445.766 10.216.850.020 11.833.929.203 172.278.644.645 7.402.589.766
950.707.852.069 236.013.837.863.766
61.450.166.108.840
297.464.003.972.606
12.326.103.031 557.542.185.851 34.674.746.483 41.303.582.486 13.643.074.830 435.731.157.632
Lampiran -74-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 3 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN RUTIN TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah)
KODE
SEKTOR / SUBSEKTOR
ANGGARAN (UU No. 35 / 2004)
REALISASI
1
2
3
4
01 01.1
SEKTOR INDUSTRI Subsektor Industri
02
REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 5=4-3
36.518.182.000 36.518.182.000
36.954.027.313 36.954.027.313
SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN
872.149.183.000
896.046.095.358
02.1 02.2 02.3
Subsektor Pertanian Subsektor Kehutanan Subsektor Kelautan dan Perikanan
223.530.529.000 560.551.905.000 88.066.749.000
222.956.026.129 527.197.405.268 145.892.663.961
03
SEKTOR PENGAIRAN
38.309.782.000
67.285.538.706
03.1 03.2
Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air
37.164.183.000 1.145.599.000
66.158.859.744 1.126.678.962
04
SEKTOR TENAGA KERJA
225.165.286.000
293.251.774.034
68.086.488.034
04.1
Subsektor Tenaga Kerja
225.165.286.000
293.251.774.034
68.086.488.034
05
SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN KOPERASI
05.1 05.2 05.4 05.5
Subsektor Perdagangan Dalam Negeri Subsektor Perdagangan Luar Negeri Subsektor Keuangan Subsektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
06 06.1 06.2 06.3 06.4 06.5
182.666.964.532.000
191.598.155.860.339
12.421.677.000 97.672.041.000 182.500.139.811.000 56.731.003.000
15.597.207.083 99.666.425.227 191.441.588.645.543 41.303.582.486
SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
664.769.878.000
769.122.269.918
Subsektor Prasarana Jalan Subsektor Transportasi Darat Subsektor Transportasi Laut Subsektor Transportasi Udara Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan
27.416.491.000 39.207.940.000 377.858.647.000 116.017.604.000 104.269.196.000
41.478.454.364 32.122.269.577 446.488.309.757 136.238.846.784 112.794.389.436
435.845.313 435.845.313 23.896.912.358 (574.502.871) (33.354.499.732) 57.825.914.961 28.975.756.706 28.994.676.744 (18.920.038)
8.931.191.328.339 3.175.530.083 1.994.384.227 8.941.448.834.543 (15.427.420.514) 104.352.391.918 14.061.963.364 (7.085.670.423) 68.629.662.757 20.221.242.784 8.525.193.436
Lampiran -75-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
KODE
SEKTOR / SUBSEKTOR
ANGGARAN (UU No. 35 / 2004)
REALISASI
1
2
3
4
REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 5=4-3
07
SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI
414.868.249.000
473.835.089.660
58.966.840.660
07.1 07.2
Subsektor Pertambangan Subsektor Energi
396.850.648.000 18.017.601.000
456.098.092.081 17.736.997.579
59.247.444.081 (280.603.421)
08
SEKTOR PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
296.622.893.000
354.514.211.558
57.891.318.558
08.1 08.2
Subsektor Pariwisata Subsektor Pos, Telekomunikasi dan Informatika
83.815.519.000 212.807.374.000
68.245.549.113 286.268.662.445
(15.569.969.887) 73.461.288.445
09
SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH
87.627.443.000
72.002.380.133
(15.625.062.867)
09.1 09.2
Subsektor Otonomi Daerah Subsektor Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat
50.695.012.000 36.932.431.000
42.751.160.183 29.251.219.950
(7.943.851.817) (7.681.211.050)
10
SEKTOR SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN TATA RUANG
606.621.951.000
636.776.131.099
30.154.180.099
10.1 10.2
Subsektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Subsektor Tata Ruang dan Pertanahan
17.602.943.000 589.019.008.000
24.016.396.941 612.759.734.158
6.413.453.941 23.740.726.158
11
SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, PEMUDA DAN OLAH RAGA
5.773.406.162.000
5.593.700.703.595
(179.705.458.405)
11.1 11.2 11.3 11.4
Subsektor Pendidikan Subsektor Pendidikan Luar Sekolah Subsektor Kebudayaan Nasional Subsektor Pemuda dan Olah Raga
4.986.097.931.000 648.359.874.000 97.033.468.000 41.914.889.000
4.749.161.151.117 696.748.874.976 108.948.260.974 38.842.416.528
(236.936.779.883) 48.389.000.976 11.914.792.974 (3.072.472.472)
12
SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
202.446.796.000
127.864.937.193
(74.581.858.807)
12.1
Subsektor Kependudukan dan Keluarga
202.446.796.000
127.864.937.193
(74.581.858.807)
13
SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
458.559.901.000
710.490.038.229
251.930.137.229
13.1 13.2
Subsektor Kesejahteraan Sosial Subsektor Kesehatan
86.199.219.000 372.360.682.000
91.309.003.496 619.181.034.733
5.109.784.496 246.820.352.733
14
SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
61.745.968.000
53.016.160.157
(8.729.807.843)
14.1 14.2
Subsektor Perumahan Subsektor Permukiman
569.814.000 61.176.154.000
209.886.653 52.806.273.504
(359.927.347) (8.369.880.496)
Lampiran -76-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
KODE
SEKTOR / SUBSEKTOR
ANGGARAN (UU No. 35 / 2004)
REALISASI
1
2
3
4
REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 5=4-3
15
SEKTOR AGAMA
1.825.175.585.000
2.178.156.434.673
352.980.849.673
15.1 15.2
Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama
388.612.445.000 1.436.563.140.000
496.563.992.731 1.681.592.441.942
107.951.547.731 245.029.301.942
16
SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
877.991.048.000
952.493.632.319
74.502.584.319
16.1''' 16.2 16.3 16.4
Subsektor Pelayanan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Subsektor Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Subsektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Subsektor Statistik
3.433.084.000 574.597.080.000 28.990.010.000 270.970.874.000
4.314.441.513 623.085.853.074 28.266.203.606 296.827.134.126
881.357.513 48.488.773.074 (723.806.394) 25.856.260.126
17
SEKTOR HUKUM
2.029.220.939.000
2.099.368.167.353
70.147.228.353
17.1 17.2
Subsektor Pembinaan Hukum Nasional Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum
1.764.183.421.000 265.037.518.000
1.757.440.412.806 341.927.754.547
(6.743.008.194) 76.890.236.547
18
SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN
5.718.867.731.000
4.703.928.029.223
(1.014.939.701.777)
18.1 18.2
Subsektor Aparatur Negara Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan
5.142.853.686.000 576.014.045.000
4.176.116.549.349 527.811.479.874
(966.737.136.651) (48.202.565.126)
19
SEKTOR POLITIK DALAM NEGERI, HUBUNGAN LUAR NEGERI, INFORMASI DAN KOMUNIKASI
3.557.085.557.000
2.797.087.770.984
(759.997.786.016)
19.1 19.2 19.3
Subsektor Politik Dalam Negeri Subsektor Hubungan Luar Negeri Subsektor Informasi dan Komunikasi
131.900.617.000 3.371.063.127.000 54.121.813.000
106.513.237.272 2.636.590.206.163 53.984.327.549
(25.387.379.728) (734.472.920.837) (137.485.451)
20
SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN
21.674.287.334.000
21.599.788.611.922
(74.498.722.078)
20.1 20.2
Subsektor Pertahanan Subsektor Keamanan
13.741.924.900.000 7.932.362.434.000
13.136.704.050.621 8.463.084.561.301
(605.220.849.379) 530.722.127.301
Jumlah Pengeluaran Rutin Pengembalian Belanja Rutin Jumlah Pengeluaran Rutin Sebelum Pengembalian
228.088.404.400.000
236.013.837.863.766
7.925.433.463.766
950.707.852.069 236.964.545.715.835
Lampiran -77-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 4 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN PEMBIAYAAN RUPIAH TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah) KODE
SEKTOR / SUBSEKTOR
ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)
REALISASI
1
2
3
4
REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 5=4-3
01
SEKTOR INDUSTRI
417.508.977.000
382.048.007.173
(35.460.969.827)
01.1
Subsektor Industri
417.508.977.000
382.048.007.173
(35.460.969.827)
02
SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN
4.131.321.932.000
3.781.615.619.293
(349.706.312.707)
02.1 02.2 02.3
Subsektor Pertanian Subsektor Kehutanan Subsektor Kelautan dan Perikanan
2.716.182.121.000 82.494.417.000 1.332.645.394.000
2.172.116.523.994 72.000.471.608 1.537.498.623.691
(544.065.597.006) (10.493.945.392) 204.853.229.691
03
SEKTOR PENGAIRAN
2.696.043.495.000
2.638.911.917.569
(57.131.577.431)
03.1 03.2
Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air
1.669.521.962.000 1.026.521.533.000
1.600.265.420.683 1.038.646.496.886
(69.256.541.317) 12.124.963.886
04
SEKTOR TENAGA KERJA
332.118.000.000
301.778.118.437
(30.339.881.563)
04.1
Subsektor Tenaga Kerja
332.118.000.000
301.778.118.437
05
SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN KOPERASI
(30.339.881.563) -
1.625.358.585.000
1.662.327.203.117
131.251.291.000 317.083.756.000 142.933.668.000 35.921.670.000 998.168.200.000
109.704.466.825 290.357.356.745 132.981.242.806 31.421.274.560 1.097.862.862.181
(21.546.824.175) (26.726.399.255) (9.952.425.194) (4.500.395.440) 99.694.662.181
36.968.618.117
05.1 05.2 05.3 05.4 05.5
Subsektor Perdagangan Dalam Negeri Subsektor Perdagangan Luar Negeri Subsektor Pengembangan Usaha Nasional Subsektor Keuangan Subsektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
06
SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
5.778.979.338.000
5.498.752.975.209
(280.226.362.791)
06.1 06.2 06.3 06.4 06.5
Subsektor Prasarana Jalan Subsektor Transportasi Darat Subsektor Transportasi Laut Subsektor Transportasi Udara Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan (SAR)
3.684.772.007.000 932.014.819.000 534.771.943.000 492.911.666.000 134.508.903.000
3.802.468.332.913 778.285.213.597 430.561.034.469 363.219.774.066 124.218.620.164
117.696.325.913 (153.729.605.403) (104.210.908.531) (129.691.891.934) (10.290.282.836)
Lampiran -78-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
KODE
SEKTOR / SUBSEKTOR
ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)
REALISASI
1
2
3
4
REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 5=4-3
07
SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI
1.501.912.149.000
1.403.958.760.285
(97.953.388.715)
07.1 07.2
Subsektor Pertambangan Subsektor Energi
301.049.175.000 1.200.862.974.000
260.616.567.690 1.143.342.192.595
(40.432.607.310) (57.520.781.405)
08
SEKTOR PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
269.289.034.000
61.332.640.774
(207.956.393.226)
08.1 08.2
Subsektor Pariwisata Subsektor Pos, Telekomunikasi dan Informatika
209.592.132.000 59.696.902.000
2.822.797.600 58.509.843.174
(206.769.334.400) (1.187.058.826)
09
SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH
1.279.542.684.000
1.108.617.774.003
(170.924.909.997)
09.1 09.2
Subsektor Otonomi Daerah Subsektor Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat
218.825.758.000 1.060.716.926.000
177.918.336.589 930.699.437.414
(40.907.421.411) (130.017.488.586)
10
SEKTOR SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN TATA RUANG
449.112.288.000
537.395.363.208
88.283.075.208
10.1 10.2
Subsektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Subsektor Tata Ruang dan Pertanahan
322.985.688.000 126.126.600.000
426.044.849.621 111.350.513.587
11
SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, PEMUDA DAN OLAH RAGA
13.905.477.194.000
12.101.825.884.319
103.059.161.621 (14.776.086.413) -
11.1 11.2 11.3 11.4
Subsektor Pendidikan Subsektor Pendidikan Luar Sekolah Subsektor Kebudayaan Nasional Subsektor Pemuda dan Olah Raga
12.898.885.673.000 668.021.287.000 132.781.374.000 205.788.860.000
11.367.340.469.620 521.555.965.646 22.302.229.177 190.627.219.876
(1.531.545.203.380) (146.465.321.354) (110.479.144.823) (15.161.640.124)
12
SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
442.021.828.000
412.420.951.622
(29.600.876.378)
12.1
Subsektor Kependudukan dan Keluarga
442.021.828.000
412.420.951.622
13
SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
(29.600.876.378) -
6.275.036.510.000
4.597.804.262.286
(1.803.651.309.681)
(1.677.232.247.714)
13.1 13.2 13.3
Subsektor Kesejahteraan Sosial Subsektor Kesehatan Subsektor Pemberdayaan Perempuan
1.846.193.804.000 4.349.933.327.000 78.909.379.000
1.729.807.433.639 2.791.344.822.377 76.652.006.270
(116.386.370.361) (1.558.588.504.623) (2.257.372.730)
14
SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
1.515.260.262.000
1.423.729.392.426
(91.530.869.574)
14.1 14.2
Subsektor Perumahan Subsektor Permukiman
637.442.293.000 877.817.969.000
608.207.119.998 815.522.272.428
(29.235.173.002) (62.295.696.572)
Lampiran -79-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
KODE
SEKTOR / SUBSEKTOR
ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)
REALISASI
1
2
3
4
REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 5=4-3
15
SEKTOR AGAMA
169.833.948.000
71.406.173.816
(98.427.774.184)
15.1 15.2
Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama
101.166.638.000 68.667.310.000
50.465.707.985 20.940.465.831
(50.700.930.015) (47.726.844.169)
16
SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
1.025.786.143.000
1.002.846.461.078
(22.939.681.922)
16.1 16.2 16.3 16.4
Subsektor Pelayanan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Subsektor Penelitian dan Pengembangan Iptek Subsektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Iptek Subsektor Statistik
208.557.671.000 349.558.891.000 250.610.328.000 217.059.253.000
193.344.152.713 312.971.200.151 282.899.859.117 213.631.249.097
(15.213.518.287) (36.587.690.849) 32.289.531.117 (3.428.003.903)
17
SEKTOR HUKUM
1.143.482.396.000
999.373.244.741
(144.109.151.259)
17.1 17.2
Subsektor Pembinaan Hukum Nasional Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum
48.429.953.000 1.095.052.443.000
39.462.005.689 959.911.239.052
(8.967.947.311) (135.141.203.948)
18
SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN
3.187.293.256.000
2.927.732.051.025
(259.561.204.975)
18.1 18.2
Subsektor Aparatur Negara Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan
3.100.250.513.000 87.042.743.000
2.849.210.048.219 78.522.002.806
19
SEKTOR POLITIK DALAM NEGERI, HUBUNGAN LUAR NEGERI, INFORMASI DAN
(251.040.464.781) (8.520.740.194) -
KOMUNIKASI
279.856.031.000
271.616.196.012
19.1 19.2 19.3
Subsektor Politik Dalam Negeri Subsektor Hubungan Luar Negeri Subsektor Informasi dan Komunikasi
36.422.857.000 41.484.254.000 201.948.920.000
37.491.979.998 44.061.633.072 190.062.582.942
20
SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN
6.283.535.052.000
6.832.344.118.974
548.809.066.974
20.1 20.2
Subsektor Pertahanan Subsektor Keamanan
4.328.141.210.000 1.955.393.842.000
5.082.261.331.021 1.750.082.787.953
754.120.121.021 (205.311.054.047) -
52.708.769.102.000
48.017.837.115.367
(4.690.931.986.633)
Jumlah Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah
(8.239.834.988) 1.069.122.998 2.577.379.072 (11.886.337.058)
Lampiran -80-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 5 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN PEMBIAYAAN PROYEK TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah)
KODE
SEKTOR / SUBSEKTOR
ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)
REALISASI
REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN
1
2
3
4
5=4-3
01
SEKTOR INDUSTRI
26.416.524.000
2.172.746.160.566
2.146.329.636.566
01.1
Subsektor Industri
26.416.524.000
2.172.746.160.566
2.146.329.636.566
02
SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN
1.389.596.260.000
295.012.569.659
(1.094.583.690.341)
02.1 02.2 02.3
Subsektor Pertanian Subsektor Kehutanan Subsektor Kelautan dan Perikanan
1.207.038.735.000 22.595.644.000 159.961.881.000
141.688.305.534 824.107.584 152.500.156.541
(1.065.350.429.466) (21.771.536.416) (7.461.724.459)
03
SEKTOR PENGAIRAN
1.495.371.988.000
896.213.283.062
(599.158.704.938)
03.1 03.2
Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air
897.754.253.000 597.617.735.000
281.755.637.054 614.457.646.008
(615.998.615.946) 16.839.911.008
04
SEKTOR TENAGA KERJA
-
8.177.123.398
8.177.123.398
04.1
Subsektor Tenaga Kerja
-
8.177.123.398
8.177.123.398
05
SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN KOPERASI
31.845.601.000
11.149.969.766
(20.695.631.234)
05.1 05.2 05.3 05.4 05.5
Subsektor Perdagangan Dalam Negeri Subsektor Perdagangan Luar Negeri Subsektor Pengembangan Usaha Nasional Subsektor Keuangan Subsektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
31.845.601.000 -
11.149.969.766 -
(20.695.631.234) -
06
SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
4.653.671.813.000
2.573.405.023.667
(2.080.266.789.333)
06.1 06.2 06.3 06.4 06.5
Subsektor Prasarana Jalan Subsektor Transportasi Darat Subsektor Transportasi Laut Subsektor Transportasi Udara Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan (SAR)
1.836.615.813.000 964.750.000.000 785.000.000.000 977.306.000.000 90.000.000.000
1.047.302.105.948 562.711.826.057 698.439.791.129 261.493.497.181 3.457.803.352
(789.313.707.052) (402.038.173.943) (86.560.208.871) (715.812.502.819) (86.542.196.648)
Lampiran -81-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
KODE
SEKTOR / SUBSEKTOR
ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)
REALISASI
REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN
1
2
3
4
5=4-3
07
SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI
1.731.935.939.000
886.705.281.025
(845.230.657.975)
07.1 07.2
Subsektor Pertambangan Subsektor Energi
1.731.935.939.000
886.705.281.025
(845.230.657.975)
08
SEKTOR PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
137.616.000.000
9.749.263.686
(127.866.736.314)
08.1 08.2
Subsektor Pariwisata Subsektor Pos, Telekomunikasi dan Informatika
11.516.000.000 126.100.000.000
9.749.263.686
(11.516.000.000) (116.350.736.314)
09
SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH
1.925.265.542.000
2.580.794.515.739
655.528.973.739
09.1 09.2
Subsektor Otonomi Daerah Subsektor Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat
1.925.265.542.000
28.899.473.372 2.551.895.042.367
28.899.473.372 626.629.500.367
10
SEKTOR SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN TATA RUANG
297.648.056.000
81.319.129.227
(216.328.926.773)
10.1 10.2
Subsektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Subsektor Tata Ruang dan Pertanahan
181.306.056.000 116.342.000.000
27.486.733.096 53.832.396.131
(153.819.322.904) (62.509.603.869)
11
SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, PEMUDA DAN OLAH RAGA
1.302.020.275.000
419.189.891.943
(882.830.383.057)
11.1 11.2 11.3 11.4
Subsektor Pendidikan Subsektor Pendidikan Luar Sekolah Subsektor Kebudayaan Nasional Subsektor Pemuda dan Olah Raga
1.258.745.761.000 30.984.890.000 12.289.624.000 -
406.370.550.919 1.740.053.596 11.079.287.428 -
(852.375.210.081) (29.244.836.404) (1.210.336.572) -
12
SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
45.505.584.000
38.302.934.968
(7.202.649.032)
12.1
Subsektor Kependudukan dan Keluarga
45.505.584.000
38.302.934.968
13
SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, DAN
(7.202.649.032) -
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
669.590.162.000
2.186.411.630.963
13.1 13.2 13.3
Subsektor Kesejahteraan Sosial Subsektor Kesehatan Subsektor Pemberdayaan Perempuan
669.590.162.000 -
2.184.868.836.763 1.542.794.200
1.516.821.468.963 1.515.278.674.763 1.542.794.200
14
SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
240.557.488.000
112.819.372.769
(127.738.115.231)
14.1 14.2
Subsektor Perumahan Subsektor Permukiman
145.108.212.000 95.449.276.000
2.746.115.014 110.073.257.755
(142.362.096.986) 14.623.981.755
Lampiran -82-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
KODE
SEKTOR / SUBSEKTOR
ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)
REALISASI
REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN
1
2
3
4
5=4-3
15
SEKTOR AGAMA
15.1 15.2
Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama
16
SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
29.774.343.000
17.949.546.920
(11.824.796.080)
16.1 16.2 16.3 16.4
Subsektor Pelayanan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Subsektor Penelitian dan Pengembangan Iptek Subsektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Iptek Subsektor Statistik
5.553.343.000 20.496.000.000 2.375.000.000 1.350.000.000
17.364.437.275 585.109.645
11.811.094.275 (20.496.000.000) (2.375.000.000) (764.890.355)
17
SEKTOR HUKUM
86.988.622.000
26.076.547.552
(60.912.074.448)
17.1 17.2
Subsektor Pembinaan Hukum Nasional Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum
86.988.622.000
26.076.547.552
(60.912.074.448)
18
SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN
295.375.803.000
124.023.158.055
(171.352.644.945)
18.1 18.2
Subsektor Aparatur Negara Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan
295.375.803.000 -
124.023.158.055 -
19
SEKTOR POLITIK DALAM NEGERI, HUBUNGAN LUAR
(171.352.644.945) -
NEGERI, INFORMASI DAN KOMUNIKASI
53.500.000.000
4.153.910.589
(49.346.089.411)
19.1 19.2 19.3
Subsektor Politik Dalam Negeri Subsektor Hubungan Luar Negeri Subsektor Informasi dan Komunikasi
53.500.000.000
4.153.910.589
(49.346.089.411)
20
SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN
4.826.320.000.000
988.129.679.919
(3.838.190.320.081)
20.1 20.2
Subsektor Pertahanan Subsektor Keamanan
3.570.290.000.000 1.256.030.000.000
988.129.679.919 -
(3.570.290.000.000) (267.900.320.081)
Jumlah Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek
-
-
19.239.000.000.000
-
-
13.432.328.993.473
(5.806.671.006.527)
Lampiran -83-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 6
REALISASI ANGGARAN DANA PERIMBANGAN DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah)
PROVINSI *)
No.
