“LIMBAH PADAT SECARA KESELURUHAN”
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pencemaran Lingkungan Hidup pada semester genap tahun 2018/2019 diampu oleh Nike Farida, M.pd
Disusun oleh : Dimas Wahyu Asrori
1641220046
Glendi Surya Pratama
1641220054
Marendra Arif Satria
1641220070
Raihan Adi Rahmawan
1641220069
PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MARET 2019 i
DAFTAR ISI Cover Makalah .......................................................................................................... i Kata Pengantar ......................................................................................................... iii Bab 1 Pendahuluan .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2 1.3 Tujuan Masalah ...................................................................................... 2 Bab 2 Pembahasan .................................................................................................. 3 2.1 Pengertian Limbah ............................................................................................. 3 2.2 Pengelompokkan limbah .................................................................................... 3 2.3 Sumber dan Sifat Limbah .................................................................................. 4 2.3.1 Sumber Limbah ........................................................................................... 4 2.3.2 Sifat Limbah................................................................................................ 5 2.4 Limbah Padat ..................................................................................................... 6 2.4.1 Sumber Limbah Padat ................................................................................. 6 2.4.2 Klasifikasi Limbah Padat ............................................................................ 8 2.4.3 Karakteristik Limbh Padat ........................................................................ 14 2.4.4 Dampak Limbah Padat .............................................................................. 15 2.5 Cara Pengolahan Limbah Padat ....................................................................... 21 2.5.1 Limbah Padat dan Sanitasi Lingkungan ................................................... 26 2.6 Metode Pengolahan Limbah Padat .................................................................. 26 2.6.2 Metode 4 (R) ............................................................................................. 28 BAB III Penutup .................................................................................................... 31 3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 31 3.2 Saran ................................................................................................................ 31 Daftar Pustaka ........................................................................................................ 32
ii
KATA PENGANTAR
Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami meminta pertolongan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah kami mengenai limbah padat berikut dengan kesuluruhan penjelasaannya sampai dengan metode pemisahan, pengolahan, dan pembuangan salah satunya menggunakan metode 4R.
Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih mengutamakan kualitas makalah di masa yang selanjutnya.
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Degradasi lingkungan yang disebabkan oleh limbah yang berasal dari hasil eksploitasi sumber daya alam maupun limbah yang berasal dari Industri Berat, Manufaktur, Agro Industri dan rumah tangga yang telah menjadi suatu permasalahan tersendiri dan perlu dikelola dan ditangani secara benar sehingga tidak berdampak pada pencemaran lingkungan. Sebagaimana diketahui bahwa manusia memerlukan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan sisi lain manusia menginginkan agar lingkungan dimana dia tinggal tidak tercemar oleh polusi Air, Udara, maupun Suara. Di indonesia, masalah pengelolaan limbah yang berasal dari hasil eksploitasi sumber daya alam mineral maupun industri pertambangan belum dilaksanakan secara tanggung jawab. Adapun bukti-bukti dari pengelolaan limbah yang tidak bertanggung jawab dapat kita lihat terutama didaerah pertambangan di Sumatra, Kalimantan dan Papua. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari ekploitasi sumber daya mineral oleh perusahaan pertambangan telah membuat banyak wilayah tercemar oleh limbah bahan galian yang tidak diperlukan serta limbah yang berasal dari proses ekstraksi mineral yang menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Penambangan Batu Bara di Kalimatan Timur oleh beberapa perusahaan bentuk lahan di wilayah tersebut menjadi kolam-kolam air dan merusak struktur tanah serta sistem hidrologi air tanah. Penambangan biji tembaga di Freeprot, Papua telah mengakibatkan kerusakan lingkungan di sekitar wilayah tambang serta pencemaran di hulu-hulu sungai oleh limbah yang berasal dari bahan galian yang tidak terpakai. Penambangan timah di pulau Bangka telah meninggalkan banyak kolam-kolam hasil dari penggalian lahan, sedangkan biaya remediasi lingkungan untuk pemulihan lokasilokasi yang telah tercemar khususnya di wilayah pertambangan akan sangat mahal. Permasalahan pengelolaan limbah dan kerusakan lingkungan juga terjadi dalam ekspliotasi sumber daya hutan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HTP) maupun industri bubur kertas. Kerusakan dan degradasi lingkungan yang terjadi akibat eksploitasi sumber daya hutan yang pengawasannya terlalu
1
lemah telah mengakibatkan banyak hutan tropis di Indonesia telah rusak dan hal ini berdampak pula pada kerusakan Sistem Hidrologi Air Tanah, Struktur Tanah, Ekosistem dan Kerusakan Fauna dan Flora. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu limbah padat? 2. Bagaimana pengelompokan limbah padat? 3. Masalah apa saja yang di timbulkan oleh limbah padat? 4. Metode apa saja yang dipakai untuk mengolah limbah padat? 1.3 Tujuan Masalah 1. Mengetahui limbah padat secara keseluruhan. 2. Mengatahui bagaimana pengelompokkan limbah padat. 3. Mengetahui dampak yang ditibulkan limbah padat. 4. Metode apa saja yang dapat digunakan dalam mengolah limbah
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Limbah Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18/1999 Jo. PP 85/199 , Limbah didefinisikan sebagai sisa/buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut sering dibuang manusia ke lingkungan. Jumlah limbah yang dihasilkan manusia terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi serta perekonomian manusia. Ketika limbah mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu , limbah yang dibuang ke lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. 2.2 Pengelompokkan Limbah Limbah pada intinya adalah hasil samping dari aktivitas manusia atau alam , yang mengganggu keseimbangan lingkungan hidup. Sumber limbah dari proses-proses alam , antara lain pembusukan bahan organic secara alami , aktivitas gunung berapi , banjir , tanah longsor dan berbagai aktivitas alam lainnya. Sumber limbah dari aktivitas manusia , misalnya : 1. Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industry dan kendaraan bermotor. 2. Pengelolahan bahan tambang mineral dan minyak bumi. 3. Proses pembakaran hutan untuk membuka lahan baru. Diantara kedua sumber pencemaran lingkungan tersebut , yang relatif dapat dikendalikan adalah limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Faktor-faktor pendorong aktivitas manusia yang menghasilkan limbah antara lain : 1. Industrialisasi (Limbah pabrik , pertambangan , transportasi) 2. Modernlisasi dalam berbagai aspek kehidupan manusia 3. Urbanisasi (pembukaan hutan untuk pemungkiman , sarana transportasi dan penimbunan sampah) ; dan 4. Pertambahan penduduk yang pesat (meningkatkan kebutuhan tempat tinggal)
3
Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia di alam dapat dibedakan menjadi limbah organik dan limbah aroganik (berdasarkan jenis senyawa). Setiap limbah mempunyai karakter yang berbeda. Berdasarkan bentuk atau wujudnya , limbah dapat dibedakan menjadi limbah padat , cair dan gas. 2.3 Sumber dan Sifat Limbah 2.3.1 Sumber Limbah :
Limbah rumah tangga, biasa disebut juga limbah domestik.
