Life Skill.docx

  • Uploaded by: Nuky Dwifirly Pratiwi Arhatha
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Life Skill.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,154
  • Pages: 14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Hasil proyeksi dari Badan Kependudukan Nasional menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 238,5 juta pada tahun 2010 menjadi 305,6 juta pada tahun 2035. Selain itu menurut Badan Pusat Statistik pada Agustus 2014 menyatakan bahwa 183 juta penduduk Indonesia berada pada usia produktif. Berdasarkan hal tersebut tentunya Indonesia memiliki jumlah sumber daya manusia (SDM) yang banyak. Namun SDM tersebut belum didukung dengan keterampilan yang memadai. Pada era globasi ini penting bagi Indonesia harus menghasilkan SDM yang mampu bersaing ditingkat ASEAN maupun Internasional. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dari SDM ini yang harus dilakukan dilakukan Indonesia yaitu meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui proses pengajaran. Menurut Ceisar (2011) Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk menunjukan kualitas suatu bangsa. Untuk mencerminkan kualitas pendidikan maka mutu dari pendidikan itu harus ditingkatkan. Mutu pendidikan berkaitan dengan kualitas layanan pendidikan yang dapat dilihat pada proses pendidikan itu sendiri dan kualitas outputnya yaitu lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang siap pakai dan memiliki daya saing. Menurut Corebima (2016) Pembelajaran dilakukan mengacu pada acuan utama, yaitu supaya para siswa lulus ujian. Para guru berupaya dengan segala cara agar para siswa memahami sajian-sajian materi pembelajarannya;dan para siswa juga berupaya dengan segala cara agar dapat menjawab soal-soal ujian sehingga dinyatakan lulus. Hal ini mengakibatkan banyaknya lulusan yang memiliki keterampilan terbatas. Salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan lulusan adalah membekali siswa dengan program kecakapan hidup (life skill). Life skill merupakan suatu keterampilan untuk berperilaku adaptif dan positif sehingga memungkinkan individu untuk menangani secara efektif tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari. Selain itu life skill dapat membentuk pribadi yang fleksibel dalam pendekatan dan mampu menyesuaikan diri dari keadaan yang berbeda bahkan dalam keadaan sulit diharapkan pribadi tersebut dapat menemukan solusi. Secara garis besar kecakapan hidup (life skill ) terdiri atas kecakapan hidup yang bersifat generik (Generic 1|Page

skill) yaitu kecakapan yang diperlukan oleh siapa saja, apapun profesinya dan berapapun usianya dan kecakapan hidup yang spesifik (Specific skill) yaitu kecakapan hidup yang hanya diperlukan oleh orang yang menekuni profesi tertentu. Penerapan life skill dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kreativitas, kemandirian dan berpikir kritis. Selain itu dengan adanya life skill ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari segi kognitif, afektif dan terutaman psikomotor. Untuk itu diharpakan guru dapat menjadi fasilitator dalam pembelajaran yang merujuk kepada siswanya yang lebih aktif. Berdasarkan hal ini penulis akan menjelaskan lebih rinci lagi tentang konsep life skill serta penerapannya dalam pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu, memiliki keterampilan dan tanggung jawab dalam dunia kerja maupun masyararakat. Bukan hanya di kancah nasional bahkan internasional. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu : 1.

Bagaimana sejarah life skill?

2.

Apa saja teori-teori life skill?

3.

Bagaimana implementasi life skill dalam pembelajaran?

4.

Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran life skill?

5.

Bagaimana hasil-hasil penelitian mengenai pendekatan life skill?

C. Tujuan Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu : 1. Untuk mengetahui sejarah life skill. 2. Untuk mengetahui teori-teori life skill. 3. Untuk mengetahui implementasi life skill dalam pembelajaran. 4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran life skill. 5. Untuk mengetahui hasil-hasil penelitian mengenai pendekatan life skill. D. Manfaat Manfaat dalam penulisan makalah ini yaitu: 1. Memberikan informasi mengenai penerapan life skill dalam pendidikan. 2. Memberikan gambaran penerapan life skill dalam praktik pengajaran dalam bentuk RPP. 3.

