Lkpp-2004.pdf

  • Uploaded by: Sugi Yarto
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lkpp-2004.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 45,235
  • Pages: 158
REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2004

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….

i

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………..

ii

DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………………..

iii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………...

iv

DAFTAR SINGKATAN ………………………………………………………………

v

INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ……………………………….

vii

RINGKASAN ……………….………………………………………………………

1

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT ……………………………………

3

I.

LAPORAN REALISASI APBN …………………………………….………….....

3

II. NERACA …………………………………………………………………….....

5

III. LAPORAN ARUS KAS ……………………………………………………….....

7

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ……………………………..…......

9

A. PENDAHULUAN ………………………………………………….............

9

A.1. DASAR HUKUM …………………………………………………….

9

A.2. KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO.........

9

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ….............

11

A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI ……………………………………...........

13

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBN ……….........

19

B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBN ........................

19

B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBN ......................

21

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA ……………………………........

34

C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM .........................................

34

C.2. PENJELASAN PER POS NERACA ................................................

35

C.3. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA ……………..

54

C.4. CATATAN PENTING LAINNYA ..................................................

55

D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN ARUS KAS ………………........

57

D.1. IKHTISAR LAPORAN ARUS KAS .................................................

57

D.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN ARUS KAS .............................

58

LAMPIRAN ...................................................................................................

69

Daftar Isi

-i-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR TABEL 1.

Sektor TA 2004

26

2.

Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia

36

3.

Kas di Bendahara Penerimaan pada Kementerian Negara/Lembaga

37

4.

Uang Muka dari Rekening BUN Menurut Lender

37

5.

Uang Muka dari Rekening BUN Menurut Tahun Anggaran

38

6.

Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2004

38

7.

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2004

39

8.

Aset Tetap per 31 Desember 2004

42

9.

Aset Lainnya per 31 Desember 2004

43

10. Tuntutan Ganti Rugi Menurut Kementerian Negara/Lembaga

44

11. Aset Lain-lain Menurut Kementerian Negara/Lembaga

44

12. Bagian Lancar Utang Luar Negeri per Jenis Utang

46

13. Bagian Lancar Utang Dalam Negeri per Jenis Obligasi

46

14. Utang Bunga dan Kewajiban Luar Negeri Lainnya

47

15. Utang Bunga Obligasi

47

16. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi

48

17. Utang Luar Negeri Perbankan per Jenis Utang

50

18. Utang Luar Negeri Non Perbankan per Jenis Utang

50

19. Akumulasi SAL s.d Akhir TA 2003

51

Daftar Tabel

-ii-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR GRAFIK 1.

Perkembangan Realisasi Penerimaan Perpajakan dan PNBP TA 2000-2004

19

2.

Perkembangan Realisasi Belanja Negara TA 2000-2004

20

3.

Komposisi Alokasi APBN TA 2004

20

4.

Komposisi Realisasi Penerimaan Dalam Negeri TA 2004

21

5.

Komposisi Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam TA 2004

22

6.

Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 2004

23

7.

Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Untuk Daerah TA 2004

24

8.

Komposisi Realisasi Pengeluaran Rutin per Jenis Belanja TA 2004

24

9.

Komposisi Realisasi Belanja Rutin Menurut Sektor TA 2004

27

10.

Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah Menurut Sektor TA 2004

28

11.

Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek Menurut Sektor TA 2004

29

12.

Komposisi Realisasi Dana Perimbangan TA 2004

30

13.

Struktur Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004

34

14.

Struktur Aset Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004

34

15.

Struktur Kewajiban dan Ekuitas Dana Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004

35

16.

Komposisi Aset Tetap Berdasarkan Jenisnya per 31 Desember 2004

42

17.

Komposisi Utang Jangka Panjang Pemerintah per 31 Desember 2004

51

18.

Komposisi Arus Kas Bersih per Aktivitas

57

19.

Komposisi Penerimaan Perpajakan TA 2004

59

Daftar Grafik

-iii-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR LAMPIRAN 1. Laporan Realisasi Anggaran Penerimaan Dalam Negeri TA 2004

69

2. Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin dan Pembangunan per Kementerian Negara/Lembaga TA 2004

73

3. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin TA 2004

75

4. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah TA 2004

78

5. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek TA 2004

81

6. Realisasi Anggaran Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Umum TA 2004

84

7. Realisasi Anggaran Dana Penyesuaian Tahun Anggaran 2004

85

8. Daftar Saldo Kas KPPN per 31 Desember 2004

86

9. Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2004

90

10. Daftar Persediaan per 31 Desember 2004

91

11. Posisi Dana Penerusan Pinjaman Luar Negeri dan Dalam Negeri SLA, RDI, dan RPD per 31 Desember 2004

92

12. Rincian Pencairan Pinjaman Pendanaan KUMK Posisi 31 Desember 2004

93

13. Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN per 31 Desember 2004

94

14. Penyertaan Modal Pemerintah pada Non BUMN (Minoritas) per 31 Desember 2004

99

15. Penyertaan Modal Pemerintah pada Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional/Regional per 31 Desember 2004

100

16. Daftar Aset Tetap per 31 Desember 2004

101

17. Saldo Rekening-Rekening Escrow dan Reboisasi per 31 Desember 2004

103

18. Ringkasan Aset Negara Ex-BPPN yang Dikelola PPA untuk Periode 27 Februari 2004 – 31 Desember 2004

104

19. Ringkasan Data Nominatif Aset Kredit yang Diserahkan kepada Tim Pemberesan (TP)

105

20. Piutang Negara Non Perbankan Instansi Pemerintah dan Lembaga Negara Posisi per 31 Desember 2004

106

21. Data Aset Kontraktor Kontrak Kerjasama BP MIGAS

107

22. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Luar Negeri

108

23. Bagian Lancar Utang Obligasi Dalam Negeri per 31 Desember 2004

109

24. Utang Bunga Dan Kewajiban Luar Negeri Lainnya

110

25. Utang Bunga Obligasi Negara per 31 Desember 2004

111

26. Interest, Accrued Interest, and Accrued Indexation Formula Computation for Government Bond

113

27. Obligasi Negara Jangka Panjang Per 31 Desember 2004

115

28. Daftar Pengawasan Saldo Rekening Sementara Cadangan Subsidi dan PSO (Escrow Accounts)

117

29. Rekening Sub Account Dana Bagi Hasil SDA Pada PT BNI (Persero) Tbk. Cabang Kramat Jakarta

118

30. Rekapitlasi Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2004

119

31. Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN

121

Daftar Lampiran

–iv-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR SINGKATAN APBD APBN BAPEKKI BAPETEN BAPPENAS BBM BGP BHMN BI BKKBN BLBI BMFL BMGB BMJ BMNF BMPM BMT BP MIGAS BPBP BPHTB BPK BPOM BPPN BPPT BULOG BUMD BUMN BUN CAP CPI DAK DAU DBH Direktorat IA Direktorat PBM/KN Direktorat PKN Direktorat PPHLN Direktorat PPP Direktorat PSUN DJPLN DPR GBHN HTI KKKS KMK KONI KPPN KSM KU KUHR KUMK KUN KUTPA LAK LDKP LKP

: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bahan Bakar Minyak Belanja Gaji/Upah Proyek Badan Hukum Milik Negara Bank Indonesia Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Bantuan Likuiditas Bank Indonesia Belanja Modal Untuk Fisik Lainnya Belanja Modal Untuk Gedung dan Bangunan Belanja Modal Untuk Jaringan Belanja Modal Non Fisik Belanja Modal Untuk Peralatan dan Mesin Belanja Modal Untuk Tanah Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Belanja Pembelian Bahan Proyek Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Badan Pemeriksa Keuangan Badan Pengawas Obat dan Makanan Badan Penyehatan Perbankan Nasional Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Badan Urusan Logistik Badan Usaha Milik Daerah Badan Usaha Milik Negara Bendahara Umum Negara Cadangan Anggaran Pembangunan Consumer Price Index Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Umum Dana Bagi Hasil Direktorat Informasi dan Akuntansi Direktorat Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara Direktorat Pengelolaan Kas Negara Direktorat Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara Dewan Perwakilan Rakyat Garis-Garis Besar Haluan Negara Hutan Tanaman Industri Kontraktor Kontrak Kerja Sama Keputusan Menteri Keuangan Komite Olahraga Nasional Indonesia Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kelompok Swadaya Masyarakat Kiriman Uang Kredit Usaha Hutan Tani Kredit Usaha Mikro dan Kecil Kas Umum Negara Kredit Usaha Tani Persuteraan Alam Laporan Arus Kas Lembaga dana Kredit Pedesaan Lembaga Keuangan Pelaksana

Daftar Singkatan –v-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

LRA MAK MAP PFK PMP PNBP PPh PPN PPnBM Propenas PSL PSO PT PPA RDI RPD SABMKN SAI SAL SAP SDA SIBOR SIKPA SILPA SLA SPM-GU SPM-LS SUN TA TAB TAYL TGR THT TP TPA TSP USP UYHD

: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

Laporan Realisasi Anggaran Mata Anggaran Pengeluaran Mata Anggaran Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga Penyertaan Modal Pemerintah Penerimaan Negara Bukan Pajak Pajak Penghasilan Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penjualan atas Barang Mewah Program Pembangunan Nasional Past Service Liability Public Service Obligation Perusahaan Terbatas Pengelolaan Aset Rekening Dana Investasi Rekening Pembangunan Daerah Sistem Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara Sistem Akuntansi Instansi Sisa Anggaran Lebih Standar Akuntansi Pemerintahan Sumber Daya Alam Singapore Interbank Offered Rate Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Subsidiary Loan Agreement Surat Perintah Membayar-Ganti UYHD Surat Perintah Membayar- Langsung Surat Utang Negara Tahun Anggaran Tahun Anggaran Berjalan Tahun Anggaran Yang Lalu Tuntutan Ganti Rugi Tabungan Hari Tua Tim Pemberesan Aset Tagihan Penjualan Angsuran Tempat Simpan Pinjam Usaha Simpan Pinjam Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan

Daftar Singkatan –vi-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Indeks Catatan atas Laporan Keuangan

LAPORAN REALISASI APBN Pendapatan Negara dan Hibah Catatan B.2.1 Pendapatan Negara dan Hibah Catatan B.2.1.1 Penerimaan Dalam Negeri Catatan B.2.1.1.1 Penerimaan Perpajakan Catatan B.2.1.1.1.1 Pajak Dalam Negeri Catatan B.2.1.1.1.2 Pajak Perdagangan Internasional Catatan B.2.1.1.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak Catatan B.2.1.1.2.1 Penerimaan Sumber Daya Alam Catatan B.2.1.1.2.2 Bagian Pemerintah atas Laba BUMN Catatan B.2.1.1.2.3 Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya Catatan B.2.1.2 Penerimaan Hibah Belanja Negara Catatan B.2.2 Catatan B.2.2.1 Catatan B.2.2.1.1 Catatan B.2.2.1.2 Catatan B.2.2.1.2.1 Catatan B.2.2.1.2.2 Catatan B.2.2.2 Catatan B.2.2.2.1 Catatan B.2.2.2.1.1 Catatan B.2.2.2.1.2 Catatan B.2.2.2.1.3 Catatan B.2.2.2.2 Catatan B.2.2.2.2.1 Catatan B.2.2.2.2.2 Catatan B.2.2.3

Belanja Negara Belanja Pemerintah Pusat Pengeluaran Rutin Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah Pembiayaan Proyek Belanja untuk Daerah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Suspen

Defisit Anggaran Catatan B.2.3

Defisit Anggaran

Pembiayaan Catatan B.2.4 Catatan B.2.4.1 Catatan B.2.4.1.1 Catatan B.2.4.1.2 Catatan B.2.4.2 Catatan B.2.4.2.1 Catatan B.2.4.2.1.1 Catatan B.2.4.2.1.2 Catatan B.2.4.2.2

Pembiayaan Pembiayaan dalam Negeri Perbankan dalam Negeri Non Perbankan Dalam Negeri Pembiayaan Luar Negeri Neto Penarikan Pinjaman Luar Negeri Bruto Penarikan Pinjaman Program Penarikan Pinjaman Proyek Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri

SILPA (SIKPA) Catatan B.2.5 Catatan B.2.6 Catatan B.2.7

Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran – SILPA (SIKPA) Sisa Anggaran Lebih (SAL) Awal Tahun Anggaran 2003 Sisa Anggaran Lebih (SAL) Sampai Dengan Tahun Anggaran 2004

NERACA ASET Catatan Catatan

C.2.1 C.2.2

Aset Lancar Rekening Kas BUN di Bank Indonesia Rekening Kas di KPPN Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -vii-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan

C.2.3 C.2.4 C.2.5 C.2.6 C.2.7 C.2.8 C.2.9 C.2.10 C.2.11 C.2.12

Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan

C.2.13 C.2.14 C.2.15 C.2.16 C.2.17 C.2.18 C.2.19 C.2.20

Rekening Pemerintah Lainnya di BI Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Uang Muka dari Rekening BUN Piutang Pajak Piutang Bukan Pajak Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Piutang Lain-lain Persediaan Investasi Jangka Panjang Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah Dana Bergulir Investasi Non Permanen Lainnya Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Investasi Permanen Lainnya Aset Tetap Dana Cadangan Aset Lainnya

KEWAJIBAN Catatan Catatan Catatan Catatan

C.2.21 C.2.22 C.2.23 C.2.24

Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan

C.2.25 C.2.26 C.2.27 C.2.28 C.2.29 C.2.30

Kewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Fihak Ketiga Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Bunga Utang Jangka Pendek Lainnya Kewajiban Jangka Panjang Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya

EKUITAS Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan

C.2.31 C.2.32 C.2.33 C.2.34 C.2.35 C.2.36 C.2.37

Catatan Catatan Catatan Catatan

C.2.38 C.2.39 C.2.40 C.2.41

Catatan

C.2.42

Ekuitas Dana Lancar SAL SILPA (SIKPA) Dana Lancar Lainnya Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Pendapatan yang Ditangguhkan Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Ekuitas Dana Cadangan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan

LAPORAN ARUS KAS ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Catatan D.2.1 Penerimaan Perpajakan Catatan D.2.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak Catatan D.2.3 Pendapatan Hibah Catatan D.2.4 Belanja Pegawai Catatan D.2.5 Belanja Barang dan Jasa Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -viii-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan

D.2.6 D.2.7 D.2.8 D.2.9 D.2.10

Belanja Subsidi Dana Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Bunga Utang Belanja Operasi Lain-Lain

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN Catatan D.2.11 Penjualan Aset Catatan D.2.12 Belanja Modal ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Catatan D.2.13 Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Catatan D.2.14 Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri Catatan D.2.15 Pendapatan Pelunasan Piutang Catatan D.2.16 Pembayaran Utang Pokok Dalam Negeri Catatan D.2.17 Pembayaran Utang Pokok Luar Negeri Catatan D.2.18 Penerusan Pinjaman Luar Negeri ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN Catatan D.2.19 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga Catatan D.2.20 Penerimaan Kiriman Uang Catatan D.2.21 Penerimaan Transito Catatan D.2.22 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga Catatan D.2.23 Pengeluaran Kiriman Uang Catatan D.2.24 Pengeluaran Transito Catatan D.2.25 Saldo Awal Kas Catatan D.2.26 Saldo Akhir Kas Catatan D.2.27 Kas di Bendahara Pengeluaran Catatan D.2.28 Kas di Bendahara Penerimaan Catatan D.2.29 Rekening Pemerintah Lainnya pada Bank Indonesia

Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -ix-

RINGKASAN

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

RINGKASAN Berdasarkan Pasal 23E Undang-Undang Dasar 1945 dan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2004, Pemerintah menyusun pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN TA 2004 berupa laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dengan demikian penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban konstitusional pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selaku wakil rakyat atas pelaksanaan APBN TA 2004. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) ini disusun dari laporan keuangan seluruh kementerian negara/lembaga, informasi keuangan yang berada dalam pengelolaan Bendahara Umum Negara (BUN), dan unit-unit terkait lainnya yang mengelola dan/atau menguasai aset negara. 1. LAPORAN REALISASI APBN Laporan Realisasi APBN menggambarkan perbandingan antara APBN-Perubahan TA 2004 dengan realisasinya, mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2004 adalah sebesar Rp403,37 triliun atau mencapai 99,90% dari anggarannya. Realisasi Belanja Negara pada TA 2004 adalah sebesar Rp427,18 triliun atau mencapai 99,33% dari anggarannya. Jumlah realisasi belanja negara tersebut terdiri dari realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp297,46 triliun atau 99,14% dari anggarannya, dan realisasi Belanja untuk Daerah sebesar Rp129,72 triliun atau 99,78% dari anggarannya. Realisasi Defisit Anggaran TA 2004 adalah sebesar Rp23,81 triliun, berarti 9,37% lebih rendah dari yang dianggarkan dalam APBN TA 2004 sebesar Rp26,27 triliun. Realisasi Pembiayaan Neto TA 2004 adalah sebesar Rp20,79 triliun, yang berarti membiayai 87,34% defisit anggaran, sehingga terdapat Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SIKPA) sebesar Rp3,01 triliun. Adapun Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan 31 Desember 2004 sebesar Rp21,57 triliun. 2. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan pemerintah pusat mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Jumlah Aset per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp851,88 triliun yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp86,90 triliun; Investasi Jangka Panjang sebesar Rp465,27 triliun; Aset Tetap sebesar Rp229,07 triliun; Dana Cadangan sebesar Rp1,73 triliun; dan Aset Lainnya sebesar Rp68,92 triliun. Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp1.349,03 triliun yang terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp125,84 triliun dan Kewajiban Jangka Panjang sebesar Rp1.223,19 triliun. Sementara itu jumlah Ekuitas Dana Neto per 31 Desember 2004 adalah sebesar minus Rp497,15 triliun yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar minus Rp38,94 triliun, Ekuitas Dana Investasi sebesar minus Rp459,94 triliun, dan Ekuitas Dana Cadangan sebesar Rp1,73 triliun.

Ringkasan -1-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

3. LAPORAN ARUS KAS Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama TA 2004, serta saldo kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2004. Saldo kas BUN per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp12,75 triliun, berarti terdapat penurunan sebesar Rp6,57 triliun dari saldo per 31 Desember 2003 sebesar Rp19,3 triliun. Penurunan saldo kas tersebut berasal dari kenaikan arus kas dari aktivitas operasi sebesar Rp30,45 triliun, penurunan arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp66,96 triliun, kenaikan arus kas dari aktivitas pembiayaan sebesar Rp33,39 triliun, dan penurunan arus kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp3,55 triliun.

4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai antara lain mengenai dasar penyusunan laporan keuangan, kebijakan akuntansi, kejadian penting lainnya, dan informasi tambahan yang diperlukan. Dalam penyajian Laporan Realisasi APBN, pendapatan, belanja, dan pembiayaan diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari Kas Umum Negara (KUN). Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN.

Ringkasan -2-

LAPORAN REALISASI APBN

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

I. LAPORAN REALISASI APBN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA LAPORAN REALISASI APBN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah) Uraian

Catatan

A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan a. Pajak Dalam Negeri b. Pajak Perdagangan Internasional 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak a. Penerimaan Sumber Daya Alam b. Bagian Pemerintah atas Laba BUMN c. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya II. Penerimaan Hibah Jumlah Pendapatan Negara dan Hibah (A.I + A.II)

B.2.1 B.2.1.1 B.2.1.1.1 B.2.1.1.1.1 B.2.1.1.1.2 B.2.1.1.2 B.2.1.1.2.1 B.2.1.1.2.2 B.2.1.1.2.3 B.2.1.2

B. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat 1. Pengeluaran Rutin 2. Pengeluaran Pembangunan a. Pembiayaan Rupiah b. Pembiayaan Proyek II. Belanja untuk Daerah 1. Dana Perimbangan a. Dana Bagi Hasil b. Dana Alokasi Umum c. Dana Alokasi Khusus 2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian a. Dana Otonomi Khusus b. Dana Penyesuaian III. Suspen Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + B.III)

B.2.2 B.2.2.1 B.2.2.1.1 B.2.2.1.2 B.2.2.1.2.1 B.2.2.1.2.2 B.2.2.2 B.2.2.2.1 B.2.2.2.1.1 B.2.2.2.1.2 B.2.2.2.1.3 B.2.2.2.2 B.2.2.2.2.1 B.2.2.2.2.2 B.2.2.3

Anggaran

Realisasi

Realisasi di atas (di bawah) Anggaran

403.031.823.430.000 279.207.480.000.000 267.033.380.000.000 12.174.100.000.000 123.824.343.430.000 92.407.639.441.000 9.103.500.000.000 22.313.203.989.000 737.705.900.000 403.769.529.330.000

403.104.582.790.362 280.558.820.638.612 267.817.030.241.314 12.741.790.397.298 122.545.762.151.750 91.542.983.188.986 9.817.530.700.000 21.185.248.262.764 262.103.390.287 403.366.686.180.649

72.759.360.362 1.351.340.638.612 783.650.241.314 567.690.397.298 (1.278.581.278.250) (864.656.252.014) 714.030.700.000 (1.127.955.726.236) (475.602.509.713) (402.843.149.351)

300.036.173.502.000 228.088.404.400.000 71.947.769.102.000 52.708.769.102.000 19.239.000.000.000 130.005.001.340.000 123.149.623.397.000 37.368.366.053.000 82.130.926.144.000 3.650.331.200.000 6.855.377.943.000 1.642.617.943.000 5.212.760.000.000 430.041.174.842.000

297.464.003.972.606 236.013.837.863.766 61.450.166.108.840 48.017.837.115.367 13.432.328.993.473 129.723.028.415.742 122.867.684.672.742 36.700.327.968.000 82.130.927.929.572 4.036.428.775.170 6.855.343.743.000 1.642.617.943.000 5.212.725.800.000 (10.361.483.773) 427.176.670.904.575

(2.572.169.529.394) 7.925.433.463.766 (10.497.602.993.160) (4.690.931.986.633) (5.806.671.006.527) (281.972.924.258) (281.938.724.258) (668.038.085.000) 1.785.572 386.097.575.170 (34.200.000) 0 (34.200.000) (10.361.483.773) (2.864.503.937.425)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -3-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C. Defisit Anggaran (B - A) D. Pembiayaan I. Pembiayaan Dalam Negeri 1. Perbankan Dalam Negeri 2. Non Perbankan Dalam Negeri

B.2.3 B.2.4 B.2.4.1 B.2.4.1.1 B.2.4.1.2

II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto) 1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) a. Penarikan Pinjaman Program b. Penarikan Pinjaman Proyek 2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri Jumlah Pembiayaan (D.I + D.II) E. Sisa Lebih (Kurang )Pembiayaan Anggaran-SILPA (SIKPA ) TA 2004 (D-C) F. Sisa Anggaran Lebih (SAL) Awal TA 2004 G. Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan TA 2004 (E + F)

B.2.4.2 B.2.4.2.1 B.2.4.2.1.1 B.2.4.2.1.2 B.2.4.2.2 B.2.5 B.2.6 B.2.7

26.271.645.512.000

23.809.984.723.926

(2.461.660.788.074)

50.050.459.512.000 23.911.807.287.000 26.138.652.225.000

48.853.088.699.786 22.712.505.838.000 26.140.582.861.786

(1.197.370.812.214) (1.199.301.449.000) 1.930.636.786

(23.778.814.000.000) 21.745.637.000.000 3.140.837.000.000 18.604.800.000.000 45.524.451.000.000 26.271.645.512.000

(28.057.201.652.860) 18.433.905.228.916 5.058.509.000.000 13.375.396.228.916 46.491.106.881.776 20.795.887.046.926 (3.014.097.677.000) 24.588.479.454.419 21.574.381.777.419

(4.278.387.652.860) (3.311.731.771.084) 1.917.672.000.000 (5.229.403.771.084) 966.655.881.776 (5.475.758.465.074)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -4-

NERACA

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

II. NERACA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NERACA PER 31 DESEMBER 2004

(Dalam Rupiah) Uraian

Catatan

ASET Aset Lancar Kas dan Bank Rekening Kas BUN di Bank Indonesia Rekening Kas di KPPN Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Jumlah Kas dan Bank Uang Muka dari Rekening BUN Piutang Piutang Pajak Piutang Bukan Pajak Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Piutang Lain-lain Jumlah Piutang Persediaan Jumlah Aset Lancar

C.2.1 C.2.2 C.2.3 C.2.4 C.2.5 C.2.6 C.2.7 C.2.8 C.2.9 C.2.10 C.2.11 C.2.12

Investasi Jangka Panjang Investasi Non Permanen Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah Dana Bergulir Investasi Non Permanen Lainnya Jumlah Investasi Non Permanen Investasi Permanen Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Investasi Permanen Lainnya Jumlah Investasi Permanen Jumlah Investasi Jangka Panjang Aset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah Aset Tetap

Jumlah

248.984.834.918 12.498.762.125.000 38.660.204.618.670 322.614.437.433 576.992.798.255 52.307.558.814.276 2.574.116.076.156 28.964.985.918.280 918.886.706.165 25.519.902.850 2.126.200.147 1.746.650.958.960 31.658.169.686.402 356.045.620.551 86.895.890.197.385

C.2.13 C.2.14 C.2.15

62.278.309.530.000 2.766.220.770.219 1.420.053.000.000 66.464.583.300.219

C.2.16 C.2.17

395.658.528.974.064 3.144.466.700.390 398.802.995.674.454 465.267.578.974.673

C.2.18 83.635.282.924.766 61.687.965.097.396 38.896.471.338.200 40.489.403.009.948 1.901.915.011.171 2.460.508.047.387 229.071.545.428.868

Dana Cadangan Dana Cadangan

C.2.19

Aset Lainnya Tagihan Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Dana yang Dibatasi Penggunaannya Aset Lain-lain Jumlah Aset Lainnya

1.730.000.000.000

C.2.20

JUMLAH ASET

396.163.190.839 33.475.182.449 31.579.000 11.303.683.753.573 57.182.454.123.677 68.915.807.829.538 851.880.822.430.464

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -5-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Fihak Ketiga Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Bunga Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Utang Jangka Panjang Luar Negeri Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Jumlah Kewajiban Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar SAL SILPA (SIKPA) Dana Lancar Lainnya Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Pendapatan yang Ditangguhkan Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Jumlah Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Jumlah Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Cadangan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan EKUITAS DANA NETO

C.2.21 C.2.22 C.2.23 C.2.24

226.181.671.351 82.079.302.957.375 43.054.542.475.822 478.049.128.712 125.838.076.233.260

C.2.25 C.2.26

621.854.878.768.795 1.988.569.160.166 623.843.447.928.961

C.2.27 C.2.28 C.2.29 C.2.30

583.008.813.834.960 2.929.540.649.970 9.228.859.647.206 4.184.071.033.048 599.351.285.165.184 1.223.194.733.094.145 1.349.032.809.327.405

C.2.31 C.2.32 C.2.33 C.2.34 C.2.35 C.2.36

24.588.479.454.419 (3.014.097.677.000) 32.504.118.643.407 31.658.169.686.402 356.045.620.551 576.992.798.255

C.2.37

(125.611.894.561.909 (38.942.186.035.875)

C.2.38 C.2.39 C.2.40

465.267.578.974.673 229.071.545.428.868 68.915.807.829.538

C.2.41

(1.223.194.733.094.145) (459.939.800.861.066)

C.2.42

1.730.000.000.000 (497.151.986.896.941)

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

851.880.822.430.464

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -6-

LAPORAN ARUS KAS

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

III. LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2004

(Dalam Rupiah) Uraian

Catatan

Jumlah

A. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI I. Arus Kas Masuk 1. Penerimaan Perpajakan 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak a. Penerimaan Sumber Daya Alam b. Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN c. Penerimaan PNBP Lainnya 3. Pendapatan Hibah Jumlah Arus Kas Masuk (A.I) II. Arus Kas Keluar 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang dan Jasa 3. Belanja Subsidi 4. Dana Perimbangan 5. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 6. Bunga Utang 7. Belanja Operasi Lain-Lain Jumlah Arus Kas Keluar (A.II) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (A.I - A.II)

D.2.1 D.2.2

D.2.3

D.2.4 D.2.5 D.2.6 D.2.7 D.2.8 D.2.9 D.2.10

280.897.641.240.000 116.704.801.670.000 91.397.744.046.000 9.817.533.694.000 15.489.523.930.000 277.962.833.000 397.880.405.743.000 54.783.069.983.000 15.142.662.568.000 91.899.301.904.000 122.873.223.394.000 6.808.042.499.000 62.664.201.767.000 13.258.131.774.000 367.428.633.889.000 30.451.771.854.000

B. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN I. Arus Kas Masuk Penjualan Aset a. Penjualan Aset Tetap b. Penjualan Aset Lainnya Jumlah Arus Kas Masuk (B.I) II. Arus Kas Keluar Belanja Modal a. Belanja Modal untuk Tanah b. Belanja Modal untuk Peralatan dan Mesin c. Belanja Modal untuk Gedung dan Bangunan d. Belanja Modal untuk Jaringan e. Belanja Modal untuk Fisik Lainnya f. Belanja Modal Non Fisik Jumlah Arus Kas Keluar (B.II) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan (B.I - B.II)

D.2.11 84.553.020.000 22.984.389.000 107.537.409.000 D.2.12 711.226.994.000 17.019.729.691.000 8.253.085.058.000 9.850.130.631.000 4.551.527.369.000 26.574.980.766.000 66.960.680.509.000 (66.853.143.100.000)

C. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN I. Arus Kas Masuk 1. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri 2. Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri 3. Pendapatan Pelunasan Piutang Jumlah Arus Kas Masuk (C.I)

D.2.13 D.2.14 D.2.15

64.901.134.245.000 32.436.390.917.000 10.291.748.111.000 107.629.273.273.000

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -7-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

II. Arus Kas Keluar 1. Pembayaran Utang Pokok Dalam Negeri 2. Pembayaran Utang Pokok Luar Negeri 3. Penerusan Pinjaman Luar Negeri Jumlah Arus Kas Keluar (C.2) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Pembiayaan (C.I – C.II)

D.2.16 D.2.17 D.2.18

25.456.429.045.000 46.491.106.882.000 2.294.463.777.000 74.241.999.704.000 33.387.273.569.000

D. ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN I. Arus Kas Masuk 1. Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga 2. Penerimaan Kiriman Uang 3. Penerimaan Transito Jumlah Arus Kas Masuk (D.I) II. Arus Kas Keluar 1. Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga 2. Pengeluaran Kiriman Uang 3. Pengeluaran Transito Jumlah Arus Kas Keluar (D.II) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran (D.I – D.II) PENURUNAN KAS (A+B+C+D) SALDO AWAL KAS SALDO AKHIR KAS KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN REKENING PEMERINTAH LAINNYA PADA BI SALDO AKHIR KAS DAN BANK

D.2.19 D.2.20 D.2.21

12.286.381.675.000 974.976.554.354.569 14.667.758.094.431 1.001.930.694.124.000

D.2.22 D.2.23 D.2.24

16.618.210.830.000 973.874.176.895.324 14.990.372.531.864 1.005.482.760.257.188 (3.552.066.133.188) (6.566.163.810.188) 19.313.910.770.106 12.747.746.959.918 322.614.437.433 576.992.798.255 38.660.204.618.670 52.307.558.814.276

D.2.25 D.2.26 D.2.27 D.2.28 D.2.29

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -8-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENDAHULUAN A.1. DASAR HUKUM 1. Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 2. Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menetapkan bahwa Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan. 3. Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2004 menetapkan setelah Tahun Anggaran 2004 berakhir, Pemerintah menyusun Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2004 berupa Laporan Keuangan. Laporan Keuangan yang dimaksud setidaktidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. 4. Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang APBN Tahun Anggaran 2004 menetapkan Pemerintah mengajukan Rancangan UndangUndang tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2004, setelah Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, paling lambat 9 (sembilan) bulan setelah Tahun Anggaran 2004 berakhir untuk mendapatkan persetujuan DPR. 5. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 337/KMK.012/2003 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

A.2. KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah pusat sebagai amanat dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2004. Sebelum diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk disahkan menjadi Undang-Undang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2004, Laporan Keuangan telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI) sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Laporan keuangan tahun 2004 merupakan laporan keuangan pertama yang terdiri atas Laporan Realisasi APBN, Neraca, dan Laporan Arus Kas disertai Catatan atas Laporan Keuangan. Kebijakan pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004 mengacu kepada GBHN 1999-2004, Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004, kesepakatan-kesepakatan antara pemerintah dan DPR serta program kerja Kabinet Gotong Royong. Kebijakan di bidang ekonomi yang dituangkan dalam APBN diarahkan untuk memantapkan proses konsolidasi fiskal dan penyehatan APBN guna ketahanan fiskal yang berkelanjutan serta untuk diselaraskan dengan program pemulihan ekonomi. Untuk tahun 2004, program konsolidasi fiskal dimaksud meliputi antara lain langkah-langkah pemerintah dengan berakhirnya program kerjasama dengan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan persiapan-persiapan untuk mengantisipasi pelaksanaan Pemilihan Umum. Adapun titik berat dalam program konsolidasi fiskal tahun 2004 adalah: Catatan atas Laporan Keuangan -9-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004



Mengendalikan dan menurunkan secara bertahap defisit APBN menuju APBN yang seimbang;



Melanjutkan upaya penurunan jumlah (stock) utang publik dan rasionya terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB), guna meringankan beban utang pemerintah secara cepat dalam jangka menengah;



Meningkatkan penerimaan pajak secara progresif yang adil dan jujur, mengurangi subsidi, menghemat anggaran belanja negara serta meningkatkan disiplin anggaran;



Memantapkan proses desentralisasi dengan tetap megupayakan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah, yang sesuai dengan asas keadilan dan sepadan dengan besarnya kewenangan yang diserahkan pemerintah pusat kepada daerah, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik, Indonesia (NKRI).

Kinerja pelaksanaan APBN 2004 dipengaruhi oleh kinerja indikator ekonomi Indonesia, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan, harga minyak mentah dan tingkat produksi minyak Indoneisa. Secara umum, kinerja perekonomian Indonesia stabil dan membaik selama tahun 2003 dan terus berlangsung hingga tahun 2004. Berikut perkembangan asumsi makro selama tahun 2002 – 2004 sebagaimana terdapat pada Nota Keuangan dan UU APBN Tahun Anggaran 2005: Uraian Pertumbuhan Ekonomi (Persen) Tingkat Inflasi (Persen) Nila Tukar Rupiah (Rp/US$) Suku Bunga SBI-3 bulan (Persen) Harga Minyak Internasional (US$/barel) Produksi Minyak (juta barel/hari)

2002 Realisasi 4,3 10 9.311 15,24 23,5 1,26

2003 Realisasi 4,5 5,1 8.577 10,2 28,75 1,092

Asumsi 4,8 6,5 8.600 8,5 22 1,15

2004 Perk. Realisasi 4,8 7 8.900 7,6 34 1,072

Berkaitan dengan adanya perubahan-perubahan pada asumsi makro selama tahun 2004, APBN tahun anggaran 2004 disesuaikan sehingga lebih realistis dan sejalan. Perubahan dimaksud telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU Nomor 28 Tahun 2003 tentang APBN Tahun Anggaran 2004. Beberapa perubahan dimaksud sebagai berikut: Uraian Penerimaan Perpajakan Penerimaan Bukan Pajak Penerimaan Hibah Jumlah Anggaran Pendapatan Negara dan HIbah Belanja Pemerintah Pusat Belanja untuk Daerah Jumlah Anggaran Belanja Negara Defisit Anggaran

APBN 272.175.100 77.124.436 634.200 349.933.736 255.308.989 119.042.274.087 374.351.263.087 24.417.527.287

(dalam jutaan) Beda (%) 279.207.480 2,58 123.824.343 60,55 737.706 16,32 403.769.529 15,38 300.036.173.502 17,51 130.005.001 9,21 430.041.174.842 14,87 26.271.645.512 7,59 APBN-P

Realisasi pendapatan negara dan hibah naik dari Rp341,40 triliun di tahun 2003 menjadi Rp403,37 triliun di tahun 2004. Sebagian kenaikan ini berasal dari penerimaan pajak yang meningkat dengan adanya penyempurnaan kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan. Pada sisi lain, belanja negara mengalami peningkatan secara nominal yang antara lain disebabkan oleh adanya upaya perbaikan kesejahteraan aparatur pemerintah dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, pemberian stimulus fiskal secara terbatas pada perekonomian, dan peningkatan alokasi anggaran ke daerah sejalan dengan pelaksanaan kebijakan desentralisasi fiskal. Dengan demikian, defisit anggaran pada tahun 2004 menjadi Rp23,81 triliun. Adapun sumber pembiayaan untuk menutup defisit anggaran antara lain berasal Catatan atas Laporan Keuangan -10-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

dari hasil penjualan aset program restrukturisasi perbankan, privatisasi BUMN, dan penerbitan surat utang pemerintah. Di masa depan, beban pembiayaan anggaran akan semakin berat terutama karena membengkaknya beban pembayaran pokok utang, baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri yang telah jatuh tempo. Besarnya kewajiban pembayaran utang sehingga membatasi stimulus perekonomian juga menjadi kendala yang harus dihadapi pada APBN 2004. Kendala lainnya pada pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004 adalah adanya gejolak eksternal perekonomian, baik yang berasal dari luar negeri maupun yang berasal dari dalam negeri. Pengaruh eksternal dari luar negeri antara lain kenaikan suku bunga the fed fund dan upaya pemerintah China untuk menahan laju pertumbuhan ekonominya. Sedangkan kendala dalam negeri antara lain terbatasnya sumber investasi, tingginya tingkat pengangguran, serta kelebihan likuiditas pada sektor perbankan karena belum pulihnya fungsi intermediasi perbankan.

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh seluruh entitas pemerintah pusat, yang terdiri dari kementerian negara/lembaga, beserta jenjang struktural di bawahnya seperti eselon I, kantor wilayah, serta kantor/satuan kerja dan proyek/bagian proyek yang bertanggung jawab atas otorisasi kredit anggaran yang diberikan kepadanya, termasuk transaksi keuangan yang berasal dari APBN yang dikelola oleh pemerintah daerah. LKPP tidak mencakup entitas pemerintah daerah, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Kementerian negara/lembaga tersebut meliputi: Daftar kementerian negara/lembaga

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.

Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Badan Pemeriksa Keuangan Mahkamah Agung Kejaksaan Agung Lembaga Kepresidenan Sekretariat Wakil Presiden Departemen Dalam Negeri Departemen Luar Negeri Departemen Pertahanan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Departemen Keuangan Departemen Pertanian Departemen Perindustrian dan Perdagangan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi Departemen Pendidikan Nasional Departemen Kesehatan Departemen Agama Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Departemen Sosial Departemen Kehutanan Departemen Kelautan dan Perikanan Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Catatan atas Laporan Keuangan -11-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55.

Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Badan Intelijen Negara Lembaga Sandi Negara Dewan Ketahanan Nasional Badan Urusan Logistik Badan Pusat Statistik Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional RI Departemen Komunikasi dan Informasi Kepolisian Republik Indonesia Badan Pengawas Obat dan Makanan Lembaga Ketahanan Nasional RI Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Badan Narkotika Nasional Badan Metereologi dan Geofisika Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Meteorologi dan Geofisika Komisi Pemilihan Umum

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi APBN disusun berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran kementerian negara/lembaga, kecuali untuk Dana Bagi Hasil dicatat berdasarkan data Bendahara Umum Negara (BUN). Neraca pemerintah pusat disusun berdasarkan data yang dikelola Departemen Keuangan, Kementerian Negara BUMN, unit-unit terkait lainnya yang mengelola dan/atau menguasai aset negara seperti Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP MIGAS), Badan Pengelola Kemayoran, Badan Pengelola Gelora Bung Karno, dan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (Otorita Batam). Selain itu neraca pemerintah pusat juga disusun berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga, terutama untuk Kas di Bendahara Penerimaan, Kas di Bendahara Pengeluaran, Piutang, Persediaan, Aset Tetap, dan Aset Lainnya. Data mengenai Kas Umum Negara dan Non Anggaran, data investasi jangka panjang, dan data kewajiban didasarkan pada data Departemen Keuangan. Penyertaan Modal Pemerintah berasal dari Kementerian Negara BUMN. Laporan realisasi anggaran dan neraca kementerian negara/lembaga disusun dengan menggunakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang berbasis jurnal berpasangan (double entry). Namun masih terdapat kementerian negara/lembaga yang belum menerapkan SAI secara penuh dalam pemrosesan data aset tetap di neraca. Beberapa kementerian negara/lembaga belum menggunakan Sistem Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara (SABMKN), yang merupakan subsistem dari SAI, dalam memproses data aset tetap. Laporan Arus Kas disusun berdasarkan data penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelola oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).

Catatan atas Laporan Keuangan -12-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan Realisasi APBN disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN. Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN. Pemerintah Indonesia, sampai dengan penyusunan laporan keuangan ini belum menetapkan peraturan pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Oleh karena itu Pemerintah menetapkan kebijakan akuntansi sebagai acuan dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat: Pendapatan dakui pada saat kas diterima pada KUN.

(1) Pendapatan Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). (2) Belanja

Belanja diakui pada saat kas keluar dari KUN.

Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). (3) Pembiayaan

Pembiayaan diakui pada saat kas diterima/keluar dari KUN.

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan diakui pada saat kas diterima pada KUN serta pada saat terjadinya pengeluaran kas dari KUN. (4) Aset Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.

Aset terdiri dari aset lancar, investasi, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya

Aset diklasifikasikan menjadi aset lancar, investasi, aset tetap, dan aset lainnya. a. Aset Lancar Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas, Catatan atas Laporan Keuangan -13-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

piutang, dan persediaan. Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca. Rekening khusus (Reksus) tidak termasuk dalam perkiraan Kas. Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan dicatat di neraca berdasarkan : - harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian, - harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri, - harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan. b. Investasi Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, deviden dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Investasi pemerintah diklasifikasikan ke dalam investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki dalam kurun waktu setahun atau kurang. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari setahun. Penyajian investasi pada Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004 terbatas pada investasi jangka panjang. Investasi jangka panjang terdiri dari investasi non permanen dan investasi permanen.

Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu non permanen dan permamen. (i)

Investasi Non Permanen Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi non permanen sifatnya bukan penyertaan modal saham melainkan berupa pinjaman jangka panjang yang dimaksudkan untuk pembiayaan investasi perusahaan negara/daerah, pemerintah daerah dan pihak ketiga lainnya. Investasi non permanen meliputi : ƒ Seluruh dana pemerintah yang bersumber dari dana pinjaman luar negeri yang diteruspinjamkan melalui Subsidiary Loan Agreement (SLA) dan dana dalam negeri dalam bentuk Rekening Dana Investasi (RDI) dan Rekening Pembangunan Daerah (RPD) yang dipinjamkan kepada BUMN/BUMD dan Pemda. ƒ Seluruh dana pemerintah yang diberikan dalam bentuk Pinjaman Dana Bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), nasabah Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP), nasabah Usaha Simpan Pinjam/Tempat Simpan Pinjam (USP/TSP) atau nasabah BPR. ƒ Seluruh pencairan pinjaman pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) eks dana Surat Utang (SU) 005 yang disalurkan melalui dua pola sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan -14-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

a. Dana SU-005 dipinjamkan langsung oleh Pemerintah kepada Lembaga Keuangan Pelaksana (LKP) yang ditunjuk oleh Pemerintah c.q. Menteri Keuangan dalam rangka pendanaan KUMK; b. Dana SU-005 dipinjamkan kepada BUMN Pengelola dan selanjutnya diteruspinjamkan kepada LKP yang dtunjuk oleh BUMN Pengelola yang bersangkutan dalam rangka pendanaan KUMK. (ii) Investasi Permanen Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen dimaksudkan untuk mendapatkan deviden atau menanamkan pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang. Investasi permanen meliputi seluruh Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) pada perusahaan negara, lembaga internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara. Penyertaan Modal Pemerintah dalam badan usaha atau badan hukum lainnya yang sama dengan atau lebih dari 51 persen disebut sebagai Badan Usaha Milik Negara/Badan Hukum Milik Negara (BUMN/BHMN). PMP dalam badan usaha atau badan hukum lainnya yang kurang dari 51 persen disebut sebagai Non BUMN. PMP dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu perseroan terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal bukan dalam bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan. Penilaian investasi jangka panjang diprioritaskan menggunakan metode ekuitas. Jika suatu investasi bisa dipastikan tidak akan diperoleh kembali atau terdapat bukti bahwa investasi hendak dilepas, maka digunakan metode nilai bersih yang direalisasikan. Investasi dalam bentuk pinjaman jangka panjang kepada pihak ketiga dan non earning asset atau hanya sebagai bentuk partisipasi dalam suatu organisasi, seperti penyertaan pada lembaga-lembaga keuangan internasional, menggunakan metode biaya. Investasi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal neraca, pos investasi dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Khusus untuk RDI, menggunakan kurs jual. c. Aset tetap terdiri dari tanah, gedung dan bangunan, mesin dan peralatan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.

Aset Tetap Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004 pada harga perolehan Pengakuan aset tetap yang perolehannya setelah tanggal 1 Januari 2002 didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu: (a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah), dan (b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah). Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya. Seluruh aset tetap tidak didepresiasi. Catatan atas Laporan Keuangan -15-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

d. Dana Cadangan Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu. Dana cadangan dibentuk berdasarkan kebijakan Pemerintah pada tahun 1991 dimana pemerintah menyisihkan sebagian kelebihan realisasi pendapatan pajak untuk digunakan sebagai Cadangan Anggaran Pembangunan (CAP). CAP merupakan restricted cash pemerintah yang akan digunakan apabila terjadi defisit dalam tahun-tahun anggaran berikutnya.

Dana Cadangan

e. Aset lainnya terdiri dari TPA, Tagihan TGR, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Dana yang Dibatasi Penggunaannya, dan Aset lain-lain.

Aset Lainnya Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, dan Aset Lain-lain. TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran. TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap bendahara/pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya. Kemitraan dengan pihak ketiga merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki. Dana yang Dibatasi Penggunaannya merupakan kas atau dana yang alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu seperti rekening dana reboisasi. Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam TPA, Tagihan TGR, maupun Kemitraan dengan Pihak Ketiga. Aset lain-lain dapat berupa aset pemerintah yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah, dikelola pihak lain, tetapi belum ditentukan status hukumnya, seperti aset pemerintah eks BPPN yang dialihkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Tim Pemberesan Aset, Departemen Keuangan dan aset pemerintah yang digunakan oleh Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) BP MIGAS. Di samping itu, piutang macet kementerian negara/lembaga yang dialihkan penagihannya kepada Departemen Keuangan juga termasuk dalam kelompok aset lain-lain. Kas dan setara kas, piutang, dan aset tetap yang dikuasai dan/atau dimiliki Badan Pengelola Kemayoran (BP Kemayoran) dan Badan Pengelola Gelora Olah Raga Bung Karno (BP Gelora Bung Karno) juga termasuk dalam kelompok aset lain-lain.