DANA BAGI
DANA ALOKASI
DANA ALOKASI
HASIL
UMUM
KHUSUS
1 DKI Jakarta
21.661.615.357.921
743.531.000.000
1.229.869.541.000
2 Jawa Barat
2.000.582.957.196
8.415.510.000.000
130.510.000.000
3 Jawa Tengah
1.100.928.719.031
9.961.490.992.000
212.580.000.000
160.502.747.039
1.516.979.000.000
45.649.500.000
1.799.706.359.306
10.446.936.996.000
240.554.311.364
6 NAD
471.613.684.712
2.555.509.999.997
133.681.000.000
7 Sumatera Utara
881.200.357.840
4.483.871.000.000
184.970.000.000
8 Sumatera Barat
295.795.329.782
2.645.281.000.000
132.540.000.000
1.287.759.834.522
1.597.555.999.998
-
10 Jambi
449.587.316.878
1.647.601.000.000
87.220.000.000
11 Sumatera Selatan
743.355.248.446
2.333.230.998.800
57.160.000.000
12 Lampung
278.283.616.108
2.479.280.999.992
92.540.000.000
13 Kalimantan Barat
252.835.247.546
2.275.765.000.000
99.150.000.000
14 Kalimantan Tengah
320.846.077.209
2.015.155.999.200
94.340.000.000
15 Kalimantan Selatan
332.762.254.750
1.744.543.992.000
95.430.000.000
1.057.941.732.689
1.690.262.995.997
5.000.000.000
17 Sulawesi Utara
132.710.183.107
1.338.887.000.000
70.330.000.000
18 Sulawesi Tengah
134.527.279.365
1.693.681.996.000
90.720.000.000
19 Sulawesi Selatan
623.160.300.537
4.375.572.999.992
257.145.422.806
20 Sulawesi Tenggara
121.034.481.308
1.352.648.000.000
66.525.000.000
21 Maluku
123.258.216.678
1.248.443.000.000
52.200.000.000
22 Bali
220.661.556.307
1.742.776.000.000
72.030.000.000
23 NTB
148.367.848.112
1.717.495.996.000
68.960.000.000
24 NTT
214.492.947.305
2.778.292.991.996
136.595.000.000
25 Papua
384.836.911.284
2.926.170.996.000
109.520.000.000
99.773.361.992
1.006.946.000.000
47.210.000.000
27 Maluku Utara
125.893.943.241
783.942.999.600
42.699.000.000
28 Banten
760.599.216.606
1.781.362.000.000
36.930.000.000
29 Bangka Belitung
26.067.050.168
585.862.000.000
39.790.000.000
30 Gorontalo
53.803.118.463
716.850.992.000
43.850.000.000
31 Kepulauan Riau
74.836.185.764
527.474.992.000
8.000.000.000
32 Irian Jaya Barat
360.988.526.788
1.002.012.992.000
52.730.000.000
36.700.327.968.000
82.130.927.929.572
4.036.428.775.170
4 DI. Yogyakarta 5 Jawa Timur
9 Riau
16 Kalimantan Timur
26 Bengkulu
Total
Lampiran -84-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 7 REALISASI DANA PENYESUAIAN TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
PROVINSI *) DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Lampung Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Papua Bengkulu Maluku Utara Banten Bangka Belitung Gorontalo Kepulauan Riau Irian Jaya Barat TOTAL
JUMLAH 164.025.000.000 561.317.000.000 765.706.000.000 96.914.000.000 773.471.000.000 215.174.000.000 251.988.000.000 133.875.000.000 238.454.000.000 71.892.000.000 133.895.000.000 130.784.000.000 89.036.000.000 64.470.000.000 87.429.800.000 269.154.000.000 88.558.000.000 70.655.000.000 217.692.000.000 66.899.000.000 58.278.000.000 100.316.000.000 88.581.000.000 107.722.000.000 83.711.000.000 51.175.000.000 27.715.000.000 81.935.000.000 20.154.000.000 23.715.000.000 47.551.000.000 30.484.000.000 5.212.725.800.000
Lampiran -85-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 8
DAFTAR SALDO BESI TAHUN ANGGARAN 2004 (dalam rupiah) KANWIL Ditjen PBN KPPN
No. 1 I. 1 2 3 4 5 6 7
KANWIL I BANDA ACEH LHOKSEUMAWE LANGSA MEULABOH TAPAKTUAN KOTACANE TAKENGON
3 340.030.972.000 114.345.000.000 58.562.000.000 40.009.831.000 46.173.293.000 34.927.000.000 27.128.000.000 18.885.848.000
II. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KANWIL II MEDAN PEMATANG SIANTAR PADANG SIDEMPUAN GUNUNG SITOLI TEBING TINGGI SIDIKALANG RANTAU PRAPAT TANJUNG BALAI SIBOLGA BALIGE
545.919.000.000 171.963.000.000 53.922.000.000 55.551.000.000 25.973.000.000 61.425.000.000 37.389.000.000 30.138.000.000 40.661.000.000 29.926.000.000 38.971.000.000
III. 1 2 3 4 5 6
KANWIL III PADANG BUKITTINGGI SOLOK LUBUK SIKAPING SIJUNJUNG PAINAN
331.022.000.000 136.444.000.000 92.143.000.000 30.919.000.000 22.423.000.000 28.099.000.000 20.994.000.000
IV. 1 2 3 4 5
KANWIL IV PEKANBARU TANJUNG PINANG RENGAT DUMAI BATAM
262.682.000.000 101.380.000.000 44.047.000.000 47.559.000.000 40.348.000.000 29.348.000.000
V. 1 2 3 4 5
KANWIL V JAMBI SUNGAI PENUH MUARA BUNGO KUALA TUNGKAL BANGKO
189.939.000.000 84.428.000.000 20.380.000.000 30.090.000.000 25.523.000.000 29.518.000.000
VI. 1 2 3 4 5
KANWIL VI PALEMBANG BATURAJA LUBUK LINGGAI LAHAT SEKAYU
303.387.000.000 153.050.000.000 34.102.000.000 29.445.000.000 52.306.000.000 34.484.000.000
VII. 1 2 3 4
KANWIL VII BANDAR LAMPUNG KOTABUMI LIWA METRO
282.974.000.000 136.626.000.000 58.172.000.000 18.607.000.000 69.569.000.000
JML HAL INI
2
JUMLAH
2.255.953.972.000
Lampiran -86-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
DAFTAR SALDO BESI TAHUN ANGGARAN 2004 (dalam rupiah)
No.
KANWIL Ditjen PBN KPPN
JUMLAH
1
2
3
JML HAL SEBELUMNYA VIII. KANWIL VIII 1 BENGKULU 2 MANNA 3 CURUP
2.255.953.972.000 122.303.000.000 75.505.000.000 24.633.000.000 22.165.000.000
IX. 1 2
KANWIL IX PANGAL PINANG TANJUNG PANDAN
71.848.000.000 55.415.000.000 16.433.000.000
X. 1 2 3
KANWIL X SERANG TANGERANG RANGKASA BITUNG
230.224.000.000 126.326.000.000 75.063.000.000 28.835.000.000
XI. 1 2 3 4 5
KANWIL XI JAKARTA I JAKARTA II JAKARTA III JAKARTA IV JAKARTA V JAKARTA VI
2.525.501.000.000 251.940.000.000 1.908.724.000.000 131.140.000.000 107.611.000.000 98.586.000.000 27.500.000.000
XII. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KANWIL XII BANDUNG BOGOR CIREBON PURWAKARTA TASIKMALAYA KARAWANG GARUT KUNINGAN SUKABUMI SUMEDANG BEKASI
1.105.259.000.000 313.463.000.000 140.625.000.000 104.323.000.000 64.014.000.000 115.775.000.000 37.371.000.000 55.355.000.000 64.912.000.000 109.626.000.000 37.634.000.000 62.161.000.000
XIII. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
KANWIL XIII SEMARANG SURAKARTA PURWOKERTO MAGELANG PURWOREJO PEKALONGAN PATI KLATEN TEGAL KUDUS CILACAP SRAGEN PURWODADI BANJARNEGARA
1.199.854.000.000 216.288.000.000 110.900.000.000 84.402.000.000 88.328.000.000 64.184.000.000 62.278.000.000 63.010.000.000 75.996.000.000 128.711.000.000 76.891.000.000 39.852.000.000 70.012.000.000 63.177.000.000 55.825.000.000
XIV. 1 2
KANWIL XIV YOGYAKARTA WONOSARI
JML S.D. HAL INI
212.034.000.000 181.331.000.000 30.703.000.000 7.722.976.972.000
Lampiran -87-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
DAFTAR SALDO BESI TAHUN ANGGARAN 2004 (dalam rupiah)
No.
KANWIL Ditjen PBN KPPN
JUMLAH
1
2
3
JML S.D. HAL SEBELUMNYA XV. KANWIL XV 1 SURABAYA 2 MALANG 3 MADIUN 4 KEDIRI 5 PAMEKASAN 6 BOJONEGORO 7 MOJOKERTO 8 PACITAN 9 BANYUWANGI 10 BONDOWOSO 11 BLITAR 12 JEMBER 13 SIDOARJO 14 TUBAN
7.722.976.972.000 1.275.921.211.000 206.328.211.000 167.826.000.000 140.653.000.000 120.096.000.000 109.439.000.000 64.849.000.000 76.671.000.000 22.683.000.000 39.956.000.000 85.862.000.000 77.199.000.000 88.802.000.000 45.974.000.000 29.583.000.000
XVI. 1 2 3 4 5 6
KANWIL XVI PONTIANAK SINGKAWANG KETAPANG SINTANG PUTUSIBAU SANGGAU
266.208.000.000 98.950.000.000 47.791.000.000 27.588.000.000 29.374.000.000 22.284.000.000 40.221.000.000
XVII. 1 2 3 4
KANWIL XVII PALANGKARAYA BUNTOK PANGKALANBUN SAMPIT
234.450.000.000 99.528.000.000 50.666.000.000 34.460.000.000 49.796.000.000
XVIII. 1 2 3 4 5
KANWIL XVIII BANJARMASIN BARABAI KOTABARU TANJUNG PELAIHARI
224.492.000.000 123.132.000.000 35.372.000.000 20.970.000.000 30.390.000.000 14.628.000.000
XIX. 1 2 3 4 5
KANWIL XIX SAMARINDA BALIKPAPAN TARAKAN TANJUNG REDEP NUNUKAN
191.774.000.000 93.511.000.000 39.720.000.000 35.864.000.000 13.559.000.000 9.120.000.000
XX. 1 2 3
KANWIL XX DENPASAR SINGARAJA AMLAPURA
227.130.000.000 133.653.000.000 48.797.000.000 44.680.000.000
XXI. 1 2 3 4
KANWIL XXI MATARAM BIMA SUMBAWA BESAR SELONG
197.539.000.000 99.818.000.000 44.996.000.000 22.168.000.000 30.557.000.000
JML S.D. HAL INI
10.340.491.183.000
Lampiran -88-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
DAFTAR SALDO BESI TAHUN ANGGARAN 2004 (dalam rupiah)
No.
KANWIL Ditjen PBN KPPN
JUMLAH
1
2
3
JML S.D. HAL SEBELUMNYA XXII. KANWIL XXII 1 KUPANG 2 ENDE 3 WAINGAPU 4 RUTENG 5 ATAMBUA 6 LARANTUKA
10.340.491.183.000 292.187.000.000 108.944.000.000 32.434.000.000 34.581.000.000 41.789.000.000 47.738.000.000 26.701.000.000
XXIII. 1 2 3 4 5 6 7 8
KANWIL XXIII MAKASSAR WATAMPONE BANTAENG PARE-PARE PALOPO MAJENE BENTENG MAKALE
550.933.000.000 202.867.000.000 65.835.000.000 60.658.000.000 79.844.000.000 48.514.000.000 58.538.000.000 13.024.000.000 21.653.000.000
XXIV. 1 2 3 4
KANWIL XXIV PALU POSO LUWUK TOLI-TOLI
188.996.000.000 93.003.000.000 37.564.000.000 31.686.000.000 26.743.000.000
XXV. 1 2 3 4
KANWIL XXV KENDARI BAU-BAU KOLAKA RAHA
158.267.374.000 77.854.374.000 35.924.000.000 22.577.000.000 21.912.000.000
XXVI. 1
KANWIL XXVI GORONTALO
XXVII. 1 2 3
KANWIL XXVII MANADO TAHUNA KOTAMOBAGU
186.275.000.000 131.855.000.000 29.607.000.000 24.813.000.000
XXIX. 1 2 3 4 5
KANWIL XXIX AMBON TERNATE TUAL SAUMLAKI MASOHI
226.719.568.000 73.102.568.000 85.081.000.000 19.951.000.000 17.684.000.000 30.901.000.000
XXX. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KANWIL XXX JAYAPURA BIAK NABIRE MANOKWARI SORONG FAK-FAK MERAUKE WAMENA SERUI TIMIKA
475.244.000.000 129.250.000.000 26.793.000.000 44.294.000.000 47.914.000.000 52.386.000.000 25.791.000.000 55.113.000.000 50.407.000.000 22.962.000.000 20.334.000.000
JUMLAH SELURUHNYA
79.649.000.000 79.649.000.000
12.498.762.125.000
Lampiran -89-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 9
KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN PER 31 DESEMBER 2004 (dalam rupiah) NO
BA
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
01 05 07 08 10 12 15 19 20 24 28 32 42 43 44 47 48 52 53 54 55 56 59 63 66 67 68 74
MajelisPermusyawaratan Rakyat Mahkamah Agung Lembaga Kepresidenan Wakil Presiden Departemen Dalam Negeri Departemen Pertahanan Departemen Keuangan Departemen Perindustrian dan Perdagangan Departemen Energi dan SDM Departemen Kesehatan Departemen Kehutanan Departemen Kelautan dan Perikanan Kementerian Riset dan Teknologi Kementerian Lingkungan Hidup Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Pemberdayaan Perempuan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dewan Ketahanan Nasional Badan Urusan Logistik Badan Pusat Statistik Kantor Menneg PPN/Bappenas Badan Pertanahan Nasional Departemen Komunikasi dan Informasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan Badan Narkotika Nasional Kementerian Percepatan Pembangunan KTI Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Komisi Nasional Hak Asasi Manusia JUMLAH
JUMLAH 6.508.288.697 2.721.705.701 6.651.804.923 593.704.644 556.465.107 108.407.651.727 300.000.000 7.714.128.673 372.836.704 97.347.377.519 3.966.651.081 5.701.708.522 967.888.651 80 42.808.121.107 397.036.211 1.835.032.431 157.385.900 10.945.028 2.438.171.498 1.360.454.170 25.437.900.637 951.263.102 342.852.392 178.447.400 (460.015) 4.877.905.853 9.169.690 322.614.437.433
Lampiran -90-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 10 DAFTAR PERSEDIAAN per 31 Desember 2004 (dalam rupiah) No
BA
Kementerian Negara/Lembaga
Jumlah
1
01 Majelis Permusyawaratan Rakyat
1.991.942.562
2
02 Dewan Perwakilan Rakyat
3
04 Badan Pemeriksa Keuangan
1.445.938.956
4
05 Mahkamah Agung
4.207.249.150
5
06 Kejaksanaan Agung
6
07 Lembaga Kepresidenan
7
10 Departemen Dalam Negeri
282.843.150
8
11 Departemen Luar Negeri
157.994.490
653.219.857
268.263.847 3.686.545.975
9
13 Departemen Hukum dan HAM
10
15 Departemen Keuangan
11
18 Departemen Pertanian
291.584.000
12
19 Departemen Perindustrian
641.291.250
13
20 Departemen Energi dan SDM
14
22 Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi
15
23 Departemen Pendidikan Nasional
16
24 Departemen Kesehatan
17
25 Departemen Agama
18
26 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
19
27 Departemen Sosial
20
28 Departemen Kehutanan
21
32 Departemen Kelautan dan Perikanan
22
33 Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah
23
35 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
498.899.000
24
41 Kementerian BUMN
238.553.431
25
42 Kementerian Riset dan Teknologi
26
43 Kementerian Lingkungan Hidup
27
44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
28
47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan
29
48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
30
50 Badan Intelejen Negara
380.589.000
31
51 Lembaga Sandi Negara
2.193.200
32
54 Badan Pusat Statistik
33
56 Badan Pertanahan Nasional
34
59 Departemen Komunikasi dan Informasi
35
63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan
36
64 Lembaga Ketahanan Nasional
37
65 Badan Koordinasi Penanaman Modal
77.541.500
38
72 Komisi Pemberantasan Korupsi
23.575.475
39
75 Badan Meterologi dan Geofisika JUMLAH
63.150.179.866 9.155.646.112
12.361.166.546 144.924.368.052 7.777.048.000 26.796.608.468 40.910.000 490.060.272 60.000.500 2.542.766.657 16.233.383.178 8.560.802.850
29.554.233.482 33.020.000 3.840.500 2.650.000 2.272.794.873
2.501.204.735 150.858.255 5.195.398.812 152.390.000 4.511.075
9.233.553.475 356.045.620.551
Lampiran -91-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 10 DAFTAR PERSEDIAAN per 31 Desember 2004 (dalam rupiah) No
BA
Kementerian Negara/Lembaga
Jumlah
1
01 Majelis Permusyawaratan Rakyat
1.991.942.562
2
02 Dewan Perwakilan Rakyat
3
04 Badan Pemeriksa Keuangan
1.445.938.956
4
05 Mahkamah Agung
4.207.249.150
5
06 Kejaksanaan Agung
6
07 Lembaga Kepresidenan
7
10 Departemen Dalam Negeri
282.843.150
8
11 Departemen Luar Negeri
157.994.490
653.219.857
268.263.847 3.686.545.975
9
13 Departemen Hukum dan HAM
10
15 Departemen Keuangan
11
18 Departemen Pertanian
291.584.000
12
19 Departemen Perindustrian
641.291.250
13
20 Departemen Energi dan SDM
14
22 Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi
15
23 Departemen Pendidikan Nasional
16
24 Departemen Kesehatan
17
25 Departemen Agama
18
26 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
19
27 Departemen Sosial
20
28 Departemen Kehutanan
21
32 Departemen Kelautan dan Perikanan
22
33 Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah
23
35 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
498.899.000
24
41 Kementerian BUMN
238.553.431
25
42 Kementerian Riset dan Teknologi
26
43 Kementerian Lingkungan Hidup
27
44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
28
47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan
29
48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
30
50 Badan Intelejen Negara
380.589.000
31
51 Lembaga Sandi Negara
2.193.200
32
54 Badan Pusat Statistik
33
56 Badan Pertanahan Nasional
34
59 Departemen Komunikasi dan Informasi
35
63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan
36
64 Lembaga Ketahanan Nasional
37
65 Badan Koordinasi Penanaman Modal
77.541.500
38
72 Komisi Pemberantasan Korupsi
23.575.475
39
75 Badan Meterologi dan Geofisika JUMLAH
63.150.179.866 9.155.646.112
12.361.166.546 144.924.368.052 7.777.048.000 26.796.608.468 40.910.000 490.060.272 60.000.500 2.542.766.657 16.233.383.178 8.560.802.850
29.554.233.482 33.020.000 3.840.500 2.650.000 2.272.794.873
2.501.204.735 150.858.255 5.195.398.812 152.390.000 4.511.075
9.233.553.475 356.045.620.551
Lampiran -91-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 11 POSISI DANA PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN DALAM NEGERI SLA,RDI, dan RPD PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Jutaan Rupiah)
NO.
SEKTOR
1
2
1.
JML TUNGGAKAN (Bunga+Com.Charge +Denda) 3
OUTSTANDING PINJAMAN POKOK 4
PIUTANG PEMERINTAH 5=3+4
DALAM NEGERI PDAM PDK PEMDA Jumlah 1
2.
BPIS
3.
KEUANGAN
4.
INDUSTRI
5.
PERTANIAN
6.
KEHUTANAN
7.
PU
8.
PERHUBUNGAN
9.