2|Page

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Life skill Kecakapan hidup adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian keterampilan yang diperoleh melalui pembelajaran atau pengalaman hidup langsung yang digunakan untuk membantu individu dan kelompok secara efektif menangani masalah dan pertanyaan yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dalam prakteknya, banyak keterampilan digunakan secara bersamaan (Parry, 2014). Kecakapan hidup memilki makna yang sangat luas karena setiap orang menjalani kehidupan dengan ruang lingkup dan tuntutan yang berbeda. Tuntuntan lingkungan serta masyarakat membuat seseorang harus memiliki bekal untuk dapat bertahan hidup dari permasalahan yang ditemui. Bekal yang dimaksud secara garis besar dapat berupa ilmu pengetahuan, maupun keterampilan. Hal tersebut tidak terlepas dari upaya manusia untuk mempertahankan eksistensinya dalam masyarakat. Hal tersesbeut sejalan dengan pernyataan Singh (2003) yang menyatakan bahwa kecakapan hidup bukanlah keterampilan statis, tetapi berkembang sesuai dengan keadaan dan bergantung pada lingkungan keluarga serta

perbedaan

gender.

Pengukuran

keterampilan

hidup

harus

dapat

mempertimbangkan perbedaan dalam latar belakang sosial, gender dan pasar tenaga kerja, serta variasi budaya nasional dan internasional. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam pertemuan yang diadakan di Jenewa, 1998 mencapai kesepakatan bahwa pendidikan kecakapan hidup dirancang untuk meningkatkan praktik dan peningkatan keterampilan psikologis dengan cara yang sesuai secara budaya. Tujuannya adalah untuk berkontribusi pada peningkatan perkembangan pribadi dan sosial, penghentian masalah kesehatan dan sosial, dan pencegahan pelanggaran hak asasi manusia. Pendidikan keterampilan hidup juga ditujukan untuk mempromosikan pengembangan keterampilan psikososial yang penting dalam memerangi tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari terutama di kalangan remaja (Mansor, 2017). Keterampilan hidup didefinisikan sebagai kemampuan untuk perilaku adaptif dan positif itu memungkinkan individu untuk menangani secara efektif 3|Page

tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari. Harapan penggunaan life skill adalah untuk membentuk pribadi yang fleksibel dalam pendekatan dan mampu menyesuaikan diri keadaan yang berbeda bahkan dalam keadaan sulit diharapkan pribadi tersebut dapat menemukan solusi. B. Teori-teori life skill Menurut Anwar (2004) konsep pendidikan life skill

menekankan pada

kecakapan hidup untuk membentuk SDM yang mampu bersaing, hal tersebut dilengkapi dengan bekal keterampilam yang memadai sesuai kebutuhan masyarakat, sehingga memaksimalkan potensi diri dan dapat hidup lebih mandiri. Satori (2003) juga menyatakan bahwa bahwa “Life skill ” merupakan salah satu fokus analisis dalam pengembangan kurikulum pendidikan sekolah atau madrasah yang menekankan pada kecakapan atau keterampilan hidup untuk bekerja. Dengan demikian life skill dapat dijelaskan sebagai kecakapan untuk hidup. Pengertian hidup di sini, tidak semata-mata memiliki kemampuan untuk bekerja tertentu saja (vocational job), namun ia harus memiliki kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti membaca, menulis, menghitung, merumuskan dan memecahkan masalah, mengelola sumber-sumber daya, bekerja dalam tim atau kelompok, terus belajar di tempat bekerja, mempergunakan teknologi, dan sebagainya. Wiratno (2008) dalam Agustina (2012) menyatakan bahwa pendidikan kecakapan hidup merupakan pendidikan yang memberi bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara berkesinambungan kepada peserta didik tentang nilainilai kehidupan sehari-hari sehingga yang bersangkutan mampu, sanggup, dan terampil menjalankan kehidupannya. Keterampilan hidup dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk perilaku adaptif dan positif itu memungkinkan individu untuk menangani secara efektif tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari. Harapan penggunaan life skill adalah untuk membentuk pribadi yang fleksibel dalam pendekatan dan mampu menyesuaikan diri keadaan yang berbeda bahkan dalam keadaan sulit diharapkan pribadi tersebut dapat menemukan solusi. Berikut ini ciri-ciri pembelajaran life skill menurut Anwar (2004): 1. Terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar 2. Terjadi proses penyadaran untuk belajar bersama 4|Page