(5) Kewajiban Kewajiban terdiri dari kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. Catatan atas Laporan Keuangan -16-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang Bunga (accrued interest) dan utang jangka pendek lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang pemerintah terdiri dari utang luar negeri dan utang dalam negeri. Utang luar negeri pemerintah adalah pinjaman bilateral, multilateral, kredit ekspor, leasing, dan kredit komersial yang dikelola Departemen Keuangan. Utang dalam negeri pemerintah adalah utang dalam bentuk sekuritas (government debt securities), yang terdiri dari fixed rates bonds, variable rates bonds, hedge bonds dan surat utang yang dikelola Departemen Keuangan. Fixed rate bonds-FR adalah obligasi yang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada saat penerbitan, dan dibayarkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan. Tingkat kupon obligasi jenis FR berkisar antara 10 persen sampai 16,5 persen, yang terdiri dari 23 seri, dengan masa jatuh tempo berkisar antara tahun 2005 sampai 2014 (posisi per akhir tahun 2004). Variable rate bonds-VR adalah obligasi berbunga mengambang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan secara periodik berdasarkan referensi tertentu. Dalam hal ini referensi yang digunakan ialah tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berjangka 3 bulan. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan sekali. Sampai akhir tahun 2004, terdapat 25 seri VR yang jatuh temponya berkisar antara tahun 2005 sampai dengan 2020. Obligasi jenis FR maupun VR adalah obligasi yang dapat diperdagangkandandipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. Hedge bonds-HB adalah obligasi lindung nilai yang berbunga mengambang, dan terdiri dari 6 seri. Tingkat bunga per tahun obligasi jenis ini adalah sebesar SIBOR (Singapore Interbank Offered Rate) ditambah 2 persen, dihitung atas jumlah nominal yang telah disesuaikan terhadap perubahan kurs Rupiah terhadap USD, dan dibayarkan empat kali dalam setahun (quarterly). Pada saat jatuh tempo, sebagaimana terms and condition-nya, HB dapat diganti dengan obligasi lain. CPI Index Linked Bonds (SU) adalah jenis utang Pemerintah kepada Bank Indonesia, berkaitan dengan program penjaminan dan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia). Jenis utang ini (SU-002 dan SU-004) berbunga tetap yaitu sebesar 3 persen per tahun atas pokok yang disesuaikan terhadap inflasi. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sekali (semiannually). Pokok SU dilunasi secara periodik (amortizing bonds), melalui mekanisme amortisasi, dan dilakukan setelah berakhirnya grace period yang ditetapkan. SRBI-1/MK/2003 adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah pada tanggal 7 Agustus 2003 sebagai pengganti SU-001 dan SU-003, dalam rangka penyelesaian bantuan likuiditas BI (BLBI). SU-005 adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah untuk kelanjutan pendanaan kredit program. Dengan terbitnya UU No.23 tahun 1999, Catatan atas Laporan Keuangan -17-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Bank Indonesia tidak diperkenankan lagi untuk memberikan likuiditas. Dalam kaitan ini, maka, Pemerintah telah menerbitkan Surat Utang No. SU-005/MK/1999 tanggal 29 Desember dengan plafond sebesar Rp9,97 triliun dengan ketentuan bahwa pinjaman yang dapat ditarik maksimum sebesar pengembalian Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) sampai dengan akhir Maret 2003. Sesuai dengan laporan BI pengembalian KLBI sampai dengan akhir Maret sebesar Rp3,1 triliun (dibulatkan). SU-005 akan diperhitungkan sebagai kewajiban sebesar dana yang telah ditarik. International Bond adalah jenis obligasi negara yang berdenominasi USD (RI0014), dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret 2014 dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,75 persen setahun, yang dibayar secara periodik dua kali setahun (semiannual). RI0014 diterbitkan melalui proses bookbuilding, dengan menggunakan jasa penjamin emisi/underwriter. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut. Utang bunga atas utang pemerintah dicatat sebesar biaya bunga yang telah terjadi dan belum dibayar. Bunga dimaksud berasal dari utang pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri. Utang bunga atas utang pemerintah yang belum dibayar diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dicatat sebesar saldo pungutan/potongan berupa PFK yang belum disetorkan kepada pihak lain sampai akhir periode pelaporan. Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk bagian lancar utang jangka panjang adalah jumlah yang jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Nilai nominal atas utang luar negeri pemerintah merupakan kewajiban pemerintah kepada pemberi utang sebesar pokok utang dan bunga sesuai yang diatur dalam kontrak perjanjian dan belum diselesaikan sampai tanggal pelaporan. Utang dalam bentuk sekuritas dinilai berdasarkan nilai historis. Khusus untuk hedge bonds menggunakan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang terakhir. (6) Ekuitas Dana Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang pemerintah. Ekuitas dana terdiri dari ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana cadangan.

Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu.

Catatan atas Laporan Keuangan -18-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBN B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBN Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.366.686.180.649, berasal dari penerimaan dalam negeri dan hibah. Penerimaan dalam negeri terdiri dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak. Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan penerimaan dalam negeri dari tahun ke tahun. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan penerimaan pajak melalui: (i) pemberlakuan tarif progresif dan penetapan batas penghasilan tidak kena pajak; (ii) pengenaan tarif yang lebih tinggi untuk barang mewah dan penetapan bukan barang kena pajak (non BKP) untuk kriteria barang strategis; (iii) penetapan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) dan batas nilai bumi dan bangunan tidak kena pajak; serta (iv) klasifikasi tarif yang berbeda-beda untuk cukai. Penerimaan negara bukan pajak juga memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi pendapatan negara meskipun sebagian besar penerimaan negara bukan pajak terutama yang berasal dari sumber daya alam sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Realisasi Penerimaan Dalam Negeri pada tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.104.582.790.362, yang berasal dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp280.558.820.638.612, dan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp122.545.762.151.750. Realisasi penerimaan pajak dan PNBP selama 5 tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan, hal ini terlihat pada Grafik 1.

450

50

280,6

242,0

88,4

100

210,1

150

115,9

200

89,4

250

115,1

300

98,9

350

122,5

400

185,5

triliun rupiah

Grafik 1 Perkembangan Realisasi Penerimaan Perpajakan dan PNBP TA 2000-2004

P erpajakan

P NB P

Realisasi Hibah pada tahun anggaran 2004 sebesar Rp262.103.390.287. Pada sisi belanja negara, belanja dilakukan berprinsip pada pengendalian anggaran belanja negara dengan tetap menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar dan alokasi belanja minimum. Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi penggunaan belanja negara, menjamin terlaksananya kegiatan administrasi pemerintahan, serta terselenggaranya agenda-agenda penting kenegaraan seperti pemilu 2004. Belanja negara meliputi (i) belanja pemerintah pusat, dan (ii) belanja untuk daerah. Belanja untuk daerah bertujuan untuk mendukung dan memantapkan pelaksanaan otonomi daerah. Realisasi Belanja Negara pada tahun anggaran 2004 sebesar Rp427.176.670.904.575, yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp297.464.003.972.606, dan Belanja untuk Daerah sebesar Rp129.723.028.415.742, Catatan atas Laporan Keuangan -19-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

serta perkiraan (account) Suspen sebesar minus Rp10.361.483.773. Perkembangan realisasi belanja negara selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 2.

300 250

98,2

350

120,3

400

129,7

450

81,1

triliun rupiah

Grafik 2 Perkembangan Realisasi Belanja Negara TA 2000-2004

297,5

256,2

100

217,4

221,5

150

260,5

200

50 2000

2001

2002

B el. P emerintah P us at

2003

2004

B el. untuk Daerah

Komposisi alokasi APBN untuk pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, bunga, subsidi, belanja untuk daerah, dan belanja untuk kementerian negara/lembaga dalam tahun anggaran 2004, disajikan pada Grafik 3. Grafik 3 Komposisi Alokasi APBN TA 2004 Bunga Utang 13,19% Cicilan Pokok Utang LN 9,81%

Subsidi 19,32%

Kemen. Neg/Lemb 30,29%

Belanja untuk Daerah 27,38%

Defisit anggaran yang terjadi pada tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp23.809.984.723.926. Untuk menutupi defisit anggaran tersebut diatasi dengan pembiayaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Realisasi pembiayaan pada tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp20.795.887.046.926, yang terdiri dari Pembiayaan Dalam Negeri sebesar Rp48.853.088.699.786, dan Pembiayaan Luar Negeri (neto) sebesar minus Rp28.057.201.652.860, yang berarti pengeluaran pembiayaan luar negeri (untuk pembayaran cicilan pokok utang luar negeri) lebih tinggi dari penerimaan pembiayaan luar negeri (penarikan pinjaman luar negeri). Berdasarkan defisit anggaran dan pembiayaan yang dilakukan pada tahun anggaran 2004 terdapat Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SIKPA) sebesar Rp3.014.097.677.000.

Catatan atas Laporan Keuangan -20-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBN B.2.1. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi pendapatan negara dan hibah Rp403,4 triliun.

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.366.686.180.649, yang berarti Rp402.843.149.351 atau 0,10 persen lebih rendah dari anggaran yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp403.769.529.330.000. Pendapatan negara dan hibah terdiri dari penerimaan dalam negeri dan hibah. B.2.1.1. Penerimaan Dalam Negeri

Realisasi penerimaan dalam negeri Rp403,1 triliun

Realisasi Penerimaan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.104.582.790.362, yang berarti Rp72.759.360.362 atau 0,02 persen lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp403.031.823.430.000. Penerimaan dalam negeri berasal dari (i) penerimaan perpajakan dan (ii) penerimaan negara bukan pajak. Komposisi realisasi penerimaan dalam negeri (dalam persentase) tahun anggaran 2004 dapat dilihat pada Grafik 4. Grafik 4 Komposisi Realisasi Penerimaan Dalam Negeri TA 2004

Pajak Internasional 3%

Penerimaan SDA 23%

Bagian Laba BUMN 2% PNBP Lainnya 5%

Pajak Dalam Negeri 67%

B.2.1.1.1. Penerimaan Perpajakan Realisasi penerimaan perpajakan Rp280,6 triliun

Realisasi Penerimaan Perpajakan dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp280.558.820.638.612, yang berarti Rp1.351.340.638.612 atau 0,48 persen lebih tinggi dari target yang direncanakan dalam APBN yaitu sebesar Rp279.207.480.000.000 Penerimaan perpajakan ini berasal dari (i) pajak dalam negeri dan (ii) pajak perdagangan internasional. B.2.1.1.1.1. Pajak Dalam Negeri

Realisasi penerimaan pajak dalam negeri Rp267,8 triliun

Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri tahun anggaran 2004 sebesar Rp267.817.030.241.314, yang berarti Rp783.650.241.314 atau 0,29 persen lebih tinggi dari target yang direncanakan dalam APBN sebesar Rp267.033.380.000.000. Besarnya realisasi pajak dalam negeri ini adalah sebagai berikut: PPh Nonmigas PPh Migas PPN dan PPn BM PBB HTB Cukai Pajak Lainnya Total

Rp96.567.919.081.168 22.946.614.007.646 102.572.749.738.500 11.766.952.857.000 2.918.228.664.000 29.172.451.701.000 1.872.114.192.000 Rp267.817.030.241.314

Catatan atas Laporan Keuangan -21-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1. B.2.1.1.1.2. Pajak Perdagangan Internasional Realisasi pajak perdagangan internasional Rp12,7 triliun

Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp12.741.790.397.298, yang berarti Rp567.690.397.298 atau 4,66 persen lebih tinggi dari target yang direncanakan dalam APBN yaitu sebesar Rp12.174.100.000.000. Realisasi pajak perdagangan internasional ini terdiri dari realisasi Bea Masuk sebesar Rp12.444.000.347.298 dan Pajak/Pungutan Ekspor sebesar Rp297.790.050.000. Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1. B.2.1.1.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

Realisasi PNBP Rp122,5 triliun

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp122.545.762.151.750, yang berarti Rp1.278.581.278.250 atau 1,03 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp123.824.343.430.000. Realisasi PNBP berasal dari (i) penerimaan sumber daya alam (ii) bagian pemerintah atas laba BUMN dan (iii) penerimaan negara bukan pajak lainnya. B.2.1.1.2.1. Penerimaan Sumber Daya Alam

Realisasi penerimaan SDA Rp91,5 tiliun

Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp91.542.983.188.986, yang berarti Rp864.656.252.014, atau 0,94 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp92.407.639.441.000. Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam berasal dari Pendapatan Minyak bumi sebesar Rp63.059.805.131.106, Pendapatan Gas Alam sebesar Rp22.199.226.563.929, Pendapatan Pertambangan Umum sebesar Rp2.548.752.490.150, Pendapatan Kehutanan sebesar Rp3.411.633.313.730, dan Pendapatan Perikanan sebesar Rp323.565.690.071. Komposisi realisasi penerimaan sumber daya alam (dalam persentase) dapat dilihat pada Grafik 5. Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1. Grafik 5 Komposisi Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam TA 2004

Gas Alam 24,25%

P ertambangan Umum 2,78%

Kehutanan 3,73% P erikanan 0,35%

Minyak B umi 68,89%

B.2.1.1.2.2. Bagian Pemerintah atas Laba BUMN Realisasi bagian pemerintah atas laba BUMN Rp9,8 triliun

Realisasi Bagian Pemerintah atas Laba BUMN dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp9.817.530.700.000, yang berarti Rp714.030.700.000 atau 7,84 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp9.103.500.000.000.

Catatan atas Laporan Keuangan -22-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

B.2.1.1.2.3. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya Realisasi PNBP lainnya Rp21,2 triliun

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp21.185.248.262.764, yang berarti Rp1.127.955.726.236 atau 5,06 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp22.313.203.989.000. Realisasi PNBP Lainnya ini berasal dari: Penjualan hasil produksi, sitaan Penjualan aset Pendapatan sewa Pendapatan jasa I Pendapatan jasa II Pendapatan rutin dari luar negeri Pendapatan kejaksaan dan peradilan Pendapatan pendidikan Pendapatan dari penerimaan lain-lain Total

Rp

67.010.183.118 72.451.366.252 48.137.084.967 3.241.172.347.092 1.102.693.837.315 200.050.263.847 30.652.605.169 391.072.665.044 16.032.007.909.960 Rp21.185.248.262.764

Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1. B.2.1.2. Hibah Realisasi penerimaan hibah Rp262,1 miliar

Realisasi Hibah dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp262.103.390.287, yang berarti Rp475.602.509.713 atau 64,47 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp737.705.900.000. B.2.2. Belanja Negara

Realisasi belanja negara Rp427,2 triliun

Realisasi Belanja Negara dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp427.176.670.904.575, yang berarti Rp2.864.503.937.425, atau 0,66 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp430.041.174.842.000. Realisasi anggaran belanja negara terdiri dari (i) belanja pemerintah pusat, dan (ii) belanja untuk daerah. Komposisi lima terbesar pengguna anggaran belanja pemerintah pusat pada kementerian negara/lembaga (dalam persentase) pada tahun anggaran 2004 dapat dilihat pada Grafik 6. Grafik 6 Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 2004

Dep. Lainnya 41,52%

Dep. Agama 6,24%

Dep. Pertahanan 17,81%

Dep. PU 10,11%

Kepolisian RI 10,40%

Dep.Diknas 13,91%

Sedangkan komposisi lima terbesar pengguna anggaran belanja untuk daerah (dalam persentase) pada tahun anggaran 2004 dapat dilihat pada Grafik 7.

Catatan atas Laporan Keuangan -23-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 7 Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Untuk Daerah TA 2004

DKI Jakarta 18,35% Daerah Lainnya 49,12%

Jawa Barat 8,56%

Sumatera Utara 4,47%

Jawa Timur 10,22%

Jawa Tengah 9,28%

B.2.2.1. Belanja Pemerintah Pusat Realisasi belanja pemerintah pusat Rp297,5 triliun

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp297.464.003.972.606, yang berarti Rp2.572.169.529.394, atau 0,86 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp300.036.173.502.000. Realisasi anggaran belanja pemerintah pusat terdiri dari (i) pengeluaran rutin, dan (ii) pengeluaran pembangunan. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin dan Pembangunan per Kementerian Negara/Lembaga dapat dilihat dalam Lampiran 2. B.2.2.1.1. Pengeluaran Rutin Realisasi Pengeluaran Rutin dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp236.013.837.863.766, yang berarti Rp7.925.433.463.766, atau 3,47 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp228.088.404.400.000. Realisasi pengeluaran rutin terdiri dari (i) belanja pegawai, (ii) belanja barang, (iii) pembayaran bunga utang, (iv) subsidi, dan (v) pengeluaran rutin lainnya, dengan komposisi yang terlihat pada Grafik 8. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin per Kementerian Negara/Lembaga dapat dilihat dalam Lampiran 2. Grafik 8 Komposisi Realisasi Pengeluaran Rutin per Jenis Belanja TA 2004

100

91,5

90 80 triliun rupiah

Realisasi pengeluaran rutin Rp236,0 triliun

70 60 50

62,5 52,7

40 30

15,5

20

13,8

10 0 B elanja P egawai

B elanja B arang

B elanja S ubs idi

B unga Utang

B elanja R utin L ainnya

Catatan atas Laporan Keuangan -24-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Belanja Pegawai Realisasi belanja pegawai Rp52,7 triliun

Realisasi belanja pegawai dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp52.743.205.144.145, yang berarti Rp1.474.188.855.855, atau 2,72 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp54.217.394.000.000. Belanja Barang

Realisasi belanja barang Rp15,5 triliun

Realisasi belanja barang dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp15.518.110.722.226, yang berarti Rp1.261.704.277.774, atau 7,52 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp16.779.815.000.000. Pembayaran Bunga Utang

Realisasi pembayaran bunga utang Rp62,5 triliun

Realisasi Pembayaran Bunga Utang dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp62.485.645.627.660, yang berarti Rp742.060.372.340, atau 1,17 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp63.227.706.000.000. Subsidi

Realisasi subsidi Rp91,5 triliun Subsidi BBM Rp69,0 triliun

Subsidi non BBM Rp22,5

Realisasi Subsidi dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp91.529.079.759.437, yang berarti Rp21.674.327.759.437 atau 31,03 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp69.854.752.000.000. Alokasi subsidi pemerintah untuk tahun anggaran 2004 terbesar digunakan untuk belanja subsidi BBM sebesar Rp69.024.450.135.166 atau 75,41 persen dari total subsidi. Sedangkan subsidi non BBM adalah sebesar Rp22.504.629.624.271. Rincian belanja subsidi non BBM adalah sebagai berikut: Belanja Subsidi Pangan Belanja Subsidi Listrik Belanja Subsidi Benih Belanja Subsidi Pupuk Belanja Subsidi Bunga Kredit Pemilikan Rumah Belanja Subsidi Bunga Kredit Ketahanan Pangan Belanja Subsidi Pajak Penghasilan Belanja Subsidi Lainnya Biaya Rutin KONI Dana Cadangan Tanggap Darurat (Dana Kontijensi) Belanja Bantuan dalam rangka Penugasan PSO Subsidi Lain-lain Total

Rp 4.830.777.908.115 2.316.649.999.997 76.202.915.844 1.171.414.204.236 61.572.454.420 34.889.148.056 1.312.122.927.984 5.825.493.492.564 14.256.074.000 6.149.692.417.062 700.657.490.243 10.900.591.750 Rp22.504.629.624.271

Pengeluaran Rutin Lainnya Realisasi pengeluaran rutin lainnya Rp13,7 triliun

Realisasi Pengeluaran Rutin Lainnya dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp13.737.796.610.298, yang berarti Rp10.270.940.789.702, atau 42,78 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp24.008.737.400.000. Termasuk dalam belanja barang ini adalah belanja Pemilihan Umum/Sidang Tahunan sebesar Rp3.855.263.119.461. Realisasi Pengeluaran Rutin juga dapat dikelompokkan berdasarkan sektor berikut:

sebagai

Catatan atas Laporan Keuangan -25-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Tabel 1 Sektor TA 2004 Kode 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Sektor Sektor Industri Sektor Pertanian, Kehutanan, Kelautan, dan Perikanan Sektor Pengairan Sektor Tenaga Kerja Sektor Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan dan Koperasi Sektor Transportasi, Meteorologi dan Geofisika Sektor Pertambangan dan Energi Sektor Pariwisata, Pos, Telekomunikasi dan Informatika Sektor Pembangunan Daerah Sektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dan Tata Ruang Sektor Pendidikan, Kebudayaan Nasional, Pemuda dan Olah Raga Sektor Kependudukan dan Keluarga Sektor Kesejahteraan Sosial, Kesehatan, dan Pemberdayaan Perempuan Sektor Perumahan dan Permukiman Sektor Agama Sektor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sektor Hukum Sektor Aparatur Negara dan Pengawasan Sektor Politik Dalam Negeri, Hubungan Luar Negeri, Informasi, dan Komunikasi Sektor Pertahanan dan Keamanan

Realisasi pengeluaran rutin terbesar pada tahun anggaran 2004 digunakan untuk Sektor Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan dan Koperasi yaitu sebesar Rp191.598.155.860.339, dan Sektor Pertahanan dan Keamanan sebesar Rp21.599.788.611.922. Komposisi realisasi belanja rutin menurut sektor (kecuali Sektor Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan dan Koperasi serta Sektor Pertahanan dan Keamanan) dapat dilihat pada Grafik 9. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin menurut Sektor dan Subsektor dapat dilihat dalam Lampiran 3.

Catatan atas Laporan Keuangan -26-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 9 Komposisi Realisasi Belanja Rutin Menurut Sektor TA 2004 S ektor 19

2.797,1

S ektor 18

4.703,9

S ektor 17

2.099,4

S ektor 16

952,5

S ektor 15

2.178,2

S ektor 14

53,0

S ektor 13

710,5

S ektor 12

127,9

S ektor 11

5.593,7

S ektor 10

636,8

S ektor 09

72,0

S ektor 08

354,5

S ektor 07

473,8

S ektor 06

769,1 293,3

S ektor 04 S ektor 03

67,3

S ektor 02

896,0

S ektor 01

37,0 0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

m iliar r u p iah

B.2.2.1.2. Pengeluaran Pembangunan Realisasi pengeluaran pembangunan Rp61,5 triliun

Realisasi Pengeluaran Pembangunan dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp61.450.166.108.840, yang berarti Rp10.497.602.993.160, atau 14,59 persen lebih rendah dari anggaran yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp 71.947.769.102.000. Realisasi pengeluaran pembangunan terdiri dari (i) pembiayaan rupiah, dan (ii) pembiayaan proyek. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan per Kementerian Negara/Lembaga dapat dilihat dalam Lampiran 2. B.2.2.1.2.1. Pembiayaan Rupiah

Realisasi pengeluaran pembangunan dari pembiayaan rupiah Rp48,0 triliun

Realisasi Pembiayaan Rupiah dalam tahun 2004 adalah sebesar Rp48.017.837.115.367, yang berarti Rp4.690.931.986.633, atau 8,89 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp52.708.769.102.000. Realisasi pengeluaran pembiayaan proyek terbesar adalah pada Sektor Pendidikan, Kebudayaan Nasional, Pemuda dan Olah Raga (Sektor 11) dengan jumlah Rp12.101.825.884.319. Komposisi realisasi belanja pembangunan pembiayaan rupiah menurut sektor dapat dilihat pada Grafik 10. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah menurut Sektor dan Subsektor dapat dilihat dalam Lampiran 4.

Catatan atas Laporan Keuangan -27-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 10 Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah Menurut Sektor TA 2004 6.832,3

S ektor 20 271,6

S ektor 19

2.927,7

S ektor 18 999,4

S ektor 17

1.002,8

S ektor 16 71,4

S ektor 15

1.423,7

S ektor 14

4.597,8

S ektor 13 412,4

S ektor 12

12.101,8

S ektor 11 537,4

S ektor 10

1.108,6

S ektor 09 61,3

S ektor 08

1.404,0

S ektor 07

5.498,8

S ektor 06 1.662,3

S ektor 05 301,8

S ektor 04

2.638,9

S ektor 03 S ektor 02

3.781,6

S ektor 01

382,0 0

3.000

6.000

9.000

12.000 15.000 miliar rupiah

B.2.2.1.2.2. Pembiayaan Proyek Realisasi pengeluaran pembangunan dari pembiayaan proyek Rp13,4 triliun

Realisasi Pembiayaan Proyek dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp13.432.328.993.473, yang berarti Rp5.806.671.006.527 atau 30,18 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp19.239.000.000.000. Realisasi pengeluaran pembiayaan proyek terbesar adalah pada Sektor Pembangunan Daerah (Sektor 9) dengan jumlah Rp2.580.794.515.739. Komposisi realisasi pengeluaran pembangunan pembiayaan proyek menurut sektor dapat dilihat pada Grafik 11. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek menurut Sektor dan Subsektor dapat dilihat dalam Lampiran 5.

Catatan atas Laporan Keuangan -28-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 11 Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek Menurut Sektor TA 2004 S ektor 20

988,1 4,2

S ektor 19

124,0

S ektor 18 S ektor 17

26,1

S ektor 16

17,9

S ektor 15 112,8

S ektor 14 S ektor 13

2.186,4 38,3

S ektor 12

419,2

S ektor 11 S ektor 10

81,3 2.580,8

S ektor 09 9,7

S ektor 08 S ektor 07

886,7 2.573,4

S ektor 06 S ektor 05

11,1

S ektor 04

8,2

S ektor 03

896,2

S ektor 02

295,0

S ektor 01

2.172,7 0

500

1.000

1.500

2.000

2.500 3.000 miliar rupiah

B.2.2.2. Belanja untuk Daerah Realisasi belanja untuk daerah Rp129,7 triliun

Dalam tahun anggaran 2004, realisasi anggaran Belanja untuk Daerah adalah sebesar Rp129.723.028.415.742, yang berarti Rp281.972.924.258 atau 0,22 persen lebih rendah dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp130.005.001.340.000. Belanja untuk daerah terdiri dari (i) dana perimbangan, dan (ii) dana otonomi khusus dan penyesuaian. B.2.2.2.1. Dana Perimbangan

Realisasi dana perimbangan Rp122,9 triliun

Realisasi Dana Perimbangan dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp122.867.684.672.742, yang berarti Rp281.938.724.258, atau 0,23 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp123.149.623.397.000. Dana perimbangan terdiri dari (i) Dana Bagi Hasil (DBH), (ii) Dana Alokasi Umum (DAU), dan (iii) Dana Alokasi Khusus (DAK). Komposisi realisasi dana perimbangan dapat dilihat pada Grafik 12.

Catatan atas Laporan Keuangan -29-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 12 Komposisi Realisasi Dana Perimbangan TA 2004 Dana Alokasi Khusus 3,29%

Dana Bagi Hasil 29,87%

Dana Alokasi Umum 66,85%

B.2.2.2.1.1. Dana Bagi Hasil Realisasi dana DBH Rp36,7 triliun

Realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp36.700.327.968.000, yang berarti Rp668.038.085.000, atau 1,79 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp37.368.366.053.000. Realisasi dana bagi hasil terdiri dari bagi hasil sumber daya alam dan bagi hasil perpajakan. Rincian alokasi dana bagi hasil per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 6. B.2.2.2.1.2. Dana Alokasi Umum

Realisasi DAU Rp82,1 triliun

Realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp82.130.927.929.572, yang berarti Rp1.785.572 lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp 82.130.926.144.000. Daerah penerima dana alokasi umum terbesar adalah Jawa Timur. Rincian alokasi dana alokasi umum per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 6. B.2.2.2.1.3. Dana Alokasi Khusus

Realisasi DAK Rp4,0 triliun

Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp4.036.428.775.170, yang berarti Rp386.097.575.170 atau 10,58 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp3.650.331.200.000. Rincian alokasi dana alokasi umum per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 6. B.2.2.2.2. Dana Otonomi Khusus & Penyesuaian

Realisasi dana otonomi khusus dan penyesuaian Rp6,9 triliun

Dalam tahun anggaran 2004, realisasi Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian adalah sebesar Rp6.855.343.743.000, yang berarti Rp34.200.000 lebih rendah dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp6.855.377.943.000. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian terdiri dari (i) Dana Otonomi Khusus, dan (ii) Dana Penyesuaian. B.2.2.2.2.1. Dana Otonomi Khusus Dalam tahun anggaran 2004, realisasi Dana Otonomi Khusus adalah sebesar Rp1.642.617.943.000, yang berarti sama dengan jumlah yang ditetapkan dalam APBN Catatan atas Laporan Keuangan -30-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Realisasi dana otonomi khusus Rp1,6 triliun

yaitu sebesar Rp1.642.617.943.000. Dana otonomi khusus diberikan kepada Provinsi Papua sesuai dengan ketentuan yang digariskan dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. B.2.2.2.2.2. Dana Penyesuaian

Realisasi dana penyesuaian Rp5,2 triliun

Dalam tahun anggaran 2004, realisasi Dana Penyesuaian sebesar Rp5.212.725.800.000, yang berarti Rp34.200.000 lebih rendah dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp5.212.760.000.000. Dana Penyesuaian terdiri dari Penyesuaian Murni dan Penyesuaian Ad-Hoc. Dana Penyesuaian Murni dialokasikan kepada daerah provinsi yang dalam perhitungan DAU mengalami penurunan dibandingkan dengan alokasi tahun anggaran sebelumnya. Dana Penyesuaian Ad-Hoc merupakan bantuan dari pemerintah pusat kepada daerah untuk membiayai kebijakan pembayaran gaji ke-13. Dana penyesuaian ini bersifat bantuan, sehingga tidak dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan pengeluaran daerah dalam APBD. Daerah penerima dana penyesuaian terbesar adalah Jawa Timur. Rincian alokasi dana penyesuaian per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 7. B.2.2.3 Suspen

Perkiraan suspen sebesar minus Rp10,4 miliar

Suspen merupakan perkiraan (account) yang menampung perbedaan pencatatan realisasi APBN menurut kementerian negara/lembaga dengan pencatatan penerimaan dan pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Jumlah perkiraan suspen adalah Rp10.361.483.773. Rincian perbedaan tersebut adalah: (dalam rupiah) Uraian A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri II. Penerimaan Hibah Total A B. Belanja I. Belanja Pemerintah Pusat II. Belanja Untuk Daerah Total B C. Pembiayaan Suspen (A-B+C)

Kementerian Negara/Lembaga (KL)

BUN

Selisih (KL-BUN)

403.104.582.790.362 262.103.390.287 403.366.686.180.649

408.618.266.382.000 277.962.833.000 408.896.229.215.000

(5.513.683.591.638) (15.859.442.713) (5.529.543.034.351)

297.464.003.972.606 129.723.028.415.742 427.187.032.388.348 20.795.887.046.926

308.066.323.819.000 129.681.265.897.000 437.747.589.716.000 25.837.262.824.000

(10.602.319.846.39) 41.762.518.742 (10.560.557.327.652) (5.041.375.777.074) (10.361.483.773)

Terjadinya perbedaan ini diperkirakan sebagai akibat penyelenggaraan Sistem Akuntansi Pemerintah yang belum sempurna. Apabila sistem akuntansi tersebut telah terselenggara dengan efektif, perbedaan tersebut semestinya tidak terjadi. Koreksi terhadap perbedaan ini harus dilakukan kemudian sesuai ketentuan (draft) Standar Akuntansi Pemerintahan. Perbedaan tersebut ditinjau dari besarannya yaitu 0,0024 persen dari total realisasi belanja relatif tidak material, sehingga tidak mempengaruhi kewajaran Laporan Realisasi APBN secara menyeluruh. B.2.3. Defisit Anggaran Defisit anggaran APBN Rp23,8 triliun

Dengan gambaran realisasi pendapatan dan belanja negara dalam tahun anggaran 2004, maka defisit APBN tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp23.809.984.723.926, yang berarti Rp2.461.660.788.074, atau 9,37 persen lebih rendah dari defisit yang diperkirakan dalam APBN yaitu sebesar Rp26.271.645.512.000. B.2.4. Pembiayaan

Realisasi pembiayaan Rp20,8 triliun

Untuk menutupi defisit APBN tahun anggaran 2004 tersebut ditempuh berbagai upaya strategis untuk mengoptimalkan pembiayaan, baik yang bersumber dari dalam negeri Catatan atas Laporan Keuangan -31-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

maupun luar negeri. Dalam pelaksanaan APBN tahun anggaran pembiayaan adalah sebesar Rp20.795.887.046.926, Rp5.475.758.465.074, atau 20,84 persen lebih rendah dari jumlah dalam APBN yaitu sebesar Rp26.271.645.512.000. Pembiayaan pembiayaan dalam negeri, dan (ii) pembiayaan luar negeri.

2004, realisasi yang berarti yang ditetapkan terdiri dari (i)

B.2.4.1. Pembiayaan Dalam Negeri Realisasi pembiayaan dalam negeri Rp48,9 triliun

Realisasi Pembiayaan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp48.853.088.699.786, yang berarti Rp1.197.370.812.214 atau 2,39 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp50.050.459.512.000. Pembiayaan dalam negeri terdiri dari (i) perbankan dalam negeri, dan (ii) non – perbankan dalam negeri. B.2.4.1.1. Perbankan Dalam Negeri

Realisasi pembiayaan perbankandalam negeri Rp22,7 triliun

Realisasi Pembiayaan Perbankan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp22.712.505.838.000, yang berarti Rp1.199.301.449.000 atau 5,01 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp23.911.807.287.000. Pembiayaan Perbankan Dalam Negeri berasal dari Rekening Dana Investasi dan Rekening Dana Non Investasi dengan rincian sebagai berikut:

Rekening Dana Investasi Non Rekening Dana Investasi Total

Anggaran 13.198.567.287.000

Realisasi 11.999.281.000.000

(dalam rupiah) Realisasi di atas (di bawah) Anggaran (1.199.286.287.000)

10.713.240.000.000 23.911.807.287.000

10.713.224.838.000 22.712.505.838.000

(15.162.000) (1.199.301.449.000)

B.2.4.1.2. Non-Perbankan Dalam Negeri Realisasi pembiayaan non perbankandalam negeri Rp26,1 triliun

Realisasi Pembiayaan Non-Perbankan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp26.140.582.861.786, yang berarti Rp1.930.636.786 atau 0,01 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp26.138.652.225.000. Pembiayaan non-perbankan dalam negeri terdiri dari privatisasi, penjualan aset program restrukturisasi perbankan, dan Surat Utang Negara (SUN) neto, dengan rincian sebagai berikut:

A. Privatisasi B. Penjualan Aset Program Restrukturisasi Perbankan C. SUN Neto Penerbitan Dikurangi: - Pembayaran Pokok - Pembelian Kembali Total (A+B+C)

Anggaran

Realisasi

(dalam rupiah) Realisasi di atas (di bawah) Anggaran

5.000.000.000.000

3.519.487.251.000

(1.480.512.749.000)

12.913.306.000.000 8.225.346.225.000 32.300.846.225.000

15.750.742.139.000 6.870.353.471.786 32.326.782.517.000

2.837.436.139.000 (1.354.992.753.214) 25.936.292.000

(24.075.500.000.000) -

(25.456.429.045.214) -

(1.380.929.045.214) -

26.138.652.225.000

26.140.582.861.786

1.930.636.786

B.2.4.2. Pembiayaan Luar Negeri (Neto) Realisasi pembiayaan luar negeri minus Rp28,1 triliun

Realisasi Pembiayaan Luar Negeri (Neto) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar minus Rp28.057.201.652.860, yang berarti Rp4.278.387.652.860, atau 17,99 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar minus Rp23.778.814.000.000. Pembiayaan luar negeri berasal dari penarikan pinjaman luar negeri bruto setelah dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.

Catatan atas Laporan Keuangan -32-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

B.2.4.2.1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) Realisasi penarikan pinjaman luar negeri Rp18,4 triliun

Realisasi Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp18.433.905.228.916, yang berarti Rp3.311.731.771.084, atau 15,23 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp21.745.637.000.000. Penarikan pinjaman luar negeri terdiri dari (i) pinjaman program, dan (ii) pinjaman proyek. B.2.4.2.1.1. Pinjaman Program

Realisasi penarikan pinjaman program Rp5,1 triliun

Realisasi Pinjaman Program dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp5.058.509.000.000, yang berarti Rp1.917.672.000.000 atau 61,06 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp3.140.837.000.000. B.2.4.2.1.2. Pinjaman Proyek

Realisasi penarikan pinjaman proyek Rp13,4 triliun

Realisasi Pinjaman Proyek dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp13.375.396.228.916, yang berarti Rp5.229.403.771.084, atau 28,11 persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp18.604.800.000.000. Realisasi Pinjaman Proyek tersebut merupakan selisih antara realisasi belanja pembangunan pembiayaan proyek dengan hibah luar negeri untuk pembangunan. B.2.4.2.2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri

Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri Rp46,5 triliun

Realisasi Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri merupakan pembayaran pokok utang luar negeri yang jatuh tempo dalam tahun anggaran 2004 dikurangi dengan penjadwalan kembali atas pokok utang dan bunga. Realisasi Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp46.491.106.881.776, yang berarti Rp966.655.881.776 atau 2,12 persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp45.524.451.000.000. B.2.5. Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran – SILPA (SIKPA)

SIKPA Rp3,01 triliun

Berdasarkan defisit anggaran dan realisasi pembiayaan anggaran sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004 terdapat Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SIKPA) sebesar Rp3.014.097.677.000. B.2.6. Sisa Anggaran Lebih (SAL) Awal Tahun Anggaran 2004

SAL sampai dengan TA 2003 Rp24,6 triliun

Sisa Anggaran Lebih (SAL) pada awal tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp24.588.479.454.419, yang merupakan SAL tahun anggaran 2003 sebesar Rp34.576.722.954.419 setelah dikurangi Cadangan Anggaran Pembangunan (CAP) sebesar Rp1.730.000.000.000 dan penggunaan Rekening SAL tahun anggaran 2003 sebesar Rp8.258.243.500.000. B.2.7. Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan Tahun Anggaran 2004

SAL sampai dengan TA 2004 Rp21,6 triliun

Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp21.574.381.777.419, merupakan SAL awal tahun anggaran 2004 sebesar Rp24.588.479.454.419 setelah dikurangi SIKPA tahun anggaran 2004 sebesar Rp3.014.097.677.000.

Catatan atas Laporan Keuangan -33-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM Posisi keuangan per 31 Desember 2004 adalah Aset sebesar Rp851.880.822.430.464; Kewajiban sebesar Rp1.349.032.809.327.405; dan Ekuitas Dana Neto sebesar minus Rp497.151.986.896.941 (Grafik 13). Grafik 13 Struktur Neraca Pemerintah Pusat Per 31 Desember 2004

Ekuitas Dana Neto berjumlah minus Rp497,2 triliun

1.349,0

1.400 1.200 1.000

triliun rupiah

Kewajiban berjumlah Rp1.349,0 triliun

1.600

851,9

800 600 400 200 0 -200 -400 -600

-497,2

Aset

Kewajiban

Ekuitas Dana

Jumlah Aset sebesar Rp851.880.822.430.464 terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp86.895.890.197.385; Investasi Jangka Panjang sebesar Rp465.267.578.974.673; Aset Tetap sebesar Rp229.071.545.428.868, Dana Cadangan sebesar Rp1.730.000.000.000, serta Aset Lainnya sebesar Rp68.915.807.829.538 (Grafik 14). Grafik 14 Struktur Aset Pemerintah Pusat Per 31 Desember 2004

500

465,3

450 400

triliun rupiah

Aset berjumlah Rp851,8 triliun

350 300

229,1

250 200 150 100

68,9

86,9

50

1,7

0 Aset Lancar Investasi Jgk Panjang

Aset Tetap

Dana Cadangan

Aset Lainnya

Jumlah Kewajiban sebesar Rp1.349.032.809.327.405 terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp125.838.076.233.260 dan Kewajiban Jangka Panjang sebesar Rp1.223.194.733.094.145. Catatan atas Laporan Keuangan -34-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Total Ekuitas Dana Neto sebesar minus Rp497.151.986.896.941 terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar minus Rp38.942.186.035.875, Ekuitas Dana Investasi sebesar minus Rp459.939.800.861.066, dan Ekuitas Dana Cadangan sebesar Rp1.730.000.000.000 (Grafik 15). Grafik 15 Struktur Kewajiban dan Ekuitas Dana Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004

1.400 1.223,2

1.200 1.000

triliun rupiah

800 600 400 200

125,8

1,7

0 -38,9

-200

-459,9

-400 -600 Kewajiban Kewajiban Jgk Pendek Jgk Panjang

Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas Dana Cadangan

C.2. PENJELASAN PER POS NERACA C.2.1. Rekening Kas BUN di Bank Indonesia Rekening Kas BUN di BI Rp248,98 miliar

Rekening Kas BUN di Bank Indonesia (BI) sebesar Rp248.984.834.918 merupakan saldo Rekening 502 yang ada di Bank Indonesia per 31 Desember 2004 yang siap digunakan untuk kegiatan operasional pemerintahan. C.2.2. Rekening Kas di KPPN

Rekening di Kas KPPN Rp12,5 triliun

Rekening Kas di KPPN sebesar Rp12.498.762.125.000 merupakan saldo Rekening KPPN di seluruh Indonesia berdasarkan ketetapan saldo besi akhir tahun anggaran. Daftar Saldo Kas di KPPN per 31 Desember 2004 dapat dilihat pada Lampiran 8. Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI, saldo rekapitulasi rekening koran seluruh KPPN adalah sebesar Rp11.653.341.520.000. Perbedaan jumlah saldo kas tersebut terjadi antara lain karena adanya peraturan yang menyatakan bahwa penerimaan PBB/BPHTB yang disetor ke kas negara tanggal 29 sampai dengan 31 Desember 2004 diperlakukan sebagai penerimaan tahun 2005. Saldo Kas di KPPN ini akan dikoreksi pada laporan keuangan tahun berikut bersamaan dengan diperbaikinya peraturan mengenai langkahlangkah dalam menghadapi akhir tahun anggaran 2005. C.2.3. Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia

Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia 38,7 triliun

Rekening Kas Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia sebesar Rp38.660.204.618.670 merupakan saldo rekening pemerintah lainnya yang ada di Bank Indonesia per 31 Desember 2004, yang terdiri dari rekening-rekening yang disajikan pada Tabel 2. Catatan atas Laporan Keuangan -35-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Tabel 2 Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia (dalam rupiah) Jenis Rekening Rekening 500 talangan Reksus Kosong Rekening Menkeu c.q. Dirjen utk menampung pengembalian dana Rekening Penerimaan Minyak Rekening Penerimaan PPh dalam valas Rekening Pembangunan Daerah (RPD) Rekening Dana Investasi (RDI) Rekening Pener. Pertambangan dan Perikanan Rekening Pener. Panas Bumi Rekening Subsidi Bunga SEDP 3 Rekening Pembiayaan Proyek RDA Rekening Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Rekening IHPH dan PSDH Rekening Dana untuk pembayaran kewajiban Rek. Valas JPY Pemerintah dlm rangka EXIM JAPAN TSL 7 Rek. Valas USD Pemerintah dlm rangka EXIM JAPAN TSL 7 Rek. Sub BUN dlm USD utk menampung setoran pihak ketiga Rek. Trade Maintenance Facility and Exchange Offer Rek.BUN Setoran Bulog Hasil Penjualan Beras PLN dlm rupiah Rek. Penerimaan Tim Pemberesan BPPN Rek.Sub BUN Dana DAK-DR Tahun 2002 yg belum disalurkan Rek.Sub BUN (Rp) dlm Rangka Monetisasi Non Project Type Grantaid Rek. Depkeu (Rp) untuk Monetasi Non Project Type Grantaid 2000 Rek. Depkeu (Rp) untuk Increase of Food (SKR) 2000 Rek. Depkeu (Rp) untuk Increase of Food (SKR) 2001 Rek. Depkeu (Rp) untuk Monetisasi Non Project Type Grandtaid 2001 Rek. Depkeu untuk penampungan hibah luar negeri dalam rangka bencana Rekening Sisa Anggaran Lebih (SAL) Rekening BUN Nomor 502.000002 untuk obligasi dalam rangka penjaminan (di bawah pengendalian Tim Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah - UP3) Jumlah

Jumlah 334.431.886.327 16.334.674.372 888.913.108.300 19.074.300.090 740.530.536.033 11.494.086.771.033 239.183.538.931 699.421.391.103 992.035.450 9.608.768.719 39.490.833.881 317.456.249 92.496.361.849 38 1.314.342.169.793 1.379.925.391.058 360.000.000.000 85.305.612.500 39.734.128.725 16.168.946.303 123.092.255 147.739.547.109 36.981.775.121 22.186.472.552 60.803.604.315 21.995.000 9.604.256.500.000 11.017.733.721.564 38.660.204.618.670

Selain rekening-rekening tersebut di atas, dalam rangka penerapan Treasury Single Account (TSA) saat ini sedang dilakukan inventarisasi rekening pemerintah secara komprehensif. Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI masih terdapat kekurangan pembukuan pada Rekening pemerintah Lainnya di BI sebesar Rp8.727.583.320.000. Namun demikian, setelah dilakukan penelusuran terdapat Rp1.876.735.943.262 merupakan rekening khusus (kebijakan akuntansi tidak menempatkan rekening ini sebagai kas pemerintah), Rp3.497.406.708.877 bukan milik pemerintah, dan Rp3.363.660.167.197 masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut. Saldo Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia ini akan dikoreksi pada laporan keuangan tahun berikut bersamaan dengan diperolehnya kepastian status kepemilikan rekening-rekening tersebut. C.2.4. Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Pengeluaran Rp322,6 miliar

Jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp322.614.437.433 merupakan kas (Uang yang Harus Dipertanggungjawabkan-UYHD) yang ada di bendahara pengeluaran pada kementerian negara/lembaga yang belum disetor kembali ke kas negara per 31 Desember 2004 dengan perhitungan sebagai berikut: Pengeluaran UYHD Penerimaan Pengembalian UYHD UYHD

Rp 14.990.372.531.864 (14.667.758.094.431) Rp 322.614.437.433

Catatan atas Laporan Keuangan -36-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran pada kementerian negara/lembaga dapat dilihat di Lampiran 9. C.2.5. Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Penerimaan Rp576,99 miliar

Jumlah Kas di Bendahara Penerimaan sebesar Rp576.992.798.255 mencakup seluruh kas, baik saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab bendahara yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan yang berupa penerimaan pendapatan negara bukan pajak yang belum disetor ke kas negara per 31 Desember 2004. Rincian Kas di Bendahara Penerimaan masing-masing kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kas di Bendahara Penerimaan pada Kementerian Negara/Lembaga (dalam rupiah) Kementerian negara/lembaga 1. Departemen Luar Negeri (USD 55.967.288,62) 2. Departemen Hukum dan HAM 3. Departemen Keuangan 4. Departemen Perindustrian 5. Departemen Perhubungan 6. Departemen Kesehatan 7. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 8. Departemen Sosial 9. Departemen Kehutanan 10. Kementerian Negara BUMN 11. Kementerian Negara Riset dan Teknologi 12. Kementerian Negara Lingkungan Hidup 13. Lembaga Sandi Negara 14. Kementerian PPN/ Bappenas 15. Badan Pertanahan Nasional 15. Badan Pengawasan Obat dan Makanan 16. Lembaga Informasi Nasional 17. Komisi Pemberantasan Korupsi Jumlah

Jumlah 522.984.567.832 2.983.253.225 2.992.243.710 216.897.335 7.884.842.635 4.903.302.222 21.472.500 125.400.000 12.313.989.491 851.327 179.968.991 2.165.000.000 353.877 109.120.644 18.231.230.908 1.673.960.426 18.655.000 187.688.132 576.992.798.255

Keterangan: Œ Konversi ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2004, USD 1 = Rp9.290.