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
1.891.222,67
3.184.943,11
5.076.165,78
21.330,41
26.673,68
48.004,09
389.854,13
1.016.956,75
1.406.810,88
2.302.407,21
4.228.573,54
6.530.980,75
96.843,50
1.335.229,07
1.432.072,57
1.439.195,36
5.468.143,68
6.907.339,04
966.278,63
668.745,96
1.635.024,58
1.314.987,35
1.501.052,96
2.816.040,30
296,58
20.481,21
20.777,79
43.172,36
479.520,70
522.693,06
105.541,87
173.625,78
279.167,65
0,00
10.524.963,80
10.524.963,80
2.044.309,30
2.038.796,57
10. PARPOSTEL
(5.512,73)
11. KOPERASI
28.292,66
29.124,35
57.417,00
JUMLAH SLA+RDI+RPD RUPIAH (1 S.D. 11)
6.291.502,79
26.473.770,35
32.765.273,11
JUMLAH (SLA+RDI) VALAS (Ekuiv. Rp)
1.523.319,07
27.989.717,35
29.513.036,42
JUMLAH KESELURUHAN (VALAS + Rp)
7.814.821,86
54.463.487,70
62.278.309,53
Lampiran - 92 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 12 RINCIAN PENCAIRAN PINJAMAN PENDANAAN KUMK POSISI 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah) NO BUMN PENGELOLA/LKP
PLAFON
PENARIKAN
%
SISA PLAFON
I 1
BUMN PENGELOLA/LKP PT Bank Mandiri (Persero) Tb Sub Jumlah I
500.000.000.000 500.000.000.000
125.000.000.000 125.000.000.000
25% 25%
II 1
BUMN PENGELOLA PT PNM (Persero) Sub Jumlah II
250.000.000.000 250.000.000.000
250.000.000.000 250.000.000.000
100% 100%
375.000.000.000 375.000.000.000 -
III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
LKP PT BRI (Persero) Tbk PT BNI (Persero) Tbk PT Bank Bukopin (Persero) PT BTN (Persero) Perum Pegadaian BPD Aceh BPD Sumatera Utara BPD Sumatera Barat BPD Bengkulu BPD Riau BPD Jambi BPD Sumatera Selatan BPD Lampung BPD DKI Jakarta BPD Jawa Barat BPD DIY Yogyakarta BPD Jawa Tengah BPD Jawa Timur BPD Bali BPD Nusa Tenggara Barat BPD Nusa Tenggara Timur BPD Sulawesi Selatan BPD Sulawesi Tengah BPD Sulawesi Utara BPD Sulawesi Tenggara BPD Kalimantan Selatan BPD Kalimantan Tengah BPD Kalimantan Barat BPD Kalimantan Timur BPD Maluku BPD Papua Sub Jumlah III
500.000.000.000 350.000.000.000 300.000.000.000 250.000.000.000 200.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 35.000.000.000 10.000.000.000 25.000.000.000 10.000.000.000 40.000.000.000 15.000.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000 15.000.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000 35.000.000.000 15.000.000.000 25.000.000.000 35.000.000.000 25.000.000.000 30.000.000.000 10.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 35.000.000.000 35.000.000.000 2.350.000.000.000
250.000.000.000 100.000.000.000 300.000.000.000 35.000.000.000 200.000.000.000
1.045.053.000.000
50% 29% 100% 14% 100% 0% 0% 0% 35% 0% 0% 63% 0% 50% 33% 0% 8% 64% 57% 100% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 55% 0% 44%
250.000.000.000 250.000.000.000 215.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 35.000.000.000 6.537.000.000 25.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 25.000.000.000 33.750.000.000 15.000.000.000 46.050.000.000 18.000.000.000 15.000.000.000 25.000.000.000 35.000.000.000 25.000.000.000 30.000.000.000 10.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 15.610.000.000 35.000.000.000 1.304.947.000.000
JUMLAH I + II + III
3.100.000.000.000
1.420.053.000.000
46%
1.679.947.000.000
3.463.000.000
25.000.000.000 25.000.000.000 16.250.000.000 3.950.000.000 32.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000
19.390.000.000
Lampiran -93-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 13
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PADA BUMN PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Jutaan Rp)
NO
NAMA PERUSAHAAN
Status (*)
% Saham Negara RI
Nilai Ekuitas
Kepemilikan Pemerintah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6) = (4) x (5)
A A A A A
70,00% 99,12% 59,50% 100% 100%
24.934.707 12.858.301 12.450.294 1.212.228 3.729.931
17.454.295 12.745.148 7.407.925 1.212.228 3.729.931 42.549.527
A A A A A A A A A
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
333.129 437.452 1.087.170 1.951.726 648.109 378.004 498.092 735.697 (74.123)
333.129 437.452 1.087.170 1.951.726 648.109 378.004 498.092 735.697 (74.123) 5.995.255
A A A A A A
100% 100% 93,04% 100% 100% 100%
787.104 421.943 (1.564.811) (88) 700.028 257.070
787.104 421.943 (1.455.900) -88 700.028 257.070 710.157
A A A A A A U A A
51% 100% 100% 100% 51% 100% 100% 100% 100%
330.478 260.863 214.160 67.676 203.440 313.156 (132.268) 63.060 522.095
168.544 260.863 214.160 67.676 103.755 313.156 (132.268) 63.060 522.095 1.581.040
A A A A A
100% 100% 100% 100% 100%
12.304 (16.159) 8.226 7.516 (6.162)
12.304 (16.159) 8.226 7.516 (6.162) 5.724
A A
100% 100%
16.371 1.844.968
16.371 1.844.968 1.861.339
1 1 2 3 4 5
BIDANG PERBANKAN PT Bank Mandiri, Tbk PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) PT Bank Tabungan Negara (BTN) PT Bank Ekspor Indonesia (BEI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
BIDANG ASURANSI PT Asuransi Jiwasraya PT Asuransi Jasa Indonesia PT Asuransi Kesehatan Indonesia PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) PT Taspen PT Asuransi ABRI (ASABRI) PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) PT Asuransi Jasa Raharja PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI)
1 2 3 4 5 6
BIDANG PEMBIAYAAN PT Danareksa PT Permodalan Nasional Madani (PNM) PT PANN Multi Finance PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Perum Pegadaian Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU)
Jumlah 2
Jumlah 3
4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5 1 2 3 4 5 6 1 2
Jumlah BIDANG KONSTRUKSI PT Adhi Karya PT Waskita Karya PT Hutama Karya (HK) PT Nindya Karya PT Pembangunan Perumahan (PP) PT Wijaya Karya PT Brantas Abipraya PT Istaka Karya Perum Pengembangan Perumahan Nasional (PERUMNAS) Jumlah BIDANG KONSULTAN DAN KONSTRUKSI PT Virama Karya PT Bina Karya PT Indah Karya PT Yodya Karya PT Indra Karya Jumlah BIDANG PENUNJANG KONSTRUKSI PT Amarta Karya PT Jasa Marga Jumlah
Lampiran -94-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 13 (Dalam Jutaan Rp)
% Saham Negara RI
Nilai Ekuitas
Kepemilikan Pemerintah
(5)
(6) = (4) x (5)
NO
NAMA PERUSAHAAN
Status (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
A A P A
95% 85,12% 100% 100%
334.316 223.975 8.440 33.713
317.600 190.648 8.440 33.713 550.401
A A A
100% 100% 100%
43.859 183.518 502.423
43.859 183.518 502.423 729.800
P P P U U U U P P U U P U
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
201.664 203.477 68.760 122.085 103.260 287.625 94.667 141.871 171.613 93.125 140.955 78.861 81.961
201.664 203.477 68.760 122.085 103.260 287.625 94.667 141.871 171.613 93.125 140.955 78.861 81.961 1.789.924
A A A A
100% 897.902,00 100% 2.821.234 100% 2.020.519 100% 466.807
897.902 2.821.234 2.020.519 466.807 6.206.463
A A A P
100% 100% 100% 100%
4.654.151 34.602 548.234 395.063
4.654.151 34.602 548.234 395.063 5.632.049
A A
100% 100%
3.289.144 3.289.378
3.289.144 3.289.378 6.578.522
A A P
100% 100% 100%
2.995.202 (123.733) 128.591
2.995.202 (123.733) 128.591 3.000.060
A A A P
100% 100% 100% 100%
597.351 57.422 (8.552) 5.992.968
597.351 57.422 (8.552) 5.992.968 6.639.189
7 1 2 3 4
BIDANG JASA PENILAI PT Sucofindo PT Surveyor Indonesia (SI) PT Survay Udara Penas PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) Jumlah
8
BIDANG JASA LAINNYA 1 Perum Jasa Tirta I 2 Perum Jasa Tirta II 3 PT Perusahaan Pengelola Aset Jumlah
9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
BIDANG RUMAH SAKIT Perjan RS Jantung Harapan Kita Perjan RS Cipto Mangunkusumo Perjan RS Persahabatan Perjan RS AB Harapan Kita Perjan RS Sanglah Perjan RS Kariadi Perjan RS Djamil Perjan RS Kanker Dharmais Perjan RS Fatmawati Perjan RS Hasan Sadikin Perjan RS Sardjito Perjan RS M. Husein Perjan RS Dr. Wahidin Jumlah
10 1 2 3 4 11 1 2 3 4 12 1 2 13 1 2 3 14 1 2 3 4
PELABUHAN PT Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I) PT Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II) PT Pelabuhan Indonesia III (PELINDO III) PT Pelabuhan Indonesia IV (PELINDO IV) Jumlah PELAYARAN PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) PT Pelayaran Bahtera Adhiguna PT Djakarta Lyod PT Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) Jumlah KEBANDARUDARAAN PT Angkasa Pura I (AP I) PT Angkasa Pura II (AP II) Jumlah ANGKUTAN DARAT PT Kereta Api Indonesia (KAI) Perum PPD Perum DAMRI Jumlah LOGISTIK PT Pos Indonesia (POSINDO) PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) PT Varuna Tirta Prakasya Perum Bulog Jumlah
Lampiran -95-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 13 (Dalam Jutaan Rp)
NO
NAMA PERUSAHAAN
Status (*)
(1)
(2)
(3)
15
PERDAGANGAN 1 PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) 2 PT PP Berdikari 3 PT Sarinah Jumlah
16
PENGERUKAN 1 PT Pengerukan Indonesia (RUKINDO)
% Saham Negara RI
Nilai Ekuitas
Kepemilikan Pemerintah
(4)
(5)
(6) = (4) x (5)
U A A A A A
100% 100% 100%
(405.556) 131.497 81.269
(405.556) 131.497 81.269 (192.789)
100%
270.834
270.834 270.834
A A A
90,03% 80,66% 100%
814.584 255.665 442.850
733.370 206.219 442.850 1.382.439
A A A
100% 100% 100%
69.395 147.691 90.285
69.395 147.691 90.285 307.371
A A A A A
88,74% 60% 60% 60% 100%
326.269 37.807 45.352 25.483 33.448
289.531 22.684 27.211 15.290 33.448 388.164
A P
100% 93,20%
1.209.737 (871.378)
1.209.737 (812.124) 397.613
A A A A
99,40% 100% 100% 100%
(1.852.502) 43.661 1.304.657 9.859
(1.841.387) 43.661 1.304.657 9.859 (483.210)
A A A A A A A A A A A A A A A
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
132.166 484.694 1.153.744 1.335.365 678.238 286.512 652.952 687.639 (3.285) 487.348 214.590 343.027 671.473 1.825 575.568
132.166 484.694 1.153.744 1.335.365 678.238 286.512 652.952 687.639 (3.285) 487.348 214.590 343.027 671.473 1.825 575.568 7.701.856
A P
100% 100%
46.961 63.193
46.961 63.193 110.154
Jumlah 17
FARMASI 1 PT Kimia Farma, Tbk 2 PT Indo Farma, Tbk 3 PT Biofarma Jumlah
18
PARIWISATA 1 PT Hotel Indonesia Natour (HIN) 2 PT Bali Tourism & Development Corporation 3 PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko
19 1 2 3 4 5 20 1 2 21 1 2 3 4 22 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 23 1 2
Jumlah KAWASAN INDUSTRI PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) PT Kawasan Industri Medan (KIM) PT Kawasan Industri Makasar (KIMA) PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KIW) PT Pengembangan Daerah Industri (PDI) Pulau Batam Jumlah USAHA PENERBANGAN PT Garuda Indonesia (GIA) PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) Jumlah DOK DAN PERKAPALAN PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) PT PAL Indonesia PT Industri Kapal Indonesia Jumlah BIDANG PERKEBUNAN PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) PT Perkebunan Nusantara V I (PTPN VI) PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) PT Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII) PT Perkebunan Nusantara XIV (PTPN XIV) PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Jumlah BIDANG PERTANIAN PT Sang Hyang Seri (SHS) PT Pertani Jumlah
Lampiran -96-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 13 (Dalam Jutaan Rp)
NO
NAMA PERUSAHAAN
Status (*)
(1)
(2)
(3)
24 1 2 3 4 5
BIDANG PERIKANAN PT Usaha Mina PT Perikanan Samodra Besar (PSB) PT Tirta Raya Mina (TRM) PT Perikani Perum Prasarana Perikanan Samudra (PPS)
% Saham Negara RI
Nilai Ekuitas
Kepemilikan Pemerintah
(4)
(5)
(6) = (4) x (5)
P P P P A
100% 100% 100% 100% 100%
(113.318) 25.844 (3.618) (4.073) 84.716
(113.318) 25.844 (3.618) (4.073) 84.716 (10.449)
A A
100% 60%
7.547.924 297.682
7.547.924 178.609 7.726.533
A A A A U U
100% 100% 100% 100% 100% 100%
328.859 173.726 337.488 84.587 42.056 1.118.392
328.859 173.726 337.488 84.587 42.056 1.118.392 2.085.108
P A
94,64% 100%
253.438 (221.762)
239.854 (221.762) 18.092
A A A A
100% 100% 100% 100%
33.602 4.438 465.931 83.392
33.602 4.438 465.931 83.392 587.363
A A P U
65% 2.478.141 65% 1.509.256 100% (702) 100% 88.970.594
1.610.791 981.016 (702) 88.970.594 91.561.700
A A A A
100% 142.348.843 61% 3.177.611 69,24% 1.689.263 100% 11.464
142.348.843 1.938.343 1.169.646 11.464 145.468.295
Jumlah 25
BIDANG PUPUK 1 PT Pupuk Sriwidjaya (PUSRI) 2 PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) Jumlah
26 1 2 3 4 5 6
BIDANG KEHUTANAN PT Inhutani I PT Inhutani II PT Inhutani III PT Inhutani IV PT Inhutani V Perum Perhutani Jumlah
27
BIDANG KERTAS 1 PT Kertas Kraft Aceh (KKA) 2 PT Kertas Leces Jumlah
28 1 2 3 4
BIDANG PERCETAKAN DAN PENERBITAN PT Balai Pustaka (BP) PT Pradnya Paramita Perum Percetakan Uang RI (PERURI) Perum Percetakan Negara Indonesia (PNRI)
1 2 3 4
PERTAMBANGAN PT Aneka Tambang, Tbk (ANTAM) PT Timah, Tbk PT Sarana Karya PT Pertamina
1 2 3 4
ENERGI PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA) PT Konversi Energi Abadi (KONEBA)
1 2 3 4
INDUSTRI BERBASIS TEKNOLOGI PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) PT LEN Industri PT Industri Kereta Api (INKA) PT Batan Teknologi
Jumlah 29
Jumlah 30
Jumlah 31
A A A A
100% 100% 100% 100%
520.314 56.907 96.175 31.258
520.314 56.907 96.175 31.258 704.654
A A A
100% 100% 100%
5.116.269 30.220 (56.382)
5.116.269 30.220 (56.382) 5.090.107
Jumlah 32
BAJA DAN KONSTRUKSI BAJA 1 PT Krakatau Steel (KS) 2 PT Barata Indonesia 3 PT Bosma Bisma Indra (BBI) Jumlah
Lampiran -97-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 13 (Dalam Jutaan Rp)
% Saham Negara RI
Nilai Ekuitas
Kepemilikan Pemerintah
(5)
(6) = (4) x (5)
NO
NAMA PERUSAHAAN
Status (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
A P P P
51,19% 20.261.342 100% 33.728 100% 183.221 100% na
33 1 2 3 4
TELEKOMUNIKASI PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) Perum Produksi Film Negara (PFN) PT Televisi Republik Indonesia (TVRI) Perjan Radio Republik Indonesia (RRI) Jumlah
34
INDUSTRI PERTAHANAN 1 PT Dahana 2 PT PINDAD
A A
100% 100%
101.146 136.578
101.146 136.578 237.724
A A
51,01% 100%
3.660.356 122.364
1.867.148 122.363 1.989.511
A A
100% 52,79%
(10.441) 28.712
(10.441) 15.157 4.716
A P A
63,82% 100% 100%
83.365 (44.854) 208.953
53.204 (44.854) 208.953 217.303 359.981.268
Jumlah 35
SEMEN 1 PT Semen Gresik, Tbk 2 PT Semen Baturaja Jumlah
36
INDUSTRI SANDANG 1 PT Industri Sandang Nusantara (INSAN) 2 PT Cambrics Primissima Jumlah
37
ANEKA INDUSTRI 1 PT Industri Gelas (IGLAS) 2 PT Industri Soda Indonesian (ISI) 3 PT Garam Jumlah TOTAL
(*)
10.371.781 33.728 183.221 na 10.588.730
P= Prognosa A= Hasil Sesudah Audit BPK U= Hasil dari Laporan Keuangan Unaudited
Lampiran -98-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 14 PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PADA NON BUMN (MINORITAS) PER 31 DESEMBER 2004 (Rp Juta) No.
Perusahaan
% Saham RI
Ekuitas
Kepemilikan Pemerintah RI
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)=(3) X (4)
1
PT Rekayasa Industri
2
Atmindo
3
PT Semen Kupang
4
PT Inalum
5
PT Freeport Indonesia
6
PT Bank Bukopin
7
PT Askrindo
8
PT Bahana PUI
9
PT Dirgantara Indonesia
10
PT Indosat
11
PT SIER
12
PT JIEP
13
PT Kertas Padalarang
0,4076
25.951
10.577,71
14
PT Kertas Basuki Rahmat*
0,0128
(1.307.462)
(16.735,52)
15
PT Kertas Blabak*
0,029
(177.113)
(5.136,29)
16
PT Socfind Indonesia JUMLAH
0,1
42.250
4.225,00 828.683,64
0,0497
399.910
19.875,52
0,366
16.287
5.961,12
0,385
62.100
23.908,50
0,4212
144.583
60.898,36
0,0936
2.322.067
217.345,47
0,2172
1.041.878
226.295,90
0,45
787.950
354.577,50
0,1778
(1.359.819)
(241.775,82)
0,071
42.518
3.018,78
0,1469
528.531
77.641,18
0,5
81.866
40.933,00
0,5
94.146
47.073,22
Keterangan: * = Audit per 31 Desember 2003
Lampiran -99-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 15
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PADA ORGANISASI/LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL/REGIONAL PER 31 DESEMBER 2004 NO
ORGANISASI/LEMBAGA INTERNASIONAL/REGIONAL
TOTAL PENYERTAAN dalam USD dalam IDR**
DISETOR s.d. 31 Desember 2004 dlm USD dlm IDR**
SISA SETORAN (PROMISSORY NOTES) dlm USD dlm IDR**
1.
IMF
3.197.609.919
29.705.796.147.510
3.229.173.693
29.999.023.607.970
(31.563.774)
(267.187.346.910)
2.
IBRD
1.807.000.000
16.787.030.000.000
110.275.771
1.024.461.912.590
1.696.724.229
14.362.770.598.485
3.
IDA
14.400.000
133.776.000.000
23.847.109.367
14.400.000
121.896.000.000
4.
IFC
28.539.000
265.127.310.000
28.539.000
265.127.310.000
0
0
5.
MIGA
20.006.000
185.855.740.000
3.797.820
35.281.747.800
16.208.180
137.202.243.700
6.
ADB
2.863.464.000
26.601.580.560.000
208.865.530
1.940.360.773.700
2.654.598.470
22.471.176.048.550
7.
IFAD
41.959.000
389.799.110.000
38.459.000
357.284.110.000
3.500.000
29.627.500.000
8.
ASEAN FUND
1.000.000
9.290.000.000
100.000
929.000.000
900.000
7.618.500.000
9.
ASEAN SCIENCE FUND
1.000.000
9.290.000.000
235.000
2.183.150.000
765.000
6.475.725.000
528.000
4.905.120.000
528.000
4.905.120.000
0
0
11. ICD
7.305
67.860.593
0
0
7.305
61.834.222
12. IDB
285.221.330
2.649.706.156.629
126.397.195
1.174.229.941.550
158.824.135
1.344.446.303.622
384.458
3.571.610.175
194.126
1.803.430.540
190.332
1.611.156.148
177.005.000
1.644.376.450.000
560.266
5.204.871.140
176.444.734
1.493.604.673.310
1.000.000
9.290.000.000
1.500.000
13.935.000.000
8.439.124.011
78.399.462.064.907
3.748.625.401
34.848.577.084.657
10. ASEAN CENTRE FOR ENERGY
13. ICIEC 14 CFC 15 IRCO JUMLAH
0
(500.000) 4.690.498.610
(4.232.500.000) 39.705.070.736.126
Keterangan: **) : Konversi ke dalam IDR menggunakan kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2004 USD 1= Rp 9.290
Lampiran -100-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 16
DAFTAR ASET TETAP per 31 Desember 2004 (Dalam Rupiah)
Kementerian Negara/Lembaga
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Konstruksi dalam Pengerjaan
No
BA
1
01
Majelis Permusyawaratan Rakyat
462.307.000
70.663.849.781
153.310.791.493
9.002.238.000
747.261.620
2
02
Dewan Perwakilan Rakyat
57.465.994.000
178.874.333.000
369.604.339.000
9.539.190.000
1.764.110.000
3
04
Badan Pemeriksa Keuangan
27.255.732.000
88.585.337.397
94.358.039.264
0
678.160.940
4
05
Mahkamah Agung
18.148.865.000
58.580.747.000
39.783.444.588
8.232.230.912
6.227.839.000
5
06
Kejaksanaan Agung
118.613.831.000
211.262.602.582
85.323.026.000
901.100.000
477.688.700
0
416.578.248.282
6
07
Lembaga Kepresidenan
223.443.747.081
677.145.749.712
343.222.977.434
6.446.305.326
2.161.171.849
0
1.252.419.951.402
7
08
Wakil Presiden
42.870.138.020
8
10
Departemen Dalam Negeri
Aset Tetap Lainnya
0
25.529.743.753
12.748.424.415
0
12.690.000
70.091.629.169
201.282.994.054
120.271.039.987
21.717.282.777
16.958.477.390
9
11
Departemen Luar Negeri
44.884.756.000
579.451.812.029
231.760.161.237
0
17.573.928.213
10
12
Departemen Pertahanan
30.294.051.484.667
24.545.162.902.643
8.351.442.004.532
0
31.944.668.525
11
13
Departemen Hukum dan HAM
12
15
Departemen Keuangan
13
18
Departemen Pertanian
14
19
Departemen Perindustrian dan Perdagangan
15
20
Departemen Energi dan SDM
16
22
Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi
8.669.240.401.071
17
23
Departemen Pendidikan Nasional
1.115.487.007.000
18
24
Departemen Kesehatan
182.282.017.000
19
25
Departemen Agama
20
26
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
21
27
Departemen Sosial
22
28
Departemen Kehutanan
23
32
Departemen Kelautan dan Perikanan
24
33
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
25
34
26
35
27
Jumlah 234.186.447.894 0
617.247.966.000
0
130.973.126.500
210.877.269.601
81.160.996.188 430.321.423.377 873.670.657.479
0
63.222.601.060.367
150.526.003.000
428.502.118.153
565.075.799.400
609.150.000
4.621.454.000
0
1.149.334.524.553
3.601.983.781.124
1.898.297.431.499
850.337.534.593
28.772.679.448
12.621.847.770
48.242.070.690
6.440.255.345.124
577.527.388.552
2.212.333.184.124
3.238.418.303.700
85.897.791.642
574.654.910.518
0
6.688.831.578.536
30.270.228.000
512.925.092.278
60.248.167.000
4.112.708.000
3.682.435.337
0
611.238.630.615
255.985.414.503
1.797.647.364.618
289.506.185.362
2.460.344.403.822
139.859.306.659
1.792.660.702.534
6.736.003.377.498
3.705.373.004.565
1.858.516.505.817
2.050.588.958.997
30.148.190.682
0
16.313.867.061.132
2.531.659.396.000
2.558.427.283.000
42.936.343.000
102.216.470.000
0
6.350.726.499.000
1.529.068.006.455
611.580.085.000
47.144.983.545
9.691.425.225
0
2.379.766.517.225
505.558.959.000
852.838.532.200
1.007.357.785.555
16.192.102.500
0
277.454.459.573
2.659.401.838.828
61.879.295.200
374.858.554.773
567.284.499.660
31.715.046.582
27.808.293.100
107.369.024.333
110.679.415.802
152.849.426.965
61.855.460.234
1.458.930.501
0
1.063.545.689.315 434.212.257.835
55.507.585.222
810.567.001.804
165.502.806.876
25.135.171.460
2.433.686.983
0
1.059.146.252.345
314.105.540.000
616.604.411.221
342.596.075.056
181.083.398.737
3.918.600.750
190.021.950
1.458.498.047.714
3.190.201.345.771
2.248.125.494.412
626.638.621.488
35.266.989.602.367
719.666.413.026
0
42.051.621.477.064
Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan
0
23.718.368.057
22.419.601.700
0
3.400.000
0
46.141.369.757
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
0
13.598.537.000
0
0
4.455.000
0
13.602.992.000
36
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
0
10.562.978.000
0
0
675.000
0
10.563.653.000
28
40
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
16.337.530.000
54.059.235.190
120.268.453.000
863.052.000
2.652.444.600
0
194.180.714.790
29
41
Kementerian BUMN
30
42
Kementerian Riset dan Teknologi
31
43
Kementerian Lingkungan Hidup
32
44
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
33
47
Kementerian Pemberdayaan Perempuan
0
22.217.863.776
0
0
583.571.910
0
22.801.435.686
93.425.386.371
1.636.561.411.828
704.378.528.243
69.950.760.663
56.863.780.706
5.187.850.000
2.566.367.717.811
244.000.000
21.587.983.000
368.600.000
0
1.150.663.000
0
23.351.246.000
27.185.433.000
85.267.520.700
255.158.344.540
5.983.339.000
79.116.000
0
373.673.753.240
120.600.000
9.777.225.868
90.900.000
0
35.000.000
0
10.023.725.868
Lampiran -101-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 16
DAFTAR ASET TETAP per 31 Desember 2004 (Dalam Rupiah)
Kementerian Negara/Lembaga
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Konstruksi dalam Pengerjaan
No
BA
34
48
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
74.237.563.150
302.544.975.844
235.323.980.935
8.633.551.374
1.649.929.793
137.803.810.720
760.193.811.816
35
50
Badan Intelejen Negara
3.756.469.000
477.772.377.532
77.039.215.000
32.738.977.478
239.649.000
0
591.546.688.010
36
51
Lembaga Sandi Negara
6.270.043.451
424.607.190.000
11.656.855.650
287.815.000
78.788.350
15.879.000.000
458.779.692.451
37
52
Dewan Ketahanan Nasional
0
2.297.822.930
0
4.020.000
29.728.250
0
2.331.571.180
38
53
Badan Urusan Logistik
0
262.829.915.325
75.814.007.514
0
0
0
338.643.922.839
39
54
Badan Pusat Statistik
18.175.535.375
207.050.459.669
65.677.573.207
40
55
Kantor Menneg PPN/Bappenas
15.283.167.243
47.169.362.778
25.641.041.672
179.114.000
578.223.865
0
88.850.909.558
41
56
Badan Pertanahan Nasional
144.462.635.000
322.620.693.500
77.656.729.000
617.600.000
15.723.446.000
0
561.081.103.500
42
57
Perpustakaan Nasional
22.400.000.000
28.980.569.880
62.512.227.488
0
28.534.779.612
12.611.210.000
155.038.786.980
43
59
Kementerian Komunikasi dan Informasi
32.815.145.470
235.743.962.516
196.047.421.687
1.784.368.659
2.661.674.697
0
469.052.573.029
44
60
Kepolisian Negara RI
27.952.092.573.305
10.718.786.943.912
14.071.205.346.123
3.057.721.000
4.272.700.000
105.526.856.900
52.854.942.141.240
45
63
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
2.321.250.000
27.324.949.000
35.448.436.374
14.999.000
1.978.905.000
0
67.088.539.374
46
64
Lembaga Ketahanan Nasional
0
13.886.137.100
1.101.649.000
0
0
6.833.784.000
47
65
Badan Koordinasi Penanaman Modal
5.196.725.979
47.756.689.088
90.833.224.023
129.836.000
142.324.000
48
66
Badan Narkotika Nasional
49
67
Kementerian Percepatan Pembangunan KTI
50
68
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
51
75
Badan Metereologi dan Geofisika
52
72
Komisi Pemberantasan Korupsi
53
74
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Aset Tetap Lainnya
1.038.077.065
132.137.296.200
14.648.763.051
0
49.211.740.861
16.673.465.312
0
0
0
1.010.000.000
5.520.201.178.317
87.818.402.073
11.322.411.726
48.682.890
11.741.888.100
197.458.383.184
39.224.205.130
0
7.679.512.641
0
0
129.250.950
6.470.495.715
83.635.282.924.766
61.687.965.097.396
38.896.471.338.200
Jumlah
291.941.645.316
21.821.570.100 144.058.799.090
15.248.143.000
211.245.943.112
10.555.053.834
0
5.629.945.728.840
5.878.313.035
11.488.598.840
0
265.791.388.289
14.712.500
20.325.000
0
7.714.550.141
0
0
0
40.489.403.009.948
1.901.915.011.171
17.683.465.312
2.460.508.047.387
6.599.746.665 229.071.545.428.868
Lampiran -102-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 17
SALDO REKENING - REKENING ESCROW DANA REBOISASI PER 31 DESEMBER 2004 (dalam rupiah) No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BANK
PT. BANK MANDIRI KCK JAKARTA PLAZA PT. BANK MANDIRI KCK JAKARTA PLAZA PT. BANK MANDIRI KCK JAKARTA PLAZA PT. BNI Cab. Taman Niaga Suwarna PT. BNI Cab. Taman Niaga Suwarna PT. BNI Cab. Jakarta Kramat PT. BNI Cab. Jakarta Kramat PT. BNI KCU TANGERANG PT. BNI KCU TANGERANG PT. BANK DKI JAKARTA PT. BANK DKI JAKARTA PT. BNI Cab. Jakarta Kramat
NAMA REKENING
Menkeu-DJA Dana Reboisasi Menkeu-DJA Cadangan Reboisasi Menkeu- DJA Jasa Giro Cadangan Reboisasi Menkeu-DJA Cadangan Sisas Dana Reboisasi Menkeu-DJA Jasgir Cadangan Sisa Dana Reboisasi Menkeu-DJA Cadangan Sisa Dana Jasa Giro Reboisasi Menkeu-DJA Cadangan Sisa Dana Jasa Giro Reboisasi Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan Sub Account DAK DR
NO. REKENING
070-00-0012505-9 070-00-0021024-0 070-00-0116856-1 081,000920111,001 081,000920129,001 10560776 10560787 0019717937 0019717926 101,01,07211 101,01,07212 13630358
SALDO PER 31-12-2004
2.915.502.452 5.026.766.903.181 1.005.540.971 1.467.699.430.382 54.178.914.520 612.901.033.187 22.723.352.124 305.852.045.247 2.086.798.662.506 433.402.325.680 59.570.502.324 1.229.869.541.000
11.303.683.753.574
Lampiran -103--
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 18
PT. PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) RINGKASAN ASET NEGARA YANG DIKELOLA PPA UNTUK PERIODE 27 FEBRUARI 2004 - 31 DESEMBER 2004
MUTASI SERAH KELOLA
SALDO SETELAH
(LAMPIRAN B)
ADJUSMENT
SALDO AWAL *) NO
JENIS ASET
SATUAN ASET
1 Aset Saham Bank
Bank
2 Aset Saham Non Bank
Perusahaan
3 Aset Hak Tagih
Debitur
4 Aset Properti
Unit
5 Surat Berharga 6 Saham dan Kredit
JUMLAH
PENAMBAHAN/(PENGURANGAN)
MUTASI TRANSASKSI SALDO AKHIR PERIODE PENAMBAHAN
PENGURANGAN
JUMLAH
NILAI ASET
JUMLAH
NILAI ASET
JUMLAH
NILAI ASET
JUMLAH
NILAI
JUMLAH
NILAI ASET
JUMLAH
NILAI ASET
ASET
(Rp)
ASET
(Rp)
ASET
(Rp)
ASET
ASET
ASET
(Rp)
ASET
(Rp)
9
4.912.611.725.201
-
-
9
4.912.611.725.201
17
219.081.776.228
6
93.034.737.162
23
312.116.513.390
1.165
3.693.527.076.694
(17)
(253.586.241.133) 1.148
3.439.940.835.561
823
2.168.609.395.241
(1)
Perusahaan
11
17.708.532.590
-
Perusahaan
2
674.114.253.584
-
2.027
11.685.652.759.538
(12)
(6.266.970.000)
3.594.740.773.300
9.423.866.395
9
1.317.870.951.901
23
312.116.513.390
1.148
3.430.516.969.165
822
2.162.342.425.241
822
2.162.342.425.241
-
11
17.708.532.590
11
17.708.532.590
-
2
674.114.253.584
39.793.066.755
2
634.321.186.829
(166.818.473.971) 2.015
11.518.834.285.567
3.643.957.706.450
2.015
7.874.876.579.116
-
-
-
Untuk mata uang USD dikonversi dengan menggunakan kurs beli 31 Desember 2004 sebesar $ 1 = Rp. 9.224,*) Saldo per 24 Maret 2004
Lampiran -104 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 19
RINGKASAN DATA NOMINATIF ASET KREDIT YANG DISERAHKAN KEPADA TIM PEMBERESAN (TP) (Dalam Rupiah) TP
TP
PENAWARAN
CEK STATUS
Belum Ditawarkan
BERMASALAH BERPERKARA FREE & CLEAR UNKNOWN NON ATK INDIKASI LUNAS
Pernah Ditawarkan
BERMASALAH BERPERKARA FREE & CLEAR KARABHA DIGDAYA PT. TEXMACO UNKNOUWN
TP. T O T A L
TOTAL BALANCE
NILAI PENGALIHAN
7.063.438.160.103 3.274.115.441.176 33.093.295.968 516.997.385.043 2.999.702.962
5.836 261 7.855.889.267 36.441.744.438 130.012.423
1.759.476.634.621 19.356.054.567.588 609.339.364.979 1.017.973.300.346 28.711.008.344.460 2.744.775.323.146
229 920 80.854.180.204 164.521.628.544 471.395.902.288 338.422.137.664
65.089.271.520.392
1.099.621.502.074
Lampiran -105 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 20 PIUTANG NEGARA NON PERBANKAN INSTANSI PEMERINTAH DAN LEMBAGA NEGARA POSISI PER 31 DESEMBER 2004 (dalam rupiah) No.