3. Terjadi keselarasan kegiatan belajar untuk mengembangkan diri, belajar, usaha mandiri, usaha bersama 4. Terjadi proses penguasaan kecakapan personal, social, vokasional, akademik, menejerial, kewirausahaan 5. Terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan pekerjaan dengan benar, menghasilkan produk bermutu 6. Terjadi proses interaksi saling belajar dari ahli 7. Terjadi proses penilaian kompetensi 8. Terjadi pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk usaha bersama

Gambar 1. Macam-macam life skill Secara garis besar kecakapan hidup (life skill ) terdiri atas kecakapan hidup yang bersifat generik (Generic skill) dan kecakapan hidup yang spesifik (Specific skill). 1. Kecakapan Hidup Generik (General life skill, GLS) Kecakapan hidup generik atau kecakapan yang bersifat umum, adalah kecakapan untuk menguasai dan memiliki konsep dasar keilmuan. Kecakapan hidup generik berfungsi sebagai landasan untuk belajar lebih lanjut dan bersifat transferable, sehingga memungkinkan untuk mempelajari kecakapan hidup lainnya. Kecakapan hidup generic terbagi atas 3 unsur seperti personal, social (Susiswi, 2007) dan interpersonal. 2. Kecakapan Hidup Spesifik (Specific life skill, SLS) Kecakapan hidup spesifik adalah kecakapan untuk menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu. Kecakapan ini terdiri dari kecakapan akademik (academic skill) atau kecakapan intelektual, dan kecakapan vokasional (vocational skill). Kecakapan akademik terkait dengan bidang 5|Page

pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual. Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik (Agustina, 2012). Istilah-Istilah yang digunakan dalam pembelajaran life skill sendiri sebenarnya saling tumpang tindih sehingga ada beberapa istilah berbeda namun memiliki makna yang sama, oleh sebab itu Tan (2018) dalam penelitian membuat kerangka tentang pembelajaran life skill dari berbagai ahli sebagai berikut. Tabel 1. Framework life skill beberapa ahli (tan, 2018)

Table 2. Kategori life skill untuk pembelajaran (Tan, 2018) Cognitive life skill Problem solving skills Critical thingking and creative thinking skills Decision Making Skills Personal life skill Self awareness skills Identity development and purpose in life skill Self management skills Health and fitness skills Interpersonal life skill Communication skills Relationship skills Kedua tabel diatas menunjukkan kategori life skill dari berbagai pendapat kemudian pada tabel 2 Tan (2018) merangkum tabel 1. Walaupun ada banyak keterampilan ditempatkan dalam kategori terpisah, hal ini tidak berarti bahwa keahlian itu berbeda dan terpisah. Bahkan, mereka saling melengkapi satu sama lain. 6|Page

Gambar 2. Posisi Pengembangan life skill dalam pengembangan gagasan School based management, community based education dan broad based education (Ditjen Dikmenum, 2002 dalam Anwar, 2004) School-Based Management merupakan gagasan yang menempatkan kewenangan pengelolaan sekolah atau madrasah sebagai satu entitas sistem (Satori, 2003). Community-Based Education adalah satu gagasan yang menempatkan