C.2.6. Uang Muka dari Rekening Bendahara Umum Negara (BUN) Uang Muka dari Rekening BUN Rp2,6 triliun

Uang Muka dari Rekening BUN sebesar Rp2.574.116.076.156 merupakan pembayaran pembiayaan pendahuluan dalam rangka penarikan pinjaman luar negeri dari BUN yang belum ada penggantian dari lender per 31 Desember 2004. Rincian Uang Muka dari Rekening BUN menurut lender dan tahun anggaran dapat dilihat di Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4 Uang Muka dari Rek. BUN menurut Lender (dalam rupiah) Lender

Talangan

Reimbursement

Sisa Talangan

IBRD

6.694.688.592.866

5.476.395.712.177

1.218.292.880.689

ADB OECF/JBIC Lainnya Jumlah

5.345.882.763.448 1.517.199.092.897 427.991.132.133

4.902.010.223.386 794.841.344.572 238.398.225.053

443.872.540.062 722.357.748.325 189.592.907.080 2.574.116.076.156

Catatan atas Laporan Keuangan -37-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Tabel 5 Uang Muka dari Rek. BUN menurut Tahun Anggaran (dalam rupiah) Tahun 1999/2000 2000 2001 2002 2003 2004 Jumlah

Talangan 3.529.817.252.591 1.511.625.859.989 2.085.737.069.977 2.572.851.801.113 2.854.166.043.672 1.431.563.554.004

Reimbursement 516.964.953.298 1.771.877.277.411 2.414.256.935.587 2.133.832.870.536 1.977.426.483.757 2.597.286.984.600

Sisa Talangan 3.012.852.299.293 (260.251.417.422) (328.519.865.610) 439.018.930.577 876.739.559.915 (1.165.723.430.596) 2.574.116.076.156

C.2.7. Piutang Pajak Piutang Pajak Rp28,96 triliun

Jumlah Piutang Pajak sebesar Rp28.964.985.918.280 merupakan tagihan pajak yang telah ditetapkan dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang belum dilunasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2004, termasuk Piutang PBB dan BPHTB, dengan rincian sebagai berikut: Piutang PPh , PPN , dan lainnya Piutang PBB Piutang BPHTB Jumlah

Rp 25.960.020.347.280 2.766.539.776.000 238.425.795.000 Rp 28.964.985.918.280

C.2.8. Piutang Bukan Pajak Piutang Bukan Pajak Rp918,9 miliar

Jumlah Piutang Bukan Pajak sebesar Rp918.886.706.165 merupakan piutang penerimaan negara bukan pajak, yaitu semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal neraca yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, yang berasal dari kementerian negara/lembaga dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dengan rincian pada Tabel 6. Tabel 6 Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2004 (dalam rupiah) Instansi 1. Departemen Keuangan 2. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 3. Departemen Perindustrian 4. Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi 5. Departemen Kesehatan 6. Departemen TenagaKerja dan Transmigrasi 7. Departemen Kehutanan 8. Kementerian Negara PAN 9. Kementerian PPN/Bappenas 10. PT Perusahaan Pengelola Aset Jumlah

Jumlah 2.515.680.000 495.227.844.820 918.808.280 304.792.602.842 8.278.219.104 4.812.226 229.279.045 9.029.847.977 1.200.000 97.888.411.871 918.886.706.165

Catatan atas Laporan Keuangan -38-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Piutang dari PPA sebesar Rp97.888.411.871 dapat dirinci sebagai berikut: Hasil Pengelolaan Aset (HPA)-bersih Dana Cadangan Biaya Pengelolaan Insentif Kerja PPN atas Insentif Kerja Realisasi Hasil Pengelolaan dana atas HPA Jumlah HPA yang harus disetor Hasil HPA yang sudah sudah disetorkan Jumlah HPA yang masih harus disetor

Rp 6.520.468.924.906 (150.000.000.000) (858.234.508.523) (85.823.450.852) 21.477.446.340 Rp 5.447.888.411.871 (5.350.000.000.000) Rp 97.888.411.871

C.2.9. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar TPA Rp25,5 miliar

Jumlah Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) sebesar Rp25.519.902.850 merupakan saldo TPA kementerian negara/lembaga yang akan jatuh tempo dalam tahun anggaran 2005 yang berasal dari: - Departemen Perhubungan Rp 1.912.078 - Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah 25.000.000.000 - Kementerian PPN/Bappenas 287.990.772 Rp 25.519.902.850

C.2.10. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Bagian Lancar Tagihan TGR Rp2,1 miliar

Jumlah Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) sebesar Rp2.126.200.147 merupakan saldo Tagihan TGR kementerian negara/ lembaga yang akan jatuh tempo dalam tahun anggaran 2005. Rincian Bagian Lancar Tagihan TGR untuk masingmasing kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2004 (dalam rupiah) Kementerian Negara/Lembaga 1. Departemen Dalam Negeri 2. Departemen Keuangan 3. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 4. Departemen Perhubungan 5. Departemen Pendidikan Nasional 6. Departemen Agama 7. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 8. Departemen Kehutanan 9. Departemen Kelautan dan Perikanan 10. Kementerian Negara Riset dan Teknologi 11. Badan Intelijen Negara 12. Badan Pusat Statistik 13. Departemen Komunikasi dan Informasi 14. Kepolisian RI 15. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Jumlah

Jumlah 74.360.000 12.500.000 232.960.424 400.276.289 57.127.500 10.000.000 70.167.000 383.867.999 666.334.273 24.234.000 8.068.956 27.838.800 3.229.470 72.535.188 82.700.248 2.126.200.147

C.2.11. Piutang Lain-lain Piutang Lain-lain Rp1,7 triliun

Piutang Lain-lain sebesar Rp1.746.650.958.960 merupakan piutang yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori piutang sebagaimana telah dijelaskan di atas, yang berasal dari kementerian negara/lembaga antara lain terdiri dari Piutang Premi Penjaminan dan Denda, serta Piutang Dividen. Jumlah Piutang Lain-lain yang berasal dari kementerian negara/lembaga sebesar Rp1.585.005.093.891 antara lain merupakan denda keterlambatan penyampaian Catatan atas Laporan Keuangan -39-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

laporan keuangan kepada pihak ketiga (perusahaan asuransi, reasuransi dan dana pensiun) yang belum diselesaikan per 31 Desember 2004 yang diharapkan diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, dan pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rangka pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI), Kredit Usaha Hutan Rakyat (KUHR) dan Kredit Usaha Tani Persuteraan Alam (KUTPA). Rincian piutang lain-lain menurut kementerian negara/lembaga adalah sebagai berikut: Dewan Perwakilan Rakyat Departemen Keuangan Departemen Perhubungan Departemen Kehutanan Bappenas

Rp

1.030.361.120 1.212.400.000 12.034.370.289 1.568.969.196.896 1.758.765.586

Rp

1.585.005.093.891

Jumlah

Piutang Premi penjaminan dan Denda sebesar Rp144.207.508.481 merupakan kekurangan pembayaran premi penjaminan oleh bank umum peserta program penjaminan beserta denda yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 belum dilunasi. Piutang dividen sebesar Rp17.438.356.588 merupakan pembayaran deviden BUMN kepada pemerintah yang penyelesaiannya dijadwalkan tahun 2004 namun sampai dengan 31 Desember 2004 belum diselesaikan pembayarannya. Keterlambatan penyelesaian ini mengakibatkan denda, yang diperhitungkan sebagai penambah piutang. Rincian piutang deviden per BUMN sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4.

BUMN PT Istaka Karya PT Yodya Karya PT Kawasan Industri Makassar PT Semen Gresik Tbk Jumlah

Dividen 3.879.249.165 370.000.000

Saldo Piutang per 31 Desember 2004 Denda Total 507.836.172 4.387.085.337 38.995.991 408.995.991

642.275.260 12.000.000.000 16.891.524.425

546.832.163

642.275.260 12.000.000.000 17.438.356.588

C.2.12. Persediaan Persediaan Rp356 miliar

Jumlah Persediaan sebesar Rp356.045.620.551 merupakan nilai persediaan berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004. Persediaan antara lain berupa alat tulis kantor, obat-obatan, dan suku cadang. Rincian Persediaan untuk setiap kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Lampiran 10. C.2.13. Rek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah

RDI/RPD sebesar Rp62,3 t riliun

Jumlah Rek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah (RDI/RPD) sebesar Rp62.278.309.530.000 merupakan nilai dana investasi per 31 Desember 2004 berdasarkan Laporan Posisi Penerusan Pinjaman Luar Negeri. Rincian RDI/RPD adalah sebagai berikut: Jumlah SLA, RDI, dan RPD Rupiah Jumlah SLA dan RDI valas (ekuivalen rupiah) Jumlah Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 11.

Rp 32.765.273.110.000 29.513.036.420.000 Rp62.278.309.530.000

C.2.14. Dana Bergulir Dana Bergulir Rp2,8 triliun

Jumlah Dana Bergulir sebesar Rp2.766.220.770.219 merupakan dana pemerintah yang disalurkan dalam bentuk pinjaman bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota KSM dan lain-lain yang dikelola oleh Departemen Keuangan, Departemen Catatan atas Laporan Keuangan -40-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Perindustrian dan Perdagangan, dan Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Dana Bergulir sebesar Rp1.040.491.388.330 dikelola oleh Departemen Keuangan disalurkan antara lain melalui Bank Pembangunan Daerah, PT Bank BUKOPIN, PT Bank BRI dan PT Bank Mandiri. Dana Bergulir sebesar Rp40.226.564.946 dikelola oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan melalui Lembaga Pembinaan terpadu Industri Kecil dan Dagang Kecil (LPT INDAK), sedangkan sebesar Rp1.685.502.816.943 dikelola oleh Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). C.2.15. Investasi Non Permanen Lainnya Investasi Non Permanen Lainnya Rp1,4 triliun

Investasi Non Permanen Lainnya merupakan pinjaman pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) yang disalurkan melalui BUMN dan lembaga keuangan yang ditunjuk sebagai BUMN Pengelola dan/atau Lembaga Keuangan Pelaksana (LKP). Pinjaman pendanaan KUMK merupakan kelanjutan pendanaan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) sehubungan dengan berlakunya Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, BI tidak diperkenankan lagi untuk memberikan kredit likuiditas. Untuk itu pemerintah menerbitkan Surat Utang No. SU-005/MK/1999 tanggal 29 Desember 1999 dengan pagu sebesar Rp9,97 triliun. Realisasi pencairan pinjaman pendanaan KUMK eks dana SU-005 sampai dengan 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp 1.420.053.000.000. Rincian mengenai pencairan pinjaman pendanaan KUMK sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 dapat dilihat pada Lampiran 12. C.2.16. Investasi PInvestasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah

Penyertaan Modal Pemerintah Rp395,7 triliun

Jumlah Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) sebesar Rp395.658.528.974.064 merupakan nilai Penyertaan Modal Pemerintah per 31 Desember 2004, yang terdiri dari penyertaan modal pemerintah pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp359.981.268.249.407, penyertaan modal pemerintah pada perusahaan minoritas (non BUMN) sebesar Rp828.683.640.000 dan pada Lembaga Internasional sebesar Rp34.848.577.084.657 Penyertaan pada BUMN (kepemilikan sama dengan atau lebih dari 51%) merupakan penjumlahan total ekuitas masing-masing BUMN setelah dikalikan dengan persentase kepemilikan pemerintah pada BUMN yang bersangkutan. Penyertaan modal pemerintah pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp359.981.268.249.407 diperoleh dari laporan keuangan 158 BUMN dengan rincian 123 laporan keuangan BUMN dengan status audited sebesar Rp262.505.913.822.207, 12 laporan keuangan BUMN dengan status unaudited sebesar Rp90.585.656.000.000, dan 23 laporan keuangan BUMN dengan status prognosa sebesar Rp6.889.698.427.200. Penyertaan modal pemerintah pada perusahaan minoritas (non BUMN) merupakan penyertaan pemerintah pada perusahaan dengan prosentase kepemilikan kurang dari 51%. Nilai penyertaan pada perusahaan minoritas adalah penjumlahan total ekuitas masing-masing perusahaan setelah dikalikan dengan persentase kepemilikan pemerintah pada perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan minoritas berjumlah 17 perusahaan. Penyertaan pada Lembaga Internasional merupakan Penyertaan Modal Pemerintah Indonesia pada beberapa organisasi/lembaga keuangan internasional/regional yang telah disetor sampai dengan 31 Desember 2004. Sisa setoran (promissory notes) tidak diperhitungkan. PMP ini dikonversikan ke dalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2004. Rincian Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN dapat dilihat pada Lampiran 13, rincian Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan minoritas pada Lampiran 14, dan rincian Penyertaan Modal Pemerintah pada Lembaga Internasional dapat dilihat pada Lampiran 15. Catatan atas Laporan Keuangan -41-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.2.17. Investasi Permanen Lainnya Investasi Permanen Lainnya Rp3,1 triliun

Jumlah Investasi Permanen Lainnya sebesar Rp3.144.466.700.390 merupakan nilai Penyertaan Modal Pemerintah pada Otorita Batam per 31 Desember 2004 dengan menggunakan metode ekuitas. Nilai tersebut disajikan berdasarkan laporan keuangan (unaudited) Otorita Batam per 31 Desember 2004. Sampai dengan laporan keuangan ini disusun, pemeriksaan atas laporan keuangan tersebut belum selesai dilakukan. C.2.18. Aset Tetap

Aset Tetap Rp229,1 triliun

Jumlah Aset Tetap sebesar Rp229.071.545.428.868 merupakan nilai aset tetap berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004. Aset tetap dinilai dengan menggunakan metode harga perolehan (acquisition cost) dan belum memperhitungkan depresiasi (penyusutan). Untuk aset tetap yang belum diketahui harga perolehannya dinilai sebesar Rp1 (satu rupiah). Sampai saat ini belum dilakukan penilaian atas nilai wajar aset tetap. Rincian menurut jenis aset tetap dan grafiknya dapat dilihat pada Tabel 8 dan Grafik 16. Rincian lebih lanjut aset tetap untuk setiap kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Lampiran 16. Tabel 8 Aset Tetap per 31 Desember 2004 (dalam rupiah) Jenis Aset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah

Jumlah 83.635.282.924.766 61.687.965.097.396 38.896.471.338.200 40.489.403.009.948 1.901.915.011.171 2.460.508.047.387

229.071.545.428.868

Grafik 16 Komposisi Aset Tetap Berdasarkan Jenisnya per 31 Desember 2004 Kons truks i dalam P engerjaan

2,5

As et T etap L ainnya

1,9

J alan, Irigas i dan J aringan

40,5

38,9

Gedung dan B angunan

61,7

P eralatan dan Mes in

83,6

T anah

0

10

20

30

40

50 60 triliun rupiah

70

80

90

Catatan atas Laporan Keuangan -42-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.2.19. Dana Cadangan Dana Cadangan Rp1,7 triliun

Dana cadangan dibentuk berdasarkan kebijakan Pemerintah pada tahun 1991 dimana pemerintah menyisihkan sebagian kelebihan realisasi pendapatan pajak untuk digunakan sebagai Cadangan Anggaran Pembangunan (CAP) sebesar Rp3.500.000.000.000. CAP merupakan restricted cash pemerintah yang akan digunakan apabila terjadi defisit dalam tahun-tahun anggaran berikutnya. CAP tersebut pernah digunakan pada tahun anggaran 1993/1994 sebesar Rp1.770.000.000.000. Saldo Rek. CAP per 31 Desember 2004 sebesar Rp1.730.000.000.000. C.2.20. Aset Lainnya

Aset Lainnya Rp68,9 triliun

Jumlah Aset Lainnya sebesar Rp68.915.807.829.538 merupakan saldo Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, dana yang dibatasi pengunaannya (restricted assets) dan aset lain-lain yang berasal dari kementerian negara/lembaga, PPA, Tim Pemberesan (TP), Departemen Keuangan dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) BP Migas, Badan Pengelola (BP) Kemayoran, dan BP Gelanggang Olah Raga (Gelora) Bung Karno dengan rincian sebagaimana disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Aset Lainnya per 31 Desember 2004 (dalam rupiah) Uraian Tagihan Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Kemitraan dengan Pihak Ketiga Dana yang Dibatasi Penggunaannya Aset Lain-lain yang berasal dari: - Kementerian Negara/Lembaga - PPA - TP - DJPLN - KKKS BP Migas - BP Kemayoran - BP Gelora Bung Karno Jumlah

1.418.771.733.440 7.874.876.579.116 1.099.621.502.074 1.219.482.111.037 31.796.578.020.262 198.160.517.811 13.574.963.659.937

Jumlah 396.163.190.839 33.475.182.449 31.579.000 11.303.683.753.573 57.182.454.123.677

68.915.807.829.538

Saldo Tagihan Penjualan Angsuran sebesar Rp 396.163.190.839 berasal dari Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah sebesar Rp396.000.000.000 dan Kementerian PPN/Bappenas sebesar Rp163.190.839. Tagihan TGR masing-masing kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Tabel 10.

Catatan atas Laporan Keuangan -43-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Tabel 10 Tuntutan Ganti Rugi menurut Kementerian Negara/Lembaga (dalam rupiah) Kementerian Negara/Lembaga 1. Dewan Perwakilan Rakyat 2. Badan Pemeriksa Keuangan 3. Departemen Luar Negeri1 4. Departemen Pertahanan 5. Departemen Hukum dan HAM 6. Departemen Keuangan 7. Departemen Perindustrian dan Perdagangan 8. Departemen Pendidikan Nasional 9. Departemen Kesehatan 10. Departemen Agama 11. Departemen Sosial 12. Departemen Kehutanan 13. Departemen Komunikasi dan Informasi 14. Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata 15. Kementerian Negara Koperasi dan UKM 16. Badan Intelejen Negara 17. Badan Pusat Statistik 18. Kementerian PPN/Bappenas 19. Badan Pertanahan Nasional 20. Kepolisian RI Jumlah

Jumlah 15.620.000 1.866.479.644 14.816.837.218 4.736.228.492 318.759.471 6.122.096.542 1.204.082.242 165.432.480 1.074.726.326 147.508.593 1.500.000 1.113.548.972 40.019.693 177.513.055 25.850.000 20.810.509 103.796.775 2.740.000 1.347.039.167 174.593.270 33.475.182.449

Saldo Kemitraan dengan Pihak Ketiga sebesar Rp31.579.000, merupakan kerja sama antara Departemen Kehutanan dengan pihak lain yang mempunyai ikatan dengan Departemen Kehutanan dan rekanan yang melaksanakan pekerjaan dari Departemen dan pemegang hak perijinan kehutanan. Saldo Dana yang Dibatasi Pengunaannya sebesar Rp 11.303.683.753.573, merupakan rekening dana reboisasi yang penggunaan dananya hanya untuk kegiatan reboisasi dan rehabilitasi lahan melalui skema pinjaman. Kebijakan pengelolaan dana tersebut diatur dengan ketentuan Inpres Nomor 9 Tahun 1999, Inpres Nomor 4 Tahun 2000 serta PP Nomor 35 Tahun 2002. Rincian per rekening disajikan pada Lampiran 17 Aset Lain-lain yang berasal dari kementerian negara/lembaga disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Aset Lain-lain menurut Kementerian Negara/Lembaga (dalam rupiah) Kementerian Negara/Lembaga 1. Departemen Luar Negeri 2. Departemen Hukum dan HAM 3. Departemen Keuangan 4. Departemen Perhubungan 5. Departemen Agama 6. Departemen Kehutanan 7. Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata 8. Kementerian Negara Riset dan Teknologi 9. Kementerian Negara Koperasi dan UKM 10. Kementerian Negara PAN 10. Kementerian PPN/Bappenas Jumlah

Jumlah 385.303.685.968 64.642.289.656 13.002.880.000 18.332.935.826 3.667.405.200 742.100.730.190 165.442.721.000 10.888.077.567 331.479.349 12.939.946.969 2.119.581.715 1.418.771.733.440

Aset Lain-lain yang berasal dari PPA sebesar Rp7.874.876.579.116 merupakan aset pemerintah eks BPPN yang masih dikelola PPA menunggu untuk dijual dan hasilnya disetorkan ke Kas Negara sebagai PNBP. Nilai aset tersebut merupakan nilai aset hasil valuasi internal BPPN per 30 April 2004. Pemerintah sedang mengupayakan untuk memperoleh nilai wajar dari seluruh aset eks BPPN. Rincian disajikan pada Lampiran 18. Aset Lain-lain yang berasal dari Tim Pemberesan (TP) sebesar Rp1.099.621.502.074 Catatan atas Laporan Keuangan -44-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

merupakan aset pemerintah eks BPPN yang status kepemilikan dan nilainya masih bermasalah (belum bersih) sehingga belum dapat diserahkan kepada PT PPA. Rincian disajikan pada Lampiran 19. Aset inventaris kantor eks BPPN yang berasal dari pengadaan BPPN dan BBO/BBKU belum dimasukkan dalam laporan ini karena nilai wajar aset tersebut belum ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Nilai perolehan dan nilai pengalihan aset tersebut pada saat penyerahan ke Menteri Keuangan (30 April 2004) dianggap terlalu tinggi sehingga perlu dilakukan penilaian terlebih dahulu oleh Tim Interdept. Aset Lain-lain yang berasal dari DJPLN Departemen Keuangan sebesar Rp1.219.482.111.037 merupakan piutang macet kementerian negara/lembaga yang penagihannya dialihkan ke DJPLN, hasil bersih penagihan akan merupakan PNBP kementerian negara/lembaga yang bersangkutan. Rincian disajikan pada Lampiran 20. Aset Lain-lain yang berasal dari BP Migas sebesar Rp31.796.578.020.262 merupakan aset negara yang digunakan dalam rangka kontrak kerja sama minyak bumi dan gas alam. Angka yang disajikan merupakan nilai buku per 31 Desember 2004, yang dihitung dari harga perolehan aset sebesar Rp178.791.439.130.115 dikurangi akumulasi depresiasi sebesar Rp146.994.861.109.853. Rincian disajikan pada Lampiran 21. Aset Lain-lain yang berasal dari BP Kemayoran sebesar Rp198.160.517.811 merupakan saldo Kas dan setara Kas BP Kemayoran per 31 Desember 2004, yang berupa deposito sebesar Rp168.090.000.000 dan giro sebesar Rp30.070.517.811 Aset Lain-lain yang berasal dari BP Gelora Bung Karno sebesar Rp13.574.963.659.937 merupakan saldo Kas dan setara Kas, piutang, dan aset tetap BP Gelora Bung Karno per 31 Desember 2004 dengan rincian sebagai berikut: USD Kas dan Setara Kas (I) Deposito Giro Piutang (II)

Rupiah

1.800.000,00 792.208,45

Aset Tetap (III) Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Tanah Jumlah I+II+III

22.500.000.000 4.221.930.369 11.545.000.000 11.949.668.159 554.515.524.908 12.946.149.920.000

Total (dalam Rp) 50.803.546.870 39.222.000.000 11.581.546.870 11.545.000.000 13.512.615.113.067 11.949.668.159 554.515.524.908 12.946.149.920.000 13.574.963.659.937

*) Konversi ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2004 USD 1 = Rp9.290

C.2.21. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Utang PFK Rp226,2 miliar

Utang PFK sebesar Rp266.181.671.351 berasal dari jumlah potongan dalam Surat Perintah Membayar (SPM) yang belum dibayarkan kepada pihak ketiga meliputi potongan 10% gaji, 2% pensiun, dan wesel pemerintah. Saldo Rekening Utang PFK merupakan selisih antara Penerimaan Potongan PFK dan Pengeluaran Pembayaran kepada pihak ketiga. Rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran PFK adalah sebagai berikut: Uraian Pengembl. Pen. PFK 10% Gaji Pengembl. Pen PFK 2% Pensiun Pengembl. Pen PFK Beras Pengembl. PFK 2% Pemda Pengembl. PFK Lain Total Pengeluaran PFK

Penerimaan

Pengeluaran

Saldo

5.901.560.438.000

5.818.424.268.000

83.136.170.000

64.082.621.000 355.835.134.000

61.575.344.000 288.897.641.000

2.507.277.000 66.937.493.000

152.843.128.000 297.951.738.351 6.772.273.059.351

129.371.276.000 247.822.859.000 6.546.091.388.000

23.471.852.000 50.128.879.351 266.181.671.351

Catatan atas Laporan Keuangan -45-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.2.22. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Rp82,1 triliun

Jumlah Bagian Lancar Utang Jangka Panjang sebesar Rp82.079.302.957.375 merupakan utang pemerintah baik dalam negeri maupun luar negeri yang diperhitungkan akan dibayar atau jatuh tempo dalam tahun 2005. Jumlah Bagian Lancar Utang Luar Negeri disajikan pada Tabel 12. Sedangkan rincian Bagian Lancar Utang Luar Negeri yang akan dibayar per bulan selama tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 22. Tabel 12 Bagian Lancar Utang Luar Negeri per Jenis Utang (dalam rupiah) Jenis Utang Bilateral Kredit Komersil Kredit Ekspor Leasing Multilateral Jumlah

Jumlah 16.153.493.926.222 187.190.860.833 16.140.457.859.450 756.698.620.950 18.748.076.084.809 51.985.917.352.264

Bagian Lancar Utang Dalam Negeri merupakan reklasifikasi surat utang negara (SUN) dalam negeri yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal neraca, sebagaimana disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri per Jenis Obligasi (dalam rupiah) Jenis Bonds Fixed Rate Bonds : Nominal Unamortized Premium (Discount) Nilai bersih (nilai buku) (I)

13.712.072.000.000 13.712.072.000.000

Variable Rate Bonds : Nominal Unamortized Premium (Discount) Nilai bersih (nilai buku) (II)

5.980.172..000.000 5.980.172.000.000

Hedge Bonds : Nominal Accrued Indexation Nilai bersih (nilai buku) (III)

2.711.595.000.000 (112.476.474.215 2.824.071.474.215

CPI Indexed Linked Bonds Nominal yang harus diamortisasi Accrued Indexation Nilai bersih (nilai buku) (IV)

7.577.070.130.896 7.577.070.130.896

Jumlah (I + II + III + IV)

Jumlah

30.093.385.605.111

Rincian lebih lanjut mengenai Bagian Lancar Utang Obligasi Dalam Negeri dapat dilihat pada Lampiran 23. Sedangkan Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun Anggaran 2004 dapat dilihat pada Lampiran 31. C.2.23. Utang Bunga Utang Bunga Rp43,1 triliun

Jumlah Utang Bunga sebesar Rp43.054.542.475.822 merupakan jumlah utang bunga luar negeri dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan utang luar negeri pemerintah dan utang bunga obligasi yang akan dibayar dalam tahun anggaran 2005. Rincian Catatan atas Laporan Keuangan -46-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

utang bunga dan kewajiban luar negeri lainnya disajikan pada Tabel 14. Rincian utang bunga obligasi dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 14 Utang Bunga dan Kewajiban Luar Negeri Lainnya (dalam rupiah) Jumlah Bunga Utang Bilateral Obligasi Kredit Komersial Kredit Ekspor Leasing Multilateral Jumlah Bunga (I) Komisi Bilateral Kredit Ekspor Kredit Komersial Jumlah Komisi (II) Jumlah I+II

8.074.996.471.505 121.828.361.590 225.694.008.822 5.259.892.358.843 58.683.775.633 8.306.958.118.860 22.048.053.095.253 10.871.670.481 125.927.450.726 40.127.676.935 176.926.798.142 22.224.979.893.395

Rincian lebih lanjut Biaya Bunga dan Biaya Utang Luar Negeri dapat dilihat pada Lampiran 24. Tabel 15 Utang Bunga Obligasi (dalam rupiah) Utang Bunga Fixed Rate Bonds Variable Rate Bonds Hedges Bonds CPI Index Linked Bonds (SU) – not yet due CPI Index Linked Bonds (SU) – overdue*) SRBI-1/MK/2003 SU-005/MK/1999 **) International Bonds Jumlah

Jumlah 5.256.444.041.758 1.732.377.891.178 11.774.649.355 406.047.577.816 13.163.427.628.178 59.699.691.122 5.778.948.324 194.012.154.696 20.829.562.582.427

Keterangan : *) Utang bunga atas CPI Index Linked Bonds (SU) – overdue adalah utang bunga tertunggak atas penerbitan SU-002 dan SU-004 yang dihitung sejak diterbitkan sampai tanggal pembayaran bunga terakhir tahun 2004 (1 Oktober 2004 untuk SU-002 dan 1 Desember 2004 untuk SU-004), dan baru dibayar sebagian oleh Pemerintah dengan rincian sebagai berikut (dalam rupiah): ITEM Bunga terutang Yang telah dibayar Sisa terutang

SU-002 Per 1 Okt 2004 4.341.712.820.922 863.013.698.630 3.478.699.122.292

SU-004 Jumlah Per 1 Des 2004 10.511.312.053.831 14.853.024.874.753 826.583.547.945 1.689.597.246.575 9.684.728.505.886 13.163.427.628.178

Saat ini tengah diupayakan proses restrukturisasi SU-002 dan SU –004 antara Departemen Keuangan dengan Bank Indonesia, termasuk utang bunga tertunggak. Utang bunga CPI Index Linkeds Bonds (SU)-not yet due adalah utang bunga SU-002 dan SU-004 akrual, yang dihitung dari tanggal pembayaran bunga terakhir di tahun 2004 sampai tanggal pelaporan.

**) Bunga yang masih harus dibayar untuk SUP No. SU-005/MK/1999 tanggal 29 Desember 1999, periode 10 Desember 2004 s.d. 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan -47-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 No

1 2 3

Tgl 10-12-04 28-12-04 31-12-04

Mutasi Penarikan (Rp juta) Saldo Awal 57.000

Pengem balian

Outstan ding (Rp juta) 1.304.334 1.304.334 1.361.334

Tingkat Bunga (%)

HB

Bunga (Rp)

7,29278 7,29278

18 4

4.690.958.256 1.087.990.068

Jumlah

5.778.948.324

HB = Hari Bunga

Rincian lebih lanjut Utang Bunga Obligasi dapat dilihat pada Lampiran 25. Formula perhitungan bunga dan accrued interest dapat dilihat pada Lampiran 26. C.2.24. Utang Jangka Pendek Lainnya Utang Jangka Pendek Lainnya Rp478 miliar

Jumlah Utang Jangka Pendek Lainnya sebesar Rp478.049.128.712 merupakan utang pemerintah kepada PT TASPEN dan utang pemerintah kepada BI yang terkait dengan bunga subsidi impor bulog. Utang pemerintah kepada PT TASPEN sebesar Rp49.147.371.000 terjadi karena kekurangan pembayaran dana APBN kepada PT TASPEN untuk pembayaran pensiun triwulan IV tahun anggaran 2004, dengan rincian sebagai berikut: Utang karena kekurangan bayar pada Triwulan IV TA 2004 Piutang karena kelebihan bayar pada Triwulan II TA 2004 Piutang karena kelebihan bayar pada Triwulan III TA 2004 Utang bersih

Rp 66.379.377.000 (12.081.656.000) ( 5.150.350.000) Rp49.147.371.000

Utang pemerintah kepada BI berupa bunga subsidi impor komoditi Bulog sebesar Rp428.901.757.712 terjadi karena BI memberikan talangan kepada Pemerintah untuk subsidi impor pangan yang dilakukan Bulog. Utang pokok talangan tersebut telah dibayar Pemerintah, namun bunganya sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 belum dilunasi. C.2.25. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN Utang Jangka Panjang DN SUN Rp621,9 triliun

Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN sebesar Rp621.854.878.768.795 merupakan posisi Utang Obligasi Dalam Negeri yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca sebagaimana disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi (dalam rupiah) Jenis Obligasi Dalam Negeri Fixed Rate Bonds Nominal Unamortized Premium (Discount) Nilai bersih (nilai buku) (I) Variable Rate Bonds Nominal Unamortized Premium (Discount) Nilai bersih (nilai buku) (II) CPI Index Linked Bonds (SU) Nominal Accrued Indexation Nilai bersih (nilai buku) (III) SRBI-1/MK/2003 Nominal Jumlah nilai nominal (IV) Pinjaman Pendanan KUMK eks SU-005 Penarikan (V) Jumlah ( I+II+III+IV+V)

Jumlah 165.021.022.000.000 (1.069.295.350.370) 163.951.726.649.630 214.590.934.000.000 0 214.590.934.000.000 97.414.789.824.635 (0) 97.414.789.824.635 144.536.094.294.530 144.536.094.294.530 1.361.334.000.000 621.854.878.768. 795 Catatan atas Laporan Keuangan -48-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Rincian Utang Obligasi Dalam Negeri Jangka Panjang dapat dilihat pada Lampiran 27. Catatan : a. Jumlah yang tercantum dalam CPI Index Linked Bonds (SU – Surat Utang) adalah jumlah pokok SU-002 dan SU-004 setelah memperhitungkan indeksasi pada awal tahun anggaran 2004. Jumlah nominal SU-002 dan SU-004 pada saat diterbitkan masing-masing sebesar Rp20.000.000.000.000 dan Rp53.779.500.000.000. Surat Utang diindeks setiap awal tahun anggaran berdasarkan inflasi pada tahun anggaran sebelumnya. Amortisasi pertama untuk SU-002 adalah pada tanggal 1 April 2005, sementara untuk SU-004 adalah tanggal 1 Juni 2005. b. Dalam rangka program penjaminan, pada tanggal 6 September 2001, Pemerintah menerbitkan SU-006 sebesar nominal Rp40.000.000.000.000. Jumlah nominal atas SU-006 ini merupakan jumlah maksimum, sehingga baru akan efektif menjadi utang jika benar-benar sudah terjadi penarikan. Namun sampai 31 Desember 2004 belum terpakai sama sekali, sehingga nilai utang Pemerintah atas SU-006 ini per tanggal 31 Desember 2004 adalah nol. c. Nilai nominal penerbitan SRBI adalah sebesar Rp144.536.094.294.530 atau sama dengan jumlah nominal SU-001 dan SU-003. SRBI jatuh tempo tahun 2033 dengan tingkat kupon 0,1% setahun dihitung dari sisa pokok terutang yang dibayarkan secara periodik 2 (dua) kali setahun. Pelunasan SRBI akan bersumber dari surplus Bank Indonesia yang menjadi bagian Pemerintah dan akan dilakukan apabila rasio modal terhadap kewajiban moneter BI telah mencapai di atas 10%. Dalam hal rasio modal terhadap kewajiban moneter Bank Indonesia kurang dari 3%, maka Pemerintah akan membayar charge kepada Bank Indonesia sebesar kekurangan dana yang diperlukan untuk mencapai rasio modal tersebut.

C.2.26. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya Utang Jangka Panjang DN Lainnya Rp1.99 triliun

Jumlah Utang Jangka Panjang dalam Negeri Lainnya sebesar Rp1.988.569.160.166 merupakan utang jangka panjang pemerintah yang terkait dengan dana pensiun pegawai negeri dan pembekuan PT Bank Asiatic (BAS) dan PT Bank Dagang Bali (BDB). Utang kepada dana pensiun sebesar Rp1.967.838.839.897 merupakan saldo unfunded liability tahun 2004 akibat perubahan formula perhitungan manfaat dari SK Menkeu No. 500/KMK.06/2004. Kekurangan pendanaan tersebut akan diangsur oleh pemerintah selama lima belas tahun dengan besar angsuran Rp250,2 miliar, dimulai tahun anggaran 2005. Utang kepada nasabah PT Bank Asiatic (BAS) dan PT Bank dagang Bali (BDB) sebesar Rp20.730.320.269 merupakan kewajiban pemerintah sesuai dengan ketentuan Program Penjaminan Pemerintah (PPP) sampai dengan 31 Desember 2004 yang dijamin dan layak dibayarkan berdasarkan verifikasi BPKP. C.2.27. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan

Utang Jangka Panjang LN perbankan Rp583 triliun

Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan sebesar Rp583.008.813.834.960 merupakan posisi Utang Luar Negeri yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca sebagaimana disajikan pada Tabel 17.

Catatan atas Laporan Keuangan -49-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Tabel 17 Utang Luar Negeri Perbankan per Jenis Utang (dalam rupiah) Jenis Utang Bilateral Multilateral Kredit Ekspor Jumlah

Outstanding 31 Des 04

Bagian Lancar

Utang Jangka Panjang

317.441.091.076.379 180.498.228.761.161 136.111.521.867.901 634.050.841.705.441

16.153.493.926.222 18.748.076.084.809 16.140.457.859.450 51.042.027.870.481

301.287.597.150.157 161.750.152.676.352 119.971.064.008.451 583.008.813.834.960

C.2.28. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan Utang Jangka Panjang LN Non Perbankan Rp2,9 triliun

Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan sebesar Rp2.929.540.649.970 merupakan posisi Utang Luar Negeri yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca sebagaimana disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 Utang Luar Negeri Non Perbankan per Jenis Utang (dalam rupiah) Jenis Utang Obligasi Leasing Jumlah

Outstanding 31 Des 04 1.571.979.000.000 2.114.260.270.920 3.686.239.270.920

Bagian Lancar 756.698.620.950 756.698.620.950

Utang Jangka Panjang 1.571.979.000.000 1.357.561.649.970 2.929.540.649.970

C.2.29. Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN Utang Jangka Panjang LN SUN Rp9,2 triliun

Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Luar Negeri SUN sebesar Rp9.228.859.647.206 merupakan posisi Utang Obligasi Luar Negeri (International Bonds-RI0014) yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca dengan rincian sebagai berikut: Original Issued Principles* Accrued Indexation Unamortized Premium Nilai bersih (nilai buku) (V) *) asumsi kurs yang digunakan adalah Rp8.554 per USD.

Rp8.554.000.000.000 736.000.000.000 (61.140.352.794) Rp9.228.859.647.206

Catatan: Pada tanggal 10 Maret 2004, Pemerintah menerbitkan Obligasi Negara (ON) berdenominasi USD (RI0014), dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret 2014 dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,75% setahun, yang dibayar secara periodik dua kali setahun (semiannual). RI0014 diterbitkan melalui proses bookbuilding, dengan menggunakan jasa penjamin emisi/underwriter beberapa institusi keuangan terkemuka, yaitu: Deutsche Bank Securities dan JPMorgan sebagai Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers serta Bahana Securities, HSBC, Citigroup, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai CoManagers. Harga yang diperoleh Pemerintah dari penerbitan RI0014 ini adalah sebesar 99,285%, yang mencerminkan adanya diskon sebesar 0,715% dari nominal penerbitan.

C.2.30. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya Utang Jangka Panjang LN Lainnya Rp4,2 triliun

Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya sebesar Rp4.184.071.033.048 merupakan posisi utang luar negeri komersial kredit yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca, dengan rincian sebagai berikut: Outstanding 31 Desember 2004 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

Rp4.371.261.893.881 187.190.860.833 Rp4.184.071.033.048

Komposisi utang jangka panjang pemerintah per jenis utang disajikan pada Grafik 17.

Catatan atas Laporan Keuangan -50-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 17 Komposisi Utang Jangka Panjang Pemerintah per 31 Desember 2004 UJP LN Non Perbankan 0,24%

UJP LN Perbankan 47,66%

UJP LN SUN 0,75%

UJP LN Lainnya 0,34%

UJP DN Lainnya 0,16%

UJP DN SUN 50,84%

Keterangan: UJP DN = Utang Jangka Panjang Dalam Negeri, UJP LN = Utang Jangka Panjang Luar Negeri, SUN = Surat Utang Negara

C.2.31. Sisa Anggaran Lebih SAL Rp24,6 triliun

Sisa Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp24.588.479.454.419 merupakan saldo awal SAL tahun anggaran 2004. Rincian akumulasi SAL sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2003 disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 Akumulasi SAL s.d akhir TA 2003 (dalam jutaan rupiah) 1.

Akumulasi SAL s.d. TA 2003 1. Dana SAL s.d. TA 1991/1992 2. Dana SIKPA TA 1992/1993 3. Dana SIKPA TA 1993/1994 4. Dana SIKPA TA 1994/995 5. Dana SIKPA TA 1995/1996 6. Dana SIKPA TA 1996/1997 7. Dana SIKPA TA 1997/1998 8. Dana SIKPA TA 1998/1999 9. Dana SIKPA TA 1999/2000 10. Dana SIKPA TA 2000 11. Dana SIKPA TA 2001 12. Dana SIKPA TA 2002 13. Dana SIKPA TA 2003

32.846.722,95 2.980.287,78 (551.198,00) (1.853.481,66) 1.495.073,19 2.807.000,48 1.017.516,73 (1.307.456,04) 6.433.354,89 1.941.457,71 12.963.435,00 1.227.398,76 8.140.126,55 (2.446.792,44)

2.

SAL untuk Pembiayaan APBN 2003 SAL s.d. Desember 2003 (1-2)

8.258.243,50 24.588.479,45

Saldo SAL ini terdiri dari: 1. Rekening SAL pada BI 2. Rekening BUN pada BI 3. Rekening KPKN 4. UYHD 5. Kas Besi pada Perwakilan RI di luar negeri Jumlah

4.704.256,50 7.672.665,51 11.641.245,26 229.002,18 341.310,00 24.588.479,45

Catatan atas Laporan Keuangan -51-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.2.32. SIKPA SIKPA minus Rp3,014 triliun

Jumlah SIKPA sebesar minus Rp3.014.097.677.000 merupakan selisih antara realisasi seluruh penerimaan anggaran dengan pengeluaran anggaran TA 2004. C.2.33. Dana Lancar Lainnya

Dana Lancar Lainnya Rp 32,5 triliun

Jumlah Dana Lancar Lainnya sebesar Rp32.504.118.643.407 merupakan Kas dan Bank pemerintah di luar Rek. 502 BUN dan Rek. Kas di KPPN dan Uang Muka dari Rek. BUN. C.2.34. Cadangan Piutang

Cadangan Piutang Rp31,7 triliun

Jumlah Cadangan Piutang sebesar Rp31.658.169.686.402 merupakan pasangan perkiraan Piutang, yang terdiri dari: Piutang Pajak Piutang Bukan Pajak Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Piutang Lain-lain Jumlah

Rp28.964.985.918.280 918.886.706.165 25.519.902.850 2.126.200.147 1.746.650.958.960 Rp31.658.169.686.402

C.2.35. Cadangan Persediaan Cadangan Persediaan Rp356 miliar

Jumlah Cadangan Persediaan sebesar Rp356.045.620.551 merupakan pasangan perkiraan persediaan yang dilaporkan kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004. C.2.36. Pendapatan yang Ditangguhkan

Pendapatan yang Ditangguhkan Rp577 miliar

Jumlah Pendapatan yang Ditangguhkan sebesar Rp576.992.798.255 merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak kementerian negara/lembaga yang belum disetorkan ke Kas Negara per 31 Desember 2004. Perkiraan ini merupakan pasangan perkiraan Kas di Bendahara Penerimaan. C.2.37. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Rp125,6 triliun

Perkiraan tersebut merupakan bagian dari ekuitas dana yang disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek. Jumlah ini merupakan total nilai Bagian Lancar Utang jangka Panjang, Utang Bunga dan utang Jangka Pendek Lainnya. Rincian dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek adalah sebagai berikut: Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Bunga Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah

Rp 82.079.302.957.375 43.054.542.475.822 478.049.128.712 Rp125.611.894.561.909

C.2.38. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Rp465,2 triliun

Jumlah

Perkiraan

Diinvestasikan

dalam

Investasi

Jangka

Panjang

sebesar

Rp465.267.578.974.673 erupakan dana pemerintah pusat yang diinvestasikan dalam

bentuk investasi permanen dan investasi non permanen yang merupakan lawan dari perkiraan Investasi Jangka Panjang dengan rincian sebagai berikut: Diinvestasikan dalam RDI/RPD Diinvestasikan dalam Dana Bergulir Diinvestasikan dalam Investasi Non Permanen Lainnya Diinvestasikan dalam PMP Diinvestasikan dalam Investasi Permanen Lainnya Jumlah

Rp 62.278.309.530.000 2.766.220.770.219 1.420.053.000.000 395.658.528.974.064 3.144.466.700.390 Rp465.267.578.974.673

Catatan atas Laporan Keuangan -52-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.2.39. Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp229,1 triliun

Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Tetap sebesar Rp229.071.545.428.868 merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh pemerintah pusat dalam bentuk aset tetap dengan rincian sebagai berikut: Diinvestasikan dalam Tanah Diinvestasikan dalam Peralatan dan Mesin Diinvestasikan dalam Gedung dan Bangunan Diinvestasikan dalam Jalan, Irigasi, dan Jaringan Diinvestasikan dalam Aset Tetap Lainnya Diinvestasikan dalam Aset Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah

Rp 83.635.282.924.766 61.687.965.097.396 38.896.471.338.200 40.489.403.009.948 1.901.915.011.171 2.460.508.047.387

Rp 229.071.545.428.868

C.2.40. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp68,9 triliun

Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Lainnya sebesar Rp68.915.807.829.538 merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh pemerintah pusat dalam bentuk aset lainnya dengan rincian sebagai berikut: Diinvestasikan dalam Tagihan Penjualan Angsuran Diinvestasikan dalam Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Diinvestasikan dalam Kemitraan dengan Pihak Ketiga Diinvestasikan dalam Dana yang Dibatasi Penggunaannya Diinvestasikan dalam Aset Lain-lain Jumlah

Rp

396.163.190.389 33.475.182.449 31.579.000 11.303.683.753.573 57.182.454.123.677 Rp 68.915.807.829.538

C.2.41. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Rp1.223,2 riliun

Perkiraan tersebut merupakan bagian dari ekuitas dana yang disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang. Jumlah ini merupakan akumulasi utang jangka panjang, yang terdiri dari Utang Jangka Panjang Dalam Negeri dan Utang Jangka Panjang Luar Negeri. Rincian dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang adalah sebagai berikut: Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya Jumlah

Rp 621.854.878.768.795 1.988.569.160.166 583.008.813.834.960 2.929.540.649.970 9.228.859.647.206 4.184.071.033.048 Rp1.223.194.733.094.145

C.2.42. Diinvestasikan dalam Dana Cadangan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan Rp1,7 triliun

Jumlah Diinvestasikan dalam Dana Cadangan sebesar Rp1.730.000.000.000 merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh pemerintah pusat dalam bentuk dana cadangan.

Catatan atas Laporan Keuangan -53-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.3. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA 1. Piutang Bukan Pajak kepada PPA sebesar Rp97.888.411.871 telah dibayar dan disetor ke rekening BUN 502.000.000, dengan rincian sebagai berikut: Tangal setor 14 Januari 2005 17 Januari 2005 14 April 2005 Total

Jumlah 49.768.297.780 40.170.811.140 7.949.302.951 97.888.411.871

Rp Rp

2. Jumlah Utang Jangka Pendek Lainnya sebesar Rp49.147.371.000 karena kekurangan pembayaran dana APBN kepada PT TASPEN untuk pembayaran pensiun triwulan IV tahun anggaran 2004 telah dibayar, dengan perincian sebagai berikut: Uraian Kelebihan pembayaran Triwulan II Th 2004

Jumlah Rp 12.081.656.000

Kelebihan pembayaran Triwulan III Th 2004

Rp

Kekurangan pembayaran Triwulan IV Th 2004

Rp 66.379.377.000

5.150.350.000

Keterangan Telah dipotong pada droping belanja pensiun bulan Januari 2005 sesuai SPM No. 646178Y/019/113 tanggal 3 Januari 2005 Telah dipotong pada droping belanja pensiun bulan Maret 2005 sesuai SPM No. 226786A/019/113 tanggal 26 Januari 2005 Telah dibayarkan sesuai SPM Taspen No. S-00804/ TSP.1/ 04/2004 tanggal 13 April 2005

3. Pada tanggal 1 Januari 2005, sesuai dengan terms and conditions SU dilakukan indeksasi terhadap SU-002 dan SU-004 berdasarkan inflasi tahun 2004. Hal ini mengakibatkan perubahan saldo pokok SU yang cukup signifikan, baik untuk SU yang berada pada posisi kewajiban jangka pendek maupun pada SU yang berada pada posisi kewajiban jangka panjang, dengan rincian sebagai berikut: CPI Index Linked Bonds SU-002 SU-004 Total CPI Index Linked Bonds SU-002 SU-004 Total

Kewajiban Jangka Pendek 2.174.243.754.123 5.402.826.376.873 7.577.070.130.996 Kewajiban Jangka Panjang 27.178.046.925.282 70.236.742.899.353 97.414.789.824.635

Indeksasi

(dalam rupiah) Setelah Indeksasi

139.169.021.131 345.824.177.633 484.993.198.764

2.313.412.775.154 5.748.650.554.506 8.062.063.329.660

Indeksasi

Setelah Indeksasi

1.739.612.764.133 4.495.714.309.227 6.235.327.073.360

28.917.659.689.415 74.732.457.208.580 103.650.116.897.995

Dengan adanya indeksasi di awal tahun 2005 sebagaimana disebutkan di atas, maka jumlah amortisasi SU-002 dan SU-004 yang harus dibayar Pemerintah pada awal tahun 2005 meningkat dari sebesar Rp7.577.070.130.896 sebagaimana tercantum pada kewajiban jangka pendek, menjadi sebesar Rp8.062.063.329.660 yaitu jumlah setelah indeksasi sesuai tabel di atas. Selain itu, jumlah kewajiban atas SU yang belum diamortisasi juga meningkat dari sebesar Rp97.414.789.824.635 sebagaimana tercantum pada kewajiban jangka panjang, menjadi Rp103.650.116.897.995, sesuai tabel di atas.