Kementerian Negara/Lembaga
Jumlah
1
Dep. Kehutanan
2
Dep. Agama
33.318.288
3
Dep. Pertanian
77.534.860
4
Depdiknas
5
Dep. Perhubungan
6
Pemda
7
Dep. ESDM
8
Depnakertrans
9
Dep. Kimpraswil
842.560.987
10
Dep. Keuangan
323.465.293.593
11
Dep. Kesehatan
5.164.380.503
12
Deperindag
13
Depkeham
14
Bakorsutanal
15
Batan
16
BPN
723.070.000
17
BPPT
371.700.078.860
18
BPS
19 20
IJJDI Bulog Jumlah
296.251.349.165
7.483.636 5.412.869 1.711.418.502 22.179.968.997 3.815.000
783.679.918 19.854.235 191.501.897.540 2.982.140.115
1.971.560.394 51.631.575 5.662.000 1.219.482.111.037
Keterangan : 1 US$ = Rp. 9.290,00 1 EUR = Rp. 12,652.06
Lampiran -106 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 21
DATA ASSET KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA No
DTT
STATUS
ONS/OFF
AREA CODE
OPR.CODE
KETERANGAN
ITEMS
1
BP INDONESIA (Ex. ARCO)
OPERATOR
Wiriagar - Irian Jaya
WILAYAH KERJA
27-02-1993
PSC
ONS
05
045
Produksi
11
ASSET COST (US$) 20.244,07
ACCUM. DEPR. 14.213,23
BOOK VALUE 6.030,84
2
BP INDONESIA (Ex. ARCO)
Onw. Java Sea
19-01-1967
PSC-EXT
OFF
03
010
Produksi/Di Extend
7736
2.540.355.703,00
2.506.597.364,00
33.758.339,00
3
BUMI SIAK PUSAKO (Ex.Caltex)
CPP Area - C. Sumatra
09-08-1975
PSC
ONS
02
029
Produksi
7.970
270.459.872,00
270.459.872,00
0,00
4
CALTEX PACIFIC INDONESIA
MFK Area - C. Sumatra
25-11-1963
PSC
ONS
02
018
Produksi
430
5.020.314,00
5.019.282,01
1.031,99
5
CALTEX PACIFIC INDONESIA
Rumbai C.sum.(Kangguru)
09-08-1975
PSC
ONS
02
016
Produksi/Di Extend
129.964
3.897.009.474,83
3.658.682.465,81
238.327.009,02
6
CALTEX PACIFIC INDONESIA
C&T Siak C.Sum.(Blok I,II,III.)
25-09-1963
PSC
ONS
02
092
Produksi/Di Extend
976
19.976.132,50
18.867.758,52
1.108.373,98
7
CAMAR RES.(Ex.Enterprise,Gfb,INDO PACIFIC)
Bawean Block
12-02-1981
PSC
ONS/OFF
03
063
Produksi
98
8.069.931,00
5.095.900,00
2.974.031,00
8
CNOOC SE.BV. (Ex.Maxus,Ypf Maxus)
S.E. Sumatra
06-09-1968
PSC-EXT
OFF
02
011
Produksi/Di Extend
6.246
1.190.330.560,00
1.141.261.680,00
49.068.880,00
9
CONOCO PHILLIPS. (Ex.Asamera,Gulf res.)
Corridor - S. Sumatra
20-12-1983
PSC
ONS
02
012
Produksi/Di Extend
1.407
630.534.437,00
350.787.344,00
279.747.093,00
10
CONOCO PHILL.IPS (Ex.Asamera,Gulf res.)
North Sumatra Blok "A"
01-09-1961
PSC-EXT
ONS
02
004
Produksi/Di Extend
623
10.168.904,00
10.168.904,00
0,00
11
CONOCO PHILLIPS (Ex.Conoco)
Natuna Sea Blok "B"
16-10-1968
PSC-EXT
OFF
02
017
Produksi/Di Extend
2.200
1.221.603.552,00
554.340.657,00
667.262.895,00 1.024.951,00
12
COSTA INT'L (Ex.Japex Petr.)
Gebang - Sumatra Utara
29-11-1985
PSCJOB
ONS/OFF
02
034
Produksi
420
41.059.756,00
40.034.805,00
13
ENERGY EQUITY (Ex. BP)
Sengkang - South Sulawesi
25-04-1995
PSC
ONS
03
003
Produksi
417
17.980.909,00
17.546.463,00
434.446,00
14
EMP KANGEAN LTD. (Ex.Arbni,Bp Ind.)
Kangean Block Java Sea
14-11-1980
PSC
ONS/OFF
03
062
Produksi
650
337.524.000,00
275.367.000,00
62.157.000,00
15
EXXON MOBIL OIL INDONESIA
Bee Block
15-01-1970
PSC
ONS/OFF
02
019
Produksi
20.728
1.500.280.000,00
1.448.092.000,00
52.188.000,00
16
EXXON MOBIL OIL INDONESIA
NSO
18-02-1981
PSC
ONS
02
027
Produksi
618
471.974.000,00
206.142.000,00
265.832.000,00 49.186.000,00
17
EXXON MOBIL OIL INDONESIA
Pase Aceh
16-07-1968
PSC-EXT
ONS
02
066
Produksi/Di Extend
65
74.598.000,00
25.412.000,00
18
KODECO
W. Madura Block
07-05-1981
JOA
OFF
03
069
Produksi
765
43.797.690,00
34.901.205,00
8.896.485,00
19
KUFPEC
Seram non Bula
22-05-2000
PSC
ONS
05
136
Produksi
1.913
82.434.613,82
36.694.763,24
45.739.850,58
20
KALREZ PETR. (Ex. AGL,Santos)
Bula - Seram
22-05-2000
PSC
ONS
05
036
Produksi/Di Extend
1.193
6.253.996,00
6.069.292,00
184.704,00
21
KONDUR PETR. (Ex.Lasmo)
Malacca Strait
05-08-1970
PSC
ONS/OFF
02
033
Produksi/Di Extend
2.113
267.451.000,00
263.098.000,00
4.353.000,00
22
LAPINDO (Ex.Huffco)
Brantas - Jawa Timur
23-04-1990
PSC
ONS/OFF
03
021
Produksi
300
12.096.508,00
4.088.766,00
8.007.742,00
23
MEDCO E&P (Ex.Bonham,Enim,Eel,Amerada,Exspan)
Lematang Blok - S. Sumatra
06-04-1987
PSC
ONS
02
031
Produksi
14
6.101.183,00
6.101.183,00
0,00
24
MEDCO E&P (Ex.Stanvac,Exspan)
Barisan-Rimau C/S.Sumatra
23-04-1973
PSC
ONS
02
067
Produksi
1.735
100.183.861,00
78.842.136,00
21.341.725,00
25
MEDCO E&P (Ex.Stanvac,Exspan)
Kampar, C/S. SUM. Ext.
28-11-1963
PSC
ONS
02
168
Produksi/Di Extend
1.384
173.546.629,00
141.641.178,00
31.905.451,00
26
MEDCO E&P (Ex.Tesoro,Phillips,Exspan)
Tarakan Kaltim.
14-01-1982
PSC
ONS
04
078
Produksi/Di Extend
204
25.757.066,00
24.169.330,00
1.587.736,00
27
PETROCHINA (Ex.Trend, Santa fe,Devon)
Kepala Burung - Irian Jaya
15-10-1970
PSC
ONS
05
042
Produksi/Di Extend
7.772
113.985.387,00
111.836.277,00
2.149.110,00
28
PETROCHINA (Ex.Trend,Santa fe Devon)
Jabung - Jambi
27-02-1993
PSC
ONS
02
046
Produksi
2170
156.508.762,00
111.881.332,00
44.627.430,00
29
PETROCHINA (Ex.Trend,Santa fe,Devon)
Tuban East Java
29-02-1988
JOB
ONS
03
022
Produksi
948
83.078.278,00
78.142.368,00
4.935.910,00
30
PETROCHINA (Ex.Trend,Santa fe,Devon)
Salawati - Irian Jaya
23-04-1990
JOB
ONS/OFF
05
081
Produksi
345
21.126.991,00
19.587.405,00
1.539.586,00
31
PETROSELAT LTD. (Ex.Petronusa bb.)
Selat panjang - Riau
06-09-1991
PSC
ONS
02
070
Produksi
244
1.905.075,00
1.781.469,00
123.606,00
32
PREMIER OIL NATUNA SEA B.V. (Ex.Amoseas)
Natuna "A"
16-10-1989
PSC
OFF
02
014
Produksi
667
389.666.970,00
333.741.318,00
55.925.652,00
33
STAR ENERGY (Ex.Marathon,Clyde,Gulf,conocop.)
Kakap Block Natuna
22-03-1975
PSC
OFF
02
025
Produksi
1.335
365.481.809,90
331.987.290,13
33.494.519,77
34
TOTAL E&P INDONESIE
Mahakam
31-03-1966
PSC-EXT
ONS/OFF
04
013
Produksi/Di Extend
5.846
3.240.592.436,00
2.171.317.224,00
1.069.275.212,00
35
TALISMAN ENERGY (Ex.Bow V.Ex.CNWE.)
Ogan Komering-Sumsel.
29-02-1988
JOB
ONS
02
044
Produksi
9.101
44.602.642,00
37.596.973,00
7.005.669,00
36
UNOCAL INDONESIA (Ex. Mobil Makassar)
Makassar Strait
14-03-1973
PSC
OFF
04
051
Produksi/Di Extend
315
426.216.246,00
180.958.088,00
245.258.158,00
37
UNOCAL INDONESIA
E. Kal. W. Pasir + Attaka
28-08-1968
PSC-EXT
ONS/OFF
04
030
Produksi/Di Extend
8.415
679.959.986,00
605.522.876,00
74.437.110,00
38
YPF AMERADA HESS (Ex.Elf Aqut.Saga,Ypf)
Jambi Merang
10-02-1989
JOB
ONS
02
050
Evaluasi Utn.Pgbgn.
72
9.086.420,00
9.062.468,00
23.952,00
39
VICO INDONESIA
E. Kalimantan
08-08-1968
PSC-EXT
ONS
04
047
Produksi/Di Extend
11678
758.780.761,00
700.002.279,00
58.778.482,00
239.088,00 Rp
19.245.580.100,12 178.791.439.130.115
15.822.912.928,94 146.994.861.109.853
3.422.667.171,18 31.796.578.020.262
JUMLAH Keterangan: Jumlah dalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia tanggal 31 Desember 2004 1USD=Rp9.290
Lampiran -107 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 22
BAGIAN LANCAR UTANG JANGKA PANJANG LUAR NEGERI PROJECTED DEBT SERVICE: JANUARY - DECEMBER 2005 (IDR) Local currency/ IDR units; Exchange rates at: 31.12.2004 ) FIN_SOURCE
JAN
FEB
MAR
APR
MAY
JUN
JUL
AUG
SEP
OCT
NOV
DEC
TOTAL
PRINCIPAL BILATERAL COMMERCIAL CRDT. EXPORT CREDIT LEASING MULTILATERAL TOTAL PRINCIPAL
365.437.576.070
1.684.573.521.528
470.801.490.927
2.046.191.598.485
990.763.341.614
2.322.527.879.083
274.986.060.630
1.589.270.878.549
483.448.049.560
2.165.986.765.037
1.012.856.841.344
2.746.649.923.395
16.153.493.926.222
3.293.553.421
105.840.931
21.809.807.759
0
842.580.435
75.640.063.733
3.293.555.045
0
23.035.576.021
0
842.580.435
58.327.303.053
187.190.860.833
1.215.209.143.823
1.693.855.889.431
1.039.571.797.574
756.127.884.882
872.499.101.235
2.573.805.604.058
1.156.517.988.026
1.531.090.194.656
1.060.988.783.586
735.838.940.518
804.676.425.829
2.700.276.105.832
16.140.457.859.450
44.489.388.985
26.969.699.709
40.630.176.594
171.201.854.616
56.672.764.028
25.043.988.543
44.489.388.985
26.969.699.709
40.630.176.594
171.201.854.616
56.672.764.028
51.726.864.543
756.698.620.950
2.203.326.426.741 3.831.756.089.040
1.106.867.514.985 4.512.372.466.584
1.910.369.236.028 3.483.182.508.882
1.503.562.289.909 4.477.083.627.892
1.383.664.656.627 3.304.442.443.939
1.230.133.266.135 6.227.150.801.552
2.113.194.617.058 3.592.481.609.744
1.143.272.101.106 4.290.602.874.020
1.917.059.791.601 3.525.162.377.362
1.633.439.835.237 4.706.467.395.408
1.369.419.213.264 3.244.467.824.900
1.233.767.136.118 6.790.747.332.941
18.748.076.084.809 51.985.917.352.264
Lampiran -108 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 23 BAGIAN LANCAR UTANG OBLIGASI DALAM NEGERI PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah)
No.
Maturity
Principle
Rate
Accrued Principle
Indexed 2)
Unamortized
Date
Outstanding
(%)
Indexation 1)
Principle
Prem/(Disc)
Series
13,712,072,000,000
FIXED RATE BOND
0
13,712,072,000,000
BookValue
0
13,712,072,000,000
1.
FR0003
15/05/2005
382,172,000,000
12,00000
0
382,172,000,000
0
382,172,000,000
2.
FR0008
15/05/2005
7,508,224,000,000
16,50000
0
7,508,224,000,000
0
7,508,224,000,000
3.
FR0009
15/05/2005
5,821,676,000,000
10,00000
0
5,821,676,000,000
0
5,821,676,000,000
5,980,172,000,000
VARIABLE RATE BOND
0
5,980,172,000,000
0
5,980,172,000,000
1.
VR0007
25/04/2005
2,952,363,000,000
7,30416
0
2,952,363,000,000
0
2,952,363,000,000
2.
VR0008
25/11/2005
3,027,809,000,000
7,30398
0
3,027,809,000,000
0
3,027,809,000,000
2,711,595,000,000
HEDGE BOND
112,476,474,215
2,824,071,474,215
0
2,824,071,474,215
1.
HB0077
25/01/2005
451,977,000,000
4,10000
18,747,924,888
470,724,924,888
0
470,724,924,888
2.
HB0078
25/02/2005
451,977,000,000
4,38000
18,747,924,888
470,724,924,888
0
470,724,924,888
3.
HB0079
25/03/2005
451,977,000,000
4,55000
18,747,924,888
470,724,924,888
0
470,724,924,888
4.
HB0080
25/04/2005
451,888,000,000
4,10000
18,744,233,184
470,632,233,184
0
470,632,233,184
5.
HB0081
25/05/2005
451,888,000,000
4,38000
18,744,233,184
470,632,233,184
0
470,632,233,184
6.
HB0082
25/06/2005
451,888,000,000
4,55000
18,744,233,184
470,632,233,184
0
470,632,233,184
CPI INDEX LINKED BOND 3)
7,577,070,130,896
0
7,577,070,130,896
0
7,577,070,130,896
1.
SU002
01/04/2005
1,087,121,877,011
3,00000
0
1,087,121,877,011
0
1,087,121,877,011
2.
SU002
01/10/2005
1,087,121,877,011
3,00000
0
1,087,121,877,011
0
1,087,121,877,011
3.
SU004
01/06/2005
2,701,413,188,437
3,00000
0
2,701,413,188,437
0
2,701,413,188,437
4.
SU004
01/12/2005
2,701,413,188,437
3,00000
0
2,701,413,188,437
0
2,701,413,188,437
GRAND TOTAL
29,980,909,130,896
112,476,474,215
30,093,385,605,111
0
30,093,385,605,111
1) Applied to hedge bonds 2) Net after accrued principle indexation 3) CPI indexed link bond is an amortized bonds
Lampiran -109 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 24
UTANG BUNGA DAN KEWAJIBAN LUAR NEGERI LAINNYA PROJECTED DEBT SERVICE: JANUARY - DECEMBER 2005 (IDR) Local currency/ IDR units; Exchange rates at: 31.12.2004 ) FIN_SOURCE
JAN
FEB
MAR
APR
MAY
JUN
JUL
AUG
SEP
OCT
NOV
DEC
TOTAL
INTERST BILATERAL
266.132.996.274
379.216.827.641
258.959.521.128
630.117.629.174
460.271.221.086
1.982.958.154.755
353.302.411.037
356.572.929.119
270.033.462.142
618.638.029.132
452.434.266.220
2.046.359.023.797
8.074.996.471.505
0
60.914.180.795
0
0
0
0
0
60.914.180.795
0
0
0
0
121.828.361.590
296.419.968
1.916.859
4.500.770.414
0
575.209.738
108.144.211.722
148.209.984
0
4.479.285.639
0
572.328.153
106.975.656.345
225.694.008.822
256.019.549.156
357.321.339.600
289.911.382.041
150.660.263.383
189.549.974.287
1.539.955.557.991
221.678.800.912
324.485.392.274
268.671.536.593
148.819.556.192
160.066.772.356
1.352.752.234.058
5.259.892.358.843
BONDS AND NOTES COMMERCIAL CREDIT EXPORT CREDIT LEASING MULTILATERAL TOTAL INTERST
2.621.279.486
1.868.774.963
2.777.098.232
16.776.718.165
6.245.742.733
1.815.026.680
2.011.743.102
1.521.232.592
2.296.506.596
13.837.140.333
5.454.986.733
1.457.526.018
58.683.775.633
1.051.397.157.167
516.846.614.970
590.641.742.893
696.730.502.506
653.949.273.588
739.682.878.955
989.321.384.231
483.273.921.301
550.052.703.321
686.411.365.140
630.360.423.512
718.290.151.276
8.306.958.118.860
1.576.467.402.051
1.316.169.654.828
1.146.790.514.708
1.494.285.113.228
1.310.591.421.432
4.372.555.830.103
1.566.462.549.266
1.226.767.656.081
1.095.533.494.291
1.467.706.090.797
1.248.888.776.974
4.225.834.591.494
22.048.053.095.253
FEES BILATERAL EXPORT CREDIT MULTILATERAL TOTAL FEES
Total bunga dan kewajiban LN lainnya
1.516.776.804
520.289.944
23.756.893
560.780.034
587.625.000
2.220.774.081
1.547.972.546
511.775.963
736.505.188
114.341.097.014
1.133.331.173
181.109.752
2.102.436.164
1.429.579.564
488.464.625
2.131.638.074
227.540.616
274.882.795
539.359.927
3.876.980.420
11.308.088.194
15.481.909.828
76.913.318
1.143.833.311
558.723.968 441.324.521
567.504.908
601.728.000
2.212.686.308
10.871.670.481
40.861.468
1.722.550.113
1.061.153.623
125.927.450.726
648.100.450
1.318.731.383
4.790.012.172
40.127.676.935
2.480.822.608
115.136.269.753
1.696.447.993
4.618.870.206
13.998.149.358
19.132.263.473
2.113.350.489
3.787.247.348
1.000.048.489
1.256.466.826
3.643.009.496
8.063.852.103
176.926.798.142
1.578.948.224.659
1.431.305.924.581
1.148.486.962.701
1.498.903.983.434
1.324.589.570.790
4.391.688.093.576
1.568.575.899.755
1.230.554.903.429
1.096.533.542.780
1.468.962.557.623
1.252.531.786.470
4.233.898.443.597
22.224.979.893.395
Lampiran -110 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 25 UTANG BUNGA OBLIGASI NEGARA PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah) Maturity No.
