LIMBAH PADAT DAN UPAYA RADIKAL PENCEGAHAN PERILAKU MERUSAK LINGKUNGAN Oleh Asosiasi Profesi PERTAKINDO
Prof. Dr. Ir. Amos Neolaka, M.Pd 20-24 Maret 2019
Pada Seminar /workshop Pekan SDM Ahli Konstruksi Indonesia Convention Exhibition (ICE) Jln. SD Grand Boulevard No.1 BSD City Pagedangan Tangerang Banten
Pengertian Limbah • Limbah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia, maupun proses-proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif. • Limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan hasil usaha, sering terbuang. • Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga).
Klasifikasi limbah menurut bentuknya • Limbah Padat (Sampah) • Limbah Cair • Limbah Gas (Udara)
Pengertian Sampah • Sesuai kajian literatur, sampah adalah barang padat yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dengan sempurna oleh alam diuraikan yang akhirnya mengakibatkan kerusakan. • Menurut WHO sampah adalah barang yang berasal dari kegiatan manusia yang tidak lagi digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, ataupun yang dibuang. • Sampah menurut SNI 19-2454-2002 adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Kondisi nyata • Pertambahan penduduk yang sangat pesat di perkotaan akibat migrasi /urbanisasi • Perkembangan teknologi serta pembangunan pabrik /industri cukup pesat. • Tingkat sosial-budaya yang beragam-heterogen di kota menambah kompleks pula permasalahan perilaku yang merusak lingkungan. • Partisipasi masyarakat sangat kurang, bahkan menjadi penyebab masalah persampahan. • Perilaku yang kurang peduli atau sadar lingkungan • Penyediaan lahan untuk TPS dan TPA sampah menjadi masalah baru
Faktor yang mempengaruhi jumlah sampah; • • • • • •
Jumlah penduduk yang selalu bertambah Sistem pengumpulan dan pembuangan sampah Faktor geografis Faktor waktu Kebiasaan masyarakat-perilaku tidak peduli Kemajuan teknologi yang pesat
Kesadaran membuang sampah yang masih kurang
Masalah pengelolaan sampah • Pemerintah telah mengeluarkan regulasi berupa UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.
• Namun, banyak pakar mengatakan bahwa tidak cukup hanya mengeluarkan UU jika tidak diikuti dengan sosialisasi dan kampanye kepada masyarakat untuk terlibat langsung mengelola sampah. • Hal ini penting karena persoalan sampah tidak cukup hanya untuk dibahas tetapi perlu ditindak lanjuti dengan penyebaran informasi secara serius dan radikal
bahwa sampah harus diselesaikan secara bersama-sama dengan masyarakat. • Perlu perubahan sikap dan perilaku dari masyarakat secara radikal untuk
mencegah meningkatnya masalah sampah.
Gambar: Sampah dari sumbernya
Tabel: sumber dan jenis pewadahan
Sumber: Damanhuri dan Padmi, 2010
Jenis-jenis sampah berdasarkan Undang-undang No 8 Tahun 2008 : 1. Sampah rumah tangga 2. Sampah sejenis rumah tangga 3. Sampah spesifik
Sampah dibedakan berdasarkan sifatnya : 1. Sampah Organik 2. Sampah anorganik Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya sampah : 1. Jenis bangunan yang ada 2. Tingkat aktivitas 3. Jumlah dan kepadatan penduduk 4. Sosial dan ekonomi budaya 5. Kondisi geografi
Bagaaimana kegiatan pengelolaan sampah??
Pemanfaatan dan pembuangan akhir sampah
Dimanfaatkan
Pemusnahan
1.Dibuat Kompos
1. Insenerator
2. Dibuat Bio Gas
2. Sanitary Landfill
Pengelolaan Sampah (Menurut UU 18 th 2008 tentang Pengelolaan Sampah) Adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah
Tujuan: 1.meningkatkan kesehatan masyarakat; 2.meningkatan kualitas lingkungan; 3.menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Teknik Pengelolaan Sampah Perkotaan berdasarkan SNI 19-2454-2002 Pengelolaan Sampah di TPS dilakukan sebagai berikut : 1. Tahap pemilahan 2. Tahap pewadahan 3. Tahap pengomposan 4. Tahap pengangkutan Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan Ideal : 1. Penerapan Teknologi yang tepat guna 2. Peran serta Masyarakat dalam pengelolaan sampah 3. Perlunya mekanisme keuntungan dalam pengelolaan sampah 4. Optimalisasi TPA sampah 5. Sistem kelembagaan pengelolaan sampah yang terintegrasi
MENGELOLA SAMPAH PARADIGMA LAMA DILAKUKAN WARGA
SUMBER
KUMPUL
DILAKUKAN PEMDA/PEMKOT
TPS
ANGKUT
PENGUMPULAN LANGSUNG (DOOR-TO-DOOR)
Paradigma Lama : Kumpul – Angkut – Buang – ??