Limbah industri merupakan limbah yang berasal dari industri pabrik.
Limbah pertanian merupakan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, contohnya sisa daun-daunan, ranting, jerami, kayu dan lain-lain.
Limbah konstruksi didefinisikan sebagai material yang sudah tidak digunakan lagi dan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau perubahan. Jenis material limbah konstruksi yang dihasilkan dalam setiap proyek konstruksi antara lain proyek pembangunan maupun proyek pembongkaran (contruction and domolition).
Yang
termasuk limbah
konstruksi antara
lain
pembangunan
perubahan bentuk (remodeling), perbaikan (baik itu rumah atau bangunan komersial). Sedangkan limbah demolition antara lain Limbah yang berasal dari perobohan atau penghancuran bangunan.
Limbah radioaktif, limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit. Bahan atau peralatan terkena atau menjadi radioaktif dapat disebabkan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.
Limbah digolongkan menjadi dua bagian berdasarkan polimer penyusun mudah dan tidak terdegradasinya, antara lain:
Limbah Mudah Terurai : Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain. 4
Limbah Sulit Terurai : Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami (nondegradable waste = tidak mudah terurai), misanya besi, plastik, kaca, kaleng, dan lain-lain.
2.3.2 Sifat Limbah jenis limbah dibedakan menjadi 5, yaitu :
Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan dapat membuat logam berkarat.
Limbah
B3 (bahan
berbahaya
dan
beracun)
adalah limbah
yang
mengandung racun berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah ini mengakibatkan kematian jika masuk ke dalam laut.
Limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah bereaksi dengan oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi dan dapat menyebabkan kebakaran.
Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu tekanan tinggi serta dapat merusak lingkungan.
Limbah mudah terbakar adalah limbah yang mengandung bahan yang menghasilkan gesekan atau percikan api jika berdekatan dengan api. Contoh Limbah Industri yang dihasilkan dari proses atau kegiatan
industri antara lain :
Limbah padat : sisa sparepart, tong bekas, kain bekas, besi, dll
Limbah cair : bahan kimia, hasil pelarut, air bekas produksi, oli bekas, dll
Limbah gas : gas buangan kendaraan bermotor, gas buangan boiler, gas hasil pembakaran dll Contoh Limbah Domestik yang dihasilkan dari proses atau kegiatan rumah
tangga (domestik) antara lain :
Limbah padat : sisa makanan, tinja manusia dll
Limbah cair : urine manusia, air bekas cucian, air bekas mandi dll
Limbah gas : asap dapur, asap hasil pembakaran sampah, dll 5
Semakin
banyak
limbah
yang
dihasilkan
akan
dapat
menyebabkan
dampak
terhadap lingkungan. Limbah yang dihasilkan bisa berdampak positif dan negatif terhadap lingkungan.
Perlu
dilakukan
pengolahan
limbah
untuk
mengurangi
dampaknya
terhadap lingkungan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah antara lain volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pengolahan limbah dapat dilakukan berdasarkan beberapa hal yaitu: Pengolahan menurut tingkatan perlakuan, Pengolahan menurut karakteristik limbah Menurut perkiraan National Urban Development Srtategy (NUDS) tahun 2003 rata – rata volume limbah domestik yang dihasilkan per orang sekitar 0,5 – 0,6 kg/hari. 2.4 Limbah Padat Limbah padat adalah benda yang tidak terpakai, tidak diinginkan dan dibuang yang berasal dari suatu aktifitas dan bersifat padat. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun dan karena sifat dan konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. 2.4.1 Sumber Limbah Padat 1. Sampah buangan rumah tangga termasuk sisa bahan makanan, sisa pembungkus makanan dan pembungkus perabotan rumah tangga sampai sisa tumbuhan kebun dan sebagainya. 2. Sampah buangan pasar dan tempat-tempat umum (warung, toko dan sebagainya) termasuk sisa makanan, sampah pembungkus makanan dan sampah pembungkus lainnya, sisa bangunan, sampah tanaman dan sebagainya. 3. Sampah buangan jalanan termasuk diantaranya sampah berupa debu jalan, sampah sisa tumbuhan taman, sampah pembungkus bahan makanan dan bahan lainnya, sampah sisa makanan, sampah berupa kotoran serta bangkai hewan.
6
4. Sampah industri termasuk diantaranya air limbah industri, debu industri. Sisa bahan baku dan bahan jadi dan sebagainya. 5. Pertanian Kategori pengklasifikasian limbah pertanian diantaranya meliputi waktu dan juga wujudnya. Agar lebih terang, berikut ini akan diterangkan sebagian macam atau kelompok dari limbah pertanian.
Berdasarkan waktunya
Menurut waktunya, limbah pertanian bisa dibedakan menjadi limbah pra panen, panen dan pasca panen. Untuk mengenal lebih terang, berikut adalah penjelasan dari masing- masing.
-
Limbah pertanian pra panen
Limbah pertanian pra panen adalah materi- materi atau limbah yang terkumpul saat sebelum atau sementara hasil utama sedang diambil. Sebagian teladan dari limbah pertanian pra panen antara lain daun, ranting serta buah yang tidak sengaja gugur.