Catatan atas Laporan Keuangan -54-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.4. CATATAN PENTING LAINNYA 1. Rekening Pemerintah pada Bank Umum Penempatan rekening pemerintah pada bank umum antara lain berupa rekening untuk dana pemerintah yang dibatasi penggunaannya (restricted cash) dan escrow accounts. Rekening yang dibatasi penggunaannya per 31 Desember 2004 berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI sebesar Rp11.303.683.753.573 merupakan rekening dana reboisasi yang alokasi dananya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan reboisasi dan rehabilitasi lahan melalui skema pinjaman. Saldo rekening tersebut telah disajikan dalam laporan keuangan ini sebagai aset lainnya (lihat C.2.20). Escrow accounts merupakan rekening yang digunakan untuk menampung sisa anggaran belanja subsidi yang belum dapat diverifikasi dan dana bagi hasil yang penerimanya belum teridentifikasi. Escrow accounts subsidi meliputi BBM, listrik, pupuk, dan pangan yang pada akhir tahun anggaran belum dapat diverifikasi oleh BPKP. Saldo escrow accounts subsidi sampai dengan 31 Desember 2004 berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI sebesar Rp1.205.840.392.760,33. Rincian per rekening disajikan pada Lampiran 28. Escrow accounts dana bagi hasil merupakan rekening penampungan untuk dana bagi hasil perikanan, pertambangan umum, kehutanan dan DAK DR yang belum disalurkan pada tahun anggaran bersangkutan karena daerah penghasil belum teridentifikasi. Saldo escrow accounts dana bagi hasil sampai dengan 31 Desember 2004 berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI sebesar Rp1.067.030.376.097. Rincian per rekening disajikan pada Lampiran 29. Disamping itu terdapat rekening pemerintah pada bank umum yang berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI bersaldo Rp3.403.063.546.244,21 per 31 Desember 2004. Rekening tersebut merupakan rekening milik kementerian negara/lembaga, Pemerintah Daerah dan pihak lain yang saat ini masih diteliti lebih lanjut. 2. Eksekusi oleh Kejaksaan Agung Hasil pemeriksaan BPK-RI pada Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan pengumpulan data pada jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus menunjukkan adanya keputusan Pengadilan berupa denda dan hukuman membayar uang pengganti kerugian negara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Tagihan tersebut sampai dengan 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp6.667.980,21 juta, meliputi keputusan pengadilan yang ada di 17 Kejaksaan Tinggi sebesar Rp5.314.180,99 juta dan di Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara sebesar Rp1.353.799,22 juta. 3. Utang Kepada Bank Indonesia (BI) Sampai dengan tanggal 31 Desember 2004, terdapat tagihan-tagihan BI kepada Pemerintah yang belum disepakati. Tagihan tersebut meliputi tagihan atas subsidi bunga kredit program sebesar Rp2.820.016.088.740, talangan iuran keanggotaan pada lembaga keuangan internasional sebesar Rp2.826.956.396.636, dan tagihan terkait dengan BLBI, Fasilitas Saldo Debet (FSD), serta KLBI sebesar Rp25.787.190.073.861. 4. Utang Kontingensi terkait dengan Pelaksanaan Penjaminan Pemerintah Utang kontingensi merupakan kewajiban kepada nasabah eks BBO/BBKU yang belum dibayar pada saat tugas BPPN berakhir tanggal 27 Februari 2004 sebesar Rp2.313.086,87 juta. Utang tersebut terdiri Catatan atas Laporan Keuangan -55-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

dari nasabah murni yang tidak berstatus blokir sebesar Rp840.820,47 juta dan nasabah yang terkait dengan pinjaman sebesar Rp1.472.266,40 juta. 5. Tunjangan Hari Tua Pegawai Negeri Sipil (THT PNS) Program Pensiun PNS diselenggarakan berdasarkan UU No. 11/1969, tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai. Dana Pensiun dibentuk berdasarkan kontribusi pemerintah, sebagai pemberi kerja, dan PNS, sebagai peserta. Namun demikian, selama ini untuk penyelenggaraan program pensiun dan program Tunjangan hari Tua (THT), iuran hanya disetor oleh peserta masing-masing sebesar 4,75% dan 3,25% dari gaji. Pemerintah selaku pemberi kerja belum mengiur. Pemerintah menganut sistem pembayaran secara current cost financing yaitu pembayaran pensiun dipenuhi secara langsung oleh pemerintah melalui APBN (79%) pada saat pegawai memasuki masa pensiun. Dana pensiun membayar sebesar 21% sisanya. Sistem pembayaran sebagaimana tersebut di atas mengakibatkan kekurangan pendanaan penyelenggaraan program pensiun dan THT (past service liabilities). Nilai sementara berdasarkan perhitungan aktuaria (sesuai surat PT TASPEN No. Srt-410/DIR/092003 tanggal 1 September 2003), terdapat kewajiban pemerintah kepada PT TASPEN yang timbul sebagai akibat kekurangan pendanaan pemerintah atas dana pensiun per 31 Desember 2002 sebesar Rp306.329.000.000.000. Jumlah tersebut dihitung berdasarkan jumlah seluruh PNS, termasuk pegawai pemerintah daerah, anggota DPR, dan pejabat negara, tidak termasuk TNI dan Polri. Untuk MPR hanya diperhitungkan ketua dan wakil ketua.

Catatan atas Laporan Keuangan -56-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN ARUS KAS D.1. IKHTISAR LAPORAN ARUS KAS SALDO AWAL KAS Saldo awal kas pemerintah per 1 Januari 2004 sebesar Rp19,3 triliun

Saldo Awal Kas per 1 Januari 2004 sebesar Rp19.313.910.770.106 merupakan kas pemerintah pusat yang tersedia untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan dan non anggaran, dengan rincian: - Kas di Bank Indonesia - Kas di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jumlah Saldo Awal Kas Pemerintah

Rp 7.672.665.511.000 11.641.245.259.106 Rp19.313.910.770.106

PERUBAHAN/MUTASI KAS

Penurunan kas pemerintah pada TA 2004 sebesar Rp6,6 triliun

Perubahan/mutasi kas sepanjang tahun anggaran 2004 menginformasikan tentang kenaikan (penurunan) kas dari berbagai aktivitas pemerintah dengan rincian: - Kenaikan (Penurunan) Kas Operasi - Kenaikan (Penurunan) Kas Investasi Aset Non Keuangan - Kenaikan (Penurunan) Kas Pembiayaan - Kenaikan (Penurunan) Kas Non Anggaran Kenaikan (Penurunan) Kas Pemerintah

Rp30.451.771.854.000 (66.853.143.100.000) 33.387.273.569.000 (3.552.066.133.188) Rp(6.566.163.810.188)

Dari data tersebut berarti defisit anggaran adalah sebesar Rp36.401.371.246.000, yaitu selisih antara kenaikan kas dari aktivitas operasi dan penurunan kas dari aktivitas investasi aset non keuangan. Komposisi kenaikan (penurunan) dari tiap aktivitas disajikan dalam Grafik 18. Grafik 18 Komposisi Arus Kas Bersih per Aktivitas

40

33,4

30,5

triliun rupiah

20 0 -3,6

-20 -40 -60 -66,9 -80 Operasi

Investasi Aset Non Keuangan

Pembiayaan

Non Anggaran

SALDO AKHIR KAS Saldo akhir kas pemerintah per 31 Desember 2004 sebesar Rp52,3 triliun

Saldo Akhir Kas dan Bank per 31 Desember 2004 sebesar Rp52.307.558.814.276 merupakan kas pemerintah pusat yang tersedia dan siap digunakan untuk membiayai aktivitas pemerintah tahun anggaran berikutnya, dengan rincian:

Catatan atas Laporan Keuangan -57-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

- Rekening Kas BUN di Bank Indonesia - Rekening Kas di KPPN - Kas di Bendahara Pengeluaran - Kas di Bendahara Penerimaan - Rekening Pemerintah Lainnya di BI Jumlah Saldo Akhir Kas Pemerintah

Rp

248.984.834.918 12.498.762.125.000 322.614.437.433 576.992.798.255 38.660.204.618.670 Rp52.307.558.814.276

D.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN ARUS KAS Penjelasan atas Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2004 diuraikan sebagai berikut:

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp30,4 triliun

Menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi, yang menunjukkan kenaikan sebesar Rp 30.451.771.854.000, dengan rincian sebagai berikut: - Arus Masuk Kas Aktivitas Operasi - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Operasi - Arus Kas Bersih

Rp397.880.405.743.000 367.428.633.889.000 Rp 30.451.771.854.000

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dalam tahun anggaran berjalan dapat mendanai seluruh pengeluaran aktivitas operasi dari penerimaannya. D.2.1. Penerimaan Perpajakan Penerimaan perpajakan (neto) Rp280,9 triliun

Penerimaan Perpajakan sebesar Rp280.897.641.240.000 merupakan penerimaan neto pemerintah yang dihimpun dari sektor pajak sepanjang tahun berjalan setelah dikurangi pengembalian pendapatan pajak. Penerimaan perpajakan dibagi menjadi penerimaan pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Rincian atas Penerimaan Pajak Dalam Negeri dan Pajak Perdagangan Internasional sebagai berikut: Pajak Dalam Negeri - Pajak Penghasilan (PPh) Non Migas - Pajak Penghasilan (PPh) Migas - Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPN dan PPn BM) - Pajak Bumi dan Bangunan - Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) - Pendapatan Cukai - Pendapatan atas Pajak Lainnya Jumlah Pajak Dalam Negeri Pajak Perdagangan Internasional - Pendapatan Bea masuk - Pendapatan Pajak/Pungutan Ekspor Jumlah Pajak Perdagangan Internasional Jumlah Penerimaan Perpajakan Dikurangi : - Pengembalian Pendapatan Pajak Jumlah Penerimaan Perpajakan (Neto)

Rp117.401.085.234.000 22.946.614.602.000 102.584.414.956.000 11.774.571.275.000 2.918.267.413.000 29.173.239.643.000 1.872.254.692.000 288.670.447.815.000 12.551.990.278.000 297.790.052.000 12.849.780.330.000 301.520.228.145.000 (20.622.586.905.000) Rp280.897.641.240.000

Komposisi penerimaan perpajakan dalam prosentase dapat dilihat pada Grafik 19:

Catatan atas Laporan Keuangan -58-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 19 Komposisi Penerimaan Perpajakan TA 2004

Cukai 10%

Pajak Lainnya 1%

Bea Masuk 4%

Pajak/Pungutan Ekspor 0%

BPHTB 1%

PPh Non Migas 38%

PBB 4%

PPN & PPn BM 34%

PPh Migas 8%

D.2.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP sebesar Rp116,7 triliun

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp116.704.801.670.000 adalah semua penerimaan yang diterima negara dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba Badan Usaha Milik Negara dan penerimaan negara bukan pajak lainnya. Rincian atas penerimaan negara bukan pajak adalah sebagai berikut : Penerimaan Sumber Daya Alam Penerimaan Sumber Daya Alam sebesar Rp91.397.744.046.000 merupakan penerimaan negara sehubungan dengan kegiatan eksploitasi sumber daya alam, yang terdiri dari: - Pendapatan Minyak Bumi - Pendapatan Gas Alam - Pendapatan Pertambangan Umum - Pendapatan Kehutanan - Pendapatan Perikanan Jumlah Penerimaan Sumber Daya Alam

Rp63.060.418.282.000 22.199.226.564.000 1.688.842.414.000 4.143.173.069.000 306.083.717.000 Rp91.397.744.046.000

Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN sebesar Rp9.817.533.694.000 merupakan penerimaan laba yang diperoleh pemerintah atas pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, yakni kekayaan negara yang ditempatkan sebagai penyertaan modal pada BUMN. Pendapatan bagian pemerintah atas laba BUMN dibagi menjadi pendapatan atas laba BUMN perbankan dan pendapatan atas laba BUMN non perbankan. Rincian dari pendapatan atas laba BUMN adalah sebagai berikut: Catatan atas Laporan Keuangan -59-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Pendapatan atas Laba BUMN Perbankan - PT Bank Mandiri - PT Bank Ekspor Impor Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia - PT Bank Negara Indonesia - PT Bank Tabungan Negara - Lain-lain Jumlah Pendapatan atas Laba BUMN Perbankan Pendapatan atas Laba BUMN Non Perbankan - PT Perkebunan Nusantara - PT Wijaya Karya - PT Timah - PT Telkom - PT Taspen - PT Socfin - PT Semen Gresik - PT Pupuk Sriwijaya - PT Permodalan Nasional Madani - PT Perusahaan Gas Negara - PT Perusahaan Pengelola Aset - PT Pertamina - PT Pelabuhan Indonesia - PT Krakatau Steel - PT Jasa Raharja - PT Jasa Marga - PT Indosat - PT Freeport - PT Bio Farma - PT Asuransi Kesehatan - PT Asuransi Kredit Indonesia - PT Aset - PT Angkasa Pura - PT Aneka Tambang - Lain-lain Jumlah Pendapatan atas Laba BUMN Non Perbankan Jumlah Pendapatan atas Laba BUMN

Rp

32.130.828.181 146.695.685.429 910.000.000.000 312.112.690.390 589.330.000.000 840.000.000.000 2.830.269.204.000

174.654.339.249 20.369.153.000 20.178.000.000 1.570.638.388.084 35.311.908.000 30.538.236.000 52.847.792.008 50.000.000.000 24.907.007.210 153.217.178.098 400.000.000.000 2.169.000.000.000 70.562.000.000 25.000.000.000 80.834.000.000 24.063.317.280 113.037.768.750 90.086.013.451 39.924.055.000 78.274.955.000 20.412.000.000 29.887.520.000 217.453.637.094 47.859.040.000 1.448.208.181.776 6.987.264.490.000 Rp9.817.533.694.000

PNBP Lainnya PNBP Lainnya sebesar Rp15.489.523.930.000 merupakan penerimaan negara selain dari penerimaan sumber daya alam dan pendapatan bagian pemerintah atas laba BUMN yang terdiri dari: - Penjualan Hasil Produksi/Sitaan - Pendapatan Sewa - Pendapatan Jasa I - Pendapatan Jasa II - Pendapatan Rutin dari Luar Negeri - Pendapatan Bunga - Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan - Pendapatan Pendidikan - Pendapatan Laba Bersih Penjualan BBM - Pendapatan Lain-lain - Pendapatan dari Penerimaan Kembali Belanja TAYL Jumlah PNBP Lainnya Dikurangi : - Pengembalian PNBP Jumlah PNBP Lainnya (Netto) Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak

Rp

1.013.841.537.000 31.962.445.000 3.385.888.989.000 1.288.180.309.000 100.000.004.000 447.274.212.000 46.744.252.000 1.182.243.621.000 24.000 3.644.379.697.000 4.649.271.885.000 15.789.786.975.000

(300.263.045.000) 15.489.523.930.000 Rp116.704.801.670.000

Catatan atas Laporan Keuangan -60-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

D.2.3. Pendapatan Hibah Hibah sebesar Rp277,9 miliar

Pendapatan Hibah sebesar Rp277.962.833.000 adalah semua penerimaan negara yang berasal dari sumbangan swasta dalam negeri dan sumbangan lembaga swasta dan pemerintah luar negeri: - Hibah Luar Negeri – Bilateral - Hibah Luar Negeri - Multilateral - Pendapatan Hibah Luar Negeri Lainnya Jumlah Pendapatan Hibah

Rp115.678.198.000 84.336.093.000 77.948.542.000 Rp277.962.833.000

D.2.4. Belanja Pegawai Belanja pegawai sebesar Rp54,8 triliun

Belanja Pegawai sebesar Rp54.783.069.983.000 merupakan pengeluaran pemerintah untuk membayar gaji pegawai negeri sipil berupa gaji pokok, tunjangan istri/anak, tunjangan struktural, tunjangan fungsional, gaji pejabat negara dan pembayaran lainnya berupa honorarium, vakasi, lembur, uang makan/lauk pauk, dan kompensasi lainnya kepada pegawai pemerintah pusat, pensiunan dosen/guru/anggota TNI/Polri, dan lainlain. Rincian Belanja Pegawai sepanjang tahun berjalan adalah sebagai berikut : - Gaji dan Tunjangan - Uang Makan/Lauk Pauk - Belanja Pensiun - Belanja Pegawai Lain-lain - Belanja Gaji/Upah Proyek (BGP) Jumlah Belanja Pegawai Dikurangi : - Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Jumlah Belanja Pegawai (Neto)

Rp31.836.812.361.000 152.806.000 19.339.864.939.000 3.531.137.105.000 259.394.382.000 54.967.361.593.000 (184.291.610.000) Rp54.783.069.983.000

D.2.5. Belanja Barang dan Jasa Belanja barang dan jasa sebesar Rp15,1 triliun

Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp15.142.662.568.000 merupakan pengeluaran pemerintah dalam rangka pengadaan/pembelian barang dan jasa non investasi guna mendukung kegiatan operasional pemerintahan. Rincian Belanja Barang dan Jasa sepanjang tahun berjalan adalah sebagai berikut: - Keperluan Sehari-hari Perkantoran - Bahan Makanan - Belanja Barang Transito - Belanja Barang Lainnya - Belanja Pembelian Bahan Proyek (BPBP) - Langganan Daya dan Jasa - Jasa Pos dan Giro - Belanja Pemeliharaan - Belanja Perjalanan - Belanja Barang dan Jasa Lainnya Jumlah Belanja Barang dan Jasa Dikurangi : - Penerimaan Kembali Belanja Barang dan Jasa Jumlah Belanja Barang dan Jasa (Neto)

Rp 1.433.388.955.000 733.086.481.000 183.753.672.000 54.274.881.000 110.359.953.000 1.294.345.327.000 13.144.916.000 2.526.554.982.000 1.418.999.449.000 8.254.273.878.000 16.022.182.494.000 (879.519.926.000) Rp15.142.662.568.000

D.2.6. Belanja Subsidi Belanja Subsidi sebesar Rp91.899.301.904.000 merupakan belanja negara yang diberikan kepada perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor atau Catatan atas Laporan Keuangan -61-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Belanja subsidi sebesar Rp91,9 triliun

mengimpor barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak, sehingga harga jual terjangkau oleh masyarakat. Rincian Belanja Subsidi adalah sebagai berikut: Subsidi Harga/Biaya - Subsidi BBM - Subsidi Pangan - Subsidi Listrik - Subsidi Benih - Subsidi Pupuk Jumlah Subsidi Harga/Biaya Subsidi Bunga Kredit/Penyertaan Risiko - Subsidi Bunga Kredit Pemilikan Rumah - Subsidi Bunga Kredit Ketahanan Pangan Jumlah Subsidi Bunga Kredit/Penyertaan Resiko Subsidi Pajak dan Bea Masuk - Subsidi Pajak Penghasilan Jumlah Subsidi Pajak dan Bea Masuk Subsidi Rutin Lainnya - Subsidi Lainnya Jumlah Subsidi Rutin Lainnya Subsidi Lain-lain Subsidi/Belanja Bantuan - Tunjangan Kesehatan Veteran Non Tuvet - Belanja Rutin KONI - Dana Kontingensi - Bantuan Dalam Rangka Penugasan/PSO Jumlah Subsidi/Belanja Bantuan Jumlah Belanja Subsidi

Rp69.024.450.135.000 4.830.777.908.000 2.316.650.000.000 76.202.915.000 1.259.218.582.000 77.507.299.540.000 61.572.454.000 34.889.148.000 96.461.602.000 1.312.122.928.000 1.312.122.928.000 5.825.493.493.000 5.825.493.493.000 11.285.088.000 793.000 14.322.124.000 6.409.717.749.000 722.598.587.000 7.146.639.253.000 Rp91.899.301.904.000

D.2.7. Dana Perimbangan Dana perimbangan sebesar Rp122,9 triliun

Dana Perimbangan sebesar Rp122.873.223.394.000 adalah semua pengeluaran negara yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus, sebagaimana dimaksud dalam Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Rincian Dana Perimbangan dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut: - Dana Bagi Hasil - Dana Alokasi Umum - Dana Alokasi Khusus Jumlah Dana Perimbangan

Rp 36.700.327.968.000 82.084.248.631.000 4.088.646.795.000 Rp122.873.223.394.000

D.2.8. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Dana otonomi khusus dan dana penyesuaian sebesar Rp6,8 triliun

Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian sebesar RP6.808.042.499.000 merupakan pengeluaran pemerintah dalam rangka pembiayaan pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua, serta untuk penyesuaian kekurangan dana alokasi umum untuk beberapa daerah. Rincian Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian adalah sebagai berikut: - Dana Otonomi Khusus - Dana Penyesuaian Jumlah Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

Rp1.642.617.943.000 5.165.424.556.000 Rp6.808.042.499.000

Catatan atas Laporan Keuangan -62-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

D.2.9. Bunga Utang Bunga utang sebesar Rp62,7 triliun

Bunga Utang sebesar Rp62.664.201.767.000 merupakan pembayaran yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang (Principal Outstanding), baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri, yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman. Bunga Utang diklasifikasikan menjadi Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri serta Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri. Rincian Bunga Utang tersebut adalah sebagai berikut : Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri sebesar Rp39.867.284.566.000 merupakan pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah sehubungan dengan surat berharga (obligasi) pemerintah dalam negeri dalam rangka Program Restrukturisasi Perbankan dengan rincian: - Bunga Utang Dalam Negeri – Obligasi - Pembayaran Imbalan Bunga (SPM-IB) Jumlah Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri

Rp39.553.587.093.000 313.697.473.000 Rp39.867.284.566.000

Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri sebesar Rp22.796.917.201.000 merupakan pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah atas pinjaman yang diterima, dengan rincian sebagai berikut : - Bunga Utang Luar Negeri - Pinjaman Proyek - Biaya/Kewajiban Lainnya terhadap Utang Luar Negeri - Biaya/Kewajiban Penerbitan/Penjualan Surat Utang LN - Bunga Surat Utang Negara Luar Negeri Jumlah Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri Jumlah Bunga Utang

Rp22.182.691.769.000 276.166.494.000 23.643.938.000 314.415.000.000 22.796.917.201.000 Rp62.664.201.767.000

D.2.10. Belanja Operasi Lain-lain Belanja operasi lainlain sebesar Rp13,3 triliun

Belanja Operasi Lain-lain sebesar Rp13.258.131.774.000 merupakan pengeluaran pemerintah untuk pengeluaran tak tersangka, belanja perusahaan jawatan, pemilihan umum/sidang tahunan, cadangan dana reboisasi dan lain-lain. Rincian Belanja Operasi Lain-lain adalah sebagai berikut: - Dana Pembangunan Daerah - Pengeluaran Tak Tersangka - Belanja Barang Perusahaan Jawatan - Pemilihan Umum/Sidang Tahunan - Cadangan Dana Reboisasi - Tunggakan dan Klaim Pihak Ketiga - Belanja Rutin Lain-lain - Belanja Lainnya Jumlah Belanja Operasi Lain-lain

Rp

18.000.000 7.119.704.000 262.268.777.000 4.299.756.540.000 4.639.214.073.000 66.309.567.000 3.627.489.330.000 355.955.783.000 Rp13.258.131.774.000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN Menjelaskan aktivitas investasi aset non keuangan yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang. Aktivitas investasi aset non keuangan menunjukkan penurunan sebesar Rp66.853.143.100.000 dengan rincian sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan -63-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Penurunan kas dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp66,9 triliun

- Arus Masuk Kas Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan - Arus Kas Bersih

Rp

107.537.409.000

(66.960.680.509.000) (Rp66.853.143.100.000)

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dalam tahun anggaran berjalan tidak dapat mendanai seluruh pengeluaran aktivitas investasi aset non keuangan dari penerimaannya. D.2.11. Pendapatan dari Penjualan Aset Arus kas masuk dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp107,5 miliar yaitu dari pendapatan dari penjualan aset.

Pendapatan dari Penjualan Aset sebesar Rp107.537.409.000 merupakan pendapatan yang diterima pemerintah sehubungan dengan kebijakan pemerintah dalam menjual/melepas aset-asetnya berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku. Rinciannya terdiri dari : - Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap - Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya

Rp 84.553.020.000 22.984.389.000 Rp107.537.409.000

Jumlah Pendapatan dari Penjualan Aset

D.2.12. Belanja Modal Arus kas keluar dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp66,9 triliun yaitu untuk belanja modal

Belanja Modal sebesar Rp66.960.680.509.000 merupakan pengeluaran anggaran untuk belanja aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Rincian Belanja Operasi Lain-lain adalah sebagai berikut : - Belanja Modal untuk Tanah - Belanja Modal untuk Peralatan dan Mesin - Belanja Modal untuk Gedung dan Bangunan - Belanja Modal untuk Jaringan - Belanja Modal Fisik Lainnya - Belanja Modal Non Fisik Jumlah Belanja Modal

Rp 711.226.994.000 17.019.729.691.000 8.253.085.058.000 9.850.130.631.000 4.551.527.369.000 26.574.980.766.000 Rp66.960.680.509.000

Dengan kenaikan Arus Kas (bersih) dari Aktivitas Operasi sebesar Rp30.451.771.854.000 dan penurunan (bersih) dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan sebesar Rp66.853.143.100.000 mengakibatkan defisit anggaran sebesar Rp36.401.371.246.000. Defisit tersebut akan ditutup dengan pembiayaan yang diuraikan dibawah ini.

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas (bruto) sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran yang bertujuan untuk memprediksi klaim (tuntutan) pihak lain terhadap arus kas pemerintah dan tuntutan pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan datang. Aktivitas pembiayaan sepanjang periode berjalan menunjukkan kenaikan sebesar Rp33.387.273.569.000 dengan rincian sebagai berikut: Kenaikan kas dari aktivitas pembiayaan sebesar Rp33,4 triliun

- Arus Masuk Kas Aktivitas Pembiayaan - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Pembiayaan - Arus Kas Bersih

Rp107.629.273.273.000 74.241.999.704.000 Rp 33.387.273.569.000

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dalam tahun anggaran berjalan tidak dapat menutup defisit yang ada sebesar Rp36.401.371.244.000 dengan surplus pembiayaan yang hanya Rp33.387.273.569.000. Catatan atas Laporan Keuangan -64-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

D.2.13. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Penerimaan pembiayaan dalam negeri sebesar Rp64,9 triliun

Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri sebesar Rp64.901.134.245.000 merupakan seluruh penerimaan pemerintah yang berasal dari perbankan dan non perbankan dalam negeri. Rincian Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri adalah sebagai berikut : Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Perbankan Penerimaan atas Pembiayaan Dalam Negeri Perbankan sebesar Rp22.712.505.838.000 seluruhnya berasal dari Penyetoran SAL ke Rekening BUN. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Non Perbankan Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Non Perbankan sebesar Rp42.188.628.407.000 merupakan penerimaan pemerintah yang berasal dari : - Penerimaan Privatisasi - Penerbitan/Penjualan Obligasi Dalam Negeri Jangka Panjang - Penjualan Aset Program Restrukturisasi Perbankan

Rp 3.519.487.251.000 22.918.399.017.000

Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Non Perbankan Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Perbankan Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri

42.188.628.407.000

15.750.742.139.000

22.712.505.838.000 Rp64.901.134.245.000

D.2.14. Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri Penerimaan pembiayaan luar negeri sebesar Rp32,4 triliun

Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri sebesar Rp32.436.390.917.000 merupakan seluruh penerimaan pemerintah sehubungan dengan penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri dari pinjaman program dan pinjaman proyek serta penerbitan Surat Utang Negara Luar Negeri. Rincian Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek adalah sebagai berikut : Pinjaman Program Pinjaman Program yang diterima pemerintah dalam tahun anggaran berjalan sebesar Rp5.058.509.000.000 berasal dari ADB. Pinjaman Proyek Pinjaman Proyek yang diterima pemerintah dalam tahun anggaran berjalan sebesar Rp18.416.772.005.000 berasal dari: - Pinjaman Proyek dari Bilateral - Pinjaman Proyek dari Multilateral - Pinjaman Proyek Fasilitas Kredit Ekspor - Pinjaman Proyek dari Komersial Jumlah Pinjaman Proyek

Rp 8.734.844.120.000 1.832.993.226.000 3.332.536.828.000 4.516.397.831.000 Rp18.416.772.005.000

Pembiayaan Lain-lain Pembiayaan lain-lain sebesar Rp8.961.109.912.000 merupakan penerimaan pembiayaan sehubungan dengan penerbitan Surat Utang Negara yang diterima dalam tahun berjalan. D.2.15. Pendapatan Pelunasan Piutang Pendapatan pelunasan piutang Rp10,3 triliun

Pendapatan Pelunasan Piutang sebesar Rp10.291.748.111.000 merupakan penerimaan kembali pokok piutang yang berasal dari pinjaman/hibah luar negeri yang diteruspinjamkan pada BUMN, BUMD, Pemerintah Daerah, dan penerimaan Catatan atas Laporan Keuangan -65-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

kembali pokok piutang lainnya. Rincian Pendapatan Pelunasan Piutang sebagai berikut : Angsuran KIP Angsuran Kredit Usaha Tani Angsuran Pengadaan Pangan Pelunasan Piutang dari RDI Lain-lain Jumlah Pendapatan Pelunasan Piutang

Rp

338.958.517 287.531.960 55.876.680 10.290.886.287.000 179.456.843 Rp10.291.748.111.000

D.2.16. Pembayaran Pokok Utang Dalam Negeri Pembayaran pokok utang dalam negeri sebesar Rp25,5 triliun

Pembayaran Pokok Utang Dalam Negeri sebesar Rp25.456.429.045.000 merupakan pengeluaran pemerintah dalam tahun anggaran berjalan dalam melunasi utang obligasi dalam negeri jangka panjang yang jatuh tempo. D.2.17. Pembayaran Pokok (Amortisasi) Utang Luar Negeri

Pembayaran pokok utang luar negeri sebesar Rp46,5 triliun

Pembayaran Pokok (Amortisasi) Utang Luar Negeri sebesar Rp46.491.106.882.000 merupakan pengeluaran pemerintah atas cicilan pokok (amortisasi) pinjaman yang telah jatuh tempo. Pembayaran cicilan pokok (amortisasi) dalam tahun berjalan seluruhnya dikeluarkan untuk cicilan pokok pinjaman proyek piutang kepada BUMN. D.2.18. Penerusan Pinjaman Luar Negeri

Penerusan pinjaman LN Rp2,3 triliun

Penerusan Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp2.294.463.777.000 merupakan pengeluaran pemerintah atas penerusan pinjaman luar negeri yang disalurkan untuk BUMN, BUMD, Pemerintah Daerah melalui Rekening Dana Investasi (RDI) dan Rekening Pembangunan Daerah (RPD) dengan rincian : -

PMP untuk Badan Usaha Milik Negara Piutang Pemerintah kepada Swasta Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada Daerah TAB Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada BUMN TAB Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada Daerah TAYL Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada BUMN TAYL Jumlah Penerusan Pinjaman Luar Negeri

Rp 66.817.879.000 17.686.667.000 14.442.448.000 1.499.317.726.000 16.683.776.000 679.515.281.000 Rp2.294.463.777.000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN Penurunan kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp3,5 triliun

Arus kas dari aktivitas non anggaran menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas (bruto) yang tidak mempengaruhi anggaran. Dalam tahun anggaran berjalan arus kas dari aktivitas non anggaran mengalami penurunan sebesar Rp3.552.066.133.188 dengan rincian sebagai berikut: - Arus Masuk Kas Aktivitas Non Anggaran - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Non Anggaran - Arus Kas Bersih

Rp1.001.930.694.124.000 (1.005.482.760.257.188) Rp (3.552.066.133.188)

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa dalam tahun anggaran berjalan pemerintah mengeluarkan dana transaksi non anggaran di bawah penerimaannya. D.2.19. Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga Penerimaan PFK sebesar Rp12,3 triliun

Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp12.286.381.675.000 merupakan penerimaan pemerintah yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar (SPM) atau diterima secara tunai untuk fihak ketiga, misalnya potongan atas gaji, pensiun, beras BULOG, dan lain-lain.

Catatan atas Laporan Keuangan -66-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Rincian atas Penerimaan PFK adalah sebagai berikut: - Penerimaan PFK 10% Gaji - Penerimaan PFK 2% Pensiun - Penerimaan PFK 2% Pemda - Penerimaan PFK Beras Bulog - Penerimaan Wesel Pemerintah - Penerimaan Reimbursment dalam rangka Prefinancing - Penerimaan PFK Lain-lain Jumlah Penerimaan PFK

5.901.560.438.000 64.082.621.000 152.843.128.000 355.835.134.000 71.491.000 5.513.661.099.000 298.327.764.000 Rp12.286.381.675.000

D.2.20. Kiriman Uang Masuk KU masuk sebesar Rp975 triliun

Kiriman Uang (KU) Masuk sebesar Rp974.976.554.354.569 merupakan penerimaan kiriman uang antar rekening-rekening pemerintah yang berasal dari KPPN, Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan dan rekening BUN serta pemindahbukuan intern KPPN. Rincian KU Masuk dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut: - Penerimaan KU - Pemindahbukuan intern KPPN Jumlah Penerimaan KU

Rp493.786.831.607.000 481.189.722.747.569 Rp974.976.554.354.569

Penerimaan KU Masuk sebesar Rp974.976.554.354.569, sudah termasuk saldo akhir KU tahun 2003 sebesar Rp1.102.377.459.245, sehingga jumlah KU Masuk tahun berjalan sama dengan jumlah KU Keluar sebesar Rp973.874.176.895.324 (lihat catatan D.2.23). D.2.21. Penerimaan Transito Penerimaan transito sebesar Rp14,7 triliun

Penerimaan Transito sebesar Rp14.667.758.094.431 merupakan sisa uang muka bendahara yang disetor ke kas negara baik itu berasal dari bendahara rutin, proyek dan swadana. Rincian penerimaan transito adalah sebagai berikut: - Penerimaan Transito TAB - Penerimaan Transito TAYL - Penerimaan Transito Pengguna PNBP (Swadana) Jumlah Penerimaan Transito

Rp13.522.961.006.000 299.209.929.431 845.587.159.000 Rp14.667.758.094.431

D.2.22. Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga Pengeluaran PFK sebesar Rp16,6 triliun

Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp16.618.210.830.000 merupakan pengeluaran pemerintah sehubungan dengan penerimaan potongan gaji, pensiun, beras BULOG yang disalurkan untuk dana pensiun, Tabungan Hari Tua (THT), asuransi kesehatan, dan pembayaran beras kepada BULOG. Rincian atas Pengeluaran PFK adalah sebagai berikut: - Pengembalian Penerimaan PFK 10% Gaji - Pengembalian Penerimaan PFK 2% Pensiun - Penerimaan PFK 2% Pemda - Pengembalian Penerimaan PFK Beras Bulog - Pelunasan Wesel Pemerintah - Pembayaran PFK Prefinancing dan PFK BUN Lainnya - Pengembalian Penerimaan PFK Lain-lain Jumlah Pengeluaran PFK

Rp 6.086.812.037.000 62.765.969.000 129.371.276.000 372.516.996.000 583.985.000 9.685.318.363.000 280.842.204.000 Rp16.618.210.830.000

D.2.23. Kiriman Uang Keluar KU keluar sebesar Rp973,9 triliun

Kiriman Uang (KU) Keluar sebesar Rp973.874.176.895.324 merupakan pengeluaran kiriman uang rekening-rekening pemerintah yang berasal dari KPPN, Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan dan rekening BUN serta pemindahbukuan intern KPPN. Rincian KU Catatan atas Laporan Keuangan -67-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Keluar dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut: - Pengeluaran KU - Pengeluaran KU dalam rangka Reksus - Pengeluaran Pemindahbukuan intern KPPN Jumlah Pengeluaran KU

Rp492.177.282.068.000 276.192.081.000 481.420.702.746.324 Rp973.874.176.895.324

D.2.24. Pengeluaran Transito Pengeluaran transito sebesar Rp15 triliun

Pengeluaran transito sebesar Rp. 14.990.372.531.864 merupakan sisa uang muka bendahara yang disetor ke kas negara baik itu berasal dari bendahara rutin, proyek dan swadana rincian penerimaan transito sebagai berikut: - Pengeluaran Transito Rutin - Pengeluaran Transito Pembangunan - Pengeluaran Transito Pengguna PNBP (Swadana) Pengeluaran Transito Dana Perimbangan Jumlah Pengeluaran Transito

Rp 6.861.703.440.864 7.357.736.253.000 770.564.233.000 368.605.000 Rp14.990.372.531.864

D.2.25. Saldo Awal Kas Lihat penjelasan pada ikhtisar laporan arus kas (D.1). D.2.26. Saldo Akhir Kas Lihat penjelasan pada ikhtisar laporan arus kas (D.1). D.2.27. Kas di Bendahara Pengeluaran Penjelasan mengenai kas di bendahara pengeluaran lihat catatan atas neraca (C.2.4). D.2.28. Kas di Bendahara Penerima Penjelasan mengenai kas di bendahara penerimaan lihat catatan atas neraca (C.2.5). D.2.29. Rekening Pemerintah Lainnya pada Bank Indonesia Penjelasan mengenai Rekening Pemerintah Lainnya pada BI lihat catatan atas neraca (C.2.3).

Catatan atas Laporan Keuangan -68-

LAMPIRAN

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENERIMAAN DALAM NEGERI TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah)

MAP

URAIAN

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN

1

2

3

4

5=4-3

I

Penerimaan perpajakan

279.207.480.000.000

280.558.820.638.612

1.351.340.638.612

a

Pajak dalam negeri

267.033.380.000.000

267.817.030.241.314

783.650.241.314

Pajak penghasilan (PPh) Nonmigas PPh Minyak Bumi dan Gas Alam

112.767.200.000.000 23.085.780.000.000

96.567.919.081.168 22.946.614.007.646

Pajak pertambahan nilai barang dan jasa, dan pajak penjualan atas barang mewah (PPN dan PPnBM) Pajak bumi dan bangunan (PBB) Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) Pendapatan Cukai Pendapatan Pajak lainnya

87.506.300.000.000 10.211.700.000.000 3.182.200.000.000 28.441.900.000.000 1.838.300.000.000

102.572.749.738.500 11.766.952.857.000 2.918.228.664.000 29.172.451.701.000 1.872.114.192.000

1.555.252.857.000 (263.971.336.000) 730.551.701.000 33.814.192.000

Pajak perdagangan internasional

12.174.100.000.000

12.741.790.397.298

567.690.397.298

Pendapatan Bea masuk Pendapatan Pajak / Pungutan ekspor

11.837.600.000.000 336.500.000.000

12.444.000.347.298 297.790.050.000

606.400.347.298 (38.709.950.000)

123.824.343.430.000

122.545.762.151.750

(1.278.581.278.250)

0110 0120 0130 0140 0150 0160 0170 b 0210 0220

(16.199.280.918.832) (139.165.992.354) 15.066.449.738.500

II

Penerimaan negara bukan pajak

a

Penerimaan sumber daya alam

92.407.639.441.000

91.542.983.188.986

(864.656.252.014)

Pendapatan minyak bumi Pendapatan minyak bumi Pendapatan gas alam Pendapatan gas alam Pendapatan pertambangan umum Pendapatan iuran tetap Pendapatan royalti Pendapatan kehutanan Pendapatan dana reboisasi Pendapatan provisi sumber daya hutan Pendapatan iuran hak pengusahaan hutan Pendapatan perikanan Pendapatan perikanan

63.863.900.000.000 63.863.900.000.000 23.783.500.000.000 23.783.500.000.000 1.760.226.441.000 40.934.007.000 1.719.292.434.000 2.700.013.000.000 2.029.578.000.000 664.435.000.000 6.000.000.000 300.000.000.000 300.000.000.000

63.059.805.131.106 63.059.805.131.106 22.199.226.563.929 22.199.226.563.929 2.548.752.490.150 196.442.924.012 2.352.309.566.138 3.411.633.313.730 2.415.141.858.926 906.906.433.679 89.585.021.125 323.565.690.071 323.565.690.071

(804.094.868.894) (804.094.868.894) (1.584.273.436.071) (1.584.273.436.071) 788.526.049.150 155.508.917.012 633.017.132.138 711.620.313.730 385.563.858.926 242.471.433.679 83.585.021.125 23.565.690.071 23.565.690.071

0310 0311 0320 0321 0330 0331 0332 0340 0341 0342 0343 0350 0351

Lampiran -69-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 MAP

URAIAN

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN

1

2

3

4

5=4-3

b.

Bagian pemerintah atas laba BUMN

9.103.500.000.000

9.817.530.700.000

714.030.700.000

0410

Bagian pemerintah atas laba BUMN

9.103.500.000.000

9.817.530.700.000

714.030.700.000

22.313.203.989.000

21.185.248.262.764

(1.127.955.726.236)

1.178.224.850.000 3.877.894.000 9.963.927.000 993.474.167.000 150.000.000.000 379.424.000 4.023.454.000 3.122.520.000 13.383.464.000 116.939.246.000 24.194.178.000 1.070.588.000 68.905.954.000 22.768.526.000 30.759.511.000 16.704.802.000 10.129.133.000 2.126.548.000 1.799.028.000 3.103.586.557.000 101.108.747.000 2.218.004.000 399.480.355.000 7.000.000.000 1.169.805.000.000 197.359.904.000 940.614.133.000 65.000.100.000 221.000.314.000 1.051.754.532.000 249.688.416.000 395.235.513.000 6.456.524.000 592.766.000

67.010.183.118 1.984.403.547 6.281.727.545 26.176.277 46.563.037.044 274.022.649 2.381.742.190 1.441.752.921 8.057.320.945 72.451.366.252 4.771.635.139 540.337.176 48.005.808.733 19.133.585.204 48.137.084.967 15.504.864.692 12.411.169.829 18.533.159.540 1.687.890.906 3.241.172.347.092 118.285.013.222 7.373.540.401 674.996.657.536 1.570.678.889.832 87.441.891.494 632.000.498.360 55.086.326.272 95.309.529.975 1.102.693.837.315 551.248.118.558 464.237.151.442 5.574.471.760 10.329.071

(1.111.214.666.882) (1.893.490.453) (3.682.199.455) (993.447.990.723) (103.436.962.956) (105.401.351) (1.641.711.810) (1.680.767.079) (5.326.143.055) (44.487.879.748) (19.422.542.861) (530.250.824) (20.900.145.267) (3.634.940.796) 17.377.573.967 (1.199.937.308) 2.282.036.829 16.406.611.540 (111.137.094) 137.585.790.092 17.176.266.222 5.155.536.401 275.516.302.536 (7.000.000.000) 400.873.889.832 (109.918.012.506) (308.613.634.640) (9.913.773.728) (125.690.784.025) 50.939.305.315 301.559.702.558 69.001.638.442 (882.052.240) (582.436.929)

c 0510 0511 0512 0513 0514 0515 0516 0517 0519 0520 0521 0522 0523 0529 0530 0531 0532 0533 0539 0540 0541 0542 0543 0544 0545 0546 0547 0548 0549 0550 0551 0552 0553 0554

Penerimaan negara bukan pajak lainnya Penjualan hasil produksi, sitaan Penjualan hasil pertanian, kehutanan dan perkebunan Penjualan hasil peternakan dan perikanan Penjualan hasil tambang Penjualan hasil sitaan/rampasan dan harta peninggalan Penjualan obat-obatan dan hasil farmasi lainnya Penjualan informasi, penerbitan, film, dan hasil cetakan lainnya Penjualan dokumen-dokumen pelelangan Penjualan lainnya Penjualan aset Penjualan rumah, gedung, bangunan, dan tanah Penjualan kendaraan bermotor Penjualan sewa beli Penjualan aset lainnya yang berlebih / rusak / dihapuskan Pendapatan sewa Sewa rumah dinas, rumah negeri Sewa gedung, bangunan, gudang Sewa benda-benda bergerak Sewa benda-benda tak bergerak lainnya Pendapatan jasa I Pendapatan rumah sakit dan instansi kesehatan lainnya Pendapatan tempat hiburan/ taman/ museum Pendapatan surat keterangan, visa/paspor dan SIM/STNK/ BPKB Pendapatan jasa pertanahan Pendapatan hak dan perijinan Pendapatan sensor/karantina/ pengawasan/ pemeriksaan Pendapatan jasa tenaga, jasa pekerjaan, jasa informasi, jasa pelatihan dan jasa teknologi Pendapatan jasa Kantor Urusan Agama Pendapatan jasa bandar udara, kepelabuhanan dan kenavigasian Pendapatan jasa II Pendapatan jasa lembaga keuangan (jasa giro) Pendapatan jasa penyelenggaraan telekomunikasi Pendapatan iuran lelang untuk fakir miskin Pendapatan jasa pencatatan sipil

Lampiran -70-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 MAP

URAIAN

1 0555 0556 0557 0558 0559 0560 0561 0562

2 Pendapatan biaya penagihan pajak-pajak negara dengan surat paksa Pendapatan uang pewarganegaraan Pendapatan bea lelang Pendapatan biaya pengurusan piutang negara dan lelang negara Pendapatan jasa lainnya Pendapatan rutin dari luar negeri Pendapatan dari pemberian surat perjalanan Republik Indonesia Pendapatan dari jasa pengurusan dokumen konsuler

0610 0611 0612 0613 0614 0615 0619 0710 0711 0712 0713 0719

Pendapatan kejaksaan dan peradilan Legalisasi tanda tangan Pengesahan surat di bawah tangan Uang meja (leges) dan upah pada panitera badan pengadilan Hasil denda/denda tilang dan sebagainya Ongkos perkara Penerimaan kejaksaan dan peradilan lainnya Pendapatan pendidikan Uang pendidikan Uang ujian masuk, kenaikan tingkat, dan akhir pendidikan Uang ujian untuk menjalankan praktek Pendapatan pendidikan lainnya Penerimaan Lain-lain

0810 0811 0813 0814 0815 0816

Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran berjalan Penerimaan kembali belanja pegawai pusat Penerimaan kembali belanja pensiun Penerimaan kembali belanja rutin lainnya Penerimaan kembali belanja pembangunan rupiah murni Penerimaan kembali belanja pembangunan pinjaman LN

0820 0821 0822 0823 0824 0825 0826 0827

Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran yang lalu Penerimaan kembali belanja pegawai pusat Penerimaan kembali belanja pegawai daerah otonom Penerimaan kembali belanja pensiun Penerimaan kembali belanja rutin lainnya Penerimaan kembali belanja pembangunan rupiah murni Penerimaan kembali belanja pembangunan pinjaman LN Penerimaan kembali belanja pembangunan Hibah

0840

Pendapatan pelunasan piutang

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN

3 2.520.781.000 7.000.000.000 16.500.100.000 100.000.000.000 273.760.432.000 198.646.387.000 198.646.387.000

4 490.370.624 3.839.862.684 16.561.262.397 41.743.311.075 18.988.959.704 200.050.263.847 259.557 200.050.004.290

5=4-3 (2.030.410.376) (3.160.137.316) 61.162.397 (58.256.688.925) (254.771.472.296) 1.403.876.847 259.557 1.403.617.290

40.690.460.000 200.000.000 70.000.000 1.026.000.000 25.200.000.000 6.109.960.000 8.084.500.000 1.422.600.000.000 1.311.980.504.000 12.314.222.000 1.393.030.000 96.912.244.000

30.652.605.169 154.704.740 29.042.563 685.203.244 24.356.987.469 3.694.243.732 1.732.423.421 391.072.665.044 335.206.223.987 9.786.713.910 1.077.182.100 45.002.545.047

(10.037.854.831) (45.295.260) (40.957.437) (340.796.756) (843.012.531) (2.415.716.268) (6.352.076.579) (1.031.527.334.956) (976.774.280.013) (2.527.508.090) (315.847.900) (51.909.698.953)

15.170.002.446.000

16.032.007.909.960

1.007.251.556.000 38.740.128.000 151.139.068.000 649.885.342.000 47.487.018.000 120.000.000.000

7.084.518.122 5.857.653.832 657.843.653 569.020.637 -

(1.000.167.037.878) (32.882.474.168) (151.139.068.000) (649.227.498.347) (46.917.997.363) (120.000.000.000)

581.686.032.000 20.432.802.000 2.537.454.000 3.141.286.000 343.141.022.000 62.751.364.000 149.661.234.000 20.870.000

4.734.987.591.960 6.034.328.921 1.778.613.448 3.020.012.388 4.631.570.216.826 18.940.635.093 73.475.214.034 168.571.250

4.153.301.559.960 (14.398.473.079) (758.840.552) (121.273.612) 4.288.429.194.826 (43.810.728.907) (76.186.019.966) 147.701.250

7.691.600.000.000

7.692.467.357.932

862.005.463.960

867.357.932 Lampiran -71-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 MAP

URAIAN

1 0841

Pendapatan pelunasan piutang

2

0870 0871 0873

Pembetulan Pembukuan Tahun Anggaran lalu Pembetulan Pembukuan Belanja Pembangunan Pinjaman LN Pembetulan Pembukuan Belanja Rutin

0890 0891 0892 0893 0894 0895 0899

Pendapatan lain-lain Penerimaan kembali persekot/ uang muka gaji Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan Penerimaan kembali/ ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara Pendapatan denda administrasi BPHTB Penerimaan premi penjaminan perbankan nasional Pendapatan anggaran lainnya Jumlah Penerimaan Dalam Negeri

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN

REALISASI

3 7.691.600.000.000

4 7.692.467.357.932

5=4-3 867.357.932

8.682.748.000 8.675.280.000 7.468.000

-

(8.682.748.000) (8.675.280.000) (7.468.000)

5.880.782.110.000 10.060.052.000 31.499.914.000 35.884.916.000 125.368.000 2.500.000.000.000 3.303.211.860.000

3.597.468.441.946 11.114.233.414 22.273.629.280 12.467.557.576 2.171.480.078.158

(2.283.313.668.054) 1.054.181.414 (9.226.284.720) (23.417.358.424) 2.171.354.710.158 (2.500.000.000.000) (1.923.078.916.482)

403.031.823.430.000

403.104.582.790.362

1.380.132.943.518

72.759.360.362

Lampiran -72-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 2 REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN RUTIN DAN PEMBANGUNAN PER KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah) BA 01 02 04 05 06 07 08 10 11 12 13 15 18 19 20 22 23 24 25 26 27 29 32 33 34 35 36

Kementerian Negara/Lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Badan Pemeriksa Keuangan Mahkamah Agung Kejaksaan Agung Kepresidenan Wakil Presiden Dalam Negeri Luar Negeri Pertahanan Hukum dan Perundang-undangan Keuangan Pertanian Perindustrian dan Perdagangan Energi dan Sumberdaya Mineral Perhubungan Pendidikan Nasional Kesehatan Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sosial Kehutanan Kelautan dan Perikanan Pekerjaan Umum Menko Bidang Politik dan Keamanan Menko Bidang Perekonomian Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat

Pengeluaran Rutin 123.982.021.718 430.317.614.279 120.605.108.471 46.493.929.943 446.461.625.139 419.184.588.716 29.935.913.579 300.272.549.376 2.844.321.478.558 13.136.704.050.621 1.500.436.712.714 2.184.646.322.612 476.603.426.655 354.588.780.881 523.757.890.501 1.069.501.941.904 3.701.258.226.756 1.398.519.120.006 4.194.599.099.699 408.787.305.111 204.353.940.188 714.028.050.183 230.669.549.778 281.843.432.906 11.944.188.628 7.512.158.622 11.394.742.137

