Limbah Baterai (daniel Cs ).docx

  • Uploaded by: Febriana Rizky Bachdim
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Limbah Baterai (daniel Cs ).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,367
  • Pages: 19
PENGOLAHAN LIMBAH BATERAI

OLEH KELOMPOK V: DANIEL CLINTON SIBUEA 153313010061

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA 2018 1

DAFTAR ISI

Halaman BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ............................................................................................... 4 2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5 3. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 5 BAB II PEMBAHASAN 1. Sejarah baterai ............................................................................................... 6 2. Pengertian Baterai .......................................................................................... 8 3. Jenis – Jenis Baterai ....................................................................................... 8 4. Kandungan Senyawa Kimia Dalam Baterai .................................................. 13 5. Kasus – Kasus Yang Akibat Baterai .............................................................. 15 6. Cara Pengelolaan Dan Pengolahan Limbah Baterai Sebagai Limbah B3 ..... 16 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan .................................................................................................... 19 2. Saran .............................................................................................................. 19 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 20

2

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada era globalisasi ini, pesatnya perkembangan teknologi dan peningkatan aktivitas masyarakat berimplikasi pada peningkatan komsumsi baterai . baterai menjadi sumber enrgi alternative yang digunakan oleh masyarakat. Beragam alat seperti handphone, laptop, lampu senter, mainan anak-anak, walkman, kamera dan ardio telah menggunakan baterai Baterai memiliki 3 kompenen penting, yaitu anoda, katoda dan elektrolit. Baterai yang berkualitas dapat dilihat dari faktor kestabilan arus yang dihasilkan baterai tersebut, untuk itu bahan kompenen baterai pun terus dikembangkan. Baterai primer atau baterai sekali pakai misalnya terbuat dari zinc sebagai anoda, karbon sebagai katoda dan elektrolit yang dipakai berupa pasta campuran MnO2 , serbuk karbo dan NH4CI sedangkan baterai sekunder yang dapat di isi ulang umumnya memilki anoda dari cadmium dan katoda dari nikel dengan elektrolit alkaline (potassium hidroksida). Komponen-komponen penyusun baterai ini akan berdampak negative bila mencemari lingkungan, misalnya cadmium dan mangan. Kenaikan konsentrasi cadmium dalam tanah akan memperbesar penangkapan unsure logam tersebut oleh tanaman dan selanjutnya memilki rantai makanan. Dari seluruh logam cadmium yang masuk ke dalam tubuh manusia, sebesar 6% melalui makanan. Dampak yang muncul apabila keracunan logam cadmium adalah tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, kehilangan sel darah merah, gangguan lambung serta kerapuhan tulang. Mangan dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan keracunan dan kerusakan saraf pada manusia. Gejala keracunan mangan adalah halusinasi, pelupa serta kerasunan saraf. Mangan juga dapat menyebabkan Parkinson, emboli paru-paru dan bronchitis. Dalam jangka panjang, kelebihan mangan dapat mengakibatkan dapat impoten. Suatu sindrom yang disebabkan oleh mangan memilki gejala seperti skizofrenia, kebodohan, lemah otot, sakit kepala dan insomnia. Pada tahu 1990-an, industry batu baterai bahkan menggunakan merkuri (Hg) sebagai pengganti batang katoda karbon pada batu baterai. Senyawa pada logam merkuri dapat berupa senyawa anorganik dalam bentuk alkin atau aril merkuri. Secara tidak langsung, merkuri dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum atau bahan pangan baik 3