-
Limbah pertanian panen
Seperti namanya, limbah pertanian panen adalah limbah yang diwujudkan saat panen sedang dilangsungkan. Sebagian dari limbah pertanian panen antara lain adalah jerami, batang padi dan juga sekam padi.
-
Limbah pertanian pasca panen
Kecuali limbah pertanian pra panen dan limbah pertanian panen, berikutnya ada limbah pertanian pasca panen. Limbah pertanian pasca panen adalah limbah yang diwujudkan setelah panen. Sebagian dari limbah pertanian pasca panen antara lain adalah
7
Menurut bentuk atau wujudnya
Berdasar pada wujudnya, limbah pertanian ini dibedakan menjadi tiga macam adalah limbah padat, cair dan juga limbah gas. Namun pada makalah ini hanya mengacu pada limbah padat -
Limbah padat
Limbah pertanian pertama berdasarkan wujudnya adalah limbah padat. Sesuai dengan namanya, yang dimaksud limbah pertanian padat adalah limbah pertanian dari limbah pra panen, panen dan pasca panen ataupun industri pertanian yang memiliki bentuk padat atau bisa dipegang. Limbah ini sungguh-sungguh banyak diwujudkan dari pertanian. Sebagai contoh adalah sisa batang, daun, ranting, ataupun buah busuk yang tidak diambil manfaat atau hasil utamanya lagi. Limbah padat pertanian ini lazimnya bersifat organik, maka seringkali dimanfaatkan untuk kepentingan- kepentingan tertentu seperti pakan ternak, pupuk kompos, dan lain sebagainya. Oleh karena limbah ini lazimnya bersifat organik, maka untuk penanganannya sendiri tidak terlalu susah karena lebih ramah lingkungan. Sedangkan demikian, penanganan yang tepat sepatutnya dilakukan mengingat limbah organik ini sungguh-sungguh mudah untuk busuk, sehingga bila tidak ditangani akan sungguh-sungguh mudah memunculkan bau yang tidak sedap. 2.4.2 Klasifikasi limbah padat Menurut istilah teknis ada 6 kelompok , yaitu : 1.) Sampah organik mudah busuk (garbage) , yaitu limbah padat semi basah , berupa bahan-bahan organik yang mudah busuk. 2.) Sampah anorganik dan organic tak membusuk (rubbish) , yaitu limbah padat anorganik atau organic cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme , sehingga sulit membusuk , misalnya kertas , plastic , kaca dan logam. 3.) Sampah abu (ashes) , yaitu limbah padat yang berupa abu , biasanya hasil pembakaran. 4.) Sampah bingkai binatang (dead animal) , yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang. 8
5.) Sampah sampuan (street sweeping) , yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berbagai sampah tersebar di jalanan 6.) Sampah industri (industrial waste) , semua limbah padat buangan industri. Limbah padat di dalam air dapat bersifat organik, anorganik bahkan radioktif. Menurut sifatnya, polutan jenis ini dapat berupa bahan yang dihancurkan oleh organisme hidup (degradable compound) dan bahan yang tidak dapat dihancurkan (nondegradable compound). Bahan-bahan yang tidak dapat dihancurkan oleh organisme ini biasanya mengalami akumulasi dan komponen-komponen lingkungan dan akan menimbulkan gangguan kesehatan. Limbah padat organik biasanya mengandung berbagai mikroorganisme yang mampu melakukan proses pengomposan. Ketika limbah organik dipaparkan di udara dan kandungan airnya sesuai, maka mikroorganisme mulai bekerja. Selain oksigen dari udara dan air, mikroorganisme memerlukan pasokan makan yang mengandung karbon dan unsur hara seperti nitrogen, fosfor dan kalium untuk pertumbuhan dan reproduksi mereka. Kebutuhan makanan tersebut disediakan oleh limbah organik . Mikroorganisme kemudian melepaskan karbondioksida, air dan energi dan berkembang biak. Beberapa limbah padat antara lain logam, kaca, plastik, kayu, kertas, kain. 1.) Logam berat Pencemaran lingkungan oleh logam berat telah banyak terjadi terutama setelah diketahui adanya kasus keracunan raksa (Hg) yang dikenal dengan istilah “Minamata disease” yang menyebabkan paralysis (hilangnya kemampuan utuk bergerak karena kerusakan saraf) pada nelayan-nelayan di teluk Minamata dan sungai Jintsu di negara jepang. Dua penyebab utama sehingga logam berat menjadi pencemar yang berbahaya yaitu, pertama logam berat yang tidak dapat dihancurkan oleh organisme hidup di lingkungan dan yang ke dua logam berat diakumulasikan di komponen-komponen lingkungan, terutama pada dasar sedimen sungai dan danau dengan membentuk komponen bersama bahan organik dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi. Pada umumnya terdapat 5 sumber logam berat bagi perairan air tawar sebai berikut : 9
1. Geological weathering; sumber ini merupakan background level. 2. Industri logam; pada waktu penambangan logam, partikel logam yang terbentuk hanya sebagian yang tersaring oleh system pemurnian sehingga sebagian besar logam dibuang ke lingkungan. 3. Pemakaian bahan logam; misalnya pemakaian garam kromium pada pabrik kulit, bahan tembaga untuk alat proteksi dan tetraetillead (TEL) sebagian bahan antiletusan pada bahan bakar mesin. 4. Logam berat yang berasal dari buangan kotoran hewan dan manusia. 5. Pencucian bahan logam dari sampah; sumber ini banyak sekali memengaruhi kualitas air terutama dari buangan padat. Beberapa logam berat seperti tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe), molibden (Mb), kromium (Cr) dan kobalt (Co) adalah logam pencemar. Raksa (Hg) Raksa (Hg) dengan nama lain Hydrargyrum adalah logam alami satu-satunya yang pada suhu kamar bewujud cair. Raksa dapat bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organoraksa. Organoraksa yang paling umum adalah metilraksa., terutama yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan di tanah. Apabila bakteri tersebut temakan oeh ikan, maka konsentrasi raksa dalam tubuh ikan cenderung tinggi. Makhluk hidup dengan kadar raksayang tinggi akan mengalami paralisa (kehilangan kemampuan bergerak karena kerusakan saraf). Kejadian yang terkenal adalah bencana teluk Minamata, jepang dan kasus pencemaran merkuri di sekitar telik buyut, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi utara yang telah meneteskan pro dan kontra antara pemerintah dengan masyarakat pemerintah lingkungan.
