Lkp Operasi Dan Pemeliharaan Ipal

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lkp Operasi Dan Pemeliharaan Ipal as PDF for free.

More details

  • Words: 1,276
  • Pages: 6
LKP-PAPLC-C : 1

LEMBAR KERJA PRAKTEK (LKP) Nama Mahasiswa & NIM Hari / Tanggal Praktek Lokasi Praktek Acara / Kegiatan Praktek

: : : :

Bengkel Kerja / Lapangan OPERASI DAN PEMELIHARAAN IPAL

a. -

BAHAN aquades kertas saring kertas pH (pH stick) reagent pemeriksaan DO, COD, BOD, TKN, P.

b. -

ALAT aparat untuk pemeriksaan TSS, DO,COD, BOD, TKN, P. pH tester Kerucut imhoof Mikroskop dan kelengkapannya. Meteran Pengukur debit

c. CARA KERJA 1) Pengoperasian − Isikan air limbah kedalam bak aerasi dengan porsi yang kecil, kira-kira sepertiga atau seperempat dari kapasitas yang ada. Pastikan juga bahwa tidak ada zat beracun pada air limbah yang akan diolah. − Hidupkan blower / aerator untuk mensuplai udara atau oksigen dalam air limbah yang ada dalam bak aerasi. Konsentrasi oksigen terlarut pada bak aerasi diupayakan agar berkisar 2 – 4 mg/L. − Air dari clarifier secara kontinyu dialirkan kembali kedalam bak aerasi, sampai dengan konsentrasi MLSS mencapai 400 – 800 mg/L. Dalam praktek MLSS ( mixed liquor suspended solid ) adalah sama dengan TSS (total suspended solid ) pada bak aerasi. − Perlahan-lahan air limbah ditambahkan kedalam bak aerasi, sampai dengan sesuai kapasitas normal dari instalasi pengolahan air limbah dimaksud. Secara normal, pengoperasian awal (starting) ini memerlukan waktu antara 2 – 4 minggu. Hal ini sangat bergantung pada kondisi setempat. 2) Pemeliharaan & Evaluasi Pemeliharaan IPAL dilakukan sesuai petunjuk teknis yang menyertai pembangunan IPAL. Untuk evaluasi secara umum adalah sbb. : − Amati tentang kondisi kebersihan secara umum dan keutuhan kerja peralatan. − Amati terjadinya buih, lumpur mengapung dan karakteristik fisik-kimia air limbah yang diolah baik pada influent atau effluen. Sugeng Abdullah (2009) – Prodi D.III Kesehatan Lingkungan Purwokerto

LKP-PAPLC-C : 2

− Lakukan pengukuran dimensi unit pengolahan limbah bak pra sedimentasi, bak aerasi, bak pengendap II dan unit lainnya. − Hitung volume limbah pada masing-masing unit pengolahan limbah − Ukur debit limbah pada inlet (influen) dan outlet (efluen) masing-masing unit pengolahan limbah − Ukur debit lumpur resikulasi dari bak pengendap II ke bak aerasi − Hitung hydrolic loading masing-masing unit pengolahan limbah − Hitung detention time masing-masing unit pengolahan limbah − Periksa TSS (MLSS) pada bak aerasi dan bak pengendap II − Periksa DO dan pH pada bak aerasi − Ukur SVI pada bak aerasi − Periksa keberadaan dan keragaman protozoa pada bak aerasi. − Periksa BOD, COD, TSS, pH, TKN, P pada influen bak aerasi dan effluen bak pengendap II. − Hitung Organic loading − Hitung rasio BOD : N : P − Hitung urea dam TSP yang ditambahkan (bila perlu) − Hitung rasio debit resirkulasi − Hitung jumlah lumpur yang harus dibuang − Hitung efisiensi removal masing-masing unit pengolahan limbah Hasil pengukuran dan perhitungan kegiatan diatas selanjutnya dicocokkan dengan kriteria disain IPAL dimaksud / kriteria disain dari literatur dan effluent standar yang diterbitkan pemerintah / literatur.

HASIL a. Dimensi unit pengolahan limbah : P= m; L= m; T= D= m; T= m. Free board = m b. Volume air limbah =

liter

c. Debit air limbah ; Influent = l/dt; Effluent Rasio debit resirkulasi = d. Hydrolic loading =

m

=

l/dt;

Resirkulasi =

; e. Detention time =

l/dt

jam

f. MLSS = mg/lt; BOD = mg/lt; COD = mg/lt; TKN = mg/lt; P= mg/lt; DO = mg/lt; pH = ; Volume lumpur = ml/30menit; SVI = ; ratio BOD : N : P = : : Jumlah Urea yang ditambahkan = kg/hr Jumlah TSP yang ditambahkan = kg/hr Sugeng Abdullah (2009) – Prodi D.III Kesehatan Lingkungan Purwokerto

LKP-PAPLC-C : 3

g. Organic loading =

kg/hr

h. protozoa yang ditemukan = ? i. lumpur yang harus dibuang = j. Efisiensi removal BOD =

lt/hr ; COD =

; TSS =

k. Ratio resirkulasi = Kesimpulan kinerja IPAL secara umum ?