BUANG DI TPA
MENGELOLA SAMPAH PARADIGMA BARU .
..
KUMPUL
Pengolahan Sampah Skala Rumah Tangga
ANGKUT
Pengolahan Sampah Skala Kawasan
… PENGUMPULAN LANGSUNG (DOOR-TO-DOOR)
Paradigma Baru : Kurangi – Penanganan yg Tepat
Tempat Pengolahan Akhir
Kondisi yg ada/ Eksisting Depo
Kondisi yg ada/Eksisting tempat sampah warga
Kondisi Saluran penuh dengan sampah
Kondisi sungai penuh dengan sampah
Proses pengangkutan sampah ke Truck
ASPEK PENGELOLAAN PERSAMPAHAN (kajian literatur)
Kajian literatur, ada beberapa faktor yg berpengaruh pd kualitas limbah; 1.
Jumlah penduduk, semakin banyak jumlah penduduk, produksi limbah meningkat.
2.
Sosial ekonomi, semakin tinggi sosial ekonomi masyarakat, makin banyak jumlah per kapita limbah yang dibuang.
3.
Kemajuan teknologi, menambah jumlah maupun kualitas limbah
4.
Dari informasi KLH setiap individu hasilkan rata-rata 0,8 kg sampah per hari, Said (2008:78) dengan jumlah 220 juta penduduk.
5.
Limbah terbuang mencapai 176.000 ton per hari.
6.
Lihat hasil penelitian Damanhuri dan Padmi (2010)
Tabel: Komponen sumber sampah
Sumber: Damanhuri dan Padmi, 2010
TUGAS PEMERINTAH PUSAT DAN PEMDA : • Menumbuh-kembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah; • Melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan, dan penanganan sampah; • Memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan, penanganan, dan pemanfaatan sampah; • Melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah; • Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan sampah; • Memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; • Melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.
PENGURANGAN SAMPAH 1.BATASI SEJAK DARI SUMBER. 2. PILAH DAN OLAH DI SUMBER DAN/ATAU DI TPS UNTUK DIMANFAATKAN. PENANGANAN YANG TEPAT • KUMPUL DARI SUMBER DAN TPS SECARA TERPILAH. • ANGKUT DARI SUMBER DAN TPS KE TEMPAT PENGOLAHAN, TPST, ATAU TPA SECARA TERPILAH. • OLAH DI TEMPAT PENGOLAHAN DAN/ATAU DI TPST UNTUK DIMANFAATKAN. • SAMPAH DI TPA HARUS DIPROSES AGAR AMAN BAGI LINGKUNGAN.
PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK
Dengan memanfaatkan teknologi yang tepat guna dalam pengelolaan sampah maka dalam pengelolaan sampah organik dilakukan dengan cara Anaerobic Digester . Anaerobic Digester adalah proses dekomposisi dan pembusukan secara alamiah, dimana senyawa organik terurai dan mikroorganisme anaerobik mengurai senyawa tanpa menggunakan oksigen untuk menghasilkan gas metana (CH4). Proses biogas tersebut menghasilkan gas yang kaya akan metana (CH4) dan slurry. Gas metana (CH4) dapat digunakan untuk pembangkit energi sedangkan slurry padat dapat dijadikan kompos, slurry cair dapat dijadikan media tumbuh probiotik bagi budidaya ikan lele. Produk Digester yang dibakar berupa gas dengan nilai kalor 6500 Kj/Nmᵌ.