Kadmium (Cd) Kadmium banyak terdapat pada kerak bumi. Penyebab cadmium biasanya bersama dengan seng (Zn) manusia dapat terkontaminasi oleh kadmium melalui pencemaran makanan dan pernapasan. Gangguan kesehatan akibat kadmium bisa terjadi akut atau kronis. Ciri-ciri keracunan kadmium adala sesak napas, sakit kepala, menggigil dan jika melalui pernapasan bisa menyebabkan pleuneria. Kadmium berisiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium 10
berpengaruh pada manusia dalam jangka waktu yang panjang dan dapat terakumulasi dalam tubuh, khususnya pada hati dan ginjal. Logam berat ini berat ini bergabung bersama timbale dan raksa sebagai the big threeheavy metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia.
Timbal hitam (Pb) Timbal hitam (plumbum) banyak terdapat di kerak bumi. Timpal dalam industri dugunakan sebagai bahan pelapis untuk barang kerajinan dari tanah, sel bateri basah (accu), campuran BBM dan sekarang banyak digunakan untuk pelapis pta-pita karena resisten terhadap bahan korosif. Keracunan timbale dapat diakibatkan oleh pengisapan bagian kecil dari asap atau debu dari kendaraan bermotor dan pabrik yang kemudian di serap oleh aliran darah dan terakumulasi di sumsung tulang. Terkontaminasi bahan ini bisa menyebabkan sakit pada sendi, kepala, anemia dan terjadi paralisis pada urat saraf. Kromium (Cr) Kromium berwarna putih perak, lembek (jika dalam keadaan murni) dengan titik leleh kurang lebih dari ± 1900 0C dan titik didihnya ± 2690 0C . Logam ini sangat tahan terhadap korosi. Manfaat utama dari logam ini adalah sebagai pelapis besi dan baja. Jika kintak dengan kulik, senyawa kromium dapat mengakibatkan iritasi pada kulit (bisul bernanah) yang sukar sembuh. Jika masuk kedalam tubuh melalui pernapasan bisa membuat iritasi dan gangguan saluran pernapasan seperti melubangi tulang hidung, kanker paru-paru dan asma. Dalam air, kandungan kromium yang masuk kedalam tubuh melalui jaringan makanan bisa menyerang ginja dan hati. Efek lainnya adalah tulang kropos, anemia dan kanker prostat. Seng (Zn) Seng (zink) adalah logam lunak. Seng banyak digunakan untuk bahan pelapis besi dan kuningan, media pembungkus produk industri. Seng tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi seng klorida bila mengenai kulit atau mata dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan diare.
11
1.) Kaca Kaca dibuat dari pasir kuarsa dan batu gamping. Dalam kehidupan sehari-hari kaca digunakan dalam bentuk lembaran untuk arsitektur, botol dan berbagai peralatan rumah tangga, komponen kendaraan, elektronik dan sanitasi. Kaca tidak dapat membusuk dan tidak berbahaya bagi manusia. Kaca dapat didaur ulang menjadi stoples daur ulang dan barangbarang kerajinan bernilai tinggi. 2.) Plastik Plastik adalah bahan polimer sintetis yang murah, kuat, mudah di peroleh dan tahan lama. Dalam kehidupan sehari-hari di buat dan digunakan dalam bentu botol, lembaran pembungkus atau kemasan bahan arsitektur, komponen kendaraan, eletronik, furniture, peralatan rumah tangga dan sanitasi. Secara kimia plastik sedikit berbahaya bagi manusia, karena plastik tidak dapat membusuk tetapi dapat didaur ulang menjadi kursi taman, tiang pagar, sepatu boot atau peralatan rumah tangga lainnya. 3.) Kertas Dalam kehidupan sehari-hari kertas digunakan dalam bentuk karton, lembaran kertas untuk stasionery ( media tulis menulis dan media cetak), pembungkus dan sanitasi. Kertas tidak berbahaya bagi manusia, karena kertas dapat membusuk. Kertas dapat didaur ulang karena terbuat dari pulp (bubur kertas) serat alami. Kertas daur ulang dapat dugunakan untuk berbagai keperluan, misalnya kerajinan tangan yang memiliki nilai jual yang tinggi. 4.) Kain Dalam kehidupan sehari-hari, kain digunakan dalam bentuk lembaran-lembaran untuk media lukis, sanitasi, busana, mebel, tenda dan lain-lain. Kain ada dua macam, kain yang terbuat dari benang alami (kapas, sutra, wool) dan kain yang terbuat dari benang sintetis (tetron). Kain dan bahan alami bisa membusuk dan tidak berbahaya bagi manusia, sedangkan kain dari bahan sintesis sulit bahkan tidak dapat membusuk dan tidak berbahaya bagi manusia, sedangkan kain dari bahan sintetis sulit bahkan tidak dapat membusuk. Kain dapat didaur ulang menjadi kain pel, atau diurai benangnya untuk bahan pengisi sofa, boneka, kursi dan sumbu kompor.