hewan maupun tumbuhan yg telah terkontaminasi oleh merkuri. Gejala keracunan akut oleh logam tersebut antara lain rasa mual, muntah-muntah, diare berdarah, kerusakan ginjal hingga dapat mengakibatkan kematian. Keracunan kronis ditandai oleh peradangan mulut dan gusi, pembengkakan kelenjar ludah dan pengeluaran ludah secara berlebihan, gigi menjadi longgar serta kerusakan pada ginjal. Oleh karena itu, batu baterai bekas termasuk sampah B3 (bahan beracun dan berbahaya) karena mengandung berbagai logam berat yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Di Indonesia sendiri, pengolahan baterai batu bekas belum mendapat perhatian khusus. Keadaan ini karena kurangnya kepedulian pemerintah dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya limbah batu baterai. Batu baterai biasanya langsung dibuang ke tempat sampah tanpa disadari akan mengancam lingkungan dan kesehatan. Padahal di Indonesia tidak semua TPA memilki system pengolahan yang baik sehingga limbah B3 batu baterai yang tercampur dengan limbah organic dan anorganik lainnya akan lebih sulit untuk ditangani. Berdasarkan laporan pengolahan kebersihan tahun 1995, komposisi sampah batu baterai rumah tangga di DKI Jakarta rata-rata 0,3% dari keseluruhan sampah yang dihsailkan di DKI Jakarta. Di semarang, sampah B3 batu baterai bekas ditemukan di 5 kelurahan yaitu kelurahan Kauman, Ngesrep, kuningan, cabean, serta Sawah besar. Sedangkan di lokasi non pemukimam sampah batu baterai bekas ditemukan di pasar Johar (0,5%), serta komersial dan sapuan jalan pandanaran sampai jalan pemuda (0,11%) dan Balai Kota (0,33%),(sutji, 2006). Industry batu baterai bukannya tidak menyadari bahaya yang dapat ditimbulkan leh produk mereka. Namun kesadaran ini tidak di tindaklanjuti karena beberapa faktor, yaitu faktor konsumen atau masyarakat, pemerintah bahkan produsen atau industry itu sendiri. Dari pihak konsumen kesulitan penangan batu baterai diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah. Baik tambahan yang dibutuhkan untuk mengolah limbah sedangkan dari pihak pemerintah, tidak menjalankan fungsinya sebagai sebaga regulator terhadap produsen dan pengayom masyarakat. Pemeritah tidak member tekanan yang cukup kepada industry sehingga semua peraturan yang telah ditetapkan tidak berjalan sesuai tujuan. Sebagai pengayom, pemeritah kurang memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai jenis-jenis limbah dan pengolahannya yang benar di tahap rumah tangga. Apabila ketiga komponen ini sudah terintegrasi dengan baik, sangat mungkin untuk kita memperoleh lingkungan bebas dari limbah batu baterai yang berbahaya, dampak positifnya kehidupan pun lebih sehat dan nyaman 4

2. Rumusan Masalah a. Apa pengertian baterai? b. Apa saja jenis – jenis baterai? c. Apa saja kandungan senyawa kimia dalam baterai? d. Bagaimana kasus – kasus yang terjadi akibat baterai? e. Bagaimana cara pengelolaan dan pengolahan limbah baterai bekas? 3. Tujuan penulisan a. Mengetahui pengertian baterai b. mengetahui saja jenis – jenis baterai c. mengetahui kandungan senyawa kimia dalam baterai d. mengetahui kasus – kasus yang terjadi akibat baterai e. mengetahui cara pengelolaan dan pengolahan limbah baterai bekas

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sejarah Baterai Pada awal abad ke-19 Alessandro Volta menciptakan baterai pertama yang dikenal dengan Tumpukan Volta (Voltaic Pile).Baterai ini terdiri dari tumpukan cakram seng dan tembaga berselang seling dengan kain basah yang telah dicelupkan air garam sebagai pembatasnya.Baterai ini telah mampu menghasilkan arus yang kontinue dan stabil. Tabel 1 Sejarah perkembangan baterai (Buchman, 2001)