Mesin pencacah organik
Digester Biogas
Sampah organik yang telah dicampurkan dengan bakteri anaerob
Pipa untuk mengalirkan metana (CH4)
Plastik khusus untuk menampung biogas sebelum dialirkan
Kompresor digunakan untuk memberikan tekanan sebelum di alirkan ke tabung gas
Kompos hasil limbah padat
Tabung serta kompor gas yang menggunakan metana hasil Anaerobic Digester
Limbah cair probiotik untuk budidaya ikan lele
PROSES PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK Pemilahan sampah anorganik dilakukan dirumah masing-masing
Sampah botol bekas dikumpulkan untuk dijual kepada pengumpul botol bekas
Mengurangi penggunaan sampah styrofoam menggantidengan bahan yang lain karena sampah tersebut tidak dapat didegradasi secara alami
Sampah plastik dikumpulkan untuk dibuat kerajinan tangan seperti tas, dompet dll
Meminimalisisr penggunaan kantong plastik dengan cara menggantinya dengan menggunakan keranjang
PENGURANGAN SAMPAH Mengurangi dari sumbernya Melaksanakan konsep 3R, yaitu: • Reduce, minimalisasi sampah dari sumber; • Reuse, memanfaatkan kembali sampah; • Recycle, melakukan pemrosesan sehingga menghasilkan produk lainnya/daur ulang → Bank sampah (PermenLH no.13 th 2012 tentang PEDOMAN PELAKSANAAN REDUCE, REUSE, DAN RECYCLE MELALUI BANK SAMPAH)
Bank Sampah di Indonesia: Menabung, Mengubah Perilaku • Sampah non-organik dipilah ke tiga sub-kelompok: plastik, kertas, serta botol dan logam. • Begitu ketiga tong sampah tersebut sudah penuh, isinya lalu bisa “ditabung” di sebuah bank sampah. • Seperti halnya sebuah bank komersil, kita bisa membuka rekening di sebuah bank sampah. • Secara berkala, kita bisa mengisi tabungan kita dgn sampah non-organik yg ditimbang, diberi nilai moneter, sesuai harga yg sudah ditentukan pengepul. • Nilai moneter ini ditabung, dan sama halnya sebuah bank komersil, isi tabungan tersebut bisa ditarik sewaktu-waktu. • Prinsip dasar bank sampah tetap sama: untuk menyimpan sampah, untuk menabung, untuk menghasilkan uang, untuk mengubah perilaku & menjaga kebersihan.
Upaya pencegahan perilaku merusak lingkungan
Pemahaman paradigma Antroposentrisme • Kerusakan lingkungan terus-menerus sampai sekarang ini faktor penyebab utama adalah kesalahan paradigma yang mengacu pada “Antroposentrisme.” • Antroposentrisme memadang bahwa manusia sebagai pusat dari alam semesta dan hanya manusia yang mempunyai nilai, alam dan segala isinya sekedar sebagai alat pemuas kepentingan dan kebutuhan hidup manusia. • Nilai tertinggi ada pada manusia dan hanya untuk kepentingannya. • Manusia sebagai penguasa alam dan super power pada alam. • Menusia boleh merusak alam, eksploitasi alam, karena alam dianggap tidak mempunyai nilai. • Manusia yang berkarakter antroposentrisme selalu berpikir dalam hati bahwa semua yang ada di alam ini adalah miliknya dan milik keturunannya.
• Perilaku manusia “anthroposentris” harus dicegah karena ia tidak memahami dirinya sendiri sebagai bagian dari alam. • Manusia anthroposentris tidak sadar bahwa ia hidup bergantung pada alam dan lingkungannya. • Etika lingkungan perlu menjadi bahan rujukan bagi pemerhati lingkungan/ aktivis lingkungan di Indonesia. • Perlu ada perubahan cara pandang manusia antroposentris menjadi manusia sadar / peduli lingkungan. • Secara radikal perlu perubahan cara pandang, jika tidak maka krisis lingkungan akan semakin parah yg berarti kita siap menuai bencana.
• Manusia dan lingkungan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. • Manusia dalam kegiatannya membutuhkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup. • Sebagian besar aktivitas manusia melibatkan lingkungan, secara langsung maupun tidak langsung. • Interaksi manusia dengan lingkungan jika dilakukan dengan tidak bertanggung jawab akan merusak kelestarian alam. • Kelestarian alam yang terganggu/ rusak akan berdampak pada kehidupan manusia.
Contoh kegiatan manusia yang merusak lingkungan; •
Pembangunan perumahan yang tidak terencana
•
Penebangan pohon dan pembakaran hutan
•
Penambangan pasir laut
•
Polusi (polusi udara, air, tanah)
•
Penggunaan bahan kimia dan pestisida secara berlebihan
•
Eksploitasi sumber daya laut
•
Pembuangan sampah plastik sembarangan
Pembangunan perumahan yang tidak terencana •
Kebutuhan akan tempat tinggal semakin meningkat.
•
Akibatnya, terjadi perubahan penggunaan lahan.
•
Lahan pertanian yang tadinya luas, sedikit demi sedikit berubah fungsi menjadi pemukiman.