12
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahan yang baik dan benar dengan adanya limbah padat dalam lingkungan hidup maka dapat menimbulkan pencemeran sebagai berikut :
Timbulnya gas beracun seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), CO2 dan sebagainya gas ini akan timbul jika limbah ditimbun dan membusuk karna adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob atau anaerob. 1. Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara. Dalam sampah yang di tumpuk , akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2 S, NH3 dan methana yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing. 2. Penurunan kualitas air. Karena limbah padat biasanya langsung di buang dalam perairan atau bersama-sama air limbah, maka akan menyebabkan air keruh dan rasa dari air pun berubah. 3. Kerusakan permukaan tanah. Berdasarkan klasifikasi limbah padat serta akibat-akibat yang ditimbulkannya , system pengelolahan dilakukan menurut : 1. Limbah padat yang dapat ditimbun tanpa membahayakan. 2. Limbah padat yang dapat ditimbun tetapi berbahaya. 3. Limbah padat yang tidak dapat ditimbun. Secara garis besar , limbah padat dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Limbah padat yang mudah terbakar : plastik, kertas, dll 2. Limbah padat yang sukar terbakar : botol, kaca, Logam, dll 3. Limbah padat yang mudah membusuk : Sayuran, Buah-buahan, dan sisa makanan lainnya. 4. Limbah padat yang berupa debu : bubuk mesiu, batu bara, dll 5. Lumpur 6. Limbah padat yang dapat didaur ulang : botol plastic 13
7. Limbah radioaktif : nuklida (proses hasil dismantling) 8. Limbah padat yang dapat menimbulkan penyakit : debu hasil industri 9. Bongkaran bangunan : bongkahan bata, pasir, semen, dll 2.4.3 Karakteristik Limbah Padat Limbah padat atau sampah adalah semua jenis limbah yang berbentuk padat. Menurut WHO, limbah padat atau sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007). Bentuk, jenis, dan komposisi sampah dipengaruhi oleh taraf hidup masyarakat dan jumlah sampah dipengaruhi oleh kepadatan atau populasi penduduk. Semakin padat populasi penduduk maka jumlah sampah yang dihasilkan juga akan semakin banyak. Sampah dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu (Dainur, 1995): 1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya a. Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan plastik b. Sampah organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus dan sebagainya
2.
Berdasarkan dapat tidaknya dibakar
a. Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu b. Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas 3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk a. Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging b. Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca Menurut karakteristiknya, sampah digolongkan sebagai berikut (Mukono, 2006): 1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas. 2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak termasuk garbage.
14
3. Ashes (abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar baik dirumah, dikantor, industri. 4. Street Sweeping (sampah jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daundaunan. 5. Dead Animal (bangkai binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati karena alam, penyakit atau kecelakaan. 6. Household Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes, yang berasal dari perumahan. 7. Abandonded Vehicles (bangkai kendaraan) yaitu bangkai- bangkai mobil, truk, kereta api. 8. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-industri, pengolahan hasil bumi. 9. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran gedung. 10. Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan, perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung. 11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air buangan. 12. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus misalnya kalengkaleng cat dan zat radiokatif. 2.4.4 Dampak Limbah Padat
Dampak limbah padat terhadap lingkungan :
Pencemaran lingkungan yang ditimbulkan limbah padat kemungkinan adalah timbulnya gas beracun, di antaranya asam sulfida, amoniak methan, CO2, CO. Limbah dari berbagai macam bentuk dan jenis bertumpuk pada satu tempat mengakibatkan terjadinya pembusukan dengan bantuan mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau ganti-berganti, proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob maupun anerob menimbulkan gas. 1. Penurunan Kualitas Udara
Pengaruh terhadap kualitas udara akibat timbulnya gas hasil reaksi kimia dalam timbunan limbah. Gas seperti H2S, NH3, methane akan terkonsentrasi di udara dengan nilai tartentu. 15
Dalam konsentrasi 50 ppm H2S membuat mabuk dan pusing. Konsentrasi H2S yang diizinkan 30 mg per meter kubik udara. Karbon monoksida (CO) berasal dari sisa pembakaran yang tidak sempurna. Nilai ambang batas CO 100 ppm = 110 mg per meterkubik udara. Amoniak yang berupa gas pada suhu dan tekanan normal mempunyai nilai ambang batas 35 mg per meter kubik udara.Serat asbestos, hidrokarbon, fenol, natrium sulfida, oksida logam dari pembakaran, seng, oksida, SO2 yang berasal dari bahan padat merupakan racun bagi manusia.
2. Penurunan Kualitas Air
Buangan jenis padat berupa lumpur, buburan dengan tidak disadari dibuang bersama air limbah. Demikian juga bentuk padatan lain yang tidak ekonomis dibuang langsung ke perairan.
Padatan tersebut dalam air dipecah dan berurai menjadi bahan pencemar lain seperti padatan larut, padatan mengendap dan zat organik lain. Kekeruhan air, warna dan rasa air berubah. Air menjadi beracun akibat limbah padat tersebut.
3. Kerusakan Permukaan Tanah
Timbunan sampah menghasilkan gas nitrogen, hidrogen, amoniak dan asam sulfida. Adanya zat merkuri, chrom dan arsen menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun dalam areal permukaan tanah, menjadi racun.
Dampak Bagi Kesehatan Manusia
1. Penyakit Silikosis
Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juka banyak terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara. Pemakaian batubara sebagai
16
bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama – sama dengan partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu.
Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis akan segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan sesak nafas yang disertai batuk-batuk. Batuk ii seringkali tidak disertai dengan dahak. Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak nafas yang disertai terlihat dan pada pemeriksaan fototoraks kelainan paru-parunya mudah sekali diamati. Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung.
Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit silicosis ini belum ada obatnya yang tepat. Tindakan preventif lebih penting dan berarti dibandingkan dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan lebih buruk kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis, astma broonchiale dan penyakit saluran pernapasan lainnya. Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja akan sangat membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja perlu dicatat untuk pemantulan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu – waktu diperlukan. 2. Penyakit Asbestosis
Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya.
Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak napas 17
dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar / melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan lingkungan agar jangan sampai mengakibatkan asbestosis ini. 3. Penyakit Bisinosis
Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya.
Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin (yaitu hari awal kerja pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas. Reaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema. 4. Penyakit Antrakosis
Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau pada pekerjapekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara. Masa inkubasi penyakit ini antara 2 – 4 tahun. Seperti halnya penyakit silicosis dan juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit antrakosis juga ditandai dengan adanya rasa sesak napas. Karena pada debu batubara terkadang juga terdapat debu silikat maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silicosis. Bila hal ini terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu penyakit 18
antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit tuberkolosilikoantrakosis.