6

7

2.2.Pengertian Baterai Baterai didefenisikan sebagai suatu sel elektrokimia yang dapat mengubah langsung energi kimia menjadi energi listrik (Triwibowo, 2011). Pengertian baterai secara umum mencakup beberapa sel baterai yang digabungkan. Sel baterai adalah unit terkecil dari suatu sistem proses elektrokimia yang terdiri dari elektroda, elektrolit, seperator, wadah dan terminal/ current collector (Subhan, 2011). Baterai terdiri dari tiga komponen penting adalah: 1) Batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai) 2) Seng (Zn) sebagai katoda (kutub negative baterai) 3) Pasta sebagai elektrolit (penghantar) Kinerja baterai melibatkan transfer elektron melalui suatu media yang bersifat konduktif dari elektroda negatif (anoda) ke elektroda positif (katoda) sehingga menghasilkan arus listrik dan beda potensial. Bahan dan luas permukaan elektroda mampu mempengaruhi jumlah beda potensial yang dihasilkan. Setiap bahan elektroda memiliki tingkat potensial elektroda yang berbeda-beda. Jika luas permukaan elektroda diperbesar maka akan semakin banyak elektron yang dapat dioksidasi dibandingkan dengan elektroda dengan luas permukaan yang kecil (Kartawidjaja et al., 2008) 2.3.Jenis – Jenis Baterai Mengacu pada sumber energi listrik yang terbentuk dari hasil proses elektrokimia, maka baterai/ sel dikelompokkan sebagai berikut (Triwibowo, 2011): Secara umum baterai dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 

Menurut bahan elekterolitnya 1) Baterai timah hitam dari larutan asam belerang 2) Baterai alkali dari larutan alkali 8

Kelebihan dan kekurangan baterai alkali dengan timah hitam antara lain adalah baterai alkali lebih tahan terhadap goncangan bila dibandingkan dengan baterai timah hitam, baterai alkali tidak mengeluarkan gas yang menyebabkan korosi sedangkan baterai timah hitam menghasilkan gas penyebab korosi dan baterai alkali cukup tahan terhadap arus pengosongan yang besar serta pengisian yang berlebihan dibandingkan dengan baterai timah hitam 

Menurut kemampuan untuk diisi ulang :

1) Baterai primer (Baterai Sekali Pakai atau Single Use) 

Pada baterai kering yang biasa kita gunakan, elektroda terdiri dari batang karbon positif pada pusat sel dan bejana seng negatif dengan elektrolit jeli ammonium khlorida. Potensial sel kira-kira 1,5 volt. Selama pemakaian, seng secara perlahan-lahan larut ketika arus listrik dihasilkan. Ketika ammonium khlorida jenuh, aliran arus listrik berhenti dan sel harus dibuang. Sel seperti itu dikatakan primer atau tak dapat diisi ulang. Jenis-jenis Baterai yang tergolong dalam kategori baterai primer sekali pakai atau single use diantaranya adalah baterai zinc carbon, baterai alkaline, baterai lithium, dan baterai silver oxide.



Baterai Zinc-Carbon juga disering disebut dengan Baterai “Heavy Duty” yang sering kita jumpai di Toko-toko ataupun Supermarket. Baterai jenis ini terdiri dari bahan Zinc yang berfungsi sebagai Terminal Negatif dan juga sebagai pembungkus Baterainya. Sedangkan Terminal Positifnya adalah terbuat dari Karbon yang berbentuk Batang (rod). Baterai jenis Zinc-Carbon merupakan jenis baterai yang relatif murah dibandingkan dengan jenis lainnya.



Baterai Alkaline ini memiliki daya tahan yang lebih lama dengan harga yang lebih mahal dibanding dengan Baterai Zinc-Carbon. Elektrolit yang digunakannya adalah Potassium hydroxide yang merupakan Zat Alkali (Alkaline) sehingga namanya juga disebut dengan Baterai Alkaline. Saat ini, banyak Baterai yang menggunakan Alkalline sebagai Elektrolit, tetapi mereka menggunakan bahan aktif lainnya sebagai Elektrodanya.