orientasi

penyelenggaraan

pendidikan

pada

lingkungan

kontekstual (ciri, kondisi dan kebutuhan masyarakat) dimana kelembagaan pendidikan itu berada. Orientasi pengembangan program sekolah atau madrasah hendaknya merefleksikan ciri, sifat, dan kebutuhan masyarakat. Sedangkan Broad-Based Education adalah pendidikan berbasis masyarakat luas, yaitu kebijakan peyelenggaraan pendidikan yang diperuntukkan bagi kepentingan lapisan masyarakat terbesar. Sifat dasar yang menonjol dari lapisan masyarakat terbesar adalah pendidikan yang menekankan kecakapan atau keterampilan hidup atau bekerja; atau, secara teknis filosofis orientasi pendidikan mereka pada life skill (Anwar, 2004). C. Implementasi life skill dalam pembelajaran Melalui program Kecakapan Hidup, siswa akan dapat mengidentifikasi pandangan yang berbeda dan berlawanan dan mengungkapkan pendapat mereka sendiri tentang apa yang adil dan tidak adil dalam situasi yang berbeda. Mereka akan merumuskan pertanyaan untuk memeriksa berbagai masalah dan masalah dan mulai menilai dampaknya pada individu dan masyarakat. Mereka akan menggunakan informasi yang mereka peroleh untuk memberikan kontribusi kepada diskusi (Parry, 2014).

7|Page

Pengembangan pendidikan di sekolah atau madrasah dengan orientasi life skill dalam prakteknya menurut Satori (2003) harus melihat dan diarahkan kepada aspek-aspek berikut: 1. Pemberdayaan dan pemanfaatan potensi lokal seoptimal mungkin 2. Pemberian peluang atau fleksibilitas terhadap sekolah dalam pemilihan dan pelaksanaan pembelajaran keterampilan tertentu 3. Pemberdayaan unit-unit terkait dalam penyiapan dan pengembangan kurikulum muatan lokal yang berpijak pada perkembangan zaman dan teknologi modern. Bentuk paling efektif dari belajar dalam pendidikan kecakapan hidup adalah aktif, interaktif, relevan, kritis, kolaboratif dan partisipatif. Selain itu pendidikan kecakapan hidup juga melibatkan berbagai elemen pembelajaran seperti pengetahuan dan pemahaman, keterampilan dan bakat, serta nilai dan sikap (Parry, 2014).

Gambar 3. Hubungan antara kehidupan nyata di Masyarakat, Life skill, dan mata pelajaran (Depdiknas, 2003 dalam Agustina, 2012) Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa pembelajaran life skill merupakan jembatan yang menghubungkan antara kehidupan nyata dan mata pelajaran khusunya teori (pengetahuan). Menurut Agustina (2012) integrasi kecakapan hidup pada mata pelajaran Biologi memerlukan strategi yang efektif yaitu bagaimana mengembangkan pembelajaran Biologi berbasis kecakapan hidup. Selanjutnya dapat dilihat panah dengan garis putus menunjukkan bahwa setelah adanya pengetahuan (kognitif) berbasis life skill dapat menjadi bekal untuk kembali ke kehidupan masyarakat, diperlukan pada saat yang bersangkutan memasuki kehidupan nyata di masyarakat. Implementasi pembelajaran life skill sering diintegrasikan atau menjadi basis dari

beberapa

model

pembelajaran.

Menurut

Mujakir

(2014)

model

pembelajaran sains yang bisa diterapkan untuk pengembangan life skill antara lain: 8|Page

a. Model pembelajaran terpadu (integrated learning) dan pembelajaran kontekstual. b. Model pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses c. Model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme d. Model pembelajaran discovery inquiry e. Model pembelajaran dengan pendekatan Science Technology Society and Environment (STSE) f. Model pembelajaran kooperatif Selain model pembelajaran Mujakir (2014) juga menambahkan beberapa metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan life skill, seperti metode diskusi, metode demonstrasi dan praktikum, metode observasi dan eksperimen, metode studi lapangan (field trip), metode pemecahan masalah, metode tanya jawab, dan metode simulasi. D. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran life skill Kelebihan life skill Pembelajaran kecakapan hidup tidak mengubah acara kehidupan siswa. Namun, ini membantu siswa untuk mengatasi dengan lebih baik peristiwaperistiwa ini dan memperkaya dunia tempat mereka tinggal. Pembelajaran keterampilan hidup dapat membantu siswa menjadi lebih sadar akan: 1. Apa yang mereka lakukan 2. Bagaimana keadaan mereka 3. Bagaimana mereka memperoleh informasi 4. Bagaimana mereka berpikir, merasa, dan bertingkah laku Pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan orang lain memungkinkan siswa untuk membuat keputusan yang lebih baik. Pendidik dapat membantu siswa untuk melihat jauh ke dalam diri mereka, menemukan penyebab masalah dan mulai mengembangkan perilaku yang lebih positif (Mansor, 2017).