Penyakit antrakosis murni disebabkan debu batubara. Penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatif tidak begitu berbahaya. Penyakit antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang memungkinkan terjadinya kematian. Kalau terjadi emphysema maka antrakosis murni lebih berat daripada silikoantraksosis yang relatif jarang diikuti oleh emphysema. Sebenarnya antara antrakosis murni dan silikoantraksosi sulit dibedakan, kecuali dari sumber penyebabnya. Sedangkan paenyakit tuberkolosilikoantrakosis lebih mudah dibedakan dengan kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat dari fototorak yang menunjukkan kelainan pada paruparu akibat adanya debu batubara dan debu silikat, serta juga adanya baksil tuberculosis yang menyerang paru-paru. 5. Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan nasoparingtis, bronchitis dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak napas. Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja industri yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir.
Selain dari itu, pekerja-pekerja yang banyak menggunakan seng (dalam bentuk silikat) dan juga mangan, dapat juga menyebabkan penyakit beriliosis yang tertunda atau delayed berryliosis yang disebut juga dengan beriliosis kronis. Efek tertunda ini bisa berselang 5 tahun setelah berhenti menghirup udara yang tercemar oleh debu logam tersebut. Jadi lima tahun setelah pekerja tersebut tidak lagi berada di lingkungan yang mengandung debu logam tersebut, penyakit beriliosis mungkin saja timbul. Penyakit ini ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak napas. Oleh karena itu pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja-pekerja yang terlibat dengan pekerja yang menggunakan logam tersebut perlu dilaksanakan terus – menerus.
19
Keterangan : Dampak secara langsung biasanya berasal dari industry baterai dan akumulator, seperti contoh bilamana terkena kulit ataupun bercampur dengan air maka akan menyebabkan habitat laut khususnya ikan akan terkontaminasi oleh zat yang terkandung dalam baterai dan bilmana hewan laut yang telah terkontaminasi termakan oleh manusia akan menyebabkan reaksi yang sangat cepat pada tubuh manusia seperti contohnya di minamata, jepang lebih kurang dari ratusan orang meninggal dunia dengan gejala kelumpuhan saraf dan dampak secara tidak langsung berasal dari limbah padat berpartikel sangat kecil seperti : serbuk besi, sebuk batu bara, dll. Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.
Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini dibentangkan maka, dapat membukus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Coba anda bayangkan begitu fantastisnya sampah plastik yang sudah terlampau menggunung di bumi kita ini. Dan tahukah anda? Setiap tahun, sekitar 500 milyar – 1 triliyun kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya (coba kalikan dengan jumlah penduduk kotamu!) Lebih dari 17 milyar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di
20
seluruh dunia setiap tahunnya. Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota-kota besar. Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca. 2.5 Cara pengolahan limbah padat Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi industri (semi industrialized country). Sebagaimana lazimnya negara yang masih berstatus semi industri, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang. Beberapa kasus pencemaran terhadap lingkungan telah menjadi topik hangat di berbagai media masa, misalnya pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara yang berdampak terhadap timbulnya bermacam penyakit yang menyerang penduduk yang tinggal di sekitar teluk tersebut. Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak baik untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagi masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan oleh industri-industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil dari industri tersebut tidak diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.
21
Pengolahan Limbah Padat Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dibagi menjadi 2 cara, yaitu : 1. Limbah padat tanpa pengolahan Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun & biasa langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA berbahaya. 2. Limbah padat dengan pengolahan Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun & harus berbahaya diolah sebelum dibuang ke tempat tertentu. Secara umum penanganan air limbah dapat dikelompokkan menjadi : 1. Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment) Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada pada instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan, penghancuran atau pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-alat pengolahan air limbah , seperti pasir , kayu , sampah , plastik dan lain-lain. 2. Pengolahan Primer (Primary Treatment) Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan partikelartikel padat organik dan organik melalui proses fisika , yakni sedimentasi dan flotasi. Sehingga partikel padat akan mengendap (disebut sludge) sedangkan partikel lemak dan minyak akan berada di atas / permukaan (disebut grease). 3. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment) Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk menghancurkan atau menghilangkan material organik yang masih ada pada air limbah. Tiga buah pendekatan yang umum digunakan pada tahap ini adalah fixed film , suspended film dan lagoon system.
22
4. Pengolahan Akhir (Final Treatment) Fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan organisme penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan khlorin ataupun dengan menggunakan sinar ultraviolet.
5. Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment) Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai dengan yang dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun amonia dari air limbah. Ada beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengolah limbah padat : Jumlah limbah •
Sedikit
: mudah ditangani sendiri.
•
Banyak
: membutuhkan penanganan khusus.
Sifat fisik dan kimia limbah Sifat fisik
: mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana pengangkutan & pilihan
pengolahan. Sifat kimia
: sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan
dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Karena lingkungan ada yang peka/tidak peka terhadap pencemaran perlu di perhatikan : 1. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 2. Unsur yang akan terkena 3. Tingkat pencemaran yang akan timbul 4. Tujuan akhir dari pengolahan. Adapun tujuan akhirnya , yang terdiri atas dua yaitu : Bersifat ekonomi & Bersifat non-ekonomis 23
Tujuan pengelolaan yang bersifat ekonomis adalah : Meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang/dimanfaatkan lain. Tujuan pengelolaan yang bersifat non-ekonomis adalah : Untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan mekanisme pengelolaan limbah. Ada empat proses pengelolaan Limbah Padat yaitu : 1. Pemisahan Karena limbah padat terdiri dari : ukuran yang berbeda-beda dan kandungan bahan yang berbeda maka harus dipisahkan dahulu supaya peralatan pengolahan menjadi awet. Pemisahan ada 3 sistem , yaitu: System Balistik adalah system pemisahan untuk mendapatkan keserangan ukuran/berat/volume. System Gravitasi adalah system pemisahan berdasarkan gaya berat. Misalnya : –
Barang yang ringan/terapung
–
Barang yang berat/tenggelam
System Magnetis adalah system pemisahan berdasarkan sifat magnet. Yang bersifat magnet , akan langsung menempel. Misalnya , untuk memisahkan campuran logam dan non logam. 2. Penyusutan Ukuran Penyusutan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil , supaya pengelolahannya menjadi mudah. 3. Pengomposan Pengomposan dilakukan terhadap buangan/limbah yang mudah membusuk , sampah kota , buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Limbah padat harus dipisah dan disamakan ukurannya/volumenya supaya hasil pengomposan baik.