Baterai Primer Lithium menawarkan kinerja yang lebih baik dibanding jenis-jenis Baterai Primer (sekali pakai) lainnya. Baterai Lithium dapat disimpan lebih dari 10 tahun dan dapat bekerja pada suhu yang sangat rendah. Karena keunggulannya tersebut, Baterai 9

jenis Lithium ini sering digunakan untuk aplikasi Memory Backup pada Mikrokomputer maupun Jam Tangan. Baterai Lithium biasanya dibuat seperti bentuk Uang Logam atau disebut juga dengan Baterai Koin (Coin Battery). Ada juga yang memanggilnya Button Cell atau Baterai Kancing. 

Baterai Silver Oxide merupakan jenis baterai yang tergolong mahal dalam harganya. Hal ini dikarenakan tingginya harga Perak (Silver). Baterai Silver Oxide dapat dibuat untuk menghasilkan Energi yang tinggi tetapi dengan bentuk yang relatif kecil dan ringan. Baterai jenis Silver Oxide ini sering dibuat dalam dalam bentuk Baterai Koin (Coin Battery) / Baterai Kancing (Button Cell). Baterai jenis Silver Oxide ini sering dipergunakan pada Jam Tangan, Kalkulator maupun aplikasi militer.

2) Baterai sekunder (Baterai Isi Ulang atau Rechargeable) Baterai sekunder adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang atau rechargeable battery. Pada prinsipnya, cara baterai sekunder menghasilkan arus listrik adalah sama dengan baterai primer. Hanya saja, reaksi kimia pada baterai sekunder ini dapat berbalik (reversible). Pada saat baterai digunakan dengan menghubungkan beban pada terminal baterai (discharge), elektron akan mengalir dari negatif ke positif. Sedangkan pada saat sumber energi luar dihubungkan ke baterai sekunder, elektron akan mengalir dari positif ke negatif sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis-jenis baterai yang dapat di isi ulang rechargeable battery yang sering kita temukan 10

antara lain seperti baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan Li-Ion (Lithium-Ion). 

Baterai Ni-Cd (NIcket-Cadmium) adalah jenis baterai sekunder (isi ulang) yang menggunakan Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium sebagai bahan Elektrolitnya. Baterai Ni-Cd memiliki kemampuan beroperasi dalam jangkauan suhu yang luas dan siklus daya tahan yang lama. Di satu sisi, Baterai Ni-Cd akan melakukan discharge sendiri (self discharge) sekitar 30% per bulan saat tidak digunakan. Baterai NiCd juga mengandung 15% Tosik/racun yaitu bahan Carcinogenic Cadmium yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan Lingkungan Hidup. Saat ini, Penggunaan dan penjualan Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmiun) dalam perangkat Portabel Konsumen telah dilarang oleh EU (European Union) berdasarkan peraturan “Directive 2006/66/EC” atau dikenal dengan “Battery Directive”.



Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) memiliki keunggulan yang hampir sama dengan Ni-Cd, tetapi baterai Ni-MH mempunyai kapasitas 30% lebih tinggi dibandingkan dengan Baterai Ni-Cd serta tidak memiliki zat berbahaya Cadmium yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai Ni-MH dapat diisi ulang hingga ratusan kali sehingga dapat menghemat biaya dalam pembelian baterai. Baterai Ni-MH memiliki Self-discharge sekitar 40% setiap bulan jika tidak digunakan. Saat ini Baterai Ni-MH banyak digunakan dalam Kamera dan Radio Komunikasi. Meskipun tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Ni-MH tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan daur ulang (recycle) dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat



Baterai jenis Li-Ion (Lithium-Ion) merupakan jenis Baterai yang paling banyak digunakan pada peralatan Elektronika portabel seperti Digital Kamera, Handphone, Video Kamera ataupun Laptop. Baterai Li-Ion memiliki daya tahan siklus yang tinggi dan juga lebih ringan sekitar 30% serta menyediakan kapasitas yang lebih tinggi sekitar 30% jika dibandingkan dengan Baterai Ni-MH. Rasio Self-discharge adalah sekitar 20% per bulan. Baterai Li-Ion lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung zat berbahaya Cadmium. Sama seperti Baterai Ni-MH (Nickel- Metal Hydride), Meskipun 11

tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Li-Ion tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan daur ulang (recycle) dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat.