Series
Date
Principle
Rate (%)
178.733.094.000.000
FIXED RATE BOND
Accrued
Indexed
Principle
Principle
0
178.733.094.000.000
Accrued Interest
5.256.444.041.758
1.
FR0002
15/06/2009
20.011.798.000.000
14,00000
0
20.011.798.000.000
2.
FR0003
15/05/2005
382.172.000.000
12,00000
0
382.172.000.000
5.827.740.828
3.
FR0004
15/02/2006
14.554.430.000.000
12,12500
0
14.554.430.000.000
661.775.377.670
4.
FR0005
15/07/2007
18.403.245.000.000
12,25000
0
18.403.245.000.000
1.035.311.353.965
5.
FR0008
15/05/2005
7.508.224.000.000
16,50000
0
7.508.224.000.000
157.424.932.608
6.
FR0009
15/05/2005
5.821.676.000.000
10,00000
0
5.821.676.000.000
73.976.036.932
7.
FR0010
15/03/2010
12.012.678.000.000
13,15000
0
12.012.678.000.000
466.920.781.182
8.
FR0011
15/05/2010
800.000.000.000
13,55000
0
800.000.000.000
13.774.400.000
9.
FR0012
15/05/2010
2.488.141.000.000
12,62500
0
2.488.141.000.000
39.917.246.063
10.
FR0013
15/09/2010
5.453.601.000.000
15,42500
0
5.453.601.000.000
248.646.030.393
11.
FR0014
15/11/2010
1.349.947.000.000
15,57500
0
1.349.947.000.000
26.716.801.077
12.
FR0015
15/02/2011
7.264.938.000.000
13,40000
0
7.264.938.000.000
365.063.134.500
13.
FR0016
15/08/2011
7.264.937.000.000
13,45000
0
7.264.937.000.000
366.421.627.469
14.
FR0017
15/01/2012
7.209.063.000.000
13,15000
0
7.209.063.000.000
435.355.314.570
15.
FR0018
15/07/2012
7.209.062.000.000
13,17500
0
7.209.062.000.000
436.184.296.310
16.
FR0019
15/06/2013
11.856.341.000.000
14,25000
0
11.856.341.000.000
74.268.120.024
17.
FR0020
15/12/2013
11.856.341.000.000
14,27500
0
11.856.341.000.000
74.398.539.775
18.
FR0021
15/12/2010
2.000.000.000.000
14,50000
0
2.000.000.000.000
12.748.000.000
19.
FR0022
15/09/2011
2.700.000.000.000
12,00000
0
2.700.000.000.000
95.769.000.000
20.
FR0023
15/12/2012
11.332.500.000.000
11,00000
0
11.332.500.000.000
54.792.637.500
21.
FR0024
15/10/2010
5.700.000.000.000
12,00000
0
5.700.000.000.000
144.694.500.000
22.
FR0025
15/10/2011
8.804.000.000.000
10,00000
0
8.804.000.000.000
186.239.816.000
23.
FR0026
15/10/2014
6.750.000.000.000
11,00000
0
6.750.000.000.000
157.065.750.000
220.571.106.000.000
VARIABLE RATE BOND
0
220.571.106.000.000
123.152.604.892
1.732.377.891.178
1.
VR0007
25/04/2005
2.952.363.000.000
7,30416
0
2.952.363.000.000
39.260.523.174
2.
VR0008
25/11/2005
3.027.809.000.000
7,30398
0
3.027.809.000.000
21.633.695.305
3.
VR0009
25/03/2006
3.257.756.000.000
7,29278
0
3.257.756.000.000
3.958.173.540
4.
VR0010
25/10/2006
8.601.494.000.000
7,30416
0
8.601.494.000.000
114.382.667.212
5.
VR0011
25/02/2007
6.894.352.000.000
7,30398
0
6.894.352.000.000
49.260.145.040
6.
VR0012
25/09/2007
9.515.924.000.000
7,29278
0
9.515.924.000.000
11.561.847.660
7.
VR0013
25/01/2008
12.999.279.000.000
7,30416
0
12.999.279.000.000
172.864.412.142
8.
VR0014
25/08/2008
14.503.625.000.000
7,30398
0
14.503.625.000.000
103.628.400.625
9.
VR0015
25/12/2008
12.506.786.000.000
7,29278
0
12.506.786.000.000
15.195.744.990
10.
VR0016
25/07/2009
13.682.992.000.000
7,30416
0
13.682.992.000.000
181.956.427.616
11.
VR0017
25/06/2011
4.483.666.000.000
7,29278
0
4.483.666.000.000
5.447.654.190
12.
VR0018
25/10/2012
1.065.483.000.000
7,30416
0
1.065.483.000.000
14.168.792.934
13.
VR0019
25/12/2014
11.406.226.000.000
7,29278
0
11.406.226.000.000
13.858.564.590
14.
VR0020
25/04/2015
9.899.007.000.000
7,30416
0
9.899.007.000.000
131.636.995.086
15.
VR0021
25/11/2015
7.546.328.000.000
7,30398
0
7.546.328.000.000
53.918.513.560
16.
VR0022
25/03/2016
9.666.749.000.000
7,29278
0
9.666.749.000.000
11.745.100.035
17.
VR0023
25/10/2016
8.652.056.000.000
7,30416
0
8.652.056.000.000
115.055.040.688
18.
VR0024
25/02/2017
9.909.300.000.000
7,30398
0
9.909.300.000.000
70.801.948.500
19.
VR0025
25/09/2017
6.909.300.000.000
7,29278
0
6.909.300.000.000
8.394.799.500
20.
VR0026
25/01/2018
5.442.142.000.000
7,30416
0
5.442.142.000.000
72.369.604.316
Lampiran -111-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 25 UTANG BUNGA OBLIGASI NEGARA PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah) Maturity
Accrued
Indexed
Principle
Principle
Accrued Interest
Series
Date
21.
VR0027
25/07/2018
5.442.142.000.000
7,30416
0
5.442.142.000.000
72.369.604.316
22.
VR0028
25/08/2018
7.033.994.000.000
7,30398
0
7.033.994.000.000
50.257.887.130
23.
VR0029
25/08/2019
12.212.320.000.000
7,30398
0
12.212.320.000.000
87.257.026.400
24.
VR0030
25/12/2019
10.503.015.000.000
7,29278
0
10.503.015.000.000
12.761.163.225
25.
VR0031
25/07/2020
22.456.998.000.000
7,30416
0
22.456.998.000.000
298.633.159.404
No.
Principle
Rate (%)
2.711.595.000.000
HEDGE BOND
1,12476E+11
2.824.071.474.215
11.774.649.355
1.
HB0077
25/01/2005
451.977.000.000
4,10000
18.747.924.888
470.724.924.888
3.513.669.198
2.
HB0078
25/02/2005
451.977.000.000
4,38000
18.747.924.888
470.724.924.888
2.017.173.351
3.
HB0079
25/03/2005
451.977.000.000
4,55000
18.747.924.888
470.724.924.888
357.061.830
4.
HB0080
25/04/2005
451.888.000.000
4,10000
18.744.233.184
470.632.233.184
3.512.977.312
5.
HB0081
25/05/2005
451.888.000.000
4,38000
18.744.233.184
470.632.233.184
2.016.776.144
6.
HB0082
25/06/2005
451.888.000.000
4,55000
18.744.233.184
470.632.233.184
356.991.520
104.991.859.955.531
CPI INDEX LINKED BOND
0
104.991.859.955.531
406.047.577.816
1.
SU002
01/04/2018
29.352.290.679.305
3,00000
0
29.352.290.679.305
219.539.050.834
2.
SU004
01/12/2018
75.639.569.276.226
3,00000
0
75.639.569.276.226
186.508.526.982
0
144.536.094.294.530
59.699.691.122
0
144.536.094.294.530
59.699.691.122
736.000.000.000
9.290.000.000.000
194.012.154.696
736.000.000.000
9.290.000.000.000
194.012.154.696
144.536.094.294.530
SRBI
1.
SRBI01
01/08/2033
RI0014
GRAND TOTAL
0.10000
8.554.000.000.000
INTERNATIONAL BOND
1.
144.536.094.294.530
10/03/2014
8.554.000.000.000
660.097.749.250.061
6,75000
848.476.474.215
660.946.225.724.276
7.660.356.005.925
Lampiran -112-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 26
INTEREST, ACCRUED INTEREST, AND ACCRUED INDEXATION FORMULA COMPUTATION FOR GOVERNMENT BONDS FIXED RATE BONDS Fixed rate bonds are long-term debt instruments paying a semi-annual coupon on a fixed rate basis and can be issued at par, discount or premium. Formula: (1) Coupon = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year (2) Monthly Interest Accrual = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days in Month / Actual No of Days in Current Coupon Period (3) Monthly Amortization of Discount = Discount Amount * Actual No of Days in Month / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date (4) Monthly Amortization of Premium = Premium Amount * Actual No of Days in Month / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date (5) Interest Accrual as at Value Date = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days from Last Coupon Date / Actual No of Days in Current Coupon Period (6) Unamortized Discount as at Value Date = Discount Amount * Actual No of Days to Maturity Date / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date (7) Unamortized Premium as at Value Date = Premium Amount * Actual No of Days Actual No of Days to Maturity Date / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date VARIABLE RATE BONDS Variable rate bonds are long-term debt instruments paying a quarterly coupon at a rate that is indexed to a particular reference rate, currently the SBI rate. The coupon rate is determined at the beginning of the repricing (or coupon) period. Formula: (1) Coupon = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year (2) Monthly Interest Accrual = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days in Month / Actual No of Days in Current Coupon Period (3) Interest Accrual as at Value Date = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days from Issue (Previous Coupon) Date / Actual No of Days in Current Coupon Period HEDGE BONDS Hedge Bonds are long-term debt instruments issued at par that pay a floating coupon rate quarterly on the 25th of the month with the interest rate based on 3-month SIBOR. The coupon is calculated based on the principal being indexed to movements in the Rupiah / US dollar foreign exchange rate. The interest rate is determined at the start of the repricing period using the 3-month SIBOR rate and the IDR/USD exchange rate determined two days prior (T-2) to the coupon date (23rd of the month). Payment of principal on maturity is indexed to the IDR/USD exchange rate. Formula: (1) Indexation Amount = Nominal Principal * Current Index – Original Index / Original Index Lampiran -113-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 26
(2) (3) (4) (5) (6)
Coupon = (Nominal Principal + Indexation Amount) * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year Monthly Interest Accrual = (Nominal Principal + Indexation Amount) * Coupon Rate/ Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days in Month / Actual No of Days in Current Coupon Period Increment in Bond Principal = Current Indexed Principal – Previous Indexed Principal Monthly Accrual for Increment = (Nominal Principal * Current Index – Original Index / Original Index) – Previous Indexed Principal Interest Accrual as at Value Date = (Nominal Principal + Indexation Amount) * Coupon Rate/ Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days from Last Coupon Date / Actual No of Days in Current Coupon Period
Lampiran -114-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 27
OBLIGASI NEGARA JANGKA PANJANG PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah)
No.
Series
Maturity
Principle
Rate
Accrued Principle
Indexed 2)
Unamortized
Date
Outstanding
(%)
Indexation 1)
Principle
Prem(+)/Disc(-)
165,021,022,000,000
FIXED RATE BOND
0
165,021,022,000,000
BookValue
(1,069,295,350,370)
163,951,726,649,630
1.
FR0002
15/06/2009
20,011,798,000,000
14,00000
0
20,011,798,000,000
0
20,011,798,000,000
2.
FR0004
15/02/2006
14,554,430,000,000
12,12500
0
14,554,430,000,000
0
14,554,430,000,000
3.
FR0005
15/07/2007
18,403,245,000,000
12,25000
0
18,403,245,000,000
0
18,403,245,000,000
4.
FR0010
15/03/2010
12,012,678,000,000
13,15000
0
12,012,678,000,000
0
12,012,678,000,000
5.
FR0011
15/05/2010
800,000,000,000
13,55000
0
800,000,000,000
0
800,000,000,000
6.
FR0012
15/05/2010
2,488,141,000,000
12,62500
0
2,488,141,000,000
0
2,488,141,000,000
7.
FR0013
15/09/2010
5,453,601,000,000
15,42500
0
5,453,601,000,000
0
5,453,601,000,000
8.
FR0014
15/11/2010
1,349,947,000,000
15,57500
0
1,349,947,000,000
0
1,349,947,000,000
9.
FR0015
15/02/2011
7,264,938,000,000
13,40000
0
7,264,938,000,000
0
7,264,938,000,000
10.
FR0016
15/08/2011
7,264,937,000,000
13,45000
0
7,264,937,000,000
0
7,264,937,000,000
11.
FR0017
15/01/2012
7,209,063,000,000
13,15000
0
7,209,063,000,000
0
7,209,063,000,000
12.
FR0018
15/07/2012
7,209,062,000,000
13,17500
0
7,209,062,000,000
0
7,209,062,000,000
13.
FR0019
15/06/2013
11,856,341,000,000
14,25000
0
11,856,341,000,000
0
11,856,341,000,000
14.
FR0020
15/12/2013
11,856,341,000,000
14,27500
0
11,856,341,000,000
0
11,856,341,000,000
15.
FR0021
15/12/2010
2,000,000,000,000
14,50000
0
2,000,000,000,000
-12,023,197,534
1,987,976,802,466
16.
FR0022
15/09/2011
2,700,000,000,000
12,00000
0
2,700,000,000,000
-23,529,315,156
2,676,470,684,844
17.
FR0023
15/12/2012
11,332,500,000,000
11,00000
0
11,332,500,000,000
-357,257,945,321
10,975,242,054,679
18.
FR0024
15/10/2010
5,700,000,000,000
12,00000
0
5,700,000,000,000
-213,932,347,124
5,486,067,652,876
19.
FR0025
15/10/2011
8,804,000,000,000
10,00000
0
8,804,000,000,000
-288,942,273,838
8,515,057,726,162
20.
FR0026
15/10/2014
6,750,000,000,000
11,00000
0
6,750,000,000,000
-173,610,271,397
6,576,389,728,603
214,590,934,000,000
VARIABLE RATE BOND
0
214,590,934,000,000
0
214,590,934,000,000
1.
VR0009
25/03/2006
3,257,756,000,000
7,29278
0
3,257,756,000,000
0
3,257,756,000,000
2.
VR0010
25/10/2006
8,601,494,000,000
7,30416
0
8,601,494,000,000
0
8,601,494,000,000
3.
VR0011
25/02/2007
6,894,352,000,000
7,30398
0
6,894,352,000,000
0
6,894,352,000,000
4.
VR0012
25/09/2007
9,515,924,000,000
7,29278
0
9,515,924,000,000
0
9,515,924,000,000
5.
VR0013
25/01/2008
12,999,279,000,000
7,30416
0
12,999,279,000,000
0
12,999,279,000,000
6.
VR0014
25/08/2008
14,503,625,000,000
7,30398
0
14,503,625,000,000
0
14,503,625,000,000
7.
VR0015
25/12/2008
12,506,786,000,000
7,29278
0
12,506,786,000,000
0
12,506,786,000,000
8.
VR0016
25/07/2009
13,682,992,000,000
7,30416
0
13,682,992,000,000
0
13,682,992,000,000
9.
VR0017
25/06/2011
4,483,666,000,000
7,29278
0
4,483,666,000,000
0
4,483,666,000,000
10.
VR0018
25/10/2012
1,065,483,000,000
7,30416
0
1,065,483,000,000
0
1,065,483,000,000
11.
VR0019
25/12/2014
11,406,226,000,000
7,29278
0
11,406,226,000,000
0
11,406,226,000,000
12.
VR0020
25/04/2015
9,899,007,000,000
7,30416
0
9,899,007,000,000
0
9,899,007,000,000
13.
VR0021
25/11/2015
7,546,328,000,000
7,30398
0
7,546,328,000,000
0
7,546,328,000,000
Lampiran -115-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 27
OBLIGASI NEGARA JANGKA PANJANG PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah)
Maturity
Principle
Rate
Accrued Principle
Indexed 2)
Unamortized
Series
Date
Outstanding
(%)
Indexation 1)
Principle
Prem(+)/Disc(-)
14.
VR0022
25/03/2016
9,666,749,000,000
7,29278
0
9,666,749,000,000
0
9,666,749,000,000
15.
VR0023
25/10/2016
8,652,056,000,000
7,30416
0
8,652,056,000,000
0
8,652,056,000,000
16.
VR0024
25/02/2017
9,909,300,000,000
7,30398
0
9,909,300,000,000
0
9,909,300,000,000
17.
VR0025
25/09/2017
6,909,300,000,000
7,29278
0
6,909,300,000,000
0
6,909,300,000,000
18.
VR0026
25/01/2018
5,442,142,000,000
7,30416
0
5,442,142,000,000
0
5,442,142,000,000
19.
VR0027
25/07/2018
5,442,142,000,000
7,30416
0
5,442,142,000,000
0
5,442,142,000,000
20.
VR0028
25/08/2018
7,033,994,000,000
7,30398
0
7,033,994,000,000
0
7,033,994,000,000
21.
VR0029
25/08/2019
12,212,320,000,000
7,30398
0
12,212,320,000,000
0
12,212,320,000,000
22.
VR0030
25/12/2019
10,503,015,000,000
7,29278
0
10,503,015,000,000
0
10,503,015,000,000
23.
VR0031
25/07/2020
22,456,998,000,000
7,30416
0
22,456,998,000,000
0
22,456,998,000,000
No.
CPI INDEX LINKED BOND 3)
97,414,789,824,635
0
97,414,789,824,635
BookValue
0
97,414,789,824,635
1.
SU002
01/04/2018
27,178,046,925,282
3,00000
0
27,178,046,925,282
0
27,178,046,925,282
2.
SU004
01/12/2018
70,236,742,899,353
3,00000
0
70,236,742,899,353
0
70,236,742,899,353
144,536,094,294,530
SRBI
1.
SRBI01
01/08/2033
144,536,094,294,530
0
0.10000
0
144,536,094,294,530
0
144,536,094,294,530
0
144,536,094,294,530
1.361.334.000.000
Pinjaman Pendanan KUMK eks SU-005
1.361.334.000.000
Penarikan
GRAND TOTAL
144,536,094,294,530
621.562.840.119.165
-
621.562.840.119.165
(1.069.295.350.370)
621.854.878.768.795
1) Applied to hedge bonds & International Bonds 2) Net after accrued principle indexation 3) CPI indexed link bond is an amortized bonds
Lampiran -116-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 28
DAFTAR PENGAWASAN SALDO REKENING SEMENTARA CADANGAN SUBSIDI DAN PSO (ESCROW ACCOUNT) (dalam rupiah) REKENING ESCROW NO
NILAI
JENIS SUBSIDI
1 BBM
BANK
NAMA REKENING
NO. REK
REKENING A.n.