Sugeng Abdullah (2009) – Prodi D.III Kesehatan Lingkungan Purwokerto

LKP-PAPLC-C : 4

LEMBAR KERJA PRAKTEK (LKP) Nama Mahasiswa & NIM Hari / Tanggal Praktek Lokasi Praktek Acara / Kegiatan Praktek

: : : :

Bengkel Kerja / Lapangan PERCOLATION TEST (UJI ANGKA PERESAPAN)

A. BAHAN − Air bersih − Kerikil halus atau pasir B. ALAT − Cangkul − Pisau atau sejenisnya − Auger diameter 10 -30 cm dan kelengkapannya − Ember dan Gayung − Pelampung ukur − Meteran − Stopwatch − Alat tulis C. CARA KERJA − Buatlah lubang dengan kedalaman > 40 cm, sebanyak 6 (enam) buah menggunakan Auger diameter 10 -30 cm di lokasi yang akan dibangun area peresapan atau area yang akan diuji. − Lakukan penggoresan pada dinding lubang menggunakan pisau agar tanah yang lengket dapat dihilangkan, sehingga tercipta kondisi alamiah. − Isilah dasar lubang tersebut dengan kerikil halus atau pasir setebal 5 cm. − Secara hati-hati, lubang diisi air sedalam minimal 30 cm dari dasar. Pertahankan kedalaman air tersebut selama minimal 4 jam dengan cara terus menerus menambahkan air kedalam lubang. Bila memungkinkan lakukan selama 24 jam. Hal ini diperlukan untuk penjenuhan tanah (terutama jenis lempung). Apabila baru saja terjadi hujan lebat >4 jam atau jenis tanah dominan berpasir, maka penjenuhan tidak diperlukan. − Setelah penjenuhan selesai, masukan kembali air bersih sedalam 15 cm. − Ukurlah penurunan air selama 30 menit. Lakukan selama periode 4 jam. Segera setelah pengukuran 30, lakukan pengisian air kembali sehingga kedalamannya tetap 15 cm. − Gunakan data penurunan air (T) pada pengukuran 30 menit terakhir sebagai dasar perhitungan angka peresapan. − Bila tanah berpasir, pengukuran penurunan air dilakukan dengan interval 10 menit selama periode 1 jam. Pengukuran 10 menit terakhir sebagai dasar penentuan angka peresapan. − Hitung angka peresapannya (AP). Angka peresapan adalah menit yang diperlukan untuk penurunan air sedalam 2,5 cm ( 1 inch) dalam lubang percobaan. Rumus perhihungan angka peresapan (AP) : Sugeng Abdullah (2009) – Prodi D.III Kesehatan Lingkungan Purwokerto

LKP-PAPLC-C : 5

AP = (30 menit / T cm) x 2,5 cm Bila digunakan interval 10 menit, AP = (10 menit / T cm) x 2,5 cm −

Simpulkan kelayakan lokasi tersebut untuk area peresapan dengan membandingkan tabel luas daerah peresapan dengan angka peresapan. Bila angka peresapan >60 menit, maka lokasi tersebut tidak layak untuk area persapan.

D. HASIL 1.

2. 3.

4. 5.

6. 7.

8.

Jumlah lubang = Diameter lubang = Kedalaman lubang = Ketebalan pasir tiap lubang = Lama penjenuhan = Perkiraan volume air yang digunakan (termasuk untuk penjenuhan) = Penurunan air pada interval 30 menit − 30 menit I = Cm − 30 menit II = Cm − 30 menit III = Cm − 30 menit IV = Cm − 30 menit V = Cm − 30 menit VI = Cm − 30 menit VII = Cm − 30 menit VIII = T Cm Angka peresapan (AP) = − AP lubang 1 = (30 menit / T) x 2,5 = − AP lubang 2 = (30 menit / T) x 2,5 = − AP lubang 3 = (30 menit / T) x 2,5 = − AP lubang 4 = (30 menit / T) x 2,5 = − AP lubang 5 = (30 menit / T) x 2,5 = − AP lubang 6 = (30 menit / T) x 2,5 =

9. Kelayakan area peresapan

Tabel : Kebutuhan luas dasar saluran peresapan berdasarkan angka peresapan Sugeng Abdullah (2009) – Prodi D.III Kesehatan Lingkungan Purwokerto

LKP-PAPLC-C : 6

(diadopsi dari EG wagner dan JN Lanoix, 1958)

Angka Peresapan (menit) ≤2 3 4 5 10 15 30 45 60 >60

Luas dasar saluran peresapan (m2/orang) Rumah Tinggal Sekolah 2,30 2,80 3,25 3,50 4,65 5,35 7,00 8,45 9,30 Tidak layak untuk system peresapan dangkal

0,84 0,93 1,12 1,21 1,67 1,86 2,70 3,10 3,50 Tidak layak untuk system peresapan dangkal

Note : Luas dasar saluran peresapan didasarkan pada asumsi debit limbah 190 liter/orang/hari

Sugeng Abdullah (2009) – Prodi D.III Kesehatan Lingkungan Purwokerto

Related Documents