Baterai sekunder diaplikasikan dalam dua katagori, yaitu: 

Sebagai alat penyimpan energi/ Energy-storage Device. Umumnya baterai jenis ini tersambung dengan jaringan listrik permanen dan jaringan listrik primer saat digunakan. Contoh penggunaanya adalah dalam otomotif, pesawat terbang, Uninterupptible Power Source (UPS) dan sebagai pendukung load leveling pada Stationary Energy Sttorge Systems.



Sebagai sumber energi listrik pada portabel divais, pengganti baterai primer dan pada semua divais yang menggunakan baterai primer, seperti telephone genggam, kamera, notebook dll.

12

2.4.Kandungan Senyawa Kimia Pada Baterai 

Belerang

Belerang atau biasa disebut sulfur menjadi bahan kimia yang masuk dalam daftar bahan kimia pembuat baterai. Belerang adalah unsur bukan logam yang tidak berasa dan bentuk aslinya seperti sebuah zat padat kristalin berwarna kuning. Selain digunakan pada pembuatan baterai, belerang sering digunakan pada pembuatan bubuk mesiu, korek api, insektisida, serta fungisida. 

Litium

Litium sering dikaitkan dengan baterai jenis ion litium. Ini merupakan logam alkali yang memiliki warna putih perak. Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, Litium banyak digunakan pada peralatan elektronik modern seperti HP, kamera dan komputer jinjing. Bahkan sedang dikembangkan untuk menggunakan baterai litium pada kendaraan listrik. Untuk barang-barang elektronik portable umumnya menggunakan Baterai ion Litium berbasis litium kobalt oksida (LCO) yang dianggap mempunyai kepadatan energi tinggi. 

Air raksa

Air raksa atau mercury memang umum digunakan untuk pembuatan termometer maupun barometer. Namun juga menjadi salah satu bahan kimia pembuat baterai. Air raksa sendiri secara ilmiah digolongkan sebagai unsur kimia yang berada pada tabel periodik dengan simbol Hg serta nomor atom 80. 

Seng

Seng disebut Zink atau Timah sari, ini adalah logam yang aslinya berwarna putih kebiruan, berkilau, serta memiliki sifat diamagnetik. Berbeda dengan batang karbon, Seng sendiri pada baterai difungsikan sebagai katode atau kutub negatif. Selain pada baterai, Seng juga merupakan zat mineral esensial yang cukup penting bagi tubuh manusia.

13



Antimon

Berikutnya adalah Antimon, yakni sebuah unsur kimia yang masuk dalam tabel periodik dan memiliki lambang Sb serta nomor atom 51. Antimon dianggap memiliki daya hantar listrik (konduktivitas) serta panas yang cukup lemah. Ciri khasnya adalah menyublim pada suhu yang endah. Meski demikian, unsur kimia ini banyak dimanfaatkan dalam produksi industri semikonduktor, produksi diode maupun detektor infra merah. Dan tentunya Antimon masuk sebagai daftar penguat baterai. 

Perak

Perak bukan hanya sebagai bahan pembuat perhiasan maupun medali saja. Perak juga masuk dalam bahan kimia pembuat baterai, karena memiliki konduktivitas listrik serta panas tertinggi dibanding logam lainnya. 

Hidrida

Hidrida sendiri merupakan sebutan bagi ion negatif hidrogen. Saat ini beberapa macam hidrida logam sedang diteliti serta dikaji untuk digunakan sebagai penyimpan hidrogen pada sel bahan bakar mobil listrik maupun dalam baterai. Alhasil saat ini ada nikel hidrida yang sudah digunakan dalam baterai NiMH. 