SISA SPM
BUNGA
Mandiri Cab. Jkt Gambir
Rek. Cad Dana Subsidi BBM TA 2000
119-00-0009311-0
PT. PERTAMINA
200.000.000.000,00
-
200.000.000.000,00
BNI Cab Jkt Gambir
Cad Subsidi BBM TA 2001
89,000,690,384,708
PT. PERTAMINA
200.000.000.000,00
-
200.000.000.000,00
BRI Cab Jkt Veteran
Cad Subsidi BBM TA 2002
0329-01-001285-30-4
PT. PERTAMINA
144.463.783.002,00
343.955.182,00
544.463.783.002,00 2 Pangan
343.955.182,00
Cad Subsidi Pangan TA 2001
0206-01-000089-30-1
Perum BULOG
65.921.450.580,00
-
65.921.450.580,00
BRI KCK Sudirman
Rek Cad Dana Subsisi Pangan TA 2003
0206-01-001939-30-5
Perum BULOG
155.178.346.179,00
-
155.178.346.179,00
Bukopin Pusat
Rek Titipan Subsidi Pangan
1016053-01-1
Perum BULOG
382.207.504.956,00
647.439.336,25
382.854.944.292,25
Bukopin Pusat
Rek Cad Dana Subsidi {angan TA 2003
1016977-01-9
Perum BULOG
53.988.905.154,00
91.440.615,16
Mandiri Cab. Melawai
Rek Cad Dana Susidi Listrik TA 2000
BNI Cab Kby Baru
Cad Subsidi Listrik TA 2002
738.879.951,41
126-00-9903363-0
PT. PLN
-
1.209.985.555,34
PT. PLN
-
1.094.028.495,00 2.304.014.050,34
1.209.985.555,34 1.094.028.495,00 2.304.014.050,34
Mandiri Cab. Cikampek
Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003
132-00-04113642-1
PT. Pupuk Kujang
-
101.104.871,18
101.104.871,18
BNI Cab. Utama Mayestik
Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003
76,011,722,990,001
PT. Pupuk Sriwijaya
-
212.184.400,00
212.184.400,00
BRI Cab. Gresik
Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003
0026-01-000410-30-8
PT. Petrokimia Gresik
-
302.483.355,00
302.483.355,00
Mandiri Cab Kebon Sirih
Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003
121-00-0410980-1
PT. Pupuk Kaltim
-
77.781.079,40
5 PSO
54.080.345.769,16 658.035.086.820,41
22,000,604,189,009
4 Pupuk
144.807.738.184,00 544.807.738.184,00
BRI KCK Sudirman
657.296.206.869,00 3 Listrik
SALDO AKHIR
BNI Cab. Kramat Jkt
Sub Account Cad Dana PSO
10560823
Dirjen Perbendaharaan
693.553.705,58
1.201.759.989.871,00
77.781.079,40 693.553.705,58
4.080.402.889,33
#############
Lampiran -117-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 29
REKENING SUB ACCOUNT DANA BAGI HASIL SDA PADA PT. BNI (PERSERO) Tbk Cabang Kramat Jakarta (Dalam Rupiah)
REKENING ESCROW NO
N I LAI
JENIS SUBSIDI
REKENING A.n. BANK
NAMA REKENING
NO. REK
SISA SPM
SALDO AKHIR
KET
1 DBH SDA Kehutanan
BNI Cab. Kramat Jkt
Sub Acc Dana bagi Hasil SDA Kehutanan
0010560801
395.097.838.361,00
0,00
395.097.838.361,00
Saldo menurut BB
2 DBH SDA Perikanan
BNI Cab. Kramat Jkt
Sub Acc Dana bagi Hasil SDA Perikanan
0010560798
64.752.033.042,00
0,00
64.752.033.042,00
Saldo menurut BB
3 DBH SDA PU
BNI Cab. Kramat Jkt
Sub Acc Dana bagi Hasil SDA Pertb. Umum
0010560812
607.180.504.694,00
0,00
607.180.504.694,00
Saldo menurut BB
1.067.030.376.097,00
Ket
BUNGA
SDA Kehutanan
0,00
1.067.030.376.097,00
Saldo menurut rek. Koran Rp.395.097.838.361, terdapat selisih sebesar Rp 35.908.179.428 (Sisa DBH dan Jasa Giro) Sisa DBH SDA Kehutanan Tahun 2003 sebesar Rp 35.801.427.506 ditransfer ke Rekening BUN tanggal 3 Januari 2005 dengan surat No. S-1326/PB/2004 tgl 30 Desember 2004
SDA Perikanan
Saldo menurut Rek. Koran Rp 64.752.033.042 terdapat selisih sebesar Rp 32.452.010.520 (Sisa DBH SDA dan Jasa Giro) Sisa DBH SDA Perikanan Tahun 2003 sebesar Rp 32.379.627.328 ditransfer ke Rekening BUN tanggal 3 Januari 2005 dengan surat No. S-1327/PB/2004 tanggal 30 Desember 2004
SDA Pertamb.Umum
Saldo menurut rek.koran Rp 607.180.504.694, terdapat selisih sebesar Rp 455.648.524.241 (Sisa DBH SDA dan Jasa Giro) Sisa DBH SDA Pertambangan Umum Tahun 2003 sebesar Rp 454.649.768.533 ditransfer ke Rekening BUN tanggal 3 Januari 2005 dengan surat No. S-1328/PB/2004 tanggal 30 Desember 200
Lampiran -118-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 30 REKAPITULASI ASET, KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PER 31 DESEMBER 2004 (dalam rupiah)
NO
KODE BA
1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
01 05 06 07 08 10 11 12 13 15 18 19 20 22 23 24 25 26 27 28 32 33 34 35 36 40 41
NAMA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
MajelisPermusyawaratan Rakyat Mahkamah Agung Kejaksanaan Agung Lembaga Kepresidenan Sekretariat Wakil Presiden Departemen Dalam Negeri Departemen Luar Negeri Departemen Pertahanan Departemen Hukum dan HAM Departemen Keuangan Departemen Pertanian Departemen Perindustrian dan Perdagangan Departemen Energi dan SDM Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi Departemen Pendidikan Nasional Departemen Kesehatan Departemen Agama Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Departemen Sosial Departemen Kehutanan Departemen Kelautan dan Perikanan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian BUMN
ASET
242.686.679.153 137.902.081.351 416.846.512.129 1.262.758.302.300 81.754.700.832 431.235.091.634 1.796.933.742.987 63.335.744.940.586 1.280.429.006.771 32.435.589.138.768 6.689.123.162.536 662.160.403.341 7.244.198.185.992 16.802.468.369.143 6.358.726.106.980 2.518.166.750.864 2.663.267.662.621 1.064.132.201.313 434.399.158.335 3.390.797.861.676 1.481.099.473.687 42.481.182.279.914 46.141.369.757 14.101.891.000 10.563.653.000 359.800.948.845 23.040.840.444
KEWAJIBAN
6.508.288.697 2.721.705.701 0 6.651.804.923 593.704.644 556.465.107 522.984.567.832 108.407.651.727 2.983.253.225 3.292.243.710 0 7.931.026.008 372.836.704 7.884.842.635 0 102.250.679.741 0 21.472.500 125.400.000 16.280.640.572 5.701.708.522 0 0 0 0 0 851.327
EKUITAS
236.178.390.456 135.180.375.650 416.846.512.129 1.256.106.497.377 81.160.996.188 430.678.626.527 1.273.949.175.155 63.227.337.288.859 1.277.445.753.546 32.432.296.895.058 6.689.123.162.536 654.229.377.333 7.243.825.349.288 16.794.583.526.508 6.358.726.106.980 2.415.916.071.123 2.663.267.662.621 1.064.110.728.813 434.273.758.335 3.374.517.221.104 1.475.397.765.165 42.481.182.279.914 46.141.369.757 14.101.891.000 10.563.653.000 359.800.948.845 23.039.989.117
Lampiran -119-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 30 REKAPITULASI ASET, KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PER 31 DESEMBER 2004 (dalam rupiah)
NO
KODE BA
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
42 43 44 47 48 50 51 52 53 54 55 56 57 59 60 63 64 65 66 67 68 74 75 76
NAMA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Kementerian Riset dan Teknologi Kementerian Lingkungan Hidup Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Pemberdayaan Perempuan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Badan Intelejen Negara Lembaga Sandi Negara Dewan Ketahanan Nasional Badan Urusan Logistik Badan Pusat Statistik Kantor Menneg PPN/Bappenas Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional Kementerian Komunikasi dan Informasi Kepolisian Negara RI Badan Pengawasan Obat dan Makanan Lembaga Ketahanan Nasional Badan Koordinasi Penanaman Modal Badan Narkotika Nasional Kementerian Percepatan Pembangunan KTI Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Badan Metereologi dan Geofisika Komisi Pemberantasan Korupsi JUMLAH
ASET
2.607.982.120.502 25.549.266.080 2.102.345.861.139 10.423.412.079 786.271.434.066 591.956.156.475 458.782.239.528 4.608.538.795 338.654.867.867 297.012.657.124 92.534.371.569 606.248.132.467 155.038.786.980 475.261.139.106 52.855.189.269.698 69.257.742.192 21.826.081.175 144.136.340.590 211.424.390.512 17.683.005.297 5.634.906.334.941 6.608.916.355 7.925.813.748 275.024.941.764 262.295.039.191.186
KEWAJIBAN
1.147.857.642 2.165.000.080 42.808.121.107 397.036.211 1.835.032.431 0 353.877 157.385.900 10.945.028 2.438.171.498 1.469.574.814 43.669.131.545 0 969.918.102 0 2.016.812.818 0 0 178.447.400 (460.015) 4.877.905.853 9.169.690 187.688.132 0 899.607.235.688
EKUITAS
2.606.834.262.860 23.384.266.000 2.059.537.740.032 10.026.375.868 784.436.401.635 591.956.156.475 458.781.885.651 4.451.152.895 338.643.922.839 294.574.485.626 91.064.796.755 562.579.000.922 155.038.786.980 474.291.221.004 52.855.189.269.698 67.240.929.374 21.826.081.175 144.136.340.590 211.245.943.112 17.683.465.312 5.630.028.429.088 6.599.746.665 7.738.125.616 275.024.941.764 261.395.431.955.498
Lampiran -120-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2004
Lampiran 31
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2004
DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN APBN TAHUN ANGGARAN 2004
Lampiran -121-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL................................................................................................................................... 123 DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................................ 123 I.
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 124
II.
UMUM ..................................................................................................................................... 124
A.
B.
Profil Surat Utang Negara............................................................................................................. 124 1. Obligasi Negara Berdenominasi Rupiah ..................................................................................... 124 a) Obligasi berbunga tetap (fixed rate bonds – FR) ................................................................ 124 b) Obligasi berbunga mengambang (variable rate bonds – VR) .............................................. 124 c) Obligasi lindung nilai (hedge bonds – HB)........................................................................ 125 d) Surat utang kepada BI (SU).............................................................................................. 125 e) SRBI (Special Rate Bank Indonesia)................................................................................... 125 2. Obligasi Negara Berdenominasi Mata Uang Asing...................................................................... 126 Mekanisme Penerbitan Surat Utang Negara ................................................................................... 126
III.
POSISI SURAT UTANG NEGARA ................................................................................................. 126
A. B. C.
Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara.............................................................................. 126 Penyebab Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara............................................................... 128 Struktur Jatuh Tempo Surat Utang Negara ..................................................................................... 129
IV.
KEGIATAN TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA........................................ 130
A.
Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang............................................ 130 1. Penerbitan Melalui Lelang ......................................................................................................... 130 a) Realisasi Penerbitan Melalui Lelang .................................................................................. 130 b) Diskon dan Bunga Berjalan (Accrued Interest) ................................................................... 131 c) Struktur SUN yang Diterbitkan.......................................................................................... 131 d) Antusiasme Masyarakat................................................................................................... 131 2. Penerbitan Tanpa Melalui Lelang ............................................................................................... 131 a) Penerbitan International Bonds......................................................................................... 131 b) Penerbitan Obligasi Negara Pengganti Hedge Bonds Jatuh Tempo..................................... 132 3. Total Realisasi Tunai Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang.......... 133 Pemenuhan Kewajiban (Debt Service Cost) dan Pembelian Kembali ................................................. 133 1. Pembayaran Bunga, Utang Bunga dan Biaya Penerbitan.............................................................. 133 a) Bunga ON Berdenominasi Rupiah.................................................................................... 133 b) Bunga dan Biaya Penerbitan ON Berdenominasi USD (RI0014).......................................... 134 c) Pembayaran Utang Bunga............................................................................................... 134 2. Pembayaran/Pelunasan Pokok ................................................................................................... 134 a) Buyback Program ........................................................................................................... 135 b) Divestasi BPD ................................................................................................................. 136 Kegiatan Lainnya Terkait dengan Pengelolaan Surat Utang Negara ................................................. 136 1. Restrukturisasi Surat Utang (SU) dengan Bank Indonesia .............................................................. 136 2. Pengembangan Pasar SUN........................................................................................................ 137 3. Memantau Rekening Terkait dengan Pengelolaan SUN................................................................ 138
B.
C.
V.
ANGGARAN DAN REALISASI ANGGARAN................................................................................... 139
A.
B.
Anggaran Pengeluaran................................................................................................................. 139 1. Pembayaran Pokok SUN ........................................................................................................... 139 a) Kelebihan atas pembayaran pokok jatuh tempo sebesar Rp845.469,00. ............................ 139 b) Kelebihan atas pembayaran pokok obligasi dibeli kembali (buyback program) sebesar Rp869.970.000.000,00. ................................................................................................ 139 c) Belum dianggarkannya pembayaran utang bunga untuk tahun 2004, sebesar Rp510.958.199.745,00. ................................................................................................ 140 2. Pembayaran Bunga SUN ........................................................................................................... 140 Anggaran Penerimaan Pembiayaan ............................................................................................... 140
VI.
PENUTUP.................................................................................................................................. 140 Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 122-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
DAFTAR TABEL Tabel 1: Ringkasan Perubahan Posisi Nominal SUN Tahun 2004.............................................................. 127 Tabel 2: Pelunasan Hedge Bonds Jatuh Tempo ....................................................................................... 132 Tabel 3: Penerimaan Tunai Penerbitan SUN ............................................................................................ 133 Tabel 4: Biaya Penerbitan RI0014........................................................................................................... 134 Tabel 5: Pembayaran/Pelunasan Pokok Obligasi Negara ......................................................................... 135 Tabel 6: Hasil Pembelian Kembali (Buyback) Obligasi Negara .................................................................. 135 Tabel 7: Saldo Utang Pemerintah Kepada Bank Indonesia per 1 Januari 2005 .......................................... 136 Tabel 8: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara ........................................................................ 137 Tabel 9: Realisasi APBN Untuk Pos Pembayaran Pokok dan Bunga SUN.................................................... 139
DAFTAR GRAFIK Grafik 1: Perbandingan Komposisi Obligasi Berbunga Tetap Dengan Obligasi Berbunga Mengambang...... 127 Grafik 2: Saldo Surat Utang Negara Akhir Tahun 2000-2004 .................................................................. 128 Grafik 3: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR dan VR) .......................................... 129 Grafik 4: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR, VR dan International Bonds*)........... 129 Grafik 5: Pembayaran Bunga Surat Utang Negara 2000 – 2004 .............................................................. 133 Grafik 6: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara di Pasar Sekunder Januari 2003 – Desember 2004.................................................................................................................................... 138
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 123-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 I.
PENDAHULUAN
Laporan pertanggungjawaban pengelolaan Surat Utang Negara (SUN) ini disusun dalam rangka pemenuhan amanat pasal 16 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, sebagai berikut: Pasal 16 (1) Menteri wajib menyelenggarakan penatausahaan dan membuat pertanggungjawaban atas pengelolaan Surat Utang Negara dan dana yang dikelola. (2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan sebagai bagian dari pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Selain itu, dengan disampaikannya laporan ini sebagai bagian dari pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), masyarakat berkesempatan mengetahui secara jelas dan transparan informasi terkait dengan pengelolaan Surat Utang Negara. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk mengelola sektor keuangan yang transparan, profesional dan bertanggung jawab. Seluruh angka dan data yang digunakan dalam laporan ini meliputi data selama setahun selama periode anggaran 1 Januari 2004 sampai 31 Desember 2004, kecuali secara jelas dinyatakan lain. II.
UMUM A. Profil Surat Utang Negara
Surat Utang Negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. Tujuan penerbitan SUN ialah untuk: (1) membiayai defisit APBN, (2) menutup kekurangan kas jangka pendek, dan (3) mengelola portofolio utang negara. Secara umum SUN dapat dibedakan atas Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu sampai dengan 12 bulan dan Obligasi Negara (ON) yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Sampai akhir tahun 2004, Pemerintah baru menerbitkan ON dan belum pernah menerbitkan SPN. Menurut denominasi mata uangnya, ON yang telah diterbitkan Pemerintah dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu ON berdenominasi Rupiah dan ON berdenominasi valuta asing. 1. Obligasi Negara Berdenominasi Rupiah Obligasi negara berdenominasi Rupiah dapat dipisahkan ke dalam beberapa jenis, yaitu: a) Obligasi berbunga tetap (fixed rate bonds – FR) Obligasi jenis ini memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada saat penerbitan, dan dibayarkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan. Berdasarkan posisi akhir tahun 2004, tingkat kupon obligasi jenis FR berkisar antara 10% sampai 16,5%, yang terdiri dari 23 seri, dengan masa jatuh temponya berkisar antara tahun 2005 sampai 2014. Obligasi jenis FR dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. b) Obligasi berbunga mengambang (variable rate bonds – VR) Obligasi berbunga mengambang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan secara periodik berdasarkan referensi tertentu. Dalam hal ini referensi yang digunakan ialah tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berjangka 3 bulan. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan. Sampai akhir tahun 2004, terdapat 25 seri VR yang jatuh temponya berkisar antara tahun 2005 sampai dengan 2020. Obligasi jenis VR dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder.
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 124-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 c) Obligasi lindung nilai (hedge bonds – HB) Obligasi lindung nilai (HB) diterbitkan untuk menutup net open position (NOP) beberapa bank, saat bankbank tersebut dalam proses rekapitalisasi perbankan. Secara umum NOP ialah suatu ukuran yang membandingkan antara aktiva valas dengan kewajiban valas perbankan. Semakin besar selisih antara aktiva valas dengan kewajiban valas, akan menyebabkan semakin meningkatnya NOP sehingga semakin besar pula risiko valas yang dihadapi bank yang bersangkutan. Bank Indonesia menetapkan aturan besarnya NOP yang harus dipatuhi oleh perbankan. Pokok obligasi jenis hedge bonds diterbitkan dalam denominasi Rupiah dengan memperhatikan NOP bank rekap pada saat pelaksanaan rekapitalisasi. Pada saat jatuh tempo pembayaran baik pokok maupun kupon, nilai nominalnya akan disesuaikan terlebih dahulu terhadap nilai tukar Rp/USD yang berlaku. Apabila nilai tukar Rupiah terhadap USD pada saat jatuh tempo pembayaran melemah dibanding nilai tukar pada saat penerbitan, maka nilai nominal HB setelah indeksasi akan meningkat sehingga meningkatkan jumlah pembayaran pokok dan bunga yang jatuh tempo, dan sebaliknya. Tingkat kupon HB ditetapkan secara periodik berdasarkan referensi tertentu, yaitu SIBOR + margin 2%. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan sekali. Pada akhir tahun 2004 terdapat 6 seri HB yang masih belum jatuh tempo, dan dimiliki oleh satu bank rekap. Obligasi jenis HB ini tidak dapat diperdagangkan. d) Surat utang kepada BI (SU) Dalam rangka program penjaminan perbankan dan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) pada tahun 1998 dan 1999 Pemerintah menerbitkan empat seri SU, yaitu SU-001, SU-002, SU-003 dan SU-004, dengan total nominal sebesar Rp218,3 triliun. SU-001 dan SU-003 merupakan SU yang diterbitkan dalam rangka BLBI yang dikucurkan oleh Bank Indonesia saat krisis moneter tahun 1998/1999. SU-002 merupakan penyertaan modal negara pada Bank Ekspor Impor Indonesia. Sementara SU-004 merupakan surat utang yang diterbitkan dalam rangka program penjaminan Pemerintah. Sesuai dengan terms & conditions awalnya, Obligasi jenis ini memiliki tingkat bunga tetap sebesar 3% yang diperhitungkan atas pokok yang diindeks berdasarkan inflasi. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan sekali. Sementara pokok utang diamortisasi (dicicil) setiap enam bulan sekali secara proporsional atas dasar pokok yang telah diindeks. Pembayaran cicilan pokok dilakukan bersamaan dengan pembayaran bunga, dan dimulai setelah masa tenggang (grace period) berakhir. Sebagai bagian dari penyelesaian BLBI, Pemerintah dan BI telah sepakat untuk mengganti SU-001 dan SU-003 dengan menerbitkan surat utang jenis baru yaitu SRBI (Special Rate Bank Indonesia) pada tanggal 7 Agustus 2003. Adanya kesepakatan tersebut telah mengubah terms & conditions awal yang secara lebih rinci dijelaskan pada bagian tersendiri di bawah ini. Selain SU-001, SU-002, SU-003 dan SU-004, Pemerintah juga menerbitkan SU-005 untuk pembiayaan kredit program. Obligasi ini jatuh tempo tahun 2009, dan memiliki tingkat kupon yang ditetapkan berdasarkan tingkat bunga SBI berjangka 3 bulan. SU-005 memiliki plafon sebesar Rp9,97 triliun, namun demikian jumlah realisasi yang menjadi utang pemerintah hanyalah jumlah dana yang sudah disalurkan dalam rangka pembiayaan beberapa skim kredit program, yang per posisi akhir tahun 2004 berjumlah Rp1,36 triliun. Pada tanggal 6 September 2001, Pemerintah juga telah menerbitkan SU-006 sebesar nominal Rp40.000.000.000.000. Jumlah nominal atas SU-006 ini merupakan jumlah maksimum, sehingga baru akan menjadi utang jika memang sudah ditarik. Namun sampai 31 Desember 2004 belum terpakai sama sekali, sehingga nilai utang Pemerintah atas SU-006 ini per tanggal 31 Desember 2004 adalah nol. Dana yang dapat ditarik atas SU-006 ini sedianya akan digunakan untuk program penjaminan perbankan. e) SRBI (Special Rate Bank Indonesia) SRBI, yang lengkapnya SRBI-01/MK/2003, adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah pada tanggal 7 Agustus 2003 sebagai pengganti SU-001 dan SU-003, dalam rangka penyelesaian bantuan
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 125-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 likuiditas BI. Nilai nominal penerbitan SRBI adalah sebesar Rp144.536.094.294.530,00 atau sama dengan jumlah nominal SU-001 dan SU-003. SRBI jatuh tempo tahun 2033 dengan tingkat kupon 0,1% setahun dihitung dari sisa pokok terutang yang dibayarkan secara periodik 2 (dua) kali setahun. Pelunasan SRBI akan bersumber dari surplus Bank Indonesia yang menjadi bagian Pemerintah dan akan dilakukan apabila rasio modal terhadap kewajiban moneter BI telah mencapai di atas 10%. Dalam hal rasio modal terhadap kewajiban moneter Bank Indonesia kurang dari 3%, maka Pemerintah akan membayar charge kepada Bank Indonesia sebesar kekurangan dana yang diperlukan untuk mencapai rasio modal tersebut. 2. Obligasi Negara Berdenominasi Mata Uang Asing Pada tanggal 10 Maret 2004, Pemerintah menerbitkan ON berdenominasi USD (Dollar Amerika), selanjutnya disebut RI0014, dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret 2014 dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,75% setahun, yang dibayar secara periodik dua kali setahun (semiannual). Obligasi RI0014 dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. B. Mekanisme Penerbitan Surat Utang Negara Pada dasarnya SUN dapat diterbitkan dengan dua cara yaitu melalui lelang atau tanpa lelang. Penerbitan yang dilakukan melalui lelang memiliki beberapa metode yaitu: (1) lelang dengan metode Harga Beragam (multiple price), dan (2) lelang dengan metode Harga Seragam (uniform price). Pada lelang dengan metode harga beragam, pemenang lelang membayar kepada Pemerintah sesuai harga penawarannya masing-masing. Sementara untuk lelang dengan metode harga seragam, seluruh pemenang lelang membayar pada harga yang sama, yang dapat ditetapkan atas dasar harga terendah dari penawaran yang dimenangkan. Sampai dengan akhir tahun 2004, dalam setiap kali kesempatan lelang penerbitan SUN, Pemerintah selalu menggunakan metode lelang dengan harga beragam (multiple price auction). Untuk penerbitan tanpa lelang, metode yang dipakai Pemerintah ialah (1) bookbuilding, dan (2) private placement. Secara ringkas yang dimaksud dengan proses bookbuilding ialah proses pengumpulan dan pemutakhiran data pemesanan pembelian pada volume dan harga tertentu oleh investor, atas surat utang yang ditawarkan. Proses pemesanan ini berlangsung selama periode tertentu (masa penawaran) dimana dalam masa tersebut pemesan/investor dapat mengubah baik volume maupun harga surat utang yang akan dibeli, sesuai dengan perkembangan terakhir. Setelah masa penawaran berakhir, Pemerintah beserta agen penjual akan menentukan harga akhir yang optimal, dan melakukan penjatahan/alokasi perolehan atas surat utang yang ditawarkan. Hingga akhir tahun 2004, Pemerintah telah dua kali melakukan penerbitan secara bookbuilding, yaitu pada saat penerbitan FR0021 pada bulan Desember tahun 2002, dan saat penerbitan RI0014 pada bulan Maret 2004. Pada saat penerbitan FR0021 pemesan/investor membayar dengan harga beragam, sementara pada saat penerbitan RI0014, pemesan/investor membayar pada harga yang seragam. Untuk metode private placement, Pemerintah melakukan penempatan langsung kepada investor tertentu sesuai kesepakatan. Terbitnya SUN pada saat rekapitalisasi perbankan dahulu dan penerbitan ON baru pengganti HB yang jatuh tempo merupakan contoh penerbitan SUN tanpa lelang dengan metode private placement. III. POSISI SURAT UTANG NEGARA A. Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, SUN terdiri dari beberapa seri: (1) seri fixed rate/FR, yaitu SUN berdenominasi Rupiah dengan tingkat kupon tetap, (2) seri variable rate/VR, yaitu SUN berdenominasi Rupiah dengan tingkat kupon mengambang, (3) seri hedge bonds/HB, yaitu SUN berdenominasi Rupiah yang diindeks dengan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (USD), (4) seri SU, yaitu SUN dalam rangka program penjaminan dan kredit program, (5) SRBI, yaitu SUN terkait dengan penyelesaian BLBI, dan (6)
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 126-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 international bonds/RI0014, yaitu SUN berdenominasi USD dengan tingkat kupon tetap. Adapun ringkasan posisi nominal SUN per 1 Januari 2004 dan 1 Januari 2005 adalah sebagai berikut (rincian pada Lampiran 1 dan 2). Tabel 1: Ringkasan Perubahan Posisi Nominal SUN Tahun 2004 Obligasi Negara
1 Januari 2004 (Juta Rp)
1 Januari 2005 (Juta Rp)
Selisih (Juta Rp)
Seri Fixed Rate
159.038.750,00
178.733.094,00
19.694.344,00
Total ON berbunga tetap
159.038.750,00
178.733.094,00
19.694.344,00
Seri Variable Rate
231.443.491,00
220.571.106,00
-10.872.385,00
Seri Hedge Bonds
14.292.717,00
2.711.595,00
-11.581.122,00
245.736.208,00
223.282.701,00
-22.453.507,00
74.629.500,00
75.140.834,00
511.334,00
144.536.094,29
144.536.094,29
-
-
9.290.000,00
9.290.000,00
623.940.552,29
630.982.723,29
7.042.171,00
Total ON mengambang
berbunga
SU SRBI International Bonds* Total
*Nominal USD1.000.000.000,00 dengan kurs pada tanggal 31 Desember 2004 sebesar Rp9.290/USD. Memperhatikan saldo ON berbunga tetap (fixed rate) dan yang berbunga mengambang (variable rate dan hedge bonds) pada Tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan yang cukup signifikan komposisi ON berbunga tetap dengan yang berbunga mengambang. Pada tanggal 1 Januari 2004, perbandingan komposisi ON berbunga tetap dengan yang berbunga mengambang adalah sebesar 39:61. Sedangkan perbandingan komposisi ON berbunga tetap dengan yang berbunga mengambang pada tanggal 1 Januari 2005 adalah sebesar 44:56. Grafik 1: Perbandingan Komposisi Obligasi Berbunga Tetap Dengan Obligasi Berbunga Mengambang
1-Jan-05
1-Jan-04 FR 39%
VR & HB 61%
FR 44%
VR & HB 56%
Tingginya komposisi ON berbunga mengambang meningkatkan risiko tingkat bunga (interest rate risk) yang dihadapi Pemerintah. Artinya, jika tingkat bunga yang dijadikan referensi bergerak ke arah yang tidak menguntungkan (misalnya naiknya tingkat bunga SBI 3-bulan), maka beban pembayaran bunga Pemerintah akan semakin besar mengingat tingginya porsi ON berbunga mengambang. Sebagai ilustrasi, berdasarkan posisi SUN per tanggal 1 Januari 2004, kenaikan 1% tingkat bunga SBI 3-bulan meningkatkan pembayaran kupon SUN sebesar + Rp2,31 triliun.