24
4. Pembuangan Limbah Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang terbagi menjadi dua , yaitu : 1.Pembuangan di laut Pembuangan limbah padat di laut , tidak boleh dilakukan sembarangan tempat dan perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dibuang ke laut. Hal ini di sebabkan oleh : 1.) Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan 2.) Laut sebagai tempat rekreasi & lalu lintas kapal 3.) Laut menjadi dangkal 4.) Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya yang dapat membunuh biota laut. (Misal : Limbah B3/ Limbah Radioaktif). 2. Pembuangan di darat (Canitary Landfill) Untuk pembuangan limbah di darat , perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut : 1.) Pengaruh iklim , temperature dan angin 2.) Struktur tanah 3.) Jaraknya jauh dari pemungkiman 4.) Pengaruh terhadap sumber air , perkebunan , perikanan , peternakan , flora atau fauna. Jadi , pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun. Pembuangan di darat/tanah Pembuangan limbah di darat/tanah di bagi menjadi 3 , yaitu : 1.) Penebaran diatas tanah. 25
2.) Penimbunan/penumpukan. 3.) Pengisian tanah yang cekung (Landfill). 2.5.1 Limbah Padat dan Sanitasi Lingkungan Masalah limbah, terutama limbah padat dewasa ini telah menjadi persoalan tersendiri seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia peningkatan produksi limbah baik yang berasal dari sektor pertambangan. Pertanian maupun perkotaan (rumah tangga) harus dikelola ekstra hati-hati sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan berkaitan dengan hal tersebut diatas maka tantangan yang dihadapi dengan meningkatnya kebutuhan sumber daya yang tinggi dan kebutuhan untuk memproteksi lingkungan dari konsekuensi eksploitasi sumber daya serta kebutuhan untuk konservasi merupakan hal yang harus dilakukan sehingga dapat tercapai suatu kondisi yang seimbang dan berkelanjutan di dalam pengelolaan sumber daya alam. Limbah padat yang dihasilkan oleh kegiatan industri rumah tangga di perkotaan dan limbah pertanian saat ini menjadi masalah yang serius dan harus ditangani oleh pemerintah kota maupun oleh masyarakat itu sendiri. Masalah penanganan limbah padat (sampah) di perkotaan telah membuat dinas kebersihan kota semakin kewalahan didalam menangani dan mengelola sampah sebagai industri dapat kita kaji permasalahan sampah yang ditangani oleh dinas kebersihan DKI Jakarta. Apabila diasumsikan bahwa rata-rata sampah yang dihasilkan per jiwa/hari sebanyak 2,5 kg , maka dengan jumlah penduduk Jakarta yang mencapai 12 juta jiwa, maka dalam satu hari dan sebanyak 900.000 ton setiap bulannya. Dengan jumlah volume tersebut , Sampah yang sangat besar ini tentunya akan menimbulkan problem tersendiri bagi dinas kebersihan di dalam pengelolaannya, baik dalam pengambilan dan pengumpulan sampah dari setiap lokasi pembuangan yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta serta masalah dalam pembuangan dan pengolahan dilokasi tempat pembuangan akhir (TPA). 2.6 Metode Pengolahan Limbah Padat Ada beberapa metode dalam proses pengolahan limbah padat yaitu dengan memakai metode Landfills (pengurukan), Recycling (daur-ulang), Composting (pengomposan), Incineration (penempatan bahan limbah), dan Marine di sposal (membuang ke dalam laut). Di Amerika Serikat hampir 90% proses pengelolahan limbah padat dilakukan dengan menggunakan metode landfills. Jenis yang umum dipakai dalam pengolahan limbahpadat 26
adalah dengan pengukuran secara open dump. Pada metode open dump limbah ditumpuk sedikit demi sedikit untuk mengendalikan polusi atau estetika. Limbah ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak tersentuh atau dengan cara di bakar. Jenis pengolahan limbahsecara open dump ini dapat menjadi sumber repolusi kesehatan , bencana dan degradasi lingkungan. Oleh karena itu , harus ditinggalkan dan metode yang lebih baik serta menjadi acuan adalah metode sanitari landfill. Sanitari landfills adalah suatu metode pengolahan dan penempatan bahan limbah diatas tanah dengan cara mengemasnya menjadi bagian-bagian kecil yang kemudian ditutup dengan suatu lapisan tanah penutup setiap hari . Pemadatan dan penutupan lapisan tanah dilakukan dengan menggunakan bulldozer atau alat-alat berat. Limbah padatditempatkan pada tempat yang telah disediakan kemudian dipadatkan atau dibakar agar supaya volume limbahnya menjadi kecil sehingga lokasi pembuangan limbah bisa berumur lebih panjang. Keuntungan metode ini adalah bekas lokasi tempat pengolahan limbah yang telah ditutup dapat dijadikan sebagai lapangan golf. Berikut adalah jenis kategori limbah padat berdasarkan hasil dari J. Cornelius dan L.A. Burch (1968) :
Perkotaan
Limbah yang berasal dari rumah tangga , limbah yang berasal dari areal bisnis dan perdagangan , limbah yang berasal dari areal khusus.
Industri
Limbah yang berasal dari pertambangan dan pemprosesan mineral , limbah yang berasal dari manufaktur , limbah yang berasal dari industry petrokimia dan pengilangan minyak bumi , limbah yang berasal dari pemprosesan makanan (pengemasan daging , buah-buah dan sebagainya)
Pertanian
Limbah yang berasal dari peternakan , limbah tanaman buah-buahan dan kacang-kacangan , limbah yang berasal dari hasil panen tanaman.