Pengeluaran Pembangunan 89.270.951.100 229.272.330.840 117.780.704.720 90.865.289.906 254.727.738.994 210.228.228.217 21.844.637.065 313.146.736.724 66.174.268.140 5.060.418.329.541 652.078.665.368 1.213.608.170.020 2.057.559.522.745 841.932.323.585 1.996.210.341.076 3.201.266.684.034 10.513.198.995.756 4.814.038.520.535 2.185.000.760.829 969.448.405.132 1.667.703.981.281 176.951.906.352 1.788.945.985.910 10.049.676.042.969 51.001.949.674 23.237.673.817 25.028.223.944

JUMLAH 213.252.972.818 659.589.945.119 238.385.813.191 137.359.219.849 701.189.364.133 629.412.816.933 51.780.550.644 613.419.286.100 2.910.495.746.698 18.197.122.380.162 2.152.515.378.082 3.398.254.492.632 2.534.162.949.400 1.196.521.104.466 2.519.968.231.577 4.270.768.625.938 14.214.457.222.512 6.212.557.640.541 6.379.599.860.528 1.378.235.710.243 1.872.057.921.469 890.979.956.535 2.019.615.535.688 10.331.519.475.875 62.946.138.302 30.749.832.439 36.422.966.081

Lampiran -73-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

BA 40 41 42 43 44 47 48 50 51 52 53 54 55 56 57 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 72 74 75 76

Kementerian Negara/Lembaga Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian BUMN Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Lingkungan Hidup Kementerian Urusan Koperasi dan UKM Kementerian Pemberdayaan Perempuan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara Badan Intelijen Negara Lembaga Sandi Negara Dewan Ketahanan Nasional BULOG Badan Pusat Statistik Kementerian PPN/Bappenas Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional Kementerian Komunikasi dan Informasi Kepolisian RI Cicilan dan Bunga Utang Subsidi dan Transfer Badan POM Lemhanas RI BKPM Badan Narkotika Nasional Kementerian Percepatan Pembangunan KTI BKKBN Belanja Lain-lain Komisi Pemberantasan Korupsi Komnas HAM Badan Meteorologi dan Geofisika Komisi Pemilihan Umum Pengembalian Belanja Total

Pengeluaran Rutin 189.515.694.447

Pengeluaran Pembangunan

JUMLAH

242.762.395.331 18.116.164.556 6.000.239.167 249.134.655 249.857.914.754 26.603.980.526 622.778.373.197 28.266.203.606 159.697.060.313 8.412.373.208.921 62.415.861.180.321 111.117.057.646.633 85.768.653.450 20.968.290.642 18.513.876.075 16.613.771.787 9.655.116.287 130.493.180.948 16.811.224.804.365 10.216.850.020 11.833.929.203 84.770.836.871 7.402.589.766

8.593.982.960 15.030.031.438 800.976.379.090 225.882.357.500 1.156.693.153.789 55.784.100.489 274.701.177.500 249.855.008.968 209.716.588.200 5.902.979.380 128.550.987.859 91.327.573.851 96.547.032.325 165.433.079.220 28.902.473.980 110.146.150.890 2.217.789.650.213 137.793.017.187 5.482.912.503 190.996.231.249 135.808.390.757 63.193.884.365 417.641.147.678 5.889.292.641.401 87.507.807.774 -

198.109.677.407 27.356.134.469 1.358.518.564.941 260.557.103.983 1.197.996.736.275 69.427.175.319 710.432.335.132 492.617.404.299 227.832.752.756 11.903.218.547 128.800.122.514 341.185.488.605 123.151.012.851 788.211.452.417 57.168.677.586 269.843.211.203 10.630.162.859.134 62.415.861.180.321 111.117.057.646.633 223.561.670.637 26.451.203.145 209.510.107.324 152.422.162.544 72.849.000.652 548.134.328.626 22.700.517.445.766 10.216.850.020 11.833.929.203 172.278.644.645 7.402.589.766

950.707.852.069 236.013.837.863.766

61.450.166.108.840

297.464.003.972.606

12.326.103.031 557.542.185.851 34.674.746.483 41.303.582.486 13.643.074.830 435.731.157.632

Lampiran -74-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 3 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN RUTIN TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah)

KODE

SEKTOR / SUBSEKTOR

ANGGARAN (UU No. 35 / 2004)

REALISASI

1

2

3

4

01 01.1

SEKTOR INDUSTRI Subsektor Industri

02

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 5=4-3

36.518.182.000 36.518.182.000

36.954.027.313 36.954.027.313

SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN

872.149.183.000

896.046.095.358

02.1 02.2 02.3

Subsektor Pertanian Subsektor Kehutanan Subsektor Kelautan dan Perikanan

223.530.529.000 560.551.905.000 88.066.749.000

222.956.026.129 527.197.405.268 145.892.663.961

03

SEKTOR PENGAIRAN

38.309.782.000

67.285.538.706

03.1 03.2

Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air

37.164.183.000 1.145.599.000

66.158.859.744 1.126.678.962

04

SEKTOR TENAGA KERJA

225.165.286.000

293.251.774.034

68.086.488.034

04.1

Subsektor Tenaga Kerja

225.165.286.000

293.251.774.034

68.086.488.034

05

SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN KOPERASI

05.1 05.2 05.4 05.5

Subsektor Perdagangan Dalam Negeri Subsektor Perdagangan Luar Negeri Subsektor Keuangan Subsektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

06 06.1 06.2 06.3 06.4 06.5

182.666.964.532.000

191.598.155.860.339

12.421.677.000 97.672.041.000 182.500.139.811.000 56.731.003.000

15.597.207.083 99.666.425.227 191.441.588.645.543 41.303.582.486

SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA

664.769.878.000

769.122.269.918

Subsektor Prasarana Jalan Subsektor Transportasi Darat Subsektor Transportasi Laut Subsektor Transportasi Udara Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan

27.416.491.000 39.207.940.000 377.858.647.000 116.017.604.000 104.269.196.000

41.478.454.364 32.122.269.577 446.488.309.757 136.238.846.784 112.794.389.436

435.845.313 435.845.313 23.896.912.358 (574.502.871) (33.354.499.732) 57.825.914.961 28.975.756.706 28.994.676.744 (18.920.038)

8.931.191.328.339 3.175.530.083 1.994.384.227 8.941.448.834.543 (15.427.420.514) 104.352.391.918 14.061.963.364 (7.085.670.423) 68.629.662.757 20.221.242.784 8.525.193.436

Lampiran -75-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

KODE

SEKTOR / SUBSEKTOR

ANGGARAN (UU No. 35 / 2004)

REALISASI

1

2

3

4

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 5=4-3

07

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI

414.868.249.000

473.835.089.660

58.966.840.660

07.1 07.2

Subsektor Pertambangan Subsektor Energi

396.850.648.000 18.017.601.000

456.098.092.081 17.736.997.579

59.247.444.081 (280.603.421)

08

SEKTOR PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

296.622.893.000

354.514.211.558

57.891.318.558

08.1 08.2

Subsektor Pariwisata Subsektor Pos, Telekomunikasi dan Informatika

83.815.519.000 212.807.374.000

68.245.549.113 286.268.662.445

(15.569.969.887) 73.461.288.445

09

SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH

87.627.443.000

72.002.380.133

(15.625.062.867)

09.1 09.2

Subsektor Otonomi Daerah Subsektor Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat

50.695.012.000 36.932.431.000

42.751.160.183 29.251.219.950

(7.943.851.817) (7.681.211.050)

10

SEKTOR SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN TATA RUANG

606.621.951.000

636.776.131.099

30.154.180.099

10.1 10.2

Subsektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Subsektor Tata Ruang dan Pertanahan

17.602.943.000 589.019.008.000

24.016.396.941 612.759.734.158

6.413.453.941 23.740.726.158

11

SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, PEMUDA DAN OLAH RAGA

5.773.406.162.000

5.593.700.703.595

(179.705.458.405)

11.1 11.2 11.3 11.4

Subsektor Pendidikan Subsektor Pendidikan Luar Sekolah Subsektor Kebudayaan Nasional Subsektor Pemuda dan Olah Raga

4.986.097.931.000 648.359.874.000 97.033.468.000 41.914.889.000

4.749.161.151.117 696.748.874.976 108.948.260.974 38.842.416.528

(236.936.779.883) 48.389.000.976 11.914.792.974 (3.072.472.472)

12

SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA

202.446.796.000

127.864.937.193

(74.581.858.807)

12.1

Subsektor Kependudukan dan Keluarga

202.446.796.000

127.864.937.193

(74.581.858.807)

13

SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

458.559.901.000

710.490.038.229

251.930.137.229

13.1 13.2

Subsektor Kesejahteraan Sosial Subsektor Kesehatan

86.199.219.000 372.360.682.000

91.309.003.496 619.181.034.733

5.109.784.496 246.820.352.733

14

SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

61.745.968.000

53.016.160.157

(8.729.807.843)

14.1 14.2

Subsektor Perumahan Subsektor Permukiman

569.814.000 61.176.154.000

209.886.653 52.806.273.504

(359.927.347) (8.369.880.496)

Lampiran -76-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

KODE

SEKTOR / SUBSEKTOR

ANGGARAN (UU No. 35 / 2004)

REALISASI

1

2

3

4

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 5=4-3

15

SEKTOR AGAMA

1.825.175.585.000

2.178.156.434.673

352.980.849.673

15.1 15.2

Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama

388.612.445.000 1.436.563.140.000

496.563.992.731 1.681.592.441.942

107.951.547.731 245.029.301.942

16

SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

877.991.048.000

952.493.632.319

74.502.584.319

16.1''' 16.2 16.3 16.4

Subsektor Pelayanan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Subsektor Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Subsektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Subsektor Statistik

3.433.084.000 574.597.080.000 28.990.010.000 270.970.874.000

4.314.441.513 623.085.853.074 28.266.203.606 296.827.134.126

881.357.513 48.488.773.074 (723.806.394) 25.856.260.126

17

SEKTOR HUKUM

2.029.220.939.000

2.099.368.167.353

70.147.228.353

17.1 17.2

Subsektor Pembinaan Hukum Nasional Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum

1.764.183.421.000 265.037.518.000

1.757.440.412.806 341.927.754.547

(6.743.008.194) 76.890.236.547

18

SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN

5.718.867.731.000

4.703.928.029.223

(1.014.939.701.777)

18.1 18.2

Subsektor Aparatur Negara Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan

5.142.853.686.000 576.014.045.000

4.176.116.549.349 527.811.479.874

(966.737.136.651) (48.202.565.126)

19

SEKTOR POLITIK DALAM NEGERI, HUBUNGAN LUAR NEGERI, INFORMASI DAN KOMUNIKASI

3.557.085.557.000

2.797.087.770.984

(759.997.786.016)

19.1 19.2 19.3

Subsektor Politik Dalam Negeri Subsektor Hubungan Luar Negeri Subsektor Informasi dan Komunikasi

131.900.617.000 3.371.063.127.000 54.121.813.000

106.513.237.272 2.636.590.206.163 53.984.327.549

(25.387.379.728) (734.472.920.837) (137.485.451)

20

SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN

21.674.287.334.000

21.599.788.611.922

(74.498.722.078)

20.1 20.2

Subsektor Pertahanan Subsektor Keamanan

13.741.924.900.000 7.932.362.434.000

13.136.704.050.621 8.463.084.561.301

(605.220.849.379) 530.722.127.301

Jumlah Pengeluaran Rutin Pengembalian Belanja Rutin Jumlah Pengeluaran Rutin Sebelum Pengembalian

228.088.404.400.000

236.013.837.863.766

7.925.433.463.766

950.707.852.069 236.964.545.715.835

Lampiran -77-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 4 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN PEMBIAYAAN RUPIAH TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah) KODE

SEKTOR / SUBSEKTOR

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI

1

2

3

4

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 5=4-3

01

SEKTOR INDUSTRI

417.508.977.000

382.048.007.173

(35.460.969.827)

01.1

Subsektor Industri

417.508.977.000

382.048.007.173

(35.460.969.827)

02

SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN

4.131.321.932.000

3.781.615.619.293

(349.706.312.707)

02.1 02.2 02.3

Subsektor Pertanian Subsektor Kehutanan Subsektor Kelautan dan Perikanan

2.716.182.121.000 82.494.417.000 1.332.645.394.000

2.172.116.523.994 72.000.471.608 1.537.498.623.691

(544.065.597.006) (10.493.945.392) 204.853.229.691

03

SEKTOR PENGAIRAN

2.696.043.495.000

2.638.911.917.569

(57.131.577.431)

03.1 03.2

Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air

1.669.521.962.000 1.026.521.533.000

1.600.265.420.683 1.038.646.496.886

(69.256.541.317) 12.124.963.886

04

SEKTOR TENAGA KERJA

332.118.000.000

301.778.118.437

(30.339.881.563)

04.1

Subsektor Tenaga Kerja

332.118.000.000

301.778.118.437

05

SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN KOPERASI

(30.339.881.563) -

1.625.358.585.000

1.662.327.203.117

131.251.291.000 317.083.756.000 142.933.668.000 35.921.670.000 998.168.200.000

109.704.466.825 290.357.356.745 132.981.242.806 31.421.274.560 1.097.862.862.181

(21.546.824.175) (26.726.399.255) (9.952.425.194) (4.500.395.440) 99.694.662.181

36.968.618.117

05.1 05.2 05.3 05.4 05.5

Subsektor Perdagangan Dalam Negeri Subsektor Perdagangan Luar Negeri Subsektor Pengembangan Usaha Nasional Subsektor Keuangan Subsektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

06

SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA

5.778.979.338.000

5.498.752.975.209

(280.226.362.791)

06.1 06.2 06.3 06.4 06.5

Subsektor Prasarana Jalan Subsektor Transportasi Darat Subsektor Transportasi Laut Subsektor Transportasi Udara Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan (SAR)

3.684.772.007.000 932.014.819.000 534.771.943.000 492.911.666.000 134.508.903.000

3.802.468.332.913 778.285.213.597 430.561.034.469 363.219.774.066 124.218.620.164

117.696.325.913 (153.729.605.403) (104.210.908.531) (129.691.891.934) (10.290.282.836)

Lampiran -78-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

KODE

SEKTOR / SUBSEKTOR

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI

1

2

3

4

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 5=4-3

07

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI

1.501.912.149.000

1.403.958.760.285

(97.953.388.715)

07.1 07.2

Subsektor Pertambangan Subsektor Energi

301.049.175.000 1.200.862.974.000

260.616.567.690 1.143.342.192.595

(40.432.607.310) (57.520.781.405)

08

SEKTOR PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

269.289.034.000

61.332.640.774

(207.956.393.226)

08.1 08.2

Subsektor Pariwisata Subsektor Pos, Telekomunikasi dan Informatika

209.592.132.000 59.696.902.000

2.822.797.600 58.509.843.174

(206.769.334.400) (1.187.058.826)

09

SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH

1.279.542.684.000

1.108.617.774.003

(170.924.909.997)

09.1 09.2

Subsektor Otonomi Daerah Subsektor Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat

218.825.758.000 1.060.716.926.000

177.918.336.589 930.699.437.414

(40.907.421.411) (130.017.488.586)

10

SEKTOR SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN TATA RUANG

449.112.288.000

537.395.363.208

88.283.075.208

10.1 10.2

Subsektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Subsektor Tata Ruang dan Pertanahan

322.985.688.000 126.126.600.000

426.044.849.621 111.350.513.587

11

SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, PEMUDA DAN OLAH RAGA

13.905.477.194.000

12.101.825.884.319

103.059.161.621 (14.776.086.413) -

11.1 11.2 11.3 11.4

Subsektor Pendidikan Subsektor Pendidikan Luar Sekolah Subsektor Kebudayaan Nasional Subsektor Pemuda dan Olah Raga

12.898.885.673.000 668.021.287.000 132.781.374.000 205.788.860.000

11.367.340.469.620 521.555.965.646 22.302.229.177 190.627.219.876

(1.531.545.203.380) (146.465.321.354) (110.479.144.823) (15.161.640.124)

12

SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA

442.021.828.000

412.420.951.622

(29.600.876.378)

12.1

Subsektor Kependudukan dan Keluarga

442.021.828.000

412.420.951.622

13

SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

(29.600.876.378) -

6.275.036.510.000

4.597.804.262.286

(1.803.651.309.681)

(1.677.232.247.714)

13.1 13.2 13.3

Subsektor Kesejahteraan Sosial Subsektor Kesehatan Subsektor Pemberdayaan Perempuan

1.846.193.804.000 4.349.933.327.000 78.909.379.000

1.729.807.433.639 2.791.344.822.377 76.652.006.270

(116.386.370.361) (1.558.588.504.623) (2.257.372.730)

14

SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

1.515.260.262.000

1.423.729.392.426

(91.530.869.574)

14.1 14.2

Subsektor Perumahan Subsektor Permukiman

637.442.293.000 877.817.969.000

608.207.119.998 815.522.272.428

(29.235.173.002) (62.295.696.572)

Lampiran -79-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

KODE

SEKTOR / SUBSEKTOR

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI

1

2

3

4

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 5=4-3

15

SEKTOR AGAMA

169.833.948.000

71.406.173.816

(98.427.774.184)

15.1 15.2

Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama

101.166.638.000 68.667.310.000

50.465.707.985 20.940.465.831

(50.700.930.015) (47.726.844.169)

16

SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

1.025.786.143.000

1.002.846.461.078

(22.939.681.922)

16.1 16.2 16.3 16.4

Subsektor Pelayanan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Subsektor Penelitian dan Pengembangan Iptek Subsektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Iptek Subsektor Statistik

208.557.671.000 349.558.891.000 250.610.328.000 217.059.253.000

193.344.152.713 312.971.200.151 282.899.859.117 213.631.249.097

(15.213.518.287) (36.587.690.849) 32.289.531.117 (3.428.003.903)

17

SEKTOR HUKUM

1.143.482.396.000

999.373.244.741

(144.109.151.259)

17.1 17.2

Subsektor Pembinaan Hukum Nasional Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum

48.429.953.000 1.095.052.443.000

39.462.005.689 959.911.239.052

(8.967.947.311) (135.141.203.948)

18

SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN

3.187.293.256.000

2.927.732.051.025

(259.561.204.975)

18.1 18.2

Subsektor Aparatur Negara Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan

3.100.250.513.000 87.042.743.000

2.849.210.048.219 78.522.002.806

19

SEKTOR POLITIK DALAM NEGERI, HUBUNGAN LUAR NEGERI, INFORMASI DAN

(251.040.464.781) (8.520.740.194) -

KOMUNIKASI

279.856.031.000

271.616.196.012

19.1 19.2 19.3

Subsektor Politik Dalam Negeri Subsektor Hubungan Luar Negeri Subsektor Informasi dan Komunikasi

36.422.857.000 41.484.254.000 201.948.920.000

37.491.979.998 44.061.633.072 190.062.582.942

20

SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN

6.283.535.052.000

6.832.344.118.974

548.809.066.974

20.1 20.2

Subsektor Pertahanan Subsektor Keamanan

4.328.141.210.000 1.955.393.842.000

5.082.261.331.021 1.750.082.787.953

754.120.121.021 (205.311.054.047) -

52.708.769.102.000

48.017.837.115.367

(4.690.931.986.633)

Jumlah Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah

(8.239.834.988) 1.069.122.998 2.577.379.072 (11.886.337.058)

Lampiran -80-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 5 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN PEMBIAYAAN PROYEK TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah)

KODE

SEKTOR / SUBSEKTOR

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN

1

2

3

4

5=4-3

01

SEKTOR INDUSTRI

26.416.524.000

2.172.746.160.566

2.146.329.636.566

01.1

Subsektor Industri

26.416.524.000

2.172.746.160.566

2.146.329.636.566

02

SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN

1.389.596.260.000

295.012.569.659

(1.094.583.690.341)

02.1 02.2 02.3

Subsektor Pertanian Subsektor Kehutanan Subsektor Kelautan dan Perikanan

1.207.038.735.000 22.595.644.000 159.961.881.000

141.688.305.534 824.107.584 152.500.156.541

(1.065.350.429.466) (21.771.536.416) (7.461.724.459)

03

SEKTOR PENGAIRAN

1.495.371.988.000

896.213.283.062

(599.158.704.938)

03.1 03.2

Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air

897.754.253.000 597.617.735.000

281.755.637.054 614.457.646.008

(615.998.615.946) 16.839.911.008

04

SEKTOR TENAGA KERJA

-

8.177.123.398

8.177.123.398

04.1

Subsektor Tenaga Kerja

-

8.177.123.398

8.177.123.398

05

SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN KOPERASI

31.845.601.000

11.149.969.766

(20.695.631.234)

05.1 05.2 05.3 05.4 05.5

Subsektor Perdagangan Dalam Negeri Subsektor Perdagangan Luar Negeri Subsektor Pengembangan Usaha Nasional Subsektor Keuangan Subsektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

31.845.601.000 -

11.149.969.766 -

(20.695.631.234) -

06

SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA

4.653.671.813.000

2.573.405.023.667

(2.080.266.789.333)

06.1 06.2 06.3 06.4 06.5

Subsektor Prasarana Jalan Subsektor Transportasi Darat Subsektor Transportasi Laut Subsektor Transportasi Udara Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan (SAR)

1.836.615.813.000 964.750.000.000 785.000.000.000 977.306.000.000 90.000.000.000

1.047.302.105.948 562.711.826.057 698.439.791.129 261.493.497.181 3.457.803.352

(789.313.707.052) (402.038.173.943) (86.560.208.871) (715.812.502.819) (86.542.196.648)

Lampiran -81-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

KODE

SEKTOR / SUBSEKTOR

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN

1

2

3

4

5=4-3

07

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI

1.731.935.939.000

886.705.281.025

(845.230.657.975)

07.1 07.2

Subsektor Pertambangan Subsektor Energi

1.731.935.939.000

886.705.281.025

(845.230.657.975)

08

SEKTOR PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

137.616.000.000

9.749.263.686

(127.866.736.314)

08.1 08.2

Subsektor Pariwisata Subsektor Pos, Telekomunikasi dan Informatika

11.516.000.000 126.100.000.000

9.749.263.686

(11.516.000.000) (116.350.736.314)

09

SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH

1.925.265.542.000

2.580.794.515.739

655.528.973.739

09.1 09.2

Subsektor Otonomi Daerah Subsektor Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat

1.925.265.542.000

28.899.473.372 2.551.895.042.367

28.899.473.372 626.629.500.367

10

SEKTOR SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN TATA RUANG

297.648.056.000

81.319.129.227

(216.328.926.773)

10.1 10.2

Subsektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Subsektor Tata Ruang dan Pertanahan

181.306.056.000 116.342.000.000

27.486.733.096 53.832.396.131

(153.819.322.904) (62.509.603.869)

11

SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, PEMUDA DAN OLAH RAGA

1.302.020.275.000

419.189.891.943

(882.830.383.057)

11.1 11.2 11.3 11.4

Subsektor Pendidikan Subsektor Pendidikan Luar Sekolah Subsektor Kebudayaan Nasional Subsektor Pemuda dan Olah Raga

1.258.745.761.000 30.984.890.000 12.289.624.000 -

406.370.550.919 1.740.053.596 11.079.287.428 -

(852.375.210.081) (29.244.836.404) (1.210.336.572) -

12

SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA

45.505.584.000

38.302.934.968

(7.202.649.032)

12.1

Subsektor Kependudukan dan Keluarga

45.505.584.000

38.302.934.968

13

SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, DAN

(7.202.649.032) -

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

669.590.162.000

2.186.411.630.963

13.1 13.2 13.3

Subsektor Kesejahteraan Sosial Subsektor Kesehatan Subsektor Pemberdayaan Perempuan

669.590.162.000 -

2.184.868.836.763 1.542.794.200

1.516.821.468.963 1.515.278.674.763 1.542.794.200

14

SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

240.557.488.000

112.819.372.769

(127.738.115.231)

14.1 14.2

Subsektor Perumahan Subsektor Permukiman

145.108.212.000 95.449.276.000

2.746.115.014 110.073.257.755

(142.362.096.986) 14.623.981.755

Lampiran -82-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

KODE

SEKTOR / SUBSEKTOR

ANGGARAN (UU. NO. 35 / 2004)

REALISASI

REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN

1

2

3

4

5=4-3

15

SEKTOR AGAMA

15.1 15.2

Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama

16

SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

29.774.343.000

17.949.546.920

(11.824.796.080)

16.1 16.2 16.3 16.4

Subsektor Pelayanan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Subsektor Penelitian dan Pengembangan Iptek Subsektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Iptek Subsektor Statistik

5.553.343.000 20.496.000.000 2.375.000.000 1.350.000.000

17.364.437.275 585.109.645

11.811.094.275 (20.496.000.000) (2.375.000.000) (764.890.355)

17

SEKTOR HUKUM

86.988.622.000

26.076.547.552

(60.912.074.448)

17.1 17.2

Subsektor Pembinaan Hukum Nasional Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum

86.988.622.000

26.076.547.552

(60.912.074.448)

18

SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN

295.375.803.000

124.023.158.055

(171.352.644.945)

18.1 18.2

Subsektor Aparatur Negara Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan

295.375.803.000 -

124.023.158.055 -

19

SEKTOR POLITIK DALAM NEGERI, HUBUNGAN LUAR

(171.352.644.945) -

NEGERI, INFORMASI DAN KOMUNIKASI

53.500.000.000

4.153.910.589

(49.346.089.411)

19.1 19.2 19.3

Subsektor Politik Dalam Negeri Subsektor Hubungan Luar Negeri Subsektor Informasi dan Komunikasi

53.500.000.000

4.153.910.589

(49.346.089.411)

20

SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN

4.826.320.000.000

988.129.679.919

(3.838.190.320.081)

20.1 20.2

Subsektor Pertahanan Subsektor Keamanan

3.570.290.000.000 1.256.030.000.000

988.129.679.919 -

(3.570.290.000.000) (267.900.320.081)

Jumlah Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek

-

-

19.239.000.000.000

-

-

13.432.328.993.473

(5.806.671.006.527)

Lampiran -83-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 6

REALISASI ANGGARAN DANA PERIMBANGAN DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah)

PROVINSI *)

No.

DANA BAGI

DANA ALOKASI

DANA ALOKASI

HASIL

UMUM

KHUSUS

1 DKI Jakarta

21.661.615.357.921

743.531.000.000

1.229.869.541.000

2 Jawa Barat

2.000.582.957.196

8.415.510.000.000

130.510.000.000

3 Jawa Tengah

1.100.928.719.031

9.961.490.992.000

212.580.000.000

160.502.747.039

1.516.979.000.000

45.649.500.000

1.799.706.359.306

10.446.936.996.000

240.554.311.364

6 NAD

471.613.684.712

2.555.509.999.997

133.681.000.000

7 Sumatera Utara

881.200.357.840

4.483.871.000.000

184.970.000.000

8 Sumatera Barat

295.795.329.782

2.645.281.000.000

132.540.000.000

1.287.759.834.522

1.597.555.999.998

-

10 Jambi

449.587.316.878

1.647.601.000.000

87.220.000.000

11 Sumatera Selatan

743.355.248.446

2.333.230.998.800

57.160.000.000

12 Lampung

278.283.616.108

2.479.280.999.992

92.540.000.000

13 Kalimantan Barat

252.835.247.546

2.275.765.000.000

99.150.000.000

14 Kalimantan Tengah

320.846.077.209

2.015.155.999.200

94.340.000.000

15 Kalimantan Selatan

332.762.254.750

1.744.543.992.000

95.430.000.000

1.057.941.732.689

1.690.262.995.997

5.000.000.000

17 Sulawesi Utara

132.710.183.107

1.338.887.000.000

70.330.000.000

18 Sulawesi Tengah

134.527.279.365

1.693.681.996.000

90.720.000.000

19 Sulawesi Selatan

623.160.300.537

4.375.572.999.992

257.145.422.806

20 Sulawesi Tenggara

121.034.481.308

1.352.648.000.000

66.525.000.000

21 Maluku

123.258.216.678

1.248.443.000.000

52.200.000.000

22 Bali

220.661.556.307

1.742.776.000.000

72.030.000.000

23 NTB

148.367.848.112

1.717.495.996.000

68.960.000.000

24 NTT

214.492.947.305

2.778.292.991.996

136.595.000.000

25 Papua

384.836.911.284

2.926.170.996.000

109.520.000.000

99.773.361.992

1.006.946.000.000

47.210.000.000

27 Maluku Utara

125.893.943.241

783.942.999.600

42.699.000.000

28 Banten

760.599.216.606

1.781.362.000.000

36.930.000.000

29 Bangka Belitung

26.067.050.168

585.862.000.000

39.790.000.000

30 Gorontalo

53.803.118.463

716.850.992.000

43.850.000.000

31 Kepulauan Riau

74.836.185.764

527.474.992.000

8.000.000.000

32 Irian Jaya Barat

360.988.526.788

1.002.012.992.000

52.730.000.000

36.700.327.968.000

82.130.927.929.572

4.036.428.775.170

4 DI. Yogyakarta 5 Jawa Timur

9 Riau

16 Kalimantan Timur

26 Bengkulu

Total

Lampiran -84-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 7 REALISASI DANA PENYESUAIAN TAHUN ANGGARAN 2004 (Dalam Rupiah)

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

PROVINSI *) DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Lampung Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Papua Bengkulu Maluku Utara Banten Bangka Belitung Gorontalo Kepulauan Riau Irian Jaya Barat TOTAL

JUMLAH 164.025.000.000 561.317.000.000 765.706.000.000 96.914.000.000 773.471.000.000 215.174.000.000 251.988.000.000 133.875.000.000 238.454.000.000 71.892.000.000 133.895.000.000 130.784.000.000 89.036.000.000 64.470.000.000 87.429.800.000 269.154.000.000 88.558.000.000 70.655.000.000 217.692.000.000 66.899.000.000 58.278.000.000 100.316.000.000 88.581.000.000 107.722.000.000 83.711.000.000 51.175.000.000 27.715.000.000 81.935.000.000 20.154.000.000 23.715.000.000 47.551.000.000 30.484.000.000 5.212.725.800.000

Lampiran -85-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 8

DAFTAR SALDO BESI TAHUN ANGGARAN 2004 (dalam rupiah) KANWIL Ditjen PBN KPPN

No. 1 I. 1 2 3 4 5 6 7

KANWIL I BANDA ACEH LHOKSEUMAWE LANGSA MEULABOH TAPAKTUAN KOTACANE TAKENGON

3 340.030.972.000 114.345.000.000 58.562.000.000 40.009.831.000 46.173.293.000 34.927.000.000 27.128.000.000 18.885.848.000

II. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KANWIL II MEDAN PEMATANG SIANTAR PADANG SIDEMPUAN GUNUNG SITOLI TEBING TINGGI SIDIKALANG RANTAU PRAPAT TANJUNG BALAI SIBOLGA BALIGE

545.919.000.000 171.963.000.000 53.922.000.000 55.551.000.000 25.973.000.000 61.425.000.000 37.389.000.000 30.138.000.000 40.661.000.000 29.926.000.000 38.971.000.000

III. 1 2 3 4 5 6

KANWIL III PADANG BUKITTINGGI SOLOK LUBUK SIKAPING SIJUNJUNG PAINAN

331.022.000.000 136.444.000.000 92.143.000.000 30.919.000.000 22.423.000.000 28.099.000.000 20.994.000.000

IV. 1 2 3 4 5

KANWIL IV PEKANBARU TANJUNG PINANG RENGAT DUMAI BATAM

262.682.000.000 101.380.000.000 44.047.000.000 47.559.000.000 40.348.000.000 29.348.000.000

V. 1 2 3 4 5

KANWIL V JAMBI SUNGAI PENUH MUARA BUNGO KUALA TUNGKAL BANGKO

189.939.000.000 84.428.000.000 20.380.000.000 30.090.000.000 25.523.000.000 29.518.000.000

VI. 1 2 3 4 5

KANWIL VI PALEMBANG BATURAJA LUBUK LINGGAI LAHAT SEKAYU

303.387.000.000 153.050.000.000 34.102.000.000 29.445.000.000 52.306.000.000 34.484.000.000

VII. 1 2 3 4

KANWIL VII BANDAR LAMPUNG KOTABUMI LIWA METRO

282.974.000.000 136.626.000.000 58.172.000.000 18.607.000.000 69.569.000.000

JML HAL INI

2

JUMLAH

2.255.953.972.000

Lampiran -86-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR SALDO BESI TAHUN ANGGARAN 2004 (dalam rupiah)

No.

KANWIL Ditjen PBN KPPN

JUMLAH

1

2

3

JML HAL SEBELUMNYA VIII. KANWIL VIII 1 BENGKULU 2 MANNA 3 CURUP

2.255.953.972.000 122.303.000.000 75.505.000.000 24.633.000.000 22.165.000.000

IX. 1 2

KANWIL IX PANGAL PINANG TANJUNG PANDAN

71.848.000.000 55.415.000.000 16.433.000.000

X. 1 2 3

KANWIL X SERANG TANGERANG RANGKASA BITUNG

230.224.000.000 126.326.000.000 75.063.000.000 28.835.000.000

XI. 1 2 3 4 5

KANWIL XI JAKARTA I JAKARTA II JAKARTA III JAKARTA IV JAKARTA V JAKARTA VI

2.525.501.000.000 251.940.000.000 1.908.724.000.000 131.140.000.000 107.611.000.000 98.586.000.000 27.500.000.000

XII. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

KANWIL XII BANDUNG BOGOR CIREBON PURWAKARTA TASIKMALAYA KARAWANG GARUT KUNINGAN SUKABUMI SUMEDANG BEKASI

1.105.259.000.000 313.463.000.000 140.625.000.000 104.323.000.000 64.014.000.000 115.775.000.000 37.371.000.000 55.355.000.000 64.912.000.000 109.626.000.000 37.634.000.000 62.161.000.000

XIII. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

KANWIL XIII SEMARANG SURAKARTA PURWOKERTO MAGELANG PURWOREJO PEKALONGAN PATI KLATEN TEGAL KUDUS CILACAP SRAGEN PURWODADI BANJARNEGARA

1.199.854.000.000 216.288.000.000 110.900.000.000 84.402.000.000 88.328.000.000 64.184.000.000 62.278.000.000 63.010.000.000 75.996.000.000 128.711.000.000 76.891.000.000 39.852.000.000 70.012.000.000 63.177.000.000 55.825.000.000

XIV. 1 2

KANWIL XIV YOGYAKARTA WONOSARI

JML S.D. HAL INI

212.034.000.000 181.331.000.000 30.703.000.000 7.722.976.972.000

Lampiran -87-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR SALDO BESI TAHUN ANGGARAN 2004 (dalam rupiah)

No.

KANWIL Ditjen PBN KPPN

JUMLAH

1

2

3

JML S.D. HAL SEBELUMNYA XV. KANWIL XV 1 SURABAYA 2 MALANG 3 MADIUN 4 KEDIRI 5 PAMEKASAN 6 BOJONEGORO 7 MOJOKERTO 8 PACITAN 9 BANYUWANGI 10 BONDOWOSO 11 BLITAR 12 JEMBER 13 SIDOARJO 14 TUBAN

7.722.976.972.000 1.275.921.211.000 206.328.211.000 167.826.000.000 140.653.000.000 120.096.000.000 109.439.000.000 64.849.000.000 76.671.000.000 22.683.000.000 39.956.000.000 85.862.000.000 77.199.000.000 88.802.000.000 45.974.000.000 29.583.000.000

XVI. 1 2 3 4 5 6

KANWIL XVI PONTIANAK SINGKAWANG KETAPANG SINTANG PUTUSIBAU SANGGAU

266.208.000.000 98.950.000.000 47.791.000.000 27.588.000.000 29.374.000.000 22.284.000.000 40.221.000.000

XVII. 1 2 3 4

KANWIL XVII PALANGKARAYA BUNTOK PANGKALANBUN SAMPIT

234.450.000.000 99.528.000.000 50.666.000.000 34.460.000.000 49.796.000.000

XVIII. 1 2 3 4 5

KANWIL XVIII BANJARMASIN BARABAI KOTABARU TANJUNG PELAIHARI

224.492.000.000 123.132.000.000 35.372.000.000 20.970.000.000 30.390.000.000 14.628.000.000

XIX. 1 2 3 4 5

KANWIL XIX SAMARINDA BALIKPAPAN TARAKAN TANJUNG REDEP NUNUKAN

191.774.000.000 93.511.000.000 39.720.000.000 35.864.000.000 13.559.000.000 9.120.000.000

XX. 1 2 3

KANWIL XX DENPASAR SINGARAJA AMLAPURA

227.130.000.000 133.653.000.000 48.797.000.000 44.680.000.000

XXI. 1 2 3 4

KANWIL XXI MATARAM BIMA SUMBAWA BESAR SELONG

197.539.000.000 99.818.000.000 44.996.000.000 22.168.000.000 30.557.000.000

JML S.D. HAL INI

10.340.491.183.000

Lampiran -88-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR SALDO BESI TAHUN ANGGARAN 2004 (dalam rupiah)

No.

KANWIL Ditjen PBN KPPN

JUMLAH

1

2

3

JML S.D. HAL SEBELUMNYA XXII. KANWIL XXII 1 KUPANG 2 ENDE 3 WAINGAPU 4 RUTENG 5 ATAMBUA 6 LARANTUKA

10.340.491.183.000 292.187.000.000 108.944.000.000 32.434.000.000 34.581.000.000 41.789.000.000 47.738.000.000 26.701.000.000

XXIII. 1 2 3 4 5 6 7 8

KANWIL XXIII MAKASSAR WATAMPONE BANTAENG PARE-PARE PALOPO MAJENE BENTENG MAKALE

550.933.000.000 202.867.000.000 65.835.000.000 60.658.000.000 79.844.000.000 48.514.000.000 58.538.000.000 13.024.000.000 21.653.000.000

XXIV. 1 2 3 4

KANWIL XXIV PALU POSO LUWUK TOLI-TOLI

188.996.000.000 93.003.000.000 37.564.000.000 31.686.000.000 26.743.000.000

XXV. 1 2 3 4

KANWIL XXV KENDARI BAU-BAU KOLAKA RAHA

158.267.374.000 77.854.374.000 35.924.000.000 22.577.000.000 21.912.000.000

XXVI. 1

KANWIL XXVI GORONTALO

XXVII. 1 2 3

KANWIL XXVII MANADO TAHUNA KOTAMOBAGU

186.275.000.000 131.855.000.000 29.607.000.000 24.813.000.000

XXIX. 1 2 3 4 5

KANWIL XXIX AMBON TERNATE TUAL SAUMLAKI MASOHI

226.719.568.000 73.102.568.000 85.081.000.000 19.951.000.000 17.684.000.000 30.901.000.000

XXX. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KANWIL XXX JAYAPURA BIAK NABIRE MANOKWARI SORONG FAK-FAK MERAUKE WAMENA SERUI TIMIKA

475.244.000.000 129.250.000.000 26.793.000.000 44.294.000.000 47.914.000.000 52.386.000.000 25.791.000.000 55.113.000.000 50.407.000.000 22.962.000.000 20.334.000.000

JUMLAH SELURUHNYA

79.649.000.000 79.649.000.000

12.498.762.125.000

Lampiran -89-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 9

KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN PER 31 DESEMBER 2004 (dalam rupiah) NO

BA

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

01 05 07 08 10 12 15 19 20 24 28 32 42 43 44 47 48 52 53 54 55 56 59 63 66 67 68 74

MajelisPermusyawaratan Rakyat Mahkamah Agung Lembaga Kepresidenan Wakil Presiden Departemen Dalam Negeri Departemen Pertahanan Departemen Keuangan Departemen Perindustrian dan Perdagangan Departemen Energi dan SDM Departemen Kesehatan Departemen Kehutanan Departemen Kelautan dan Perikanan Kementerian Riset dan Teknologi Kementerian Lingkungan Hidup Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Pemberdayaan Perempuan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dewan Ketahanan Nasional Badan Urusan Logistik Badan Pusat Statistik Kantor Menneg PPN/Bappenas Badan Pertanahan Nasional Departemen Komunikasi dan Informasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan Badan Narkotika Nasional Kementerian Percepatan Pembangunan KTI Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Komisi Nasional Hak Asasi Manusia JUMLAH

JUMLAH 6.508.288.697 2.721.705.701 6.651.804.923 593.704.644 556.465.107 108.407.651.727 300.000.000 7.714.128.673 372.836.704 97.347.377.519 3.966.651.081 5.701.708.522 967.888.651 80 42.808.121.107 397.036.211 1.835.032.431 157.385.900 10.945.028 2.438.171.498 1.360.454.170 25.437.900.637 951.263.102 342.852.392 178.447.400 (460.015) 4.877.905.853 9.169.690 322.614.437.433

Lampiran -90-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 10 DAFTAR PERSEDIAAN per 31 Desember 2004 (dalam rupiah) No

BA

Kementerian Negara/Lembaga

Jumlah

1

01 Majelis Permusyawaratan Rakyat

1.991.942.562

2

02 Dewan Perwakilan Rakyat

3

04 Badan Pemeriksa Keuangan

1.445.938.956

4

05 Mahkamah Agung

4.207.249.150

5

06 Kejaksanaan Agung

6

07 Lembaga Kepresidenan

7

10 Departemen Dalam Negeri

282.843.150

8

11 Departemen Luar Negeri

157.994.490

653.219.857

268.263.847 3.686.545.975

9

13 Departemen Hukum dan HAM

10

15 Departemen Keuangan

11

18 Departemen Pertanian

291.584.000

12

19 Departemen Perindustrian

641.291.250

13

20 Departemen Energi dan SDM

14

22 Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi

15

23 Departemen Pendidikan Nasional

16

24 Departemen Kesehatan

17

25 Departemen Agama

18

26 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

19

27 Departemen Sosial

20

28 Departemen Kehutanan

21

32 Departemen Kelautan dan Perikanan

22

33 Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah

23

35 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

498.899.000

24

41 Kementerian BUMN

238.553.431

25

42 Kementerian Riset dan Teknologi

26

43 Kementerian Lingkungan Hidup

27

44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

28

47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan

29

48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

30

50 Badan Intelejen Negara

380.589.000

31

51 Lembaga Sandi Negara

2.193.200

32

54 Badan Pusat Statistik

33

56 Badan Pertanahan Nasional

34

59 Departemen Komunikasi dan Informasi

35

63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan

36

64 Lembaga Ketahanan Nasional

37

65 Badan Koordinasi Penanaman Modal

77.541.500

38

72 Komisi Pemberantasan Korupsi

23.575.475

39

75 Badan Meterologi dan Geofisika JUMLAH

63.150.179.866 9.155.646.112

12.361.166.546 144.924.368.052 7.777.048.000 26.796.608.468 40.910.000 490.060.272 60.000.500 2.542.766.657 16.233.383.178 8.560.802.850

29.554.233.482 33.020.000 3.840.500 2.650.000 2.272.794.873

2.501.204.735 150.858.255 5.195.398.812 152.390.000 4.511.075

9.233.553.475 356.045.620.551

Lampiran -91-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 10 DAFTAR PERSEDIAAN per 31 Desember 2004 (dalam rupiah) No

BA

Kementerian Negara/Lembaga

Jumlah

1

01 Majelis Permusyawaratan Rakyat

1.991.942.562

2

02 Dewan Perwakilan Rakyat

3

04 Badan Pemeriksa Keuangan

1.445.938.956

4

05 Mahkamah Agung

4.207.249.150

5

06 Kejaksanaan Agung

6

07 Lembaga Kepresidenan

7

10 Departemen Dalam Negeri

282.843.150

8

11 Departemen Luar Negeri

157.994.490

653.219.857

268.263.847 3.686.545.975

9

13 Departemen Hukum dan HAM

10

15 Departemen Keuangan

11

18 Departemen Pertanian

291.584.000

12

19 Departemen Perindustrian

641.291.250

13

20 Departemen Energi dan SDM

14

22 Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi

15

23 Departemen Pendidikan Nasional

16

24 Departemen Kesehatan

17

25 Departemen Agama

18

26 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

19

27 Departemen Sosial

20

28 Departemen Kehutanan

21

32 Departemen Kelautan dan Perikanan

22

33 Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah

23

35 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

498.899.000

24

41 Kementerian BUMN

238.553.431

25

42 Kementerian Riset dan Teknologi

26

43 Kementerian Lingkungan Hidup

27

44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

28

47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan

29

48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

30

50 Badan Intelejen Negara

380.589.000

31

51 Lembaga Sandi Negara

2.193.200

32

54 Badan Pusat Statistik

33

56 Badan Pertanahan Nasional

34

59 Departemen Komunikasi dan Informasi

35

63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan

36

64 Lembaga Ketahanan Nasional

37

65 Badan Koordinasi Penanaman Modal

77.541.500

38

72 Komisi Pemberantasan Korupsi

23.575.475

39

75 Badan Meterologi dan Geofisika JUMLAH

63.150.179.866 9.155.646.112

12.361.166.546 144.924.368.052 7.777.048.000 26.796.608.468 40.910.000 490.060.272 60.000.500 2.542.766.657 16.233.383.178 8.560.802.850

29.554.233.482 33.020.000 3.840.500 2.650.000 2.272.794.873

2.501.204.735 150.858.255 5.195.398.812 152.390.000 4.511.075

9.233.553.475 356.045.620.551

Lampiran -91-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 11 POSISI DANA PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN DALAM NEGERI SLA,RDI, dan RPD PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Jutaan Rupiah)

NO.

SEKTOR

1

2

1.

JML TUNGGAKAN (Bunga+Com.Charge +Denda) 3

OUTSTANDING PINJAMAN POKOK 4

PIUTANG PEMERINTAH 5=3+4

DALAM NEGERI PDAM PDK PEMDA Jumlah 1

2.

BPIS

3.

KEUANGAN

4.

INDUSTRI

5.

PERTANIAN

6.

KEHUTANAN

7.

PU

8.

PERHUBUNGAN

9.