Kekurangan Life skill

9|Page

Kesulitan yang ditemui yaitu kecil kemungkinan pencapaian life skill dapat diperoleh langsung setelah pembelajaran selesai. Pencapaian life skill merupakan akumulasi dan Nurturant effects (efek pengiring). Akumulasi harus melalui latihan secara bertahap dan berkelanjutan, tidak sekedar memberikan pengalaman (Mujakir, 2012). Pembelajaran life skill memang banyak memberikan dampak positif bagi siswa agar bias bersaing dimasa depan, namun menurut Agustina (2012) bukan berarti pembelajaran life skill tidak memiliki kekurangan seperti berikut: 1. tidak semua materi mudah untuk langsung diintegrasikan dengan aspek life skill 2. tidak semua format tersedia dapat diimplementasikan dengan baik 3. sulit memilah antara kesadaran eksistensi diri dengan kesadaran potensi diri dari setiap pokok bahasan, serta sulit untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan yang relevan. 4. sulit memilih antara kesadaran eksistensi dari dan kesadaran potensi diri dari setiap pokok bahasan. E. Hasil-hasil penelitian mengenai pendekatan life skill Pembelajaran life skill dalam apilkasinya tidak berdiri sendiri namun terintegrasi dengan model, metode maupun pendekatan. Diantaranya ada beberapa penelitian terdahulu berbasis life skill seperti, integrasi life skill dengan active learning (Kumara, 2004), pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) berbasil life skill (Elisa dan Halim,2016), motivasi belajar dan life skill (Kiswoyowati, 2011), pengembangan LKS berorientasi life skill (Harahab, 2012), problematika pembelajaran biologi berbasis life skill dan beberapa penelitian lainnya. Saat ini sudah banyak praktisi pendidikan yang sadar akan pentingnya life skill untuk menunjang kehidupan siswa, hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa penelitian terkait dengan pendidikan life skill atau pembelajaran life skill. Menurut Simona (2014) baik guru dan peserta didik harus menyadari keterampilan hidup yang paling dibutuhkan untuk meningkatkan prospek kerja. Namun masih kurangnya pelatihan praktis untuk meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan dukungan individu yang kurang mampu berkomunikasi, memecahan masalah, literasi, dan bersikap. 10 | P a g e

Penelitian meliupti life skill tidak terbatas hanya pada aktivitas guru dalam menyamapaikan materi, tetapi dapat pula dilihat dari segi pengembangan instrumen sebagai sarana pendukung dalam belajar. Karena kecakapan hidup tidak tercantum di dalam kurikulum sehingga kecakapan hidup diintergasikan melalui tujuan dan kegiatan pembelajaran dalam hal ini adalah mata pelajaran biologi agar tidak mempengaruhi alokasi waktu yang telah ditentukan (Harahab, 2012). Oleh sebab itu pembelajaran life skill sering diintegrasikan dengan penggunaan model dan metode, seperti pada penelitian Nurohman (2006) yang menggunakan

pendekatan

sains

teknologi

masyarakat

(STM)

untuk

meningkatkan life skill. Pengunaan pendekatan STM membuat siswa lebih peka terhadap persoalan yang muncul dimasyarakat karena pendekatan tersebut menghubungkan langsung materi dengan perkembangan teknologi dan dinamika masyarakat, sehingga diharapkan siswa lebih tanggap saat menghadapinya secara nyata (life skill). Kumara

(2004)

juga

mengintegrasikan

life

skill

dengan

model

pembelajaran active learning, dari penelitiannya ditemukan bahwa terjadi kompetensi yang hendak dicapai sudah memadai, namun tidak sesuai yang diharapkan peneliti dikarenakan keterbatasan. Hal tersebeut disebabkan kurangnya pendukung dan variasi sumber belajar sehingga guru hanya terpaku pada buku tanpa alat peraga maupun sara pendukung disekitar sekolah dan penilaian yang beragam terbatas pada penggunaan LKS. Upaya pembelajaran menggunakan life skill tidak hanya terintegrasi dengan model pembelajaran saja, seperti penelitian Harahab (2012) yang berhasil mengembangkan LKS berorientasi life skill pada mata materi sistem peredaran darah. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendukung proses pembelajaran sehingga konsep life skill yang dimaksud dapat terfasilitasi dan berjalan dengan baik. Penggunaan LKS sendiri sebagai instrument pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampun siswa itu sendiri, umumnya peserta didik hanya terfokus dengan LKS yang telah disediakan sehingga kemampuan peserta didik dalam membuat prosedur atau langkah-langkah dalam dalam hal praktikum masih sangat minim (Elisa dan Halim, 2016).