27
1. Metode pengolahan Sanitari landfills melibatkan pekerjaan pemisahan (spreading), kompaksi (compacting), dan menutup/menimbun lubang (covering the fill). Ada 2 metode yang umum dipakai yaitu : area sanitariy landfill dan trench sanitary landfill. Pada metode area sanitary landfill , Limbah padat ditempatkan diatas bahan dan bulldozer berfungsi meratakan dan memadatkan limbah tersebut kemudian limbah ditutupi dengan satu lapisan tanah yang kemudian dipadatkan. Di tempat-tempat yang morfologinya berbentuk lembah , metode ini dilakukan dengan cara tanah penutup diambil dari sekitar lerengnya. Pada metode trench sanitariy landfill , suatu paritan dibuat diatas permukaan tanah dan limbah padat ditempatkan di dalamnya. Limbah padat diratakan menjadi lapisan-lapisan tipis , kemudian dipadatkan dan ditutup dengan tanah yang berasal dari hasil galian. Metode trench sanitary landfill lebih baik dibandingkan dengan metode area sanitary landfill, terlebih-lebih bila permukaan air tanah berada jauh dari permukaan tanah. 2. Potensi Pencemaran Sanitari landfills dapat mengakibatkan polusi baik yang berupa solid pollution dan visual pollution.
Solid Pollution adalah polusi yang terjadi sebagai akibat dari material limbah padat yang tersingkap secara luas sebagai akibat dari tiupan angin yang sangat kencang atau karena terkikis oleh hujan badai dan terjadinya endapan debris yang diendapkan dekat dengan muka air tanah.
Visual pollution terjadi terutama pada pengolahan limbah dengan sistem open dump yang tidak sempurna sehingga pemandangan menjadi terkesan jorok.
2.6.1 Metode 4R Untuk meminimalisasi limbah padat pada pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang menghemat sumber daya alam dan pembangunan yang memberi nilai tambah pada sumber daya alam. Maka dri itu, untuk menghemat sumber daya alam tersebut dilakukan cara 4R yaitu Replace, Reduce, Recycle dab Reuse.
28
Replace Replace adalah usaha mengurangi pencemaran dengan menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan. Contohnya memanfaatkan daun sebagai pembungkus dari pada plastik, mengganti kantong plastik biasa dengan plastic biodegradable atau plastik ramah lingkungan. Reduce Reduce adalah usaha untuk mengurangi pencemaran denga menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan. Contohnya: membawa tas belanja sendiri saat berbelanja, membeli kemasan isi ulang deterjen, pelembut pakaian, minyak goreng, membeli kebutuhan seharihari dalam kemasan besar dan lain sebagainya. Contoh Reduse sehari-hari:
Membeli kemasan produk yang dapata didaur ulang
Menghindari pemakaian produk yang menghasilkan sampah dalam jumah besar
Menggunakan produk yang bisa diisi ulang
Menghindari pemakaian barang atau bahan sekali pakai
Menggunakan surat elektronik atau email untuk mengirim surat.
Recycle Recycle adalah usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara mendaur ulang sampah melalui penanganan dan teknologi khusus. Proses daur ulang biasanya dilakukan oleh pabrik atau industri untuk dijadikan produk lain yang dapat dimanfaatkan. Limbah padat yang dapat di recycle atau daur ulang, diantaranya plastik bekas yang dapat didaur ulang menjadi ember, gantungan baju, pot tanaman dan lain sebagainya. Contoh recycle sehari-hari, diantaranya :
Memilih kemasan produk yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
Mengolahan sampah organik menjadi kompos.
Mengolahan sampah organik menjadi barang yang bermanfaat dan bahkan memiliki nilai jual.
Mengolah sampah menjadi sumber bahan bakar.
29
Reuse Reuse adalah usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menggunakan dan memanfaatkan kembali barang-barang yang seharusnya sudah dibuang. Contohnya: memanfaatkan botol atau kaleng bekas sebagai wadah, memanfaatkan kain perca menjadi keset dan lain-lain. Contoh reuse sehari-hari:
Menggunakan wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. contohnya menggunakan sapu tangan daripada tissue, menggunakan tas belanja dari kain daripada kantong plastik.
Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
30
BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Banyak tempat di muka bumi saat ini kondisi lingkungannya sangat buruk dan sebagian besar dalam kondisi yang kritis. Penurunan kualitas lingkungan dapat kita jumpai di berbagai belahan bumi , terutama di tempat-tempat dimana eksploitasi sumber daya alam sudah tidak mengindahkan kelestarian lingkungan dan pengelolaan yang tidak bertanggung jawab. Masalah degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi sumber daya yang berlebihan dan malasah ketersediaan dan kebutuhan sumber daya alam bagi manusia yang ada di planet Bumi merupakan persoalan-persoalan yang menjadi perhatian dari ilmu geologi khususnya geologi lingkungan. 2. Saran Dari beberapa inti penjelasan uraian materi tersebut bahwasannya masyarakat harus mampu memilah dan memilih mana limbah yang masih dapat digunakan kembali agar dapat berdaya guna dan memiliki nilai ekonomis. Yang paling utama adalah lingkungan tetap terjaga kebersihannya dan derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai setinggi mungkin. Penulis mengajak kita semua , mari mulai dari sekarang tanamkanlah perilaku hidup sehat kita dalam kehidupan sehari-hari
31
DAFTAR PUSTAKA
http://www.makalahkita.com/21/makalah-tentang-limbah-padat.html http://contohmakalah.web.id/2012/06/makalah-tentang-pengelolaan-limbah-padat/ http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimialingkungan/pencemaran_lingkungan/limbahpadat-atau-sampah/ http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/edukasi.net/Peng.Pop/Lingk.Hidup/Pencem aran.Tanah/all.htm http://dionksneijder88.blogspot.com/2011/03/pencemaran-limbah-padat.html http://4funjava.blogspot.com/2010/04/limbah-padat.html dr. Jauhari Noor , “Buku Geologi Lingkungan” , Edisi Pertama , Yogyakarta , 2006 Anonimious , “ Buku Pedoman Geologi Lapangan” , Institut Teknologi , Bandung , 2005 https://www.academia.edu/6737224/2.-Karakteristik-Limbah-Padat https://www.pelajaran.id/2017/11/pengertian-limbah-padat-contoh-dampak-dan-carapenanganan-limbah-padat.html#recycle http://www.smallcrab.com/kesehatan/520-5-macam-penyakit-akibat-pencemaran-partikeldebu-di-udara.html
32