PERTAMBANGAN DAN ENERGI

1.891.222,67

3.184.943,11

5.076.165,78

21.330,41

26.673,68

48.004,09

389.854,13

1.016.956,75

1.406.810,88

2.302.407,21

4.228.573,54

6.530.980,75

96.843,50

1.335.229,07

1.432.072,57

1.439.195,36

5.468.143,68

6.907.339,04

966.278,63

668.745,96

1.635.024,58

1.314.987,35

1.501.052,96

2.816.040,30

296,58

20.481,21

20.777,79

43.172,36

479.520,70

522.693,06

105.541,87

173.625,78

279.167,65

0,00

10.524.963,80

10.524.963,80

2.044.309,30

2.038.796,57

10. PARPOSTEL

(5.512,73)

11. KOPERASI

28.292,66

29.124,35

57.417,00

JUMLAH SLA+RDI+RPD RUPIAH (1 S.D. 11)

6.291.502,79

26.473.770,35

32.765.273,11

JUMLAH (SLA+RDI) VALAS (Ekuiv. Rp)

1.523.319,07

27.989.717,35

29.513.036,42

JUMLAH KESELURUHAN (VALAS + Rp)

7.814.821,86

54.463.487,70

62.278.309,53

Lampiran - 92 -

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 12 RINCIAN PENCAIRAN PINJAMAN PENDANAAN KUMK POSISI 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah) NO BUMN PENGELOLA/LKP

PLAFON

PENARIKAN

%

SISA PLAFON

I 1

BUMN PENGELOLA/LKP PT Bank Mandiri (Persero) Tb Sub Jumlah I

500.000.000.000 500.000.000.000

125.000.000.000 125.000.000.000

25% 25%

II 1

BUMN PENGELOLA PT PNM (Persero) Sub Jumlah II

250.000.000.000 250.000.000.000

250.000.000.000 250.000.000.000

100% 100%

375.000.000.000 375.000.000.000 -

III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

LKP PT BRI (Persero) Tbk PT BNI (Persero) Tbk PT Bank Bukopin (Persero) PT BTN (Persero) Perum Pegadaian BPD Aceh BPD Sumatera Utara BPD Sumatera Barat BPD Bengkulu BPD Riau BPD Jambi BPD Sumatera Selatan BPD Lampung BPD DKI Jakarta BPD Jawa Barat BPD DIY Yogyakarta BPD Jawa Tengah BPD Jawa Timur BPD Bali BPD Nusa Tenggara Barat BPD Nusa Tenggara Timur BPD Sulawesi Selatan BPD Sulawesi Tengah BPD Sulawesi Utara BPD Sulawesi Tenggara BPD Kalimantan Selatan BPD Kalimantan Tengah BPD Kalimantan Barat BPD Kalimantan Timur BPD Maluku BPD Papua Sub Jumlah III

500.000.000.000 350.000.000.000 300.000.000.000 250.000.000.000 200.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 35.000.000.000 10.000.000.000 25.000.000.000 10.000.000.000 40.000.000.000 15.000.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000 15.000.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000 35.000.000.000 15.000.000.000 25.000.000.000 35.000.000.000 25.000.000.000 30.000.000.000 10.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 35.000.000.000 35.000.000.000 2.350.000.000.000

250.000.000.000 100.000.000.000 300.000.000.000 35.000.000.000 200.000.000.000

1.045.053.000.000

50% 29% 100% 14% 100% 0% 0% 0% 35% 0% 0% 63% 0% 50% 33% 0% 8% 64% 57% 100% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 55% 0% 44%

250.000.000.000 250.000.000.000 215.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 35.000.000.000 6.537.000.000 25.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 25.000.000.000 33.750.000.000 15.000.000.000 46.050.000.000 18.000.000.000 15.000.000.000 25.000.000.000 35.000.000.000 25.000.000.000 30.000.000.000 10.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 15.610.000.000 35.000.000.000 1.304.947.000.000

JUMLAH I + II + III

3.100.000.000.000

1.420.053.000.000

46%

1.679.947.000.000

3.463.000.000

25.000.000.000 25.000.000.000 16.250.000.000 3.950.000.000 32.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000

19.390.000.000

Lampiran -93-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 13

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PADA BUMN PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Jutaan Rp)

NO

NAMA PERUSAHAAN

Status (*)

% Saham Negara RI

Nilai Ekuitas

Kepemilikan Pemerintah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6) = (4) x (5)

A A A A A

70,00% 99,12% 59,50% 100% 100%

24.934.707 12.858.301 12.450.294 1.212.228 3.729.931

17.454.295 12.745.148 7.407.925 1.212.228 3.729.931 42.549.527

A A A A A A A A A

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

333.129 437.452 1.087.170 1.951.726 648.109 378.004 498.092 735.697 (74.123)

333.129 437.452 1.087.170 1.951.726 648.109 378.004 498.092 735.697 (74.123) 5.995.255

A A A A A A

100% 100% 93,04% 100% 100% 100%

787.104 421.943 (1.564.811) (88) 700.028 257.070

787.104 421.943 (1.455.900) -88 700.028 257.070 710.157

A A A A A A U A A

51% 100% 100% 100% 51% 100% 100% 100% 100%

330.478 260.863 214.160 67.676 203.440 313.156 (132.268) 63.060 522.095

168.544 260.863 214.160 67.676 103.755 313.156 (132.268) 63.060 522.095 1.581.040

A A A A A

100% 100% 100% 100% 100%

12.304 (16.159) 8.226 7.516 (6.162)

12.304 (16.159) 8.226 7.516 (6.162) 5.724

A A

100% 100%

16.371 1.844.968

16.371 1.844.968 1.861.339

1 1 2 3 4 5

BIDANG PERBANKAN PT Bank Mandiri, Tbk PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) PT Bank Tabungan Negara (BTN) PT Bank Ekspor Indonesia (BEI)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

BIDANG ASURANSI PT Asuransi Jiwasraya PT Asuransi Jasa Indonesia PT Asuransi Kesehatan Indonesia PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) PT Taspen PT Asuransi ABRI (ASABRI) PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) PT Asuransi Jasa Raharja PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI)

1 2 3 4 5 6

BIDANG PEMBIAYAAN PT Danareksa PT Permodalan Nasional Madani (PNM) PT PANN Multi Finance PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Perum Pegadaian Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU)

Jumlah 2

Jumlah 3

4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5 1 2 3 4 5 6 1 2

Jumlah BIDANG KONSTRUKSI PT Adhi Karya PT Waskita Karya PT Hutama Karya (HK) PT Nindya Karya PT Pembangunan Perumahan (PP) PT Wijaya Karya PT Brantas Abipraya PT Istaka Karya Perum Pengembangan Perumahan Nasional (PERUMNAS) Jumlah BIDANG KONSULTAN DAN KONSTRUKSI PT Virama Karya PT Bina Karya PT Indah Karya PT Yodya Karya PT Indra Karya Jumlah BIDANG PENUNJANG KONSTRUKSI PT Amarta Karya PT Jasa Marga Jumlah

Lampiran -94-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 13 (Dalam Jutaan Rp)

% Saham Negara RI

Nilai Ekuitas

Kepemilikan Pemerintah

(5)

(6) = (4) x (5)

NO

NAMA PERUSAHAAN

Status (*)

(1)

(2)

(3)

(4)

A A P A

95% 85,12% 100% 100%

334.316 223.975 8.440 33.713

317.600 190.648 8.440 33.713 550.401

A A A

100% 100% 100%

43.859 183.518 502.423

43.859 183.518 502.423 729.800

P P P U U U U P P U U P U

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

201.664 203.477 68.760 122.085 103.260 287.625 94.667 141.871 171.613 93.125 140.955 78.861 81.961

201.664 203.477 68.760 122.085 103.260 287.625 94.667 141.871 171.613 93.125 140.955 78.861 81.961 1.789.924

A A A A

100% 897.902,00 100% 2.821.234 100% 2.020.519 100% 466.807

897.902 2.821.234 2.020.519 466.807 6.206.463

A A A P

100% 100% 100% 100%

4.654.151 34.602 548.234 395.063

4.654.151 34.602 548.234 395.063 5.632.049

A A

100% 100%

3.289.144 3.289.378

3.289.144 3.289.378 6.578.522

A A P

100% 100% 100%

2.995.202 (123.733) 128.591

2.995.202 (123.733) 128.591 3.000.060

A A A P

100% 100% 100% 100%

597.351 57.422 (8.552) 5.992.968

597.351 57.422 (8.552) 5.992.968 6.639.189

7 1 2 3 4

BIDANG JASA PENILAI PT Sucofindo PT Surveyor Indonesia (SI) PT Survay Udara Penas PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) Jumlah

8

BIDANG JASA LAINNYA 1 Perum Jasa Tirta I 2 Perum Jasa Tirta II 3 PT Perusahaan Pengelola Aset Jumlah

9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

BIDANG RUMAH SAKIT Perjan RS Jantung Harapan Kita Perjan RS Cipto Mangunkusumo Perjan RS Persahabatan Perjan RS AB Harapan Kita Perjan RS Sanglah Perjan RS Kariadi Perjan RS Djamil Perjan RS Kanker Dharmais Perjan RS Fatmawati Perjan RS Hasan Sadikin Perjan RS Sardjito Perjan RS M. Husein Perjan RS Dr. Wahidin Jumlah

10 1 2 3 4 11 1 2 3 4 12 1 2 13 1 2 3 14 1 2 3 4

PELABUHAN PT Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I) PT Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II) PT Pelabuhan Indonesia III (PELINDO III) PT Pelabuhan Indonesia IV (PELINDO IV) Jumlah PELAYARAN PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) PT Pelayaran Bahtera Adhiguna PT Djakarta Lyod PT Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) Jumlah KEBANDARUDARAAN PT Angkasa Pura I (AP I) PT Angkasa Pura II (AP II) Jumlah ANGKUTAN DARAT PT Kereta Api Indonesia (KAI) Perum PPD Perum DAMRI Jumlah LOGISTIK PT Pos Indonesia (POSINDO) PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) PT Varuna Tirta Prakasya Perum Bulog Jumlah

Lampiran -95-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 13 (Dalam Jutaan Rp)

NO

NAMA PERUSAHAAN

Status (*)

(1)

(2)

(3)

15

PERDAGANGAN 1 PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) 2 PT PP Berdikari 3 PT Sarinah Jumlah

16

PENGERUKAN 1 PT Pengerukan Indonesia (RUKINDO)

% Saham Negara RI

Nilai Ekuitas

Kepemilikan Pemerintah

(4)

(5)

(6) = (4) x (5)

U A A A A A

100% 100% 100%

(405.556) 131.497 81.269

(405.556) 131.497 81.269 (192.789)

100%

270.834

270.834 270.834

A A A

90,03% 80,66% 100%

814.584 255.665 442.850

733.370 206.219 442.850 1.382.439

A A A

100% 100% 100%

69.395 147.691 90.285

69.395 147.691 90.285 307.371

A A A A A

88,74% 60% 60% 60% 100%

326.269 37.807 45.352 25.483 33.448

289.531 22.684 27.211 15.290 33.448 388.164

A P

100% 93,20%

1.209.737 (871.378)

1.209.737 (812.124) 397.613

A A A A

99,40% 100% 100% 100%

(1.852.502) 43.661 1.304.657 9.859

(1.841.387) 43.661 1.304.657 9.859 (483.210)

A A A A A A A A A A A A A A A

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

132.166 484.694 1.153.744 1.335.365 678.238 286.512 652.952 687.639 (3.285) 487.348 214.590 343.027 671.473 1.825 575.568

132.166 484.694 1.153.744 1.335.365 678.238 286.512 652.952 687.639 (3.285) 487.348 214.590 343.027 671.473 1.825 575.568 7.701.856

A P

100% 100%

46.961 63.193

46.961 63.193 110.154

Jumlah 17

FARMASI 1 PT Kimia Farma, Tbk 2 PT Indo Farma, Tbk 3 PT Biofarma Jumlah

18

PARIWISATA 1 PT Hotel Indonesia Natour (HIN) 2 PT Bali Tourism & Development Corporation 3 PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko

19 1 2 3 4 5 20 1 2 21 1 2 3 4 22 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 23 1 2

Jumlah KAWASAN INDUSTRI PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) PT Kawasan Industri Medan (KIM) PT Kawasan Industri Makasar (KIMA) PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KIW) PT Pengembangan Daerah Industri (PDI) Pulau Batam Jumlah USAHA PENERBANGAN PT Garuda Indonesia (GIA) PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) Jumlah DOK DAN PERKAPALAN PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) PT PAL Indonesia PT Industri Kapal Indonesia Jumlah BIDANG PERKEBUNAN PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) PT Perkebunan Nusantara V I (PTPN VI) PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) PT Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII) PT Perkebunan Nusantara XIV (PTPN XIV) PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Jumlah BIDANG PERTANIAN PT Sang Hyang Seri (SHS) PT Pertani Jumlah

Lampiran -96-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 13 (Dalam Jutaan Rp)

NO

NAMA PERUSAHAAN

Status (*)

(1)

(2)

(3)

24 1 2 3 4 5

BIDANG PERIKANAN PT Usaha Mina PT Perikanan Samodra Besar (PSB) PT Tirta Raya Mina (TRM) PT Perikani Perum Prasarana Perikanan Samudra (PPS)

% Saham Negara RI

Nilai Ekuitas

Kepemilikan Pemerintah

(4)

(5)

(6) = (4) x (5)

P P P P A

100% 100% 100% 100% 100%

(113.318) 25.844 (3.618) (4.073) 84.716

(113.318) 25.844 (3.618) (4.073) 84.716 (10.449)

A A

100% 60%

7.547.924 297.682

7.547.924 178.609 7.726.533

A A A A U U

100% 100% 100% 100% 100% 100%

328.859 173.726 337.488 84.587 42.056 1.118.392

328.859 173.726 337.488 84.587 42.056 1.118.392 2.085.108

P A

94,64% 100%

253.438 (221.762)

239.854 (221.762) 18.092

A A A A

100% 100% 100% 100%

33.602 4.438 465.931 83.392

33.602 4.438 465.931 83.392 587.363

A A P U

65% 2.478.141 65% 1.509.256 100% (702) 100% 88.970.594

1.610.791 981.016 (702) 88.970.594 91.561.700

A A A A

100% 142.348.843 61% 3.177.611 69,24% 1.689.263 100% 11.464

142.348.843 1.938.343 1.169.646 11.464 145.468.295

Jumlah 25

BIDANG PUPUK 1 PT Pupuk Sriwidjaya (PUSRI) 2 PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) Jumlah

26 1 2 3 4 5 6

BIDANG KEHUTANAN PT Inhutani I PT Inhutani II PT Inhutani III PT Inhutani IV PT Inhutani V Perum Perhutani Jumlah

27

BIDANG KERTAS 1 PT Kertas Kraft Aceh (KKA) 2 PT Kertas Leces Jumlah

28 1 2 3 4

BIDANG PERCETAKAN DAN PENERBITAN PT Balai Pustaka (BP) PT Pradnya Paramita Perum Percetakan Uang RI (PERURI) Perum Percetakan Negara Indonesia (PNRI)

1 2 3 4

PERTAMBANGAN PT Aneka Tambang, Tbk (ANTAM) PT Timah, Tbk PT Sarana Karya PT Pertamina

1 2 3 4

ENERGI PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA) PT Konversi Energi Abadi (KONEBA)

1 2 3 4

INDUSTRI BERBASIS TEKNOLOGI PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) PT LEN Industri PT Industri Kereta Api (INKA) PT Batan Teknologi

Jumlah 29

Jumlah 30

Jumlah 31

A A A A

100% 100% 100% 100%

520.314 56.907 96.175 31.258

520.314 56.907 96.175 31.258 704.654

A A A

100% 100% 100%

5.116.269 30.220 (56.382)

5.116.269 30.220 (56.382) 5.090.107

Jumlah 32

BAJA DAN KONSTRUKSI BAJA 1 PT Krakatau Steel (KS) 2 PT Barata Indonesia 3 PT Bosma Bisma Indra (BBI) Jumlah

Lampiran -97-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 13 (Dalam Jutaan Rp)

% Saham Negara RI

Nilai Ekuitas

Kepemilikan Pemerintah

(5)

(6) = (4) x (5)

NO

NAMA PERUSAHAAN

Status (*)

(1)

(2)

(3)

(4)

A P P P

51,19% 20.261.342 100% 33.728 100% 183.221 100% na

33 1 2 3 4

TELEKOMUNIKASI PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) Perum Produksi Film Negara (PFN) PT Televisi Republik Indonesia (TVRI) Perjan Radio Republik Indonesia (RRI) Jumlah

34

INDUSTRI PERTAHANAN 1 PT Dahana 2 PT PINDAD

A A

100% 100%

101.146 136.578

101.146 136.578 237.724

A A

51,01% 100%

3.660.356 122.364

1.867.148 122.363 1.989.511

A A

100% 52,79%

(10.441) 28.712

(10.441) 15.157 4.716

A P A

63,82% 100% 100%

83.365 (44.854) 208.953

53.204 (44.854) 208.953 217.303 359.981.268

Jumlah 35

SEMEN 1 PT Semen Gresik, Tbk 2 PT Semen Baturaja Jumlah

36

INDUSTRI SANDANG 1 PT Industri Sandang Nusantara (INSAN) 2 PT Cambrics Primissima Jumlah

37

ANEKA INDUSTRI 1 PT Industri Gelas (IGLAS) 2 PT Industri Soda Indonesian (ISI) 3 PT Garam Jumlah TOTAL

(*)

10.371.781 33.728 183.221 na 10.588.730

P= Prognosa A= Hasil Sesudah Audit BPK U= Hasil dari Laporan Keuangan Unaudited

Lampiran -98-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 14 PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PADA NON BUMN (MINORITAS) PER 31 DESEMBER 2004 (Rp Juta) No.

Perusahaan

% Saham RI

Ekuitas

Kepemilikan Pemerintah RI

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)=(3) X (4)

1

PT Rekayasa Industri

2

Atmindo

3

PT Semen Kupang

4

PT Inalum

5

PT Freeport Indonesia

6

PT Bank Bukopin

7

PT Askrindo

8

PT Bahana PUI

9

PT Dirgantara Indonesia

10

PT Indosat

11

PT SIER

12

PT JIEP

13

PT Kertas Padalarang

0,4076

25.951

10.577,71

14

PT Kertas Basuki Rahmat*

0,0128

(1.307.462)

(16.735,52)

15

PT Kertas Blabak*

0,029

(177.113)

(5.136,29)

16

PT Socfind Indonesia JUMLAH

0,1

42.250

4.225,00 828.683,64

0,0497

399.910

19.875,52

0,366

16.287

5.961,12

0,385

62.100

23.908,50

0,4212

144.583

60.898,36

0,0936

2.322.067

217.345,47

0,2172

1.041.878

226.295,90

0,45

787.950

354.577,50

0,1778

(1.359.819)

(241.775,82)

0,071

42.518

3.018,78

0,1469

528.531

77.641,18

0,5

81.866

40.933,00

0,5

94.146

47.073,22

Keterangan: * = Audit per 31 Desember 2003

Lampiran -99-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 15

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PADA ORGANISASI/LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL/REGIONAL PER 31 DESEMBER 2004 NO

ORGANISASI/LEMBAGA INTERNASIONAL/REGIONAL

TOTAL PENYERTAAN dalam USD dalam IDR**

DISETOR s.d. 31 Desember 2004 dlm USD dlm IDR**

SISA SETORAN (PROMISSORY NOTES) dlm USD dlm IDR**

1.

IMF

3.197.609.919

29.705.796.147.510

3.229.173.693

29.999.023.607.970

(31.563.774)

(267.187.346.910)

2.

IBRD

1.807.000.000

16.787.030.000.000

110.275.771

1.024.461.912.590

1.696.724.229

14.362.770.598.485

3.

IDA

14.400.000

133.776.000.000

23.847.109.367

14.400.000

121.896.000.000

4.

IFC

28.539.000

265.127.310.000

28.539.000

265.127.310.000

0

0

5.

MIGA

20.006.000

185.855.740.000

3.797.820

35.281.747.800

16.208.180

137.202.243.700

6.

ADB

2.863.464.000

26.601.580.560.000

208.865.530

1.940.360.773.700

2.654.598.470

22.471.176.048.550

7.

IFAD

41.959.000

389.799.110.000

38.459.000

357.284.110.000

3.500.000

29.627.500.000

8.

ASEAN FUND

1.000.000

9.290.000.000

100.000

929.000.000

900.000

7.618.500.000

9.

ASEAN SCIENCE FUND

1.000.000

9.290.000.000

235.000

2.183.150.000

765.000

6.475.725.000

528.000

4.905.120.000

528.000

4.905.120.000

0

0

11. ICD

7.305

67.860.593

0

0

7.305

61.834.222

12. IDB

285.221.330

2.649.706.156.629

126.397.195

1.174.229.941.550

158.824.135

1.344.446.303.622

384.458

3.571.610.175

194.126

1.803.430.540

190.332

1.611.156.148

177.005.000

1.644.376.450.000

560.266

5.204.871.140

176.444.734

1.493.604.673.310

1.000.000

9.290.000.000

1.500.000

13.935.000.000

8.439.124.011

78.399.462.064.907

3.748.625.401

34.848.577.084.657

10. ASEAN CENTRE FOR ENERGY

13. ICIEC 14 CFC 15 IRCO JUMLAH

0

(500.000) 4.690.498.610

(4.232.500.000) 39.705.070.736.126

Keterangan: **) : Konversi ke dalam IDR menggunakan kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2004 USD 1= Rp 9.290

Lampiran -100-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 16

DAFTAR ASET TETAP per 31 Desember 2004 (Dalam Rupiah)

Kementerian Negara/Lembaga

Tanah

Peralatan dan Mesin

Gedung dan Bangunan

Jalan, Irigasi dan Jaringan

Konstruksi dalam Pengerjaan

No

BA

1

01

Majelis Permusyawaratan Rakyat

462.307.000

70.663.849.781

153.310.791.493

9.002.238.000

747.261.620

2

02

Dewan Perwakilan Rakyat

57.465.994.000

178.874.333.000

369.604.339.000

9.539.190.000

1.764.110.000

3

04

Badan Pemeriksa Keuangan

27.255.732.000

88.585.337.397

94.358.039.264

0

678.160.940

4

05

Mahkamah Agung

18.148.865.000

58.580.747.000

39.783.444.588

8.232.230.912

6.227.839.000

5

06

Kejaksanaan Agung

118.613.831.000

211.262.602.582

85.323.026.000

901.100.000

477.688.700

0

416.578.248.282

6

07

Lembaga Kepresidenan

223.443.747.081

677.145.749.712

343.222.977.434

6.446.305.326

2.161.171.849

0

1.252.419.951.402

7

08

Wakil Presiden

42.870.138.020

8

10

Departemen Dalam Negeri

Aset Tetap Lainnya

0

25.529.743.753

12.748.424.415

0

12.690.000

70.091.629.169

201.282.994.054

120.271.039.987

21.717.282.777

16.958.477.390

9

11

Departemen Luar Negeri

44.884.756.000

579.451.812.029

231.760.161.237

0

17.573.928.213

10

12

Departemen Pertahanan

30.294.051.484.667

24.545.162.902.643

8.351.442.004.532

0

31.944.668.525

11

13

Departemen Hukum dan HAM

12

15

Departemen Keuangan

13

18

Departemen Pertanian

14

19

Departemen Perindustrian dan Perdagangan

15

20

Departemen Energi dan SDM

16

22

Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi

8.669.240.401.071

17

23

Departemen Pendidikan Nasional

1.115.487.007.000

18

24

Departemen Kesehatan

182.282.017.000

19

25

Departemen Agama

20

26

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

21

27

Departemen Sosial

22

28

Departemen Kehutanan

23

32

Departemen Kelautan dan Perikanan

24

33

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah

25

34

26

35

27

Jumlah 234.186.447.894 0

617.247.966.000

0

130.973.126.500

210.877.269.601

81.160.996.188 430.321.423.377 873.670.657.479

0

63.222.601.060.367

150.526.003.000

428.502.118.153

565.075.799.400

609.150.000

4.621.454.000

0

1.149.334.524.553

3.601.983.781.124

1.898.297.431.499

850.337.534.593

28.772.679.448

12.621.847.770

48.242.070.690

6.440.255.345.124

577.527.388.552

2.212.333.184.124

3.238.418.303.700

85.897.791.642

574.654.910.518

0

6.688.831.578.536

30.270.228.000

512.925.092.278

60.248.167.000

4.112.708.000

3.682.435.337

0

611.238.630.615

255.985.414.503

1.797.647.364.618

289.506.185.362

2.460.344.403.822

139.859.306.659

1.792.660.702.534

6.736.003.377.498

3.705.373.004.565

1.858.516.505.817

2.050.588.958.997

30.148.190.682

0

16.313.867.061.132

2.531.659.396.000

2.558.427.283.000

42.936.343.000

102.216.470.000

0

6.350.726.499.000

1.529.068.006.455

611.580.085.000

47.144.983.545

9.691.425.225

0

2.379.766.517.225

505.558.959.000

852.838.532.200

1.007.357.785.555

16.192.102.500

0

277.454.459.573

2.659.401.838.828

61.879.295.200

374.858.554.773

567.284.499.660

31.715.046.582

27.808.293.100

107.369.024.333

110.679.415.802

152.849.426.965

61.855.460.234

1.458.930.501

0

1.063.545.689.315 434.212.257.835

55.507.585.222

810.567.001.804

165.502.806.876

25.135.171.460

2.433.686.983

0

1.059.146.252.345

314.105.540.000

616.604.411.221

342.596.075.056

181.083.398.737

3.918.600.750

190.021.950

1.458.498.047.714

3.190.201.345.771

2.248.125.494.412

626.638.621.488

35.266.989.602.367

719.666.413.026

0

42.051.621.477.064

Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan

0

23.718.368.057

22.419.601.700

0

3.400.000

0

46.141.369.757

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

0

13.598.537.000

0

0

4.455.000

0

13.602.992.000

36

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

0

10.562.978.000

0

0

675.000

0

10.563.653.000

28

40

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

16.337.530.000

54.059.235.190

120.268.453.000

863.052.000

2.652.444.600

0

194.180.714.790

29

41

Kementerian BUMN

30

42

Kementerian Riset dan Teknologi

31

43

Kementerian Lingkungan Hidup

32

44

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

33

47

Kementerian Pemberdayaan Perempuan

0

22.217.863.776

0

0

583.571.910

0

22.801.435.686

93.425.386.371

1.636.561.411.828

704.378.528.243

69.950.760.663

56.863.780.706

5.187.850.000

2.566.367.717.811

244.000.000

21.587.983.000

368.600.000

0

1.150.663.000

0

23.351.246.000

27.185.433.000

85.267.520.700

255.158.344.540

5.983.339.000

79.116.000

0

373.673.753.240

120.600.000

9.777.225.868

90.900.000

0

35.000.000

0

10.023.725.868

Lampiran -101-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 16

DAFTAR ASET TETAP per 31 Desember 2004 (Dalam Rupiah)

Kementerian Negara/Lembaga

Tanah

Peralatan dan Mesin

Gedung dan Bangunan

Jalan, Irigasi dan Jaringan

Konstruksi dalam Pengerjaan

No

BA

34

48

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

74.237.563.150

302.544.975.844

235.323.980.935

8.633.551.374

1.649.929.793

137.803.810.720

760.193.811.816

35

50

Badan Intelejen Negara

3.756.469.000

477.772.377.532

77.039.215.000

32.738.977.478

239.649.000

0

591.546.688.010

36

51

Lembaga Sandi Negara

6.270.043.451

424.607.190.000

11.656.855.650

287.815.000

78.788.350

15.879.000.000

458.779.692.451

37

52

Dewan Ketahanan Nasional

0

2.297.822.930

0

4.020.000

29.728.250

0

2.331.571.180

38

53

Badan Urusan Logistik

0

262.829.915.325

75.814.007.514

0

0

0

338.643.922.839

39

54

Badan Pusat Statistik

18.175.535.375

207.050.459.669

65.677.573.207

40

55

Kantor Menneg PPN/Bappenas

15.283.167.243

47.169.362.778

25.641.041.672

179.114.000

578.223.865

0

88.850.909.558

41

56

Badan Pertanahan Nasional

144.462.635.000

322.620.693.500

77.656.729.000

617.600.000

15.723.446.000

0

561.081.103.500

42

57

Perpustakaan Nasional

22.400.000.000

28.980.569.880

62.512.227.488

0

28.534.779.612

12.611.210.000

155.038.786.980

43

59

Kementerian Komunikasi dan Informasi

32.815.145.470

235.743.962.516

196.047.421.687

1.784.368.659

2.661.674.697

0

469.052.573.029

44

60

Kepolisian Negara RI

27.952.092.573.305

10.718.786.943.912

14.071.205.346.123

3.057.721.000

4.272.700.000

105.526.856.900

52.854.942.141.240

45

63

Badan Pengawasan Obat dan Makanan

2.321.250.000

27.324.949.000

35.448.436.374

14.999.000

1.978.905.000

0

67.088.539.374

46

64

Lembaga Ketahanan Nasional

0

13.886.137.100

1.101.649.000

0

0

6.833.784.000

47

65

Badan Koordinasi Penanaman Modal

5.196.725.979

47.756.689.088

90.833.224.023

129.836.000

142.324.000

48

66

Badan Narkotika Nasional

49

67

Kementerian Percepatan Pembangunan KTI

50

68

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

51

75

Badan Metereologi dan Geofisika

52

72

Komisi Pemberantasan Korupsi

53

74

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

Aset Tetap Lainnya

1.038.077.065

132.137.296.200

14.648.763.051

0

49.211.740.861

16.673.465.312

0

0

0

1.010.000.000

5.520.201.178.317

87.818.402.073

11.322.411.726

48.682.890

11.741.888.100

197.458.383.184

39.224.205.130

0

7.679.512.641

0

0

129.250.950

6.470.495.715

83.635.282.924.766

61.687.965.097.396

38.896.471.338.200

Jumlah

291.941.645.316

21.821.570.100 144.058.799.090

15.248.143.000

211.245.943.112

10.555.053.834

0

5.629.945.728.840

5.878.313.035

11.488.598.840

0

265.791.388.289

14.712.500

20.325.000

0

7.714.550.141

0

0

0

40.489.403.009.948

1.901.915.011.171

17.683.465.312

2.460.508.047.387

6.599.746.665 229.071.545.428.868

Lampiran -102-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 17

SALDO REKENING - REKENING ESCROW DANA REBOISASI PER 31 DESEMBER 2004 (dalam rupiah) No.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

BANK

PT. BANK MANDIRI KCK JAKARTA PLAZA PT. BANK MANDIRI KCK JAKARTA PLAZA PT. BANK MANDIRI KCK JAKARTA PLAZA PT. BNI Cab. Taman Niaga Suwarna PT. BNI Cab. Taman Niaga Suwarna PT. BNI Cab. Jakarta Kramat PT. BNI Cab. Jakarta Kramat PT. BNI KCU TANGERANG PT. BNI KCU TANGERANG PT. BANK DKI JAKARTA PT. BANK DKI JAKARTA PT. BNI Cab. Jakarta Kramat

NAMA REKENING

Menkeu-DJA Dana Reboisasi Menkeu-DJA Cadangan Reboisasi Menkeu- DJA Jasa Giro Cadangan Reboisasi Menkeu-DJA Cadangan Sisas Dana Reboisasi Menkeu-DJA Jasgir Cadangan Sisa Dana Reboisasi Menkeu-DJA Cadangan Sisa Dana Jasa Giro Reboisasi Menkeu-DJA Cadangan Sisa Dana Jasa Giro Reboisasi Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan Sub Account DAK DR

NO. REKENING

070-00-0012505-9 070-00-0021024-0 070-00-0116856-1 081,000920111,001 081,000920129,001 10560776 10560787 0019717937 0019717926 101,01,07211 101,01,07212 13630358

SALDO PER 31-12-2004

2.915.502.452 5.026.766.903.181 1.005.540.971 1.467.699.430.382 54.178.914.520 612.901.033.187 22.723.352.124 305.852.045.247 2.086.798.662.506 433.402.325.680 59.570.502.324 1.229.869.541.000

11.303.683.753.574

Lampiran -103--

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 18

PT. PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) RINGKASAN ASET NEGARA YANG DIKELOLA PPA UNTUK PERIODE 27 FEBRUARI 2004 - 31 DESEMBER 2004

MUTASI SERAH KELOLA

SALDO SETELAH

(LAMPIRAN B)

ADJUSMENT

SALDO AWAL *) NO

JENIS ASET

SATUAN ASET

1 Aset Saham Bank

Bank

2 Aset Saham Non Bank

Perusahaan

3 Aset Hak Tagih

Debitur

4 Aset Properti

Unit

5 Surat Berharga 6 Saham dan Kredit

JUMLAH

PENAMBAHAN/(PENGURANGAN)

MUTASI TRANSASKSI SALDO AKHIR PERIODE PENAMBAHAN

PENGURANGAN

JUMLAH

NILAI ASET

JUMLAH

NILAI ASET

JUMLAH

NILAI ASET

JUMLAH

NILAI

JUMLAH

NILAI ASET

JUMLAH

NILAI ASET

ASET

(Rp)

ASET

(Rp)

ASET

(Rp)

ASET

ASET

ASET

(Rp)

ASET

(Rp)

9

4.912.611.725.201

-

-

9

4.912.611.725.201

17

219.081.776.228

6

93.034.737.162

23

312.116.513.390

1.165

3.693.527.076.694

(17)

(253.586.241.133) 1.148

3.439.940.835.561

823

2.168.609.395.241

(1)

Perusahaan

11

17.708.532.590

-

Perusahaan

2

674.114.253.584

-

2.027

11.685.652.759.538

(12)

(6.266.970.000)

3.594.740.773.300

9.423.866.395

9

1.317.870.951.901

23

312.116.513.390

1.148

3.430.516.969.165

822

2.162.342.425.241

822

2.162.342.425.241

-

11

17.708.532.590

11

17.708.532.590

-

2

674.114.253.584

39.793.066.755

2

634.321.186.829

(166.818.473.971) 2.015

11.518.834.285.567

3.643.957.706.450

2.015

7.874.876.579.116

-

-

-

Untuk mata uang USD dikonversi dengan menggunakan kurs beli 31 Desember 2004 sebesar $ 1 = Rp. 9.224,*) Saldo per 24 Maret 2004

Lampiran -104 -

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 19

RINGKASAN DATA NOMINATIF ASET KREDIT YANG DISERAHKAN KEPADA TIM PEMBERESAN (TP) (Dalam Rupiah) TP

TP

PENAWARAN

CEK STATUS

Belum Ditawarkan

BERMASALAH BERPERKARA FREE & CLEAR UNKNOWN NON ATK INDIKASI LUNAS

Pernah Ditawarkan

BERMASALAH BERPERKARA FREE & CLEAR KARABHA DIGDAYA PT. TEXMACO UNKNOUWN

TP. T O T A L

TOTAL BALANCE

NILAI PENGALIHAN

7.063.438.160.103 3.274.115.441.176 33.093.295.968 516.997.385.043 2.999.702.962

5.836 261 7.855.889.267 36.441.744.438 130.012.423

1.759.476.634.621 19.356.054.567.588 609.339.364.979 1.017.973.300.346 28.711.008.344.460 2.744.775.323.146

229 920 80.854.180.204 164.521.628.544 471.395.902.288 338.422.137.664

65.089.271.520.392

1.099.621.502.074

Lampiran -105 -

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 20 PIUTANG NEGARA NON PERBANKAN INSTANSI PEMERINTAH DAN LEMBAGA NEGARA POSISI PER 31 DESEMBER 2004 (dalam rupiah) No.

Kementerian Negara/Lembaga

Jumlah

1

Dep. Kehutanan

2

Dep. Agama

33.318.288

3

Dep. Pertanian

77.534.860

4

Depdiknas

5

Dep. Perhubungan

6

Pemda

7

Dep. ESDM

8

Depnakertrans

9

Dep. Kimpraswil

842.560.987

10

Dep. Keuangan

323.465.293.593

11

Dep. Kesehatan

5.164.380.503

12

Deperindag

13

Depkeham

14

Bakorsutanal

15

Batan

16

BPN

723.070.000

17

BPPT

371.700.078.860

18

BPS

19 20

IJJDI Bulog Jumlah

296.251.349.165

7.483.636 5.412.869 1.711.418.502 22.179.968.997 3.815.000

783.679.918 19.854.235 191.501.897.540 2.982.140.115

1.971.560.394 51.631.575 5.662.000 1.219.482.111.037

Keterangan : 1 US$ = Rp. 9.290,00 1 EUR = Rp. 12,652.06

Lampiran -106 -

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 21

DATA ASSET KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA No

DTT

STATUS

ONS/OFF

AREA CODE

OPR.CODE

KETERANGAN

ITEMS

1

BP INDONESIA (Ex. ARCO)

OPERATOR

Wiriagar - Irian Jaya

WILAYAH KERJA

27-02-1993

PSC

ONS

05

045

Produksi

11

ASSET COST (US$) 20.244,07

ACCUM. DEPR. 14.213,23

BOOK VALUE 6.030,84

2

BP INDONESIA (Ex. ARCO)

Onw. Java Sea

19-01-1967

PSC-EXT

OFF

03

010

Produksi/Di Extend

7736

2.540.355.703,00

2.506.597.364,00

33.758.339,00

3

BUMI SIAK PUSAKO (Ex.Caltex)

CPP Area - C. Sumatra

09-08-1975

PSC

ONS

02

029

Produksi

7.970

270.459.872,00

270.459.872,00

0,00

4

CALTEX PACIFIC INDONESIA

MFK Area - C. Sumatra

25-11-1963

PSC

ONS

02

018

Produksi

430

5.020.314,00

5.019.282,01

1.031,99

5

CALTEX PACIFIC INDONESIA

Rumbai C.sum.(Kangguru)

09-08-1975

PSC

ONS

02

016

Produksi/Di Extend

129.964

3.897.009.474,83

3.658.682.465,81

238.327.009,02

6

CALTEX PACIFIC INDONESIA

C&T Siak C.Sum.(Blok I,II,III.)

25-09-1963

PSC

ONS

02

092

Produksi/Di Extend

976

19.976.132,50

18.867.758,52

1.108.373,98

7

CAMAR RES.(Ex.Enterprise,Gfb,INDO PACIFIC)

Bawean Block

12-02-1981

PSC

ONS/OFF

03

063

Produksi

98

8.069.931,00

5.095.900,00

2.974.031,00

8

CNOOC SE.BV. (Ex.Maxus,Ypf Maxus)

S.E. Sumatra

06-09-1968

PSC-EXT

OFF

02

011

Produksi/Di Extend

6.246

1.190.330.560,00

1.141.261.680,00

49.068.880,00

9

CONOCO PHILLIPS. (Ex.Asamera,Gulf res.)

Corridor - S. Sumatra

20-12-1983

PSC

ONS

02

012

Produksi/Di Extend

1.407

630.534.437,00

350.787.344,00

279.747.093,00

10

CONOCO PHILL.IPS (Ex.Asamera,Gulf res.)

North Sumatra Blok "A"

01-09-1961

PSC-EXT

ONS

02

004

Produksi/Di Extend

623

10.168.904,00

10.168.904,00

0,00

11

CONOCO PHILLIPS (Ex.Conoco)

Natuna Sea Blok "B"

16-10-1968

PSC-EXT

OFF

02

017

Produksi/Di Extend

2.200

1.221.603.552,00

554.340.657,00

667.262.895,00 1.024.951,00

12

COSTA INT'L (Ex.Japex Petr.)

Gebang - Sumatra Utara

29-11-1985

PSCJOB

ONS/OFF

02

034

Produksi

420

41.059.756,00

40.034.805,00

13

ENERGY EQUITY (Ex. BP)

Sengkang - South Sulawesi

25-04-1995

PSC

ONS

03

003

Produksi

417

17.980.909,00

17.546.463,00

434.446,00

14

EMP KANGEAN LTD. (Ex.Arbni,Bp Ind.)

Kangean Block Java Sea

14-11-1980

PSC

ONS/OFF

03

062

Produksi

650

337.524.000,00

275.367.000,00

62.157.000,00

15

EXXON MOBIL OIL INDONESIA

Bee Block

15-01-1970

PSC

ONS/OFF

02

019

Produksi

20.728

1.500.280.000,00

1.448.092.000,00

52.188.000,00

16

EXXON MOBIL OIL INDONESIA

NSO

18-02-1981

PSC

ONS

02

027

Produksi

618

471.974.000,00

206.142.000,00

265.832.000,00 49.186.000,00

17

EXXON MOBIL OIL INDONESIA

Pase Aceh

16-07-1968

PSC-EXT

ONS

02

066

Produksi/Di Extend

65

74.598.000,00

25.412.000,00

18

KODECO

W. Madura Block

07-05-1981

JOA

OFF

03

069

Produksi

765

43.797.690,00

34.901.205,00

8.896.485,00

19

KUFPEC

Seram non Bula

22-05-2000

PSC

ONS

05

136

Produksi

1.913

82.434.613,82

36.694.763,24

45.739.850,58

20

KALREZ PETR. (Ex. AGL,Santos)

Bula - Seram

22-05-2000

PSC

ONS

05

036

Produksi/Di Extend

1.193

6.253.996,00

6.069.292,00

184.704,00

21

KONDUR PETR. (Ex.Lasmo)

Malacca Strait

05-08-1970

PSC

ONS/OFF

02

033

Produksi/Di Extend

2.113

267.451.000,00

263.098.000,00

4.353.000,00

22

LAPINDO (Ex.Huffco)

Brantas - Jawa Timur

23-04-1990

PSC

ONS/OFF

03

021

Produksi

300

12.096.508,00

4.088.766,00

8.007.742,00

23

MEDCO E&P (Ex.Bonham,Enim,Eel,Amerada,Exspan)

Lematang Blok - S. Sumatra

06-04-1987

PSC

ONS

02

031

Produksi

14

6.101.183,00

6.101.183,00

0,00

24

MEDCO E&P (Ex.Stanvac,Exspan)

Barisan-Rimau C/S.Sumatra

23-04-1973

PSC

ONS

02

067

Produksi

1.735

100.183.861,00

78.842.136,00

21.341.725,00

25

MEDCO E&P (Ex.Stanvac,Exspan)

Kampar, C/S. SUM. Ext.

28-11-1963

PSC

ONS

02

168

Produksi/Di Extend

1.384

173.546.629,00

141.641.178,00

31.905.451,00

26

MEDCO E&P (Ex.Tesoro,Phillips,Exspan)

Tarakan Kaltim.

14-01-1982

PSC

ONS

04

078

Produksi/Di Extend

204

25.757.066,00

24.169.330,00

1.587.736,00

27

PETROCHINA (Ex.Trend, Santa fe,Devon)

Kepala Burung - Irian Jaya

15-10-1970

PSC

ONS

05

042

Produksi/Di Extend

7.772

113.985.387,00

111.836.277,00

2.149.110,00

28

PETROCHINA (Ex.Trend,Santa fe Devon)

Jabung - Jambi

27-02-1993

PSC

ONS

02

046

Produksi

2170

156.508.762,00

111.881.332,00

44.627.430,00

29

PETROCHINA (Ex.Trend,Santa fe,Devon)

Tuban East Java

29-02-1988

JOB

ONS

03

022

Produksi

948

83.078.278,00

78.142.368,00

4.935.910,00

30

PETROCHINA (Ex.Trend,Santa fe,Devon)

Salawati - Irian Jaya

23-04-1990

JOB

ONS/OFF

05

081

Produksi

345

21.126.991,00

19.587.405,00

1.539.586,00

31

PETROSELAT LTD. (Ex.Petronusa bb.)

Selat panjang - Riau

06-09-1991

PSC

ONS

02

070

Produksi

244

1.905.075,00

1.781.469,00

123.606,00

32

PREMIER OIL NATUNA SEA B.V. (Ex.Amoseas)

Natuna "A"

16-10-1989

PSC

OFF

02

014

Produksi

667

389.666.970,00

333.741.318,00

55.925.652,00

33

STAR ENERGY (Ex.Marathon,Clyde,Gulf,conocop.)

Kakap Block Natuna

22-03-1975

PSC

OFF

02

025

Produksi

1.335

365.481.809,90

331.987.290,13

33.494.519,77

34

TOTAL E&P INDONESIE

Mahakam

31-03-1966

PSC-EXT

ONS/OFF

04

013

Produksi/Di Extend

5.846

3.240.592.436,00

2.171.317.224,00

1.069.275.212,00

35

TALISMAN ENERGY (Ex.Bow V.Ex.CNWE.)

Ogan Komering-Sumsel.

29-02-1988

JOB

ONS

02

044

Produksi

9.101

44.602.642,00

37.596.973,00

7.005.669,00

36

UNOCAL INDONESIA (Ex. Mobil Makassar)

Makassar Strait

14-03-1973

PSC

OFF

04

051

Produksi/Di Extend

315

426.216.246,00

180.958.088,00

245.258.158,00

37

UNOCAL INDONESIA

E. Kal. W. Pasir + Attaka

28-08-1968

PSC-EXT

ONS/OFF

04

030

Produksi/Di Extend

8.415

679.959.986,00

605.522.876,00

74.437.110,00

38

YPF AMERADA HESS (Ex.Elf Aqut.Saga,Ypf)

Jambi Merang

10-02-1989

JOB

ONS

02

050

Evaluasi Utn.Pgbgn.

72

9.086.420,00

9.062.468,00

23.952,00

39

VICO INDONESIA

E. Kalimantan

08-08-1968

PSC-EXT

ONS

04

047

Produksi/Di Extend

11678

758.780.761,00

700.002.279,00

58.778.482,00

239.088,00 Rp

19.245.580.100,12 178.791.439.130.115

15.822.912.928,94 146.994.861.109.853

3.422.667.171,18 31.796.578.020.262

JUMLAH Keterangan: Jumlah dalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia tanggal 31 Desember 2004 1USD=Rp9.290

Lampiran -107 -

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 22

BAGIAN LANCAR UTANG JANGKA PANJANG LUAR NEGERI PROJECTED DEBT SERVICE: JANUARY - DECEMBER 2005 (IDR) Local currency/ IDR units; Exchange rates at: 31.12.2004 ) FIN_SOURCE

JAN

FEB

MAR

APR

MAY

JUN

JUL

AUG

SEP

OCT

NOV

DEC

TOTAL

PRINCIPAL BILATERAL COMMERCIAL CRDT. EXPORT CREDIT LEASING MULTILATERAL TOTAL PRINCIPAL

365.437.576.070

1.684.573.521.528

470.801.490.927

2.046.191.598.485

990.763.341.614

2.322.527.879.083

274.986.060.630

1.589.270.878.549

483.448.049.560

2.165.986.765.037

1.012.856.841.344

2.746.649.923.395

16.153.493.926.222

3.293.553.421

105.840.931

21.809.807.759

0

842.580.435

75.640.063.733

3.293.555.045

0

23.035.576.021

0

842.580.435

58.327.303.053

187.190.860.833

1.215.209.143.823

1.693.855.889.431

1.039.571.797.574

756.127.884.882

872.499.101.235

2.573.805.604.058

1.156.517.988.026

1.531.090.194.656

1.060.988.783.586

735.838.940.518

804.676.425.829

2.700.276.105.832

16.140.457.859.450

44.489.388.985

26.969.699.709

40.630.176.594

171.201.854.616

56.672.764.028

25.043.988.543

44.489.388.985

26.969.699.709

40.630.176.594

171.201.854.616

56.672.764.028

51.726.864.543

756.698.620.950

2.203.326.426.741 3.831.756.089.040

1.106.867.514.985 4.512.372.466.584

1.910.369.236.028 3.483.182.508.882

1.503.562.289.909 4.477.083.627.892

1.383.664.656.627 3.304.442.443.939

1.230.133.266.135 6.227.150.801.552

2.113.194.617.058 3.592.481.609.744

1.143.272.101.106 4.290.602.874.020

1.917.059.791.601 3.525.162.377.362

1.633.439.835.237 4.706.467.395.408

1.369.419.213.264 3.244.467.824.900

1.233.767.136.118 6.790.747.332.941

18.748.076.084.809 51.985.917.352.264

Lampiran -108 -

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 23 BAGIAN LANCAR UTANG OBLIGASI DALAM NEGERI PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah)

No.

Maturity

Principle

Rate

Accrued Principle

Indexed 2)

Unamortized

Date

Outstanding

(%)

Indexation 1)

Principle

Prem/(Disc)

Series

13,712,072,000,000

FIXED RATE BOND

0

13,712,072,000,000

BookValue

0

13,712,072,000,000

1. 

FR0003

15/05/2005

382,172,000,000

12,00000

0

382,172,000,000

0

382,172,000,000

2. 

FR0008

15/05/2005

7,508,224,000,000

16,50000

0

7,508,224,000,000

0

7,508,224,000,000

3. 

FR0009

15/05/2005

5,821,676,000,000

10,00000

0

5,821,676,000,000

0

5,821,676,000,000

5,980,172,000,000

VARIABLE RATE BOND

0

5,980,172,000,000

0

5,980,172,000,000

1. 

VR0007

25/04/2005

2,952,363,000,000

7,30416

0

2,952,363,000,000

0

2,952,363,000,000

2. 

VR0008

25/11/2005

3,027,809,000,000

7,30398

0

3,027,809,000,000

0

3,027,809,000,000

2,711,595,000,000

HEDGE BOND

112,476,474,215

2,824,071,474,215

0

2,824,071,474,215

1. 

HB0077

25/01/2005

451,977,000,000

4,10000

18,747,924,888

470,724,924,888

0

470,724,924,888

2. 

HB0078

25/02/2005

451,977,000,000

4,38000

18,747,924,888

470,724,924,888

0

470,724,924,888

3. 

HB0079

25/03/2005

451,977,000,000

4,55000

18,747,924,888

470,724,924,888

0

470,724,924,888

4. 

HB0080

25/04/2005

451,888,000,000

4,10000

18,744,233,184

470,632,233,184

0

470,632,233,184

5. 

HB0081

25/05/2005

451,888,000,000

4,38000

18,744,233,184

470,632,233,184

0

470,632,233,184

6. 

HB0082

25/06/2005

451,888,000,000

4,55000

18,744,233,184

470,632,233,184

0

470,632,233,184

CPI INDEX LINKED BOND 3)

7,577,070,130,896

0

7,577,070,130,896

0

7,577,070,130,896

1. 

SU002

01/04/2005

1,087,121,877,011

3,00000

0

1,087,121,877,011

0

1,087,121,877,011

2. 

SU002

01/10/2005

1,087,121,877,011

3,00000

0

1,087,121,877,011

0

1,087,121,877,011

3. 

SU004

01/06/2005

2,701,413,188,437

3,00000

0

2,701,413,188,437

0

2,701,413,188,437

4. 