•
Pembangunan perumahan mengakibatkan berkurangnya hutan
•
Berkurang lahan pertanian
Pembangunan perumahan yang tidak terencana
Penebangan pohon dan pembakaran hutan • Menjadi perilaku yang merusak ekosistem hutan. • Penebangan yg disertai dengan penanaman kembali. • Penebangan hutan liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. • Daya dukung hutan menjadi berkurang. • Hilang habitat dan makhluk hidup & musnah spesies hewan/ tumbuhan • Tanah longsor dan banjir akibat drainase yang penuh dengan sampah. • Hutan menjadi gundul. • Hewan hutan kehilangan tempat tinggal.
Pelarangan tebang pohon tercantum dalam Perda DKI Jakarta Nomor 8 tahun 2007, pada pasal 12, huruf G.
Kebakaran hutan di Riau-15-Februari-2019
Penambangan pasir laut •
Perubahan ekosistem dan permukaan bumi.
•
Gali bahan tambang dapat merusak lingkungan.
•
Pengerukan pasir warna yg merusak alam.
•
Menyebabkan abrasi dan rusaknya pantai dan ekosistem laut.
•
Galian pasir laut di pantai menyebabkan lubang galian ternganga dan merusak lingkungan.
•
Merusak hutan mangrove dan dapat menenggelamkan pulau.
•
Mempengaruhi keseimbangan ekosistem ikan dan makhluk hidup air lainnya.
Galian pasir warna di pantai Kolbano-Timor-skarang rapih karena air pasang laut
Polusi •
Polusi dapat menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan
•
Polusi udara; sumbernya dari sisa pembakaran bahan bakar, batu bara di pabrik, BBM kenderaan bermotor, pembakaran lahan dan hutan.
•
Polusi air; limbah cair industri, pertanian, rumah tangga, oli bengkel, sampah organik dan logam berat.
•
Polusi tanah; dari sampah, seperti: plasttik, kaca, logam.
Kabut asap di Jembatan Ampera Palembang, Jumat (5/10/2018) pukul 06.00 - 07.00
Penggunaan bahan kimia dan pestisida secara berlebihan •
Penggunaan detergen sebagai bahan pembersih, menghasilkan busa yang dapat mencemari
lingkungan. •
Busa detergen akan menutupi permukaan perairan sehingga sinar matahari tidak dapat menembus perairan.
•
Proses fotosintesis tumbuhan air menjadi terganggu.
•
Tumbuhan kekurangan makanan dan akhirnya mati.
•
Penggunaan pestisida untuk memberantas hama tanaman.
•
Penggunaan pestisida berlebihan dapat membunuh hewan lain yang lebih menguntungkan bagi manusia.
Eksploitasi sumber daya laut •
Penangkapan ikan secara tidak bertanggung jawab.
•
Menggunakan bom atau racun.
•
Selain mematikan ikan kecil dan binatang laut lainnya.
•
Merusak terumbu karang, rumah bagi hewan laut.
•
Ikan-ikan kehilangan tempat tinggal.
•
Ekosistem laut menjadi terganggu.
•
Bila dibiarkan akan menuju kepunahan ikan/ hewan laut.
Alih fungsi kawasan mangrove menjadi lahan tambak dengan mengabaikan aspek kelestarian sumberdaya mangrove dan ekosistemnya.
Pembuangan sampah plastik sembarangan
• Plastik memiliki dampak buruk bagi lingkungan bila telah menjadi sampah. • Masyarakat Indonesia setiap tahun dilaporkan telah memakai 100 miliar kantong plastik (dari UNEP). • Penyebabnya kantong plastik merupakan barang yang gratis di Indonesia. • Setiap orang di Indonesia menggunakan 700 kantong plastik per tahunnya atau dua kantong plastik dalam sehari. • Semua sampah plastik tidak sampai ke tempat pembuangan yang seharusnya sehingga dapat didaur ulang, tetapi justru berserakan di mana-mana. • Sampah plastik berdampak buruk bagi lingkungan karena sifat plastik yg susah diuraikan oleh tanah meskipun sudah tertimbun bertahun-tahun. • Plastik baru bisa diuraikan oleh tanah setelah tertimbun selama 200-1000 tahun.
Sampah plastik dibuang sembarangan
• Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) adalah perkumpulan nasional memiliki misi mengajak semua orang untuk mengurangi penggunaan plastik. • Hasil penelitian GIDKP (2016) dan laporan UNEP, Indonesia pakai kantong plastik ˃ 1 juta tiap menit, pringkat 2 dunia penghasil sampah plastik, setelah Tiongkok. • Setiap tahun produksi kantong plastik menghabiskan sekitar 8% produksi minyak dunia atau 12 juta barrel minyak dan 14 juta pohon. • Untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dibuat kebijakan plastik berbayar, sejak 21-1-2016, namun pelaksanaan kurang baik. • Data Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) terdapat 32 000 gerai yg menghasilkan 9,6 juta kantong plastik per-hari atau sekitar 21 024 ha / pertahun. • Bisa menutupi kota Bandung kalau sampah plastik dibuang sembarangan. • Ada rencana dari UNEP untuk melarang penggunaan kantong plastik, namun belum ada kebijakan tersebut.
