Lingkungan Pengendapan Batubara Di Delta.pptx

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lingkungan Pengendapan Batubara Di Delta.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 481
  • Pages: 5
LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA DI DELTA OLEH Novrida Siregar 1031611045

Delta merupakan sebuah lingkungan pengendapan yang pembentukannya dipengaruhi tiga parameter, yaitu : suplai sedimen, energi gelombang dan pasang surut

Diessel (1992, dalam Mendra, 2008) menyatakan enam parameter yang mengendalikan pembentukan endapan batubara, yaitu : adanya sumber vegetasi, posisi muka air tanah, penurunan yang terjadi dengan pengendapan, penurununan yang terjadi setelah pengendapan, kendali lingkungan geoteknik endapan batubara dan lingkungan pengendapan terbentuknya batubara.

Setiap delta akan mengalami siklus akibat adanya perubahan muka air laut, oleh tektonik dan atau eustacy. Siklus delta dapat dibagi menjadi allocyclic processes dan autocyclic processes. Allocyclic disebabkan oleh faktor luar, misalnya eustacy, tektonik, iklim dan sebagainya. Siklus ini merupakan siklus transgresiregresi akibat perubahan RSL. Autocyclic disebabkan oleh faktor yang berasal dari faktor dalam cekungan, meliputi lobe switching dan river avulsion.

Lingkungan tempat terbentuknya rawa gambut umumnya merupakan tempat yang mengalami depresi lambat dengan sedikit sekali atau bahkan tidak ada penambahan material dari luar

Syarat untuk terbentuknya formasi batubara antara lain adalah ketika kenaikan mukan air tanah lambat, perlindungan rawa terhadap pantai atau sungai dan energi relatif rendah. Jika muka air tanah terlalu cepat naik (atau penurunan dasar rawa cepat) maka kondisi akan menjadi limnic atau bahkan akan terjadi endapan marine. Sebaliknya kalau terlalu lambat, maka sisa tumbuhan yang terendapkan akan teroksidasi dan terisolasi. Terjadinya kesetimbangan antara penurunan cekungan (land subsidence) dan kecepatan penumpukan sisa tumbuhan (kesetimbangan bioteknik) yang stabil akan menghasilkan gambut yang tebal (Diessel, 1992).

Lingkungan Pengendapan Lower Delta Plain ; Lingkungan lower delta plain didominasi oleh sekuen coarsening upward yang terdiri dari batulumpur dan batulanau, memiliki ketebalan antara 15-55 m dan penyebaran lateral 8 hingga 10 km. Bagian bawah dari sekuen sedimen ini adalah batulumpur abu-abu gelap hingga hitam dan terdapat siderit dan batugamping dengan sebaran yang tidak teratur. Pada bagian atas sekuen ini sering dijumpai batupasir, menunjukkan adanya peningkatan energi transportasi pada daerah perairan dangkal ketika teluk terisi endapan sedimen (Horne et al, 1979 dalam Thomas, 2002)

Lingkungan Pengendapan Upper Delta Plain – Fluvial ; Upper delta plain merupakan daerah akumulasi gambut dalam jumlah yang tidak banyak, namun lingkungannya relatif stabil. Endapannya didominasi oleh bentuk linier, tubuh batupasir lentikuler yang memiliki ketebalan hingga 25 m dan lebar 11 km. Tumbuhan pada sublingkungan upper delta plain akan didominasi oleh pohon-pohon keras dan akan menghasilkan batubara yang blocky, sedangkan tumbuhan pada lower delta plain didominasi oleh tumbuhan nipah-nipah pohon yang menghasilkan batubara berlapis.

Lingkungan Pengendapan Transitional Lower Delta Plain ; Zona diantara lower dan upper delta plain adalah zona transisi yang mengandung karakteristik litofasies dari sekuen tersebut yang merupakan juga sekuen bay-fill yang dicirikan oleh litologi yang berbutir halus dan lebih tipis (1,5 – 7,5 m) daripada sekuen lower delta plain (Horne et al, 1978). Perkembangan rawa pada lingkungan transisi lower delta plain sangat intensif, karena adanya pengisian sedimen pada daerah "interdistributary bay" sehingga dapat terbentuk lapisan batubara yang tersebar luas dengan kecenderungan agak memanjang sejajar dengan jurus perlapisan.

Related Documents