SU004

01/12/2005

2,701,413,188,437

3,00000

0

2,701,413,188,437

0

2,701,413,188,437

GRAND TOTAL

29,980,909,130,896

112,476,474,215

30,093,385,605,111

0

30,093,385,605,111

1) Applied to hedge bonds 2) Net after accrued principle indexation 3) CPI indexed link bond is an amortized bonds

Lampiran -109 -

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 24

UTANG BUNGA DAN KEWAJIBAN LUAR NEGERI LAINNYA PROJECTED DEBT SERVICE: JANUARY - DECEMBER 2005 (IDR) Local currency/ IDR units; Exchange rates at: 31.12.2004 ) FIN_SOURCE

JAN

FEB

MAR

APR

MAY

JUN

JUL

AUG

SEP

OCT

NOV

DEC

TOTAL

INTERST BILATERAL

266.132.996.274

379.216.827.641

258.959.521.128

630.117.629.174

460.271.221.086

1.982.958.154.755

353.302.411.037

356.572.929.119

270.033.462.142

618.638.029.132

452.434.266.220

2.046.359.023.797

8.074.996.471.505

0

60.914.180.795

0

0

0

0

0

60.914.180.795

0

0

0

0

121.828.361.590

296.419.968

1.916.859

4.500.770.414

0

575.209.738

108.144.211.722

148.209.984

0

4.479.285.639

0

572.328.153

106.975.656.345

225.694.008.822

256.019.549.156

357.321.339.600

289.911.382.041

150.660.263.383

189.549.974.287

1.539.955.557.991

221.678.800.912

324.485.392.274

268.671.536.593

148.819.556.192

160.066.772.356

1.352.752.234.058

5.259.892.358.843

BONDS AND NOTES COMMERCIAL CREDIT EXPORT CREDIT LEASING MULTILATERAL TOTAL INTERST

2.621.279.486

1.868.774.963

2.777.098.232

16.776.718.165

6.245.742.733

1.815.026.680

2.011.743.102

1.521.232.592

2.296.506.596

13.837.140.333

5.454.986.733

1.457.526.018

58.683.775.633

1.051.397.157.167

516.846.614.970

590.641.742.893

696.730.502.506

653.949.273.588

739.682.878.955

989.321.384.231

483.273.921.301

550.052.703.321

686.411.365.140

630.360.423.512

718.290.151.276

8.306.958.118.860

1.576.467.402.051

1.316.169.654.828

1.146.790.514.708

1.494.285.113.228

1.310.591.421.432

4.372.555.830.103

1.566.462.549.266

1.226.767.656.081

1.095.533.494.291

1.467.706.090.797

1.248.888.776.974

4.225.834.591.494

22.048.053.095.253

FEES BILATERAL EXPORT CREDIT MULTILATERAL TOTAL FEES

Total bunga dan kewajiban LN lainnya

1.516.776.804

520.289.944

23.756.893

560.780.034

587.625.000

2.220.774.081

1.547.972.546

511.775.963

736.505.188

114.341.097.014

1.133.331.173

181.109.752

2.102.436.164

1.429.579.564

488.464.625

2.131.638.074

227.540.616

274.882.795

539.359.927

3.876.980.420

11.308.088.194

15.481.909.828

76.913.318

1.143.833.311

558.723.968 441.324.521

567.504.908

601.728.000

2.212.686.308

10.871.670.481

40.861.468

1.722.550.113

1.061.153.623

125.927.450.726

648.100.450

1.318.731.383

4.790.012.172

40.127.676.935

2.480.822.608

115.136.269.753

1.696.447.993

4.618.870.206

13.998.149.358

19.132.263.473

2.113.350.489

3.787.247.348

1.000.048.489

1.256.466.826

3.643.009.496

8.063.852.103

176.926.798.142

1.578.948.224.659

1.431.305.924.581

1.148.486.962.701

1.498.903.983.434

1.324.589.570.790

4.391.688.093.576

1.568.575.899.755

1.230.554.903.429

1.096.533.542.780

1.468.962.557.623

1.252.531.786.470

4.233.898.443.597

22.224.979.893.395

Lampiran -110 -

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 25 UTANG BUNGA OBLIGASI NEGARA PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah) Maturity No.

Series

Date

Principle

Rate (%)

178.733.094.000.000

FIXED RATE BOND

Accrued

Indexed

Principle

Principle

0

178.733.094.000.000

Accrued Interest

5.256.444.041.758

1. 

FR0002

15/06/2009

20.011.798.000.000

14,00000

0

20.011.798.000.000

2. 

FR0003

15/05/2005

382.172.000.000

12,00000

0

382.172.000.000

5.827.740.828

3. 

FR0004

15/02/2006

14.554.430.000.000

12,12500

0

14.554.430.000.000

661.775.377.670

4. 

FR0005

15/07/2007

18.403.245.000.000

12,25000

0

18.403.245.000.000

1.035.311.353.965

5. 

FR0008

15/05/2005

7.508.224.000.000

16,50000

0

7.508.224.000.000

157.424.932.608

6. 

FR0009

15/05/2005

5.821.676.000.000

10,00000

0

5.821.676.000.000

73.976.036.932

7. 

FR0010

15/03/2010

12.012.678.000.000

13,15000

0

12.012.678.000.000

466.920.781.182

8. 

FR0011

15/05/2010

800.000.000.000

13,55000

0

800.000.000.000

13.774.400.000

9. 

FR0012

15/05/2010

2.488.141.000.000

12,62500

0

2.488.141.000.000

39.917.246.063

10. 

FR0013

15/09/2010

5.453.601.000.000

15,42500

0

5.453.601.000.000

248.646.030.393

11. 

FR0014

15/11/2010

1.349.947.000.000

15,57500

0

1.349.947.000.000

26.716.801.077

12. 

FR0015

15/02/2011

7.264.938.000.000

13,40000

0

7.264.938.000.000

365.063.134.500

13. 

FR0016

15/08/2011

7.264.937.000.000

13,45000

0

7.264.937.000.000

366.421.627.469

14. 

FR0017

15/01/2012

7.209.063.000.000

13,15000

0

7.209.063.000.000

435.355.314.570

15. 

FR0018

15/07/2012

7.209.062.000.000

13,17500

0

7.209.062.000.000

436.184.296.310

16. 

FR0019

15/06/2013

11.856.341.000.000

14,25000

0

11.856.341.000.000

74.268.120.024

17. 

FR0020

15/12/2013

11.856.341.000.000

14,27500

0

11.856.341.000.000

74.398.539.775

18. 

FR0021

15/12/2010

2.000.000.000.000

14,50000

0

2.000.000.000.000

12.748.000.000

19. 

FR0022

15/09/2011

2.700.000.000.000

12,00000

0

2.700.000.000.000

95.769.000.000

20. 

FR0023

15/12/2012

11.332.500.000.000

11,00000

0

11.332.500.000.000

54.792.637.500

21. 

FR0024

15/10/2010

5.700.000.000.000

12,00000

0

5.700.000.000.000

144.694.500.000

22. 

FR0025

15/10/2011

8.804.000.000.000

10,00000

0

8.804.000.000.000

186.239.816.000

23. 

FR0026

15/10/2014

6.750.000.000.000

11,00000

0

6.750.000.000.000

157.065.750.000

220.571.106.000.000

VARIABLE RATE BOND

0

220.571.106.000.000

123.152.604.892

1.732.377.891.178

1. 

VR0007

25/04/2005

2.952.363.000.000

7,30416

0

2.952.363.000.000

39.260.523.174

2. 

VR0008

25/11/2005

3.027.809.000.000

7,30398

0

3.027.809.000.000

21.633.695.305

3. 

VR0009

25/03/2006

3.257.756.000.000

7,29278

0

3.257.756.000.000

3.958.173.540

4. 

VR0010

25/10/2006

8.601.494.000.000

7,30416

0

8.601.494.000.000

114.382.667.212

5. 

VR0011

25/02/2007

6.894.352.000.000

7,30398

0

6.894.352.000.000

49.260.145.040

6. 

VR0012

25/09/2007

9.515.924.000.000

7,29278

0

9.515.924.000.000

11.561.847.660

7. 

VR0013

25/01/2008

12.999.279.000.000

7,30416

0

12.999.279.000.000

172.864.412.142

8. 

VR0014

25/08/2008

14.503.625.000.000

7,30398

0

14.503.625.000.000

103.628.400.625

9. 

VR0015

25/12/2008

12.506.786.000.000

7,29278

0

12.506.786.000.000

15.195.744.990

10. 

VR0016

25/07/2009

13.682.992.000.000

7,30416

0

13.682.992.000.000

181.956.427.616

11. 

VR0017

25/06/2011

4.483.666.000.000

7,29278

0

4.483.666.000.000

5.447.654.190

12. 

VR0018

25/10/2012

1.065.483.000.000

7,30416

0

1.065.483.000.000

14.168.792.934

13. 

VR0019

25/12/2014

11.406.226.000.000

7,29278

0

11.406.226.000.000

13.858.564.590

14. 

VR0020

25/04/2015

9.899.007.000.000

7,30416

0

9.899.007.000.000

131.636.995.086

15. 

VR0021

25/11/2015

7.546.328.000.000

7,30398

0

7.546.328.000.000

53.918.513.560

16. 

VR0022

25/03/2016

9.666.749.000.000

7,29278

0

9.666.749.000.000

11.745.100.035

17. 

VR0023

25/10/2016

8.652.056.000.000

7,30416

0

8.652.056.000.000

115.055.040.688

18. 

VR0024

25/02/2017

9.909.300.000.000

7,30398

0

9.909.300.000.000

70.801.948.500

19. 

VR0025

25/09/2017

6.909.300.000.000

7,29278

0

6.909.300.000.000

8.394.799.500

20. 

VR0026

25/01/2018

5.442.142.000.000

7,30416

0

5.442.142.000.000

72.369.604.316

Lampiran -111-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 25 UTANG BUNGA OBLIGASI NEGARA PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah) Maturity

Accrued

Indexed

Principle

Principle

Accrued Interest

Series

Date

21. 

VR0027

25/07/2018

5.442.142.000.000

7,30416

0

5.442.142.000.000

72.369.604.316

22. 

VR0028

25/08/2018

7.033.994.000.000

7,30398

0

7.033.994.000.000

50.257.887.130

23. 

VR0029

25/08/2019

12.212.320.000.000

7,30398

0

12.212.320.000.000

87.257.026.400

24. 

VR0030

25/12/2019

10.503.015.000.000

7,29278

0

10.503.015.000.000

12.761.163.225

25. 

VR0031

25/07/2020

22.456.998.000.000

7,30416

0

22.456.998.000.000

298.633.159.404

No.

Principle

Rate (%)

2.711.595.000.000

HEDGE BOND

1,12476E+11

2.824.071.474.215

11.774.649.355

1. 

HB0077

25/01/2005

451.977.000.000

4,10000

18.747.924.888

470.724.924.888

3.513.669.198

2. 

HB0078

25/02/2005

451.977.000.000

4,38000

18.747.924.888

470.724.924.888

2.017.173.351

3. 

HB0079

25/03/2005

451.977.000.000

4,55000

18.747.924.888

470.724.924.888

357.061.830

4. 

HB0080

25/04/2005

451.888.000.000

4,10000

18.744.233.184

470.632.233.184

3.512.977.312

5. 

HB0081

25/05/2005

451.888.000.000

4,38000

18.744.233.184

470.632.233.184

2.016.776.144

6. 

HB0082

25/06/2005

451.888.000.000

4,55000

18.744.233.184

470.632.233.184

356.991.520

104.991.859.955.531

CPI INDEX LINKED BOND

0

104.991.859.955.531

406.047.577.816

1. 

SU002

01/04/2018

29.352.290.679.305

3,00000

0

29.352.290.679.305

219.539.050.834

2. 

SU004

01/12/2018

75.639.569.276.226

3,00000

0

75.639.569.276.226

186.508.526.982

0

144.536.094.294.530

59.699.691.122

0

144.536.094.294.530

59.699.691.122

736.000.000.000

9.290.000.000.000

194.012.154.696

736.000.000.000

9.290.000.000.000

194.012.154.696

144.536.094.294.530

SRBI

1. 

SRBI01

01/08/2033

RI0014

GRAND TOTAL

0.10000

8.554.000.000.000

INTERNATIONAL BOND

1. 

144.536.094.294.530

10/03/2014

8.554.000.000.000

660.097.749.250.061

6,75000

848.476.474.215

660.946.225.724.276

7.660.356.005.925

Lampiran -112-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 26

INTEREST, ACCRUED INTEREST, AND ACCRUED INDEXATION FORMULA COMPUTATION FOR GOVERNMENT BONDS FIXED RATE BONDS Fixed rate bonds are long-term debt instruments paying a semi-annual coupon on a fixed rate basis and can be issued at par, discount or premium. Formula: (1) Coupon = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year (2) Monthly Interest Accrual = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days in Month / Actual No of Days in Current Coupon Period (3) Monthly Amortization of Discount = Discount Amount * Actual No of Days in Month / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date (4) Monthly Amortization of Premium = Premium Amount * Actual No of Days in Month / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date (5) Interest Accrual as at Value Date = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days from Last Coupon Date / Actual No of Days in Current Coupon Period (6) Unamortized Discount as at Value Date = Discount Amount * Actual No of Days to Maturity Date / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date (7) Unamortized Premium as at Value Date = Premium Amount * Actual No of Days Actual No of Days to Maturity Date / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date VARIABLE RATE BONDS Variable rate bonds are long-term debt instruments paying a quarterly coupon at a rate that is indexed to a particular reference rate, currently the SBI rate. The coupon rate is determined at the beginning of the repricing (or coupon) period. Formula: (1) Coupon = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year (2) Monthly Interest Accrual = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days in Month / Actual No of Days in Current Coupon Period (3) Interest Accrual as at Value Date = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days from Issue (Previous Coupon) Date / Actual No of Days in Current Coupon Period HEDGE BONDS Hedge Bonds are long-term debt instruments issued at par that pay a floating coupon rate quarterly on the 25th of the month with the interest rate based on 3-month SIBOR. The coupon is calculated based on the principal being indexed to movements in the Rupiah / US dollar foreign exchange rate. The interest rate is determined at the start of the repricing period using the 3-month SIBOR rate and the IDR/USD exchange rate determined two days prior (T-2) to the coupon date (23rd of the month). Payment of principal on maturity is indexed to the IDR/USD exchange rate. Formula: (1) Indexation Amount = Nominal Principal * Current Index – Original Index / Original Index Lampiran -113-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 26

(2) (3) (4) (5) (6)

Coupon = (Nominal Principal + Indexation Amount) * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year Monthly Interest Accrual = (Nominal Principal + Indexation Amount) * Coupon Rate/ Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days in Month / Actual No of Days in Current Coupon Period Increment in Bond Principal = Current Indexed Principal – Previous Indexed Principal Monthly Accrual for Increment = (Nominal Principal * Current Index – Original Index / Original Index) – Previous Indexed Principal Interest Accrual as at Value Date = (Nominal Principal + Indexation Amount) * Coupon Rate/ Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days from Last Coupon Date / Actual No of Days in Current Coupon Period

Lampiran -114-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 27

OBLIGASI NEGARA JANGKA PANJANG PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah)

No.

Series

Maturity

Principle

Rate

Accrued Principle

Indexed 2)

Unamortized

Date

Outstanding

(%)

Indexation 1)

Principle

Prem(+)/Disc(-)

165,021,022,000,000

FIXED RATE BOND

0

165,021,022,000,000

BookValue

(1,069,295,350,370)

163,951,726,649,630

1. 

FR0002

15/06/2009

20,011,798,000,000

14,00000

0

20,011,798,000,000

0

20,011,798,000,000

2. 

FR0004

15/02/2006

14,554,430,000,000

12,12500

0

14,554,430,000,000

0

14,554,430,000,000

3. 

FR0005

15/07/2007

18,403,245,000,000

12,25000

0

18,403,245,000,000

0

18,403,245,000,000

4. 

FR0010

15/03/2010

12,012,678,000,000

13,15000

0

12,012,678,000,000

0

12,012,678,000,000

5. 

FR0011

15/05/2010

800,000,000,000

13,55000

0

800,000,000,000

0

800,000,000,000

6. 

FR0012

15/05/2010

2,488,141,000,000

12,62500

0

2,488,141,000,000

0

2,488,141,000,000

7. 

FR0013

15/09/2010

5,453,601,000,000

15,42500

0

5,453,601,000,000

0

5,453,601,000,000

8. 

FR0014

15/11/2010

1,349,947,000,000

15,57500

0

1,349,947,000,000

0

1,349,947,000,000

9. 

FR0015

15/02/2011

7,264,938,000,000

13,40000

0

7,264,938,000,000

0

7,264,938,000,000

10. 

FR0016

15/08/2011

7,264,937,000,000

13,45000

0

7,264,937,000,000

0

7,264,937,000,000

11. 

FR0017

15/01/2012

7,209,063,000,000

13,15000

0

7,209,063,000,000

0

7,209,063,000,000

12. 

FR0018

15/07/2012

7,209,062,000,000

13,17500

0

7,209,062,000,000

0

7,209,062,000,000

13. 

FR0019

15/06/2013

11,856,341,000,000

14,25000

0

11,856,341,000,000

0

11,856,341,000,000

14. 

FR0020

15/12/2013

11,856,341,000,000

14,27500

0

11,856,341,000,000

0

11,856,341,000,000

15. 

FR0021

15/12/2010

2,000,000,000,000

14,50000

0

2,000,000,000,000

-12,023,197,534

1,987,976,802,466

16. 

FR0022

15/09/2011

2,700,000,000,000

12,00000

0

2,700,000,000,000

-23,529,315,156

2,676,470,684,844

17. 

FR0023

15/12/2012

11,332,500,000,000

11,00000

0

11,332,500,000,000

-357,257,945,321

10,975,242,054,679

18. 

FR0024

15/10/2010

5,700,000,000,000

12,00000

0

5,700,000,000,000

-213,932,347,124

5,486,067,652,876

19. 

FR0025

15/10/2011

8,804,000,000,000

10,00000

0

8,804,000,000,000

-288,942,273,838

8,515,057,726,162

20. 

FR0026

15/10/2014

6,750,000,000,000

11,00000

0

6,750,000,000,000

-173,610,271,397

6,576,389,728,603

214,590,934,000,000

VARIABLE RATE BOND

0

214,590,934,000,000

0

214,590,934,000,000

1. 

VR0009

25/03/2006

3,257,756,000,000

7,29278

0

3,257,756,000,000

0

3,257,756,000,000

2. 

VR0010

25/10/2006

8,601,494,000,000

7,30416

0

8,601,494,000,000

0

8,601,494,000,000

3. 

VR0011

25/02/2007

6,894,352,000,000

7,30398

0

6,894,352,000,000

0

6,894,352,000,000

4. 

VR0012

25/09/2007

9,515,924,000,000

7,29278

0

9,515,924,000,000

0

9,515,924,000,000

5. 

VR0013

25/01/2008

12,999,279,000,000

7,30416

0

12,999,279,000,000

0

12,999,279,000,000

6. 

VR0014

25/08/2008

14,503,625,000,000

7,30398

0

14,503,625,000,000

0

14,503,625,000,000

7. 

VR0015

25/12/2008

12,506,786,000,000

7,29278

0

12,506,786,000,000

0

12,506,786,000,000

8. 

VR0016

25/07/2009

13,682,992,000,000

7,30416

0

13,682,992,000,000

0

13,682,992,000,000

9. 

VR0017

25/06/2011

4,483,666,000,000

7,29278

0

4,483,666,000,000

0

4,483,666,000,000

10. 

VR0018

25/10/2012

1,065,483,000,000

7,30416

0

1,065,483,000,000

0

1,065,483,000,000

11. 

VR0019

25/12/2014

11,406,226,000,000

7,29278

0

11,406,226,000,000

0

11,406,226,000,000

12. 

VR0020

25/04/2015

9,899,007,000,000

7,30416

0

9,899,007,000,000

0

9,899,007,000,000

13. 

VR0021

25/11/2015

7,546,328,000,000

7,30398

0

7,546,328,000,000

0

7,546,328,000,000

Lampiran -115-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 27

OBLIGASI NEGARA JANGKA PANJANG PER 31 DESEMBER 2004 (Dalam Rupiah)

Maturity

Principle

Rate

Accrued Principle

Indexed 2)

Unamortized

Series

Date

Outstanding

(%)

Indexation 1)

Principle

Prem(+)/Disc(-)

14. 

VR0022

25/03/2016

9,666,749,000,000

7,29278

0

9,666,749,000,000

0

9,666,749,000,000

15. 

VR0023

25/10/2016

8,652,056,000,000

7,30416

0

8,652,056,000,000

0

8,652,056,000,000

16. 

VR0024

25/02/2017

9,909,300,000,000

7,30398

0

9,909,300,000,000

0

9,909,300,000,000

17. 

VR0025

25/09/2017

6,909,300,000,000

7,29278

0

6,909,300,000,000

0

6,909,300,000,000

18. 

VR0026

25/01/2018

5,442,142,000,000

7,30416

0

5,442,142,000,000

0

5,442,142,000,000

19. 

VR0027

25/07/2018

5,442,142,000,000

7,30416

0

5,442,142,000,000

0

5,442,142,000,000

20. 

VR0028

25/08/2018

7,033,994,000,000

7,30398

0

7,033,994,000,000

0

7,033,994,000,000

21. 

VR0029

25/08/2019

12,212,320,000,000

7,30398

0

12,212,320,000,000

0

12,212,320,000,000

22. 

VR0030

25/12/2019

10,503,015,000,000

7,29278

0

10,503,015,000,000

0

10,503,015,000,000

23. 

VR0031

25/07/2020

22,456,998,000,000

7,30416

0

22,456,998,000,000

0

22,456,998,000,000

No.

CPI INDEX LINKED BOND 3)

97,414,789,824,635

0

97,414,789,824,635

BookValue

0

97,414,789,824,635

1. 

SU002

01/04/2018

27,178,046,925,282

3,00000

0

27,178,046,925,282

0

27,178,046,925,282

2. 

SU004

01/12/2018

70,236,742,899,353

3,00000

0

70,236,742,899,353

0

70,236,742,899,353

144,536,094,294,530

SRBI

1. 

SRBI01

01/08/2033

144,536,094,294,530

0

0.10000

0

144,536,094,294,530

0

144,536,094,294,530

0

144,536,094,294,530

1.361.334.000.000

Pinjaman Pendanan KUMK eks SU-005

1.361.334.000.000

Penarikan

GRAND TOTAL

144,536,094,294,530

621.562.840.119.165

-

621.562.840.119.165

(1.069.295.350.370)

621.854.878.768.795

1) Applied to hedge bonds & International Bonds 2) Net after accrued principle indexation 3) CPI indexed link bond is an amortized bonds

Lampiran -116-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 28

DAFTAR PENGAWASAN SALDO REKENING SEMENTARA CADANGAN SUBSIDI DAN PSO (ESCROW ACCOUNT) (dalam rupiah) REKENING ESCROW NO

NILAI

JENIS SUBSIDI

1 BBM

BANK

NAMA REKENING

NO. REK

REKENING A.n.

SISA SPM

BUNGA

Mandiri Cab. Jkt Gambir

Rek. Cad Dana Subsidi BBM TA 2000

119-00-0009311-0

PT. PERTAMINA

200.000.000.000,00

-

200.000.000.000,00

BNI Cab Jkt Gambir

Cad Subsidi BBM TA 2001

89,000,690,384,708

PT. PERTAMINA

200.000.000.000,00

-

200.000.000.000,00

BRI Cab Jkt Veteran

Cad Subsidi BBM TA 2002

0329-01-001285-30-4

PT. PERTAMINA

144.463.783.002,00

343.955.182,00

544.463.783.002,00 2 Pangan

343.955.182,00

Cad Subsidi Pangan TA 2001

0206-01-000089-30-1

Perum BULOG

65.921.450.580,00

-

65.921.450.580,00

BRI KCK Sudirman

Rek Cad Dana Subsisi Pangan TA 2003

0206-01-001939-30-5

Perum BULOG

155.178.346.179,00

-

155.178.346.179,00

Bukopin Pusat

Rek Titipan Subsidi Pangan

1016053-01-1

Perum BULOG

382.207.504.956,00

647.439.336,25

382.854.944.292,25

Bukopin Pusat

Rek Cad Dana Subsidi {angan TA 2003

1016977-01-9

Perum BULOG

53.988.905.154,00

91.440.615,16

Mandiri Cab. Melawai

Rek Cad Dana Susidi Listrik TA 2000

BNI Cab Kby Baru

Cad Subsidi Listrik TA 2002

738.879.951,41

126-00-9903363-0

PT. PLN

-

1.209.985.555,34

PT. PLN

-

1.094.028.495,00 2.304.014.050,34

1.209.985.555,34 1.094.028.495,00 2.304.014.050,34

Mandiri Cab. Cikampek

Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003

132-00-04113642-1

PT. Pupuk Kujang

-

101.104.871,18

101.104.871,18

BNI Cab. Utama Mayestik

Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003

76,011,722,990,001

PT. Pupuk Sriwijaya

-

212.184.400,00

212.184.400,00

BRI Cab. Gresik

Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003

0026-01-000410-30-8

PT. Petrokimia Gresik

-

302.483.355,00

302.483.355,00

Mandiri Cab Kebon Sirih

Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003

121-00-0410980-1

PT. Pupuk Kaltim

-

77.781.079,40

5 PSO

54.080.345.769,16 658.035.086.820,41

22,000,604,189,009

4 Pupuk

144.807.738.184,00 544.807.738.184,00

BRI KCK Sudirman

657.296.206.869,00 3 Listrik

SALDO AKHIR

BNI Cab. Kramat Jkt

Sub Account Cad Dana PSO

10560823

Dirjen Perbendaharaan

693.553.705,58

1.201.759.989.871,00

77.781.079,40 693.553.705,58

4.080.402.889,33

#############

Lampiran -117-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 29

REKENING SUB ACCOUNT DANA BAGI HASIL SDA PADA PT. BNI (PERSERO) Tbk Cabang Kramat Jakarta (Dalam Rupiah)

REKENING ESCROW NO

N I LAI

JENIS SUBSIDI

REKENING A.n. BANK

NAMA REKENING

NO. REK

SISA SPM

SALDO AKHIR

KET

1 DBH SDA Kehutanan

BNI Cab. Kramat Jkt

Sub Acc Dana bagi Hasil SDA Kehutanan

0010560801

395.097.838.361,00

0,00

395.097.838.361,00

Saldo menurut BB

2 DBH SDA Perikanan

BNI Cab. Kramat Jkt

Sub Acc Dana bagi Hasil SDA Perikanan

0010560798

64.752.033.042,00

0,00

64.752.033.042,00

Saldo menurut BB

3 DBH SDA PU

BNI Cab. Kramat Jkt

Sub Acc Dana bagi Hasil SDA Pertb. Umum

0010560812

607.180.504.694,00

0,00

607.180.504.694,00

Saldo menurut BB

1.067.030.376.097,00

Ket

BUNGA

SDA Kehutanan

0,00

1.067.030.376.097,00

Saldo menurut rek. Koran Rp.395.097.838.361, terdapat selisih sebesar Rp 35.908.179.428 (Sisa DBH dan Jasa Giro) Sisa DBH SDA Kehutanan Tahun 2003 sebesar Rp 35.801.427.506 ditransfer ke Rekening BUN tanggal 3 Januari 2005 dengan surat No. S-1326/PB/2004 tgl 30 Desember 2004

SDA Perikanan

Saldo menurut Rek. Koran Rp 64.752.033.042 terdapat selisih sebesar Rp 32.452.010.520 (Sisa DBH SDA dan Jasa Giro) Sisa DBH SDA Perikanan Tahun 2003 sebesar Rp 32.379.627.328 ditransfer ke Rekening BUN tanggal 3 Januari 2005 dengan surat No. S-1327/PB/2004 tanggal 30 Desember 2004

SDA Pertamb.Umum

Saldo menurut rek.koran Rp 607.180.504.694, terdapat selisih sebesar Rp 455.648.524.241 (Sisa DBH SDA dan Jasa Giro) Sisa DBH SDA Pertambangan Umum Tahun 2003 sebesar Rp 454.649.768.533 ditransfer ke Rekening BUN tanggal 3 Januari 2005 dengan surat No. S-1328/PB/2004 tanggal 30 Desember 200

Lampiran -118-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 30 REKAPITULASI ASET, KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PER 31 DESEMBER 2004 (dalam rupiah)

NO

KODE BA

1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

01 05 06 07 08 10 11 12 13 15 18 19 20 22 23 24 25 26 27 28 32 33 34 35 36 40 41

NAMA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

MajelisPermusyawaratan Rakyat Mahkamah Agung Kejaksanaan Agung Lembaga Kepresidenan Sekretariat Wakil Presiden Departemen Dalam Negeri Departemen Luar Negeri Departemen Pertahanan Departemen Hukum dan HAM Departemen Keuangan Departemen Pertanian Departemen Perindustrian dan Perdagangan Departemen Energi dan SDM Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi Departemen Pendidikan Nasional Departemen Kesehatan Departemen Agama Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Departemen Sosial Departemen Kehutanan Departemen Kelautan dan Perikanan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian BUMN

ASET

242.686.679.153 137.902.081.351 416.846.512.129 1.262.758.302.300 81.754.700.832 431.235.091.634 1.796.933.742.987 63.335.744.940.586 1.280.429.006.771 32.435.589.138.768 6.689.123.162.536 662.160.403.341 7.244.198.185.992 16.802.468.369.143 6.358.726.106.980 2.518.166.750.864 2.663.267.662.621 1.064.132.201.313 434.399.158.335 3.390.797.861.676 1.481.099.473.687 42.481.182.279.914 46.141.369.757 14.101.891.000 10.563.653.000 359.800.948.845 23.040.840.444

KEWAJIBAN

6.508.288.697 2.721.705.701 0 6.651.804.923 593.704.644 556.465.107 522.984.567.832 108.407.651.727 2.983.253.225 3.292.243.710 0 7.931.026.008 372.836.704 7.884.842.635 0 102.250.679.741 0 21.472.500 125.400.000 16.280.640.572 5.701.708.522 0 0 0 0 0 851.327

EKUITAS

236.178.390.456 135.180.375.650 416.846.512.129 1.256.106.497.377 81.160.996.188 430.678.626.527 1.273.949.175.155 63.227.337.288.859 1.277.445.753.546 32.432.296.895.058 6.689.123.162.536 654.229.377.333 7.243.825.349.288 16.794.583.526.508 6.358.726.106.980 2.415.916.071.123 2.663.267.662.621 1.064.110.728.813 434.273.758.335 3.374.517.221.104 1.475.397.765.165 42.481.182.279.914 46.141.369.757 14.101.891.000 10.563.653.000 359.800.948.845 23.039.989.117

Lampiran -119-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 30 REKAPITULASI ASET, KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PER 31 DESEMBER 2004 (dalam rupiah)

NO

KODE BA

30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53

42 43 44 47 48 50 51 52 53 54 55 56 57 59 60 63 64 65 66 67 68 74 75 76

NAMA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Kementerian Riset dan Teknologi Kementerian Lingkungan Hidup Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Pemberdayaan Perempuan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Badan Intelejen Negara Lembaga Sandi Negara Dewan Ketahanan Nasional Badan Urusan Logistik Badan Pusat Statistik Kantor Menneg PPN/Bappenas Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional Kementerian Komunikasi dan Informasi Kepolisian Negara RI Badan Pengawasan Obat dan Makanan Lembaga Ketahanan Nasional Badan Koordinasi Penanaman Modal Badan Narkotika Nasional Kementerian Percepatan Pembangunan KTI Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Badan Metereologi dan Geofisika Komisi Pemberantasan Korupsi JUMLAH

ASET

2.607.982.120.502 25.549.266.080 2.102.345.861.139 10.423.412.079 786.271.434.066 591.956.156.475 458.782.239.528 4.608.538.795 338.654.867.867 297.012.657.124 92.534.371.569 606.248.132.467 155.038.786.980 475.261.139.106 52.855.189.269.698 69.257.742.192 21.826.081.175 144.136.340.590 211.424.390.512 17.683.005.297 5.634.906.334.941 6.608.916.355 7.925.813.748 275.024.941.764 262.295.039.191.186

KEWAJIBAN

1.147.857.642 2.165.000.080 42.808.121.107 397.036.211 1.835.032.431 0 353.877 157.385.900 10.945.028 2.438.171.498 1.469.574.814 43.669.131.545 0 969.918.102 0 2.016.812.818 0 0 178.447.400 (460.015) 4.877.905.853 9.169.690 187.688.132 0 899.607.235.688

EKUITAS

2.606.834.262.860 23.384.266.000 2.059.537.740.032 10.026.375.868 784.436.401.635 591.956.156.475 458.781.885.651 4.451.152.895 338.643.922.839 294.574.485.626 91.064.796.755 562.579.000.922 155.038.786.980 474.291.221.004 52.855.189.269.698 67.240.929.374 21.826.081.175 144.136.340.590 211.245.943.112 17.683.465.312 5.630.028.429.088 6.599.746.665 7.738.125.616 275.024.941.764 261.395.431.955.498

Lampiran -120-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2004

Lampiran 31

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2004

DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN APBN TAHUN ANGGARAN 2004

Lampiran -121-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL................................................................................................................................... 123 DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................................ 123 I.

PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 124

II.

UMUM ..................................................................................................................................... 124

A.

B.

Profil Surat Utang Negara............................................................................................................. 124 1. Obligasi Negara Berdenominasi Rupiah ..................................................................................... 124 a) Obligasi berbunga tetap (fixed rate bonds – FR) ................................................................ 124 b) Obligasi berbunga mengambang (variable rate bonds – VR) .............................................. 124 c) Obligasi lindung nilai (hedge bonds – HB)........................................................................ 125 d) Surat utang kepada BI (SU).............................................................................................. 125 e) SRBI (Special Rate Bank Indonesia)................................................................................... 125 2. Obligasi Negara Berdenominasi Mata Uang Asing...................................................................... 126 Mekanisme Penerbitan Surat Utang Negara ................................................................................... 126

III.

POSISI SURAT UTANG NEGARA ................................................................................................. 126

A. B. C.

Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara.............................................................................. 126 Penyebab Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara............................................................... 128 Struktur Jatuh Tempo Surat Utang Negara ..................................................................................... 129

IV.

KEGIATAN TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA........................................ 130

A.

Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang............................................ 130 1. Penerbitan Melalui Lelang ......................................................................................................... 130 a) Realisasi Penerbitan Melalui Lelang .................................................................................. 130 b) Diskon dan Bunga Berjalan (Accrued Interest) ................................................................... 131 c) Struktur SUN yang Diterbitkan.......................................................................................... 131 d) Antusiasme Masyarakat................................................................................................... 131 2. Penerbitan Tanpa Melalui Lelang ............................................................................................... 131 a) Penerbitan International Bonds......................................................................................... 131 b) Penerbitan Obligasi Negara Pengganti Hedge Bonds Jatuh Tempo..................................... 132 3. Total Realisasi Tunai Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang.......... 133 Pemenuhan Kewajiban (Debt Service Cost) dan Pembelian Kembali ................................................. 133 1. Pembayaran Bunga, Utang Bunga dan Biaya Penerbitan.............................................................. 133 a) Bunga ON Berdenominasi Rupiah.................................................................................... 133 b) Bunga dan Biaya Penerbitan ON Berdenominasi USD (RI0014).......................................... 134 c) Pembayaran Utang Bunga............................................................................................... 134 2. Pembayaran/Pelunasan Pokok ................................................................................................... 134 a) Buyback Program ........................................................................................................... 135 b) Divestasi BPD ................................................................................................................. 136 Kegiatan Lainnya Terkait dengan Pengelolaan Surat Utang Negara ................................................. 136 1. Restrukturisasi Surat Utang (SU) dengan Bank Indonesia .............................................................. 136 2. Pengembangan Pasar SUN........................................................................................................ 137 3. Memantau Rekening Terkait dengan Pengelolaan SUN................................................................ 138

B.

C.

V.

ANGGARAN DAN REALISASI ANGGARAN................................................................................... 139

A.

B.

Anggaran Pengeluaran................................................................................................................. 139 1. Pembayaran Pokok SUN ........................................................................................................... 139 a) Kelebihan atas pembayaran pokok jatuh tempo sebesar Rp845.469,00. ............................ 139 b) Kelebihan atas pembayaran pokok obligasi dibeli kembali (buyback program) sebesar Rp869.970.000.000,00. ................................................................................................ 139 c) Belum dianggarkannya pembayaran utang bunga untuk tahun 2004, sebesar Rp510.958.199.745,00. ................................................................................................ 140 2. Pembayaran Bunga SUN ........................................................................................................... 140 Anggaran Penerimaan Pembiayaan ............................................................................................... 140

VI.

PENUTUP.................................................................................................................................. 140 Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 122-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR TABEL Tabel 1: Ringkasan Perubahan Posisi Nominal SUN Tahun 2004.............................................................. 127 Tabel 2: Pelunasan Hedge Bonds Jatuh Tempo ....................................................................................... 132 Tabel 3: Penerimaan Tunai Penerbitan SUN ............................................................................................ 133 Tabel 4: Biaya Penerbitan RI0014........................................................................................................... 134 Tabel 5: Pembayaran/Pelunasan Pokok Obligasi Negara ......................................................................... 135 Tabel 6: Hasil Pembelian Kembali (Buyback) Obligasi Negara .................................................................. 135 Tabel 7: Saldo Utang Pemerintah Kepada Bank Indonesia per 1 Januari 2005 .......................................... 136 Tabel 8: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara ........................................................................ 137 Tabel 9: Realisasi APBN Untuk Pos Pembayaran Pokok dan Bunga SUN.................................................... 139

DAFTAR GRAFIK Grafik 1: Perbandingan Komposisi Obligasi Berbunga Tetap Dengan Obligasi Berbunga Mengambang...... 127 Grafik 2: Saldo Surat Utang Negara Akhir Tahun 2000-2004 .................................................................. 128 Grafik 3: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR dan VR) .......................................... 129 Grafik 4: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR, VR dan International Bonds*)........... 129 Grafik 5: Pembayaran Bunga Surat Utang Negara 2000 – 2004 .............................................................. 133 Grafik 6: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara di Pasar Sekunder Januari 2003 – Desember 2004.................................................................................................................................... 138

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 123-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 I.

PENDAHULUAN

Laporan pertanggungjawaban pengelolaan Surat Utang Negara (SUN) ini disusun dalam rangka pemenuhan amanat pasal 16 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, sebagai berikut: Pasal 16 (1) Menteri wajib menyelenggarakan penatausahaan dan membuat pertanggungjawaban atas pengelolaan Surat Utang Negara dan dana yang dikelola. (2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan sebagai bagian dari pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Selain itu, dengan disampaikannya laporan ini sebagai bagian dari pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), masyarakat berkesempatan mengetahui secara jelas dan transparan informasi terkait dengan pengelolaan Surat Utang Negara. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk mengelola sektor keuangan yang transparan, profesional dan bertanggung jawab. Seluruh angka dan data yang digunakan dalam laporan ini meliputi data selama setahun selama periode anggaran 1 Januari 2004 sampai 31 Desember 2004, kecuali secara jelas dinyatakan lain. II.

UMUM A. Profil Surat Utang Negara

Surat Utang Negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. Tujuan penerbitan SUN ialah untuk: (1) membiayai defisit APBN, (2) menutup kekurangan kas jangka pendek, dan (3) mengelola portofolio utang negara. Secara umum SUN dapat dibedakan atas Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu sampai dengan 12 bulan dan Obligasi Negara (ON) yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Sampai akhir tahun 2004, Pemerintah baru menerbitkan ON dan belum pernah menerbitkan SPN. Menurut denominasi mata uangnya, ON yang telah diterbitkan Pemerintah dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu ON berdenominasi Rupiah dan ON berdenominasi valuta asing. 1. Obligasi Negara Berdenominasi Rupiah Obligasi negara berdenominasi Rupiah dapat dipisahkan ke dalam beberapa jenis, yaitu: a) Obligasi berbunga tetap (fixed rate bonds – FR) Obligasi jenis ini memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada saat penerbitan, dan dibayarkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan. Berdasarkan posisi akhir tahun 2004, tingkat kupon obligasi jenis FR berkisar antara 10% sampai 16,5%, yang terdiri dari 23 seri, dengan masa jatuh temponya berkisar antara tahun 2005 sampai 2014. Obligasi jenis FR dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. b) Obligasi berbunga mengambang (variable rate bonds – VR) Obligasi berbunga mengambang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan secara periodik berdasarkan referensi tertentu. Dalam hal ini referensi yang digunakan ialah tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berjangka 3 bulan. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan. Sampai akhir tahun 2004, terdapat 25 seri VR yang jatuh temponya berkisar antara tahun 2005 sampai dengan 2020. Obligasi jenis VR dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 124-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 c) Obligasi lindung nilai (hedge bonds – HB) Obligasi lindung nilai (HB) diterbitkan untuk menutup net open position (NOP) beberapa bank, saat bankbank tersebut dalam proses rekapitalisasi perbankan. Secara umum NOP ialah suatu ukuran yang membandingkan antara aktiva valas dengan kewajiban valas perbankan. Semakin besar selisih antara aktiva valas dengan kewajiban valas, akan menyebabkan semakin meningkatnya NOP sehingga semakin besar pula risiko valas yang dihadapi bank yang bersangkutan. Bank Indonesia menetapkan aturan besarnya NOP yang harus dipatuhi oleh perbankan. Pokok obligasi jenis hedge bonds diterbitkan dalam denominasi Rupiah dengan memperhatikan NOP bank rekap pada saat pelaksanaan rekapitalisasi. Pada saat jatuh tempo pembayaran baik pokok maupun kupon, nilai nominalnya akan disesuaikan terlebih dahulu terhadap nilai tukar Rp/USD yang berlaku. Apabila nilai tukar Rupiah terhadap USD pada saat jatuh tempo pembayaran melemah dibanding nilai tukar pada saat penerbitan, maka nilai nominal HB setelah indeksasi akan meningkat sehingga meningkatkan jumlah pembayaran pokok dan bunga yang jatuh tempo, dan sebaliknya. Tingkat kupon HB ditetapkan secara periodik berdasarkan referensi tertentu, yaitu SIBOR + margin 2%. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan sekali. Pada akhir tahun 2004 terdapat 6 seri HB yang masih belum jatuh tempo, dan dimiliki oleh satu bank rekap. Obligasi jenis HB ini tidak dapat diperdagangkan. d) Surat utang kepada BI (SU) Dalam rangka program penjaminan perbankan dan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) pada tahun 1998 dan 1999 Pemerintah menerbitkan empat seri SU, yaitu SU-001, SU-002, SU-003 dan SU-004, dengan total nominal sebesar Rp218,3 triliun. SU-001 dan SU-003 merupakan SU yang diterbitkan dalam rangka BLBI yang dikucurkan oleh Bank Indonesia saat krisis moneter tahun 1998/1999. SU-002 merupakan penyertaan modal negara pada Bank Ekspor Impor Indonesia. Sementara SU-004 merupakan surat utang yang diterbitkan dalam rangka program penjaminan Pemerintah. Sesuai dengan terms & conditions awalnya, Obligasi jenis ini memiliki tingkat bunga tetap sebesar 3% yang diperhitungkan atas pokok yang diindeks berdasarkan inflasi. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan sekali. Sementara pokok utang diamortisasi (dicicil) setiap enam bulan sekali secara proporsional atas dasar pokok yang telah diindeks. Pembayaran cicilan pokok dilakukan bersamaan dengan pembayaran bunga, dan dimulai setelah masa tenggang (grace period) berakhir. Sebagai bagian dari penyelesaian BLBI, Pemerintah dan BI telah sepakat untuk mengganti SU-001 dan SU-003 dengan menerbitkan surat utang jenis baru yaitu SRBI (Special Rate Bank Indonesia) pada tanggal 7 Agustus 2003. Adanya kesepakatan tersebut telah mengubah terms & conditions awal yang secara lebih rinci dijelaskan pada bagian tersendiri di bawah ini. Selain SU-001, SU-002, SU-003 dan SU-004, Pemerintah juga menerbitkan SU-005 untuk pembiayaan kredit program. Obligasi ini jatuh tempo tahun 2009, dan memiliki tingkat kupon yang ditetapkan berdasarkan tingkat bunga SBI berjangka 3 bulan. SU-005 memiliki plafon sebesar Rp9,97 triliun, namun demikian jumlah realisasi yang menjadi utang pemerintah hanyalah jumlah dana yang sudah disalurkan dalam rangka pembiayaan beberapa skim kredit program, yang per posisi akhir tahun 2004 berjumlah Rp1,36 triliun. Pada tanggal 6 September 2001, Pemerintah juga telah menerbitkan SU-006 sebesar nominal Rp40.000.000.000.000. Jumlah nominal atas SU-006 ini merupakan jumlah maksimum, sehingga baru akan menjadi utang jika memang sudah ditarik. Namun sampai 31 Desember 2004 belum terpakai sama sekali, sehingga nilai utang Pemerintah atas SU-006 ini per tanggal 31 Desember 2004 adalah nol. Dana yang dapat ditarik atas SU-006 ini sedianya akan digunakan untuk program penjaminan perbankan. e) SRBI (Special Rate Bank Indonesia) SRBI, yang lengkapnya SRBI-01/MK/2003, adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah pada tanggal 7 Agustus 2003 sebagai pengganti SU-001 dan SU-003, dalam rangka penyelesaian bantuan

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 125-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 likuiditas BI. Nilai nominal penerbitan SRBI adalah sebesar Rp144.536.094.294.530,00 atau sama dengan jumlah nominal SU-001 dan SU-003. SRBI jatuh tempo tahun 2033 dengan tingkat kupon 0,1% setahun dihitung dari sisa pokok terutang yang dibayarkan secara periodik 2 (dua) kali setahun. Pelunasan SRBI akan bersumber dari surplus Bank Indonesia yang menjadi bagian Pemerintah dan akan dilakukan apabila rasio modal terhadap kewajiban moneter BI telah mencapai di atas 10%. Dalam hal rasio modal terhadap kewajiban moneter Bank Indonesia kurang dari 3%, maka Pemerintah akan membayar charge kepada Bank Indonesia sebesar kekurangan dana yang diperlukan untuk mencapai rasio modal tersebut. 2. Obligasi Negara Berdenominasi Mata Uang Asing Pada tanggal 10 Maret 2004, Pemerintah menerbitkan ON berdenominasi USD (Dollar Amerika), selanjutnya disebut RI0014, dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret 2014 dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,75% setahun, yang dibayar secara periodik dua kali setahun (semiannual). Obligasi RI0014 dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. B. Mekanisme Penerbitan Surat Utang Negara Pada dasarnya SUN dapat diterbitkan dengan dua cara yaitu melalui lelang atau tanpa lelang. Penerbitan yang dilakukan melalui lelang memiliki beberapa metode yaitu: (1) lelang dengan metode Harga Beragam (multiple price), dan (2) lelang dengan metode Harga Seragam (uniform price). Pada lelang dengan metode harga beragam, pemenang lelang membayar kepada Pemerintah sesuai harga penawarannya masing-masing. Sementara untuk lelang dengan metode harga seragam, seluruh pemenang lelang membayar pada harga yang sama, yang dapat ditetapkan atas dasar harga terendah dari penawaran yang dimenangkan. Sampai dengan akhir tahun 2004, dalam setiap kali kesempatan lelang penerbitan SUN, Pemerintah selalu menggunakan metode lelang dengan harga beragam (multiple price auction). Untuk penerbitan tanpa lelang, metode yang dipakai Pemerintah ialah (1) bookbuilding, dan (2) private placement. Secara ringkas yang dimaksud dengan proses bookbuilding ialah proses pengumpulan dan pemutakhiran data pemesanan pembelian pada volume dan harga tertentu oleh investor, atas surat utang yang ditawarkan. Proses pemesanan ini berlangsung selama periode tertentu (masa penawaran) dimana dalam masa tersebut pemesan/investor dapat mengubah baik volume maupun harga surat utang yang akan dibeli, sesuai dengan perkembangan terakhir. Setelah masa penawaran berakhir, Pemerintah beserta agen penjual akan menentukan harga akhir yang optimal, dan melakukan penjatahan/alokasi perolehan atas surat utang yang ditawarkan. Hingga akhir tahun 2004, Pemerintah telah dua kali melakukan penerbitan secara bookbuilding, yaitu pada saat penerbitan FR0021 pada bulan Desember tahun 2002, dan saat penerbitan RI0014 pada bulan Maret 2004. Pada saat penerbitan FR0021 pemesan/investor membayar dengan harga beragam, sementara pada saat penerbitan RI0014, pemesan/investor membayar pada harga yang seragam. Untuk metode private placement, Pemerintah melakukan penempatan langsung kepada investor tertentu sesuai kesepakatan. Terbitnya SUN pada saat rekapitalisasi perbankan dahulu dan penerbitan ON baru pengganti HB yang jatuh tempo merupakan contoh penerbitan SUN tanpa lelang dengan metode private placement. III. POSISI SURAT UTANG NEGARA A. Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, SUN terdiri dari beberapa seri: (1) seri fixed rate/FR, yaitu SUN berdenominasi Rupiah dengan tingkat kupon tetap, (2) seri variable rate/VR, yaitu SUN berdenominasi Rupiah dengan tingkat kupon mengambang, (3) seri hedge bonds/HB, yaitu SUN berdenominasi Rupiah yang diindeks dengan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (USD), (4) seri SU, yaitu SUN dalam rangka program penjaminan dan kredit program, (5) SRBI, yaitu SUN terkait dengan penyelesaian BLBI, dan (6)

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 126-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 international bonds/RI0014, yaitu SUN berdenominasi USD dengan tingkat kupon tetap. Adapun ringkasan posisi nominal SUN per 1 Januari 2004 dan 1 Januari 2005 adalah sebagai berikut (rincian pada Lampiran 1 dan 2). Tabel 1: Ringkasan Perubahan Posisi Nominal SUN Tahun 2004 Obligasi Negara