Mangan

Mengandung material yang dapat merusak organ yaitu darah, paru-paru, otak, saluran pernafasan bagian atas

14

2.5.Kasus – Kasus Baterai 

Baterai ponsel nokia memakan korban

Baterai ponsel nokia berjenis BL-5C meledak di india saat sedang di charging oleh pemiliknya. Ledakan tersebut mengakibatkan tiga orang luka-luka. Meledaknya baterai nokia seperti ini bukanlah yang pertama kali. Tiga ledakan baterai nokia juga pernah terjadi sebelumnya di India. Ketiganya mealedak dalam keadaan serupa, yaitu saat sedang di charging dan juga sempat menciderai pemilik ponsel. Sebelumnya, nokia telah secara resmi mengumumkan penarikan baterai jenis BL-5C yang mencapai 46juta unit diseluruh dunia akibat diduga dapat menimbulkan overheat. Perusahaan juga menyebar pengumuman mengenai bagaimana cara mengidentifikasi baterai yang bermasalah tersebut disetiap ponsel. 

Packar Bell Tarik Baterai Easynote

Produsen PC Bell mengumumkan penarikan secara sukarela demi keamanan terhadap baterai yang berada di beberapa laptop Easynote-nya. Penarikan ini berlaku untuk notebook Packar Bell Easynote MX36,MX37, MX51, dan MX52, tetapi hanya untuk yang diproduksi diantara bulan Juli dan Desember 2007. Pihak Packar Bell mengatakan “sel-sel baterai yang ada dalam unit tersebut berpotensi mengalami masalah hubungan pendek yang dapat menyebabkan sel-sel kepanasan dan terbakar. Tidak ada resiko tersengat listrik bagi penggunanya. Perusahaan lalu menyarankan pengguna untuk melepaskan baterai dan menggunakan kabel listrik. Kasus baterai yang dapat terjadi, diantaranya : 

Expolision/ Ledakan

Baterai meledak karena penyalahgunaan atau malfungsi dari baterai. Hal ini dapat terjadi akibat usaha untuk mencharge baterai yang non-rechargeable atau terjadi hubungan singkat baterai. Ketika baterai di charge secara berlebihan gas eksplosif campuran antara hidrogen dan oksigen dapat diproduksi lebih cepat daripada perpindahannya melalui dinding baterai. Sehingga menghasilkan tekanan yang bisa menyebabkan baterai hancur berkeping-keping. Pada kasus yang ekstrim, asam pada baterai bisa menyebar dari casing baterai dan menyebabkan cidera. 15



Leakage/ Bocor

Kebanyakan bahan kimia baterai merupakan korosif, beracun atau keduanya. Jika kebocoran terjadi apakan secara spontan atau karena kecelakaan, zat kimia yang keluar dapat berbahaya. Sebagai contoh, baterai yang sekali pakai menggunakan logam Zn sebagai reaktan dan sebagai container untuk menampung reagen lain. Jika baterai ini di recharge ketiak sudah hamper habis, reagen ini bisa keluar melalui cardboard dan dari bagian container dan yang lain. Zat kimia yang aktif dapat merusak peralatan. Evluasi Peraturan Pemerintah Kasus di atas dapat dianalisis, bahwa SNI mengenai baterai yang ada saat ini hanya mencakup ukran saja, sedangkan seharusnya SNI tersebut memuat lebih banyak lagi faktor penting lainnya agar keamanan dalam penggunaan baterai lebih terjaga sehingga tidak terjadi kasus – kasus yang tidak diinginkan. Berdasarkan PP No.74 tahun 2001 pasal 1 ayat 2 dan berdasarkan UU No. 32 tahun 2009 pasal 58 ayat 1, seharusnya yang melakukan pengelolaan B3 khususnya baterai dalam kasus tersebut adalah produsen baterai, pengimpor baterai, distributor baterai dsb. Namun, hal ini belum berjalan di indonesia 2.6.Pengolahan Limbah Baterai Sebagai Limbah B3 Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengelolaan dan penimbunan limbah B3.Berikut ini adalah pengertian masing-masing kegiatan dalam pengelolaan limbah B3 : 1. Reduksi limbah B3 adalah suatu kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah dan mengurangi sifat bahaya dan racun limbah B3, sebelum dihasilkan dari suatu kegiatan. Penyimpanan adalah kegiatan penyimpanan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sematara. 16

2. Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3. 3. Pengangkutan limbah B3 adalah suatu kegiatan pemindahan limbah B3 dari penghasil dan/atau dari pengumpul dan/atau dari pemanfaat dan/atau dari pengolah ke pengumpul dan/atau ke pemanfaat dan/atau ke pengolah dan/atau ke penimbun limbah B3. 4. Pemanfaatan limbah B3 adalah suatu kegiatan perolehan kembali (recovery) dan/atau penggunaan kembali (reuse) dan/atau daur ulang (recycle) yang bertujuan untuk mengubah limbah B3 menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia. 5. Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah B3 untuk menghilangkan dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau sifat racun. PPLI merupakan salah satu yang lembaga yang bergerak di dibidang pengelolaan limbah B3. Setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 harus mendapatkan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas tahapan pengelolaan limbah B3 harus dilaporkan ke KLH.Untuk aktivitas pengelolaan limbah B3 di daerah, aktivitas kegiatan pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga ditembuskan ke Bapedalda setempat. Baterai mengandung berbagai logam yang dapat dipergunakan kembali sebagai bahan baku sekunder. Contoh proses daur ulang : 

Ni-Cd baterai dapat diolah kembali dengan teknik termal dengan merecoveri cadmium dan besi-nikel untuk produksi baja



Baterai litium-ion saat ini diolah kembali melalui pirolisis (perlakuan panas) dengan recoveri utama isi logam



Baterai alkalie-mangan dan zinc-carboner/air dapat diproses ulang dengan menggunakan metode elektrolisis dan proses termal-metalurgi lainnya untuk memulihkan kadar logam (terutama seng).

17

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan a. Baterai mengandung berbagai senyawa kimia, antara lain : Belerang, Asam sulfat, Ammonium klorida, Cadmium, Nikel, Litium, Kobalt, Nitrogliserin,Air raksa,Seng,Antimon,Perak,Hibrida,Mangan b. Baterai berdasarkan kemampuannya untuk diisi ulang terbagi menjadi baterai primer dan sekunder, sedangkan menurut asam belerang dan baterai alkali dari larutan alkali c. Berbagai kasus-kasus baterai yang pernah terjadi di dunia adalah kasus baterai ponsel nokia di india dan kasus baterai easynote yang terjadi di daratan eropa d. Baterai dapat diolah dengan metode daur ulang atau dengan metode yang diterapkan oleh PPLI sebagai salah satu lembaga pengeolola B3 di indonesia 2. Saran Pembuangan baterai harus diperhatikan karena baterai merupakan salah satu limbah yang berbahaya bagi kehidupan, sehingga buangan limbahnya termasuk dalam limbah B3. Baterai yang dibuang sembarangan akan mencemari air tanah dan membahayakan makhluk hidup karena kandungan baterai seperti merkuri, mangan, timbale, cadmium, nikel dan litium.

18

DAFTAR PUSTAKA 1. http://caraalami.xyz/penanganan-limbah-baterai/ 2. Damanhuri, Enri. 2010. Diktat Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Jurusan Teknik Lingkungan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS; Surabaya. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.

19

Related Documents

Baterai
December 2019 36
Daniel .docx
December 2019 12
Servis Baterai
June 2020 23
[limbah] Tugas 1.docx
April 2020 0
Apakah Limbah B3.docx
June 2020 19

More Documents from "frida"