11 | P a g e

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Life skill sudah diperkenalkan dari zaman dahulu terbukti dari tahun 1998, PBB mrnyatakan pendidikan kecakapan hidup dirancang untuk meningkatkan praktik dan keterampilan. Teori-teori life skill ini mengarahkan pendidikan untuk membuat siswa menyadari potensi yang dimiliki selain ilmu pengetahuan. Penerapan life skill dalam dunia pendidikan bertujuan untuk menghasilkan SDM yang memiliki keterampilan sehingga dapat bersaing dalam dunia kerja. Dengan adanya pembelajaran life skill dapat meningkatkan kualitas individu meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik karena dalam penggunaan life skill sudah mencakup sebagian besar dari ketiga aspek tersebut. Namun penerapan life skill masih memiliki kelemahan sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan life skill di dunia pendidikan. B. Saran Diharapkan kepada seluruh pendidik untuk menerapkan pendekatan life skill agar membuat siswa menjadi lebih terampil dan menyadari potensi lain yang dimilikinya sehingga siswa siap masukk ke dunia kerja dan massyarakat.

12 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA Agustina, P., dan Alanindra, S.. (2012). Problematika Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Berbasis Kecakapan Hidup (Life Skill) di Indonesia. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS “Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa”. Pada tanggal Anwar. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung : Alfabeta Badan Pusat Statistik. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia. Jakarta Ceisar, M.. (2011). Pembelajaran Biologi Menggunakan Inkuiri Terbimbing Melalui Media Animasi dan Modul Ilustratif. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi UNS “Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Menuju Pembangunan Karakter”. Pada tanggal 16 Juli 2011. Corebima. (2016). Pembelajaran Biologi di Indonesia Bukan untuk Hidup. Proceeding Biology Education Conference. Vol 13(1). Ditjen PLS (2003). Program Life skill Melalui Pendekatan Broad Based Education (BBE). Jakarta : Direktorat Tenaga Teknis Depdiknas. Elisa dan Halim. (2016). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Life skill Siswa. Prosiding Seminar Pendidikan Fisika, 24 Agustus 2016, UIN Aceh. Harahab, D. P., Raharjo, dan Nur, K. (2012). Pengembangan Lks Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill) untuk SMA Kelas XI pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia. BioEdu. Vol 1 (2). Kiswoyowati, A. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar dan Kegiatan Belajar Siswa terhadap Kecakapan Hidup Siswa. Edisi Khusus No1. ISSN 1412-565X. Mansor, A. N.. (2017). The Life skill Module (An active learning module for working with a risk student and young people). Mujakir. (2012). Pengembangan life skill dalam pembelajaran sains. Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. 8 (1). Nurohman, S. (2006). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran IPA sebagai Upaya Peningkatan Life skill Peserta Didik. Majalah Ilmiah Pembelajaran. Vol 2 (1). Parry, C., and Maria, N.. (2014). Life skill developing active citizens. Marousi : British Council. Satori, D., dan Udin, S.. (2003). Implementasi Program “Life skill ” dan “Broad-Based Education” Sebagai Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 1 (1). Simona, G. (2015). Teacher training for embedding life skill into vocational teaching. Procedia - Social and Behavioral Sciences. Vol. 180. 13 | P a g e

Singh, M.. (2003). Understanding life skill . UNESCO. Susiwi. (2007). Kecakapan Hidup (Life skill) handout. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

14 | P a g e

Related Documents

Life
October 2019 42
Life
July 2020 32
Life
May 2020 39
Life
October 2019 45
Life
April 2020 39
Life
November 2019 25

More Documents from ""