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 127-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Pemerintah berupaya untuk menurunkan risiko tingkat bunga dengan cara menurunkan komposisi ON berbunga mengambang melalui program penerbitan fixed rate bonds dan pelunasan variable rate bonds. Pada awal tahun 2005 dapat dilihat adanya penurunan yang signifikan atas posisi nominal ON berbunga mengambang (variable rate dan hedge bonds) dan peningkatan signifikan posisi nominal ON berbunga tetap (fixed rate bonds). Perbandingan komposisi ON berbunga mengambang (variable rate dan hedge bonds) dengan yang berbunga tetap (fixed rate bonds) pada tanggal 1 Januari 2005 menjadi 56:44. B. Penyebab Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara Sepanjang tahun 2004, telah terjadi peningkatan posisi ON sebesar Rp7.042,2 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya penambahan/penerbitan ON baru sebesar (nominal) Rp45.063,3 miliar, yang terdiri dari penerbitan melalui lelang dan tanpa lelang sebesar Rp32.864,0 miliar, penambahan SU-005 sebesar Rp511,3 miliar, dan penerbitan ON pengganti HB jatuh tempo sebesar Rp11.687,9 miliar. Selain penambahan/penerbitan ON baru, terdapat pula pelunasan/pembayaran ON sebesar Rp38.021,1 miliar. Secara rinci, penyebab perubahan posisi tersebut adalah sebagai berikut: Saldo Awal (1 Januari 2004) Rp623.940.552.294.530,00 Penerbitan (nominal): •
Lelang ON domestik
•
Penerbitan RI0014
•
Penambahan SU-005
Rp23.574.000.000.000,00 Rp9.290.000.000.000,00 Rp511.334.000.000,00
• Penerbitan ON pengganti HB jatuh tempo Total Penerbitan Pelunasan/pembayaran pokok:
Rp11.687.989.000.000,00 Rp45.063.323.000.000,00
•
ON seri FR jatuh tempo
(Rp3.679.477.000.000,00)
•
ON seri VR jatuh tempo
(Rp19.396.015.000.000,00)
•
ON seri HB jatuh tempo (nominal)
(Rp12.353.600.000.000,00)
•
Pembelian kembali (buyback)
(Rp1.962.000.000.000,00)
• Program divestasi BPD Total Pelunasan Netto (Penerbitan-Pelunasan ON) Tahun 2004 Saldo akhir (1 Januari 2005)
(Rp630.060.000.000,00) (Rp38.021.152.000.000,00) Rp7.042.171.000.000,00 Rp630.982.723.294.530,00
Perkembangan saldo SUN setiap akhir tahun, dapat dilihat pada Grafik 2 di bawah ini. Grafik 2: Saldo Surat Utang Negara Akhir Tahun 2000-2004 650,000.00
Miliar Rp
640,000.00
630,000.00
620,000.00
610,000.00 Saldo SUN
2000
2001
2002
2003
2004
644,701.25
649,902.67
641,313.31
623,940.55
630,982.72
Akhir Tahun
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 128-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 C. Struktur Jatuh Tempo Surat Utang Negara Sebagai instrumen keuangan, SUN dapat dikelompokkan ke dalam SUN yang dapat diperdagangkan dan yang tidak dapat diperdagangkan. Surat Utang Negara yang dapat diperdagangkan meliputi seri-seri FR, VR dan international bonds, sementara seri lainnya, yaitu HB, SU dan SRBI merupakan SUN yang tidak dapat diperdagangkan. Obligasi negara yang dapat diperdagangkan memiliki jatuh tempo yang berbeda-beda, mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2020. Struktur jatuh tempo ON diupayakan merata dan tidak terkonsentrasi pada tahun-tahun tertentu. Jika jatuh tempo ON terkonsentrasi pada tahun-tahun tertentu, maka hal itu akan meningkatkan tekanan fiskal pada tahun-tahun yang bersangkutan mengingat besarnya beban pembayaran pokok utang yang harus ditanggung. Perbandingan struktur jatuh tempo ON yang dapat diperdagangkan per 1 Januari 2004 dan 1 Januari 2005 dapat dilihat pada Grafik 3 dan 4 di bawah ini. Grafik 3: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR dan VR)
45.00 40.00
1-Jan-04
35.00
1-Jan-05
Triliun Rp
30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Grafik 4: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR, VR dan International Bonds*)
45.00 40.00
1-Jan-04
35.00
1-Jan-05
Triliun Rp
30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 129-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 *International Bonds atau RI0014 jatuh tempo tahun 2014. Berdasarkan grafik tersebut nampak bahwa secara umum jatuh tempo ON akan mencapai puncak pada tahun 2007 sampai 2009. Lebih jauh dapat dilihat bahwa pembiayaan atas ON yang jatuh tempo tahun 2004 dilakukan terutama dengan menerbitkan ON baru yang jatuh temponya setelah tahun 2010, yaitu ON yang jatuh tempo tahun 2011, 2012, dan 2014. Strategi ini dilakukan oleh Pemerintah sebagai upaya untuk mewujudkan struktur jatuh tempo yang lebih manageable dan untuk mengurangi risiko gagal bayar (default risk) terutama untuk tahun-tahun 2007 sampai 2009, serta untuk menerbitkan ON yang menjadi acuan baru (new benchmark) terutama untuk tahun-tahun 2011, 2012, dan 2014. Dengan menghindari penerbitan ON yang berjangka waktu pendek (yaitu yang jatuh tempo sebelum tahun 2010), Pemerintah berupaya meningkatkan kebertahanan kemampuan pembayaran utang (debt sustainability) pada tahun-tahun tersebut. Struktur jatuh tempo pada Grafik 3 dan 4 tidak menyertakan ON yang tidak dapat diperdagangkan, yaitu SU, SRBI, dan Hedge Bonds, dengan pertimbangan: (1) SU sedang dalam proses restrukturisasi dengan Bank Indonesia, (2) SRBI jatuh tempo pada tahun 2033, dan (3) sesuai dengan terms & conditions-nya (ketentuan dan persyaratan), Hedge Bonds dapat dilunasi dengan ON jenis lain, tidak harus dengan uang tunai. IV. KEGIATAN TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA Kegiatan yang terkait dengan pengelolaan SUN tahun 2004, umumnya dapat dibagi kedalam tiga kelompok besar, yaitu: (1) penerbitan SUN baik melalui lelang maupun tanpa lelang, (2) pemenuhan kewajiban yang meliputi pembayaran kupon, pelunasan ON jatuh tempo (debt service cost) dan pembelian kembali ON sebelum jatuh tempo, dan (3) kegiatan lainnya terkait dengan pengelolaan SUN. A. Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang 1. Penerbitan Melalui Lelang a) Realisasi Penerbitan Melalui Lelang Untuk memenuhi pembiayaan defisit APBN tahun 2004 sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 35 Tahun 2004 tentang APBN-P 2004, Pemerintah menghimpun dana melalui penerbitan Obligasi Negara (ON) melalui lelang. Lelang ON tahun 2004 diselenggarakan melalui sistem yang dimiliki oleh Bank Indonesia (BI) dan terbuka untuk masyarakat luas melalui peserta lelang yang telah ditunjuk. Dalam menentukan komposisi jatuh tempo dan tingkat kupon ON yang akan dilelang serta dalam menentukan hasil lelang, Pemerintah berprinsip pada optimalisasi portofolio SUN dengan titik berat pada minimalisasi default/refinancing risk, pencapaian borrowing cost yang optimal, dan pemenuhan jumlah yang diperlukan untuk pembiayaan defisit APBN. Mengingat jumlah kebutuhan pembiayaan defisit APBN melalui penerbitan SUN yang cukup besar, sedangkan daya serap pasar terbatas, maka pada tahun 2004 Pemerintah menempuh strategi penerbitan yang dilakukan secara bulanan dengan tetap memperhatikan kondisi pasar. Sepanjang tahun 2004, Pemerintah telah melaksanakan lelang ON di pasar domestik sebanyak 9 (sembilan) kali, dimana satu di antaranya Pemerintah memutuskan tidak ada penawaran yang dimenangkan. Melalui lelang tersebut Pemerintah menerbitkan ON dengan nilai nominal total sebesar Rp23.574.000.000.000,00 (dua puluh tiga triliun lima ratus tujuh puluh empat miliar rupiah) dengan total penerimaan tunai sebesar Rp23.323.495.365.400,00 (dua puluh tiga triliun tiga ratus dua puluh tiga miliar empat ratus sembilan puluh lima juta tiga ratus enam puluh lima ribu empat ratus rupiah) yang terdiri dari penerimaan pokok (clean price) sebesar Rp22.806.608.217.400,00 (dua puluh dua triliun delapan ratus enam miliar enam ratus delapan juta dua ratus tujuh belas ribu empat ratus rupiah) dan penerimaan bunga berjalan/utang bunga (accrued interest) sebesar Rp516.887.148.000,00 (lima ratus enam belas miliar delapan ratus delapan puluh tujuh juta seratus empat puluh delapan ribu rupiah). Rincian hasil lelang ON tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 130-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 b) Diskon dan Bunga Berjalan (Accrued Interest) Penerimaan pokok (clean price) yang lebih kecil daripada nominal ON yang diterbitkan menunjukkan adanya diskon pada saat penerbitan. Diskon timbul karena tingkat kupon ON yang dilelang lebih kecil daripada tingkat bunga yang diharapkan oleh masyarakat, sehingga sebagai kompensasi, Pemerintah menerima dana dalam jumlah yang lebih kecil daripada nominalnya. Dasar pertimbangan utama Pemerintah menetapkan tingkat kupon yang lebih kecil daripada tingkat bunga yang diharapkan ialah untuk menstimulasi perdagangan ON tersebut di pasar sekunder serta memberi ruang bagi Pemerintah untuk melakukan reopening (penerbitan tambahan) terhadap ON dimaksud di masa mendatang. Bunga berjalan/utang bunga (accrued interest) adalah dana yang diterima Pemerintah sebagai akibat adanya perbedaan antara tanggal penerbitan ON hasil lelang dengan tanggal awal periode pembayaran kuponnya. Bunga berjalan dihitung dari tanggal pembayaran kupon terakhir sampai dengan tanggal penerbitan ON. Dana tersebut sifatnya hanya titipan, yang akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama ON dimaksud. Dengan demikian, pada saat pembayaran kupon pertama, seluruh pemegang ON akan menerima secara penuh pembayaran kupon pertama (full first coupon payment). c) Struktur SUN yang Diterbitkan Obligasi Negara yang diterbitkan melalui lelang tahun 2004 memiliki umur yang relatif panjang, dengan jatuh tempo berkisar antara tahun 2011 sampai dengan 2014. Hal ini dipandang penting untuk dilakukan dalam rangka mengurangi risiko gagal bayar (default risk) atas pokok yang jatuh tempo, terutama untuk tahun-tahun 2007 sampai dengan 2009. Sebagaimana diketahui pada tahun-tahun tersebut rata-rata pokok yang jatuh tempo berkisar kurang lebih antara Rp35 – Rp40 triliun. Jika Pemerintah menerbitkan ON yang jatuh tempo pada tahun-tahun tersebut, maka risiko gagal bayar Pemerintah akan meningkat. Tingkat kupon dari ON yang diterbitkan tahun 2004 berkisar antara 10-11% (fixed rate bonds). Tingkat kupon ini lebih rendah dibandingkan tingkat kupon ON yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya (11-12% pada tahun 2003, dan 14,5% pada tahun 2002). Tingkat kupon yang lebih rendah ini terjadi seiring dengan kecenderungan menurunnya tingkat bunga dan tingkat imbal hasil (yield) yang diharapkan oleh masyarakat atas investasinya serta meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah. d) Antusiasme Masyarakat Secara umum masyarakat luas (terutama institusi keuangan) sangat antusias menyambut lelang ON tahun 2004. Hal itu dapat dilihat dari relatif besarnya tawaran pembelian yang masuk dibandingkan dengan target indikatif yang ditetapkan Pemerintah pada setiap kali lelang. Dengan pengecualian pada bulan Mei dan Juni, rata-rata jumlah penawaran yang masuk mencapai kisaran 1,8 sampai 4,3 kali target indikatif. Hal ini menunjukkan tingginya likuiditas di pasar yang hendak ditempatkan pada ON dan juga tingginya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah dalam pengelolaan portofolio utangnya, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan biaya utang (cost of borrowings). Pada lelang ON bulan Mei, Pemerintah memutuskan tidak ada penawaran yang dimenangkan dengan pertimbangan harga penawaran yang masuk tidak sesuai dengan patokan harga yang dianggap layak oleh Pemerintah. Sementara pada bulan Juni, Pemerintah memutuskan untuk tidak mengadakan lelang ON dengan pertimbangan ketidakpastian kondisi pasar akibat beberapa peristiwa (events) ekonomi dan politik baik dalam maupun luar negeri, yaitu antara lain berkaitan dengan penetapan tingkat suku bunga Bank Sentral Amerika/Federal Reserve (Fed Fund Rate) dan pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI. 2. Penerbitan Tanpa Melalui Lelang a) Penerbitan International Bonds Pada tanggal 10 Maret 2004, Pemerintah menerbitkan ON berdenominasi USD (RI0014), dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 131-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 2014 dengan tingkat kupon 6,75% setahun (fixed rate). RI0014 diterbitkan melalui proses bookbuilding, dengan menggunakan jasa penjamin emisi/underwriter beberapa institusi keuangan terkemuka, yaitu: Deutsche Bank Securities dan JPMorgan sebagai Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers serta Bahana Securities, Citigroup, HSBC, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Co-Managers. Pemilihan institusi keuangan di atas telah melalui proses seleksi oleh tim yang dibentuk oleh Menteri Keuangan. Obligasi Internasional RI0014 dicatatkan (listing) di Luxembourg Stock Exchange, dan diterbitkan dengan format 144A/Reg S. Bertindak sebagai fiscal, paying agent & trustee ialah Bank of New York (BONY). Sedangkan bertindak sebagai kustodian ialah The Depository Trust Company (DTC). Harga yang diperoleh Pemerintah dari penerbitan RI0014 ini adalah sebesar 99,285%, yang mencerminkan adanya diskon sebesar 0,715% dari nominal penerbitan. Biaya penerbitan yang dikenakan oleh underwriter adalah sebesar USD2.087.130,00 (18 basis points dari nilai penerbitan ditambah Out of Pocket Expenses USD300.000) dan dipotong langsung dari penerimaan dana hasil penerbitan. Dengan demikian, jumlah dana hasil penerbitan RI0014 adalah sebesar USD990.762.870,00. Namun demikian dalam pencatatannya, penerimaan dari penerbitan RI0014 dicatat secara net setelah diskon yaitu sebesar USD992.850.000,00. Sedangkan biaya underwriter sebesar USD2.087.130,00 dibebankan pada belanja negara. Realisasi penerbitan setelah dipotong discount tersebut dicatat di APBN dalam Rupiah sebesar Rp8.961.109.911.780,00 (dengan kurs konversi Rp9.025,00/USD untuk dana sebesar USD990.762.870,00 dan Rp9.331,00/USD untuk dana sebesar USD2.087.130). Dalam penerbitan RI0014 tidak ada penerimaan utang bunga/bunga berjalan (accrued interest), mengingat tanggal penerbitan RI0014 bersamaan dengan tanggal awal periode pembayaran kuponnya. b) Penerbitan Obligasi Negara Pengganti Hedge Bonds Jatuh Tempo Selain dengan cara lelang Pemerintah juga menerbitkan ON dengan cara tanpa lelang melalui proses private placement. Dalam hal ini Pemerintah menerbitkan ON baru sebagai pengganti hedge bonds (HB) yang jatuh tempo. Sepanjang tahun 2004, pelunasan HB jatuh tempo dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2: Pelunasan Hedge Bonds Jatuh Tempo Keterangan
Jumlah
Nominal HB jatuh tempo tahun 2004 Nilai jatuh tempo setelah perubahan kurs Rp/USD
disesuaikan
Rp12.353.600.000.000,00 dengan
Rp11.687.997.845.469,00
Dilunasi dengan: - Penerbitan ON baru - Pembayaran tunai Total
Rp11.687.989.000.000,00 Rp8.845.469,00 Rp11.687.997.845.469,00
Nilai jatuh tempo HB yang lebih kecil daripada nilai nominalnya adalah sebagai akibat dari nilai tukar Rupiah terhadap USD pada saat HB jatuh tempo lebih kuat dibandingkan saat HB diterbitkan. Penerbitan ON baru sebagai pengganti HB jatuh tempo sebesar Rp11.687.989.000.000,00 terdiri dari penerbitan ON jenis variable rate (VR) sebesar Rp10.915.511.000.000,00 dan ON jenis HB (baru) sebesar Rp772.478.000.000,00. Obligasi negara jenis VR dipilih untuk menggantikan sebagian besar HB yang jatuh tempo terutama disebabkan oleh lebih rendahnya biaya kupon VR (SBI 3 bulan) yang harus ditanggung Pemerintah daripada jika diganti dengan ON jenis fixed rate. Selain itu mengingat ON jenis FR yang telah ada dan memiliki tenor terpanjang jatuh tempo pada tahun 2014 sedangkan ON jenis VR tahun 2020, maka untuk mengurangi default risk, opsi penerbitan ON jenis VR dianggap lebih baik. Dalam realisasinya ON jenis VR yang diterbitkan untuk mengganti HB jatuh tempo tahun 2004 memiliki jatuh tempo antara tahun 2018 – 2020. Atas penerbitan ON jenis VR tersebut, Pemerintah mencatat penerimaan bunga berjalan/utang bunga (accrued interest) sebesar Rp42.177.239.913,00.
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 132-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 3. Total Realisasi Tunai Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa total realisasi tunai penerbitan SUN tahun 2004 melalui lelang dan atau tanpa lelang ialah sebesar Rp32.326.782.517.093,00 (tiga puluh dua triliun tiga ratus dua puluh enam miliar tujuh ratus delapan puluh dua juta lima ratus tujuh belas ribu sembilan puluh tiga rupiah), yang terdiri dari penerimaan pokok (clean price) sebesar Rp31.767.718.129.180,00 (tiga puluh satu triliun tujuh ratus enam puluh tujuh miliar tujuh ratus delapan belas juta seratus dua puluh sembilan ribu seratus delapan puluh rupiah), dan penerimaan utang bunga/bunga berjalan (accrued interest) sebesar Rp559.064.387.913,00 (lima ratus lima puluh sembilan miliar enam puluh empat juta tiga ratus delapan puluh tujuh ribu sembilan ratus tiga belas rupiah). Adapun perincian penerimaan tunai penerbitan SUN tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3: Penerimaan Tunai Penerbitan SUN Penerimaan Pokok Lelang
Rp22.806.608.217.400,00
Bunga Berjalan (Accrued Interest) Rp516.887.148.000,00
Tanpa Lelang
Rp8.961.109.911.780,00 (RI0014) Rp31.767.718.129.180,00
Rp42.177.239.913,00 (VR pengganti HB) Rp 559.064.387.913,00
Total
Total Rp23.323.495.365.400,00 Rp 9.003.287.151.693,00 Rp32.326.782.517.093,00
Secara lebih mendetail, penerimaan tunai penerbitan SUN dapat dilihat pada Lampiran 4. B. Pemenuhan Kewajiban (Debt Service Cost) dan Pembelian Kembali Pemenuhan kewajiban terkait dengan Surat Utang Negara meliputi: (a) pembayaran bunga, utang bunga dan biaya penerbitan, dan (b) pembayaran pokok (termasuk pembelian kembali). 1. Pembayaran Bunga, Utang Bunga dan Biaya Penerbitan a) Bunga ON Berdenominasi Rupiah Sepanjang tahun 2004, Pemerintah telah menyelesaikan seluruh kewajiban pembayaran bunga ON berdenominasi Rupiah sebesar Rp39.553.587.093.462,00 (tiga puluh sembilan triliun lima ratus lima puluh tiga miliar lima ratus delapan puluh tujuh juta sembilan puluh tiga ribu empat ratus enam puluh dua rupiah), dengan perincian sebagai berikut: •
Bunga ON jenis fixed rate
•
Bunga ON jenis variable rate (VR)
•
Bunga ON jenis hedge bonds (HB)
(FR)
Rp21.839.326.446.136,00 Rp17.254.721.821.006,00 Rp315.002.732.026,00
•
Bunga ON SRBI Rp144.536.094.294,00 Total Rp39.553.587.093.462,00 Pembayaran bunga SUN lima tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 5 di bawah ini. Grafik 5: Pembayaran Bunga Surat Utang Negara 2000 – 2004 70,000.00 60,000.00
Miliar Rp
50,000.00 40,000.00 30,000.00 20,000.00 10,000.00 Bunga
2000
2001
2002
2003
2004
31,237.85
58,196.98
62,260.58
46,355.95
39,553.58
Tahun
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 133-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Walaupun jumlah bunga yang harus dibayarkan masih relatif tinggi, namun apabila dibandingkan dengan tahun anggaran sebelumnya, jumlah tersebut telah menunjukkan kecenderungan menurun. Hal ini dapat dilihat pada grafik pembayaran bunga SUN lima tahun terakhir di atas. b) Bunga dan Biaya Penerbitan ON Berdenominasi USD (RI0014) RI0014 yang diterbitkan pada tanggal 10 Maret 2004 memiliki jadwal pembayaran kupon setiap tanggal 10 Maret dan 10 September setiap tahunnya. Untuk tahun 2004, telah dilakukan pembayaran kupon pertama RI0014 pada tanggal 10 September 2004 sebesar USD33.750.000,00 (tiga puluh tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu dollar amerika). Biaya penerbitan yang timbul pada saat penerbitan RI0014 juga telah dibayar, dan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4: Biaya Penerbitan RI0014 No
Jenis
Jumlah (USD)
1
Underwriting’s Fee
2
Underwriter’s OPE (Out of Pocket Expenses)
300.000,00
3
Pajak atas Underwriting’s Fee
446.782,50
4
Local Legal Counsel Fee
17.500,00
5
Rating Fee
30.000,00
Total
1.787.130,00
Keterangan Dipotong langsung dari hasil penerbitan RI0014 Disetor kembali ke kas negara sbg. penerimaan pajak.