1 Januari 2004 (Juta Rp)

1 Januari 2005 (Juta Rp)

Selisih (Juta Rp)

Seri Fixed Rate

159.038.750,00

178.733.094,00

19.694.344,00

Total ON berbunga tetap

159.038.750,00

178.733.094,00

19.694.344,00

Seri Variable Rate

231.443.491,00

220.571.106,00

-10.872.385,00

Seri Hedge Bonds

14.292.717,00

2.711.595,00

-11.581.122,00

245.736.208,00

223.282.701,00

-22.453.507,00

74.629.500,00

75.140.834,00

511.334,00

144.536.094,29

144.536.094,29

-

-

9.290.000,00

9.290.000,00

623.940.552,29

630.982.723,29

7.042.171,00

Total ON mengambang

berbunga

SU SRBI International Bonds* Total

*Nominal USD1.000.000.000,00 dengan kurs pada tanggal 31 Desember 2004 sebesar Rp9.290/USD. Memperhatikan saldo ON berbunga tetap (fixed rate) dan yang berbunga mengambang (variable rate dan hedge bonds) pada Tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan yang cukup signifikan komposisi ON berbunga tetap dengan yang berbunga mengambang. Pada tanggal 1 Januari 2004, perbandingan komposisi ON berbunga tetap dengan yang berbunga mengambang adalah sebesar 39:61. Sedangkan perbandingan komposisi ON berbunga tetap dengan yang berbunga mengambang pada tanggal 1 Januari 2005 adalah sebesar 44:56. Grafik 1: Perbandingan Komposisi Obligasi Berbunga Tetap Dengan Obligasi Berbunga Mengambang

1-Jan-05

1-Jan-04 FR 39%

VR & HB 61%

FR 44%

VR & HB 56%

Tingginya komposisi ON berbunga mengambang meningkatkan risiko tingkat bunga (interest rate risk) yang dihadapi Pemerintah. Artinya, jika tingkat bunga yang dijadikan referensi bergerak ke arah yang tidak menguntungkan (misalnya naiknya tingkat bunga SBI 3-bulan), maka beban pembayaran bunga Pemerintah akan semakin besar mengingat tingginya porsi ON berbunga mengambang. Sebagai ilustrasi, berdasarkan posisi SUN per tanggal 1 Januari 2004, kenaikan 1% tingkat bunga SBI 3-bulan meningkatkan pembayaran kupon SUN sebesar + Rp2,31 triliun.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 127-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Pemerintah berupaya untuk menurunkan risiko tingkat bunga dengan cara menurunkan komposisi ON berbunga mengambang melalui program penerbitan fixed rate bonds dan pelunasan variable rate bonds. Pada awal tahun 2005 dapat dilihat adanya penurunan yang signifikan atas posisi nominal ON berbunga mengambang (variable rate dan hedge bonds) dan peningkatan signifikan posisi nominal ON berbunga tetap (fixed rate bonds). Perbandingan komposisi ON berbunga mengambang (variable rate dan hedge bonds) dengan yang berbunga tetap (fixed rate bonds) pada tanggal 1 Januari 2005 menjadi 56:44. B. Penyebab Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara Sepanjang tahun 2004, telah terjadi peningkatan posisi ON sebesar Rp7.042,2 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya penambahan/penerbitan ON baru sebesar (nominal) Rp45.063,3 miliar, yang terdiri dari penerbitan melalui lelang dan tanpa lelang sebesar Rp32.864,0 miliar, penambahan SU-005 sebesar Rp511,3 miliar, dan penerbitan ON pengganti HB jatuh tempo sebesar Rp11.687,9 miliar. Selain penambahan/penerbitan ON baru, terdapat pula pelunasan/pembayaran ON sebesar Rp38.021,1 miliar. Secara rinci, penyebab perubahan posisi tersebut adalah sebagai berikut: Saldo Awal (1 Januari 2004) Rp623.940.552.294.530,00 Penerbitan (nominal): •

Lelang ON domestik



Penerbitan RI0014



Penambahan SU-005

Rp23.574.000.000.000,00 Rp9.290.000.000.000,00 Rp511.334.000.000,00

• Penerbitan ON pengganti HB jatuh tempo Total Penerbitan Pelunasan/pembayaran pokok:

Rp11.687.989.000.000,00 Rp45.063.323.000.000,00



ON seri FR jatuh tempo

(Rp3.679.477.000.000,00)



ON seri VR jatuh tempo

(Rp19.396.015.000.000,00)



ON seri HB jatuh tempo (nominal)

(Rp12.353.600.000.000,00)



Pembelian kembali (buyback)

(Rp1.962.000.000.000,00)

• Program divestasi BPD Total Pelunasan Netto (Penerbitan-Pelunasan ON) Tahun 2004 Saldo akhir (1 Januari 2005)

(Rp630.060.000.000,00) (Rp38.021.152.000.000,00) Rp7.042.171.000.000,00 Rp630.982.723.294.530,00

Perkembangan saldo SUN setiap akhir tahun, dapat dilihat pada Grafik 2 di bawah ini. Grafik 2: Saldo Surat Utang Negara Akhir Tahun 2000-2004 650,000.00

Miliar Rp

640,000.00

630,000.00

620,000.00

610,000.00 Saldo SUN

2000

2001

2002

2003

2004

644,701.25

649,902.67

641,313.31

623,940.55

630,982.72

Akhir Tahun

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 128-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 C. Struktur Jatuh Tempo Surat Utang Negara Sebagai instrumen keuangan, SUN dapat dikelompokkan ke dalam SUN yang dapat diperdagangkan dan yang tidak dapat diperdagangkan. Surat Utang Negara yang dapat diperdagangkan meliputi seri-seri FR, VR dan international bonds, sementara seri lainnya, yaitu HB, SU dan SRBI merupakan SUN yang tidak dapat diperdagangkan. Obligasi negara yang dapat diperdagangkan memiliki jatuh tempo yang berbeda-beda, mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2020. Struktur jatuh tempo ON diupayakan merata dan tidak terkonsentrasi pada tahun-tahun tertentu. Jika jatuh tempo ON terkonsentrasi pada tahun-tahun tertentu, maka hal itu akan meningkatkan tekanan fiskal pada tahun-tahun yang bersangkutan mengingat besarnya beban pembayaran pokok utang yang harus ditanggung. Perbandingan struktur jatuh tempo ON yang dapat diperdagangkan per 1 Januari 2004 dan 1 Januari 2005 dapat dilihat pada Grafik 3 dan 4 di bawah ini. Grafik 3: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR dan VR)

45.00 40.00

1-Jan-04

35.00

1-Jan-05

Triliun Rp

30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Grafik 4: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR, VR dan International Bonds*)

45.00 40.00

1-Jan-04

35.00

1-Jan-05

Triliun Rp

30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 129-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 *International Bonds atau RI0014 jatuh tempo tahun 2014. Berdasarkan grafik tersebut nampak bahwa secara umum jatuh tempo ON akan mencapai puncak pada tahun 2007 sampai 2009. Lebih jauh dapat dilihat bahwa pembiayaan atas ON yang jatuh tempo tahun 2004 dilakukan terutama dengan menerbitkan ON baru yang jatuh temponya setelah tahun 2010, yaitu ON yang jatuh tempo tahun 2011, 2012, dan 2014. Strategi ini dilakukan oleh Pemerintah sebagai upaya untuk mewujudkan struktur jatuh tempo yang lebih manageable dan untuk mengurangi risiko gagal bayar (default risk) terutama untuk tahun-tahun 2007 sampai 2009, serta untuk menerbitkan ON yang menjadi acuan baru (new benchmark) terutama untuk tahun-tahun 2011, 2012, dan 2014. Dengan menghindari penerbitan ON yang berjangka waktu pendek (yaitu yang jatuh tempo sebelum tahun 2010), Pemerintah berupaya meningkatkan kebertahanan kemampuan pembayaran utang (debt sustainability) pada tahun-tahun tersebut. Struktur jatuh tempo pada Grafik 3 dan 4 tidak menyertakan ON yang tidak dapat diperdagangkan, yaitu SU, SRBI, dan Hedge Bonds, dengan pertimbangan: (1) SU sedang dalam proses restrukturisasi dengan Bank Indonesia, (2) SRBI jatuh tempo pada tahun 2033, dan (3) sesuai dengan terms & conditions-nya (ketentuan dan persyaratan), Hedge Bonds dapat dilunasi dengan ON jenis lain, tidak harus dengan uang tunai. IV. KEGIATAN TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA Kegiatan yang terkait dengan pengelolaan SUN tahun 2004, umumnya dapat dibagi kedalam tiga kelompok besar, yaitu: (1) penerbitan SUN baik melalui lelang maupun tanpa lelang, (2) pemenuhan kewajiban yang meliputi pembayaran kupon, pelunasan ON jatuh tempo (debt service cost) dan pembelian kembali ON sebelum jatuh tempo, dan (3) kegiatan lainnya terkait dengan pengelolaan SUN. A. Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang 1. Penerbitan Melalui Lelang a) Realisasi Penerbitan Melalui Lelang Untuk memenuhi pembiayaan defisit APBN tahun 2004 sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 35 Tahun 2004 tentang APBN-P 2004, Pemerintah menghimpun dana melalui penerbitan Obligasi Negara (ON) melalui lelang. Lelang ON tahun 2004 diselenggarakan melalui sistem yang dimiliki oleh Bank Indonesia (BI) dan terbuka untuk masyarakat luas melalui peserta lelang yang telah ditunjuk. Dalam menentukan komposisi jatuh tempo dan tingkat kupon ON yang akan dilelang serta dalam menentukan hasil lelang, Pemerintah berprinsip pada optimalisasi portofolio SUN dengan titik berat pada minimalisasi default/refinancing risk, pencapaian borrowing cost yang optimal, dan pemenuhan jumlah yang diperlukan untuk pembiayaan defisit APBN. Mengingat jumlah kebutuhan pembiayaan defisit APBN melalui penerbitan SUN yang cukup besar, sedangkan daya serap pasar terbatas, maka pada tahun 2004 Pemerintah menempuh strategi penerbitan yang dilakukan secara bulanan dengan tetap memperhatikan kondisi pasar. Sepanjang tahun 2004, Pemerintah telah melaksanakan lelang ON di pasar domestik sebanyak 9 (sembilan) kali, dimana satu di antaranya Pemerintah memutuskan tidak ada penawaran yang dimenangkan. Melalui lelang tersebut Pemerintah menerbitkan ON dengan nilai nominal total sebesar Rp23.574.000.000.000,00 (dua puluh tiga triliun lima ratus tujuh puluh empat miliar rupiah) dengan total penerimaan tunai sebesar Rp23.323.495.365.400,00 (dua puluh tiga triliun tiga ratus dua puluh tiga miliar empat ratus sembilan puluh lima juta tiga ratus enam puluh lima ribu empat ratus rupiah) yang terdiri dari penerimaan pokok (clean price) sebesar Rp22.806.608.217.400,00 (dua puluh dua triliun delapan ratus enam miliar enam ratus delapan juta dua ratus tujuh belas ribu empat ratus rupiah) dan penerimaan bunga berjalan/utang bunga (accrued interest) sebesar Rp516.887.148.000,00 (lima ratus enam belas miliar delapan ratus delapan puluh tujuh juta seratus empat puluh delapan ribu rupiah). Rincian hasil lelang ON tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 130-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 b) Diskon dan Bunga Berjalan (Accrued Interest) Penerimaan pokok (clean price) yang lebih kecil daripada nominal ON yang diterbitkan menunjukkan adanya diskon pada saat penerbitan. Diskon timbul karena tingkat kupon ON yang dilelang lebih kecil daripada tingkat bunga yang diharapkan oleh masyarakat, sehingga sebagai kompensasi, Pemerintah menerima dana dalam jumlah yang lebih kecil daripada nominalnya. Dasar pertimbangan utama Pemerintah menetapkan tingkat kupon yang lebih kecil daripada tingkat bunga yang diharapkan ialah untuk menstimulasi perdagangan ON tersebut di pasar sekunder serta memberi ruang bagi Pemerintah untuk melakukan reopening (penerbitan tambahan) terhadap ON dimaksud di masa mendatang. Bunga berjalan/utang bunga (accrued interest) adalah dana yang diterima Pemerintah sebagai akibat adanya perbedaan antara tanggal penerbitan ON hasil lelang dengan tanggal awal periode pembayaran kuponnya. Bunga berjalan dihitung dari tanggal pembayaran kupon terakhir sampai dengan tanggal penerbitan ON. Dana tersebut sifatnya hanya titipan, yang akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama ON dimaksud. Dengan demikian, pada saat pembayaran kupon pertama, seluruh pemegang ON akan menerima secara penuh pembayaran kupon pertama (full first coupon payment). c) Struktur SUN yang Diterbitkan Obligasi Negara yang diterbitkan melalui lelang tahun 2004 memiliki umur yang relatif panjang, dengan jatuh tempo berkisar antara tahun 2011 sampai dengan 2014. Hal ini dipandang penting untuk dilakukan dalam rangka mengurangi risiko gagal bayar (default risk) atas pokok yang jatuh tempo, terutama untuk tahun-tahun 2007 sampai dengan 2009. Sebagaimana diketahui pada tahun-tahun tersebut rata-rata pokok yang jatuh tempo berkisar kurang lebih antara Rp35 – Rp40 triliun. Jika Pemerintah menerbitkan ON yang jatuh tempo pada tahun-tahun tersebut, maka risiko gagal bayar Pemerintah akan meningkat. Tingkat kupon dari ON yang diterbitkan tahun 2004 berkisar antara 10-11% (fixed rate bonds). Tingkat kupon ini lebih rendah dibandingkan tingkat kupon ON yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya (11-12% pada tahun 2003, dan 14,5% pada tahun 2002). Tingkat kupon yang lebih rendah ini terjadi seiring dengan kecenderungan menurunnya tingkat bunga dan tingkat imbal hasil (yield) yang diharapkan oleh masyarakat atas investasinya serta meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah. d) Antusiasme Masyarakat Secara umum masyarakat luas (terutama institusi keuangan) sangat antusias menyambut lelang ON tahun 2004. Hal itu dapat dilihat dari relatif besarnya tawaran pembelian yang masuk dibandingkan dengan target indikatif yang ditetapkan Pemerintah pada setiap kali lelang. Dengan pengecualian pada bulan Mei dan Juni, rata-rata jumlah penawaran yang masuk mencapai kisaran 1,8 sampai 4,3 kali target indikatif. Hal ini menunjukkan tingginya likuiditas di pasar yang hendak ditempatkan pada ON dan juga tingginya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah dalam pengelolaan portofolio utangnya, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan biaya utang (cost of borrowings). Pada lelang ON bulan Mei, Pemerintah memutuskan tidak ada penawaran yang dimenangkan dengan pertimbangan harga penawaran yang masuk tidak sesuai dengan patokan harga yang dianggap layak oleh Pemerintah. Sementara pada bulan Juni, Pemerintah memutuskan untuk tidak mengadakan lelang ON dengan pertimbangan ketidakpastian kondisi pasar akibat beberapa peristiwa (events) ekonomi dan politik baik dalam maupun luar negeri, yaitu antara lain berkaitan dengan penetapan tingkat suku bunga Bank Sentral Amerika/Federal Reserve (Fed Fund Rate) dan pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI. 2. Penerbitan Tanpa Melalui Lelang a) Penerbitan International Bonds Pada tanggal 10 Maret 2004, Pemerintah menerbitkan ON berdenominasi USD (RI0014), dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 131-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 2014 dengan tingkat kupon 6,75% setahun (fixed rate). RI0014 diterbitkan melalui proses bookbuilding, dengan menggunakan jasa penjamin emisi/underwriter beberapa institusi keuangan terkemuka, yaitu: Deutsche Bank Securities dan JPMorgan sebagai Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers serta Bahana Securities, Citigroup, HSBC, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Co-Managers. Pemilihan institusi keuangan di atas telah melalui proses seleksi oleh tim yang dibentuk oleh Menteri Keuangan. Obligasi Internasional RI0014 dicatatkan (listing) di Luxembourg Stock Exchange, dan diterbitkan dengan format 144A/Reg S. Bertindak sebagai fiscal, paying agent & trustee ialah Bank of New York (BONY). Sedangkan bertindak sebagai kustodian ialah The Depository Trust Company (DTC). Harga yang diperoleh Pemerintah dari penerbitan RI0014 ini adalah sebesar 99,285%, yang mencerminkan adanya diskon sebesar 0,715% dari nominal penerbitan. Biaya penerbitan yang dikenakan oleh underwriter adalah sebesar USD2.087.130,00 (18 basis points dari nilai penerbitan ditambah Out of Pocket Expenses USD300.000) dan dipotong langsung dari penerimaan dana hasil penerbitan. Dengan demikian, jumlah dana hasil penerbitan RI0014 adalah sebesar USD990.762.870,00. Namun demikian dalam pencatatannya, penerimaan dari penerbitan RI0014 dicatat secara net setelah diskon yaitu sebesar USD992.850.000,00. Sedangkan biaya underwriter sebesar USD2.087.130,00 dibebankan pada belanja negara. Realisasi penerbitan setelah dipotong discount tersebut dicatat di APBN dalam Rupiah sebesar Rp8.961.109.911.780,00 (dengan kurs konversi Rp9.025,00/USD untuk dana sebesar USD990.762.870,00 dan Rp9.331,00/USD untuk dana sebesar USD2.087.130). Dalam penerbitan RI0014 tidak ada penerimaan utang bunga/bunga berjalan (accrued interest), mengingat tanggal penerbitan RI0014 bersamaan dengan tanggal awal periode pembayaran kuponnya. b) Penerbitan Obligasi Negara Pengganti Hedge Bonds Jatuh Tempo Selain dengan cara lelang Pemerintah juga menerbitkan ON dengan cara tanpa lelang melalui proses private placement. Dalam hal ini Pemerintah menerbitkan ON baru sebagai pengganti hedge bonds (HB) yang jatuh tempo. Sepanjang tahun 2004, pelunasan HB jatuh tempo dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2: Pelunasan Hedge Bonds Jatuh Tempo Keterangan

Jumlah

Nominal HB jatuh tempo tahun 2004 Nilai jatuh tempo setelah perubahan kurs Rp/USD

disesuaikan

Rp12.353.600.000.000,00 dengan

Rp11.687.997.845.469,00

Dilunasi dengan: - Penerbitan ON baru - Pembayaran tunai Total

Rp11.687.989.000.000,00 Rp8.845.469,00 Rp11.687.997.845.469,00

Nilai jatuh tempo HB yang lebih kecil daripada nilai nominalnya adalah sebagai akibat dari nilai tukar Rupiah terhadap USD pada saat HB jatuh tempo lebih kuat dibandingkan saat HB diterbitkan. Penerbitan ON baru sebagai pengganti HB jatuh tempo sebesar Rp11.687.989.000.000,00 terdiri dari penerbitan ON jenis variable rate (VR) sebesar Rp10.915.511.000.000,00 dan ON jenis HB (baru) sebesar Rp772.478.000.000,00. Obligasi negara jenis VR dipilih untuk menggantikan sebagian besar HB yang jatuh tempo terutama disebabkan oleh lebih rendahnya biaya kupon VR (SBI 3 bulan) yang harus ditanggung Pemerintah daripada jika diganti dengan ON jenis fixed rate. Selain itu mengingat ON jenis FR yang telah ada dan memiliki tenor terpanjang jatuh tempo pada tahun 2014 sedangkan ON jenis VR tahun 2020, maka untuk mengurangi default risk, opsi penerbitan ON jenis VR dianggap lebih baik. Dalam realisasinya ON jenis VR yang diterbitkan untuk mengganti HB jatuh tempo tahun 2004 memiliki jatuh tempo antara tahun 2018 – 2020. Atas penerbitan ON jenis VR tersebut, Pemerintah mencatat penerimaan bunga berjalan/utang bunga (accrued interest) sebesar Rp42.177.239.913,00.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 132-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 3. Total Realisasi Tunai Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa total realisasi tunai penerbitan SUN tahun 2004 melalui lelang dan atau tanpa lelang ialah sebesar Rp32.326.782.517.093,00 (tiga puluh dua triliun tiga ratus dua puluh enam miliar tujuh ratus delapan puluh dua juta lima ratus tujuh belas ribu sembilan puluh tiga rupiah), yang terdiri dari penerimaan pokok (clean price) sebesar Rp31.767.718.129.180,00 (tiga puluh satu triliun tujuh ratus enam puluh tujuh miliar tujuh ratus delapan belas juta seratus dua puluh sembilan ribu seratus delapan puluh rupiah), dan penerimaan utang bunga/bunga berjalan (accrued interest) sebesar Rp559.064.387.913,00 (lima ratus lima puluh sembilan miliar enam puluh empat juta tiga ratus delapan puluh tujuh ribu sembilan ratus tiga belas rupiah). Adapun perincian penerimaan tunai penerbitan SUN tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3: Penerimaan Tunai Penerbitan SUN Penerimaan Pokok Lelang

Rp22.806.608.217.400,00

Bunga Berjalan (Accrued Interest) Rp516.887.148.000,00

Tanpa Lelang

Rp8.961.109.911.780,00 (RI0014) Rp31.767.718.129.180,00

Rp42.177.239.913,00 (VR pengganti HB) Rp 559.064.387.913,00

Total

Total Rp23.323.495.365.400,00 Rp 9.003.287.151.693,00 Rp32.326.782.517.093,00

Secara lebih mendetail, penerimaan tunai penerbitan SUN dapat dilihat pada Lampiran 4. B. Pemenuhan Kewajiban (Debt Service Cost) dan Pembelian Kembali Pemenuhan kewajiban terkait dengan Surat Utang Negara meliputi: (a) pembayaran bunga, utang bunga dan biaya penerbitan, dan (b) pembayaran pokok (termasuk pembelian kembali). 1. Pembayaran Bunga, Utang Bunga dan Biaya Penerbitan a) Bunga ON Berdenominasi Rupiah Sepanjang tahun 2004, Pemerintah telah menyelesaikan seluruh kewajiban pembayaran bunga ON berdenominasi Rupiah sebesar Rp39.553.587.093.462,00 (tiga puluh sembilan triliun lima ratus lima puluh tiga miliar lima ratus delapan puluh tujuh juta sembilan puluh tiga ribu empat ratus enam puluh dua rupiah), dengan perincian sebagai berikut: •

Bunga ON jenis fixed rate



Bunga ON jenis variable rate (VR)



Bunga ON jenis hedge bonds (HB)

(FR)

Rp21.839.326.446.136,00 Rp17.254.721.821.006,00 Rp315.002.732.026,00



Bunga ON SRBI Rp144.536.094.294,00 Total Rp39.553.587.093.462,00 Pembayaran bunga SUN lima tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 5 di bawah ini. Grafik 5: Pembayaran Bunga Surat Utang Negara 2000 – 2004 70,000.00 60,000.00

Miliar Rp

50,000.00 40,000.00 30,000.00 20,000.00 10,000.00 Bunga

2000

2001

2002

2003

2004

31,237.85

58,196.98

62,260.58

46,355.95

39,553.58

Tahun

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 133-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Walaupun jumlah bunga yang harus dibayarkan masih relatif tinggi, namun apabila dibandingkan dengan tahun anggaran sebelumnya, jumlah tersebut telah menunjukkan kecenderungan menurun. Hal ini dapat dilihat pada grafik pembayaran bunga SUN lima tahun terakhir di atas. b) Bunga dan Biaya Penerbitan ON Berdenominasi USD (RI0014) RI0014 yang diterbitkan pada tanggal 10 Maret 2004 memiliki jadwal pembayaran kupon setiap tanggal 10 Maret dan 10 September setiap tahunnya. Untuk tahun 2004, telah dilakukan pembayaran kupon pertama RI0014 pada tanggal 10 September 2004 sebesar USD33.750.000,00 (tiga puluh tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu dollar amerika). Biaya penerbitan yang timbul pada saat penerbitan RI0014 juga telah dibayar, dan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4: Biaya Penerbitan RI0014 No

Jenis

Jumlah (USD)

1

Underwriting’s Fee

2

Underwriter’s OPE (Out of Pocket Expenses)

300.000,00

3

Pajak atas Underwriting’s Fee

446.782,50

4

Local Legal Counsel Fee

17.500,00

5

Rating Fee

30.000,00

Total

1.787.130,00

Keterangan Dipotong langsung dari hasil penerbitan RI0014 Disetor kembali ke kas negara sbg. penerimaan pajak.

2.581.412,50 c) Pembayaran Utang Bunga Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, utang bunga yang diterima pada saat penerbitan ON (baik melalui lelang atau tanpa lelang) merupakan dana titipan yang sifatnya sementara, dan akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama ON yang diterbitkan dimaksud. Utang bunga yang diterima akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama bersamaan dengan pembayaran bunga yang memang menjadi beban Pemerintah. Dari total penerimaan utang bunga tahun 2004 sebesar Rp559.064.387.913,00, Pemerintah telah membayar kembali utang bunga tersebut pada tahun yang sama, sebesar Rp510.958.199.745,00 (lima ratus sepuluh miliar sembilan ratus lima puluh delapan juta seratus sembilan puluh sembilan ribu tujuh ratus empat puluh lima rupiah). Sedangkan sisanya sebesar Rp48.106.188.168,00 akan dibayarkan pada tahun 2005. Sisa yang akan dibayarkan pada tahun 2005 terutama akibat adanya penerbitan ON pada kuartal keempat tahun 2004, sehingga pembayaran kupon pertamanya jatuh pada tahun 2005. Realisasi pembayaran bunga dan utang bunga ON berdenominasi Rupiah dapat dilihat pada Lampiran 5.

2. Pembayaran/Pelunasan Pokok Pada tahun 2004, Pemerintah telah melakukan pembayaran/pelunasan ON dengan total nominal sebesar Rp38.021.152.000.000,00. Pembayaran pokok tersebut dilakukan dengan pembayaran tunai sebesar Rp24.945.470.845.469,00, menerbitkan ON baru sebesar Rp11.687.989.000.000,00, dengan perincian pada Tabel 5 di bawah ini.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 134-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Tabel 5: Pembayaran/Pelunasan Pokok Obligasi Negara Dilunasi dengan:

Jumlah dalam Rupiah Jenis Pelunasan ON Jatuh Tempo: Fixed Rate & 1 Variable Rate 2 Hedge Bonds Total Pembayaran ON Sebelum Jatuh Tempo: Melalui program 1 buyback Melalui program 2 divestasi BPD Total Grand Total

Nominal dilunasi/ dibayar

Tunai

23,075,492,000,000.00

23,075,492,000,000.00

ON baru (Nominal)

Lainnya*

12,353,600,000,000.00

8,845,469.00

11,687,989,000,000.00

35,429,092,000,000.00

23,075,500,845,469.00

11,687,989,000,000.00

1,962,000,000,000.00

1,869,970,000,000.00

630,060,000,000.00

630,060,000,000.00

2,592,060,000,000.00

1,869,970,000,000.00

-

630,060,000,000.00

38,021,152,000,000.00

24,945,470,845,469.00

11,687,989,000,000.00

630,060,000,000.00

(*lihat keterangan pada Divestasi BPD di bawah) a) Buyback Program Pada tanggal 25 Maret 2004, Pemerintah melakukan pembelian kembali ON melalui lelang. Prioritas seri-seri ON yang dibeli kembali ialah yang jatuh tempo antara tahun 2004 sampai 2010. Tujuan dilakukannya program buyback (pembelian kembali sebelum jatuh tempo) ialah: (1) memperpanjang rata-rata jatuh tempo portofolio ON (sehingga mengurangi default risk terutama antara tahun 2004 2009), (2) mengurangi volatilitas harga ON di pasar, dan (3) meningkatkan kepercayaan pasar terhadap kemampuan Pemerintah mengelola portofolio ON. Dari total penawaran sebesar Rp7.406.000.000.000,00, Pemerintah memutuskan untuk membeli beberapa seri Obligasi Negara dengan total nilai nominal sebesar Rp1.962.000.000.000,00, dengan pertimbangan harga yang paling menguntungkan sesuai dengan kisaran harga referensi yang dimiliki Pemerintah. Uang tunai yang dibayarkan oleh Pemerintah untuk pembelian kembali ON tersebut adalah sebesar Rp1.897.355.551.000,00, yang terdiri dari pembayaran pokok sebesar Rp1.869.970.000.000,00 dan pembayaran bunga sebesar Rp27.385.551.000,00. Adapun seri ON yang dibeli kembali terdiri dari 1 seri FR dan 4 seri VR yang jatuh tempo 2007 sampai 2009. Rincian hasil pembelian kembali ON tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6: Hasil Pembelian Kembali (Buyback) Obligasi Negara Jumlah Pembayaran (dalam Rp) Seri FR0005

Harga Jatuh Tempo per Unit 15-Jul-07 107.50

Nominal Obligasi (Rp) 5,000,000,000.00 5,000,000,000.00

Pembayaran Pokok 5,375,000,000.00 5,375,000,000.00

Accrued Interest 126,200,000.00 126,200,000.00

Total 5,501,200,000.00 5,501,200,000.00

VR0013

25-Jan-08

96.00 96.00 96.25 96.50

50,000,000,000.00 115,000,000,000.00 50,000,000,000.00 150,000,000,000.00 365,000,000,000.00

48,000,000,000.00 110,400,000,000.00 48,125,000,000.00 144,750,000,000.00 351,275,000,000.00

727,350,000.00 1,672,905,000.00 727,350,000.00 2,182,050,000.00 5,309,655,000.00

48,727,350,000.00 112,072,905,000.00 48,852,350,000.00 146,932,050,000.00 356,584,655,000.00

VR0014

25-Agust-08

96.00

6,000,000,000.00 6,000,000,000.00

5,760,000,000.00 5,760,000,000.00

43,626,000.00 43,626,000.00

5,803,626,000.00 5,803,626,000.00

VR0015

25-Des-08

96.00

86,000,000,000.00 86,000,000,000.00

82,560,000,000.00 82,560,000,000.00

85,570,000.00 85,570,000.00

82,645,570,000.00 82,645,570,000.00

VR0016

25-Jul-09

95.00

1,500,000,000,000.00 1,500,000,000,000.00

1,425,000,000,000.00 1,425,000,000,000.00

21,820,500,000.00 21,820,500,000.00

1,446,820,500,000.00 1,446,820,500,000.00

1,962,000,000,000.00

1,869,970,000,000.00

27,385,551,000.00

1,897,355,551,000.00

GRAND TOTAL

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 135-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 b) Divestasi BPD Pelunasan ON melalui program divestasi BPD adalah mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 543/KMK.06/2003 tanggal 18 desember 2003 tentang Divestasi Saham Negara dalam Rangka Penyertaan Modal Negara dan Pelunasan Obligasi Negara pada Bank Pembangunan Daerah Peserta Program Rekapitalisasi. Sebagai akibat dari rekapitalisasi BPD, Pemerintah memiliki saham pada BPD. Seiring dengan perbaikan kondisi keuangan BPD peserta program rekapitalisasi, BPD yang diwakili oleh pemegang saham pengendali dan Pemerintah sepakat untuk melakukan divestasi penyertaan modal negara pada BPD dimaksud. Divestasi tersebut dilakukan melalui proses penyetoran dana oleh pemegang saham pengendali BPD ke rekening Pemerintah (Rekening 502.000.001). Dana tersebut digunakan oleh Pemerintah untuk membeli kembali ON yang telah ditempatkan pada BPD saat rekapitalisasi perbankan. Sepanjang tahun 2004, telah dilakukan divestasi terhadap 7 (tujuh) BPD, yaitu: BPD Lampung, Jateng, Sulut, NTT, Bengkulu, Kalbar dan Sumut (divestasi sebagian). Dari BPD-BPD tersebut Pemerintah memperoleh dana divestasi sebesar Rp721.197.564.507,87 yang disetor ke rekening 502.000.001. Selanjutnya Pemerintah membeli kembali ON dari BPD dimaksud sebesar nominal Rp630.060.000.000,00 dengan pembayaran tunai dalam jumlah yang sama. Adapun sisa dana sebesar Rp91.137.564.507,87, yang merupakan premi divestasi, disetorkan ke kas negara sebagai penerimaan non-RDI sisa dana cash bond swap dalam Rupiah. Sebelumnya, yaitu pada tahun 2003, telah dilakukan divestasi terhadap 3 BPD yaitu BPD DKI Jaya, Jatim, dan NTB. Dengan demikian, dari 12 BPD yang direkapitalisasi, hingga akhir tahun 2004 telah dilakukan divestasi penuh terhadap 9 BPD dan divestasi sebagian terhadap 1 BPD (yaitu BPD Sumut). Sisa BPD yang belum didivestasi penuh ialah: BPD Aceh, Maluku, dan Sumut. C. Kegiatan Lainnya Terkait dengan Pengelolaan Surat Utang Negara Kegiatan lain yang terkait dengan pengelolaan SUN meliputi: (a) restrukturisasi Surat Utang dengan Bank Indonesia, (b) pengembangan pasar SUN, dan (c) memantau rekening terkait dengan pengelolaan SUN. 1. Restrukturisasi Surat Utang (SU) dengan Bank Indonesia Dalam rangka program penjaminan perbankan, pada tahun 1998 dan 1999 Pemerintah menerbitkan SU kepada Bank Indonesia, yaitu seri-seri SU-001, SU-002, SU-003 dan SU-004 dengan total nominal sebesar Rp218.315.594.294.530,00. Sebagai bagian dari penyelesaian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), pada tanggal 7 Agustus 2003 seri-seri SU-001 dan SU-003 dengan total nilai nominal Rp144.536.094.294.530,00 diganti dengan seri baru yaitu seri SRBI-01/MK/2003 (SRBI) dengan jumlah nominal yang sama. Sementara untuk seri-seri SU yang lain yaitu SU-002 dan SU-004, saat ini tengah diupayakan proses restrukturisasi terhadap ketentuan dan persyaratannya. Saldo utang Pemerintah kepada Bank Indonesia, per posisi 1 Januari 2005 adalah sebagai berikut (dalam Rupiah): Tabel 7: Saldo Utang Pemerintah Kepada Bank Indonesia per 1 Januari 2005 Jenis

Pokok

Indeksasi Pokok*

Pokok Surat Utang dan SRBI: SU-002 20.000.000.000.000,0 11.231.072.464.568,9 SU-004 53.779.500.000.000,0 26.701.607.763.086,1 SRBI-01 144.536.094.294.530,0 0 SU-005 1.361.334.000.000,0 0 Total Pokok Surat Utang dan SRBI Utang Tunggakan Bunga SU-002 dan SU-004:* Tunggakan bunga SU-002 Tunggakan bunga SU-004 Utang Tunggakan Bunga SU-002 dan SU-004: Saldo Utang Pemerintah kepada Bank Indonesia

Pokok Stlh. Diindeks 31.231.072.464.568,9 80.481.107.763.086,2 144.536.094.294.530,0 1.361.334.000.000,0 257.609.608.522.185,1 3.478.699.122.292,0 9.684.728.505.886,0 13.163.427.628.178,0 270.773.036.150.363,1

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 136-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 *Utang tunggakan bunga dan indeksasi pokok atas SU-002 dan SU-004 ini merupakan perhitungan internal Pemerintah, dan masih akan diverifikasi lebih lanjut dengan pihak BI. Pada awal terbitnya SU-002 (23 Oktober 1998) dan SU-004 (28 Mei 1999), nominal penerbitannya masing-masing sebesar Rp20 triliun dan Rp53,78 triliun. Mengingat SU-002 dan SU-004 diindeks terhadap inflasi, maka nilai utang Pemerintah atas SU-002 dan SU-004 per posisi 1 Januari 2005 meningkat menjadi masing-masing sebesar Rp31,23 triliun (naik 56%) dan Rp80,48 triliun (naik 50%). Dengan memperhatikan perkembangan tersebut, sasaran utama restrukturisasi yang tengah diupayakan Pemerintah ialah menghilangkan indeksasi dan memperpanjang jatuh tempo, dengan memperhatikan kondisi keuangan Pemerintah dan juga Bank Indonesia. Selain itu, Pemerintah juga memiliki utang berupa tunggakan bunga atas SU-002 dan SU-004 sebesar Rp13,16 triliun. Tunggakan bunga ini juga menjadi bagian dalam proses restrukturisasi surat utang Pemerintah kepada BI. Jumlah utang Pemerintah berupa Pokok SU dan SRBI Setelah Indeksasi dan Tunggakan Bunga SU-002 dan SU-004 sebagaimana disebutkan di atas, merupakan perhitungan internal Pemerintah dan masih akan diverifikasi lebih lanjut bersama dengan Bank Indonesia. 2. Pengembangan Pasar SUN Sebagaimana diketahui, ON seri FR, VR dan International Bonds dapat diperdagangkan di pasar sekunder sebagai instrumen keuangan. Perdagangan ON di pasar sekunder memberikan manfaat baik bagi Pemerintah maupun masyarakat. Bagi Pemerintah, perdagangan ON yang semakin likuid mendorong semakin rendahnya biaya pinjaman yang harus ditanggung Pemerintah pada penerbitan ON di masa mendatang. Bagi masyarakat, khususnya institusi keuangan, ON dapat menjadi alternatif investasi yang relatif bebas risiko gagal bayar (karena pembayaran bunga dan pokoknya dijamin oleh Undang-Undang), dan juga dapat menjadi acuan (benchmark) bagi penilaian instrumen investasi lainnya. Perdagangan ON pada tahun 2004 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Untuk tahun 2004, rata-rata perdagangan harian ON di pasar sekunder naik sebesar 53% dari tahun 2003, yaitu dari Rp1,39 triliun per hari pada tahun 2003, menjadi Rp2,14 triliun per hari pada tahun 2004. Perkembangan rata-rata perdagangan harian ON dapat dilihat pada Tabel 8, sementara rata-rata perdagangan harian ON di pasar sekunder selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 6. Tabel 8: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara Tahun 2000 - 2004 2000

2001

2002

2003

2004

Obligasi Negara Volume (Milliar Rp) Frekuensi

126

268

522

1.395

2.140

1

5

16

51

113

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 137-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 6: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara di Pasar Sekunder Januari 2003 – Desember 2004 (miliar rupiah) 3,500

(frekuensi) 175

3,000

150

Volume Frekuensi

2,500

125

2,000

100

1,500

75

1,000

50

500

25

0

0 Jan Feb Mar

Apr

Mei Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nov Des

Jan Feb Mar

2003

Apr

Mei Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nov Des

2004

Upaya pengembangan pasar sekunder SUN yang dilakukan Pemerintah meliputi: •

menerbitkan ON secara periodik setiap bulan, untuk menjamin kepastian kepada investor,



menerbitkan ON yang menjadi acuan baru (new benchmark), dengan terms and conditions yang sesuai dengan kebutuhan investor dan tidak bertentangan dengan kebijakan Pemerintah,



menyelenggarakan pertemuan secara periodik dengan pelaku pasar termasuk dana pensiun, reksadana, perusahaan asuransi, dan perbankan, untuk mengevaluasi dan memahami ekspektasi pasar terhadap SUN, serta memperluas basis investor,



mengembangkan pasar repo (repurchase agreement),



Melakukan pengkajian pengembangan obligasi retail,



mengembangkan kerjasama dengan institusi lain seperti WorldBank, Nomura Research Institute, dll.,



mengembangkan kerangka hukum yang transparan dan efisien, dengan menerbitkan peraturanperaturan operasional yang menunjang pelaksanaan UU Nomor 24 tahun 2002 tentang SUN. 3. Memantau Rekening Terkait dengan Pengelolaan SUN Dalam pengelolaan SUN, Pemerintah membuka dua rekening di Bank Indonesia, yaitu rekening 500.000.003 untuk menampung dana setoran hasil lelang SUN, dan rekening 502.000.001 untuk menampung dana pemenuhan kewajiban yang terkait dengan pengelolaan SUN (debt service cost). Kedua rekening tersebut pada hakekatnya hanyalah rekening antara sebelum dana masuk ke rekening Bendahara Umum Negara (untuk hasil penerbitan) dan sebelum dana dibayarkan kepada investor SUN (untuk pemenuhan kewajiban). Rekening 500.000.003 sebagai rekening sementara penampung setoran hasil lelang SUN diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh dana hasil penerbitan SUN telah sesuai dengan keputusan hasil lelang yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Setelah sesuai, dana pada rekening tersebut segera disetorkan ke rekening Bendahara Umum Negara sebagai realisasi pembiayaan yang berasal dari penerbitan SUN. Sedangkan rekening 502.000.001 sebagai rekening sementara penampung dana pemenuhan kewajiban juga diperlukan untuk hal yang sama, yaitu memastikan bahwa telah tersedia dana yang cukup untuk pemenuhan kewajiban sebelum dibayarkan kepada investor SUN. Pemerintah selalu melakukan pemantauan terhadap kedua rekening tersebut. Khusus untuk rekening 502.000.001, pada masa lampau rekening ini juga digunakan untuk menampung dana setoran BPPN sebagai pengganti asset bonds swap, dan juga setoran BPD dalam rangka program divestasi saham negara di BPD. Pada akhir tahun 2004, seluruh dana pada rekening tersebut sebesar Rp2.976.680.502.166,12 telah disetorkan ke rekening Bendahara Umum Negara, dan dilaporkan Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 138-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 sebagai penerimaan non-RDI sisa dana cash bond swap dalam Rupiah, sebagaimana diamanatkan dalam UU APBN-P 2004. V. ANGGARAN DAN REALISASI ANGGARAN A. Anggaran Pengeluaran Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2004 tentang APBN-P 2004, pagu untuk pembayaran pokok SUN (termasuk buyback) ditetapkan sebesar Rp24.075.500.000.000,00, dan pagu untuk pembayaran bunga SUN ditetapkan sebesar Rp39.814.600.000.000,00. Adapun realisasi penggunaan dana yang disediakan dalam APBN tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9: Realisasi APBN Untuk Pos Pembayaran Pokok dan Bunga SUN Pos Pembayaran pokok SUN Pokok jatuh tempo Pokok dibeli kembali (sebelum jatuh tempo) Pembayaran utang bunga Pembayaran bunga SUN

Pagu Anggaran

Realisasi

24,075,500,000,000.00

25,456,429,045,214.00

Selisih Penghematan (1,380,929,045,214.00)

-5.74%

23,075,500,000,000.00

23,075,500,845,469.00

(845,469.00)

0.00%

1,000,000,000,000.00

1,869,970,000,000.00

(869,970,000,000.00) -87.00%

-

510,958,199,745.00

39,814,600,000,000.00

39,553,587,093,462.00

(510,958,199,745.00) 261,012,906,538.00

(%)

n.a. 0.66%

1. Pembayaran Pokok SUN Realisasi pembayaran pokok SUN meningkat 5,74% dari pagu anggaran yang telah ditetapkan, atau melebihi anggaran sebesar Rp1.380.929.045.214,00 (satu triliun tiga ratus delapan puluh miliar sembilan ratus dua puluh sembilan juta empat puluh lima ribu dua ratus empat belas rupiah). Kelebihan atas pagu anggaran ini terutama diakibatkan oleh: a) Kelebihan atas pembayaran pokok jatuh tempo sebesar Rp845.469,00. Kelebihan atas pembayaran pokok jatuh tempo sebesar Rp845.469,00 terjadi karena tidak sesuainya perkiraan kurs Rupiah terhadap USD pada APBN-P 2004 dengan realisasi, terutama pada akhir tahun 2004. Kelebihan pembayaran pokok tersebut diatribusikan pada pembayaran sisa pokok hedge bonds yang jatuh tempo, dimana pada saat jatuh tempo, nominalnya akan disesuaikan terlebih dulu dengan perubahan kurs Rupiah terhadap USD. Disebut sisa pokok karena sebagian besar hedge bonds jatuh tempo dibayar dengan menerbitkan SUN baru (lihat Pembayaran Tunai Hedge Bonds pada Tabel 2). b) Kelebihan atas pembayaran pokok obligasi dibeli kembali (buyback program) sebesar Rp869.970.000.000,00. Pada tanggal 25 Maret 2004 Pemerintah memutuskan untuk membeli kembali ON dengan nominal sebesar Rp1.962.000.000.000,00, dengan pembayaran tunai atas pokok sebesar Rp1.869.970.000.000,00. Pembayaran tersebut Rp1 triliun diantaranya dibiayai dengan pagu dari APBN, selebihnya sebesar Rp869,97 miliar dibiayai dengan dana setoran hasil penjualan asset yang dikelola BPPN, yang disimpan di rekening 502.000.001. Dalam rangka tertib administrasi APBN, penerimaan dana setoran hasil penjualan asset yang dikelola BPPN sebesar Rp869,97 miliar dicatat di APBN 2004 sebagai Pendapatan Anggaran Lainnya. Sementara di sisi lain, penggunaan dana tersebut untuk kegiatan pembelian kembali ON dicatat pada pos pembayaran pokok SUN (pembelian kembali) dalam jumlah yang sama. Keuntungan jangka panjang yang diperoleh dari dibelinya kembali ON adalah Pemerintah dapat memperoleh ON pada harga yang baik karena sebagian besar dibeli dengan harga discount, dan Pemerintah tidak lagi perlu melakukan pembayaran bunga di masa mendatang atas ON yang dibeli kembali, yang pada akhirnya dapat mengurangi beban Pemerintah di masa mendatang.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 139-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 c)

Belum dianggarkannya pembayaran utang bunga untuk tahun 2004, sebesar Rp510.958.199.745,00. Hal ini disebabkan oleh belum diputuskannya perlakuan terhadap utang bunga pada saat penyusunan APBN-P 2004. Sebagaimana diketahui, utang bunga yang timbul saat penerbitan ON diterima oleh Pemerintah sebagai dana titipan, yang akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama ON yang diterbitkan dimaksud, bersamaan dengan pembayaran bunga yang memang merupakan kewajiban Pemerintah. Praktik pada tahun sebelumnya terhadap pengeluaran utang bunga ialah dengan mencatatnya secara off-budget. Artinya, pada saat Pemerintah menerima utang bunga, Pemerintah menampungnya di rekening antara (rekening 502.000.001) dan pada saat pembayaran Pemerintah mendebit rekening tersebut bersamaan dengan pembayaran bunga yang benar-benar menjadi kewajiban Pemerintah yang dibiayai melalui APBN. Untuk tahun 2004 diputuskan bahwa dana-dana tersebut harus dicatat secara on-budget melalui APBN, baik pada saat diterima maupun pada saat dikeluarkan. 2. Pembayaran Bunga SUN Dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp39.814.600.000.000,00, realisasi pembayaran bunga SUN mencapai Rp39.553.587.093.462,00 (tiga puluh sembilan triliun lima ratus lima puluh tiga miliar lima ratus delapan puluh tujuh juta sembilan puluh tiga ribu empat ratus enam puluh dua rupiah), atau terdapat selisih penghematan sebesar Rp261.012.906.538,00 (dua ratus enam puluh satu miliar dua belas juta sembilan ratus enam ribu lima ratus tiga puluh delapan rupiah). Penghematan ini terjadi karena kombinasi beberapa faktor yaitu adanya trend penurunan tingkat bunga SBI dan juga program pembelian kembali. B. Anggaran Penerimaan Pembiayaan Berdasarkan APBN-P 2004, pagu untuk penerimaan pembiayaan SUN ditetapkan sebesar Rp32.300.800.000.000,00. Realisasi penerimaan penerbitan SUN untuk tahun 2004 mencapai Rp32.326.782.517.093,00 (tiga puluh dua triliun tiga ratus dua puluh enam miliar tujuh ratus delapan puluh dua juta lima ratus tujuh belas ribu sembilan puluh tiga rupiah), yang terdiri dari: •

Penerimaan pokok penerbitan ON Rupiah



Penerimaan utang bunga ON Rupiah

Rp22.806.608.217.400,00 Rp559.064.387.913,00



Penerimaan pokok penerbitan ON valas Rp8.961.109.911.780,00 Total Realisasi Tunai Rp32.326.782.517.093,00 Dengan demikian terdapat selisih positif realisasi penerbitan tunai SUN dibandingkan dengan yang dianggarkan sebesar Rp25.982.517.093,00 (dua puluh lima miliar sembilan ratus delapan puluh dua juta lima ratus tujuh belas ribu sembilan puluh tiga rupiah). VI. PENUTUP Demikianlah laporan pertanggungjawaban pengelolaan SUN ini dibuat dalam rangka pemenuhan amanat sebagaimana dituangkan pada pasal 16 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, dan dilampirkan sebagai bagian dari pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Besar harapan Pemerintah agar masyarakat juga dapat mengetahui secara jelas dan transparan informasi terkait dengan pengelolaan Surat Utang Negara, sesuai komitmen Pemerintah untuk mengelola sektor keuangan yang transparan, profesional dan bertanggung jawab.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004

- 140-

More Documents from "Sugi Yarto"