Upaya radikal pencegahan perilaku merusak lingkungan • Perilaku manusia merusak lingkungan justru menjadi masalah sangat serius dan harus dihentikan, karena tidak ada keinginan untuk berhenti merusak lingkungan. • Manusia tidak super power terhadap lingkungan. • Manusia hidupnya sangat rentan/ tidak berdaya jika tidak ada lingkungan hidup. • Manusia bernafas mengeluarkan CO2 dan menghirup O2, adanya O2 karena diproses oleh lingkungan di sekitarnya • Mengatasi krisis lingkungan hidup diperlukan ecoliteracy, kesadaran ekologis yang bermakna melek ekologi. • Sadar bahwa manusia dan lingkungan saling mempengaruhi, serta harus disadari pula bahwa alam adalah komunitas moral yang harus dihormati.
Neolaka (2012). WIT Transactions on Ecology and the Environment. Vol 159. ISSN 1743-3541 (on-line)
Tabel: Pencegahan perilaku merusak lingkungan terbaca dalam matriks ini. No.
1.
Perilaku Manusia yang Merusak Lingkungan
Tindakan Pencegahan (tegas dgn aturan)
Paradigma Antroposentrisme, berkuasa atas alam
Paradigma yang memahami alam semesta sebagai sebuah sistem, sebuah organisme yang dilihat secara holistik dan juga ekologis. •
2.
Penebangan dan pembakaran hutan
•
• •
3
Penggunaan bahanbahan kimia dan pestesida secara berlebihan
•
•
4
5
Eksploitasi sumber daya laut
Perpindahan penduduk
• • •
Membuat/menetapkan UU tentang pelarangan penebangan hutan secara liar Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang dampak dan akibat dari penebangan hutan secara liar Melakukan sistem tebang-pilih-tanam Menganjurkan penggunaan pupuk organik /pupuk kandang Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang dampak dan akibat penggunaan pestesida secara berlebihan Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya pencemaran dan eksploitasi laut secara berlebihan, Pengenalan cara penangkapan ikan yang aman dan berkelanjutan, Memperbanyak lapangan kerja di daerah. Memberikan pendidikan keterampilan.
6
Penggunaan kendaraan bermotor
• • •
7
Perburuan liar
8
Perusakan terumbu karang
• • • • •
9
10
Pembangunan perumahan yang tidak terencana
Pembuangan sampah plastik dgn sembarangan
• •
• • • •
Mengurangi atau menghentikan impor motor atau kendaraan bermotor (dibatasi). Menganjurkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan Membuat undang undang pelarangan perburuan liar Membangun cagar alam Membudidayakan hewan dan tumbuhan langka Membuat perundang-undangan pencegahan perusakan lingkungan dalam bentuk apapun. Penanaman rasa cinta tanah air dan bangsa Perumahan harus terencana dan diawali dengan Amdal Hindari perusakan lahan akibat pembangunan. Perumahan. Menjaga keseimbangan hutan atau lahan yang ada. UU sampah plastik terapkan/perlu diadakan. Plastik berbayar murah dilanjutkan. Mengelola sampah dengan teknologi. Upaya radikal: tegas, sangsi dilaksanakan.
Kesimpulan
• Selama masih ada kehidupan di bumi dan masih ada makhluk hidup yang berkeriapan di atas permukaan bumi termasuk manusia akan tetap ada produksi limbah, berupa padat, cair dan gas. • Limbah khususnya limbah padat atau sampah hasil produksi manusia akan bermanfaat manakala ditempatkan pada tempatnya sesuai perencanaan, • Namun bermasalah apabila limbah padat tersebut memiliki volume yang besar dan penempatannya tidak sesuai dengan perencanaan. • Oleh karena itu apapun yang dilakukan manusia di kolong langit ini manakala bekerja sesuai dengan peraturan perundangan akan mengalami kehidupan yang nyaman dan tentram, • Bilamana melakukan pekerjaan berlawanan dengan peraturan maka bersiaplah untuk menerima ganjaran akibat ketidaktaatan pada peraturan yang berlaku di negara ini. • Mari bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku universal.
Terima kasih