2.581.412,50 c) Pembayaran Utang Bunga Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, utang bunga yang diterima pada saat penerbitan ON (baik melalui lelang atau tanpa lelang) merupakan dana titipan yang sifatnya sementara, dan akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama ON yang diterbitkan dimaksud. Utang bunga yang diterima akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama bersamaan dengan pembayaran bunga yang memang menjadi beban Pemerintah. Dari total penerimaan utang bunga tahun 2004 sebesar Rp559.064.387.913,00, Pemerintah telah membayar kembali utang bunga tersebut pada tahun yang sama, sebesar Rp510.958.199.745,00 (lima ratus sepuluh miliar sembilan ratus lima puluh delapan juta seratus sembilan puluh sembilan ribu tujuh ratus empat puluh lima rupiah). Sedangkan sisanya sebesar Rp48.106.188.168,00 akan dibayarkan pada tahun 2005. Sisa yang akan dibayarkan pada tahun 2005 terutama akibat adanya penerbitan ON pada kuartal keempat tahun 2004, sehingga pembayaran kupon pertamanya jatuh pada tahun 2005. Realisasi pembayaran bunga dan utang bunga ON berdenominasi Rupiah dapat dilihat pada Lampiran 5.
2. Pembayaran/Pelunasan Pokok Pada tahun 2004, Pemerintah telah melakukan pembayaran/pelunasan ON dengan total nominal sebesar Rp38.021.152.000.000,00. Pembayaran pokok tersebut dilakukan dengan pembayaran tunai sebesar Rp24.945.470.845.469,00, menerbitkan ON baru sebesar Rp11.687.989.000.000,00, dengan perincian pada Tabel 5 di bawah ini.
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 134-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Tabel 5: Pembayaran/Pelunasan Pokok Obligasi Negara Dilunasi dengan:
Jumlah dalam Rupiah Jenis Pelunasan ON Jatuh Tempo: Fixed Rate & 1 Variable Rate 2 Hedge Bonds Total Pembayaran ON Sebelum Jatuh Tempo: Melalui program 1 buyback Melalui program 2 divestasi BPD Total Grand Total
Nominal dilunasi/ dibayar
Tunai
23,075,492,000,000.00
23,075,492,000,000.00
ON baru (Nominal)
Lainnya*
12,353,600,000,000.00
8,845,469.00
11,687,989,000,000.00
35,429,092,000,000.00
23,075,500,845,469.00
11,687,989,000,000.00
1,962,000,000,000.00
1,869,970,000,000.00
630,060,000,000.00
630,060,000,000.00
2,592,060,000,000.00
1,869,970,000,000.00
-
630,060,000,000.00
38,021,152,000,000.00
24,945,470,845,469.00
11,687,989,000,000.00
630,060,000,000.00
(*lihat keterangan pada Divestasi BPD di bawah) a) Buyback Program Pada tanggal 25 Maret 2004, Pemerintah melakukan pembelian kembali ON melalui lelang. Prioritas seri-seri ON yang dibeli kembali ialah yang jatuh tempo antara tahun 2004 sampai 2010. Tujuan dilakukannya program buyback (pembelian kembali sebelum jatuh tempo) ialah: (1) memperpanjang rata-rata jatuh tempo portofolio ON (sehingga mengurangi default risk terutama antara tahun 2004 2009), (2) mengurangi volatilitas harga ON di pasar, dan (3) meningkatkan kepercayaan pasar terhadap kemampuan Pemerintah mengelola portofolio ON. Dari total penawaran sebesar Rp7.406.000.000.000,00, Pemerintah memutuskan untuk membeli beberapa seri Obligasi Negara dengan total nilai nominal sebesar Rp1.962.000.000.000,00, dengan pertimbangan harga yang paling menguntungkan sesuai dengan kisaran harga referensi yang dimiliki Pemerintah. Uang tunai yang dibayarkan oleh Pemerintah untuk pembelian kembali ON tersebut adalah sebesar Rp1.897.355.551.000,00, yang terdiri dari pembayaran pokok sebesar Rp1.869.970.000.000,00 dan pembayaran bunga sebesar Rp27.385.551.000,00. Adapun seri ON yang dibeli kembali terdiri dari 1 seri FR dan 4 seri VR yang jatuh tempo 2007 sampai 2009. Rincian hasil pembelian kembali ON tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6: Hasil Pembelian Kembali (Buyback) Obligasi Negara Jumlah Pembayaran (dalam Rp) Seri FR0005
Harga Jatuh Tempo per Unit 15-Jul-07 107.50
Nominal Obligasi (Rp) 5,000,000,000.00 5,000,000,000.00
Pembayaran Pokok 5,375,000,000.00 5,375,000,000.00
Accrued Interest 126,200,000.00 126,200,000.00
Total 5,501,200,000.00 5,501,200,000.00
VR0013
25-Jan-08
96.00 96.00 96.25 96.50
50,000,000,000.00 115,000,000,000.00 50,000,000,000.00 150,000,000,000.00 365,000,000,000.00
48,000,000,000.00 110,400,000,000.00 48,125,000,000.00 144,750,000,000.00 351,275,000,000.00
727,350,000.00 1,672,905,000.00 727,350,000.00 2,182,050,000.00 5,309,655,000.00
48,727,350,000.00 112,072,905,000.00 48,852,350,000.00 146,932,050,000.00 356,584,655,000.00
VR0014
25-Agust-08
96.00
6,000,000,000.00 6,000,000,000.00
5,760,000,000.00 5,760,000,000.00
43,626,000.00 43,626,000.00
5,803,626,000.00 5,803,626,000.00
VR0015
25-Des-08
96.00
86,000,000,000.00 86,000,000,000.00
82,560,000,000.00 82,560,000,000.00
85,570,000.00 85,570,000.00
82,645,570,000.00 82,645,570,000.00
VR0016
25-Jul-09
95.00
1,500,000,000,000.00 1,500,000,000,000.00
1,425,000,000,000.00 1,425,000,000,000.00
21,820,500,000.00 21,820,500,000.00
1,446,820,500,000.00 1,446,820,500,000.00
1,962,000,000,000.00
1,869,970,000,000.00
27,385,551,000.00
1,897,355,551,000.00
GRAND TOTAL
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 135-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 b) Divestasi BPD Pelunasan ON melalui program divestasi BPD adalah mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 543/KMK.06/2003 tanggal 18 desember 2003 tentang Divestasi Saham Negara dalam Rangka Penyertaan Modal Negara dan Pelunasan Obligasi Negara pada Bank Pembangunan Daerah Peserta Program Rekapitalisasi. Sebagai akibat dari rekapitalisasi BPD, Pemerintah memiliki saham pada BPD. Seiring dengan perbaikan kondisi keuangan BPD peserta program rekapitalisasi, BPD yang diwakili oleh pemegang saham pengendali dan Pemerintah sepakat untuk melakukan divestasi penyertaan modal negara pada BPD dimaksud. Divestasi tersebut dilakukan melalui proses penyetoran dana oleh pemegang saham pengendali BPD ke rekening Pemerintah (Rekening 502.000.001). Dana tersebut digunakan oleh Pemerintah untuk membeli kembali ON yang telah ditempatkan pada BPD saat rekapitalisasi perbankan. Sepanjang tahun 2004, telah dilakukan divestasi terhadap 7 (tujuh) BPD, yaitu: BPD Lampung, Jateng, Sulut, NTT, Bengkulu, Kalbar dan Sumut (divestasi sebagian). Dari BPD-BPD tersebut Pemerintah memperoleh dana divestasi sebesar Rp721.197.564.507,87 yang disetor ke rekening 502.000.001. Selanjutnya Pemerintah membeli kembali ON dari BPD dimaksud sebesar nominal Rp630.060.000.000,00 dengan pembayaran tunai dalam jumlah yang sama. Adapun sisa dana sebesar Rp91.137.564.507,87, yang merupakan premi divestasi, disetorkan ke kas negara sebagai penerimaan non-RDI sisa dana cash bond swap dalam Rupiah. Sebelumnya, yaitu pada tahun 2003, telah dilakukan divestasi terhadap 3 BPD yaitu BPD DKI Jaya, Jatim, dan NTB. Dengan demikian, dari 12 BPD yang direkapitalisasi, hingga akhir tahun 2004 telah dilakukan divestasi penuh terhadap 9 BPD dan divestasi sebagian terhadap 1 BPD (yaitu BPD Sumut). Sisa BPD yang belum didivestasi penuh ialah: BPD Aceh, Maluku, dan Sumut. C. Kegiatan Lainnya Terkait dengan Pengelolaan Surat Utang Negara Kegiatan lain yang terkait dengan pengelolaan SUN meliputi: (a) restrukturisasi Surat Utang dengan Bank Indonesia, (b) pengembangan pasar SUN, dan (c) memantau rekening terkait dengan pengelolaan SUN. 1. Restrukturisasi Surat Utang (SU) dengan Bank Indonesia Dalam rangka program penjaminan perbankan, pada tahun 1998 dan 1999 Pemerintah menerbitkan SU kepada Bank Indonesia, yaitu seri-seri SU-001, SU-002, SU-003 dan SU-004 dengan total nominal sebesar Rp218.315.594.294.530,00. Sebagai bagian dari penyelesaian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), pada tanggal 7 Agustus 2003 seri-seri SU-001 dan SU-003 dengan total nilai nominal Rp144.536.094.294.530,00 diganti dengan seri baru yaitu seri SRBI-01/MK/2003 (SRBI) dengan jumlah nominal yang sama. Sementara untuk seri-seri SU yang lain yaitu SU-002 dan SU-004, saat ini tengah diupayakan proses restrukturisasi terhadap ketentuan dan persyaratannya. Saldo utang Pemerintah kepada Bank Indonesia, per posisi 1 Januari 2005 adalah sebagai berikut (dalam Rupiah): Tabel 7: Saldo Utang Pemerintah Kepada Bank Indonesia per 1 Januari 2005 Jenis
Pokok
Indeksasi Pokok*
Pokok Surat Utang dan SRBI: SU-002 20.000.000.000.000,0 11.231.072.464.568,9 SU-004 53.779.500.000.000,0 26.701.607.763.086,1 SRBI-01 144.536.094.294.530,0 0 SU-005 1.361.334.000.000,0 0 Total Pokok Surat Utang dan SRBI Utang Tunggakan Bunga SU-002 dan SU-004:* Tunggakan bunga SU-002 Tunggakan bunga SU-004 Utang Tunggakan Bunga SU-002 dan SU-004: Saldo Utang Pemerintah kepada Bank Indonesia
Pokok Stlh. Diindeks 31.231.072.464.568,9 80.481.107.763.086,2 144.536.094.294.530,0 1.361.334.000.000,0 257.609.608.522.185,1 3.478.699.122.292,0 9.684.728.505.886,0 13.163.427.628.178,0 270.773.036.150.363,1
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 136-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 *Utang tunggakan bunga dan indeksasi pokok atas SU-002 dan SU-004 ini merupakan perhitungan internal Pemerintah, dan masih akan diverifikasi lebih lanjut dengan pihak BI. Pada awal terbitnya SU-002 (23 Oktober 1998) dan SU-004 (28 Mei 1999), nominal penerbitannya masing-masing sebesar Rp20 triliun dan Rp53,78 triliun. Mengingat SU-002 dan SU-004 diindeks terhadap inflasi, maka nilai utang Pemerintah atas SU-002 dan SU-004 per posisi 1 Januari 2005 meningkat menjadi masing-masing sebesar Rp31,23 triliun (naik 56%) dan Rp80,48 triliun (naik 50%). Dengan memperhatikan perkembangan tersebut, sasaran utama restrukturisasi yang tengah diupayakan Pemerintah ialah menghilangkan indeksasi dan memperpanjang jatuh tempo, dengan memperhatikan kondisi keuangan Pemerintah dan juga Bank Indonesia. Selain itu, Pemerintah juga memiliki utang berupa tunggakan bunga atas SU-002 dan SU-004 sebesar Rp13,16 triliun. Tunggakan bunga ini juga menjadi bagian dalam proses restrukturisasi surat utang Pemerintah kepada BI. Jumlah utang Pemerintah berupa Pokok SU dan SRBI Setelah Indeksasi dan Tunggakan Bunga SU-002 dan SU-004 sebagaimana disebutkan di atas, merupakan perhitungan internal Pemerintah dan masih akan diverifikasi lebih lanjut bersama dengan Bank Indonesia. 2. Pengembangan Pasar SUN Sebagaimana diketahui, ON seri FR, VR dan International Bonds dapat diperdagangkan di pasar sekunder sebagai instrumen keuangan. Perdagangan ON di pasar sekunder memberikan manfaat baik bagi Pemerintah maupun masyarakat. Bagi Pemerintah, perdagangan ON yang semakin likuid mendorong semakin rendahnya biaya pinjaman yang harus ditanggung Pemerintah pada penerbitan ON di masa mendatang. Bagi masyarakat, khususnya institusi keuangan, ON dapat menjadi alternatif investasi yang relatif bebas risiko gagal bayar (karena pembayaran bunga dan pokoknya dijamin oleh Undang-Undang), dan juga dapat menjadi acuan (benchmark) bagi penilaian instrumen investasi lainnya. Perdagangan ON pada tahun 2004 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Untuk tahun 2004, rata-rata perdagangan harian ON di pasar sekunder naik sebesar 53% dari tahun 2003, yaitu dari Rp1,39 triliun per hari pada tahun 2003, menjadi Rp2,14 triliun per hari pada tahun 2004. Perkembangan rata-rata perdagangan harian ON dapat dilihat pada Tabel 8, sementara rata-rata perdagangan harian ON di pasar sekunder selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 6. Tabel 8: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara Tahun 2000 - 2004 2000
2001
2002
2003
2004
Obligasi Negara Volume (Milliar Rp) Frekuensi
126
268
522
1.395
2.140
1
5
16
51
113
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 137-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Grafik 6: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara di Pasar Sekunder Januari 2003 – Desember 2004 (miliar rupiah) 3,500
(frekuensi) 175
3,000
150
Volume Frekuensi
2,500
125
2,000
100
1,500
75
1,000
50
500
25
0
0 Jan Feb Mar
Apr
Mei Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov Des
Jan Feb Mar
2003
Apr
Mei Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov Des
2004
Upaya pengembangan pasar sekunder SUN yang dilakukan Pemerintah meliputi: •
menerbitkan ON secara periodik setiap bulan, untuk menjamin kepastian kepada investor,
•
menerbitkan ON yang menjadi acuan baru (new benchmark), dengan terms and conditions yang sesuai dengan kebutuhan investor dan tidak bertentangan dengan kebijakan Pemerintah,
•
menyelenggarakan pertemuan secara periodik dengan pelaku pasar termasuk dana pensiun, reksadana, perusahaan asuransi, dan perbankan, untuk mengevaluasi dan memahami ekspektasi pasar terhadap SUN, serta memperluas basis investor,
•
mengembangkan pasar repo (repurchase agreement),
•
Melakukan pengkajian pengembangan obligasi retail,
•
mengembangkan kerjasama dengan institusi lain seperti WorldBank, Nomura Research Institute, dll.,
•
mengembangkan kerangka hukum yang transparan dan efisien, dengan menerbitkan peraturanperaturan operasional yang menunjang pelaksanaan UU Nomor 24 tahun 2002 tentang SUN. 3. Memantau Rekening Terkait dengan Pengelolaan SUN Dalam pengelolaan SUN, Pemerintah membuka dua rekening di Bank Indonesia, yaitu rekening 500.000.003 untuk menampung dana setoran hasil lelang SUN, dan rekening 502.000.001 untuk menampung dana pemenuhan kewajiban yang terkait dengan pengelolaan SUN (debt service cost). Kedua rekening tersebut pada hakekatnya hanyalah rekening antara sebelum dana masuk ke rekening Bendahara Umum Negara (untuk hasil penerbitan) dan sebelum dana dibayarkan kepada investor SUN (untuk pemenuhan kewajiban). Rekening 500.000.003 sebagai rekening sementara penampung setoran hasil lelang SUN diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh dana hasil penerbitan SUN telah sesuai dengan keputusan hasil lelang yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Setelah sesuai, dana pada rekening tersebut segera disetorkan ke rekening Bendahara Umum Negara sebagai realisasi pembiayaan yang berasal dari penerbitan SUN. Sedangkan rekening 502.000.001 sebagai rekening sementara penampung dana pemenuhan kewajiban juga diperlukan untuk hal yang sama, yaitu memastikan bahwa telah tersedia dana yang cukup untuk pemenuhan kewajiban sebelum dibayarkan kepada investor SUN. Pemerintah selalu melakukan pemantauan terhadap kedua rekening tersebut. Khusus untuk rekening 502.000.001, pada masa lampau rekening ini juga digunakan untuk menampung dana setoran BPPN sebagai pengganti asset bonds swap, dan juga setoran BPD dalam rangka program divestasi saham negara di BPD. Pada akhir tahun 2004, seluruh dana pada rekening tersebut sebesar Rp2.976.680.502.166,12 telah disetorkan ke rekening Bendahara Umum Negara, dan dilaporkan Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 138-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 sebagai penerimaan non-RDI sisa dana cash bond swap dalam Rupiah, sebagaimana diamanatkan dalam UU APBN-P 2004. V. ANGGARAN DAN REALISASI ANGGARAN A. Anggaran Pengeluaran Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2004 tentang APBN-P 2004, pagu untuk pembayaran pokok SUN (termasuk buyback) ditetapkan sebesar Rp24.075.500.000.000,00, dan pagu untuk pembayaran bunga SUN ditetapkan sebesar Rp39.814.600.000.000,00. Adapun realisasi penggunaan dana yang disediakan dalam APBN tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9: Realisasi APBN Untuk Pos Pembayaran Pokok dan Bunga SUN Pos Pembayaran pokok SUN Pokok jatuh tempo Pokok dibeli kembali (sebelum jatuh tempo) Pembayaran utang bunga Pembayaran bunga SUN
Pagu Anggaran
Realisasi
24,075,500,000,000.00
25,456,429,045,214.00
Selisih Penghematan (1,380,929,045,214.00)
-5.74%
23,075,500,000,000.00
23,075,500,845,469.00
(845,469.00)
0.00%
1,000,000,000,000.00
1,869,970,000,000.00
(869,970,000,000.00) -87.00%
-
510,958,199,745.00
39,814,600,000,000.00
39,553,587,093,462.00
(510,958,199,745.00) 261,012,906,538.00
(%)
n.a. 0.66%
1. Pembayaran Pokok SUN Realisasi pembayaran pokok SUN meningkat 5,74% dari pagu anggaran yang telah ditetapkan, atau melebihi anggaran sebesar Rp1.380.929.045.214,00 (satu triliun tiga ratus delapan puluh miliar sembilan ratus dua puluh sembilan juta empat puluh lima ribu dua ratus empat belas rupiah). Kelebihan atas pagu anggaran ini terutama diakibatkan oleh: a) Kelebihan atas pembayaran pokok jatuh tempo sebesar Rp845.469,00. Kelebihan atas pembayaran pokok jatuh tempo sebesar Rp845.469,00 terjadi karena tidak sesuainya perkiraan kurs Rupiah terhadap USD pada APBN-P 2004 dengan realisasi, terutama pada akhir tahun 2004. Kelebihan pembayaran pokok tersebut diatribusikan pada pembayaran sisa pokok hedge bonds yang jatuh tempo, dimana pada saat jatuh tempo, nominalnya akan disesuaikan terlebih dulu dengan perubahan kurs Rupiah terhadap USD. Disebut sisa pokok karena sebagian besar hedge bonds jatuh tempo dibayar dengan menerbitkan SUN baru (lihat Pembayaran Tunai Hedge Bonds pada Tabel 2). b) Kelebihan atas pembayaran pokok obligasi dibeli kembali (buyback program) sebesar Rp869.970.000.000,00. Pada tanggal 25 Maret 2004 Pemerintah memutuskan untuk membeli kembali ON dengan nominal sebesar Rp1.962.000.000.000,00, dengan pembayaran tunai atas pokok sebesar Rp1.869.970.000.000,00. Pembayaran tersebut Rp1 triliun diantaranya dibiayai dengan pagu dari APBN, selebihnya sebesar Rp869,97 miliar dibiayai dengan dana setoran hasil penjualan asset yang dikelola BPPN, yang disimpan di rekening 502.000.001. Dalam rangka tertib administrasi APBN, penerimaan dana setoran hasil penjualan asset yang dikelola BPPN sebesar Rp869,97 miliar dicatat di APBN 2004 sebagai Pendapatan Anggaran Lainnya. Sementara di sisi lain, penggunaan dana tersebut untuk kegiatan pembelian kembali ON dicatat pada pos pembayaran pokok SUN (pembelian kembali) dalam jumlah yang sama. Keuntungan jangka panjang yang diperoleh dari dibelinya kembali ON adalah Pemerintah dapat memperoleh ON pada harga yang baik karena sebagian besar dibeli dengan harga discount, dan Pemerintah tidak lagi perlu melakukan pembayaran bunga di masa mendatang atas ON yang dibeli kembali, yang pada akhirnya dapat mengurangi beban Pemerintah di masa mendatang.
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 139-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 c)
Belum dianggarkannya pembayaran utang bunga untuk tahun 2004, sebesar Rp510.958.199.745,00. Hal ini disebabkan oleh belum diputuskannya perlakuan terhadap utang bunga pada saat penyusunan APBN-P 2004. Sebagaimana diketahui, utang bunga yang timbul saat penerbitan ON diterima oleh Pemerintah sebagai dana titipan, yang akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama ON yang diterbitkan dimaksud, bersamaan dengan pembayaran bunga yang memang merupakan kewajiban Pemerintah. Praktik pada tahun sebelumnya terhadap pengeluaran utang bunga ialah dengan mencatatnya secara off-budget. Artinya, pada saat Pemerintah menerima utang bunga, Pemerintah menampungnya di rekening antara (rekening 502.000.001) dan pada saat pembayaran Pemerintah mendebit rekening tersebut bersamaan dengan pembayaran bunga yang benar-benar menjadi kewajiban Pemerintah yang dibiayai melalui APBN. Untuk tahun 2004 diputuskan bahwa dana-dana tersebut harus dicatat secara on-budget melalui APBN, baik pada saat diterima maupun pada saat dikeluarkan. 2. Pembayaran Bunga SUN Dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp39.814.600.000.000,00, realisasi pembayaran bunga SUN mencapai Rp39.553.587.093.462,00 (tiga puluh sembilan triliun lima ratus lima puluh tiga miliar lima ratus delapan puluh tujuh juta sembilan puluh tiga ribu empat ratus enam puluh dua rupiah), atau terdapat selisih penghematan sebesar Rp261.012.906.538,00 (dua ratus enam puluh satu miliar dua belas juta sembilan ratus enam ribu lima ratus tiga puluh delapan rupiah). Penghematan ini terjadi karena kombinasi beberapa faktor yaitu adanya trend penurunan tingkat bunga SBI dan juga program pembelian kembali. B. Anggaran Penerimaan Pembiayaan Berdasarkan APBN-P 2004, pagu untuk penerimaan pembiayaan SUN ditetapkan sebesar Rp32.300.800.000.000,00. Realisasi penerimaan penerbitan SUN untuk tahun 2004 mencapai Rp32.326.782.517.093,00 (tiga puluh dua triliun tiga ratus dua puluh enam miliar tujuh ratus delapan puluh dua juta lima ratus tujuh belas ribu sembilan puluh tiga rupiah), yang terdiri dari: •
Penerimaan pokok penerbitan ON Rupiah
•
Penerimaan utang bunga ON Rupiah
Rp22.806.608.217.400,00 Rp559.064.387.913,00
•
Penerimaan pokok penerbitan ON valas Rp8.961.109.911.780,00 Total Realisasi Tunai Rp32.326.782.517.093,00 Dengan demikian terdapat selisih positif realisasi penerbitan tunai SUN dibandingkan dengan yang dianggarkan sebesar Rp25.982.517.093,00 (dua puluh lima miliar sembilan ratus delapan puluh dua juta lima ratus tujuh belas ribu sembilan puluh tiga rupiah). VI. PENUTUP Demikianlah laporan pertanggungjawaban pengelolaan SUN ini dibuat dalam rangka pemenuhan amanat sebagaimana dituangkan pada pasal 16 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, dan dilampirkan sebagai bagian dari pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Besar harapan Pemerintah agar masyarakat juga dapat mengetahui secara jelas dan transparan informasi terkait dengan pengelolaan Surat Utang Negara, sesuai komitmen Pemerintah untuk mengelola sektor keuangan yang transparan, profesional dan bertanggung jawab.
Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004
- 140-